SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
PENGANTAR MESIN ARUS
SEARAH
Mesin Arus Searah (MAS)
 MAS merupakan perlatan listrik-magnet
penggerak yang kecepatan putarannya dapat
diatur dengan mudah dalam suatu rentangan
variasi putaran yang lebar.
 Metode yang digunakan dalam pengaturan
putaran MAS yaitu pengaturan dengan tahan
sisipan pada rangkaian kumparan jangkar.
 Jenis motor arus searah dibedakan berdasarkan
penempatan kumparan medan penguatannya
yaitu motor seri, motor shunt dan motor majemuk.
Jenis Motor Arus Searah
1. Motor Penguatan Terpisah
Motor jenis ini merupakan motor dimana kumparan
penguatan medan magnetnya mendapat catu daya
sendiri, terpisah dari rangkaian jangkarnya, dan
kumparan jangkar mendapat catu daya sendiri.
Berikut rangkaian ekuivalennya:
 Bentuk umum persamaan tegangan pada motor arus searah:
 Torsi elektromagnetik jangkar motor
 Torsi poros motor
Dimana
Ea= emf atau tegangan ggl motor (V)
Vt = tegangan terminal masukan (V)
Vf = tegangan kumparan medan penguatan (V)
Ia = arus yang mengalir pada kumparan jangkar (A)
If = arus kumparan medan penguatan (A)
Ra = resistansi kumparan jangkar (Ω)
Rf = resistansi kumparan medan penguatan (Ω)
n = kecepatan putaran poros motor (rpm)
P = daya masukan (W)
.
. .
.
t a a a
a
f f f
V E I R
E C n
V I R

 


. .a aT C I 
2 .
60
m
P
T
n


Karakteristik Motor Penguatan
Terpisah
 Putaran n akan sebanding dengan tegangan
yang diberikan pada jangkar motor dan
berbanding terbalik dengan arus jangkar Ia
 Torsi jangkar akan sebanding dengan arus
jangkar dan berbanding terbalik dengan putaran
 Torsi jangkar sebanding dengan tegangan
terminal masukan motor
 Besar putaran motor adalah
 .t a a
a
a
V I R
n I
T


2. Motor Arus Searah Penguatan Sendiri
A. Motor Arus Searah Penguatan Shunt
Motor jenis ini mempunyai kumparan medan magnet
penguatan terhubung secara shunt (paralel) dengan
rangkaian jangkarnya. Berikut rangkaian
ekuivalennya:
 Bentuk umum persamaan tegangan pada motor
arus
 Torsi elektromagnetik jangkar motor
 Torsi poros motor
. .a aT C I 
2 .
60
m
P
T
n


B. Motor Arus Searah Penguatan Seri
 Motor dc jenis seri terdiri dari medan seri dibuat dari sedikit
lilitan kawat besar yang dihubungkan seri dengan jangkar.
Jenis motor dc ini mempunyai karakteristik torsi start dan
kecepatan variable yang tinggi. Ini berarti bahwa motor
dapat start atau menggerakkan beban yang sangat berat,
tetapi kecepatan akan bertambah kalau beban turun.
 Motor dc seri dapat membangkitkan torsi starting yang besar
karena arus yang sama yang melewati jangkar juga
melewati medan. Jadi, jika jangkar memerlukan arus lebih
banyak, arus ini juga melewati medan, menambah kekuatan
medan. Oleh karena itu, motor seri berputar cepat dengan
beban ringan dan berputar lambat saat beban ditambahkan.
 Rangkaian Ekuivalen Motor Arus Searah Penguatan
Seri
 Bentuk umum persamaan tegangan pada motor arus
searah:
 Torsi pada motor
2
.a aT C I
 Arus pada keadaan start
 Torsi pada keadaan start
.
t
a start
a se
V
I
R R


2
. . t
a start
a
V
T C
R
 
  
 
