SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
ModulPelatihanPPIH2017 1
FIVE LEVEL PREVENTION
I. DESKRIPSI SINGKAT
Upaya preventif / pencegahan merupakan sebuah usaha yang dilakukan
oleh seseorang dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan,
dan menurut Leavel dan Clarck yang disebut dengan pencegahan adalah
segala kegiatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung
untuk mencegah suatu masalah kesehatan atau penyakit, termasuk
didalamnya adalah perilaku menghindar. Konsep dari Leavel dan Clarck ini
dikenal dengan konsep “five level prevention”
Dalam modul ini akan dibahas mengenai Konsep dasar five level
prevention, yang terdiri dari Level 1, Level 2, Level 3, Level 4 dan Level 5.
Semoga dengan mempelajari modul ini para pembaca / peserta pelatihan
mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya dalam memahami five
level prevention.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah selesai mengikuti materi ini, peserta mampu memahami five level prevention
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan konsep dasar
Five level prevention
III. POKOK BAHASAN
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan-pokok bahasan sebagai
berikut yaitu :
Pokok Bahasan dan sub pokok bahasan:
Konsep dasar five level prevention :
1. Level 1
2. Level 2
3. Level 3
ModulPelatihanPPIH2017 2
4. Level 4
5. Level 5
IV. BAHAN BELAJAR
a. Modul five level prevention
V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini adalah sebanyak 1 jam
pelajaran (T= 1 jpl, P= 0 jpl, PL= 0 jpl) @45 menit. Untuk mempermudah
proses pembelajaran dan meningkatkan partisipasi seluruh perserta, maka
perlu disusun langkah-langkah kegiatan sebagai berikut :
Langkah 1. Penyiapan proses pembelajaran
1. Kegiatan Fasilitator
a. Fasilitator memulai kegiatannya dengan melakukan bina suasana
dikelas.
b. Fasilitator menyampaikan salam dengan menyapa peserta dengan
ramah dan hangat.
c. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas mulailah dengan
memperkenalkan diri, Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama
lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
d. Menggali pendapat peserta (apersepsi) tentang five level prevention
dalam pelaksanaan kegiatan PPIH di arab Saudi dengan metode
curah pendapat (brainstorming).
e. Menyampaikan ruang lingkup bahasan dan tujuan pembelajaran
tentang materi konsep dasar five level prevention pada pelaksanaan
kegiatan PPIH di Arab Saudi yang disampaikan dengan menggunakan
bahan tayang (slide power point).
2. Kegiatan Peserta
a. Mempersiapkan diri dan alat-alat tulis yang diperlukan.
b. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator.
c. Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap penting.
ModulPelatihanPPIH2017 3
d. Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator bila ada hal-hal yang belum
jelas dan perlu diklarifikasi.
Langkah 2 : Review pokok bahasan
1. Kegiatan Fasilitator
a. Menyampaikan Pokok Bahasan dan sub pokok bahasan dari materi
awal sampai dengan materi terakhir secara garis besar dalam waktu
yang singkat
b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal
yang masih belum jelas.
c. Memberikan jawaban jika ada pertanyaan yang diajukan oleh peserta
2. Kegiatan Peserta
a. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang dianggap
penting.
b. Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator sesuai dengan
kesempatan yang diberikan.
c. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan fasilitator.
Langkah 3 : Pendalaman pokok bahasan.
1. Kegiatan Fasilitator
a. Meminta peserta untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
fasilitator terkait dengan contoh-contoh dari level-level yang terdapat
dalam five level prevention, selama pelaksanaan ibadah haji.
b. Memberikan klarifikasi jawaban tentang five level prevention terkait
pertanyaan dari peserta.
2. Kegiatan Peserta
a. Menjawab pertanyaan dari fasilitator
b. Mendengar, mencatat dan bertanya terhadap hal-hal yang masih
kurang jelas kepada fasilitator.
ModulPelatihanPPIH2017 4
Langkah 4 : Melakukan rangkuman dan evaluasi hasil belajar
1. Kegiatan Fasilitator
a. Mengadakan evaluasi dengan melemparkan 3 pertanyaan sesuai topik
pokok bahasan secara acak kepada peserta.
b. Memperjelas jawaban peserta terhadap masing – masing pertanyaan
yang telah diajukan sebelumnya.
c. Bersama peserta merangkum poin-poin penting dari hasil proses
pembelajaran tentang five level prevention dalam pelaksanaan kegiatan
PPIH di Arab Saudi.
d. Membuat kesimpulan dapat dilakukan sendiri oleh fasilitator atau
secara bersama-sama dengan mengajak peserta untuk menyimpulkan
2. Kegiatan Peserta
a. Menjawab pertanyaan yang diajukan fasilitator.
b. Bersama fasilitator merangkum hasil proses pembelajaran five level
prevention dalam pelaksanaan kegiatan PPIH di Arab Saudi.
VI. URAIAN MATERI
Kesehatan telah menjadi kebutuhan utama bagi setiap manusia di dunia
dalam menjalankan aktivitas hidup. Berdasarkan pengertiannya bahwa
keadaan sehat merupakan kondisi dimana seorang, sejahtera secara fisik,
mental dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Artinya apabila salah satu dari ketiga unsur tersebut tidak dalam
kondisi yang baik (dengan kata lain sehat) maka akan timbul suatu masalah
atau gangguan kesehatan. Hal ini akan sangat merugikan penderita karena
akan menurunkan produktifitas terhadap kehidupan pribadi dan negaranya.
Dengan demikian perlu adanya suatu usaha- usaha untuk meningkatkan
derajat kesehatan.
Usaha pencegahan penyakit secara umum dikenal berbagai strategi
pelaksanaan yang tergantung pada jenis, sasaran serta tingkat pencegahan.
Dalam strategi penerapan ilmu kesehatan masyarakat dengan prinsip
tingkat pencegahan seperti tersebut di atas, sasaran kegiatan diutamakan
pada peningkatan derajat kesehatan individu dan
ModulPelatihanPPIH2017 5
masyarakat, perlindungan terhadap ancaman dan gangguan kesehatan,
penanganan dan pengurangan gangguan serta masalah kesehatan, serta
usaha rehabilisasi lingkungan.
Upaya preventif [pencegahan] adalah sebuah usaha yang dilakukan
individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Preventif
secara etimologis berasal dari bahasa latin yaitu “praevenire” yang berarti
datang sebelum atau antisipasi, atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu.
