MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Laporan Prakerin di KPU Kota Semarang
1. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perlu kita sadari bahwa sampai pada saat ini lulusan SMK belum
dapat diserap langsung oleh pihak dunia usaha maupun industri. Secara
kasat mata terbukti hampir setiap dunia usaha/ industri ketika merekrut
tenaga kerja lulusan SMK masih menerapkan Pendidikan dan Pelatihan bagi
yang telah lulus seleksi penerimaan karyawan rata-rata 2 (dua) bulan. Hal
ini menunjukan bahwa keterampilan yang dimiliki lulusan SMK belum
diakui oleh pihak dunia usaha/ industri.
Jika kita kaji secara seksama, kita tidak dapat menyalahkan pihak
dunia usaha/ industri. Memang pada kenyataannya masih banyak SMK yang
sangat minim peralatan praktek. Sehingga peserta diklat yang harusnya
porsi pembelajaran praktek idealnya 70% hanya dapat dilaksanakan 30%
saja. Bahkan ada beberapa SMK yang tidak memiliki sama sekali peralatan
praktek, dalam pelaksanaan peserta diklat hanya dapat berangan-angan
dengan teori saja tidak dengan peralatan kenyataan yang sebenarnya.
Sistem Ganda adalah suatu bentuk penyelenggaraan penddidkan
keahlian kejuruan, yang memadukan secara sistematik dan sinkron
programg pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang
diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung pada bidang pekerjaan yang
relevan, terarah dan mencapai kemampuan keahlian tertentu.
Dalam pengertian tersebut tersirat, bahwa ada dua pihak yaitu
lembaga pendidikan dan lapangan kerja (industry/perusahaan atau instansi
tertentu) yang secara bersama-sama menyelenggarakan suatu program
keahlian kejuruan. Dengan demikian kedua belah pihak seharusnya terlibat
dan bertangguang jawab mulai dari tahap perencanaan program, tahap
penyelenggaraan, sampai pada tahap penilaian dan penentuan kelulusan
peserta diklat, serta pemasarannya.
2. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 2
1.2 Tujuan Prakerin
1. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman di dunia industri serta
memperoleh wawasan yang lebih luas dalam dunia usaha.
2. Untuk dapat bekerja secara mandiri dan berlatih menyesuaikan dengan
suatu usaha.
3. Memberikan pengalaman kerja nyata di dunia industri.
4. Menambah wawasan siswa dan dapat membandingkan antara teori dan
Praktek Kerja Lapangan.
5. Pembuatan laporan ini adalah salah satu syarat dalam praktek kerja
industri dan untuk bukti bahwa praktikan benar-benar menjalankan
praktek kerja industri ini.
6. Laporan ini disusun untuk bukti teertulis selama menjalankan praktek
kerja industri yang dilaksanakan selama 2 bulan, yang dimulai pada 08
Januari 2014–06 Maret 2014.
7. Segala jenis kegiatan dan laporan yang di laksanakan selama 2 bulan
tersebut telah terlampir sesuai dengan tugas yang di perintahkan.
1.3 Manfaat Prakerin
Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) adalah merupakan suatu sistem
pembelajaran yang dilakukan diluar Proses Belajar Mengajar dan
dilaksanakan pada perusahaan/industri atau instansi yang relevan. Secara
umum pelaksanaan program Praktek Kerja Industri ditujukan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa dibidang teknologi,
penyesuaian diri dengan situasi yang sebenarnya, mengumpulkan informasi
dan menulis laporan yang berkaitan langsung dengan tujuan khusus. Setelah
siswa melaksanakan program Praktek Kerja Industri secara khusus siswa
diharapkan memperoleh pengalaman yang mencakup tinjauan tentang
perusahaan, dan kegiatan-kegiatan praktek yang berhubungan langsung
dengan teknologi. Dan mempersiapkan para siswa/siswi untuk belajar
3. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 3
bekerja secara mandiri, bekerja dalam suatu tim dan mengembangkan
potensi dan keahlian sesuai dengan minat dan bakat masing-masing
Penyelenggaraan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) pada SMK, bertujuan
untuk:
1. Siswa mendapatkan kompetensi yang tidak mereka dapatkan di
sekolah.
2. Siswa dapat memberikan kontribusi tenaga kerja di DU/DI mereka
ditempatkan.
3. Memberi motivasi dan meningkatkan etos kerja bagi siswa.
4. Mempererat hubungan sekolah dengan institusi pasangan.
5. Memperkokoh “link and match” antara SMK dan dunia kerja.
6. Meningkatkan efektifitas dan efesiensi proses pendidikan dan
pelatihan kerja berkualitas.
7. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja
sebagai bagian dari proses pendidikan.
8. Sebagai promosi tamatan SMK
1.4 Waktu Pelaksanaan Prakerin
Kegiatan Praktik Kerja Industri dilaksanakan pada:
Tanggal : 7 Januari 2014 – 18 Maret 2014
Tempat : Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Semarang
4. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 4
Dengan jadwal masuk sebagai berikut:
Tabel 1.1
HARI JAM MASUK JAM ISTIRAHAT JAM PULANG
SENIN 07.30 12.00 - 13.00 16.30
SELASA 07.30 12.00 - 13.00 16.30
RABU 07.30 12.00 - 13.00 16.30
KAMIS 07.30 12.00 - 13.00 16.30
JUMAT 07.30 12.00 - 13.00 16.30
SABTU 09.30 12.00 - 13.00 16.30
1.5 Sasaran Prakerin
Melihat kenyataan diatas, Dikmenjur menetapkan strategi
operasional yang berdasarka kepada kebijakan “Link and Match”
(kesesuaian dan kesepadanan) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
dalam model penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda. Pelaksanaannya
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam:
1. Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 tentang sistem Pendidikan
Nasional.
2. PP Nomor 20 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah.
3. PP Nomor 39 1992 tentang peran serta masyarakat dalam
Pendidikan Nasional.
4. Kepmendikbud Nomor 080/U/1992 tentang Sekolah Menengah
Kejuruan.
