Dokumen tersebut membahas pedoman pelaksanaan audit kinerja program pemerintah. Secara garis besar mencakup kerangka acuan hukum dan etik, metodologi audit yang meliputi perencanaan, identifikasi masalah, penentuan ruang lingkup, dan kriteria audit.
2. KERANGKA PEDOMAN PEMERIKSAAN
UUD 1945
Peraturan Perundang-undangan Pemeriksaan Keuangan Negara
SPKN UUD 1945 Kode Etik
100
Pemeriksaan Keuangan
200
Pemeriksaan Kinerja
300
Pemeriksaan Dengan Tujuan
Tertentu
Pedoman Umum
Juklak
Juknis
400
Sistem Keyakinan Mutu
500
Penatalaksanaan Kertas Kerja Pemeriksaan
600
Pemeriksaan Berperspektif Lingkungan Hidup
100.001
Pemahaman dan penilaian SPI
Pemeriksaan Keuangan
100.002
Pemahaman dan penilaian Risiko
Pemeriksaan
100.003
Penetapan Batas Materialitas
Pemeriksaan Keuangan
100.004
Penentuan Metode Uji Petik
Pemeriksaan Keuangan
101.000
Pemeriksaan LKPP dan LKKL
102.000
Pemeriksaan LKPD
103.000
Pemeriksaan atas Laporan
Keuangan Bank Indonesia
301.000
Pemeriksaan Investigatif
302.001
Pemeriksaan Kepatuhan
Pengelolaan Limbah RSUP/RSUD
302.002
Pemeriksaan Kepatuhan
Pengendalian Pencemaran Udara
303.000
Pemeriksaan Pengadaan Barang
dan jasa
304.000
Pemeriksaan Subsidi Listrik
305.000
Pemeriksaan Subsidi Pangan
306.000
Pemeriksaan PNBP dan PAD
Pertambangan
400.001
Reviu Pemeriksaan
200.001
Penentuan Area Kunci
200.002
Penentuan Kriteria
3. PENGERTIAN
PEMERIKSAAN KINERJA
Menurut UU No. 15 Tahun 2004 Pasal 4 Ayat 3
Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi,
aspek efisiensi serta aspek efektivitas.
Menurut INTOSAI
Pemeriksaan kinerja sebagai suatu pemeriksaan yang independen atas
efisiensi dan efektivitas kegiatan, program, dan organisasi pemerintah,
dengan memperhatikan aspek ekonomi, dengan tujuan untuk
mendorong ke arah perbaikan
4. PENGERTIAN
PEMERIKSAAN KINERJA
Terminologi lain yang dikenal dari pemeriksaan kinerja adalah
value for money audit yang digunakan di Inggris, Kanada dan
beberapa negara persemakmuran, yang diartikan sebagai
suatu proses penilaian atas bukti-bukti yang tersedia untuk
menghasilkan suatu pendapat secara luas mengenai
bagaimana entitas menggunakan sumber daya secara
ekonomis, efektif dan efisien
5. STANDAR PELAKSANAAN
PEMERIKSAAN KINERJA
Pemeriksaan dilaksanakan berdasarkan SPKN yang disusun dan
ditetapkan berdasarkan BPK melalui Peraturan BPK RI No.1 tahun 2007.
Berdasarkan SPKN PSP 04, standar pelaksanaan pemeriksaan kinerja
meliputi:
1. Perencanaan
2. Supervisi
3. Bukti Pemeriksaan, dan
4. Dokumentasi Pemeriksaan
6. METODOLOGI PEMERIKSAAN KINERJA
1. Pengidentifikasian
Masalah
Ukuran Kinerja Pemeriksaan :
Standar Pemeriksaan
Panduan Manajemen Pemeriksaan
Tujuan dan Harapan Penugasan
2. Penentuan Area
Kunci
3. Penentuan Obyek,
Tujuan dan Lingkup
Pemeriksaan Kinerja
4. Penetapan
Kriteria
5. Penyusunan
P2 dan PKP
8. Perolehan Tanggapan
Resmi dan Entitas
7. Penyusunan Temuan
Pemeriksaan
6.Pengujian Data
9. Penyampaian Temuan
Pemeriksaan pada Entitas
10. Penyusunan Konsep
LHP
11. Perolehan Tanggapan
Rekomendasi
12. Penyusunan dan
Penyampaian LHP
SUPERVISI – KENDALI DAN PENJAMINAN MUTU
(Supervisi, Quality Control & Assurance )
Dokumentasi
PERENCANAAN PELAKSANAAN PELAPORAN
7. PERENCANAAN PEMERIKSAAN
Tujuan Perencanaan Pemeriksaan
Mempersiapkan suatu program pemeriksaan yang
akan digunakan sebagai dasar bagi pelaksanaan
pemeriksaan sehingga pemeriksaan dapat berjalan
secara efektif dan efisien.
