SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
A. KONSEP DASAR
EPIDEMIOLOGI
1
DEFINISI & TERMINOLOGI EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi (Bahasa
Yunani)
▰ Epi = berarti pada
atau terhadap
▰ Demos = masyarakat
▰ Logos = ilmu
2
Epidemiologi adalah ilmu
yang mempelajari
penyebaran dan faktor
penentu kejadian/keadaan
yang berhubungan dengan
kesehatan dalam
masyarakat tertentu dan
penerapan ilmu ini dalam
mengendalikan masalah-
masalah kesehatan.
Merefleksikan
beberapa
prinsip penting
PRINSIP PENTING PENERAPAN EPIDEMIOLOGI
1. Epidemiologi sebagai Ilmu
▰ Ilmu berkembang untuk 3 tujuan utama: menjelaskan (explanation), memprediksi (prediction), dan
mengendalikan (control) (Strevens,2011).
▰ Sebagai ilmu epidemiologi bertujuan untuk menjelaskan terjadinya fenomena, meramalkan
fenomena, mengontrol fenomena menggunakan metode ilmiah agar bermanfaat dan tidak
merugikan manusia.
▰ Dengan metode ilmiah, epidemiologi dapat menjelaskan distribusi dan determinan penyakit,
meramalkan terjadinya penyakit, dan menemukan strategi yang tepat untuk mengontrol terjadinya
penyakit pada populasi sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting
(Slattery,2002).
3
PRINSIP PENTING PENERAPAN EPIDEMIOLOGI
2. Keadaan dan Peristiwa Terkait Kesehatan
▰ Epidemiologi mempelajari tidak hanya penyakit tetapi juga aneka keadaan dan peristiwa terkait
kesehatan, meliputi status kesehatan, cedera (injuries), dan berbagai akibat penyakit seperti
kematian, kesembuhan, penyakit kronis, kecacatan, disfungsisisa, komplikasi, dan rekurensi.
▰ Keadaan terkait kesehatan meliputi pula perilaku, penyediaan dan penggunaan pelayanan
kesehatan.
Dengan berkembangnya iptek, epidemiologi kini telah berkembang pesat. Beberapa cabang
epidemiologi diantaranya epidemiologi klinik, epidemiologi kesehatan kerja, epidemiologi Lingkungan,
epidemiologi gizi dan lain-lain.
4
TRIAD EPIDEMIOLOGI
5
EPIDEMIOLOGI PADA PEMECAHAN MASALAH
KESEHATAN
▰ Pendekatan Epidemiologi dapat di aplikasikan dalam menyelesaikan permasalahan
kesehatan masyarakat, dengan melihat 4 W dan 1 H
6
WHAT
Ex : Penyakit Demam
Berdarah di suatu wilayah “
Z”. Masalah penyakit Demam
Berdarah ini harus ditemukan
secara pasti
WHO
Siapa yang terserang penyakit
ini (menurut umur, jenis
kelamin ), Berapa banyak
yang terserang Demam
Berdarah ?
WHERE
Dimana tempat nya / lokasi
penyebarannya (peta
kejadian dapat dipilah
menurut RT/ RW/ Desa/ Kec/
Kab/Provinsi)
WHEN
Kapan, sejak kapan, berapa
lama
HOW
Bagaimana cara
mengatasinya
MANFAAT EPIDEMIOLOGI
1. Membantu pekerjaan administrasi Kesehatan (manajemen kesehatan), mulai dari Perencanaan
(P1), Pelaksanaan (P2) dan Monitoring Evaluasi (P3).
2. Menerangkan sebab suatu masalah kesehatan .
Bila diketahui sebab-sebab masalah maka dapat disusun langkah langkah penanggulangan
atau pencegahannya dan pengobatannya.
3. Menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan.
4. Menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit
7
BEBERAPA ISTILAH TERKAIT KARAKTERISTIK
EPIDEMIOLOGI
8
EPIDEMI
Keadaan dimana di suatu
wilayah terdapat penyakit /
masalah kesehatan yang
menyebar secara singkat.
PANDEMI
Keadaan dimana suatu wilayah
terdapat penyakit yang
menyebar secara singkat,
meningkat dan luas wilayah
menyebar.
ENDEMI
Keadaan dimana suatu wilayah
terdapat penyakit / masalah
kesehatan ,frekwensinya
meningkat dan menetap untuk
jangka waktu lama
SPORADIK
Keadaan dimana suatu
masalah kesehatan yg
frekwensinya berubah –ubah
menuriut perubahan waktu.
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT
9
Sumber: Materi dasar - dasar
Epidemiologi Diklat Jafung
Epidemiologi Ahli-PAEI
10
▰ Periode Pre-Patogenesis
Periode sebelum manusia sakit terdapat interaksi antara faktor faktor host agent dan environmen
yang berlangsung terus menerus
▰ Periode Patogenesis
Perjalanan penyakit mulai interaksi pertama dengan stimulus yang merangsang terjadinya penyakit
sampai terjadi perubahan bentuk dan fungsi dari jaringan sampai keseimbangan tercapai (sembuh,
carrier, cacat atau meninggal).
11
▰ Proses perjalanan penyakit dimulai dengan paparan yang tepat atau akumulasi faktor penyebab
yang cukup pada pejamu yang rentan (biasanya mikro organisme).
▰ Proses selanjutnya yaitu perubahan patologis (biasanya tidak terlihat pada individu yang
bersangkutan).
▰ Tahapan sub-klinis yang dimulai dari paparan awal hingga muncul gejala awal disebut sebagai
masa inkubasi untuk penyakit menular, dan masa laten untuk penyakit tidak menular atau kronis.
▰ Masa inkubasi/laten bisa terjadi dalam waktu singkat (hitungan detik) untuk penyakit hipersensitif
dan respon terhadap racun
▰ Juga bisa sangat lama untuk penyakit kronis tertentu.
▰ Terkadang untuk satu penyakit, karakteristik masa inkubasinya bisa berbeda-beda.
12
▰ Gejala awal menandai perpindahan dari sub-klinis menuju tahap klinis.
▰ Umumnya diagnosis dilakukan pada tahap klinis.
▰ Namun untuk beberapa individu proses terjadinya penyakit tidak sampai pada tahapan klinis
penyakitnya bisa tampak.
▰ Sedangkan pada beberapa individu, proses terjadinya penyakit bisa berakibat pada spektrum yang
luas, bertingkat dari yang ringan sampai yang sangat parah atau fatal.
▰ Pada akhirnya,proses penyakit berakhir dengan kesembuhan,kecacatan atau kematian.
RANTAI INFEKSI
▰ Terjadinya penyakit infeksi adalah adanya hasil interaksi dari agent,host dan environment.
▰ Rantai infeksi dapat diuraikan bahwa perpindahan terjadi ketika agen meninggalkan
reservoir melalui pintu keluar (portal of exit),diteruskan dengan beberapa model
perpindahan/transmisi, dan memasuki pejamu yang rentan (susceptible host)melalui pintu
masuk yang tepat (portal of entry).
13
(1) RESERVOIR
▰ Reservoir agen pembawa infeksi adalah tempat agen untuk hidup,tumbuh dan berkembang biak.
▰ Reservoir meliputi manusia, binatang dan lingkungan.
▰ Manusia rentan terhadap penyakit dengan reservoir hewan.
▰ Kebanyakan penyakit ini ditularkan dari binatang ke binatang, manusia berperan sebagai host yang
insidental.
▰ Tumbuhan, tanah dan air juga merupakan reservoir bagi agen pembawa infeksi.
▰ Istilah zoonosis mengacu pada penyakit menular yang ditularkan dari hewan kepada manusia atau
sebaliknya.
▰ Beberapa penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia tersebut meliputi :
▻ Brucellosis (sapi, kambing dan babi)
▻ Anthrax (domba, kambing dan kerbau/banteng)
▻ Plague (binatang pengerat)
▻ Trichinosis (babi hutan)
▻ Rabies (kelelawar, raccoons, anjing dan mamalia yang lain) 14
(2) MODEL PERPINDAHAN
Cara agent berpindah dari reservoir menuju host (pejamu) yang rentan, dikelompokkan sebagai berikut:
▰ Langsung
Penularan langsung dari orang ke orang lain adalah agen penyakit ditularkan langsung dari
