SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biolistrik adalah ilmu yang mempelajari tentang potensial listrik pada
organ tubuh. Pada biolistrik ada dua aspek yang memegang peranan penting yaitu
: Kelistrikan dan Kemagnetan yang timbul pada tubuh manusia, serta penggunaan
listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Aktivitas organ dan berbagai
sistem didalam tubuh manusia tidak hanya berhubungan erat satu sama lain tetapi
juga bekerjasama dalam menanggapi perubahan lingkungan, baik lingkungan
dalam maupun lingkungan luar tubuh. Didalam tubuh manusia terdapat sistem
koordinasi yang meliputi sistem saraf yang berfungsi mengendalikan aktivitas dan
keserasian kerja antara sistem organ.
Sejarah perkembangan biolistrik yaitu Luigi Galavani (1780) mulai
mempelajari kelistrikan pada tubuh hewan kemudian pada tahun (1786) Luigi
Galvani melaporkan hasil eksperimennya bahwa kedua kaki katak terangkat
ketika diberi aliran listrik lewat suatu konduktor. Pada tahun (1856)Caldani
menunjukkan kelistrikan pada otot katak yang telah mati, dan pada tahun (1928)
melaporkan tentang pengobatan penderita dengan menggunakan short wave.
Biolistrik merupakan energi yang terdapat dalam tubuh makhluk hidup
yang bersumber dari ATP (Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini dihasilkan
oleh salah satu bagian sel yakni mitokondria dalam proses respirasi dengan kata
lain biolistrik merupakan segala yang berkaitan dengan kelistrikan yang
dihasilkan oleh tubuh makhluk hidup. Kelistrikan yang dimaksud adalah segala
sesuatu yang berkaitan dengan muatan-muatan, ion-ion yang terdapat dalam tubuh
dan medan listrik yang diasilkan oleh ion-ion dan muatan –muatan tersebut serta
tegangan yang dihasilkan.
Tegangan (voltage) listrik atau sering disebut potensial listrik dapat
dihasilkan oleh sel-sel tubuh. Tegangan yang dihasilkan disebut sebagai tegangan-
bio atau biopotensial. Tegangan yang paling besar dihasilkan oleh sel-sel saraf
(nerve) dan sel-sel otot (muscle). Tegangan yang terjadi pada sel, (selanjutnya
2
disebut tegangan sel (cell potentials)), terus menerus terjaga keberadaannya, dan
untuk menjaganya, sejumlah besar energi dibutuhkan. Jadi, energi yang disuplai
ke dalam tubuh, sebanyak paling tidak 25% digunakan untuk menjaga kehadiran
tegangan pada sel.
Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber
dariATP (Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu
energiyang bernama mitokondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga
merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan potensial listrik yang
merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan luar dan lapisan tipis
muatan negatif pada permukaan dalam bidang batas/membran. Kemampuan sel
syaraf (neurons)menghantarkan isyarat biolistrik sangat penting.Transmisi sinyal
biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries yang berfungsi
mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Stimulus untuk mentringer neuron
dapat berupa tekanan, perubahaan temperatur, dan isyarat listrik dari neuron lain.
Aktifitasi bolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke seluruhtubuh seperti
gelombang pada permukaan air. Pengamatan pulsa listrik tersebut dapat dilakukan
dengan memasang beberapaelektroda pada permukaan kulit. Hasil rekaman
isyarat listrik dari jantung (Electrocardiogran-ECG) diganti untuk diagnosa
kesehatan. Seperti halnya padaECG, aktivitasi otak dapat dimonitor dengan
memasang beberapa elektroda pada posisi tertentu. Isyarat listrik yang dihasilkan
dapat untuk mendiagnosa gejala epilepsy, tumor, geger otak dan kelainan otak
lainnya.
Oleh karena hal tersebut di atas, untuk mengetahui lebih banyak tentang
biolistrik tersebut, maka saya akan mencoba menggali, mengkaji, dan
memaparkan makalah yang berjudul “Biolistrik.”
3
1.2 Perumusan Masalah
Masalah utama dalam penulisan ini adalah biolistrik. Permasalahan ini
dirinci dalam rumusan masalah seperti berikut ini:
1. Bagaimana hukum dalam biolistrik ?
2. Bagaimana arus listrik menghasilkan kemagnetan ?
3. Apa hubungan kelistrikan dan kemagnetan ?
4. Bagaimana kelistrikan otot jantung ?
5. Bagaimana isyarat magnet jantung dan otak ?
6. Bagaimana penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh ?
7. Apa yang dimaksud dengan syok listrik (kejutan listrik) ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan secara umum dari diadakannya penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui hukum dalam biolistrik.
2. Untuk mengetahui menghasilkan kemagnetan.
3. Untuk mengetahui kelistrikan dan kemagnetan.
4. Untuk mengetahui kelistrikan otot jantung.
5. Untuk mengetahui isyarat magnet jantung dan otak.
6. Untuk mengetahui penggunaan listrik dan magnet pada permukaan
tubuh.
7. Untuk mengetahui pengertian syok listrik (kejutan listrik).
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang dapat kita peroleh dari penulisan ini adalah dapat
mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan biolistrik.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hukum dalam Biolistrik
Ada beberapa hukum yang berkaitan dengan biolistrik diantaranya:
1. Hukum Ohm
Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan
arus yang melewati, berbanding terbalik dengan hambatan dari konduktor.
R =
V
I
Dimana : R = Hambatan (/ohm)
V = Tegangan (volt)
I = Arus (ampere)
2. Hukum Joule
Arus listrik yang melewati konduktor dengan perbedaan tegangan (V)
dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas.
H (kalori) =
VIT
J
Dimana : V = tegangan (Volt)
I = arus (Ampere)
T = Waktu (detik)
J = Joule = 0,239 kal
Macam-macam Gelombang Arus Listrik
a. Arus bolak-balik/sinusoidal
b. Arus setengah gelombang ( telah diserahkan)
c. Arus searah penuh tapi masih mangandung ripple/desir
d. Arus searah murni
e. Faradik
f. Surged Faradic/sentakan sinusoidal
g. Surged sinusoidal/sentakan sinusoidal
h. Galvanik yang interuptus dan arus gigi gergaji.
5
2.2 Arus Listrik Menghasilkan Kemagnetan
Selama abad ke delapan belas, banyak filsuf ilmu alam yang mencoba