Dalam perencanaan pemeriksaan, pemeriksa
mengumpulkan informasi untuk menentukan
kebijakan awal mengenai lingkup pemeriksaan, biaya,
waktu dan keahlian yang diperlukan.
8. PENGIDENTIFIKASIAN MASALAH
Dasar Pengidentifikasian Masalah
SPKN PSP 04 Paragraf 10
Tujuan Pengidentifikasian Masalah
a. Memahami rencana strategis dan Kebijakan Badan tentang
pelaksanaan pemeriksaan kinerja;
b. Memperoleh data, informasi, serta latar belakang organisasi,
program dan fungsi pelayanan publik yang diperiksa mengenai
hal-hak yang berhubungan dengan input, proses, output dan
outcome.
c. Mengetahui landasan hukum atas kegiatan dan program dari
organisasi, program dan fungsi pelayanan publik yang diperiksa.
d. Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada
e. Memahami tugas-tugas dan kewajiban-kewajiban yang diemban
oleh entitas yang diperiksa
9. PENGIDENTIFIKASIAN MASALAH
Input yang diperlukan dalam Pengidentifikasian Masalah
a. Peraturan perundang-undangan seperti : UU, Keppres, Inpres,
Perpres, PP, Kepmen, Keputusan Dirjen, Surat Edaran Direktur,
Keputusan dan Surat Edaran Kepala Dinas, AD/ART
BUMN/BUMD, Keputusan Direksi dan Company Profile
BUMN/BUMD.
b. Rencana Strategis BPK dan kebijakan Badan tentang
pemeriksaan kinerja.
c. Laporan pemeriksaan dari pemeriksa sebelumnya.
d. RJP, RKA dan laporan tahunan entitas.
e. Kebijakan entitas dan risalah-risalah yang berkaitan
10. PENGIDENTIFIKASIAN MASALAH
Input yang diperlukan dalam Pengidentifikasian Masalah (lanjutan)
f. Struktur Organisasi, SOP dan petunjuk operasional.
g. Hasil evaluasi terhadap program entitas dan rencana kerja
pemeriksa intern dan laporan hasil pemeriksaannya.
h. Hasil diskusi dengan manajemen dan stakeholder.
i. Hasil liputan media masa
j. Hasil penelaahan informasi dari internet
k. Hasil database entitas yang dikelola oleh BPK
l. Sumbangan bahan dari Satker non pemeriksa seperti
Bibankum, Humas, EPP dan Litbang
11. PENGIDENTIFIKASIAN MASALAH
Petunjuk Pelaksaanaan Pengidentifikasian Masalah
a. Dapatkan dan pelajari rencana strategi BPK serta kebijakan
Badan tentang pemeriksaan kinerja
b. Pelajari sejarah dan latar belakang entitas yang diperiksa
c. Reviu struktur organisasi
d. Reviu hasil pemeriksaan sebelumnya
e. Analisis dokumen anggaran dan entitas yang diperiksa
f. Analisis SOP dari entitas yang relevan dengan tujuan
pemeriksaan
g. Analisis AD/ART, RJP, dan RKA dari entitas yang diperiksa
12. PENGIDENTIFIKASIAN MASALAH
Petunjuk Pelaksaanaan Pengidentifikasian Masalah (lanjutan)
h. Jika diperlukan, lakukan observasi singkat di lokasi kegiatan utama
entitas
i. Jika diperlukan, lakukan interviu/wawancara dengan manajemen
j. Reviu peraturan-peraturan yang mendasari program yang
diperiksa
k. Lakukan inventarisasi tolok ukur, standar atau KPI yang telah
diterapkan entitas
l. Teliti kemungkinan adanya hambatan dan penyalahgunaan
wewenang yang dilakukan entitas.
m.Pelajari kemungkinan adanya batasan-batasan berdasarkan
peraturan atau kebijakan institusi.
n. Dapatkan dan inventarisasi isu-isu mutakhir tentang permasalahan
yang sedang diatasi entitas
o. Buatlah keseimpulan mengenai permasalahn yang berhasil
diidentifikasi dalam tahap ini.