5. Kepmendikbud Nomor 080/U/1993 tentang kurikulum SMK.
5. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 5
1.6 Metode Pengumpulan Data
Metode untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam
menyusun laporan kami mengambil metode wawancara. Metode ini
merupakan metode yang paling efektif dalalam mengumpulkan data-data
yang diperlukan. Dengan metode ini penulis secara langsung melakukan
wawancara dengan pembimbing di lapangan dan karyawan. Data-data yang
diperoleh dengan metode ini antara lain ;
1. Gambaran Umum Perusahaan/Instansi
2. Struktur Organisasi Perusahaan
3. Visi dan Misi Perusahaan
4. Kegiatan Perusahaan
5. Inventarisasi tentang alat-alat dan benda-benda yang di kerjakan di
tempat Prakerin.
1.7 Sistematika Laporan
Untuk keseragaman baik secara kualiatif maupun kuantitatif, maka
perlu adanya pedoman dalm penyusunan laporan dengan menggunakan
sistematika sebagai berikut:
1. Bagian Pendahuluan yang terdiri dari :
a. Halaman Judul
b. Halaman Persetujuan
c. Halaman Pengesahan
d. Halaman Daftar Isi
e. Halaman Kata Pengantar
6. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 6
2. Bagian Isi terdiri dari:
BAB I Pendahuluan
BAB II Tempat Latihan Praktik
BAB III Aktivitas Praktikan
BAB IV Evaluasi
3. Bagian Penutup terdiri dari:
BAB V Penutup
Kesimpulan
Saran
Lampiran-lampiran antara lain:
- Jurnal kegiatan prakerin
- Denah Tempat Prakerin
- Dokumen-dokumen yang mendukung prakerin
- Referensi Sumber
ATURAN PENGETIKAN LAPORAN
1. Huruf / font : (Time New Roman, 12)
2. Margin : Kiri : 4 cm
Kanan : 3 cm
Atas : 4 cm
Bawah : 3 cm
3. Spasi : 1,5
4. Kertas HVS : A4 (70 gr)
5. Penomoran :
Contoh : BAB I
1.1
1.1.1
7. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 7
1.2
1.2.1
1.2.2
1.3
1.3.1
1.3.2
1.3.3
6. Nomor Halaman : Sebelah kanan bawah
1.8 Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan Laporan Praktek Kerja Industri sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan :
Menjelaskan tentang Latar Belakang Prakerin, Tujuan Prakerin,
Kualitas Profesional Program Studi Teknik Komputer dan Jaringan, Manfaat
Prakerin, Waktu Prakerin, Pelaksanaan Prakerin, Sasaran Prakerin, Metode
Pengumpulan Data, Sistematika Laporan, dan Sistematika Penulisan.
BAB II Profil DU/DI :
Menjelaskan tentang Sejarah Singkat KPU Kota Semarang, Visi dan
Misi KPU Kota Semarang, Struktur Orgnisasi KPU Kota Semarang, Denah
KPU Kota Semarang, Peralatan dan Perlengkapan.
BAB III Aktivitas Prakerin :
Menjelaskan tentang aktivitas yang dilakukan saat prakerin dan cara
atau langkah-langkah saat bekerja.
BAB IV Evaluasi :
Menjelaskan tentang evaluasi setelah melaksanakan PRAKERIN
BAB V Penutup :
Menjelaskan tentang Kesimpulan, Saran, dan Lampiran-lampiran lain.
8. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 8
BAB II
PROFIL KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU)
KOTA SEMARANG
2.1 Sejarah Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, yang dimaksud
dengan Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang
diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah lembaga Penyelenggara
Pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri. KPU Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota adalah Penyelenggara Pemilu di Provinsi dan
Kabupaten/Kota. Wilayah kerja KPU meliputi seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. KPU menjalankan tugasnya secara
berkesinambungan dan dalam menyelenggarakan Pemilu, KPU bebas dari
pengaruh pihak manapun berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan
wewenangnya. KPU berkedudukan di ibu kota negara Republik Indonesia,
KPU Provinsi berkedudukan di ibu kota provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota
berkedudukan di ibu kota kabupaten/kota.
Dalam menjalankan tugasnya, KPU dibantu oleh Sekretariat
Jenderal; KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota masing-masing dibantu
oleh sekretariat. Jumlah anggota KPU sebanyak 7 (tujuh) orang; KPU
Provinsi sebanyak 5 (lima) orang; dan KPU Kabupaten/Kota sebanyak 5
(lima) orang. Keanggotaan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota
terdiri atas seorang ketua merangkap anggota dan anggota. Ketua KPU,
KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota dipilih dari dan oleh anggota.
Setiap anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota mempunyai
hak suara yang sama. Komposisi keanggotaan KPU, KPU Provinsi, dan
9. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 9
KPU Kabupaten/Kota memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-
kurangnya 30% (tiga puluh perseratus). Masa keanggotaaan KPU, KPU
Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota 5 (lima) tahun terhitung sejak
pengucapan sumpah/janji.
KPU pertama pasca reformasi dibentuk pada tahun 1999-2001
dibentuk dengan Keppres No 16 Tahun 1999 yang berisikan 53 orang
anggota yang berasal dari unsur pemerintah dan Partai Politik dan dilantik
oleh Presiden BJ Habibie. KPU kedua (2001-2007) dibentuk dengan
Keppres No 10 Tahun 2001 yang berisikan 11 orang anggota yang berasal
dari unsur akademis dan LSM dan dilantik oleh Presiden Abdurrahman
Wahid (Gus Dur) pada tanggal 11 April 2001.
KPU ketiga (2007-2012) dibentuk berdasarkan Keppres No
101/P/2007 yang berisikan 7 orang anggota yang berasal dari anggota KPU
Provinsi, akademisi, peneliti dan birokrat dilantik tanggal 23 Oktober 2007
minus Syamsulbahri yang urung dilantik Presiden karena masalah hukum.