Motor Arus Searah Penguatan Kompon
 Motor dc Jenis Compound ini menggunakan lilitan seri dan lilitan shunt, yang
umumnya digabung sehingga medan-medannya bertambah secara komulatif.
Hubungan dua lilitan ini menghasilkan karakteristik pada motor medan shunt dan
motor medan seri. Kecepatan motor tersebut bervariasi lebih sedikit dibandingkan
motor shunt, tetapi tidak sebayak motor seri.
 Motor dc jenis compound juga mempinyai torsi starting yang agak besar – jauh
lebih besar daripada motor jenis shunt, tapi lebih kecil dibandingkan jenis seri.
Keistimewaan gabungan ini membuat motor compound memberikan variasi
penggunaan yang luas. Pada motor majemuk (compound) medan seri dapat
dihubungkan baik secara kumulatif, sehingga agm-nya ditambahkan pada agm
yang berasal dari medan shuntnya, atau secara differensial, sehingga berlawanan.
Hubungan diferesial sangat janrang digunakan.
 Suatu motor majemuk yang dihubungkan secara komulatif mempunyai
karakteristik kecepatan beban yang terletak di tengah-tengah antara motor shunt
dan motor seri, dan turunya kecepatan menurut beban tergantung pada jumlah
relative dari amper-belitan pada medan shunt dan medan seri. Motor tersebut
tidak mempunyai kerugian berupa kecepatan beban ringan yang sangat tinggi
yang terdapat pada motor seri, tetapi sampai pada tingkatan tertentu masih
mempunyai keuntungan peneralan seri.
Jenis Motor arus searah penguatan kompon
A. Motor Arus Searah Penguatan Kompon Pendek
Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan
Kompon pendek
Persamaan umumnya:
B. Motor Arus Searah Penguatan Kompon Panjang
 Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan
Kompon panjang
 Persamaan umumnya:
Pembalikan Arah Putaran
 Pembalikan arah putaran motor DC dapat dilakukan
melalui dua cara yaitu:
a. Membalik polaritas terminal tegangan jangkar
b. Membalik polaritas terminal tegangan kumparan
medan penguatan
Torsi motor:
Putaran motor:
. .( ) . .a aT C I C I    
. ( . )
. .
t a a t a aV I R V I R
n
C C 
  
  
Pengereman Motor
a. Pengereman Plugging
Pengereman cara ini dikenal dengan sebutan
Countercurrent break, yaitu pengereman dilakukan
dengan cara pembalik polaritas tegangan jangkar
motor melalui sebuah saklar tukar pada terminal
jangkar.
b. Pengereman Dinamik
Cara pengereman ini yaitu dengan menambahkan
tahanan yang diparalelkan dengan rangkaian jangkar
atau seri dengan GGL sisa putaran Ea. Pada saat
pengereman saklar S dipindahkan dari sumber DC
(hubungan motor dengan sumber DC diputuskan ke
tahanan pengereman Rrem.
 Arus pengereman
,…… konstan
,……. Variabel
Dimana
no = putaran awal saat akan pengereman
Ra = resistansi kumparan jangkar
La = induktansi kumparan jangkar
Re
Re Re
. . .a
m
m m
E sisa c n
I
R R

 
.
Re
Re
.
. .
Ra
t
La
m o
m
c
I n e
R
 

 Disipasi daya pada tahanan pengereman adalah
Re
2
2
Re Re Re
Re
.
( ) . . .m
Ra
t
La
R m m o m
m
C
P I R n e R
R
  
   
 
C. Pengereman Regeneratif
Rem regeneatif adalah suatu cara pengereman yang
dilakukan dengan cara mengembalikan energi dari
motor ke sumber catu daya DC.
Proses pengereman dilakukan melalui pengaturan
fluks medan magnet penguatan dengan maksud
untuk memperbesar GGL Ea agar lebih besar dari
tegangan sumber yaitu berdasarkan persamaan GGL
yaitu

. .Ea C n

More Related Content

What's hot

auto-transformer
auto-transformerauto-transformer
auto-transformerAji Dimas
 
Penggunaan metode matriks impedans bus
Penggunaan metode matriks impedans busPenggunaan metode matriks impedans bus
Penggunaan metode matriks impedans busBogor
 
pengaturan frekuensi
pengaturan frekuensipengaturan frekuensi
pengaturan frekuensiridhomahendra
 
Makalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe Shunt
Makalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe ShuntMakalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe Shunt
Makalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe ShuntHendy Winata
 