Dalam pengertian yang lebih luas dapat diartikan sebagai upaya yang
dilakukan secara sengaja untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan
atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat. (Notosoedirdjo dan Latipun
2005).
Menurut Nasry,2006 menyatakan bahwa pencegahan adalah suatu
kegiatan mengambil tindakan yang dilakukan terlebih dahulu sebelum
kejadian, dengan didasari pada data / keterangan yang bersumber dari hasil
analisis epidemiologi atau hasil pengamatan / penelitian epidemiologi.
Sedangkan menurut Leavel dan Clark yang disebut dengan pencegahan
adalah segala kegiatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak
langsung untuk mencegah suatu masalah kesehatan atau penyakit, dan
berhubungan dengan perilaku menghindar.
Konsep dasar five level prevention dari Leavel dan Clarck yaitu:
1. Level 1 (peningkatan kesehatan / health promotion).
Pada tingkat ini dilakukan tindakan umum untuk menjaga keseimbangan
proses bibit penyakit-pejamu-lingkungan, sehingga dapat menguntungkan
manusia dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbaiki
lingkungan. Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang sehat.
Dalam tingkat ini dilakukan pendidikan kesehatan, misalnya dalam
peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan seperti
penyediaan air rumah tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan
sampah, kotoran, air limbah, hygiene perorangan, rekreasi, dan persiapan
menopause.
ModulPelatihanPPIH2017 6
Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada
umumnya. Beberapa usaha yang dilakukan pada jemaah haji di antaranya
adalah:
a. Pembinaan kesehatan calon jemaah haji mulai dari daerah asal tempat
tinggalnya.
b. Penyediaan makanan sehat dan cukup (kualitas maupun kuantitas) serta
seimbang mulai dari tanah air diperjalanan haji, di Arab Saudi maupun
sekembalinya ke tanah air.
c. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan baik untuk individu maupun
pada lingkungan jemaah haji tersebut berada, misalnya penyediaan air
bersih, pembuangan sampah, pembuangan kotoran, dahak dan limbah.
d. Pendidikan kesehatan kepada para jemaah haji. Misalnya untuk
menerapkan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat), tidak merokok,
menggunakan alat pelindung diri dari sengatan panas dan dehidrasi dan
lain-lain.
e. Olah raga secara teratur sesuai kemampuan individu dar masing-masing
jemaah haji. (misalnya: senam, aerobik dan olah pernafasan dan lain-lain)
f. Kesempatan memperoleh hiburan demi perkembangan mental dan sosial.
(misal: dengan mengikuti pengajian di pondokan, bimbingan manasik dan
lain-lain)
g. Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang
baik.(misal: berkumpul dengan teman-teman serombongan, bersosialisasi
dengan lingkungan sekitar dan lain-lain)
2. Level 2 (perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-
penyakit tertentu / general and specific protection)
Merupakan tindakan yang masih dimaksudkan untuk mencegah penyakit,
menghentikan proses interaksi bibit penyakit-pejamu-lingkungan dalam tahap
prepatogenesis, tetapi sudah terarah pada penyakit tertentu. Tindakan ini
dilakukan pada seseorang yang sehat tetapi memiliki risiko terkena penyakit
tertentu.
Beberapa kegiatan pada level ini adalah sebagai berikut:
ModulPelatihanPPIH2017 7
a. Memberikan immunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah
penyakit dengan pemberian imunisasi influenza atau imunisasi thypus /
thypoid pada calon jemaah haji yang rentan.
b. Memberikan vaksinasi meningitis.
c. Melakukan Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misalnya jemaah
haji yang terkena flu burung ditempatkan di rumah sakit pada ruangan
isolasi.
d. Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun tempat
beribadah dengan menggunakan alat perlindungan diri (misal: masker.
Sandal, kaca mata hitam dan lain-lain)
e. Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-
bahan racun maupun menyebabkan alergi pada jemaah haji. (misal:
makanan berpengawet formalin, borax, makanan mengandung zat warna
textil,dan lain-lain)
f. Pengendalian sumber-sumber pencemaran, misalnya dengan kegiatan
membersihkan lingkungan pondokan dari sampah dan kotoran, menjaga
kebersihan kamar mandi dan toilet serta menjaga kebersihan sumber air
minum.
3. Level 3 (penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang
cepat dan tepat / early diagnosis and prompt treatment)
Karena rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap
kesehatan dan penyakit, maka sering sulit mendeteksi penyakit-penyakit yang
terjadi di masyarakat. Bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau tidak mau
diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat
tidak memperoleh pelayanan kesehatn yang layak.
Oleh sebab itu tindakan menemukan penyakit sedini mungkin dan
melakukan penatalaksanaan segera dengan terapi yang tepat sangat
diperlukan dalam tahap ini, salah satu caranya adalah dengan memberikan
pendidikan kesehatan kepada jemaah haji agar mereka dapat mengenal
gejala penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan sesegera
mungkin. Jemaah haji perlu menyadari bahwa berhasil atau tidaknya usaha
ModulPelatihanPPIH2017 8
pengobatan, tidak hanya tergantung pada baiknya jenis obat serta keahlian
tenaga kesehatannya,melainkan juga tergantung pada kecepatan pengobatan
itu diberikan.
Pengobatan yang terlambat akan menyebabkan :
• Usaha penyembuhan menjadi lebih sulit, bahkan mungkin tidak dapat
sembuh lagi atau bahkan dapat menimbulkan kematian misalnya
pengobatan jemaah haji penderita heat stroke yang terlambat ditangani.
• Kemungkinan terjadinya kecacatan lebih besar.
• Penderitaan si sakit menjadi lebih lama.
• Biaya untuk perawatan dan pengobatan menjadi lebih besar.
Pada jemaah haji yang sudah terdapat tanda – tanda dehidrasi dapat diberikan
segera cairan oralit dan dianjurkan untuk minum yang cukup dan makan
makanan yang bergizi.
Menemukan penderita dalam kelompok jemaah hajiresiko tinggi melalui jalan
pemeriksaan rutin . Misalnya dengan visitasi, pemeriksaan tekanan darah,
gula darah dan lain-lain.
Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit
menular (contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat
segera diberikan pengobatan.