Untuk menghadapi pelaksanaan Pemilihan Umum 2009, image KPU harus
diubah sehingga KPU dapat berfungsi secara efektif dan mampu
memfasilitasi pelaksanaan Pemilu yang jujur dan adil.
Terlaksananya Pemilu yang jujur dan adil tersebut merupakan faktor
penting bagi terpilihnya wakil rakyat yang lebih berkualitas, dan mampu
menyuarakan aspirasi rakyat. Sebagai anggota KPU, integritas moral
sebagai pelaksana pemilu sangat penting, selain menjadi motor penggerak
KPU juga membuat KPU lebih kredibel di mata masyarakat karena
didukung oleh personal yang jujur dan adil.
Tepat 3 (tiga) tahun setelah berakhirnya penyelenggaraan Pemilu
2004, muncul pemikiran di kalangan pemerintah dan DPR untuk
meningkatkan kualitas pemilihan umum, salah satunya kualitas
penyelenggara Pemilu. Sebagai penyelenggara pemilu, KPU dituntut
independen dan non-partisan. Untuk itu atas usul insiatif DPR-RI menyusun
10. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 10
dan bersama pemerintah mensyahkan Undang-undang Nomor 22 Tahun
2007 Tentang Penyelenggara Pemilu.
Sebelumnya keberadaan penyelenggara Pemilu terdapat dalam Pasal
22-E Undang-undang Dasar Tahun 1945 dan Undang-undang Nomor 12
Tahun 2003 Tentang Pemilu DPR, DPD dan DPRD, Undang-undang
Nomor 23 Tahun 2003 Tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Dalam
Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu
diatur mengenai penyelenggara Pemilihan Umum yang dilaksanakan oleh
suatu Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang bersifat nasional, tetap, dan
mandiri.
Sifat nasional mencerminkan bahwa wilayah kerja dan tanggung
jawab KPU sebagai penyelenggara Pemilihan Umum mencakup seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sifat tetap menunjukkan
KPU sebagai lembaga yang menjalankan tugas secara berkesinambungan
meskipun dibatasi oleh masa jabatan tertentu.
Sifat mandiri menegaskan KPU dalam menyelenggarakan Pemilihan
Umum bebas dari pengaruh pihak mana pun. Perubahan penting dalam
undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu,
meliputi pengaturan mengenai lembaga penyelenggara Pemilihan Umum
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah; Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden;
serta Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang
sebelumnya diatur dalam beberapa peraturan perundang-undangan
kemudian disempurnakan dalam 1 (satu) undang-undang secara lebih
komprehensif.
Dalam undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang
Penyelenggara Pemilu diatur mengenai KPU, KPU Provinsi, dan KPU
Kabupaten/Kota sebagai lembaga penyelenggara pemilihan umum yang
permanen dan Bawaslu sebagai lembaga pengawas Pemilu. KPU dalam
menjalankan tugasnya bertanggung jawab sesuai dengan peraturan
11. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 11
perundang-undangan serta dalam hal penyelenggaraan seluruh tahapan
pemilihan umum dan tugas lainnya.
KPU memberikan laporan Presiden kepada Dewan Perwakilan
Rakyat. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara
Pemilu juga mengatur kedudukan panitia pemilihan yang meliputi PPK,
PPS, KPPS dan PPLN serta KPPSLN yang merupakan penyelenggara
Pemilihan Umum yang bersifat ad hoc. Panitia tersebut mempunyai peranan
penting dalam pelaksanaan semua tahapan penyelenggaraan Pemilihan
Umum dalam rangka mengawal terwujudnya Pemilihan Umum secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
Dalam rangka mewujudkan KPU dan Bawaslu yang memiliki
integritas dan kredibilitas sebagai Penyelenggara Pemilu, disusun dan
ditetapkan Kode Etik Penyelenggara Pemilu. Agar Kode Etik Penyelenggara
Pemilu dapat diterapkan dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum,
dibentuk Dewan Kehormatan KPU, KPU Provinsi, dan Bawaslu. Di dalam
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Pemilu DPR, DPD dan
DPRD, jumlah anggota KPU adalah 11 orang. Dengan diundangkannya
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu,
jumlah anggota KPU berkurang menjadi 7 orang.
Pengurangan jumlah anggota KPU dari 11 orang menjadi 7 orang
tidak mengubah secara mendasar pembagian tugas, fungsi, wewenang dan
kewajiban KPU dalam merencanakan dan melaksanakan tahap-tahap,
jadwal dan mekanisme Pemilu DPR, DPD, DPRD, Pemilu Presiden/Wakil
Presiden dan Pemilu Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah.
Menurut Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang
Penyelenggara Pemilu, komposisi keanggotaan KPU harus memperhatikan
keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh persen).
Masa keanggotaan KPU 5 (lima) tahun terhitung sejak pengucapan
sumpah/janji. Penyelenggara Pemilu berpedoman kepada asas : mandiri,
jujur, adil, kepastian hokum, tertib penyelenggara Pemilu, kepentingan
12. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 12
umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, akuntabilitas,
efisiensi dan efektivitas.
2.2 Visi dan Misi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Semarang
2.2.1 Visi KPU Kota Semarang
Komisi Pemilihan Umum menjadi penyelenggara Pemilihan
Umum yang mandiri, non-partisan, tidak memihak, transparan, dan
profesional, berdasarkan asas-asas Pemilihan Umum dengan
melibatkan rakyat seluas-luasnya, sehingga hasilnya dipercaya
masyarakat.
2.2.2 Misi KPU Kota Semarang
a. Menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk memilih Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,
Presiden, dan Wakil Presiden serta Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah dan pejabat-pejabat publik lain yang
ditentukan Undang-Undang.
b. Meningkatkan pemahaman tentang hak dan kewajiban politik
rakyat Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam Pemilihan
Umum yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, adil, akuntabel, edukatif, dan beradap.
c. Melayani dan memperlakukan setiap peserta Pemilihan
Umum secara adil dan setara, serta menegakkan peraturan
Pemilihan Umum secara konsisten sesuai dengan peraturan
Perundang-Undangan yang berlaku.
d. Melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap
penyelenggara Pemilihan Umum untuk meningkatkan
kualitas Pemilihan Umum berikutnya.
13. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 13
2.3 Struktur Organisasi
2.3.1 KOMISIONER KPU KOTA SEMARANG
Gambar 1.1
2.3.2 STRUKTUR ORGANISASI PEGAWAI SEKRETARIAT
Gambar 1.2
14. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 14
2.4 Tugas, Fungsi, Wewenang dan Tanggung Jawab Sekretariat (Sesuai
UU No.15 Tahun 2011)
2.4.1 Tugas dan Fungsi Sekretariat ( Sesuai UU No. 15 Tahun 2011 )
1. Membantu penyusunan program dan anggaran Pemilu.
2. Memberikan dukungan teknis administratif.
3. Membantu pelaksanaan tugas KPU Kabupaten/Kota dalam
menyelenggarakan Pemilu.
4. Membantu pendistribusian perlengkapan penyelenggaraan
Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden, serta pemilihan Gubernur.
5. Membantu perumusan dan penyusunan rancangan keputusan
KPU Kabupaten/Kota.
6. Memfasilitasi penyelesaian masalah dan sengketa pemilihan
bupati/walikota.
7. Membantu penyusunan laporan penyelenggaraan kegiatan dan
pertanggungjawaban KPU Kabupaten/Kota, dan
8. Membantu pelaksanaan tugas-tugas lainnya sesuai dengan
peraturan perundang undangan.
2.4.2 Fungsi Sekretariat
1. Membantu penyusunan program dan anggaran Pemilu di
Kabupaten/Kota.
2. Memberikan pelayanan teknis pelaksanaan Pemilu di
Kabupaten/Kota.
3. Memberikan pelayanan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, kepegawaian, anggaran, dan perlengkapan
Pemilu di Kabupaten/Kota.
15. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 15
4. Membantu perumusan dan penyusunan rancangan keputusan
KPU Kabupaten/Kota.
5. Membantu perumusan, penyusunan dan memberikan bantuan
hukum serta memfasilitasi penyelesaian sengketa Pemilu di
Kabupaten/Kota.
6. Membantu pelayanan pemberian informasi Pemilu, partisipasi
dan hubungan masyarakat dalam penyelenggaraan Pemilu di
Kabupaten/Kota.
7. Membantu pengelolaan data dan informasi Pemilu di
Kabupaten/Kota.
8. Membantu pengelolaan logistik dan distribusi barang/jasa
keperluan Pemilu di Kabupaten/Kota.
9. Membantu penyusunan kerjasama antar lembaga di
Kabupaten/Kota.
10. Membantu penyusunan laporan penyelenggaraan Pemilu dan
pertanggungjawaban KPU Kabupaten/Kota
2.4.3 Kewenangan, kewajiban, dan tanggung jawab Sekretariat ( sesuai
UU No.15 Tahun 2011 )
Sekretariat KPU Kabupaten/Kota berwenang:
1. Mengadakan dan mendistribusikan perlengkapan
penyelenggaraan pemilihan bupati/walikota berdasarkan norma,
standar, prosedur, dan kebutuhan yang ditetapkan oleh KPU;
2. Mengadakan perlengkapan penyelenggaraan Pemilu
sebagaimana dimaksud pada huruf a sesuai dengan peraturan
perundang-undangan; dan
3. Memberikan layanan administrasi, ketatausahaan, dan
kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
16. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 16
Sekretariat KPU Kabupaten/Kota berkewajiban:
1. menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan;
2. memelihara arsip dan dokumen Pemilu; dan
3. mengelola barang inventaris KPU Kabupaten/Kota.
Sekretariat KPU Kabupaten/Kota bertanggung jawab dalam
hal administrasi keuangan serta pengadaan barang dan jasa
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
2.5 Denah Gedung Pandanaran Lantai V
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Semarang
Gambar 1.3
17. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 17
BAB III
AKTIVITAS PRAKTIK KERJA INDUSTRI
3.1 Diskripsi Pekerjaan
Saya ditempatkan diruang IT dan terkadang juga membantu dibagian
Administrasi yang kegiatan seperti berikut:
1. Mengetik Surat Keputusan.
2. Mengetik Laporan Akuntabilitas.
3. Memperbaiki Printer Inkjet dan Laserjet.
4. Pengecekkan PC yang sudah lama tidak dipakai.
5. Mengarsip Surat Masuk, Surat Keluar, Undangan Masuk, dan Undangan
Keluar.
6. Menscan Surat Masuk dan Keluar lalu dikirim lewat e-mail.
7. Mengecek apakah sudah ada Surat Masuk lewat mail.
8. Mengantar Surat.
9. Membantu setiap ada acara.
10. Mencetak Laporan.
3.2 Memperbaiki Printer Inkjet dan Laserjet
3.2.1 Pengertian printer
Sebelum kita memperbaiki printer alangkah baiknya kita
mengetahui pengertian printer. Printer adalah salah satu hardware
(perangkat keras) yang terhubung kekomputer dan mempunyai
fungsi untuk mencetak tulisan, gambar dan tampilan lainnya dari
komputer ke media kertas atau sejenis. Istilah yang dikenal pada
resolusi printer disebut dpi (dot per inch). Maksudnya adalah
banyaknya jumlah titik dalam luas area 1 inci. Semakin tinggi
resolusinya maka akan semakin baguscetakan yang dihasilkan.
18. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 18
Sebaliknya, jika resolusinya rendah maka hasil cetakanakan buruk /
tidak bagus.
3.2.2 Jenis Printer
a. Printer Dot-Matrix
Gambar 1.4
Printer Dot- Matrix adalah pencetak yang resolusi
cetaknya masih sangat rendah. Selain itu ketika sedang
mencetak, printer jenis ini suaranya cenderung keras serta
kualitasuntuk mencetak gambar kurang baik karena gambar
yang tercetak akan terlihat seperti titik-titik yang saling
berhubungan. Umumnya, printer jenis dot-matrix juga hanya
mempunyai satu warna, yaitu warna hitam. Tetapi saat ini
printer ini masih banyak digunakan karena memang terkenal
'bandel' (awet). Kelebihan lainnya, pita printer dot-matrix jauh
lebih murah dibandingkan dengan toner (tinta) untuk
printer jenis inkjet dan laserjet.