Teknik tegangan tinggi DC
Teknik tegangan tinggi DCTeknik tegangan tinggi DC
Teknik tegangan tinggi DCedofredikaa
 
111280125 sistem-dan-pola-pengaman-distribusi
111280125 sistem-dan-pola-pengaman-distribusi111280125 sistem-dan-pola-pengaman-distribusi
111280125 sistem-dan-pola-pengaman-distribusiAzis Nurrochma Wardana
 
02 bab 05 motor listrik ac
02 bab 05 motor listrik ac02 bab 05 motor listrik ac
02 bab 05 motor listrik acEko Supriyadi
 
Jenis jenis gardu induk
Jenis jenis gardu indukJenis jenis gardu induk
Jenis jenis gardu indukIrfan Nurhadi
 
Tegangan Tinggi AC
Tegangan Tinggi ACTegangan Tinggi AC
Tegangan Tinggi ACGredi Arga
 
Transmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikTransmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikMulia Damanik
 
Proteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrikProteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrikJohari Zhou Hao Li
 
Teori kegagalan isolasi
Teori kegagalan isolasiTeori kegagalan isolasi
Teori kegagalan isolasisevirarh
 
Proteksi sistem tenaga_listrik
Proteksi sistem tenaga_listrikProteksi sistem tenaga_listrik
Proteksi sistem tenaga_listrikKhairul Jakfar
 

What's hot (20)

Motor dc.
Motor dc.Motor dc.
Motor dc.
 
auto-transformer
auto-transformerauto-transformer
auto-transformer
 
Penggunaan metode matriks impedans bus
Penggunaan metode matriks impedans busPenggunaan metode matriks impedans bus
Penggunaan metode matriks impedans bus
 
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 
pengaturan frekuensi
pengaturan frekuensipengaturan frekuensi
pengaturan frekuensi
 
Makalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe Shunt
Makalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe ShuntMakalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe Shunt
Makalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe Shunt
 
Teknik tegangan tinggi DC
Teknik tegangan tinggi DCTeknik tegangan tinggi DC
Teknik tegangan tinggi DC
 
111280125 sistem-dan-pola-pengaman-distribusi
111280125 sistem-dan-pola-pengaman-distribusi111280125 sistem-dan-pola-pengaman-distribusi
111280125 sistem-dan-pola-pengaman-distribusi
 
5 daya listrik
5 daya listrik5 daya listrik
5 daya listrik
 
Transformer
TransformerTransformer
Transformer
 
02 bab 05 motor listrik ac
02 bab 05 motor listrik ac02 bab 05 motor listrik ac
02 bab 05 motor listrik ac
 
Jenis jenis gardu induk
Jenis jenis gardu indukJenis jenis gardu induk
Jenis jenis gardu induk
 
GARDU DISTRIBUSI
GARDU DISTRIBUSIGARDU DISTRIBUSI
GARDU DISTRIBUSI
 
Tegangan Tinggi AC
Tegangan Tinggi ACTegangan Tinggi AC
Tegangan Tinggi AC
 
Transmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikTransmisi Daya Listrik
Transmisi Daya Listrik
 
GARDU INDUK
GARDU  INDUK GARDU  INDUK
GARDU INDUK
 
Proteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrikProteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrik
 
Teori kegagalan isolasi
Teori kegagalan isolasiTeori kegagalan isolasi
Teori kegagalan isolasi
 
Proteksi sistem tenaga_listrik
Proteksi sistem tenaga_listrikProteksi sistem tenaga_listrik
Proteksi sistem tenaga_listrik
 
TEGANGAN TEMBUS PADAT PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
TEGANGAN TEMBUS PADAT PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI TEGANGAN TEMBUS PADAT PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
TEGANGAN TEMBUS PADAT PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
 

Similar to Karakteristik dan Jenis Motor Arus Searah

Tugas sistem listrik industri tentang motor dc
Tugas sistem listrik industri tentang motor dcTugas sistem listrik industri tentang motor dc
Tugas sistem listrik industri tentang motor dcFarhanRiko
 
Karakteristik motor listrik
Karakteristik motor listrikKarakteristik motor listrik
Karakteristik motor listriksuparman unkhair
 