Melaksanakan skrining untuk mendeteksi gejala dehidrasi.
Tujuan utama dari usaha ini adalah :
a. Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepat-cepatnya dari setiap jenis
penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera.
b. Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya menular.
c. Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan sesuatu penyakit.
4. Level 4 (pembatasan kecacatan / dissability limitation)
Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang
kesehatan dan penyakit, maka sering masyarakat tidak melanjutkan
pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata lain mereka tidak melakukan
pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya.
ModulPelatihanPPIH2017 9
Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang
yang bersangkutan cacat atau ketidak mampuan. Oleh karena itu,
pendidikan kesehatan juga diperlukan pada tahap ini.
Pada tahap ini cacat yang terjadi diatasi, terutama untuk mencegah
penyakit menjadi berkelanjutan sehingga mengakibatkan terjadinya
kecacatan yang lebih buruk lagi. Usaha ini dilakukan dengan pengobatan
dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh kembali dan tidak
mengalami kecacatan. Dan apabila sudah terjadi kecacatan maka
penderita dicegah agar tidak mendapatkan kecacatan yang bertambah
berat (dibatasi) dan fungsi dari alat tubuh yang mengalami kecacatan
dipertahankan semaksimal mungkin.
Misalnya: penanganan secara tuntas pada kasus-kasus infeksi organ
reproduksi menjegah terjadinya infertilitas. Merupakan tindakan
penatalaksanaan terapi yang adekuat pada pasien dengan penyakit yang
telah lanjut untuk mencegah penyakit menjadi lebih berat, menyembuhkan
pasien, serta mengurangi kemungkinan terjadinya kecacatan yang akan
timbul.
5. Level 5 (pemulihan kesehatan / rehabilitation)
Merupakan tindakan yang dimaksudkan untuk mengembalikan pasien ke
masyarakat agar mereka dapat hidup dan bekerja secara wajar, atau agar
tidak menjadi beban orang lain. Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu,
kadang-kadang orang menjadi cacat, untuk memeulihkan cacatnya tersebut
kadang-kadang diperlukan latihan tertentu. Oleh karena kurangnya pengetian
dan kesadaran orang tersebut, ia tidak akan segan melakukan latihan-latihan
yang dianjurkan. Disamping itu orang yang cacat stelah sembuh dari penyakit,
kadang-kadang malu untuk kembali ke masyarakat.
Sering terjadi pula masyarakat tidak mau menerima mereka sebagai
anggota masyarakat yang normal. Oleh sebab itu jelas pendidikan kesehatan
diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat tersebut, tetapi juga perlu
pendidikan kesehatan pada masyarakat.
Rehabilitasi ini terdiri atas :
ModulPelatihanPPIH2017 10
1) Rehabilitasi fisik
yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimal-
maksimalnya.Misalnya,seseorang yang karena kecelakaan,patah kakinya
perlu mendapatkan rehabilitasi dari kaki yang patah ini sama dengan kaki
yang sesungguhnya.
2) Rehabilitasi mental
yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan
perorangan dan sosial secara memuaskan. Seringkali bersamaan dengan
terjadinya cacat badaniah muncul pula kelainan-kelainan atau gangguan
mental. Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan
kejiwaan sebelum kembali ke dalam masyarakat.
3) Rehabilitasi sosial vokasional
yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan / jabatan dalam
masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimal-maksimalnya sesuai
dengan kemampuan dan ketidak mampuannya.
4) Rehabilitasi aesthesis
usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa
keindahan,walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri
tidak dapat dikembalikan misalnya : penggunaan mata palsu.
Usaha mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat, memerlukan
bantuan dan pengertian dari segenap anggota masyarakat untuk dapat
mengerti dan memahami keadaan mereka (fisik,mental dan kemampuannya)
sehingga memudahkan mereka dalam proses penyesuaian dirinya dalam
masyarakat, dalam keadaannya yang sekarang.
Mereka yang direhabilitasi ini memerlukan bantuan dari setiap warga
masyarakat,bukan hanya berdasarkan belas kasihan semata- mata,melainkan
juga berdasarkan hak azasinya sebagai manusia.
Bila seseorang seseorang jatuh sakit; dengan pengobatan akan terjadi tiga
kemungkinan yaitu :
a. Sembuh sempurna.
b. Sembuh dengan cacat
c. Tidak sembuh lagi (meninggal)
ModulPelatihanPPIH2017 11
Hasil yang terbaik yaitu bila terjadi kesembuhan secara sempurna, namun
seandainya terjadi kecacatan, maka alat tubuh yang cacat ini akan tetap
dimilikinya dan seringkali merupakan beban (penderitaan) untuk selama-
lamanya.
VII. RANGKUMAN
Tujuan pencegahan penyakit adalah menghalangi perkembangan penyakit
dan kesakitan sebelum sempat berlanjut. Sehingga diharapkan upaya
pencegahan penyakit ini mampu menyelesaikan masalah kesehatan di
masyarakat dan menghasilkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan
memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk
bertahan. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap
penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri. Penyuluhan dan
usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah ia
sembuh dari suatu penyakit.
Dan menurut Leavel dan Clarck Konsep dasar dari five level prevention yaitu:
1. Level 1 (peningkatan kesehatan / health promotion).
2. Level 2 (perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit
tertentu / general and specific protection)
3. Level 3 (penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat
dan tepat / early diagnosis and prompt treatment)
4. Level 4 (pembatasan kecacatan / dissability limitation)
5. Level 5 (pemulihan kesehatan / rehabilitation)
VIII. DAFTAR PUSTAKA :
1. Hugh R. Leavell and E. Gurney Clark as "The science and art of preventing
disease, prolonging life, and promoting physical and mental health and
efficiency. Leavell, H. R., & Clark, E. G. (1979). Preventive Medicine for
the Doctor in his Community (3rd ed.). Huntington, NY: Robert E. Krieger
Publishing Company.
ModulPelatihanPPIH2017 12
2. Notosoedirdjo & Latipun, Kesehatan Mental, Konsep dan
Pemaparan, Jakarta, EGC, 2005.
3. Permenkes No. 62 tahun 2016 tentang penyelenggaraan kesehatan
haji.
4. MOU Persiapan Haji 1438 H / Ta’limatul Hajj 1438 H