13. PENGIDENTIFIKASIAN MASALAH
Output dari kegiatan Pengidentifikasian Masalah
a. Gambaran umum dari kegiatan/program dari entitas
yang diperiksa.
b. Hasil reviu peraturan perundang-undangan yang
meliputi kewenangan, maksud dan tujuan serta struktur
organisasi.
c. Informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja entitas
d. Kesimpulan umum tentang identifikasi masalah.
14. PENENTUAN AREA KUNCI
Dasar Penentuan Area Kunci
1. SPKN PSP 04 Paragraf 07 s.d paragraf 09
2. SPKN PSP 04 Paragraf 11 s.d paragraf 15
3. SPKN PSP 04 Paragraf 16 s.d paragraf 26
Tujuan Penentuan Area Kunci
a. Menilai apakah entitas telah memiliki sistem pengendalian yang
memadai untuk mengidentifikasi risisko-risiko kelemahan
pengendalian yang akan dijadikan untuk pertimbangan dalam
menentukan area kunci.
b. Mempertimbangkan pengaruh peraturan perundang-undangan
yang signifikan dan risiko kecurangan yang mungkin terjadi dan
merancang prosedur untuk bisa memberikan keyakinan yang
memadai bahwa kecurangan tersebut dapat dideteksi.
c. Menentukan area-area kunci yang memiliki risiko tinggi untuk
dilakukan pemeriksaan.
15. PENENTUAN AREA KUNCI
Input yang diperlukan
a. Hasil kajian pengidentifikasian masalah
b. Hasil telaahan pemeriksa tentang kualitas SPI entitas
c. Hasil diskusi dengan pimpinan/manajemen entitas dan komite
pemeriksaan entitas.
d. Hasil diskusi dengan personil satuan kerja pengawas intern dan
meninjau ulang laporan hasil pemeriksaan intern.
e. Peraturan dan perundang-undangan yang secara signifikan
berpengaruh terhadap entitas.
f. Hasil olahan database entitas yang dikelola oleh BPK.
g. Hasil kajian atau kumpulan informasi yang disediakan oleh unit non
pemeriksa BOK.
h. Hasil kuesioner, wawancara, observasi dan metodologi pengumpulan
data lainnya yang digunakan oleh pemeriksa dalam mengumpulkan
data dan informasi dalam tahap perencanaan pemeriksaan ini.
16. PENENTUAN AREA KUNCI
Petunjuk Pelaksanaan
a. Mempertimbangkan Sistem Pengendalian Intern.
b. Mempertimbangkan pengaruh peraturan perundang-undangan
yang signifikan
c. Identifikasi potensi terjadinya kecurangan
d. Menetapkan area kunci
• Output
output dari kegiatan penilaian terhadap area kunci ini adalah
teridentifikasinya area-area kunci yang menjadi fokus pemeriksaan.
• Pendokumentasian
Seluruh pengkajian pemeriksaan harus didokumentasikan. Secara
keseluruhan pendokumentasian dapat dijadikan sebagai KKP.
17. PENENTUAN OBJEK, TUJUAN DAN
LINGKUP PEMERIKSAAN
Input dalam Penentuan Objek, Tujuan dan Lingkup
Pemeriksaan
a. Output dari Kegiatan Pengidentifikasian Masalah
b. Output dari Kegiatan Penentuan Area Kunci
Petunjuk Pelaksanaan
a. Menentukan objek pemeriksaan
b. Menentukan tujuan pemeriksaan
c. Menentukan lingkup pemeriksaan
18. PENETAPAN KRITERIA PEMERIKSAAN
Dasar Penetapan Kriteria Pemeriksaan
SPKN PSP 04 Paragraf 27
Tujuan Penetapan Kriteria Pemeriksaan
a. Memberikan dasar yang baik sebagai alat komunikasi dalam
tim pemeriksaan dan dengan manajemen pemeriksa mengenai
sifat pemeriksaan
b. Memberikan dasar yang baik sebagai alat komunikasi dengan
entitas yang diperiksa
c. Menghubungkan tujuan pemeriksaan dengan program
pemeriksaan yang dilaksanakan selama tahap pelaksanaan
pemeriksaan.