Kelebihan:
- lebih murah harganya
- dapat mencetak lebih dari 1 rangkap sekaligus
- Pita printer relatif murah
19. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 19
Kekurangan:
- mengeluarkan suara bising saat mencetak
- lambat proses cetaknya
- Tidak bervariasi hasil cetakannya
- Hasil cetaknya kasar
b. Printer Inkjet
Gambar 1.5
InkJet Printer adalah alat cetak yang sudah menggunakan
tinta untuk mencetak dan kualitas untuk mencetak gambar
berwarna cukup bagus. Kecepatan mencetak jumlah halaman
pada printer Inkjet tidak sama, tergantung pada jenis
merk printer tersebut. Tetapi pada inkjet printer, hasil cetakan
lebih lama keringnya jika dibandingkan dengan laser printer.
Kelebihan:
- Hasil cetaknya lebih cepat dibanding dot matrix
- Kualitas cetaknya cukup baik
- Tidak bising ketik mencetak
Kekurangan:
- Harga relatif lebih mahal dibanding dot matrix
- Tinta printer relatif mahal
- Tidak dapat mencetak lebih dari 1 rangkap
20. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 20
c. Printer Laserjet
Gambar 1.6
Laser Printer sebagian dari laser printer bentuknya mirip
dengan mesin fotokopi. Daya cetaknya juga cukup banyak bisa
mencapai lebih dari 10 lembar per menit. Kualitas hasil cetak
laser printer pun sangat bagus, sehingga mirip sekali
dengan aslinya. Selain itu hasil cetakan cepat kering. Tetapi
harga printer ini cukup mahal.
Kelebihan printer laser adalah kecepatannya, presisinya,
lebih economis. Laser yang berada dalam laser printer dapat
bergerak sangat cepat, maka dari itu laser printer dapat mencetak
jauh lebih cepat daripada inkjet printer. Dan karena balok laser
mempunyai diameter yang tidak bervariasi, maka dari itu printer
ini dapat menggambar dengan lebih prisisi, tanpa memakai tinta
yang berlebihan. printer jenis ini masih memiliki keuntungan
dimana lebih kuat, dan tidak perlu sering menservisnya. Bubuk
toner sangat murah dan dapat bertahan lama.
Sedang kekurangan printer Laser harganya lebih mahal
daripada printer inkjet.
21. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 21
3.2.3 Permasalahan Printer
Permasalahan printer dan cara mengatasinya akan diberikan
dengan penjelasan yang singkat dan padat. Sebelumnya mesti kenal
beberapa jenis printer dulu, diantaranya : Dot Matrik/Metrics,
Inkjet/Bubble Jet dan Laser Printer atau mungkin ada lagi yg
belum gw sebutin. Kl dah tau langsung analisa n atasi beberapa
masalah printer yg sering dan kemungkinan2 terjadi, biasanya sbb :
Printer mati atau tidak bisa dihidupkan
Periksa sumber listrik dan kabel power printer, bisa menggunakan
test pen.
Cek saklar power (ON/OFF) pada printer
Permasalahan yang diakibatkan tidak adanya power untuk printer
ini biasanya ditandai dengan tidak menyalanya LED (lampu
indikator) dari printer tersebut.
Ganti kabel penghubung atau saklar bila masih belum bisa
dihidupkan
Printer hidup tapi tidak dapat mencetak
Periksa tinta atau cartridge apakah ada kertas yg tersumbat (paper
jamp)
Periksa sambungan kabel data printer, apakah sudah terhubung
dengan port pararel / port
USB di komputer dengan benar.
Cobalah kanibalkan kabel data (ganti kabel data printer dengan
yang lain).
Cobalah untuk merubah setting “spooler” untuk printer melalui
menu properties
Printer, spooler ini digunakan dengan tujuan agar anda tetap dapat
menjalankan aplikasi ketika dilakukan pencetakan dokumen.
22. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 22
Cek apakah ada port yang konflik dengan yg digunakan oleh
printer.
Pastikan telah melakukan instalasi dan memilih driver yg tepat
untuk printer tersebut, pemilihan port juga harus disesuaikan.
Cek space hardisk mencukupi untuk instalasi, terkadang jika
buffer tidak cukup
maka data tidak dapat dikirim ke printer dengan sempurna.
Langkah terakhir bisa instalasi ulang drivernya dan ikutin
prosedurnya dengan benar.
Printer mencetak, tapi tidak ada yang tercetak diatas
kertas (blank)
Kerusakan ini bisa di atasi dengan membersihkan dengan utility
yg tersedia dari printer tersebut.
Bersihkan juga head dan catridge printer bisa digunakan kain.
Untuk head bisa dicelupkan ke dalam air panas tetapi jangan
sampai terkena rangkain elektroniknya
Jangan lupa pasang semua yg dah dibersihin.
Lampu indikator berkedip-kedip terus saat mencetak
Penyebabnya bisa dikarenakan tidak ada kertas di printer.
Cek catridge printer belum terpasang atau posisi pemasangan
catridge mungkin tidak tepat.
Bisa juga catridge yang dipasang pada printer tidak cocok untuk
printer tersebut.
Ada saat bila telat memasang kertas atau setelah paper jump
kertas yang dimuat belum ditekan tombol on load
Kemungkinan lain ada kertas yang nyangkut di dalam printer.
Sebagian priter diharuskan body printer dalam kondisi tertutup
saat proses pencetakan.
23. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 23
Hasil cetakan printer cacat
Pada dot matrik biasanya disebabkan tidak lengkapnya jarum pin,
untuk buble jet dikarenakan cartridge tinta tidak normal. Untuk
hal ini harus diganti cartridge atau diperbaiki pinnya.