More Related Content

What's hot

format pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasformat pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasLSIM
 
Konsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiKonsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiAnggita Dewi
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakitphiqe kbn
 
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventif
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventifUpaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventif
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventifdhewychabi
 
Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1HMRojali
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7tristyanto
 
PPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi KesehatanPPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi KesehatanRiski Eka
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatanpjj_kemenkes
 
Problem solving-kes-masy
Problem solving-kes-masyProblem solving-kes-masy
Problem solving-kes-masyDae Zhun
 
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Muhammad Muqouwis. AT
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienzulindarisma
 
5 m (man, material, method,
5 m (man, material, method,5 m (man, material, method,
5 m (man, material, method,Amnita Ginting
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolitmasantian
 

What's hot (20)

Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
 
format pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasformat pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitas
 
Konsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiKonsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologi
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
 
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventif
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventifUpaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventif
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventif
 
Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1
 
5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7
 
PPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi KesehatanPPT Promosi Kesehatan
PPT Promosi Kesehatan
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
 
Tipe keluarga
Tipe keluargaTipe keluarga
Tipe keluarga
 
ukuran epidemiologi
ukuran epidemiologiukuran epidemiologi
ukuran epidemiologi
 
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
 
Problem solving-kes-masy
Problem solving-kes-masyProblem solving-kes-masy
Problem solving-kes-masy
 
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
 
Primary health-care
Primary health-carePrimary health-care
Primary health-care
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
 
5 m (man, material, method,
5 m (man, material, method,5 m (man, material, method,
5 m (man, material, method,
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Kul6. Model Promosi Kesehatan
Kul6. Model Promosi KesehatanKul6. Model Promosi Kesehatan
Kul6. Model Promosi Kesehatan
 

Similar to FIVE LEVEL

8.five level prevention 2020
8.five level prevention 20208.five level prevention 2020
8.five level prevention 2020rickygunawan84
 
Pelaksanaan keperawatan keluarga
 Pelaksanaan keperawatan keluarga Pelaksanaan keperawatan keluarga
Pelaksanaan keperawatan keluargapjj_kemenkes
 
Pelaksanaan keperawatan keluarga
 Pelaksanaan keperawatan keluarga Pelaksanaan keperawatan keluarga
Pelaksanaan keperawatan keluargapjj_kemenkes
 
Kebutuhan Personal Hygiene, Aktivitas dan Istirahat
Kebutuhan Personal Hygiene, Aktivitas dan IstirahatKebutuhan Personal Hygiene, Aktivitas dan Istirahat
Kebutuhan Personal Hygiene, Aktivitas dan Istirahatpjj_kemenkes
 
Modul 1 promosi kesehatan kb 2
Modul 1 promosi kesehatan kb 2Modul 1 promosi kesehatan kb 2
Modul 1 promosi kesehatan kb 2pjj_kemenkes
 
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi KesehatanRuang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatanpjj_kemenkes
 
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi KesehatanRuang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatanpjj_kemenkes
 
2861816.pdf.pdf
2861816.pdf.pdf2861816.pdf.pdf
2861816.pdf.pdfElisaike20
 
04. nursing intervention
04. nursing intervention04. nursing intervention
04. nursing interventionmeykwek
 
Bahan pembelajaran 2 pencegahan covid-19
Bahan pembelajaran 2   pencegahan covid-19Bahan pembelajaran 2   pencegahan covid-19
Bahan pembelajaran 2 pencegahan covid-19PusdiklatKKB
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - MODUL PROJEK - KENALI DAN RAWAT TUB...
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - MODUL PROJEK - KENALI DAN RAWAT TUB...Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - MODUL PROJEK - KENALI DAN RAWAT TUB...
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - MODUL PROJEK - KENALI DAN RAWAT TUB...yuyunyuslina
 
2. bahan pembelajaran pencegahan covid
2. bahan pembelajaran pencegahan covid2. bahan pembelajaran pencegahan covid
2. bahan pembelajaran pencegahan covidPusdiklatKKB
 
Kb 2 resusitasi pada dewasa
Kb 2 resusitasi pada dewasaKb 2 resusitasi pada dewasa
Kb 2 resusitasi pada dewasapjj_kemenkes
 
Kb 1 resusitasi pada bayi baru lahir
Kb 1 resusitasi pada bayi baru lahirKb 1 resusitasi pada bayi baru lahir
Kb 1 resusitasi pada bayi baru lahirpjj_kemenkes
 
2. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 19
2. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 192. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 19
2. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 19PusdiklatKKB
 
Five level prevention
Five level preventionFive level prevention
Five level preventionramadonatan
 
Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan KesehatanPenyuluhan Kesehatan
Penyuluhan Kesehatanpjj_kemenkes
 

Similar to FIVE LEVEL (20)

Modul tpp
Modul tppModul tpp
Modul tpp
 
8.five level prevention 2020
8.five level prevention 20208.five level prevention 2020
8.five level prevention 2020
 
SAP.docx
SAP.docxSAP.docx
SAP.docx
 
Pelaksanaan keperawatan keluarga
 Pelaksanaan keperawatan keluarga Pelaksanaan keperawatan keluarga
Pelaksanaan keperawatan keluarga
 
Pelaksanaan keperawatan keluarga
 Pelaksanaan keperawatan keluarga Pelaksanaan keperawatan keluarga
Pelaksanaan keperawatan keluarga
 
Kebutuhan Personal Hygiene, Aktivitas dan Istirahat
Kebutuhan Personal Hygiene, Aktivitas dan IstirahatKebutuhan Personal Hygiene, Aktivitas dan Istirahat
Kebutuhan Personal Hygiene, Aktivitas dan Istirahat
 
Modul 1 promosi kesehatan kb 2
Modul 1 promosi kesehatan kb 2Modul 1 promosi kesehatan kb 2
Modul 1 promosi kesehatan kb 2
 
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi KesehatanRuang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
 
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi KesehatanRuang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
 
2861816.pdf.pdf
2861816.pdf.pdf2861816.pdf.pdf
2861816.pdf.pdf
 
04. nursing intervention
04. nursing intervention04. nursing intervention
04. nursing intervention
 
Modul 2 kdk ii
Modul 2 kdk iiModul 2 kdk ii
Modul 2 kdk ii
 
Bahan pembelajaran 2 pencegahan covid-19
Bahan pembelajaran 2   pencegahan covid-19Bahan pembelajaran 2   pencegahan covid-19
Bahan pembelajaran 2 pencegahan covid-19
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - MODUL PROJEK - KENALI DAN RAWAT TUB...
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - MODUL PROJEK - KENALI DAN RAWAT TUB...Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - MODUL PROJEK - KENALI DAN RAWAT TUB...
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - MODUL PROJEK - KENALI DAN RAWAT TUB...
 
2. bahan pembelajaran pencegahan covid
2. bahan pembelajaran pencegahan covid2. bahan pembelajaran pencegahan covid
2. bahan pembelajaran pencegahan covid
 
Kb 2 resusitasi pada dewasa
Kb 2 resusitasi pada dewasaKb 2 resusitasi pada dewasa
Kb 2 resusitasi pada dewasa
 
Kb 1 resusitasi pada bayi baru lahir
Kb 1 resusitasi pada bayi baru lahirKb 1 resusitasi pada bayi baru lahir
Kb 1 resusitasi pada bayi baru lahir
 
2. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 19
2. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 192. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 19
2. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 19
 
Five level prevention
Five level preventionFive level prevention
Five level prevention
 
Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan KesehatanPenyuluhan Kesehatan
Penyuluhan Kesehatan
 

More from rickygunawan84

7121 format baru modul kurikulum komunikasi ilmiah
7121 format baru modul  kurikulum komunikasi ilmiah7121 format baru modul  kurikulum komunikasi ilmiah
7121 format baru modul kurikulum komunikasi ilmiahrickygunawan84
 
Pokok Bahan 1 Distribusi Kusta
Pokok Bahan 1 Distribusi KustaPokok Bahan 1 Distribusi Kusta
Pokok Bahan 1 Distribusi Kustarickygunawan84
 
Kebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmkKebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmkrickygunawan84
 
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh rickygunawan84
 
05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadar05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadarrickygunawan84
 
03. initial assessment
03. initial assessment03. initial assessment
03. initial assessmentrickygunawan84
 
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisirickygunawan84
 
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)rickygunawan84
 
Review formulir indikator pendukung lainnya
Review formulir indikator pendukung lainnyaReview formulir indikator pendukung lainnya
Review formulir indikator pendukung lainnyarickygunawan84
 
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konseling
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konselingPpt review mi 5 penyuluhan dan konseling
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konselingrickygunawan84
 
Review pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
Review  pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporanReview  pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
Review pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporanrickygunawan84
 
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...rickygunawan84
 
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...rickygunawan84
 
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)rickygunawan84
 
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)rickygunawan84
 
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)rickygunawan84
 
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)rickygunawan84
 
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...rickygunawan84
 

More from rickygunawan84 (20)

7121 format baru modul kurikulum komunikasi ilmiah
7121 format baru modul  kurikulum komunikasi ilmiah7121 format baru modul  kurikulum komunikasi ilmiah
7121 format baru modul kurikulum komunikasi ilmiah
 
Lo ko mpor
Lo ko mporLo ko mpor
Lo ko mpor
 
Pokok Bahan 1 Distribusi Kusta
Pokok Bahan 1 Distribusi KustaPokok Bahan 1 Distribusi Kusta
Pokok Bahan 1 Distribusi Kusta
 
Kebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmkKebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmk
 
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
 
05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadar05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadar
 
03. initial assessment
03. initial assessment03. initial assessment
03. initial assessment
 
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
 
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
 
Review pb2 supervisi
Review   pb2 supervisiReview   pb2 supervisi
Review pb2 supervisi
 
Review formulir indikator pendukung lainnya
Review formulir indikator pendukung lainnyaReview formulir indikator pendukung lainnya
Review formulir indikator pendukung lainnya
 
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konseling
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konselingPpt review mi 5 penyuluhan dan konseling
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konseling
 
