Dokumen tersebut membahas tentang hubungan perusahaan dengan pemangku kepentingan dan tanggung jawab sosial perusahaan. Ia menjelaskan definisi pemangku kepentingan dan membedakan berbagai jenis pemangku kepentingan seperti primer dan sekunder. Dokumen ini juga menyentuh pentingnya perusahaan bertanggung jawab sosial kepada masyarakat dan lingkungan sekitar. Audit sosial diperlukan untuk mengawasi ting
2. Apa itu
Stakeholders?
Lembaga-lembaga telah menggunakan istilah stakeholder ini
secara luas kedalam proses pengambilan dan implementasi
keputusan. Misalnya bilamana isu periklanan, maka
stakeholder dalam hal ini adalah pihak-pihak yang terkait
dalam isu periklanan, seperti nelayan, masyarakat pesisir,
pemilik kapal, anak buah kapal, pedagang ikan ,pengelah
ikan, pembudidaya ikan, pemerintah, pihak swasta dibidang
periklanan, dan sebagainya.
Stakeholders dapat diartikan sebagai segenap pihak yang
terkait dengan isu dan permasalahan yang sedang diangkat.
Secara sederhana stakeholder sering dinyatakan sebagai
para pihak, lintas pelaku, atau pihak-pihak yang terkait
dengan suatu isi atau rencana.
3. Bahasan Materi
01 Bentuk Stakehoulder
02
03
04
05
Stereotype, Prejudice, Stigma Sosial
Mengapa Perusahaan Harus Bertanggungjawab
Komunitas Indonesia dan Etika Bisnis
Dampak Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
06 Mekanisme Pengawasan Tingkah Laku
4. Bentuk Stakehoulder
Clarkson membagi stakeholder menjadi :
Stakeholder primer, adalah ‘pihak dimana tanpa partisipasinya
yang berkelanjutan organisasi tidak dapat bertahan.’ Contohnya
Pemilik modal atau saham, kreditor, karyawan, pemasok,
konsumen, penyalur dan pesaing atau rekanan. Menurut Clarkson,
suatu perusahaan atau organisasi dapat didefinisikan sebagai
suatu system stakeholder primer yang merupakan rangkaian
kompleks hubungan antara kelompok-kelompok kepentingan yang
mempunyai hak, tujuan, harapan, dan tanggung jawab yang
berbeda. Perusahaan ini juga harus menjalin relasi bisnis yang
baik dan etis dengan kelompok ini.
Stakeholder sekunder, didefinisikan sebagai pihak yang
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan, tapi mereka
tidak terlibat dalam transaksi dengan perusahaan dan tidak begitu
penting untuk kelangsungan hidup perusahaan. Contohnya
Pemerintah setempat, pemerintah asing, kelompok sosial, media
massa, kelompok pendukung, masyarakat. Perusahaan tidak
bergantung pada kelompok ini untuk kelangsungan hidupnya, tapi
mereka bisa mempengaruhi kinerja perusahaan dengan
mengganggu kelancaran bisnis perusahaan. Pemerintah setempat,
pemerintah asing, kelompok sosial, media massa, kelompok
pendukung, masyarakat.
5. Bentuk Stakehoulder
Kasali membagi stakeholder menjadi :
Stakeholders primer, sekunder dan marjinal
Tidak semua elemen dalam stakeholders perlu diperhatikan. Perusahaan
perlu menyusun skala prioritas. Stakeholders yang paling penting disebut
stakeholders primer, stakeholders yang kurang penting disebut stakeholders
sekunder dan yang biasa diabaikan disebut stakeholders marjinal. Urutan
prioritas ini berbeda bagi setiap perusahaan meskipun produk atau jasanya
sama. Urutan ini juga bisa berubah dari waktu ke waktu.
Stakeholders tradisional dan stakeholders masa depan Karyawan
dan konsumen dapat disebut sebagai stakeholders tradisional, karena saat
ini sudah berhubungan dengan organisasi. Sedangkan stakeholders masa
depan adalah stakeholders pada masa yang akan datang diperkirakan akan
memberikan pengaruhnya pada organisasi seperti mahasiswa, peneliti dan
konsumen potensial.