seorang infeksius ke orang lain melalui hubungan intim (kontak seks), penyakit yg ditimbulkan
antara lain GO,syphilis,HIV. Model perpindahan secara langsung melalui:
▻ Kontak Langsung
▻ Penyebaran droplet
▰ Tidak Langsung
▻ Udara
▻ Vehicle
▻ Vektor
▻ Perpindahan mekanis
▻ Perpindahan biologis
15
(3) HOST (PEJAMU)
▰ Rantai infeksi yang terakhir adalah pejamu rentan (susceptible Host).
▰ Kerentanan pejamu tergantung pada faktor genetis, faktor umum lainnya yang mempengaruhi
kemampuan individu untuk kebal terhadap infeksi atau untuk membatasi patogenitas dan imunitas
spesifik buatan.
▰ Faktor umum yang melawan infeksi meliputi kulit, lapisan lendir, asam lambung, rambut yang ada di
saluran pernafasan, refleks batuk, dan respon imun non-spesifik.
▰ Sedangkan faktor umum yang bisa memunculkan infeksi adalah kurang gizi, alkohol dan penyakit
atau terapi yang merusak sistem kekebalan tubuh.
▰ Kekebalan buatan spesifik adalah antibodi pelindung yang diarahkan pada agen spesifik.
▰ Antibodi-antibodi ini berkembang untuk merespon infeksi,vaksin atau toksoid (kekebalan aktif) atau
terbentuk dengan cara perpindahan melalui plasenta ibu ke anak atau dengan cara penyuntikan
antitoksin atau globulin imunitas (kekebalan pasif). 16
FAKTOR YANG MENERANGKAN DISTRIBUSI
PENYAKIT
▰ Distribusi atau penyebaranpenyakit pada populasi dideskripsikan menurut orang (person), tempat
(place), dan waktu (time).
▰ Variabel Time-Place-Person memberi pembelajaran terhadap gambaran dan pola sebaran penyakit
atau masalah kesehatan yang telah terjadi menurut variabel waktu, variabel tempat dan variabel
orang (penderita).
▰ Artinya,epidemiologi mendeskripsikan penyebaran penyakit pada populasi menurut faktor sosio-
ekonomi-demografi-geografi, seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan,
ras, keyakinan agama, pola makan, kebiasaan, gaya hidup, tempat tinggal, tempat bekerja, tempat
sekolah, dan waktu terjadinya penyakit.
17
ORANG (Person)
▰ Disini dibicarakan peranan umur, jeniskelamin, kelassosial, pekerjaan, golonganetnik, status
perkawinan, besarnya keluarga, struktur keluarga dan paritas, penghasilan.
▰ Karakteristik individu mempengaruhi keterpaparan/kepekaan mereka terhadap penyakit.
TEMPAT (Place)
▰ Pengetahuan mengenai distribusi geografis suatu penyakit berguna untuk perencanaan pelayanan
kesehatan dan dapat memberikan penjelasan mengenai etiologi penyakit.
▰ Perbandingan pola penyakit sering dilakukan antara batas daerah-daerah pemerintahan, kota dan
pedesaan, daerah atau tempat berdasarkan batas-batas alam (pegunungan, sungai, lautatau
padang pasir), negara-negara, dan regional.
18
Waktu (Time)
▰ Mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit merupakan kebutuhan dasar didalam analisis
epidemiologis, oleh karena perubahan-perubahan penyakit menurut waktu menunjukkan adanya
perubahan faktor-faktor etiologis.
▰ Adapun tujuan Epidemiologi dapat dijelaskan sbb: 1) Mendeskripsikan distribusi, kecenderungan
dan riwayat alamiah suatu penyakit atau keadaan kesehatan di suatu populasi, 2) Menjelaskan
etiologi penyakit, 3) Meramalkan kejadian penyakit dan 4) Mengendalikan distribusi penyakit dan
masalah kesehatan populasi
19
KEBERADAAN PENYAKIT EPIDEMI
▰ Sporadis adalah penyakit yang jarang terjadi dan tidak teratur.
▰ Endemis adalah keberadaan tetap dan /atau prevalensi suatu penyakit atau agent
pembawa infeksi.
▰ Hyperendemis keberadaan suatu penyakityang selalu ada dan dalam tingkatan yang
tinggi.
▰ Kejadian Luar Biasa (KLB) mempunyai definisi yang sama dengan epidemi, hanya
saja KLB terjadi pada daerah geografis yang lebih terbatas.
▰ Pandemi menunjukkan sebuah epidemi yang sudah menyebar ke beberapa negara
atau benua, yang biasanya mempengaruhi sejumlah besar orang.
20
POLA EPIDEMI
Diklasifikasikan menurut cara penyebarannya dalam sebuah populasi, yaitu :
1. Sumber umum
1. Titik
2. Berselang seling
3. Terus menerus
2. Propagated
3. Campuran
4. Epidemi lainnya
21
INDIKATOR EPIDEMIOLOGI & PEMANFAATANNYA
DALAM PROGRAM
▰ Indikator merupakan variabel yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi
keadaan atau status dengan melakukan pengukuran terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi dari waktu ke waktu.
▰ Indikator bersifat kuantitaif, dan umumnya terdiri atas pembilang (numerator) dan
penyebut (denominator).
▰ Pembilang adalah jumlah kejadian yang sedang diukur sedangkan penyebut yang
umum digunakan adalah besarnya populasi sasaran bersiko dalam kejadian yang
bersangkutan.
▰ Indikator epidemiologi sebenarnya merupakan ukuran ukuran epidemiologi berupa
angka morbiditas maupun angka mortalitas permasalahan kesehatan dan dapat
digunakan untuk mengukur dan menilai tingkat kesejahteraan masyarakat.
22
KARAKTERISTIK INDIKATOR
S
SPECIFIC
23
Indikator yang
ingin dicapai
harus
menggambarkan
apa yang ingin
dicapai
sehingga harus
spesifik detail
dan terfocus
M
MEASURABLE
indikator
sasaran kinerja
yang kita susun
dapat diukur.
Contoh volume,
ukuran relatif
(Proporsi, Rasio,
Rate), atau
angka nominal
A
ACHIEVABLE
artinya indikator
dan target yang
ditetapkan
masih realistis
dan bisa dicapai
dengan
dukungan
sumber daya
yang tersedia
R
RELEVANT
artinya indikator
yang ditetapkan
dan sasaran
kinerja bersifat
relevan dengan
tugas pokok dan
tanggungjawab
yang diemban
T
TIME BOUND
sasaran kinerja
yang kita susun
memiliki target
waktu yang
jelas. Kapan
projek atau
kegiatan ini
harus selesai
B. UKURAN DASAR
EPIDEMIOLOGI
24
1. UKURAN RELATIF
25
26
▰ PROPORSI
Rumus Proporsi =
X
X + Y
X K
▰ Contoh
Dalam suatu wilayah perumahan pemerintah tercatat bahwa penduduk laki laki 450 dan penduduk
perempuan sebanyak 550 orang, berapa proporsi wanita diwilayah tersebut?
proporsi penduduk perempuan adalah 550/(550+450)* 100 % = 55 %
Keterangan
x = jumlah kejadian tertentu
x + Y = jumlah seluruh kejadian
k = konstanta (angka dasar)
27
▰ RATE
▰ Contoh
Hasil studi dalam suatu wilayah Puskesmas Sukma Abadi yang berpenduduk 30.000 orang
ditemukan penderita baru pneumonia sebanyak 4.500, dari data tersebut berapa incidence rate
pneumonia per 1.000 penduduk ?
Incidence Pneumonia di Puskemas Sukma Abadi perempuan adalah = 4.500/ 30.000* 1.000 = 150
‰ atau 150 perseribu penduduk
Keterangan
X = Jumlah kejadian tertentu yang terjadi dalam
kurun waktu tertentu pada penduduk tertentu.
x + Y = Jumlah penduduk yang mempunyai
risiko mengalami kejadian tertentu tersebut
pada kurun waktu yang sama (“exposed to the
risk”).
k = konstanta (angka dasar)
Rumus Rate =
X
Y
X K
28
▰ RATIO
x = Jumlah suatu kejadian/populasi dengan ciri
tertentu
Y= Jumlah suatu kejadian/populasi dengan ciri
berbeda dengan kondisi x
Rumus Rasio =