Motor ac-sinkron
Motor ac-sinkronMotor ac-sinkron
Motor ac-sinkronNovia Putri
 
Teknik Tenaga Listrik_Motor Arus Searah_Kelompok 2
Teknik Tenaga Listrik_Motor Arus Searah_Kelompok 2Teknik Tenaga Listrik_Motor Arus Searah_Kelompok 2
Teknik Tenaga Listrik_Motor Arus Searah_Kelompok 2AdiraSalsabila1
 
Teknik Tenaga Listrik_Motor Arus Searah_Kelompok 2.pptx
Teknik Tenaga Listrik_Motor Arus Searah_Kelompok 2.pptxTeknik Tenaga Listrik_Motor Arus Searah_Kelompok 2.pptx
Teknik Tenaga Listrik_Motor Arus Searah_Kelompok 2.pptxAdiraSalsabila1
 
MGPI system by Danang Arengga
MGPI system by Danang ArenggaMGPI system by Danang Arengga
MGPI system by Danang Arenggadanang arengga
 
Kelistrikan(motor listrik)
Kelistrikan(motor listrik)Kelistrikan(motor listrik)
Kelistrikan(motor listrik)mohamad abror
 
Teknik tenaga listrik
Teknik tenaga listrikTeknik tenaga listrik
Teknik tenaga listriknanangekoc
 
IEEE pml oktarico susilatama pp 21060110141053
IEEE pml oktarico susilatama pp 21060110141053IEEE pml oktarico susilatama pp 21060110141053
IEEE pml oktarico susilatama pp 21060110141053PT. PLN (Persero)
 

Similar to Karakteristik dan Jenis Motor Arus Searah (20)

Tugas sistem listrik industri tentang motor dc
Tugas sistem listrik industri tentang motor dcTugas sistem listrik industri tentang motor dc
Tugas sistem listrik industri tentang motor dc
 
Motor DC
Motor DCMotor DC
Motor DC
 
MOTOR DC DESC
MOTOR DC DESCMOTOR DC DESC
MOTOR DC DESC
 
Motor listrik.docx
Motor listrik.docxMotor listrik.docx
Motor listrik.docx
 
mekatronika
mekatronikamekatronika
mekatronika
 
Motor listrik
Motor listrikMotor listrik
Motor listrik
 
Karakteristik motor listrik
Karakteristik motor listrikKarakteristik motor listrik
Karakteristik motor listrik
 
Motor ac-sinkron
Motor ac-sinkronMotor ac-sinkron
Motor ac-sinkron
 
3. Motor DC - Prinsip.pptx
3. Motor DC - Prinsip.pptx3. Motor DC - Prinsip.pptx
3. Motor DC - Prinsip.pptx
 
Teknik Tenaga Listrik_Motor Arus Searah_Kelompok 2
Teknik Tenaga Listrik_Motor Arus Searah_Kelompok 2Teknik Tenaga Listrik_Motor Arus Searah_Kelompok 2
Teknik Tenaga Listrik_Motor Arus Searah_Kelompok 2
 
Teknik Tenaga Listrik_Motor Arus Searah_Kelompok 2.pptx
Teknik Tenaga Listrik_Motor Arus Searah_Kelompok 2.pptxTeknik Tenaga Listrik_Motor Arus Searah_Kelompok 2.pptx
Teknik Tenaga Listrik_Motor Arus Searah_Kelompok 2.pptx
 
Pertemuan 4
Pertemuan 4Pertemuan 4
Pertemuan 4
 
Pertemuan 4
Pertemuan 4Pertemuan 4
Pertemuan 4
 
MGPI system by Danang Arengga
MGPI system by Danang ArenggaMGPI system by Danang Arengga
MGPI system by Danang Arengga
 
Kelistrikan(motor listrik)
Kelistrikan(motor listrik)Kelistrikan(motor listrik)
Kelistrikan(motor listrik)
 
Modul 6 kb4
Modul 6 kb4Modul 6 kb4
Modul 6 kb4
 
GENERATOR DC.pptx
GENERATOR DC.pptxGENERATOR DC.pptx
GENERATOR DC.pptx
 
Motor ac
Motor acMotor ac
Motor ac
 
Teknik tenaga listrik
Teknik tenaga listrikTeknik tenaga listrik
Teknik tenaga listrik
 