Proponents, opponents, dan uncommitted
Diantara stakeholders ada kelompok yang memihak organisasi (proponents),
menentang organisasi (opponents) dan ada yang tidak peduli atau abai
(uncommitted). Organisasi perlu mengenal stakeholders yang berbeda-beda
ini agar dapat melihat permasalahan, menyusun rencana dan strategi untuk
melakukan tindakan yang proposional.
Silent majority dan vokal minority
Dilihat dari aktivitas stakeholders dalam melakukan komplain atau
mendukung perusahaan, tentu ada yang menyatakan pertentangan atau
dukungannya secara vokal(aktif) namun ada pula yang menyatakan secara
silent (pasif).
6. Bentuk Stakehoulder
Berdasarkan kekuatan posisi dan pengaruh stakeholder
terhadap suatu isu, dapat dibedakan menjadi :
Stakeholder Utama (Primer)
Stakeholder utama merupakan stakeholder yang memiliki kaitan
kepentingan secara langsung dengan suatu kebijakan, program,
dan proyek. Mereka harus ditempatkan sebagai penentu utama
dalam proses pengambilan keputusan.
Stakeholder Pendukung (Sekunder)
Stakeholder pendukung (sekunder) adalah stakeholder yang tidak
memiliki kaitan kepentingan secara langsung terhadap suatu
kebijakan, program, dan proyek, tetapi memiliki kepedulian
(concern) dan keprihatinan sehingga mereka turut bersuara dan
berpengaruh terhadap sikap masyarakat dan keputusan legal
pemerintah.
Stakeholder Kunci
Stakeholder kunci merupakan stakeholder yang memiliki
kewenangan secara legal dalam hal pengambilan keputusan.
Stakeholder kunci yang dimaksud adalah unsur eksekutif sesuai
levelnya, legislatif dan instansi. Stakeholder kunci untuk suatu
keputusan untuk suatu proyek level daerah kabupaten.
7. Stereotype
Penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi
terhadap kelompok dimana orang tersebut dikategorikan.
Prejudice
Merupakan sikap perasaan orang-orang terhadap golongan
manusia tertentu, golongan ras atau kebudayaan yang berbeda
dengan golongan orang yang berprasangka itu.
Stigma Sosial
Tidak diterimanya seseorang pada suatu kelompok karena
kepercayaan bahwa orang tersebut melawan norma yang ada.
Stereotype, Prejudice, Stigma Sosial
8. Mengapa Perusahaan Harus
Bertanggungjawab
Tanggungjawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR)
adalah suatu konsep bahwa organisasi atau perusahaan memiliki suatu
tanggungjawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas
dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
Corporate social responsibility berhubungan erat dengan pembangunan
berkelanjutan, artinya suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya
harus berdasarkan keputusan yang tidak semata berdasarkan aspek ekonomi
seperti tingkat keuntungan atau deviden, tetapi juga harus menimbang dampak
sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka
pendek maupun jangka panjang.
Konsep tanggungjawab sosial perusahaan (CSR) mucul sebagai akibat adanya
kenyataan bahwa pada dasarnya karakter alami dari setiap perusahaan adalah
mencari keuntungan semaksimal mungkin tanpa memperdulikan kesejahteraan
karyawan, masyarakat dan lingkungan alam. Seiring dengan meningkatnya
kesadaran dan kepekaan dari stakeholder perushaan, maka konsep
tanggungjawab sosial muncul dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dengan kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang.
Tanggungjawab sosial perusahaan dapat didefiniskan sebagai suatu konsep
yang mewajibkan perusahaan untuk memenuhi dan memperhatikan
kepentingan para stakeholder dalam kegiatan operasinya mencari keuntungan.
Stakeholder yang dimaksud adalah para shareholder, karyawan, customer,
komunitas lokal, pemerintah, LSM dan sebagainya.
9. Komunitas Indonesia dan
Etika Bisnis
Dalam suatu kenyataan di komunitas Indonesia
pernah terjadi malapetaka di daerah Nabire, Papua.