menemukan hubungan antara listrik dan magnet. Muata listrik yang stasiioner dan
magnet amak tidak saling mempengaruhi. Akan tetapi pada tahun 1820, Hans
Christian Oersted menemukan bahwa ketika jarum kompas di dekat kawat listrik,
jarum menyimpang saat kawat dihubungkan ke baterai dan arus dapat mengalir.
Berdasarkan percobaan Oersted jarum kompas dapat menyimpang di sekitar arus
listrik, sehingga dapat disimpulkan terhadap hal yang ditemukan oleh Oersted
adalah bahwa arus listrik menghasilkan medan magnet.
Jarum kompas yang diletakkan di dekat bagian
yang lurus dari kawat pembawa arus mengatur
suatu hubungan pergerakkan sendiri antara arah
medan listrik dan arah medan magnet serta gaya
yang terjadi. Berdasarkan gambar 1 di bawah,
garis medan magnet yang dihasilkan oleh arus di
kawat lurus membentuk suatu lingkaran dengan
kawat pada pusatnya. Arah garis ini ditunjukkan
oleh kutub utara kompas. Ada cara yang
sederhana untuk mengingat arah garis-garis
medan magnetik pada kasus ini. Cara ini disebut
sebagai kaidah tangan kanan. Misalkan anda
menggenggam kawat yang berarus tersebut
dengan ibu jari meunjuk ke arah positf atau ke
arah arus listrikmengalir, maka kemudian jari-
jari lain akan melingkari kawat dengan medan
magnet. Garis medan magnet di sebabkan oleh
loop melingkar kawat pembawa arus dapat
ditentukan dengan cara yang sama
menggunakan kompas, akan tetapi hasilnya akan
sama dengan kaidah tangan kanan.
6
2.3 Kelistrikan dan Kemagnetan
Kelistrikan Dan Kemagnetan Yang Timbul Dalam Tubuh
1. Sistem syaraf dan neuron
Sistem syaraf dibagi menjadi dua bagian yaitu sistem syaraf pusat dan
otonom. SISTEM syaraf pusat terdiri diantaranya otak, medulla spinalis dan
perifer. Saraf perifer ini adalah saraf-saraf yang mengirim informasi sensoris ke
otak atau ke medulla spinalis disebut saraf afferen sedangkan serat saraf yang
menghantarkan informasi dari otak atau medula spinalis ke otot serta kelenjar
disebut sistem saraf efferen sedangkan sistem saraf otonom mengatur organ dalam
tubuh seperti jantung usus dan kelenjar-kelenjar sehingga pengontrolan sistem ini
dilakukan dengan tidak sadar yakni bekerja secara sendiri-sendiri.
2. Konsentrasi ion di dalam dan di luar sel
Ini merupakan suatu model potensial istirahat pada waktu = 0 dimana ion
K akan melakukan difusi dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sehingga
pada saat tertentu akan terjadi membran dipole atau membran dua kutub di mana
larutan dengan konsentrasi yang tadinya rendah akan kelebihan ion positif,
kebalikan dengan larutan yang konsenrasi tinggi akan mengalam kekurangan ion
sehingga menjadi lebih negatif.
3. Kelistrikan saraf
Dalam bidang Neuroatomi akan dibicarakan kecepatan impuls serat saraf,
serat saraf yang berdiameter yang besar mempunyai kemampuan menghantarkan
impuls lebih cepat daripada serat saraf yang mempunyai diameter yang kecil.
Serat dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian diantaranya A,B dan C.
Dengan menggunakan mikroskop elektron , serat saraf di bagi dalam dua
tipe serta saraf yang bermyelin dan tidak bermyelin .
4. Perambatan potensial aksi
Potensial aksi dapat terjadi apabila suatu daerah membran saraf atau otot
mendapat rangsangan mencapai nilai ambang. Potensial aksi itu sendiri
mempunyai kemampuan untuk merangsang daearah sekitar sel membran untuk
mencapai nilsi ambang. Dengan demikian dapat terjadi perambatan potensial aksi
7
ke segala jurusan sel membran, ,keadaan ini disebut peramabatan potensial aksi
atau gelombang depolarisasi.
Setelah timbul potensial aksi, sel membran akan mengalami repolarisasi.
Proses repolarisasi sel membran disebut sebagai suatu tingkat refrakter. Tingkat
refrakter ada dua fase yaitu periode refrakter absolut yakni selama periode ini
tidak ada rangsangan, tidak ada unsur kekuatan nntuk menghasilkan potensial aksi
yang lan sedangkan periode refrakter relaktif yakni setelah membran mendekati
repolarisasi seluruhnya maka dari periode refrakter terabsolut akan menjadi
periode refrakter refraktif dan apabila stimulus yang kuat secara normal akan
menghasilkan potensial aksi yang baru.
2.4 Kelistrikan Otot Jantung
Sel membran otot jantung sangat berbeda dengan saraf dan otot bergaris,
pada saraf maupun otot bergaris dalam keadaan potensial membran istirahat
dilakukan rangsangan maka ion-ion Na+ akan masuk kedalam sel dan setelah
mencapai nilai ambang akan timbul depolrisasi sedangkan pada sel sel otot
jantung ion Na+ mudah terjadi kebocoran sehingga terjadi repolarisasi komplit,
ion Na+ perlahan-lahan akan masuk kembali ke dalam sel dengan akibat gterjadi
gejala depolarisasi secara spontan sampai mencapai nilai ambang dan terjadi
potensial aksi tanpa memerlukan rangsangan dari luar.
Pada saraf & otot bergaris:
Rangsangan  ion Na+
masuk ke dalam sel  mencapai nilai ambang 
depolarisasi
Pada otot jantung :
Rangsangan  ion Na+
masuk ke dalam sel (mudah besar) repolarisasi
komplit  Na+
masuk kembali ke dalam sel  depolarisasi spontan mencapai
nilai ambang tanpa perlu rangsang dari luar (kecepatan Teratur)
Kecepatan dasar jantung = waktu antara mulai depolarisasi spontan sampai
mencapai nilai ambang setelah terjadi repolarisasi
Dipengaruhi oleh perubahan :
1. Potensial membran istirahat
8
2. Tingkat dari nilai ambang
3. Slap (kelengkangan) dari depolarisasi spontan terhadap nilai ambang
2.5 Isyarat Magnet Jantung dan Otak
Mengalirnya aliran listrik akan menimbulkan medan magnet. Medan
magnet sekitar jantung disebabkan adanya aliran listrik jantung yang mengalami
depolarisasi dan repolarisasi. Pencatatan medan magnet disebut
magnetoksdiogram. Besar medan magnet sekita jantung adalah sekitar 5 x 10
pangkat -11 T( Testa) atau sekitar 10 x 10 pangkat 8 medan megnet bumi.
Hubungan Testa (T) dengan Gauss dapat dinyatakan:
Untuk mengukur medan magnet dari suatu besaran benda diperlukan suatu
ruang yang terlindung dan sangat peka terhadap detector medan magnet
(magnetometer). Detector yang dipergunakan yaitu SQUID ( Superconding
Quantum Interference Device) yang bekerja pada suhu 5 derajat K, dan dapat
mendeteksi medan magnet yang disebabkan arus searah atau arus bolak-balik.