d. Memberikan dasar pada tahap pengumpulan data dan
penyusunan prosedur pemeriksaan
e. Memberikan dasar dalam menyusun temuan pemeriksaan
19. PENETAPAN KRITERIA PEMERIKSAAN
Input yang diperlukan dalam penetapan kriteria pemeriksaan
a. Output dari kegiatan perencanaan sebelumnya
b. Standar atau norma yang dikembangkan sendiri secara teknis oleh entitas
c. Pendapat ahli dan organisasi profesional dan institusi penentu standar
d. Kriteria yang telah digunakan pada pemeriksaan sejenis sebelumnya
e. Kriteria yang digunakan oleh institusi pemeriksa lain
f. Kinerja tahun-tahun sebelumnya
g. Dokumen perencanaan awal seperti studi kelayakan dan rencana yang telah
disetujui
h. Anggaran entitas yang diperiksa
i. Kinerja entitas lain yang sejenis
20. 20
PENETAPAN KRITERIA PEMERIKSAAN
Petunjuk pelaksanaan penetapan kriteria pemeriksaan
1. Teliti apakah entitas telah memiliki kriteria sesuai dengan tujuan
pemeriksaan kinerja.
2. Bila ada tentukan apakah kriteria tersebut telah memenuhi
karakteristik yang baik.
3. Bila tidak ada atau bila ada, tetapi tidak memenuhi karakteristik
kriteria yang baik, maka pemeriksa harus mengembangkan
kriteria sendiri.
4. Dalam rangka pengembangan kriteria sendiri pemeriksa harus
melakukan pendekatan-pendekatan.
5. Komunikasikan kriteria yang akan dipakai kepada entitas sebelum
pemeriksaan dilaksanakan untuk mendapatkan kesepakatan
bersama mengenai dasar pengukuran kinerja yang digunakan
dalam pemeriksaan atas objek yang diperiksa
21. PENETAPAN KRITERIA PEMERIKSAAN
Output penetapan kriteria pemeriksaan
Kesimpulan menganai standar yang akan digunakan sebagai pembanding
terhadap praktek-praktek yang berjalan, meliputi :
a. Kelompok kriteria (ekonomi, efisiensi, efektivitas)
b. Jenis kriteria
c. Penjelasan setiap jenis kriteria
d. Satuan pengukuran
e. Sumber data
f. Standar ukuran kinerja
g. Tanggapan entitas
• Pendokumentasian
Seluruh pengkajian pemeriksaan harus didokumentasikan. Secara
keseluruhan pendokumentasian dapat dijadikan sebagai KKP.
22. Manfaat
Mendorong Entitas meningkatkan kinerjanya
Memperbaiki kelemahan
Persuasif dalam memberikan Rekomendasi
Mengemukakan kinerja (positif dan negatif)
24. Konsekuensi
Audit Kinerja mengambil posisi hipotesis pada perbaikan kinerja entitas
Rekomendasi menjadi jantung
Pemeriksa harus mampu memprediksi “impact to governance” atau dampak dari
pemeriksaannya pada peningkatan kinerja entitas
Kesesuaian logis antara Pemeriksaan Pendahuluan dan Pemeriksaan Terinci wajib
dijaga
25. Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja
Pemahaman
entitas dan
identifikasi
masalah
Penentuan
area kunci
Area Kunci (Area 2)
Faktor Seleksi
Signifikansi Impact Resiko Auditabilitas
Area-area Terpilih
Area 1 Area 2 Area 3
Uji Kehandalan SPI
Kualitas SPI Pengaruh peraturan
Identifikasi potensi
kecurangan
Identifikasi Masalah
Gambaran Umum
entitas (IPOO)
Reviu peraturan
Faktor yang
pengaruhi kinerja
Kesimpulan umum
identifikasi masalah
29. Aspek 3E
Ekonomis Perolehan Input
EfisiensiInput-Output
Efektivitas
Output-Outcome
Efektivitas Program
Efektivitas Manajerial
Pendekatan
Hasil
Proses
Masalah
30. Ekonomis
Hasil
• Apakah HPS
telah sesuai
dengan harga
standar
Proses
• Apakah proses
pengadaan telah
sesuai ketentuan
Masalah
• Apakah
pelelangan
dapat terjamin
dari bebas arisan
31. Efisiensi
Hasil
• Apakah
penggunaan Imput
telah sesuai rencana
Proses
• Apakah entitas telah
merancang sumber
daya secara
memadai untuk
menghasilkan
output
Masalah
• Apakah masalah
pembengkakan
biaya produksi telah
dapat teratasi
32. Efektivitas
Hasil
• Apakah Manfaat telah
tercapai?