Review pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
Review  pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporanReview  pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
Review pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
 
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
 
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
 
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
 
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
 
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
 
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
 
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
 

Recently uploaded

Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 

FIVE LEVEL

  • 1. ModulPelatihanPPIH2017 1 FIVE LEVEL PREVENTION I. DESKRIPSI SINGKAT Upaya preventif / pencegahan merupakan sebuah usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dan menurut Leavel dan Clarck yang disebut dengan pencegahan adalah segala kegiatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mencegah suatu masalah kesehatan atau penyakit, termasuk didalamnya adalah perilaku menghindar. Konsep dari Leavel dan Clarck ini dikenal dengan konsep “five level prevention” Dalam modul ini akan dibahas mengenai Konsep dasar five level prevention, yang terdiri dari Level 1, Level 2, Level 3, Level 4 dan Level 5. Semoga dengan mempelajari modul ini para pembaca / peserta pelatihan mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya dalam memahami five level prevention. II. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah selesai mengikuti materi ini, peserta mampu memahami five level prevention B. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan konsep dasar Five level prevention III. POKOK BAHASAN Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan-pokok bahasan sebagai berikut yaitu : Pokok Bahasan dan sub pokok bahasan: Konsep dasar five level prevention : 1. Level 1 2. Level 2 3. Level 3
  • 2. ModulPelatihanPPIH2017 2 4. Level 4 5. Level 5 IV. BAHAN BELAJAR a. Modul five level prevention V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini adalah sebanyak 1 jam pelajaran (T= 1 jpl, P= 0 jpl, PL= 0 jpl) @45 menit. Untuk mempermudah proses pembelajaran dan meningkatkan partisipasi seluruh perserta, maka perlu disusun langkah-langkah kegiatan sebagai berikut : Langkah 1. Penyiapan proses pembelajaran 1. Kegiatan Fasilitator a. Fasilitator memulai kegiatannya dengan melakukan bina suasana dikelas. b. Fasilitator menyampaikan salam dengan menyapa peserta dengan ramah dan hangat. c. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas mulailah dengan memperkenalkan diri, Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan. d. Menggali pendapat peserta (apersepsi) tentang five level prevention dalam pelaksanaan kegiatan PPIH di arab Saudi dengan metode curah pendapat (brainstorming). e. Menyampaikan ruang lingkup bahasan dan tujuan pembelajaran tentang materi konsep dasar five level prevention pada pelaksanaan kegiatan PPIH di Arab Saudi yang disampaikan dengan menggunakan bahan tayang (slide power point). 2. Kegiatan Peserta a. Mempersiapkan diri dan alat-alat tulis yang diperlukan. b. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator. c. Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap penting.
  • 3. ModulPelatihanPPIH2017 3 d. Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator bila ada hal-hal yang belum jelas dan perlu diklarifikasi. Langkah 2 : Review pokok bahasan 1. Kegiatan Fasilitator a. Menyampaikan Pokok Bahasan dan sub pokok bahasan dari materi awal sampai dengan materi terakhir secara garis besar dalam waktu yang singkat b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang masih belum jelas. c. Memberikan jawaban jika ada pertanyaan yang diajukan oleh peserta 2. Kegiatan Peserta a. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang dianggap penting. b. Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator sesuai dengan kesempatan yang diberikan. c. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan fasilitator. Langkah 3 : Pendalaman pokok bahasan. 1. Kegiatan Fasilitator a. Meminta peserta untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh fasilitator terkait dengan contoh-contoh dari level-level yang terdapat dalam five level prevention, selama pelaksanaan ibadah haji. b. Memberikan klarifikasi jawaban tentang five level prevention terkait pertanyaan dari peserta. 2. Kegiatan Peserta a. Menjawab pertanyaan dari fasilitator b. Mendengar, mencatat dan bertanya terhadap hal-hal yang masih kurang jelas kepada fasilitator.
  • 4. ModulPelatihanPPIH2017 4 Langkah 4 : Melakukan rangkuman dan evaluasi hasil belajar 1. Kegiatan Fasilitator a. Mengadakan evaluasi dengan melemparkan 3 pertanyaan sesuai topik pokok bahasan secara acak kepada peserta. b. Memperjelas jawaban peserta terhadap masing – masing pertanyaan yang telah diajukan sebelumnya. c. Bersama peserta merangkum poin-poin penting dari hasil proses pembelajaran tentang five level prevention dalam pelaksanaan kegiatan PPIH di Arab Saudi. d. Membuat kesimpulan dapat dilakukan sendiri oleh fasilitator atau secara bersama-sama dengan mengajak peserta untuk menyimpulkan 2. Kegiatan Peserta a. Menjawab pertanyaan yang diajukan fasilitator. b. Bersama fasilitator merangkum hasil proses pembelajaran five level prevention dalam pelaksanaan kegiatan PPIH di Arab Saudi. VI. URAIAN MATERI Kesehatan telah menjadi kebutuhan utama bagi setiap manusia di dunia dalam menjalankan aktivitas hidup. Berdasarkan pengertiannya bahwa keadaan sehat merupakan kondisi dimana seorang, sejahtera secara fisik, mental dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Artinya apabila salah satu dari ketiga unsur tersebut tidak dalam kondisi yang baik (dengan kata lain sehat) maka akan timbul suatu masalah atau gangguan kesehatan. Hal ini akan sangat merugikan penderita karena akan menurunkan produktifitas terhadap kehidupan pribadi dan negaranya. Dengan demikian perlu adanya suatu usaha- usaha untuk meningkatkan derajat kesehatan. Usaha pencegahan penyakit secara umum dikenal berbagai strategi pelaksanaan yang tergantung pada jenis, sasaran serta tingkat pencegahan. Dalam strategi penerapan ilmu kesehatan masyarakat dengan prinsip tingkat pencegahan seperti tersebut di atas, sasaran kegiatan diutamakan pada peningkatan derajat kesehatan individu dan