Ada 2 alat untuk mencatat medan magnet ini antara lain:
1. Magnetokardiografi (MKG)
MKG memberi informasi jantung tanpa mempergunakan elektroda yang
didekatkan/ditempelkan pada badan, tidak seperti halnya pada waktu melakukan
EKG. Pencatatan dilakukan di daerah badan dengan jarak 5 cm. lokasi rekaman
diberi kode B, D, F, H, I, J, L (vertical). Horizontal dilakukan perekaman 5-6 kali
dibubuhi huruf I dan ditandai dengan angka (1, 3, 5, 9)
Informasi yang diperlukan pada MKG tidak dapat dipakai sebagai EKG oleh
karena dalam pengukuran medan magnet mempergunakan arus searah yang
mengenai otot dan saraf. Perekaman MCG akan memberi informasi yang berguna
dalam diagnosis apabila dikerjakan pada waktu jantung mengalami serangan oleh
karena pada saat ini dipergunakan arus listrik.
2. Magnetoensefalogram (MEG)
MEG yaitu pencatatan medan magnet sekeliling otak dengan
mempergunakan arus searah. Alat yang adalah SQUID magnetometer. Pada
rithme alpha, medan magnet berkisar 1 x 10 pangkat -13 T.
9
2.6 Penggunaan Listrik dan Magnet pada Permukaan Tubuh
Pada tahun 1890 Jacques A.D. Arsonval telah menggunakan listrik
berfrekwensi rendah untuk menimbulkan efek panas. Tahun 1992 telah pula
menggunakan listrik dengan frekwensi 30 MHz untuk memanaskan yang disebut
“Short Wave Diaththermy”. Pada 1950 sudah diperkenalkan penggunaan
gelombang mikro dengan frekwensi 2.450 MHz untuk keperluan diathermi dan
pemakain radar.
Sesuai dengan efek yang ditimbulkan oleh listrik, maka arus listrik di bagi
dalam 2 bentuk:
1. Listrik Berfrekwensi Rendah
Batas frekuensi antara 20 Hz sampai dengan 500.000 z frekuensi rendah
ini mempunyai efek merangsang saraf dan otot sehingga terjadi kontraksi otot.
Untuk pemakain dalam jantung waktu singkat dan bersifat merangsang persarafan
otot, maka dipakai arus faradic. Sedangkan untuk jangka waktu lama dan
bertujuan merangsang otot yang telah kehilangan persarafan maka dipakai arus
listrik yang intereptur/terputus-putus atau arus DC yang telah dimodifikasi.
Selain arus DC ada pula menggunakan arus AC dengan frekuensi 50 Hz
arus AC ini serupa dengan arus DC, mempunyai kemkampuan antara lain:
merangsang saraf sensorik, merangsang saraf motoris, dan berefk kontraksi otot.
2. Listrik Berfrekuensi Tinggi
Yang tergolong berfrekuensi tinggi adalah frekuensi arus listrik diatas
500.000 siklus perdetik (500.000 Hz). Listrik berfrekuensi tidak mempunyai sifat
merangsang saraf motoris atau saraf sensoris, kecuali dilakukan rangsangan
dengan pengulangan yang lama. Frekuensi sifat ini maka frekuensi tinggi
digunakan dalam bidang kedokteran di bagi menjadi 2 bagian yaitu:
a. Short Wave Diathermy ( Diatermi Gelombang Pendek)
b. Mikro Wave Diathermy ( Diatermi Gelombang Mkro)
10
2.7 Syok Listrik (kejutan Listrik)
Syok listrik atau kejutan adalah suatu nyeri pada syaraf sensorik yang
diakibatkan aliran listrik yang mengalir secara tiba-tiba melalui tubuh. Kejadian
syok listrik merupakan kejadian yang timbul secara kebetulan. Bahaya syok listrik
sangat besar, tubuh penderita akan mengalami ventricular fibrillon, kemudian
diikiuti dengan kematian. Oleh karena itu, perlu diketahui perubahan-perubahan
yang timbul akibat syok listrik, metoda pengamanan sehingga bahaya syok dapat
dihindari.
Dalam bidang kedokteran ada 2 macam syok listrik antara lain:
1. Syok Dengan Tujuan Tertentu
Syok listrik ini dilakukan atas dasar indikasi medis. Dalam bidang psiaktri
dikenal dengan nama “ Electric Convultion Teraphy”
2. Syok tanpa tujuan tertentu
Timbul syok ini diakibatkan dari suatu kecelakaan. Faktor-faktor yang
menyokong sehinggga timbulnya syok ini listrik ini :
a. Peralatan
Petunujuk penggunaan alat-alat yang kurang jelas
 Prosedur testing secara teratur tidak atau kurang jelas
 Peralatan ECG yang lama tanpa menggunakan transformator
b. Perorangan
 Petugas-petugas yang kurang latihan
 Kurang pengertian akan kelistrikan maupun bahaya-bahaya yang
ditimbulkan
 Kurang pengertian tetang cara-cara proteksi bagi petugas sendiri
maupun penderita
Syok yang timbul dari suatu kecelakaan ini dikenal dengan “ Earth Syok”.
Berdasarkan besar kecilnya tegangan “ Earth Syok” dapat di bagi menjadi 2 : Low
tension shock ( syok tegangan rendah) dan high tension shock ( syok tegangan
tinggi)
Syok semakin serius, apabila arus yang melewati tubuh semakin besar.
Menurut Hukum Ohm intensias arus listrik tergantung kepada tegangan dan
11
tahanan yang ada. ( I = V/R) berarti tegangan penting dalam menentukan
beberapa arus yang dapat dilewati oleh tahanan yang diberikan oleh tubuh.
Disamping itu ada pula parameter-parameter lain yang turut berperan
mempengaruhi tingkat syok.
1. Dari Sudut Arus
a. Seseorang akan menderita syok lebih serius pada tegangan 220 Volt
dari pada tegangan 80 Volt. Oleh karena, kuat arus pada tegangan 220
Volt lebih besar dari pada tegangan 80 Volt (R) sama.
b. Basah atau tidaknya kulit penderita
c. Basah tidaknya lantai
2. Dari sudut parameter-paraameter lainya:
a. Jenis kelamin
b. Frekuensi AC
c. Duration
d. Berat Badan
e. Jalan yang ditempuh arus
Oleh karena bahaya syok sangat besar, dapat mengakibatkan kematian
sehingga dipandang perlu untuk melakukan tindakan pencegahan yang meliputi
alat-alat yang dipergunakan.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan, Biolistrik adalah listrik yang
terdapat pada makhluk hidup, tegangan listrik pada tubuh berbeda dengan yang
kita bayangkan seperti listrik di rumah tangga. Kelistrikan pada tubuh berkaitan
dengan komposisi ion yang terdapat dalam tubuh. Kelistrikan dan kemagnetan
didalam tubuh sangat berpengaruh pada sistem saraf. Sistem saraf di dalam tubuh
mempuanyai listrik. Pada sistem saraf pusat dan sistem saraf ootonom. Syok
listrik atau kejutan adalah suatu nyeri pada syaraf sensorik yang diakibatkan aliran
listrik yang mengalir secara tiba-tiba melalui tubuh.
3.2 Saran
Makalah ini semoga berguna bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa
namun manusia tidaklah ada yang sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
sangat diperlukan guna memperbaiki makalah ini.