X
Y
29
▰ RATIO
Contoh ukuran ratio
▰ Dengan Dimensi
Misalnya Sex Rasio, Rasio dokter dengan
penduduk, IMR, MMR dst
Dalam suatu wilayah perumahan pemerintah
tercatat bahwa penduduk laki laki 450 dan
penduduk perempuan sebanyak 550 orang, berapa
Ratio Perempuan terhadap Laki-laki diwilayah
tersebut?
Rasio perempuan terhadap Laki-laki adalah
550/450 = 1,2 atau dpat dikatakan bahwa
penduduk wanita 1,2 kali lebih banyak dari laki laki
▰ Tanpa Dimensi
Merupakan perbandingan antara angka proporsi/rate tertentu
dengan angka proporsi/rate yang lain dan ukuran rationya
biasanya disebut Relatif Risk ( RR) dan Odd Ratio (OR)
Misal dalam peristiwa keracunan untuk menetapkan jenis
makanan yang potensial sebagai sumber keracunan maka
dihitung Odd Rationya dengan membandingkan proporsi Sakit
yang makan dengan proporsi tidak sakit yang makan
makanan dicurigai .
Proporsi makan sakit 80 % sedang proporsi makan tidak sakit
20 % maka Odd Rasio = (80%) / (20 %) = 4  berarti orang
yang makan memiliki risiko 4 kali untuk menjadi sakit
dibanding yang tidak makan
2. PENGUKURAN DAN
GAMBARAN PENYAKIT
30
UKURAN KESAKITAN
▰ INSIDENS RATE
adalah frekuensi penyakit atau kasus baru yang berjangkit dalam masyarakat di suatu
tempat atau wilayah atau negara pada waktu tertentu (umumnya 1 tahun) dibandingkan
dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut.
31
Rumus
Insidens Rate =
Jumlah Kasus Baru suatu penyakit pada
periode waktu tertentu
Jumlah Populasi berisiko menderita Sakit
selama periode waktu yang sama
x K
▰ Contoh
Berdasarkan hasil kegiatan Sentinel penyakit diare di Puskesmas AgungJaya yang
berpenduduk 34.000 selama tahun 2017 ditemukan 1.700 penderita diare .
Berapa Insidens rate diare di Puskesmas AgungJaya pada tahun 2017 ?
Insidens rate diare Puskesmas AgungJaya selama tahun 2017 = (1.700) / (34.000) X 1.000 =
50 per 1000 penduduk
UKURAN KESAKITAN
▰ ATTACK RATE
merupakan ukuran insidens rate yang digunakan pada saat terjadinya wabah/KLB
(epidemi) penyakit atau peistiwa keracunan dalam suatu populasi tertentu yang berisiko
terkena penyakit tersebut pada saat yang sama
32
▰ Contoh
Berdasarkan hasil kegiatan Sentinel penyakit diare di Puskesmas AgungJaya yang
berpenduduk 34.000 selama tahun 2017 ditemukan 1.700 penderita diare .
Berapa Insidens rate diare di Puskesmas AgungJaya pada tahun 2017 ?
Insidens rate diare Puskesmas AgungJaya selama tahun 2017 = (1.700) / (34.000) X 1.000 =
50 per 1000 penduduk
Rumus
Attact Rate =
Jumlah Kasus Baru
Jumlah Populasi berisiko
x K
33
Contoh
Telah terjadi peristiwa keracunan makanan pada karyawan pabrik Sepatu La-piye yang ikut
acara pesta memperingati hari ulang tahun perusahaan Dari 200 karyawan yang dapat
dideteksi terdapat 55 karyawan menderita keracunan yang tersaji dalam tabel berikut
Jenis
Makanan
Makan
Atack Rate
makan ARMakan
Tidak Makan
Atack Rate
Tidak makan
ARTM
Sakit Tidak sakit Sakit Tidak Sakit
Salad 30 70 30/100 5 35 5/40
Krecek 16 84 16/100 4 21 4/25
UKURAN KESAKITAN
▰ PREVALENS RATE
Prevalens rate adalah frekuensi penyakit lama dan baru yang berjangkit dalam masyarakat
di suatu tempat atau wilayah atau negara pada waktu tertentu.
34
▰ Period Prevalence Rate
▰ Merupakan jumlah penderita lama dan baru suatu
penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu
tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutan. Hanya
digunakan untuk penyakit yang sulit diketahui saat
munculnya, misalnya pada penyakit Kanker
dan Kelainan Jiwa.
Rumus
Prevalens Rate =
Jumlah Kasus Baru +Lama
Jumlah Populasi berisiko
x K
▰ Point Prevalence Rate
▰ Adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit
pada suatu saat dibagi dengan jumlah penduduk pada
saat itu. Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
UKURAN KEMATIAN
▰ ANGKA KEMATIAN KASAR / CRUDE DEATH RATE (CDR)
Perbandingan antara semua peristiwa kematian yang terjadi wilayah dan waktu tertentu
dibagi dengan semua semua jumlah populasi pada pertengahan tahun
35
▰ Contoh
▰ Dalam suatu Provinsi dengan penduduk 1.250.000, selama tahun 2016 dilaporkan sebanyak 250
orang telah meninggal dunia
▰ CDR = ( 250/1.250.000) X 100.000 = 20 per 100.000 penduduk
Rumus
Crude Deth Rate =
Jumlah kematian
Jumlah Populasi pada awal periode
x K
UKURAN KEMATIAN
▰ ANGKA KEMATIAN SPESIFIK / SPECIFIC DEATH RATE (CDR)
Perbandingan peristiwa kematian secara specifik (menurut kelompok umur, penyebab
kematian, pekerjaan dsb) dengan jumlah populasi tertentu pada pertengan tahun
36
▰ Contoh
▰ Pada Kabupaten Sinawang dilaporkan terdapat 150 kematian pada usia 15-45 tahun, sedangkan
penduduk usia 15-4 tahun sebanyak 850.000
▰ Angka kematian usia 15-45 th = (150/850.000)X 100.000 = 18 per 100 ribu penduduk usia 15-45
tahun
Rumus
Angka kematian
usia 15-45 tahun
=
Jumlah kematian usia
15-45 tahun
Jumlah Populasi usia 15-45 tahun
x K
ANGKA KEMATIAN UNTUK KEPENTINGAN KHUSUS
▰ INFANT MORTALITY RATE (IFR)
Infant Mortality rate adalah perbandingan semua peristiwa kematian pada bayi usia < 1
tahun selama 1 tahun dengan jumlah kelahiran hidup pada periode yang sama . Angka
kematian ini juga untuk menilai tingkat kesejahteraan masyarakat
37
▰ Contoh
▰ Di Provinsi Lembah Utara yang berpenduduk 1.250.000 orang dilaporkan adanya kematian bayi
sebanyak 300 orang , sedangkan kelahiran hidup tercatat sebanyak 19.000 orang
▰ IMR = (300/19.000) X 1.000 = 16 per 1000 kelahiran hidup
Rumus
Infant Mortality
Rate
=
Jumlah Kematian bayi usia < 1 th
pada periode tertentu
Jumlah kelahiran hidup dalam
periode yang sama
x K
ANGKA KEMATIAN UNTUK KEPENTINGAN KHUSUS
▰ MATERNAL MORTALITY RATE (IFR)
adalah perbandingan semua peristiwa kematian ibu maternal selama 1 tahun dengan
jumlah kelahiran hidup pada periode yang sama . Angka kematian ini juga untuk menilai
tingkat kesejahteraan masyarakat
38
▰ Contoh
▰ Di Di Provinsi Lembah Utara yang berpenduduk 1.250.000 orang dilaporkan adanya kematian ibu
sebanyak 100 orang , sedangkan kelahiran hidup tercatat sebanyak 19.000 orang
▰ MMR = (100/19.000) X 1.000 = 395 per 100.000 kelahiran hidup
Rumus
Mternal Mortality
Rate
=
Jumlah Kematian ibu maternal
selama 1 tahun periode tertentu
Jumlah kelahiran hidup dalam
periode yang sama
x K
ANGKA KEMATIAN UNTUK KEPENTINGAN KHUSUS
▰ CASE FATALITY RATE (IFR)
Perbandingan antara kematian akibat penyakit tertentu dengan jumlah penderita penyakit
yang sama
39
▰ Contoh
▰ Di Kota Bukit Hijau yang berpenduduk 425.000 orang telah tercatat sebanyak 2.450 orang menderita
penyakit DBD dan sebanyak 95 orang dinyatakan meninggal akibat DBD.
▰ CFR peny DBD = (95/2.450) X 100 = 3,9 %.
Rumus
Case Fatality Rate =
Jumlah Kematian akibat
penyakit tertentu
Jumlah seluruh penderita penyakit
yang sama
x K