• Apa dan berapa
manfaat Output?
Proses
• Apakah pengelolaan
Output mendukung
pencapaian Manfaat?
• Apakah pengelolaan
Output telah
direncanakan secara
memadai?
Masalah
• Apakah hambatan/
masalah dalam
pencapaian Manfaat
telah teratasi?
• Apakah terdapat
masalah dalam
pencapaian Manfaat?
33. Apa yang harus diperhatikan…?
Konsisten pada logical flow
Merumuskan permasalahan
Merumuskan riset questions untuk mengidentifikasi elemen kinerja sesuai tujuan
pemeriksaan
Memahami berbagai pendekatan untuk merumuskan desain pemeriksaan
34. Consistent with Logical Flow
Ekonomis: Biaya Input >< Input
Efisiensi: Analisis Proses, Input >< Output
Efektivitas: Output >< Outcome
BIAYA
INPUT
EKONOMI
INPUT PROSES
EFISIENSI
OUTPUT OUTCOME
EFEKTIFITAS
TIPS
Tetapkan titik/point analisis
Rumuskan MGM/BMP/P2
secara tepat
3 Langkah utama
35. Merumuskan masalah
Auditi sebagai entitas
{Unsur, Aspek, Karakteristik,
Kegiatan, Tusi} apa yang akan
diaudit?
Find it first before continue to next
step…
Alasan…
Permasalahan…
Harapan…
Kritik…
Penentuan topik potensial
LHP Auditi, pengaduan, dll
Permasalahan signifikan
(dan tentative solutions)
Diskusi dengan Pimpinan
Auditi, Stakeholders dan
penerima manfaat
Hipotesa awal
36. Penentuan topik potensial
Mengumpulkan data dan
informasi
Hipotesa awal
Inventarisasi topik
Review Renstra Auditi
Review RPJM
Review isu di masyarakat
Review LHP sebelumnya
Memilih topik
Signifikansi anggaran
Kepentingan publik dan politik
Signifikansi program
Auditabilitas
Dampak lingkungan
37. Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja
Harapan
Masyarakat
Kepentingan
Pemerintah
Kepentingan
Lainnya
Kepentingan Legislatif AUDIT
Penentuan topik potensial
38. Merumuskan pertanyaan riset
Identifikasi Masalah
• Masalah
• Key Areas
• Elemen kinerja
• Hipotesa
Cara Menyelesaikan
• Tujuan Pemeriksaan
• Pertanyaan Riset
• ADM/MGM/P2
Solusi
• TP
• Kesimpulan
• Rekomendasi
39.
40.
41.
42. PENANGANAN KAWASAN PERMUKIMAN
KUMUH
1. Penentuan tujuan dan lingkup pemeriksaan
Dalam pemeriksaan kinerja program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) sebagai berikut:
“Tujuan Pemeriksaan Progam adalah untuk menilai aspek ekonomi, efisien dan efektivitas penyelenggaraan program KOTAKU”
Lingkup Pemeriksaan
Program KOTAKU yang diselenggarakan oleh Dirjen Cipta Karya mulai tahun 2015 sampai dengan tahun 2019, dengan sasaran pemeriksaan
adalah:
Keekonomisan dalam pelaksanaan Program KOTAKU, dengan sasaran pemeriksaan yaitu
a. Keekonomisan dalam pengadaan barang dan jasa yang dilakukan oleh penyelenggara Program KOTAKU
b. Keekonomisan dalam penetapan Anggaran Program KOTAKU
Efisiensi dalam pelaksanaan Program KOTAKU, dengan sasaran pemeriksaan yaitu :
a. Efisiensi dalam penyediaan Program KOTAKU
b. Efisiensi dalam pengelolaan dana Program KOTAKU
Efektifitas Program KOTAKU, dengan sasaran pemeriksaan yaitu :
a. Efektifitas Sasaran Program KOTAKU
b. Efektifitas pengelolaan sarana dan prasaran pendukung Program KOTAKU
Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja
44. Tahapan dalam Juklak
Pengujian
data
• pengumpulan bukti
• pengujian bukti
• pengujian atas
kepatuhan terhadap
perundangan
• Pengujian atas
kualitas pelaksaaan
pengendalian intern
Perumusan
TP
• Penyusunan Konsep
TP
• Penyerahan ke
entitas
Tanggapan
• Peroleh tanggapan
• Diskusi
Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja
45. Tahap pelaksanaan: process overview
Prosedur
Pertanyaan
Tujuan Menilai keberhasilan Program BPJS
Peserta BPJS melampaui
target nasional
Langkah Langkah
Ragam Kebijakan melampaui target
pelayanan Nasional
Langkah
Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja
46. Tahap pelaksanaan: process overview
Pengumpulan Bukti
Wawancara
Survey lapangan
Walkthrough
Observasi
Konfirmasi
Analisa & Pengujian Bukti
Review dokumen
Analisa komparasi
Analisa before-after
Analisa cost-benefit
SWOT
Fish bone
Penulisan temuan
Identifikasi gap
Analisa gap
Akibat
SebabTahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja
TP
INPUT OUTPUT
47. Process overview: Esensi tahap pelaksanaan
Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja
Bukti
Bukti capain kinerja
Bukti suatu faktor mempengaruhi kinerja
Hasil pengujian auditor atas aspek kinerja
Temuan
Tercapai/tidak suatu rencana
Kegagalan mencapai target kinerja
Deviasi dari rencana
Simpulan
Keberhasilan pencapaian kinerja
Dampak tidak tercapainya suatu target kinerja
Kendala capaian kinerja
√
√
48. Simpulan pada tahap pelaksanaan
Pertanyaan Audit/
Kriteria Utama
Tujuan Pemeriksaan
Simpulan Simpulan
Simpulan
Simpulan
Simpulan
Simpulan
Prosedur/Langkah/
Teknik
Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja
PELAKSANAAN PELAPORAN
49. Syarat bukti menurut SPKN
CUKUP
Cukup jumlah
Cukup substansi
KOMPETEN
Faktual
Dari sumber yang benar
Diperoleh dengan cara yang benar
RELEVAN
Sesuai dengan tujuan pemeriksaan
Substansi menjawab langkah
VALID
Up-to-date
Benar
HANDAL
Kuat sebagai bukti
Nyata tidak terbantahkan
Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja
Bukti yang cukup, kompeten, dan relevan harus
diperoleh untuk menjadi dasar yang memadai
bagi temuan dan rekomendasi pemeriksa
Bukti dapat digolongkan menjadi bukti fisik,
dokumenter, kesaksian (testimonial) dan
analisis
50. Bukti apa yang perlu diperoleh
Bergantung pada pendekatan dan aspek kinerja
Hasil, Proses, Masalah
Ekonomis, Efisiensi, Efektivitas
Ingat... Bahwa suatu bukti dapat saja merepresentasikan banyak aspek (keuangan, kinerja,
kepatuhan, dll)
Dimensi waktu suatu Bukti
Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja
Sebab
Kondisi
Akibat
Dampak
51. Bukti bergantung pendekatan pemeriksaan kinerja
Hasil
• Berapa capaian kinerja
• Apa output dan outcome
yang teridentifikasi
Proses
• Apa yang dilakukan
entitas
• Bagaimana entitas
menyelesaikan tahapan
kegiatan
Masalah
• Apa masalah yang utama
• Bagaimana menyelesaikan
masalah tersebut
• Apa penyebab masalah
utama
Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja
52. Ilustrasi perolehan & analisis bukti
(Pendekatan Hasil/Output)