More Related Content

What's hot

Konsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutikKonsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutikwidya1972
 
Konsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan SakitKonsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan SakitMoch Lutvie
 
Prinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanPrinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanHiiendry Pangestu
 
Makalah fisika keperawatan tentang bio optik
Makalah fisika keperawatan tentang bio optikMakalah fisika keperawatan tentang bio optik
Makalah fisika keperawatan tentang bio optikSeptian Muna Barakati
 
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban Aidil Fitrisyah
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanYandrawati S.KM
 
Makalah cairan tubuh
Makalah cairan tubuhMakalah cairan tubuh
Makalah cairan tubuhdwimank
 
Syok hipovolemik
Syok hipovolemikSyok hipovolemik
Syok hipovolemikgustians
 
Komunikasi pada dewasa.pptx
Komunikasi pada dewasa.pptx Komunikasi pada dewasa.pptx
Komunikasi pada dewasa.pptx atikprihatin
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolitmasantian
 
Falsafah keperawatan
Falsafah keperawatanFalsafah keperawatan
Falsafah keperawatanCahya
 
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1Fhyter DrifacHy DrimeTana
 
Konsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanKonsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanAde Rahman
 
konsep sehat sakit
konsep sehat sakitkonsep sehat sakit
konsep sehat sakitnuniek20
 
Makalah biolistrik
Makalah biolistrikMakalah biolistrik
Makalah biolistrikA'al Hardian
 
Sistem Persyarafan
Sistem PersyarafanSistem Persyarafan
Sistem PersyarafanNona Zesifa
 

What's hot (20)

Konsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutikKonsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutik
 
Konsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan SakitKonsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan Sakit
 
Prinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanPrinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatan
 
Komunikasi pada bayi
Komunikasi pada bayiKomunikasi pada bayi
Komunikasi pada bayi
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Makalah fisika keperawatan tentang bio optik
Makalah fisika keperawatan tentang bio optikMakalah fisika keperawatan tentang bio optik
Makalah fisika keperawatan tentang bio optik
 
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
 
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Makalah cairan tubuh
Makalah cairan tubuhMakalah cairan tubuh
Makalah cairan tubuh
 
Syok hipovolemik
Syok hipovolemikSyok hipovolemik
Syok hipovolemik
 
Komunikasi pada dewasa.pptx
Komunikasi pada dewasa.pptx Komunikasi pada dewasa.pptx
Komunikasi pada dewasa.pptx
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Falsafah keperawatan
Falsafah keperawatanFalsafah keperawatan
Falsafah keperawatan
 
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
 
Konsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanKonsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatan
 
konsep sehat sakit
konsep sehat sakitkonsep sehat sakit
konsep sehat sakit
 
Makalah biolistrik
Makalah biolistrikMakalah biolistrik
Makalah biolistrik
 
Sistem Persyarafan
Sistem PersyarafanSistem Persyarafan
Sistem Persyarafan
 

Similar to Makalah Biolistrik

Biolistrik
BiolistrikBiolistrik
BiolistrikCahya
 
IPA Kelas 9 BAB. 4 Materi Listrik Statis
IPA Kelas 9 BAB. 4 Materi Listrik StatisIPA Kelas 9 BAB. 4 Materi Listrik Statis
IPA Kelas 9 BAB. 4 Materi Listrik Statisibnu564987
 
biolistrik keperawatan.ppt
biolistrik keperawatan.pptbiolistrik keperawatan.ppt
biolistrik keperawatan.ppthuntari harahap
 
Prinsip dasar elektroneurograf sebagai pembaca sinyal listrik pada saraf manusia
Prinsip dasar elektroneurograf sebagai pembaca sinyal listrik pada saraf manusiaPrinsip dasar elektroneurograf sebagai pembaca sinyal listrik pada saraf manusia
Prinsip dasar elektroneurograf sebagai pembaca sinyal listrik pada saraf manusiaSulistiyo Wibowo
 
Konsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuh
Konsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuhKonsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuh
Konsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuhOkta-Shi Sama
 
Makalah fisika kesehatan arrryyy
Makalah fisika kesehatan arrryyyMakalah fisika kesehatan arrryyy
Makalah fisika kesehatan arrryyyWarnet Raha
 
Modul : Basic Concept of Electrotherapy
Modul : Basic Concept of ElectrotherapyModul : Basic Concept of Electrotherapy
Modul : Basic Concept of Electrotherapyaditya romadhon
 
11.-Bio-Listrik.ppt bio Ilmu fisika yang mempelajari gerakan dan perubahan
11.-Bio-Listrik.ppt bio Ilmu fisika yang mempelajari gerakan danperubahan11.-Bio-Listrik.ppt bio Ilmu fisika yang mempelajari gerakan danperubahan
11.-Bio-Listrik.ppt bio Ilmu fisika yang mempelajari gerakan dan perubahanebenayomi1
 
IPA Kelas 9 BAB 4.pptx
IPA Kelas 9 BAB 4.pptxIPA Kelas 9 BAB 4.pptx
IPA Kelas 9 BAB 4.pptxconJackal
 
IPA Kelas 9 BAB 4.pptx
IPA Kelas 9 BAB 4.pptxIPA Kelas 9 BAB 4.pptx
IPA Kelas 9 BAB 4.pptxconJackal
 