  • 5. ModulPelatihanPPIH2017 5 masyarakat, perlindungan terhadap ancaman dan gangguan kesehatan, penanganan dan pengurangan gangguan serta masalah kesehatan, serta usaha rehabilisasi lingkungan. Upaya preventif [pencegahan] adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Preventif secara etimologis berasal dari bahasa latin yaitu “praevenire” yang berarti datang sebelum atau antisipasi, atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang lebih luas dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan secara sengaja untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat. (Notosoedirdjo dan Latipun 2005). Menurut Nasry,2006 menyatakan bahwa pencegahan adalah suatu kegiatan mengambil tindakan yang dilakukan terlebih dahulu sebelum kejadian, dengan didasari pada data / keterangan yang bersumber dari hasil analisis epidemiologi atau hasil pengamatan / penelitian epidemiologi. Sedangkan menurut Leavel dan Clark yang disebut dengan pencegahan adalah segala kegiatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mencegah suatu masalah kesehatan atau penyakit, dan berhubungan dengan perilaku menghindar. Konsep dasar five level prevention dari Leavel dan Clarck yaitu: 1. Level 1 (peningkatan kesehatan / health promotion). Pada tingkat ini dilakukan tindakan umum untuk menjaga keseimbangan proses bibit penyakit-pejamu-lingkungan, sehingga dapat menguntungkan manusia dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbaiki lingkungan. Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang sehat. Dalam tingkat ini dilakukan pendidikan kesehatan, misalnya dalam peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan seperti penyediaan air rumah tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran, air limbah, hygiene perorangan, rekreasi, dan persiapan menopause.
  • 6. ModulPelatihanPPIH2017 6 Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya. Beberapa usaha yang dilakukan pada jemaah haji di antaranya adalah: a. Pembinaan kesehatan calon jemaah haji mulai dari daerah asal tempat tinggalnya. b. Penyediaan makanan sehat dan cukup (kualitas maupun kuantitas) serta seimbang mulai dari tanah air diperjalanan haji, di Arab Saudi maupun sekembalinya ke tanah air. c. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan baik untuk individu maupun pada lingkungan jemaah haji tersebut berada, misalnya penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan kotoran, dahak dan limbah. d. Pendidikan kesehatan kepada para jemaah haji. Misalnya untuk menerapkan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat), tidak merokok, menggunakan alat pelindung diri dari sengatan panas dan dehidrasi dan lain-lain. e. Olah raga secara teratur sesuai kemampuan individu dar masing-masing jemaah haji. (misalnya: senam, aerobik dan olah pernafasan dan lain-lain) f. Kesempatan memperoleh hiburan demi perkembangan mental dan sosial. (misal: dengan mengikuti pengajian di pondokan, bimbingan manasik dan lain-lain) g. Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik.(misal: berkumpul dengan teman-teman serombongan, bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan lain-lain) 2. Level 2 (perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit- penyakit tertentu / general and specific protection) Merupakan tindakan yang masih dimaksudkan untuk mencegah penyakit, menghentikan proses interaksi bibit penyakit-pejamu-lingkungan dalam tahap prepatogenesis, tetapi sudah terarah pada penyakit tertentu. Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang sehat tetapi memiliki risiko terkena penyakit tertentu. Beberapa kegiatan pada level ini adalah sebagai berikut:
  • 7. ModulPelatihanPPIH2017 7 a. Memberikan immunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah penyakit dengan pemberian imunisasi influenza atau imunisasi thypus / thypoid pada calon jemaah haji yang rentan. b. Memberikan vaksinasi meningitis. c. Melakukan Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misalnya jemaah haji yang terkena flu burung ditempatkan di rumah sakit pada ruangan isolasi. d. Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun tempat beribadah dengan menggunakan alat perlindungan diri (misal: masker. Sandal, kaca mata hitam dan lain-lain) e. Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan- bahan racun maupun menyebabkan alergi pada jemaah haji. (misal: makanan berpengawet formalin, borax, makanan mengandung zat warna textil,dan lain-lain) f. Pengendalian sumber-sumber pencemaran, misalnya dengan kegiatan membersihkan lingkungan pondokan dari sampah dan kotoran, menjaga kebersihan kamar mandi dan toilet serta menjaga kebersihan sumber air minum. 3. Level 3 (penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat / early diagnosis and prompt treatment) Karena rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit, maka sering sulit mendeteksi penyakit-penyakit yang terjadi di masyarakat. Bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat tidak memperoleh pelayanan kesehatn yang layak. Oleh sebab itu tindakan menemukan penyakit sedini mungkin dan melakukan penatalaksanaan segera dengan terapi yang tepat sangat diperlukan dalam tahap ini, salah satu caranya adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada jemaah haji agar mereka dapat mengenal gejala penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan sesegera mungkin. Jemaah haji perlu menyadari bahwa berhasil atau tidaknya usaha