More Related Content

What's hot

4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakitphiqe kbn
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7tristyanto
 
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)NajMah Usman
 
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan KesehatanPelayanan Kesehatan
Pelayanan KesehatanCsii M'py
 
Metodologi penelitian, desain studi &
Metodologi penelitian, desain  studi &Metodologi penelitian, desain  studi &
Metodologi penelitian, desain studi &Ira Masykura
 
Pembayaran provider dalam asuransi kesehatan
Pembayaran provider dalam asuransi kesehatanPembayaran provider dalam asuransi kesehatan
Pembayaran provider dalam asuransi kesehatanSutopo Patriajati
 
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Muhammad Muqouwis. AT
 
PPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi KesehatanPPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi KesehatanRiski Eka
 
Ukuran Frekuensi Penyakit
Ukuran Frekuensi PenyakitUkuran Frekuensi Penyakit
Ukuran Frekuensi Penyakitdahlia_purba
 
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018Muh Saleh
 
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueBAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueNajMah Usman
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengueDemam berdarah dengue
Demam berdarah dengueJoni Iswanto
 
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologiUkuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologilasnisiregar
 
Sistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan NasionalSistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan NasionalCandra Wiguna
 
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012Zakiah dr
 

What's hot (20)

4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7
 
Five level prevention
Five level preventionFive level prevention
Five level prevention
 
Materi case control
Materi case controlMateri case control
Materi case control
 
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
 
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan KesehatanPelayanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan
 
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
 
Metodologi penelitian, desain studi &
Metodologi penelitian, desain  studi &Metodologi penelitian, desain  studi &
Metodologi penelitian, desain studi &
 
Pembayaran provider dalam asuransi kesehatan
Pembayaran provider dalam asuransi kesehatanPembayaran provider dalam asuransi kesehatan
Pembayaran provider dalam asuransi kesehatan
 
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
 
Promosi kesehatan
Promosi kesehatanPromosi kesehatan
Promosi kesehatan
 
Ppt stunting niken
Ppt stunting nikenPpt stunting niken
Ppt stunting niken
 
PPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi KesehatanPPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi Kesehatan
 
Ukuran Frekuensi Penyakit
Ukuran Frekuensi PenyakitUkuran Frekuensi Penyakit
Ukuran Frekuensi Penyakit
 
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
 
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueBAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengueDemam berdarah dengue
Demam berdarah dengue
 
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologiUkuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
 
Sistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan NasionalSistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan Nasional
 
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
 

Similar to Konsep dasar epidemiologi

MI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdf
MI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdfMI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdf
MI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdfAsepSaefunnajat
 
Pengantar epidemiologi
Pengantar epidemiologiPengantar epidemiologi
Pengantar epidemiologiNova Ci Necis
 
Makalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menularMakalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menularMansurudin Rafa
 
1 pengertian epid
1 pengertian epid1 pengertian epid
1 pengertian epiddesymukti
 
Ilmu kebidanan
Ilmu kebidananIlmu kebidanan
Ilmu kebidananRivai Sam
 
Ppt kesehatan masyarakat
Ppt kesehatan masyarakatPpt kesehatan masyarakat
Ppt kesehatan masyarakatlis yulitasari
 
2_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.ppt
2_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.ppt2_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.ppt
2_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.pptdebydarise
 
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)NajMah Usman
 
Kuliah dasar epid ( rangkuman).
Kuliah dasar epid ( rangkuman).Kuliah dasar epid ( rangkuman).
Kuliah dasar epid ( rangkuman).Junaidin Saputra
 
1. PENGANTAR EPIDEMIOLOGI.pptx
1. PENGANTAR EPIDEMIOLOGI.pptx1. PENGANTAR EPIDEMIOLOGI.pptx
1. PENGANTAR EPIDEMIOLOGI.pptxRabiatulAdewia
 
Handout epid-bidan
Handout epid-bidanHandout epid-bidan
Handout epid-bidanNico Robin
 
GTsiompah_ Konsep Sakit dan Variabel Epidemiologi.pdf
GTsiompah_ Konsep Sakit dan Variabel Epidemiologi.pdfGTsiompah_ Konsep Sakit dan Variabel Epidemiologi.pdf
GTsiompah_ Konsep Sakit dan Variabel Epidemiologi.pdfTsiompahGREG
 
pengantar epidemilogi
pengantar epidemilogipengantar epidemilogi
pengantar epidemilogiRai Syifa
 
Materi pengantar-epidemiologi1
Materi pengantar-epidemiologi1Materi pengantar-epidemiologi1
Materi pengantar-epidemiologi1dwihelynarti78
 
Pengantar Epidemiologi
Pengantar EpidemiologiPengantar Epidemiologi
Pengantar EpidemiologiSariana Csg
 
Engga- epidemiologi 1.pptx
Engga- epidemiologi 1.pptxEngga- epidemiologi 1.pptx
Engga- epidemiologi 1.pptxHeppySetyaprima3
 

Similar to Konsep dasar epidemiologi (20)

MI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdf
MI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdfMI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdf
MI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdf
 
Pengantar epidemiologi
Pengantar epidemiologiPengantar epidemiologi
Pengantar epidemiologi
 
Makalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menularMakalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menular
 
1 pengertian epid
1 pengertian epid1 pengertian epid
1 pengertian epid
 
Ilmu kebidanan
Ilmu kebidananIlmu kebidanan
Ilmu kebidanan
 
Ppt kesehatan masyarakat
Ppt kesehatan masyarakatPpt kesehatan masyarakat
Ppt kesehatan masyarakat
 
Pokok bahasan 1
Pokok bahasan 1Pokok bahasan 1
Pokok bahasan 1
 
2_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.ppt
2_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.ppt2_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.ppt
2_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.ppt
 
2_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.ppt
2_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.ppt2_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.ppt
2_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.ppt
 
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
 
Kuliah dasar epid ( rangkuman).
Kuliah dasar epid ( rangkuman).Kuliah dasar epid ( rangkuman).
Kuliah dasar epid ( rangkuman).
 