Kemungkinan lain pada printer dot matrik adalah pergerakan print
head tidak lancar, untuk mengatasi bisa dibersihkan dengan
contact cleaner dan kain lap bersih.
Cetakan cacat bisa disebabkan juga oleh tinta yg tidak merata dan
kertas yg digunakan terlalu lembab, coba ratakan tintanya dan
periksa kertas yg digunakan.
Pada laser printer, penyebabnya biasanya cacatnya komponen
drum “komponen menempelnya tinta” pada printer, kejadian ini
awal mulanya bisa disebabkan karena menarik kertas yg
tersumbat. Mengatasinya bisa mencoba membersihkan drum
dengan kain lap yg bersih dan lembut selembut sutera “halah
bahasanya ”, ya berdoa aja itu drum ga cacat permanen coz kl dah
bgtu mesti diganti alias beli baru.
Pada printer dot matrik sering kejadian pita tidak bisa berputar
dgn semestinya so mesti diperiksa n di pasang ulang itu pita
dengan benar.
3.2.4 Cara Pasang Infus Canon iP2770
1. Siapkan alat infusnya berikut selang dan seperangkatnya.
2. lubangi catrid hitam, sesuaikan dengan gambar. Lubang harus pas
tidak boleh longgar.
3. Langkah ini yang membedakan antara IP2770 dengan infus canon
yg model dibawahnya.
24. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 24
a. Catrid warna juga dilubangi, untuk warna biru dan kuning
sama seperti infus canon dulu. Sedangkan untuk warna merah
lubang agak sedikit di geser ke kiri sekitar 3mm. Kemudian
tutup pengunci catrid warna agak dibuat rongga sedikit untuk
tempat selang warna merah. Karena kalau nggak dibuat seperti
itu maka Catrid tidak akan terdeteksi karena kuncian catrid
tidak sempurna.
Lebih jelasnya lihat gambar.
Gambar 1.7
Gambar 1.8
25. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 25
b. Kemudian pasang kedua catridnya dan khusus catrid warna
depannya diganjal dengan tissu / kertas agar catrid menempel
sempurna di rumah catrid. Kalau catrid tidak terpasang
sempurna di rumah catrid (karena longgar) maka printer akan
blink 5x orange 1x hijau. Jika terjadi blinking ini benahi lagi
letak catridnya.
Gambar 1.9
c. Atur selang tinta sesuaikan dengan gambar. Lihat bagian yang
di lakban.
Gambar 1.10
26. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 26
3.3 Teori Dasar Komputer
Komputer adalah alat yang dipakai untuk mengolah data menurut
prosedur yang telah dirumuskan. Kata computer semula dipergunakan untuk
menggambarkan orang yang perkerjaannya melakukan perhitungan
aritmatika, dengan atau tanpa alat bantu, tetapi arti kata ini kemudian
dipindahkan kepada mesin itu sendiri. Asal mulanya, pengolahan informasi
hampir eksklusif berhubungan dengan masalah aritmatika, tetapi komputer
modern dipakai untuk banyak tugas yang tidak berhubungan dengan
matematika.
Secara luas, Komputer dapat didefinisikan sebagai suatu peralatan
elektronik yang terdiri dari beberapa komponen, yang dapat bekerja sama
antara komponen satu dengan yang lain untuk menghasilkan suatu informasi
berdasarkan program dan data yang ada. Adapun komponen komputer
adalah meliputi : Layar Monitor, CPU, Keyboard, Mouse dan Printer (sbg
pelengkap). Tanpa printer komputer tetap dapat melakukan tugasnya
sebagai pengolah data, namun sebatas terlihat dilayar monitor belum dalam
bentuk print out (kertas).
Dalam definisi seperti itu terdapat alat seperti slide rule, jenis
kalkulator mekanik mulai dari abakus dan seterusnya, sampai semua
komputer elektronik yang kontemporer. Istilah lebih baik yang cocok untuk
arti luas seperti "komputer" adalah "yang memproses informasi" atau
"sistem pengolah informasi."
Saat ini, komputer sudah semakin canggih. Tetapi, sebelumnya
komputer tidak sekecil, secanggih, sekeren dan seringan sekarang. Dalam
sejarah komputer, ada 5 generasi dalam sejarah komputer.
27. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 27
3.3.1 Bagian bagian komputer
a. hardware (perangkat keras komputer)
Perangkat keras komputer (computer hardware) adalah
komponen-komponen fisik yang membentuk satu kesatuan
sistem Personal Computer (PC). Berikut perangkat hardware
yang digunakan di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota
Semarang :
Monitor
Monitor ini mmpunyai fungsi sbagai alat output
yaitu tempat untuk mengeluarkan hasil proses yang
dilakukan oleh komputer berupa informasi yang dibutuhkan
oleh pemakai komputer.
Gambar 1.11
CPU (Central Processing Unit)
CPU berfungsi sbagai pengendali proses kinerja
computer dengan kata lain yaitu sbagai tempat mengatur
semua instruksi program pada komputer & sbagai pengelola
semua aktivitas kinerja di dalam komputer.
Gambar 1.12
28. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 28
Printer
Printer berfungsi untuk untuk mencetak data seperti
tulisan, gambar/foto pada kertas.
Gambar 1.13
Scanner
Scanner ini seperti mesin fotocopy & berfungsi
untuk mengkopy data objek & dipindahkan kedalam
memory komputer & hasilnya dapat dilihat pada monitor
komputer.
Gambara 1.14
Mouse
Mouse berfungsi untuk menunjuk posisi kursor /
pointer pada layar komputer secara cepat.
Gambar 1.15
29. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 29
Keyboard
Keyboard berfungsi untuk mengetik / memasukkan
huruf, angka, karakter khusus serta melakukan perintah-
perintah untuk menyimpan file & membuka file.
Gambar 1.16
Speaker
Speaker berfungsi untuk merubah gelombang listrik
dari perangkat audio menjadi gelombang suara atau getaran.
Gambar 1.17
Modem
Modem berfungsi alat komunikasi dua arah & saat
ini lebih digunakan untuk menghubungkan komputer ke
jaringan internet.