Fisika kesehatan gelombang arus listrik dalam kebidanan
Fisika kesehatan gelombang arus listrik dalam kebidananFisika kesehatan gelombang arus listrik dalam kebidanan
Fisika kesehatan gelombang arus listrik dalam kebidananOperator Warnet Vast Raha
 
Biomekanika1
Biomekanika1Biomekanika1
Biomekanika1asriani7
 
Makalah aplikasi listrik dalam medis
Makalah aplikasi listrik dalam medisMakalah aplikasi listrik dalam medis
Makalah aplikasi listrik dalam medisSeptian Muna Barakati
 
Penerapan teori gelombang arus listrik dalam pelayanan kesehatan
Penerapan teori gelombang arus listrik dalam pelayanan kesehatanPenerapan teori gelombang arus listrik dalam pelayanan kesehatan
Penerapan teori gelombang arus listrik dalam pelayanan kesehatanBagus Dwi Cahyono
 
Kelistrikan tubuh Kelompok sepni tidasari,yetta suriani,,wiji kurniawati
Kelistrikan tubuh Kelompok sepni tidasari,yetta suriani,,wiji kurniawatiKelistrikan tubuh Kelompok sepni tidasari,yetta suriani,,wiji kurniawati
Kelistrikan tubuh Kelompok sepni tidasari,yetta suriani,,wiji kurniawatiAri Sulistianto
 

Similar to Makalah Biolistrik (20)

Bab ii ok
Bab ii okBab ii ok
Bab ii ok
 
Biolistrik
BiolistrikBiolistrik
Biolistrik
 
IPA Kelas 9 BAB. 4 Materi Listrik Statis
IPA Kelas 9 BAB. 4 Materi Listrik StatisIPA Kelas 9 BAB. 4 Materi Listrik Statis
IPA Kelas 9 BAB. 4 Materi Listrik Statis
 
biolistrik keperawatan.ppt
biolistrik keperawatan.pptbiolistrik keperawatan.ppt
biolistrik keperawatan.ppt
 
Prinsip dasar elektroneurograf sebagai pembaca sinyal listrik pada saraf manusia
Prinsip dasar elektroneurograf sebagai pembaca sinyal listrik pada saraf manusiaPrinsip dasar elektroneurograf sebagai pembaca sinyal listrik pada saraf manusia
Prinsip dasar elektroneurograf sebagai pembaca sinyal listrik pada saraf manusia
 
Konsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuh
Konsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuhKonsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuh
Konsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuh
 
Makalah fisika kesehatan arrryyy
Makalah fisika kesehatan arrryyyMakalah fisika kesehatan arrryyy
Makalah fisika kesehatan arrryyy
 
Modul : Basic Concept of Electrotherapy
Modul : Basic Concept of ElectrotherapyModul : Basic Concept of Electrotherapy
Modul : Basic Concept of Electrotherapy
 
Bioelektromagnetik
BioelektromagnetikBioelektromagnetik
Bioelektromagnetik
 
11.-Bio-Listrik.ppt bio Ilmu fisika yang mempelajari gerakan dan perubahan
11.-Bio-Listrik.ppt bio Ilmu fisika yang mempelajari gerakan danperubahan11.-Bio-Listrik.ppt bio Ilmu fisika yang mempelajari gerakan danperubahan
11.-Bio-Listrik.ppt bio Ilmu fisika yang mempelajari gerakan dan perubahan
 
IPA Kelas 9 BAB 4.pptx
IPA Kelas 9 BAB 4.pptxIPA Kelas 9 BAB 4.pptx
IPA Kelas 9 BAB 4.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 4.pptx
IPA Kelas 9 BAB 4.pptxIPA Kelas 9 BAB 4.pptx
IPA Kelas 9 BAB 4.pptx
 
Fisika kesehatan gelombang arus listrik dalam kebidanan
Fisika kesehatan gelombang arus listrik dalam kebidananFisika kesehatan gelombang arus listrik dalam kebidanan
Fisika kesehatan gelombang arus listrik dalam kebidanan
 
Biomekanika1
Biomekanika1Biomekanika1
Biomekanika1
 
Sistem saraf
Sistem saraf Sistem saraf
Sistem saraf
 
Makalah aplikasi listrik dalam medis
Makalah aplikasi listrik dalam medisMakalah aplikasi listrik dalam medis
Makalah aplikasi listrik dalam medis
 
Penerapan teori gelombang arus listrik dalam pelayanan kesehatan
Penerapan teori gelombang arus listrik dalam pelayanan kesehatanPenerapan teori gelombang arus listrik dalam pelayanan kesehatan
Penerapan teori gelombang arus listrik dalam pelayanan kesehatan
 
Makalah fislis
Makalah fislis Makalah fislis
Makalah fislis
 
Kelistrikan tubuh Kelompok sepni tidasari,yetta suriani,,wiji kurniawati
Kelistrikan tubuh Kelompok sepni tidasari,yetta suriani,,wiji kurniawatiKelistrikan tubuh Kelompok sepni tidasari,yetta suriani,,wiji kurniawati
Kelistrikan tubuh Kelompok sepni tidasari,yetta suriani,,wiji kurniawati
 
fisiologi sistem saraf
fisiologi sistem saraffisiologi sistem saraf
fisiologi sistem saraf
 

More from Selly Noviyanty Yunus

Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi BurungLaporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi BurungSelly Noviyanty Yunus
 
Laporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi ReptilLaporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi ReptilSelly Noviyanty Yunus
 
Contoh Soal Berpikir Kreatif dan Kritis
Contoh Soal Berpikir Kreatif dan KritisContoh Soal Berpikir Kreatif dan Kritis
Contoh Soal Berpikir Kreatif dan KritisSelly Noviyanty Yunus
 
Rpp Discovery Learning Pola Pewarisan Sifat
Rpp Discovery Learning Pola Pewarisan SifatRpp Discovery Learning Pola Pewarisan Sifat
Rpp Discovery Learning Pola Pewarisan SifatSelly Noviyanty Yunus
 
RPP Problem Based Learning Pertumbuhan & Perkembangan
RPP Problem Based Learning Pertumbuhan & PerkembanganRPP Problem Based Learning Pertumbuhan & Perkembangan
RPP Problem Based Learning Pertumbuhan & PerkembanganSelly Noviyanty Yunus
 
Rpp Project Based Learning Bioteknologi
Rpp Project Based Learning BioteknologiRpp Project Based Learning Bioteknologi
Rpp Project Based Learning BioteknologiSelly Noviyanty Yunus
 
Bahan ajar model connected materi fotosintesis
Bahan ajar model connected materi fotosintesisBahan ajar model connected materi fotosintesis
Bahan ajar model connected materi fotosintesisSelly Noviyanty Yunus
 