1. PENGANTAR EPIDEMIOLOGI.pptx
1. PENGANTAR EPIDEMIOLOGI.pptx1. PENGANTAR EPIDEMIOLOGI.pptx
1. PENGANTAR EPIDEMIOLOGI.pptx
 
Kaedah epidemiologi
Kaedah epidemiologiKaedah epidemiologi
Kaedah epidemiologi
 
Handout epid-bidan
Handout epid-bidanHandout epid-bidan
Handout epid-bidan
 
GTsiompah_ Konsep Sakit dan Variabel Epidemiologi.pdf
GTsiompah_ Konsep Sakit dan Variabel Epidemiologi.pdfGTsiompah_ Konsep Sakit dan Variabel Epidemiologi.pdf
GTsiompah_ Konsep Sakit dan Variabel Epidemiologi.pdf
 
pengantar epidemilogi
pengantar epidemilogipengantar epidemilogi
pengantar epidemilogi
 
Materi pengantar-epidemiologi1
Materi pengantar-epidemiologi1Materi pengantar-epidemiologi1
Materi pengantar-epidemiologi1
 
2 epidemiologi ikm
2 epidemiologi ikm2 epidemiologi ikm
2 epidemiologi ikm
 
Pengantar Epidemiologi
Pengantar EpidemiologiPengantar Epidemiologi
Pengantar Epidemiologi
 
Engga- epidemiologi 1.pptx
Engga- epidemiologi 1.pptxEngga- epidemiologi 1.pptx
Engga- epidemiologi 1.pptx
 

More from Anggita Dewi

Tata cara pelaporan dugaan pelanggaran tindakan pidana korupsi
Tata cara pelaporan dugaan pelanggaran tindakan pidana korupsiTata cara pelaporan dugaan pelanggaran tindakan pidana korupsi
Tata cara pelaporan dugaan pelanggaran tindakan pidana korupsiAnggita Dewi
 
Topik bahasan 4 upaya pencegahn dan pemberantasan korupsi
Topik bahasan 4 upaya pencegahn dan pemberantasan korupsiTopik bahasan 4 upaya pencegahn dan pemberantasan korupsi
Topik bahasan 4 upaya pencegahn dan pemberantasan korupsiAnggita Dewi
 
Pokok bahasan 2 anti korupsi
Pokok bahasan 2  anti korupsiPokok bahasan 2  anti korupsi
Pokok bahasan 2 anti korupsiAnggita Dewi
 
Pokok bahasan 1 konsep korupsi
Pokok bahasan 1  konsep korupsiPokok bahasan 1  konsep korupsi
Pokok bahasan 1 konsep korupsiAnggita Dewi
 
Pendokumentasian dengan open camera
Pendokumentasian dengan open cameraPendokumentasian dengan open camera
Pendokumentasian dengan open cameraAnggita Dewi
 
Pendokumentasian kegiatan pencegahan dan pengendalian klb wabah
Pendokumentasian kegiatan pencegahan dan pengendalian klb wabahPendokumentasian kegiatan pencegahan dan pengendalian klb wabah
Pendokumentasian kegiatan pencegahan dan pengendalian klb wabahAnggita Dewi
 
Pengendalian klb wabah
Pengendalian klb wabahPengendalian klb wabah
Pengendalian klb wabahAnggita Dewi
 
Pencegahan klb wabah
Pencegahan klb wabahPencegahan klb wabah
Pencegahan klb wabahAnggita Dewi
 
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabahKonsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabahAnggita Dewi
 
Konsep analisis risiko
Konsep analisis risikoKonsep analisis risiko
Konsep analisis risikoAnggita Dewi
 
Penerapan epidemiologi berbasis pendekatan one health
Penerapan epidemiologi berbasis pendekatan one healthPenerapan epidemiologi berbasis pendekatan one health
Penerapan epidemiologi berbasis pendekatan one healthAnggita Dewi
 
Interpretasi data epidemiologi
Interpretasi data epidemiologiInterpretasi data epidemiologi
Interpretasi data epidemiologiAnggita Dewi
 

More from Anggita Dewi (15)

Tata cara pelaporan dugaan pelanggaran tindakan pidana korupsi
Tata cara pelaporan dugaan pelanggaran tindakan pidana korupsiTata cara pelaporan dugaan pelanggaran tindakan pidana korupsi
Tata cara pelaporan dugaan pelanggaran tindakan pidana korupsi
 
Topik bahasan 4 upaya pencegahn dan pemberantasan korupsi
Topik bahasan 4 upaya pencegahn dan pemberantasan korupsiTopik bahasan 4 upaya pencegahn dan pemberantasan korupsi
Topik bahasan 4 upaya pencegahn dan pemberantasan korupsi
 
Pokok bahasan 2 anti korupsi
Pokok bahasan 2  anti korupsiPokok bahasan 2  anti korupsi
Pokok bahasan 2 anti korupsi
 
Pokok bahasan 1 konsep korupsi
Pokok bahasan 1  konsep korupsiPokok bahasan 1  konsep korupsi
Pokok bahasan 1 konsep korupsi
 
Pendokumentasian dengan open camera
Pendokumentasian dengan open cameraPendokumentasian dengan open camera
Pendokumentasian dengan open camera
 
Pemakaian gps
Pemakaian gpsPemakaian gps
Pemakaian gps
 
Pendokumentasian kegiatan pencegahan dan pengendalian klb wabah
Pendokumentasian kegiatan pencegahan dan pengendalian klb wabahPendokumentasian kegiatan pencegahan dan pengendalian klb wabah
Pendokumentasian kegiatan pencegahan dan pengendalian klb wabah
 
Pengendalian klb wabah
Pengendalian klb wabahPengendalian klb wabah
Pengendalian klb wabah
 
Pencegahan klb wabah
Pencegahan klb wabahPencegahan klb wabah
Pencegahan klb wabah
 
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabahKonsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
 
Komunikasi risiko
Komunikasi risikoKomunikasi risiko
Komunikasi risiko
 
Manajemen risiko
Manajemen risikoManajemen risiko
Manajemen risiko
 
Konsep analisis risiko
Konsep analisis risikoKonsep analisis risiko
Konsep analisis risiko
 
Penerapan epidemiologi berbasis pendekatan one health
Penerapan epidemiologi berbasis pendekatan one healthPenerapan epidemiologi berbasis pendekatan one health
Penerapan epidemiologi berbasis pendekatan one health
 
Interpretasi data epidemiologi
Interpretasi data epidemiologiInterpretasi data epidemiologi
Interpretasi data epidemiologi
 

Recently uploaded

Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 

Recently uploaded (19)

Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 

Konsep dasar epidemiologi

  • 2. DEFINISI & TERMINOLOGI EPIDEMIOLOGI Epidemiologi (Bahasa Yunani) ▰ Epi = berarti pada atau terhadap ▰ Demos = masyarakat ▰ Logos = ilmu 2 Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran dan faktor penentu kejadian/keadaan yang berhubungan dengan kesehatan dalam masyarakat tertentu dan penerapan ilmu ini dalam mengendalikan masalah- masalah kesehatan. Merefleksikan beberapa prinsip penting
  • 3. PRINSIP PENTING PENERAPAN EPIDEMIOLOGI 1. Epidemiologi sebagai Ilmu ▰ Ilmu berkembang untuk 3 tujuan utama: menjelaskan (explanation), memprediksi (prediction), dan mengendalikan (control) (Strevens,2011). ▰ Sebagai ilmu epidemiologi bertujuan untuk menjelaskan terjadinya fenomena, meramalkan fenomena, mengontrol fenomena menggunakan metode ilmiah agar bermanfaat dan tidak merugikan manusia. ▰ Dengan metode ilmiah, epidemiologi dapat menjelaskan distribusi dan determinan penyakit, meramalkan terjadinya penyakit, dan menemukan strategi yang tepat untuk mengontrol terjadinya penyakit pada populasi sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting (Slattery,2002). 3
  • 4. PRINSIP PENTING PENERAPAN EPIDEMIOLOGI 2. Keadaan dan Peristiwa Terkait Kesehatan ▰ Epidemiologi mempelajari tidak hanya penyakit tetapi juga aneka keadaan dan peristiwa terkait kesehatan, meliputi status kesehatan, cedera (injuries), dan berbagai akibat penyakit seperti kematian, kesembuhan, penyakit kronis, kecacatan, disfungsisisa, komplikasi, dan rekurensi. ▰ Keadaan terkait kesehatan meliputi pula perilaku, penyediaan dan penggunaan pelayanan kesehatan. Dengan berkembangnya iptek, epidemiologi kini telah berkembang pesat. Beberapa cabang epidemiologi diantaranya epidemiologi klinik, epidemiologi kesehatan kerja, epidemiologi Lingkungan, epidemiologi gizi dan lain-lain. 4
  • 6. EPIDEMIOLOGI PADA PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN ▰ Pendekatan Epidemiologi dapat di aplikasikan dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan masyarakat, dengan melihat 4 W dan 1 H 6 WHAT Ex : Penyakit Demam Berdarah di suatu wilayah “ Z”. Masalah penyakit Demam Berdarah ini harus ditemukan secara pasti WHO Siapa yang terserang penyakit ini (menurut umur, jenis kelamin ), Berapa banyak yang terserang Demam Berdarah ? WHERE Dimana tempat nya / lokasi penyebarannya (peta kejadian dapat dipilah menurut RT/ RW/ Desa/ Kec/ Kab/Provinsi) WHEN Kapan, sejak kapan, berapa lama HOW Bagaimana cara mengatasinya
  • 7. MANFAAT EPIDEMIOLOGI 1. Membantu pekerjaan administrasi Kesehatan (manajemen kesehatan), mulai dari Perencanaan (P1), Pelaksanaan (P2) dan Monitoring Evaluasi (P3). 2. Menerangkan sebab suatu masalah kesehatan . Bila diketahui sebab-sebab masalah maka dapat disusun langkah langkah penanggulangan atau pencegahannya dan pengobatannya. 3. Menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan. 4. Menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit 7
  • 8. BEBERAPA ISTILAH TERKAIT KARAKTERISTIK EPIDEMIOLOGI 8 EPIDEMI Keadaan dimana di suatu wilayah terdapat penyakit / masalah kesehatan yang menyebar secara singkat. PANDEMI Keadaan dimana suatu wilayah terdapat penyakit yang menyebar secara singkat, meningkat dan luas wilayah menyebar. ENDEMI Keadaan dimana suatu wilayah terdapat penyakit / masalah kesehatan ,frekwensinya meningkat dan menetap untuk jangka waktu lama SPORADIK Keadaan dimana suatu masalah kesehatan yg frekwensinya berubah –ubah menuriut perubahan waktu.
  • 9. RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT 9 Sumber: Materi dasar - dasar Epidemiologi Diklat Jafung Epidemiologi Ahli-PAEI
  • 10. 10 ▰ Periode Pre-Patogenesis Periode sebelum manusia sakit terdapat interaksi antara faktor faktor host agent dan environmen yang berlangsung terus menerus ▰ Periode Patogenesis Perjalanan penyakit mulai interaksi pertama dengan stimulus yang merangsang terjadinya penyakit sampai terjadi perubahan bentuk dan fungsi dari jaringan sampai keseimbangan tercapai (sembuh, carrier, cacat atau meninggal).
  • 11. 11 ▰ Proses perjalanan penyakit dimulai dengan paparan yang tepat atau akumulasi faktor penyebab yang cukup pada pejamu yang rentan (biasanya mikro organisme). ▰ Proses selanjutnya yaitu perubahan patologis (biasanya tidak terlihat pada individu yang bersangkutan). ▰ Tahapan sub-klinis yang dimulai dari paparan awal hingga muncul gejala awal disebut sebagai masa inkubasi untuk penyakit menular, dan masa laten untuk penyakit tidak menular atau kronis. ▰ Masa inkubasi/laten bisa terjadi dalam waktu singkat (hitungan detik) untuk penyakit hipersensitif dan respon terhadap racun ▰ Juga bisa sangat lama untuk penyakit kronis tertentu. ▰ Terkadang untuk satu penyakit, karakteristik masa inkubasinya bisa berbeda-beda.
  • 12. 12 ▰ Gejala awal menandai perpindahan dari sub-klinis menuju tahap klinis. ▰ Umumnya diagnosis dilakukan pada tahap klinis. ▰ Namun untuk beberapa individu proses terjadinya penyakit tidak sampai pada tahapan klinis penyakitnya bisa tampak. ▰ Sedangkan pada beberapa individu, proses terjadinya penyakit bisa berakibat pada spektrum yang luas, bertingkat dari yang ringan sampai yang sangat parah atau fatal. ▰ Pada akhirnya,proses penyakit berakhir dengan kesembuhan,kecacatan atau kematian.
  • 13. RANTAI INFEKSI ▰ Terjadinya penyakit infeksi adalah adanya hasil interaksi dari agent,host dan environment. ▰ Rantai infeksi dapat diuraikan bahwa perpindahan terjadi ketika agen meninggalkan reservoir melalui pintu keluar (portal of exit),diteruskan dengan beberapa model perpindahan/transmisi, dan memasuki pejamu yang rentan (susceptible host)melalui pintu masuk yang tepat (portal of entry). 13
  • 14. (1) RESERVOIR ▰ Reservoir agen pembawa infeksi adalah tempat agen untuk hidup,tumbuh dan berkembang biak. ▰ Reservoir meliputi manusia, binatang dan lingkungan. ▰ Manusia rentan terhadap penyakit dengan reservoir hewan. ▰ Kebanyakan penyakit ini ditularkan dari binatang ke binatang, manusia berperan sebagai host yang insidental. ▰ Tumbuhan, tanah dan air juga merupakan reservoir bagi agen pembawa infeksi. ▰ Istilah zoonosis mengacu pada penyakit menular yang ditularkan dari hewan kepada manusia atau sebaliknya. ▰ Beberapa penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia tersebut meliputi : ▻ Brucellosis (sapi, kambing dan babi) ▻ Anthrax (domba, kambing dan kerbau/banteng) ▻ Plague (binatang pengerat) ▻ Trichinosis (babi hutan) ▻ Rabies (kelelawar, raccoons, anjing dan mamalia yang lain) 14