Bahwa komunitas Nabire mengkonsumsi sagu,
pisang, ubi dan dengan keadaan cuaca yang
kemarau, tanah tidak dapat mendukung pengolahan
bagi tanaman ini. Kondisi ini mendorong pemerintah
untuk dapat membantu komunitas tersebut. Dari
gambaran ini, tampak bahwa tidak adanya rasa
empati bagi komunitas elit dalam memahami pola
hidup komunitas lain.
Dalam konteks yang demikian, maka perusahaan
dituntut untuk dapat memahami etika bisnis ketika
berhubungan dengan stakeholder diluar
perusahaannya, seperti komunitas lokal atau
kelompok sosial yang berbeda pola hidup.
10. Dampak Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Ke depan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, apabila dilaksanakan
dengan benar, akan memberikan dampak positif bagi perusahaan,
lingkungan, termasuk sumber daya manusia, sumber daya alam dan
seluruh pemangku kepentingan dalam masyarakat. Perusahaan yang
mampu sebagai penyerap tenaga kerja, mempunyai kemampuan
memberikan peningkatan daya beli masyarakat, yang secara langsung
atau tidak, dapat mewujudkan pertumbuhan lingkungan dan seterusnya.
Mengingat kegiatan perusahaan itu sifatnya simultan, maka keberadaan
perusahaan yang taat lingkungan akan lebih bermakna.
Pada dasarnya setiap kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan
sumber daya alam, pasti mengandung nilai positif, baik bagi internal
perusahaan maupun bagi eksternal perusahaan dan pemangku
kepentingan yang lain. Meskipun demikian nilai positif tersebut dapat
mendorong terjadinya tindakan-tindakan dan perbuatan-perbuatan yang
akhirnya mempunyai nilai negatif, karena merugikan lingkungan,
masyarakat sekitar atau masyarakat lain yang lebih luas. Nilai negatif
yang dimaksud adalah seberapa jauh kegiatan perusahaan yang
bersangkutan mempunyai potensi merugikan lingkungan dan masyarakat.
Atau seberapa luas perusahaan lingkungan terjadi sebagai akibat
langsung dari kegiatan perusahaan.
11. Mekanisme Pengawasan
Tingkah Laku
Mekanisme Pengawasan Tingkah Laku dalam
pengawasan terhadap para karyawan sebagai
anggota komunitas perusahaan dapat dilakukan
berkenaan dengan kesesualan atau tidaknya tingkah
laku anggota tersebut denga budaya yang dijadikan
pedoman korporasi yang bersangkutan. Mekanisme
pengawasan tersebut berbentuk audit sosal sebagai
kesimpulan darimonitoring dan evaluasi yang
dilakukan sebelumnya.
Pengawasan terhadap tingkah laku dan peran
karyawan pada dasarnya untukmenciptakan kinerja
karyawan itu sendiri yang mendukung sasaran dan
tujuan dari proses berjalannya perusahaan. Kinerja
yang baik adalah ketika tindakan yang diwujudkan
sebagai peran yang sesuai dengan status dalam
pranata yang ada dan sesuai dengan budaya
perusahaan yang bersangkutan.
12. Berkaitan dengan pelaksanaan audit sosial, maka sebuah perusahaan atau organisasi harus
menjelaskan terlebih dahulu tentang beberapa aktivitas yang harus dijalankan, seperti :
Dalam hal ini sasaran apa yang menjadi pokok dari perusahaan
yang harus dituju internal maupun ekstrnal (sasaran).
Aktivitas apa saja yang harus dilakukan
sebagai sebuah orgnisasai
Bagaimana cara melakukan pencapaian dari sasaran yang dituju
tersebut sebagai rangkaian suatu tindakan yang mengacu pada suatu
pola dan rencana yang sudah disususn sebelumnya.
Bagaimana cara melakukan pencapaian dari
sasaran yang dituju
Bagaimana mengukur dan merekam pokok-pokok yang
harus dilakukan berkaitan dengan sasaran yang dituju.
Dalam hal ini keluasan dari kegiatan yang dilakukan tersebut.
Bagaimana mengukur dan merekam
pokok-pokok yang harus dilakukan