Dokumen tersebut membahas tentang stakeholder perusahaan dan tanggung jawab sosial perusahaan. Disebutkan tiga jenis stakeholder yaitu primer, sekunder, dan kunci. Tanggung jawab sosial perusahaan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat jika dilaksanakan dengan benar.
2. Bentuk Stakeholder
a. Stakeholder Utama (Primer)
Stakeholder utama merupakan stakeholder yang memiliki kaitan
kepentingan secara langsung dengan suatu kebijakan, program, dan
proyek. Mereka harus ditempatkan sebagai penentu utama dalam proses
pengambilan keputusan.
b. Stakeholder Pendukung (Sekunder)
Stakeholder pendukung (sekunder) adalah stakeholder yang tidak
memiliki kaitan kepentingan secara langsung terhadap suatu kebijakan,
program, dan proyek, tetapi memiliki kepedulian (concern) dan
keprihatinan sehingga mereka turut bersuara dan berpengaruh terhadap
sikap masyarakat dan keputusan legal pemerintah.
c. Stakeholder Kunci
Stakeholder kunci merupakan stakeholder yang memiliki kewenangan
secara legal dalam hal pengambilan keputusan. Stakeholder kunci yang
dimaksud adalah unsur eksekutif sesuai levelnya, legislatif dan instansi.
Stakeholder kunci untuk suatu keputusan untuk suatu proyek level
daerah kabupaten.
3. 3 Kegiatan program yang di lakukan oleh perusahaan dalam konteks
tanggung jawab sosialnya
a. Public Relations
Usaha untuk menanamkan persepsi positif kepada komunitas tentang kegiatan
yang di lakukan oleh perusahaan.
b. Strategi Defensif
Usaha yang di lakukan oleh perusahaan guna menangkis tanggapan negatif
komunitas luas yang sudah tertanam terhadap kegiatan perushaan terhadap
karyawannya, dan biasanya untuk melawan “Serangan” negatif dari anggapan
komunitas atau komunitas yang sudah terlanjur berkembang.
c. Keinginan Tulus Untuk Melakukan Kegiatan Yang Baik yang Benar –
benar berasal dari visi perusahaan itu
Melakukan program untuk kebutuhan komunitas atau komunitas sekitar
perusahaan atau kegiatan perusahaan yang berbeda dari hasil perusahaan itu
sendiri.
4. Komunitas Indonesia dan Etika Bisnis
Indonesia memerukan suatu bentuk etika bisnis yang sangat spesifik
dan sesuai denga model indonesia. Hal ini dapat di pahami bahwa bila ditilik dai
bentuknya, komunitas indonesia komunitas elite an komunitas rakyat
Bentuk – bentuk pola hidup komunitas di indonesia sangat bervariasi
dari berburu meramu sampai dengan industri jasa. Dalam suatu kenyataan di
komunitas indonesia pernah terjadi mala petaka kelaparan di daerah Nabire
Papua. Bahwa komunitas Nabire mengkonsumsi sagu, pisang, ubi dan dengan
keadaaan cuaca yang kemarau tanah tidak dapat mendukung pengolahan bagi
tanaman ini, kondisi ini mendorong pemerintah dan perusahaan untuk dapat
membantu komunitas tersebut.
Dalam konteks yang demikian, maka di tuntut bagi perusahaan untuk
dapat memahami etika bisnis ketika berhubungan dengan stakeholder di luar
perusahaannya seperti komunitas lokal atau kelompok sosial yang berbeda pola
hidup.
5. Dampak Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, apabila dilaksanakan
dengan benar, akan memberikan dampak positif bagi perusahaan,
lingkungan, termasuk sumber daya manusia, sumber daya alam dan
seluruh pemangku kepentingan dalam masyarakat.
Pada dasarnya setiap kegiatan perusahaan yang berhubungan
dengan sumber daya alam, pasti mengandung nilai positif, baik bagi
internal perusahaan maupun bagi eksternal perusahaan dan pemangku
kepentingan yang lain. Meskipun demikian nilai positif tersebut dapat
mendorong terjadinya tindakan-tindakan dan perbuatan-perbuatan
yang akhirnya mempunyai nilai negatif, karena merugikan lingkungan,
masyarakat sekitar atau masyarakat lain yang lebih luas
Perusahaan yang pada satu sisi pada suatu waktu menjadi pusat
kegiatan yang membawa kesejahteraan bahkan kemakmuran bagi
masyarakat, pada satu saat yang sama dapat menjadi sumber petaka
pada lingkungan yang sama pula.
6. Audit Sosial:
Berkaitan dengan pelaksanaan audit sosial, maka sebuah perusahaan
atau organisasi harus jelas terlebih dahulu tentang beberapa aktivitas
yang harus dijalankan seperti :
Aktivitas apa saja yang harus dilakukan sebagai sebuah orgnisasai,
dalam hal ini sasaran apa yang menjadi pokok dari perusahaan yang
harus dituju – internal maupun ekstrnal (sasaran)
Bagaimana cara melakukan pencapaian dari sasaran yang dituju
tersebut sebagai rangkaian suatu tindakan (rencana tindakan) yang
mengacu pada suatu pola dan rencana yang sudah disusun
sebelumnya.
Bagaimana mengukur dan merekam pokok – pokok yang harus
dilakukan berkaitan dengan sasaran yang dituju, dalam hal ini
keluasan dari kegiatan yang dilakukan tersebut (indikator).