  • 15. (2) MODEL PERPINDAHAN Cara agent berpindah dari reservoir menuju host (pejamu) yang rentan, dikelompokkan sebagai berikut: ▰ Langsung Penularan langsung dari orang ke orang lain adalah agen penyakit ditularkan langsung dari seorang infeksius ke orang lain melalui hubungan intim (kontak seks), penyakit yg ditimbulkan antara lain GO,syphilis,HIV. Model perpindahan secara langsung melalui: ▻ Kontak Langsung ▻ Penyebaran droplet ▰ Tidak Langsung ▻ Udara ▻ Vehicle ▻ Vektor ▻ Perpindahan mekanis ▻ Perpindahan biologis 15
  • 16. (3) HOST (PEJAMU) ▰ Rantai infeksi yang terakhir adalah pejamu rentan (susceptible Host). ▰ Kerentanan pejamu tergantung pada faktor genetis, faktor umum lainnya yang mempengaruhi kemampuan individu untuk kebal terhadap infeksi atau untuk membatasi patogenitas dan imunitas spesifik buatan. ▰ Faktor umum yang melawan infeksi meliputi kulit, lapisan lendir, asam lambung, rambut yang ada di saluran pernafasan, refleks batuk, dan respon imun non-spesifik. ▰ Sedangkan faktor umum yang bisa memunculkan infeksi adalah kurang gizi, alkohol dan penyakit atau terapi yang merusak sistem kekebalan tubuh. ▰ Kekebalan buatan spesifik adalah antibodi pelindung yang diarahkan pada agen spesifik. ▰ Antibodi-antibodi ini berkembang untuk merespon infeksi,vaksin atau toksoid (kekebalan aktif) atau terbentuk dengan cara perpindahan melalui plasenta ibu ke anak atau dengan cara penyuntikan antitoksin atau globulin imunitas (kekebalan pasif). 16
  • 17. FAKTOR YANG MENERANGKAN DISTRIBUSI PENYAKIT ▰ Distribusi atau penyebaranpenyakit pada populasi dideskripsikan menurut orang (person), tempat (place), dan waktu (time). ▰ Variabel Time-Place-Person memberi pembelajaran terhadap gambaran dan pola sebaran penyakit atau masalah kesehatan yang telah terjadi menurut variabel waktu, variabel tempat dan variabel orang (penderita). ▰ Artinya,epidemiologi mendeskripsikan penyebaran penyakit pada populasi menurut faktor sosio- ekonomi-demografi-geografi, seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan, ras, keyakinan agama, pola makan, kebiasaan, gaya hidup, tempat tinggal, tempat bekerja, tempat sekolah, dan waktu terjadinya penyakit. 17
  • 18. ORANG (Person) ▰ Disini dibicarakan peranan umur, jeniskelamin, kelassosial, pekerjaan, golonganetnik, status perkawinan, besarnya keluarga, struktur keluarga dan paritas, penghasilan. ▰ Karakteristik individu mempengaruhi keterpaparan/kepekaan mereka terhadap penyakit. TEMPAT (Place) ▰ Pengetahuan mengenai distribusi geografis suatu penyakit berguna untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan mengenai etiologi penyakit. ▰ Perbandingan pola penyakit sering dilakukan antara batas daerah-daerah pemerintahan, kota dan pedesaan, daerah atau tempat berdasarkan batas-batas alam (pegunungan, sungai, lautatau padang pasir), negara-negara, dan regional. 18
  • 19. Waktu (Time) ▰ Mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit merupakan kebutuhan dasar didalam analisis epidemiologis, oleh karena perubahan-perubahan penyakit menurut waktu menunjukkan adanya perubahan faktor-faktor etiologis. ▰ Adapun tujuan Epidemiologi dapat dijelaskan sbb: 1) Mendeskripsikan distribusi, kecenderungan dan riwayat alamiah suatu penyakit atau keadaan kesehatan di suatu populasi, 2) Menjelaskan etiologi penyakit, 3) Meramalkan kejadian penyakit dan 4) Mengendalikan distribusi penyakit dan masalah kesehatan populasi 19
  • 20. KEBERADAAN PENYAKIT EPIDEMI ▰ Sporadis adalah penyakit yang jarang terjadi dan tidak teratur. ▰ Endemis adalah keberadaan tetap dan /atau prevalensi suatu penyakit atau agent pembawa infeksi. ▰ Hyperendemis keberadaan suatu penyakityang selalu ada dan dalam tingkatan yang tinggi. ▰ Kejadian Luar Biasa (KLB) mempunyai definisi yang sama dengan epidemi, hanya saja KLB terjadi pada daerah geografis yang lebih terbatas. ▰ Pandemi menunjukkan sebuah epidemi yang sudah menyebar ke beberapa negara atau benua, yang biasanya mempengaruhi sejumlah besar orang. 20
  • 21. POLA EPIDEMI Diklasifikasikan menurut cara penyebarannya dalam sebuah populasi, yaitu : 1. Sumber umum 1. Titik 2. Berselang seling 3. Terus menerus 2. Propagated 3. Campuran 4. Epidemi lainnya 21
  • 22. INDIKATOR EPIDEMIOLOGI & PEMANFAATANNYA DALAM PROGRAM ▰ Indikator merupakan variabel yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi keadaan atau status dengan melakukan pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. ▰ Indikator bersifat kuantitaif, dan umumnya terdiri atas pembilang (numerator) dan penyebut (denominator). ▰ Pembilang adalah jumlah kejadian yang sedang diukur sedangkan penyebut yang umum digunakan adalah besarnya populasi sasaran bersiko dalam kejadian yang bersangkutan. ▰ Indikator epidemiologi sebenarnya merupakan ukuran ukuran epidemiologi berupa angka morbiditas maupun angka mortalitas permasalahan kesehatan dan dapat digunakan untuk mengukur dan menilai tingkat kesejahteraan masyarakat. 22
  • 23. KARAKTERISTIK INDIKATOR S SPECIFIC 23 Indikator yang ingin dicapai harus menggambarkan apa yang ingin dicapai sehingga harus spesifik detail dan terfocus M MEASURABLE indikator sasaran kinerja yang kita susun dapat diukur. Contoh volume, ukuran relatif (Proporsi, Rasio, Rate), atau angka nominal A ACHIEVABLE artinya indikator dan target yang ditetapkan masih realistis dan bisa dicapai dengan dukungan sumber daya yang tersedia R RELEVANT artinya indikator yang ditetapkan dan sasaran kinerja bersifat relevan dengan tugas pokok dan tanggungjawab yang diemban T TIME BOUND sasaran kinerja yang kita susun memiliki target waktu yang jelas. Kapan projek atau kegiatan ini harus selesai
  • 26. 26 ▰ PROPORSI Rumus Proporsi = X X + Y X K ▰ Contoh Dalam suatu wilayah perumahan pemerintah tercatat bahwa penduduk laki laki 450 dan penduduk perempuan sebanyak 550 orang, berapa proporsi wanita diwilayah tersebut? proporsi penduduk perempuan adalah 550/(550+450)* 100 % = 55 % Keterangan x = jumlah kejadian tertentu x + Y = jumlah seluruh kejadian k = konstanta (angka dasar)
  • 27. 27 ▰ RATE ▰ Contoh Hasil studi dalam suatu wilayah Puskesmas Sukma Abadi yang berpenduduk 30.000 orang ditemukan penderita baru pneumonia sebanyak 4.500, dari data tersebut berapa incidence rate pneumonia per 1.000 penduduk ? Incidence Pneumonia di Puskemas Sukma Abadi perempuan adalah = 4.500/ 30.000* 1.000 = 150 ‰ atau 150 perseribu penduduk Keterangan X = Jumlah kejadian tertentu yang terjadi dalam kurun waktu tertentu pada penduduk tertentu. x + Y = Jumlah penduduk yang mempunyai risiko mengalami kejadian tertentu tersebut pada kurun waktu yang sama (“exposed to the risk”). k = konstanta (angka dasar) Rumus Rate = X Y X K