  • 8. ModulPelatihanPPIH2017 8 pengobatan, tidak hanya tergantung pada baiknya jenis obat serta keahlian tenaga kesehatannya,melainkan juga tergantung pada kecepatan pengobatan itu diberikan. Pengobatan yang terlambat akan menyebabkan : • Usaha penyembuhan menjadi lebih sulit, bahkan mungkin tidak dapat sembuh lagi atau bahkan dapat menimbulkan kematian misalnya pengobatan jemaah haji penderita heat stroke yang terlambat ditangani. • Kemungkinan terjadinya kecacatan lebih besar. • Penderitaan si sakit menjadi lebih lama. • Biaya untuk perawatan dan pengobatan menjadi lebih besar. Pada jemaah haji yang sudah terdapat tanda – tanda dehidrasi dapat diberikan segera cairan oralit dan dianjurkan untuk minum yang cukup dan makan makanan yang bergizi. Menemukan penderita dalam kelompok jemaah hajiresiko tinggi melalui jalan pemeriksaan rutin . Misalnya dengan visitasi, pemeriksaan tekanan darah, gula darah dan lain-lain. Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan. Melaksanakan skrining untuk mendeteksi gejala dehidrasi. Tujuan utama dari usaha ini adalah : a. Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepat-cepatnya dari setiap jenis penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera. b. Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya menular. c. Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan sesuatu penyakit. 4. Level 4 (pembatasan kecacatan / dissability limitation) Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan penyakit, maka sering masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata lain mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya.
  • 9. ModulPelatihanPPIH2017 9 Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan cacat atau ketidak mampuan. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan juga diperlukan pada tahap ini. Pada tahap ini cacat yang terjadi diatasi, terutama untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan sehingga mengakibatkan terjadinya kecacatan yang lebih buruk lagi. Usaha ini dilakukan dengan pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh kembali dan tidak mengalami kecacatan. Dan apabila sudah terjadi kecacatan maka penderita dicegah agar tidak mendapatkan kecacatan yang bertambah berat (dibatasi) dan fungsi dari alat tubuh yang mengalami kecacatan dipertahankan semaksimal mungkin. Misalnya: penanganan secara tuntas pada kasus-kasus infeksi organ reproduksi menjegah terjadinya infertilitas. Merupakan tindakan penatalaksanaan terapi yang adekuat pada pasien dengan penyakit yang telah lanjut untuk mencegah penyakit menjadi lebih berat, menyembuhkan pasien, serta mengurangi kemungkinan terjadinya kecacatan yang akan timbul. 5. Level 5 (pemulihan kesehatan / rehabilitation) Merupakan tindakan yang dimaksudkan untuk mengembalikan pasien ke masyarakat agar mereka dapat hidup dan bekerja secara wajar, atau agar tidak menjadi beban orang lain. Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi cacat, untuk memeulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang diperlukan latihan tertentu. Oleh karena kurangnya pengetian dan kesadaran orang tersebut, ia tidak akan segan melakukan latihan-latihan yang dianjurkan. Disamping itu orang yang cacat stelah sembuh dari penyakit, kadang-kadang malu untuk kembali ke masyarakat. Sering terjadi pula masyarakat tidak mau menerima mereka sebagai anggota masyarakat yang normal. Oleh sebab itu jelas pendidikan kesehatan diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat tersebut, tetapi juga perlu pendidikan kesehatan pada masyarakat. Rehabilitasi ini terdiri atas :
  • 10. ModulPelatihanPPIH2017 10 1) Rehabilitasi fisik yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimal- maksimalnya.Misalnya,seseorang yang karena kecelakaan,patah kakinya perlu mendapatkan rehabilitasi dari kaki yang patah ini sama dengan kaki yang sesungguhnya. 2) Rehabilitasi mental yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan perorangan dan sosial secara memuaskan. Seringkali bersamaan dengan terjadinya cacat badaniah muncul pula kelainan-kelainan atau gangguan mental. Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum kembali ke dalam masyarakat. 3) Rehabilitasi sosial vokasional yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan / jabatan dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimal-maksimalnya sesuai dengan kemampuan dan ketidak mampuannya. 4) Rehabilitasi aesthesis usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa keindahan,walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya : penggunaan mata palsu. Usaha mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat, memerlukan bantuan dan pengertian dari segenap anggota masyarakat untuk dapat mengerti dan memahami keadaan mereka (fisik,mental dan kemampuannya) sehingga memudahkan mereka dalam proses penyesuaian dirinya dalam masyarakat, dalam keadaannya yang sekarang. Mereka yang direhabilitasi ini memerlukan bantuan dari setiap warga masyarakat,bukan hanya berdasarkan belas kasihan semata- mata,melainkan juga berdasarkan hak azasinya sebagai manusia. Bila seseorang seseorang jatuh sakit; dengan pengobatan akan terjadi tiga kemungkinan yaitu : a. Sembuh sempurna. b. Sembuh dengan cacat c. Tidak sembuh lagi (meninggal)
  • 11. ModulPelatihanPPIH2017 11 Hasil yang terbaik yaitu bila terjadi kesembuhan secara sempurna, namun seandainya terjadi kecacatan, maka alat tubuh yang cacat ini akan tetap dimilikinya dan seringkali merupakan beban (penderitaan) untuk selama- lamanya. VII. RANGKUMAN Tujuan pencegahan penyakit adalah menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum sempat berlanjut. Sehingga diharapkan upaya pencegahan penyakit ini mampu menyelesaikan masalah kesehatan di masyarakat dan menghasilkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri. Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit. Dan menurut Leavel dan Clarck Konsep dasar dari five level prevention yaitu: 1. Level 1 (peningkatan kesehatan / health promotion). 2. Level 2 (perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu / general and specific protection) 3. Level 3 (penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat / early diagnosis and prompt treatment) 4. Level 4 (pembatasan kecacatan / dissability limitation) 5. Level 5 (pemulihan kesehatan / rehabilitation) VIII. DAFTAR PUSTAKA : 1. Hugh R. Leavell and E. Gurney Clark as "The science and art of preventing disease, prolonging life, and promoting physical and mental health and efficiency. Leavell, H. R., & Clark, E. G. (1979). Preventive Medicine for the Doctor in his Community (3rd ed.). Huntington, NY: Robert E. Krieger Publishing Company.
  • 12. ModulPelatihanPPIH2017 12 2. Notosoedirdjo & Latipun, Kesehatan Mental, Konsep dan Pemaparan, Jakarta, EGC, 2005. 3. Permenkes No. 62 tahun 2016 tentang penyelenggaraan kesehatan haji. 4. MOU Persiapan Haji 1438 H / Ta’limatul Hajj 1438 H