Gambar 1.18
30. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 30
Harddisk
Fungsi harddisk untuk menyimpan data komputer &
penyimpanan Operation System (OS) serta sbagai alat
booting komputer.
Gambar 1.19
RAM / Modul Memori
Fungsi RAM / Memori adalah sebgai perangkat
yang menyimpan proses kinerja komputer untuk sementara
sehingga membuat akses data yang sama lebih cepat.
Gambar 1.20
Power Supply
Power Supply berfungsi sbagai penghantar arus
listrik, kontrol voltase pada perangkat keras komputer.
Gambar 1.21
31. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 31
Kabel VGA
Fungsi kabel VGA untuk menampilkan out put /
hasil pengolahan data komputer & selanjutnya bisa bisa
dilihat di layar monitor.
Gambar 1.22
Fan / Kipas
Fungsi fan adalah sbagai pendingin perangkat
komputer, seperti processor, harddisk
Gambar 1.23
LAN Card
Fungsi LAN Card untuk menghubungkan antara
komputer satu dengan yang lainnya dalam jaringan LAN
Gambar 1.24
32. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 32
Motherboard
Fungsi Motherboard / Mobo sbagai wadah / papan
sirkuit utama tempat macam-macam komponen elektronik
yang saling terhubung yang memiliki chip bios, jalur-jalur
& juga konektor sbagai penghubung dari masing-masing
perangkat yang terpasang.
Gambar 1.25
Processor
Fungsi processor untuk merespon & mengolah
segala intruksi yang menghidupkan komputer.
Gambar 1.26
CD-Room
Fungsi Cd-Room sbagai tempat untuk proses
burning, copy CD & install software menggunakan
CD/DVD.
Gambar 1.27
33. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 33
CD / DVD
Fungsi CD/DVD untuk menyimpan data CD/DVD
Gambar 1.28
Flashdisk
Fungsi Flashdisk untuk menyimpan data-data
Flashdisk
Gambar 1.29
Video Adaptor atau GPU
Fungsi Video Adaptor sbagai penghubung peralatan
proses data dengan peralatan output berupa layar monitor &
juga dapat memaksimalkan fungsi layar sehingga dapat
menampilkan grafis dalam resolusi & kualitas warna yang
terbaik & juga dapat mempercepat kinerja software
Operation System.
Gambar 1.30
34. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 34
Sound Card
Fungsi Sound Card sbagai penghubung output audio
ke speaker, penghubung input suara ke komputer melalui
mikrofon.
Gambar 1.31
UPS
Fungsi UPS untuk menyimpan/menyediakan arus
listrik tambahan
Gambar 1.32
35. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 35
3.4 Arsip Surat dan Undangan
3.4.1 Pengertian Arsip
Arsip ialah suatu kumpulan catatan yang disimpan secara
sistematis karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali
diperlukan dapat secara mudah dan cepat ditemukan.
Istilah lain dari arsip ialah segala sesuatu yang berkenaan
dengan penyimpanan segala surat yang meliputi korespondensi,
surat-surat instruksi, surat edaran, akte. Atau singkatnya arsip adalah
pembendaharaan surat-surat termasuk di dalamnya surat-surat yang
telah dijadikan buku atau kitab, baik mendani benda-benda surat
maupun mengenai tempat penyimpanan surat-surat.
Kata arsip berasal dari bahasa Belanda “Archief” yang
artinya simpanan dan dalam bahasa Inggris “File”. Dalam bahasa
latin “Archievum” yang berarti penyimpanan (gedung penyimpanan)
surat-surat, peraturan-peraturan, undang-undang, dll.
Terdapat dua macam arsip:
1. Arsip surat keluar
2. Arsip surat masuk
Adapun tempat untuk menyimpan arsip disebut “MAP”
dengan berbagai macamnya, antara lain:
1. Stopmap Folio untuk menyimpan surat yang akan
ditandatangani oleh kepala.
2. Snelhecter Map untuk menyimpan surat-surat berharga seperti
kwitansi, nota pembelian dan sebagainya.
3. Order Map. Ini dua macam:
36. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 36
a. Yang besar berukuran 28.5 x 34.5 cm untuk menyimpan
laporan daftar gaji, dll.
b. Yang kecil berukuran 28.5 x 17.5 cm untuk menyimpan
surat-surat berharga seperti kwitansi, nota pembelian dan
sebagainya.
3.4.2 Sistem Kearsipan
Ada dua macam sistem kearsipan
1. Berdasarkan “nomor surat” ialah dimana surat disimpan
berdasarkan urusannya masing-masing seperti: surat-surat yang
berhubungan dengan keuangan diarsipkan sesuai dengan arsip
keuangan.
2. Berdasarkan perihal ialah kearsipan dimana penyimpanan surat-
surat itu berdasarkan perihal surat.
3.4.3 Bagian-Bagian Arsip
1. Arsip Permanent ialah arsip surat-surat penting yang ada
hubungnnya dengan kantor atau perusahaan yang bersangkutan.
2. Arsip Active ialah surat-surat yang setiap waktu masih
dibutuhkan.
3. Arsip inactive ialah arsip dari surat yang sudh jarang dipakai,
umumnya surat-surat yang lebih dari satu tahun.
4. Arsip mati ialah arsip dari surat yang sudah tidak pernah dipakai
lagi (umumnya surat-ssurat yang lebih dari 5 tahun).
Masalah kearsipan sangat penting sebab pada kantor besar
umumnya diadakan suatu tempat khusus yang
merupakan pusat penyimpanan arsip dengan staff khusus, dimana
surat seluruh bagian kantor ditetapkan menjadi satu.
37. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 37
Keuntungan pemusatan arsip sebagai berikut:
1. Pertanggungjawaban seluruh arsip dipikulkan kepada seorang
pegawai atau staf
2. Arsip dapat dipakai oleh semua bagian pada tempat yang
tertentu.