Pertanyaan Audit • Peserta BPJS melampaui target nasional
Prosedur
• Peroleh data jumlah peserta BPJS nasional
• Peroleh data target nasional dalam Restra
• Bandingkan realisasi terhadap target
TP • Peserta BPJS tidak mencapai target
nasional
Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja
54. Temuan Pemeriksaan
Fungsi
Media komunikasi Tim mengenai hasil
audit
Diserahkan untuk memperoleh
Tanggapan
Pelaksanaan P2 oleh KT
Reviu oleh PT
Sistematika
Judul
Kondisi
Kriteria
Akibat
Sebab
Tanggapan
Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja
55. TP pada audit Kinerja
Unsur yang dibutuhkan tergantung pada Tujuan audit
TP harus menjawab Pertanyaan Pemeriksaan dan Tujuan Pemeriksaan
Penyusunan TP perlu mempertimbangkan informasi yang diperlukan untuk
perumusan Simpulan dan Rekomendasi
Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja
56. Menulis...
Sistematika paragraf
Main idea followed by explanatory sentences
Konsistensi penggunaan Aktif-Pasif
Sesuai logika
What come first and later
Efektivitas bahasa
Bahasa yang efektif
Panjang kalimat
Tidak redundant
Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja
58. Logical Consistentency
INPUT
Luas Lahan New Site Development
Jumlah unit Rumah
PROCESS
Membangun system infrastruktur permukiman
melalui pembangunan infrastruktur skla regional,
dan pembangunan kawasan strategi nasional
Fasilitas pemerintah provinsi, kabupaten melalui
pendampingan Penyusunan NSPK
Pemberdayaan /peningkatan kapasitas
masyarakat
OUTPUT
Menurunnya luas kawasan pemukiman kumuh
Meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat
masyarakat dan pencegahan kumuh
OUTCOME
Meningkatnya akses infrastruktur dan pelayanan
dasar untuk mewujudkan pemukiman perkotaan
yg layak huni, produktif dan berkelanjutan
Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja
59. 2. Penulisan Ringkasan Eksekutif
Ringkasan Eksekutif memuat:
Dasar hukum audit;
Profil obyek audit/ Gambaran Umum entitas (beberapa Laporan audit tidak
memuat);
Alasan audit;
Tujuan audit;
Lingkup audit, kriteria audit, simpulan, tanggapan, temuan signifikan dan
rekomendasi BPK; dan
Capaian
60. 3. Pendahuluan
Memuat:
Dasar hukum pemeriksaan;
Tujuan pemeriksaan;
Sasaran pemeriksaan;
Metode pemeriksaan: Kriteria, teknik;
Jangka waktu pemeriksaan;
Tahun anggaran yang diperiksa; dan
Batasan pemeriksaan
61. 4. Gambaran Umum
Gambaran Umum Memuat:
Penjelasan singkat kegiatan obyek pemeriksaan;
Tujuan kegiatan obyek pemeriksaan;
Bentuk/ profil kegiatan Obrik;
Anggaran yang diperiksa; dan
Profil pemangku kepentingan obyek pemeriksaan.
62. 5. Penyajian hasil Audit
Hasil Audit yang disajikan dengan bab tersendiri untuk setiap area kunci yang
diperiksa.
Unsur-unsur temuan disajikan mengalir tanpa blocking
Hasil audit mencakup:
Kondisi, kriteria, akibat, sebab, simpulan tiap area kunci, rekomendasi, dan tanggapan
entitas.
63. 5. Penyajian hasil audit
4. Kriteria pada TP: hanya yang relevan dengan temuan;
5. Penuangan Akibat dalam TP:
Pemahaman yang baik mengenai proses bisnis entitas,
Pemahaman dan perumusan kondisi yang baik, serta
Relevansi antara kondisi dengan kriteria yang baik, logis dan argumentatif;
Akibat langsung, bukan tidak langsung
64. 5. Penyajian Hasil Audit
6. Penuangan unsur Sebab:
Sebab merupakan kondisi dimana bila ditindak lanjuti, maka akan mencapai kriteria yang
ditetapkan.
Unsur sebab bukan merupakan pengulangan dari kondisi. Misal: kondisi TP adalah terjadi
pelanggaran terhadap peraturan tertentu, maka sebab merupakan penjelasan logis dari kondisi
tersebut.
65. 7. Permasalahan
8. Pemberian rekomendasi:
Konstruktif;
Dapat dicapai entitas;
Menyelesaiakan masalah yang dimuat
dalam kondisi;
Tepat sasaran; dan
Mempertimbangkan biaya.
66. 5. Penyajian hasil Pemeriksaan
9. Simpulan
Kuantitatif
Kualitatif
3E atau deskritptif (menjelaskan
gambaran hasil pemeriksaan secara
umum).
67. 7. Permasalahan
Temuan positif/ capaian entitas?
Bagaimana dengan kriteria yang tidak disepahami/ disepakati?
Sebab utama berada di luar kewenangan entitas