IEEE pml oktarico susilatama pp 21060110141053
IEEE pml oktarico susilatama pp 21060110141053IEEE pml oktarico susilatama pp 21060110141053
IEEE pml oktarico susilatama pp 21060110141053
 

More from Novia Putri

Pert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomiPert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomiNovia Putri
 
Pert. 1 keandalan sistem tenaga listrik
Pert. 1 keandalan sistem tenaga listrikPert. 1 keandalan sistem tenaga listrik
Pert. 1 keandalan sistem tenaga listrikNovia Putri
 
Thevenin Norton Circuit
Thevenin Norton CircuitThevenin Norton Circuit
Thevenin Norton CircuitNovia Putri
 
1st order transient circuit
1st order transient circuit1st order transient circuit
1st order transient circuitNovia Putri
 
Interconnection power system
Interconnection power systemInterconnection power system
Interconnection power systemNovia Putri
 
Insulation testin pert. 15
Insulation testin pert. 15Insulation testin pert. 15
Insulation testin pert. 15Novia Putri
 
Power factor pert. 14
Power factor pert. 14Power factor pert. 14
Power factor pert. 14Novia Putri
 
Capacitor high voltage pert. 13
Capacitor high voltage pert. 13Capacitor high voltage pert. 13
Capacitor high voltage pert. 13Novia Putri
 
Isolator and bushing
Isolator and bushingIsolator and bushing
Isolator and bushingNovia Putri
 
Disconneting switch pert. 7
Disconneting switch pert. 7Disconneting switch pert. 7
Disconneting switch pert. 7Novia Putri
 
Over voltage protection pert. 6
Over voltage protection pert. 6Over voltage protection pert. 6
Over voltage protection pert. 6Novia Putri
 
Conductor pert. 4
Conductor pert. 4Conductor pert. 4
Conductor pert. 4Novia Putri
 
Circuit breaker pert. 3
Circuit breaker pert. 3Circuit breaker pert. 3
Circuit breaker pert. 3Novia Putri
 
Pengantar teknik tegangan tinggi pert.1
Pengantar teknik tegangan tinggi pert.1Pengantar teknik tegangan tinggi pert.1
Pengantar teknik tegangan tinggi pert.1Novia Putri
 
Slide pertemuan 15
Slide pertemuan 15Slide pertemuan 15
Slide pertemuan 15Novia Putri
 
Slide pertemuan 14
Slide pertemuan 14Slide pertemuan 14
Slide pertemuan 14Novia Putri
 

More from Novia Putri (20)

Pert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomiPert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomi
 
Pertemuan 2
Pertemuan 2Pertemuan 2
Pertemuan 2
 
Pert. 1 keandalan sistem tenaga listrik
Pert. 1 keandalan sistem tenaga listrikPert. 1 keandalan sistem tenaga listrik
Pert. 1 keandalan sistem tenaga listrik
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Thevenin Norton Circuit
Thevenin Norton CircuitThevenin Norton Circuit
Thevenin Norton Circuit
 
1st order transient circuit
1st order transient circuit1st order transient circuit
1st order transient circuit
 
Interconnection power system
Interconnection power systemInterconnection power system
Interconnection power system
 
Insulation testin pert. 15
Insulation testin pert. 15Insulation testin pert. 15
Insulation testin pert. 15
 
Power factor pert. 14
Power factor pert. 14Power factor pert. 14
Power factor pert. 14
 
Capacitor high voltage pert. 13
Capacitor high voltage pert. 13Capacitor high voltage pert. 13
Capacitor high voltage pert. 13
 
Isolator and bushing
Isolator and bushingIsolator and bushing
Isolator and bushing
 
Trafo arus
Trafo arusTrafo arus
Trafo arus
 
Trafo tegangan
Trafo teganganTrafo tegangan
Trafo tegangan
 
Disconneting switch pert. 7
Disconneting switch pert. 7Disconneting switch pert. 7
Disconneting switch pert. 7
 