More from Selly Noviyanty Yunus (20)

Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi BurungLaporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
 
Laporan Praktikum 5 Mammalia
Laporan Praktikum 5 MammaliaLaporan Praktikum 5 Mammalia
Laporan Praktikum 5 Mammalia
 
Laporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi ReptilLaporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
 
Laporan Praktikum 3 Amphibia
Laporan Praktikum 3 AmphibiaLaporan Praktikum 3 Amphibia
Laporan Praktikum 3 Amphibia
 
Laporan Praktikum 2 Osteichtyes
Laporan Praktikum 2 OsteichtyesLaporan Praktikum 2 Osteichtyes
Laporan Praktikum 2 Osteichtyes
 
Laporan Praktikum 1 Chondrichtyes
Laporan Praktikum 1 ChondrichtyesLaporan Praktikum 1 Chondrichtyes
Laporan Praktikum 1 Chondrichtyes
 
Myriapoda (Chilopoda)
Myriapoda (Chilopoda)Myriapoda (Chilopoda)
Myriapoda (Chilopoda)
 
Buku Amorphophallus Titanum becc
Buku Amorphophallus Titanum beccBuku Amorphophallus Titanum becc
Buku Amorphophallus Titanum becc
 
Antibiotik Penicilin
Antibiotik PenicilinAntibiotik Penicilin
Antibiotik Penicilin
 
Makalah tumbuhan paku
Makalah tumbuhan pakuMakalah tumbuhan paku
Makalah tumbuhan paku
 
Makalah Olahraga Renang
Makalah Olahraga RenangMakalah Olahraga Renang
Makalah Olahraga Renang
 
Contoh Soal Pemecahan Masalah
Contoh Soal Pemecahan MasalahContoh Soal Pemecahan Masalah
Contoh Soal Pemecahan Masalah
 
Contoh Soal Berpikir Kreatif dan Kritis
Contoh Soal Berpikir Kreatif dan KritisContoh Soal Berpikir Kreatif dan Kritis
Contoh Soal Berpikir Kreatif dan Kritis
 
Culture of France
Culture of FranceCulture of France
Culture of France
 
Myanmar Traditional Food
Myanmar Traditional FoodMyanmar Traditional Food
Myanmar Traditional Food
 
Do's and don'ts in myanmar
Do's and don'ts in myanmarDo's and don'ts in myanmar
Do's and don'ts in myanmar
 
Rpp Discovery Learning Pola Pewarisan Sifat
Rpp Discovery Learning Pola Pewarisan SifatRpp Discovery Learning Pola Pewarisan Sifat
Rpp Discovery Learning Pola Pewarisan Sifat
 
RPP Problem Based Learning Pertumbuhan & Perkembangan
RPP Problem Based Learning Pertumbuhan & PerkembanganRPP Problem Based Learning Pertumbuhan & Perkembangan
RPP Problem Based Learning Pertumbuhan & Perkembangan
 
Rpp Project Based Learning Bioteknologi
Rpp Project Based Learning BioteknologiRpp Project Based Learning Bioteknologi
Rpp Project Based Learning Bioteknologi
 
Bahan ajar model connected materi fotosintesis
Bahan ajar model connected materi fotosintesisBahan ajar model connected materi fotosintesis
Bahan ajar model connected materi fotosintesis
 