  • 28. 28 ▰ RATIO x = Jumlah suatu kejadian/populasi dengan ciri tertentu Y= Jumlah suatu kejadian/populasi dengan ciri berbeda dengan kondisi x Rumus Rasio = X Y
  • 29. 29 ▰ RATIO Contoh ukuran ratio ▰ Dengan Dimensi Misalnya Sex Rasio, Rasio dokter dengan penduduk, IMR, MMR dst Dalam suatu wilayah perumahan pemerintah tercatat bahwa penduduk laki laki 450 dan penduduk perempuan sebanyak 550 orang, berapa Ratio Perempuan terhadap Laki-laki diwilayah tersebut? Rasio perempuan terhadap Laki-laki adalah 550/450 = 1,2 atau dpat dikatakan bahwa penduduk wanita 1,2 kali lebih banyak dari laki laki ▰ Tanpa Dimensi Merupakan perbandingan antara angka proporsi/rate tertentu dengan angka proporsi/rate yang lain dan ukuran rationya biasanya disebut Relatif Risk ( RR) dan Odd Ratio (OR) Misal dalam peristiwa keracunan untuk menetapkan jenis makanan yang potensial sebagai sumber keracunan maka dihitung Odd Rationya dengan membandingkan proporsi Sakit yang makan dengan proporsi tidak sakit yang makan makanan dicurigai . Proporsi makan sakit 80 % sedang proporsi makan tidak sakit 20 % maka Odd Rasio = (80%) / (20 %) = 4  berarti orang yang makan memiliki risiko 4 kali untuk menjadi sakit dibanding yang tidak makan
  • 31. UKURAN KESAKITAN ▰ INSIDENS RATE adalah frekuensi penyakit atau kasus baru yang berjangkit dalam masyarakat di suatu tempat atau wilayah atau negara pada waktu tertentu (umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut. 31 Rumus Insidens Rate = Jumlah Kasus Baru suatu penyakit pada periode waktu tertentu Jumlah Populasi berisiko menderita Sakit selama periode waktu yang sama x K ▰ Contoh Berdasarkan hasil kegiatan Sentinel penyakit diare di Puskesmas AgungJaya yang berpenduduk 34.000 selama tahun 2017 ditemukan 1.700 penderita diare . Berapa Insidens rate diare di Puskesmas AgungJaya pada tahun 2017 ? Insidens rate diare Puskesmas AgungJaya selama tahun 2017 = (1.700) / (34.000) X 1.000 = 50 per 1000 penduduk
  • 32. UKURAN KESAKITAN ▰ ATTACK RATE merupakan ukuran insidens rate yang digunakan pada saat terjadinya wabah/KLB (epidemi) penyakit atau peistiwa keracunan dalam suatu populasi tertentu yang berisiko terkena penyakit tersebut pada saat yang sama 32 ▰ Contoh Berdasarkan hasil kegiatan Sentinel penyakit diare di Puskesmas AgungJaya yang berpenduduk 34.000 selama tahun 2017 ditemukan 1.700 penderita diare . Berapa Insidens rate diare di Puskesmas AgungJaya pada tahun 2017 ? Insidens rate diare Puskesmas AgungJaya selama tahun 2017 = (1.700) / (34.000) X 1.000 = 50 per 1000 penduduk Rumus Attact Rate = Jumlah Kasus Baru Jumlah Populasi berisiko x K
  • 33. 33 Contoh Telah terjadi peristiwa keracunan makanan pada karyawan pabrik Sepatu La-piye yang ikut acara pesta memperingati hari ulang tahun perusahaan Dari 200 karyawan yang dapat dideteksi terdapat 55 karyawan menderita keracunan yang tersaji dalam tabel berikut Jenis Makanan Makan Atack Rate makan ARMakan Tidak Makan Atack Rate Tidak makan ARTM Sakit Tidak sakit Sakit Tidak Sakit Salad 30 70 30/100 5 35 5/40 Krecek 16 84 16/100 4 21 4/25
  • 34. UKURAN KESAKITAN ▰ PREVALENS RATE Prevalens rate adalah frekuensi penyakit lama dan baru yang berjangkit dalam masyarakat di suatu tempat atau wilayah atau negara pada waktu tertentu. 34 ▰ Period Prevalence Rate ▰ Merupakan jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan. Hanya digunakan untuk penyakit yang sulit diketahui saat munculnya, misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan Jiwa. Rumus Prevalens Rate = Jumlah Kasus Baru +Lama Jumlah Populasi berisiko x K ▰ Point Prevalence Rate ▰ Adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu. Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
  • 35. UKURAN KEMATIAN ▰ ANGKA KEMATIAN KASAR / CRUDE DEATH RATE (CDR) Perbandingan antara semua peristiwa kematian yang terjadi wilayah dan waktu tertentu dibagi dengan semua semua jumlah populasi pada pertengahan tahun 35 ▰ Contoh ▰ Dalam suatu Provinsi dengan penduduk 1.250.000, selama tahun 2016 dilaporkan sebanyak 250 orang telah meninggal dunia ▰ CDR = ( 250/1.250.000) X 100.000 = 20 per 100.000 penduduk Rumus Crude Deth Rate = Jumlah kematian Jumlah Populasi pada awal periode x K
  • 36. UKURAN KEMATIAN ▰ ANGKA KEMATIAN SPESIFIK / SPECIFIC DEATH RATE (CDR) Perbandingan peristiwa kematian secara specifik (menurut kelompok umur, penyebab kematian, pekerjaan dsb) dengan jumlah populasi tertentu pada pertengan tahun 36 ▰ Contoh ▰ Pada Kabupaten Sinawang dilaporkan terdapat 150 kematian pada usia 15-45 tahun, sedangkan penduduk usia 15-4 tahun sebanyak 850.000 ▰ Angka kematian usia 15-45 th = (150/850.000)X 100.000 = 18 per 100 ribu penduduk usia 15-45 tahun Rumus Angka kematian usia 15-45 tahun = Jumlah kematian usia 15-45 tahun Jumlah Populasi usia 15-45 tahun x K
  • 37. ANGKA KEMATIAN UNTUK KEPENTINGAN KHUSUS ▰ INFANT MORTALITY RATE (IFR) Infant Mortality rate adalah perbandingan semua peristiwa kematian pada bayi usia < 1 tahun selama 1 tahun dengan jumlah kelahiran hidup pada periode yang sama . Angka kematian ini juga untuk menilai tingkat kesejahteraan masyarakat 37 ▰ Contoh ▰ Di Provinsi Lembah Utara yang berpenduduk 1.250.000 orang dilaporkan adanya kematian bayi sebanyak 300 orang , sedangkan kelahiran hidup tercatat sebanyak 19.000 orang ▰ IMR = (300/19.000) X 1.000 = 16 per 1000 kelahiran hidup Rumus Infant Mortality Rate = Jumlah Kematian bayi usia < 1 th pada periode tertentu Jumlah kelahiran hidup dalam periode yang sama x K
  • 38. ANGKA KEMATIAN UNTUK KEPENTINGAN KHUSUS ▰ MATERNAL MORTALITY RATE (IFR) adalah perbandingan semua peristiwa kematian ibu maternal selama 1 tahun dengan jumlah kelahiran hidup pada periode yang sama . Angka kematian ini juga untuk menilai tingkat kesejahteraan masyarakat 38 ▰ Contoh ▰ Di Di Provinsi Lembah Utara yang berpenduduk 1.250.000 orang dilaporkan adanya kematian ibu sebanyak 100 orang , sedangkan kelahiran hidup tercatat sebanyak 19.000 orang ▰ MMR = (100/19.000) X 1.000 = 395 per 100.000 kelahiran hidup Rumus Mternal Mortality Rate = Jumlah Kematian ibu maternal selama 1 tahun periode tertentu Jumlah kelahiran hidup dalam periode yang sama x K
  • 39. ANGKA KEMATIAN UNTUK KEPENTINGAN KHUSUS ▰ CASE FATALITY RATE (IFR) Perbandingan antara kematian akibat penyakit tertentu dengan jumlah penderita penyakit yang sama 39 ▰ Contoh ▰ Di Kota Bukit Hijau yang berpenduduk 425.000 orang telah tercatat sebanyak 2.450 orang menderita penyakit DBD dan sebanyak 95 orang dinyatakan meninggal akibat DBD. ▰ CFR peny DBD = (95/2.450) X 100 = 3,9 %. Rumus Case Fatality Rate = Jumlah Kematian akibat penyakit tertentu Jumlah seluruh penderita penyakit yang sama x K