Over voltage protection pert. 6
Over voltage protection pert. 6Over voltage protection pert. 6
Over voltage protection pert. 6
 
Conductor pert. 4
Conductor pert. 4Conductor pert. 4
Conductor pert. 4
 
Circuit breaker pert. 3
Circuit breaker pert. 3Circuit breaker pert. 3
Circuit breaker pert. 3
 
Pengantar teknik tegangan tinggi pert.1
Pengantar teknik tegangan tinggi pert.1Pengantar teknik tegangan tinggi pert.1
Pengantar teknik tegangan tinggi pert.1
 
Slide pertemuan 15
Slide pertemuan 15Slide pertemuan 15
Slide pertemuan 15
 
Slide pertemuan 14
Slide pertemuan 14Slide pertemuan 14
Slide pertemuan 14
 

Recently uploaded

4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxarifyudianto3
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 

Recently uploaded (9)

4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 

Karakteristik dan Jenis Motor Arus Searah

  • 2. Mesin Arus Searah (MAS)  MAS merupakan perlatan listrik-magnet penggerak yang kecepatan putarannya dapat diatur dengan mudah dalam suatu rentangan variasi putaran yang lebar.  Metode yang digunakan dalam pengaturan putaran MAS yaitu pengaturan dengan tahan sisipan pada rangkaian kumparan jangkar.  Jenis motor arus searah dibedakan berdasarkan penempatan kumparan medan penguatannya yaitu motor seri, motor shunt dan motor majemuk.
  • 3. Jenis Motor Arus Searah 1. Motor Penguatan Terpisah Motor jenis ini merupakan motor dimana kumparan penguatan medan magnetnya mendapat catu daya sendiri, terpisah dari rangkaian jangkarnya, dan kumparan jangkar mendapat catu daya sendiri. Berikut rangkaian ekuivalennya:
  • 4.  Bentuk umum persamaan tegangan pada motor arus searah:  Torsi elektromagnetik jangkar motor  Torsi poros motor Dimana Ea= emf atau tegangan ggl motor (V) Vt = tegangan terminal masukan (V) Vf = tegangan kumparan medan penguatan (V) Ia = arus yang mengalir pada kumparan jangkar (A) If = arus kumparan medan penguatan (A) Ra = resistansi kumparan jangkar (Ω) Rf = resistansi kumparan medan penguatan (Ω) n = kecepatan putaran poros motor (rpm) P = daya masukan (W) . . . . t a a a a f f f V E I R E C n V I R      . .a aT C I  2 . 60 m P T n  
  • 5. Karakteristik Motor Penguatan Terpisah  Putaran n akan sebanding dengan tegangan yang diberikan pada jangkar motor dan berbanding terbalik dengan arus jangkar Ia  Torsi jangkar akan sebanding dengan arus jangkar dan berbanding terbalik dengan putaran  Torsi jangkar sebanding dengan tegangan terminal masukan motor  Besar putaran motor adalah  .t a a a a V I R n I T  
  • 6. 2. Motor Arus Searah Penguatan Sendiri A. Motor Arus Searah Penguatan Shunt Motor jenis ini mempunyai kumparan medan magnet penguatan terhubung secara shunt (paralel) dengan rangkaian jangkarnya. Berikut rangkaian ekuivalennya:
  • 7.  Bentuk umum persamaan tegangan pada motor arus  Torsi elektromagnetik jangkar motor  Torsi poros motor . .a aT C I  2 . 60 m P T n  
  • 8. B. Motor Arus Searah Penguatan Seri  Motor dc jenis seri terdiri dari medan seri dibuat dari sedikit lilitan kawat besar yang dihubungkan seri dengan jangkar. Jenis motor dc ini mempunyai karakteristik torsi start dan kecepatan variable yang tinggi. Ini berarti bahwa motor dapat start atau menggerakkan beban yang sangat berat, tetapi kecepatan akan bertambah kalau beban turun.  Motor dc seri dapat membangkitkan torsi starting yang besar karena arus yang sama yang melewati jangkar juga melewati medan. Jadi, jika jangkar memerlukan arus lebih banyak, arus ini juga melewati medan, menambah kekuatan medan. Oleh karena itu, motor seri berputar cepat dengan beban ringan dan berputar lambat saat beban ditambahkan.