Makalah Biolistrik

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biolistrik adalah ilmu yang mempelajari tentang potensial listrik pada organ tubuh. Pada biolistrik ada dua aspek yang memegang peranan penting yaitu : Kelistrikan dan Kemagnetan yang timbul pada tubuh manusia, serta penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Aktivitas organ dan berbagai sistem didalam tubuh manusia tidak hanya berhubungan erat satu sama lain tetapi juga bekerjasama dalam menanggapi perubahan lingkungan, baik lingkungan dalam maupun lingkungan luar tubuh. Didalam tubuh manusia terdapat sistem koordinasi yang meliputi sistem saraf yang berfungsi mengendalikan aktivitas dan keserasian kerja antara sistem organ. Sejarah perkembangan biolistrik yaitu Luigi Galavani (1780) mulai mempelajari kelistrikan pada tubuh hewan kemudian pada tahun (1786) Luigi Galvani melaporkan hasil eksperimennya bahwa kedua kaki katak terangkat ketika diberi aliran listrik lewat suatu konduktor. Pada tahun (1856)Caldani menunjukkan kelistrikan pada otot katak yang telah mati, dan pada tahun (1928) melaporkan tentang pengobatan penderita dengan menggunakan short wave. Biolistrik merupakan energi yang terdapat dalam tubuh makhluk hidup yang bersumber dari ATP (Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini dihasilkan oleh salah satu bagian sel yakni mitokondria dalam proses respirasi dengan kata lain biolistrik merupakan segala yang berkaitan dengan kelistrikan yang dihasilkan oleh tubuh makhluk hidup. Kelistrikan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan muatan-muatan, ion-ion yang terdapat dalam tubuh dan medan listrik yang diasilkan oleh ion-ion dan muatan –muatan tersebut serta tegangan yang dihasilkan. Tegangan (voltage) listrik atau sering disebut potensial listrik dapat dihasilkan oleh sel-sel tubuh. Tegangan yang dihasilkan disebut sebagai tegangan- bio atau biopotensial. Tegangan yang paling besar dihasilkan oleh sel-sel saraf (nerve) dan sel-sel otot (muscle). Tegangan yang terjadi pada sel, (selanjutnya
  • 2. 2 disebut tegangan sel (cell potentials)), terus menerus terjaga keberadaannya, dan untuk menjaganya, sejumlah besar energi dibutuhkan. Jadi, energi yang disuplai ke dalam tubuh, sebanyak paling tidak 25% digunakan untuk menjaga kehadiran tegangan pada sel. Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dariATP (Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energiyang bernama mitokondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan luar dan lapisan tipis muatan negatif pada permukaan dalam bidang batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons)menghantarkan isyarat biolistrik sangat penting.Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Stimulus untuk mentringer neuron dapat berupa tekanan, perubahaan temperatur, dan isyarat listrik dari neuron lain. Aktifitasi bolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke seluruhtubuh seperti gelombang pada permukaan air. Pengamatan pulsa listrik tersebut dapat dilakukan dengan memasang beberapaelektroda pada permukaan kulit. Hasil rekaman isyarat listrik dari jantung (Electrocardiogran-ECG) diganti untuk diagnosa kesehatan. Seperti halnya padaECG, aktivitasi otak dapat dimonitor dengan memasang beberapa elektroda pada posisi tertentu. Isyarat listrik yang dihasilkan dapat untuk mendiagnosa gejala epilepsy, tumor, geger otak dan kelainan otak lainnya. Oleh karena hal tersebut di atas, untuk mengetahui lebih banyak tentang biolistrik tersebut, maka saya akan mencoba menggali, mengkaji, dan memaparkan makalah yang berjudul “Biolistrik.”
  • 3. 3 1.2 Perumusan Masalah Masalah utama dalam penulisan ini adalah biolistrik. Permasalahan ini dirinci dalam rumusan masalah seperti berikut ini: 1. Bagaimana hukum dalam biolistrik ? 2. Bagaimana arus listrik menghasilkan kemagnetan ? 3. Apa hubungan kelistrikan dan kemagnetan ? 4. Bagaimana kelistrikan otot jantung ? 5. Bagaimana isyarat magnet jantung dan otak ? 6. Bagaimana penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh ? 7. Apa yang dimaksud dengan syok listrik (kejutan listrik) ? 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan secara umum dari diadakannya penulisan makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui hukum dalam biolistrik. 2. Untuk mengetahui menghasilkan kemagnetan. 3. Untuk mengetahui kelistrikan dan kemagnetan. 4. Untuk mengetahui kelistrikan otot jantung. 5. Untuk mengetahui isyarat magnet jantung dan otak. 6. Untuk mengetahui penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh. 7. Untuk mengetahui pengertian syok listrik (kejutan listrik). 1.4 Manfaat Penulisan Adapun manfaat yang dapat kita peroleh dari penulisan ini adalah dapat mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan biolistrik.
  • 4. 4 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Hukum dalam Biolistrik Ada beberapa hukum yang berkaitan dengan biolistrik diantaranya: 1. Hukum Ohm Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang melewati, berbanding terbalik dengan hambatan dari konduktor. R = V I Dimana : R = Hambatan (/ohm) V = Tegangan (volt) I = Arus (ampere) 2. Hukum Joule Arus listrik yang melewati konduktor dengan perbedaan tegangan (V) dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas. H (kalori) = VIT J Dimana : V = tegangan (Volt) I = arus (Ampere) T = Waktu (detik) J = Joule = 0,239 kal Macam-macam Gelombang Arus Listrik a. Arus bolak-balik/sinusoidal b. Arus setengah gelombang ( telah diserahkan) c. Arus searah penuh tapi masih mangandung ripple/desir d. Arus searah murni e. Faradik f. Surged Faradic/sentakan sinusoidal g. Surged sinusoidal/sentakan sinusoidal h. Galvanik yang interuptus dan arus gigi gergaji.
  • 5. 5 2.2 Arus Listrik Menghasilkan Kemagnetan Selama abad ke delapan belas, banyak filsuf ilmu alam yang mencoba menemukan hubungan antara listrik dan magnet. Muata listrik yang stasiioner dan magnet amak tidak saling mempengaruhi. Akan tetapi pada tahun 1820, Hans Christian Oersted menemukan bahwa ketika jarum kompas di dekat kawat listrik, jarum menyimpang saat kawat dihubungkan ke baterai dan arus dapat mengalir. Berdasarkan percobaan Oersted jarum kompas dapat menyimpang di sekitar arus listrik, sehingga dapat disimpulkan terhadap hal yang ditemukan oleh Oersted adalah bahwa arus listrik menghasilkan medan magnet. Jarum kompas yang diletakkan di dekat bagian yang lurus dari kawat pembawa arus mengatur suatu hubungan pergerakkan sendiri antara arah medan listrik dan arah medan magnet serta gaya yang terjadi. Berdasarkan gambar 1 di bawah, garis medan magnet yang dihasilkan oleh arus di kawat lurus membentuk suatu lingkaran dengan kawat pada pusatnya. Arah garis ini ditunjukkan oleh kutub utara kompas. Ada cara yang sederhana untuk mengingat arah garis-garis medan magnetik pada kasus ini. Cara ini disebut sebagai kaidah tangan kanan. Misalkan anda menggenggam kawat yang berarus tersebut dengan ibu jari meunjuk ke arah positf atau ke arah arus listrikmengalir, maka kemudian jari- jari lain akan melingkari kawat dengan medan magnet. Garis medan magnet di sebabkan oleh loop melingkar kawat pembawa arus dapat ditentukan dengan cara yang sama menggunakan kompas, akan tetapi hasilnya akan sama dengan kaidah tangan kanan.