3. Surat-surat itu tidak tersebar pada masing-masing bagian yang
kadang-kadang bisa hilang terlupakan dan lain sebagainya.
4. Segala rahasia kantor, perusahaan atau suatu organisasi dapat
terjamin.
3.4.4 Cara Menyimpan Arsip
1. Bagian arsip menerima arsip surat masuk dan keluar dari semua
bagian kantor.
2. Sebelum surat-surat itu masuk bendel arsip, harus dipisahkan
antara surat masuk dan surat keluar.
3. Setelah dipisahkan menurut surat masuk dan keluar kemudian
dipisahkan menurut bagian-bagian (bagian keuangan,
kepegawaian, dsb). Jadi arsip bagian yang mempunyai bundel
tersendiri.
4. Setelah penggolongan menurut bagian-bagian kantor, baur sudat
disusun. Biasanya tiap bendel dimana induk (nomor polite) yang
bersifat code, yakni yang memudahkan pemeriksaan.
5. Selesai dengan penggolongan kemudian arsip disusun menurut
tanggal masuk keluarnya surat. Lalu dimasukkan dalam bendel
arsip setelah dilobangi dengan alat yang dinamakan “Ferforator”.
6. Jika surat-surat sudah masuk dalam bendel itu lalu disusun lagi
dalam rak yang disebut rak arsip.
38. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 38
3.4.5 Perumusan Arsip
Surat yang tidak dipakai karena sudah lebih kwatunya tidak
boleh dibuang tetapi harus disimpan sebagai benda-benda arsip.
Tempat penyimpanan itu harus terjammin keselamtannya dan
keamanannya. Bila benda-benda itu sudah waktunya dimusnahkan
harus memenuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh peraturan
negara, organisasi, perusahaan, dll.
3.4.6 Surat Yang Segera Disimpan
1. Surat yang tidak memerlukan jawaban
2. Surat yang tidak penting untuk dipelajari karena isi surat itu
tidak mempunyai hubungan sama sekali dengan urusan
pekerjaan atau kantor atau perusahaan.
3. Surat yang sudah merupakan suatu yang basi atau tidak penting.
3.4.7 Surat Yang Tidak Segera Disimpan
1. Surat yang memerlukan jawaban atau balasan
2. Surat yang mengandung permintaan yang bersangkutan dengan
urusan pekerjaan dari jawatan, kantor atau perusahaan.
3. Surat edaran yang bertalian dengan urusan pekerjaan.
4. Surat apa saja yang harus dipelajari dahulu sebelum disimpan.
5. Surat instruksi yang berhubungan dengan urusan pekerjaan
6. Surat yang memuat peraturan perundang-undangan.
Setelah surat-surat tersebut sudah tidak terpakai lagi
disediakan suatu tempat yang khusus terpisah satu dengan lainnya.
39. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 39
BAB IV
EVALUASI
Selama 2 (dua) bulan Prakerin di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota
Semarang, banyak pengalaman yang telah saya dapatkan yaitu:
1. Kedisiplinan waktu
2. Ketelitian dalam bekerja
3. Kecepatan dalam bekerja
4. Lebih percaya diri
5. Lebih menghargai orang lain
Tetapi dalam Prakerin saya ini hanya beberapa pekerjaan yang sesuai
dengan jurusan yaitu:
1. Pengecekkan PC
2. Membenarkan Printer
3. Setting Printer
Selain pekerjaan yang sesuai dengan jurusan ada pula pekerjaan yang
melenceng atau tidak sesuai dengan jurusan saya yaitu:
1. Juru Ketik
2. Foto copy
3. Arsip Surat
40. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 40
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam pelaksanaan Praktek
Kerja Indusri dengan waktu yang cukup singkat hanya 2 (dua) bulan,
PRAKERIN itu sangat penting bagi siswa SMK (Sekolah Menengah
Kejuruan) dalam mencari pengalaman terjun langsung di lapangan. Bukan
hanya itu saja Praktek Kerja Industri juga melatih mental dan pikiran, upaya
melatih mental agar siswa dapat berkomunikasi dengan orang belum pernah
ia jumpai atau bisa lebih sopan dengan orang lain sedangkan melatih pikiran
agar siswa dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, lebih teliti, lebih
fokus terhadap apa yang ia kerjakan, dan juga dapat berfikir sebelum
mengatakan sebuah masukan.
Kegiatan Praktek Kerja Industri ini merupakan kegiatan yang sangat
bermanfaat bagi para siswa dan siswi khususnya siswa-siswi SMK, karena
dengan adanya kegiatan ini siswa-siswi mendapatkan pengalaman kerja
secara langsung didunia kerja. Sehingga siswa-siswi PRAKERIN dapat
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh disekolah untuk memperaktekan
secara langsung di Instansi/DU-DI, siswa-siswi tidak merasa canggung
untuk menghadapi dunia kerja.
5.2 Saran
Pembimbing seharusnya lebih sering untuk melihat atau mengecek secara
langsung bagaimana keadaan siswa-siswi yang sedang melaksanakan
PRAKERIN
Pembimbing hendaknya mengetahui secara jelas kendala siswa-siswi
selama melaksanakan PRAKERIN.
41. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 41
Pembimbing seharusnya sesering mungkin mencari informasi mengenai
siswa-siswinya melalui media telepon jika tidak sempat datang ketempat
PRAKERIN.
5.3 Penutup
Segala puji bagi Allah, penulis dapat menyelesaikan Laporan
Kegiatan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) dengan kesabaran dan
kebahagiaan. Semoga dengan hasil laporan ini bisa memberilan suatu
pelajaran. Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari bahwa masih
banyak kesalahan dan kekurangan. Maka dari itu saran dan kritik yang
membangun dari pembaca merupakan modal utama kami untuk meraih
tangga kesuksesan
Akhirnya tiada kata yang paling indah kecuali puji syukur
Alhamdulillah.
42. Laporan Prakerin KPU Kota Semarang 42
FOTO KEGIATAN SAAT PRAKERIN DAN ACARA YANG
DISELENGGARAKAN KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU)
KOTA SEMARANG