  • 9.  Rangkaian Ekuivalen Motor Arus Searah Penguatan Seri  Bentuk umum persamaan tegangan pada motor arus searah:  Torsi pada motor 2 .a aT C I
  • 10.  Arus pada keadaan start  Torsi pada keadaan start . t a start a se V I R R   2 . . t a start a V T C R       
  • 11. Motor Arus Searah Penguatan Kompon  Motor dc Jenis Compound ini menggunakan lilitan seri dan lilitan shunt, yang umumnya digabung sehingga medan-medannya bertambah secara komulatif. Hubungan dua lilitan ini menghasilkan karakteristik pada motor medan shunt dan motor medan seri. Kecepatan motor tersebut bervariasi lebih sedikit dibandingkan motor shunt, tetapi tidak sebayak motor seri.  Motor dc jenis compound juga mempinyai torsi starting yang agak besar – jauh lebih besar daripada motor jenis shunt, tapi lebih kecil dibandingkan jenis seri. Keistimewaan gabungan ini membuat motor compound memberikan variasi penggunaan yang luas. Pada motor majemuk (compound) medan seri dapat dihubungkan baik secara kumulatif, sehingga agm-nya ditambahkan pada agm yang berasal dari medan shuntnya, atau secara differensial, sehingga berlawanan. Hubungan diferesial sangat janrang digunakan.  Suatu motor majemuk yang dihubungkan secara komulatif mempunyai karakteristik kecepatan beban yang terletak di tengah-tengah antara motor shunt dan motor seri, dan turunya kecepatan menurut beban tergantung pada jumlah relative dari amper-belitan pada medan shunt dan medan seri. Motor tersebut tidak mempunyai kerugian berupa kecepatan beban ringan yang sangat tinggi yang terdapat pada motor seri, tetapi sampai pada tingkatan tertentu masih mempunyai keuntungan peneralan seri.
  • 12. Jenis Motor arus searah penguatan kompon A. Motor Arus Searah Penguatan Kompon Pendek Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan Kompon pendek Persamaan umumnya:
  • 13. B. Motor Arus Searah Penguatan Kompon Panjang  Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan Kompon panjang  Persamaan umumnya:
  • 14. Pembalikan Arah Putaran  Pembalikan arah putaran motor DC dapat dilakukan melalui dua cara yaitu: a. Membalik polaritas terminal tegangan jangkar b. Membalik polaritas terminal tegangan kumparan medan penguatan Torsi motor: Putaran motor: . .( ) . .a aT C I C I     . ( . ) . . t a a t a aV I R V I R n C C       
  • 15. Pengereman Motor a. Pengereman Plugging Pengereman cara ini dikenal dengan sebutan Countercurrent break, yaitu pengereman dilakukan dengan cara pembalik polaritas tegangan jangkar motor melalui sebuah saklar tukar pada terminal jangkar.
  • 16. b. Pengereman Dinamik Cara pengereman ini yaitu dengan menambahkan tahanan yang diparalelkan dengan rangkaian jangkar atau seri dengan GGL sisa putaran Ea. Pada saat pengereman saklar S dipindahkan dari sumber DC (hubungan motor dengan sumber DC diputuskan ke tahanan pengereman Rrem.
  • 17.  Arus pengereman ,…… konstan ,……. Variabel Dimana no = putaran awal saat akan pengereman Ra = resistansi kumparan jangkar La = induktansi kumparan jangkar Re Re Re . . .a m m m E sisa c n I R R    . Re Re . . . Ra t La m o m c I n e R   
  • 18.  Disipasi daya pada tahanan pengereman adalah Re 2 2 Re Re Re Re . ( ) . . .m Ra t La R m m o m m C P I R n e R R         
  • 19. C. Pengereman Regeneratif Rem regeneatif adalah suatu cara pengereman yang dilakukan dengan cara mengembalikan energi dari motor ke sumber catu daya DC. Proses pengereman dilakukan melalui pengaturan fluks medan magnet penguatan dengan maksud untuk memperbesar GGL Ea agar lebih besar dari tegangan sumber yaitu berdasarkan persamaan GGL yaitu  . .Ea C n