  • 6. 6 2.3 Kelistrikan dan Kemagnetan Kelistrikan Dan Kemagnetan Yang Timbul Dalam Tubuh 1. Sistem syaraf dan neuron Sistem syaraf dibagi menjadi dua bagian yaitu sistem syaraf pusat dan otonom. SISTEM syaraf pusat terdiri diantaranya otak, medulla spinalis dan perifer. Saraf perifer ini adalah saraf-saraf yang mengirim informasi sensoris ke otak atau ke medulla spinalis disebut saraf afferen sedangkan serat saraf yang menghantarkan informasi dari otak atau medula spinalis ke otot serta kelenjar disebut sistem saraf efferen sedangkan sistem saraf otonom mengatur organ dalam tubuh seperti jantung usus dan kelenjar-kelenjar sehingga pengontrolan sistem ini dilakukan dengan tidak sadar yakni bekerja secara sendiri-sendiri. 2. Konsentrasi ion di dalam dan di luar sel Ini merupakan suatu model potensial istirahat pada waktu = 0 dimana ion K akan melakukan difusi dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sehingga pada saat tertentu akan terjadi membran dipole atau membran dua kutub di mana larutan dengan konsentrasi yang tadinya rendah akan kelebihan ion positif, kebalikan dengan larutan yang konsenrasi tinggi akan mengalam kekurangan ion sehingga menjadi lebih negatif. 3. Kelistrikan saraf Dalam bidang Neuroatomi akan dibicarakan kecepatan impuls serat saraf, serat saraf yang berdiameter yang besar mempunyai kemampuan menghantarkan impuls lebih cepat daripada serat saraf yang mempunyai diameter yang kecil. Serat dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian diantaranya A,B dan C. Dengan menggunakan mikroskop elektron , serat saraf di bagi dalam dua tipe serta saraf yang bermyelin dan tidak bermyelin . 4. Perambatan potensial aksi Potensial aksi dapat terjadi apabila suatu daerah membran saraf atau otot mendapat rangsangan mencapai nilai ambang. Potensial aksi itu sendiri mempunyai kemampuan untuk merangsang daearah sekitar sel membran untuk mencapai nilsi ambang. Dengan demikian dapat terjadi perambatan potensial aksi
  • 7. 7 ke segala jurusan sel membran, ,keadaan ini disebut peramabatan potensial aksi atau gelombang depolarisasi. Setelah timbul potensial aksi, sel membran akan mengalami repolarisasi. Proses repolarisasi sel membran disebut sebagai suatu tingkat refrakter. Tingkat refrakter ada dua fase yaitu periode refrakter absolut yakni selama periode ini tidak ada rangsangan, tidak ada unsur kekuatan nntuk menghasilkan potensial aksi yang lan sedangkan periode refrakter relaktif yakni setelah membran mendekati repolarisasi seluruhnya maka dari periode refrakter terabsolut akan menjadi periode refrakter refraktif dan apabila stimulus yang kuat secara normal akan menghasilkan potensial aksi yang baru. 2.4 Kelistrikan Otot Jantung Sel membran otot jantung sangat berbeda dengan saraf dan otot bergaris, pada saraf maupun otot bergaris dalam keadaan potensial membran istirahat dilakukan rangsangan maka ion-ion Na+ akan masuk kedalam sel dan setelah mencapai nilai ambang akan timbul depolrisasi sedangkan pada sel sel otot jantung ion Na+ mudah terjadi kebocoran sehingga terjadi repolarisasi komplit, ion Na+ perlahan-lahan akan masuk kembali ke dalam sel dengan akibat gterjadi gejala depolarisasi secara spontan sampai mencapai nilai ambang dan terjadi potensial aksi tanpa memerlukan rangsangan dari luar. Pada saraf & otot bergaris: Rangsangan  ion Na+ masuk ke dalam sel  mencapai nilai ambang  depolarisasi Pada otot jantung : Rangsangan  ion Na+ masuk ke dalam sel (mudah besar) repolarisasi komplit  Na+ masuk kembali ke dalam sel  depolarisasi spontan mencapai nilai ambang tanpa perlu rangsang dari luar (kecepatan Teratur) Kecepatan dasar jantung = waktu antara mulai depolarisasi spontan sampai mencapai nilai ambang setelah terjadi repolarisasi Dipengaruhi oleh perubahan : 1. Potensial membran istirahat
  • 8. 8 2. Tingkat dari nilai ambang 3. Slap (kelengkangan) dari depolarisasi spontan terhadap nilai ambang 2.5 Isyarat Magnet Jantung dan Otak Mengalirnya aliran listrik akan menimbulkan medan magnet. Medan magnet sekitar jantung disebabkan adanya aliran listrik jantung yang mengalami depolarisasi dan repolarisasi. Pencatatan medan magnet disebut magnetoksdiogram. Besar medan magnet sekita jantung adalah sekitar 5 x 10 pangkat -11 T( Testa) atau sekitar 10 x 10 pangkat 8 medan megnet bumi. Hubungan Testa (T) dengan Gauss dapat dinyatakan: Untuk mengukur medan magnet dari suatu besaran benda diperlukan suatu ruang yang terlindung dan sangat peka terhadap detector medan magnet (magnetometer). Detector yang dipergunakan yaitu SQUID ( Superconding Quantum Interference Device) yang bekerja pada suhu 5 derajat K, dan dapat mendeteksi medan magnet yang disebabkan arus searah atau arus bolak-balik. Ada 2 alat untuk mencatat medan magnet ini antara lain: 1. Magnetokardiografi (MKG) MKG memberi informasi jantung tanpa mempergunakan elektroda yang didekatkan/ditempelkan pada badan, tidak seperti halnya pada waktu melakukan EKG. Pencatatan dilakukan di daerah badan dengan jarak 5 cm. lokasi rekaman diberi kode B, D, F, H, I, J, L (vertical). Horizontal dilakukan perekaman 5-6 kali dibubuhi huruf I dan ditandai dengan angka (1, 3, 5, 9) Informasi yang diperlukan pada MKG tidak dapat dipakai sebagai EKG oleh karena dalam pengukuran medan magnet mempergunakan arus searah yang mengenai otot dan saraf. Perekaman MCG akan memberi informasi yang berguna dalam diagnosis apabila dikerjakan pada waktu jantung mengalami serangan oleh karena pada saat ini dipergunakan arus listrik. 2. Magnetoensefalogram (MEG) MEG yaitu pencatatan medan magnet sekeliling otak dengan mempergunakan arus searah. Alat yang adalah SQUID magnetometer. Pada rithme alpha, medan magnet berkisar 1 x 10 pangkat -13 T.
  • 9. 9 2.6 Penggunaan Listrik dan Magnet pada Permukaan Tubuh Pada tahun 1890 Jacques A.D. Arsonval telah menggunakan listrik berfrekwensi rendah untuk menimbulkan efek panas. Tahun 1992 telah pula menggunakan listrik dengan frekwensi 30 MHz untuk memanaskan yang disebut “Short Wave Diaththermy”. Pada 1950 sudah diperkenalkan penggunaan gelombang mikro dengan frekwensi 2.450 MHz untuk keperluan diathermi dan pemakain radar. Sesuai dengan efek yang ditimbulkan oleh listrik, maka arus listrik di bagi dalam 2 bentuk: 1. Listrik Berfrekwensi Rendah Batas frekuensi antara 20 Hz sampai dengan 500.000 z frekuensi rendah ini mempunyai efek merangsang saraf dan otot sehingga terjadi kontraksi otot. Untuk pemakain dalam jantung waktu singkat dan bersifat merangsang persarafan otot, maka dipakai arus faradic. Sedangkan untuk jangka waktu lama dan bertujuan merangsang otot yang telah kehilangan persarafan maka dipakai arus listrik yang intereptur/terputus-putus atau arus DC yang telah dimodifikasi. Selain arus DC ada pula menggunakan arus AC dengan frekuensi 50 Hz arus AC ini serupa dengan arus DC, mempunyai kemkampuan antara lain: merangsang saraf sensorik, merangsang saraf motoris, dan berefk kontraksi otot. 2. Listrik Berfrekuensi Tinggi Yang tergolong berfrekuensi tinggi adalah frekuensi arus listrik diatas 500.000 siklus perdetik (500.000 Hz). Listrik berfrekuensi tidak mempunyai sifat merangsang saraf motoris atau saraf sensoris, kecuali dilakukan rangsangan dengan pengulangan yang lama. Frekuensi sifat ini maka frekuensi tinggi digunakan dalam bidang kedokteran di bagi menjadi 2 bagian yaitu: a. Short Wave Diathermy ( Diatermi Gelombang Pendek) b. Mikro Wave Diathermy ( Diatermi Gelombang Mkro)
  • 10. 10 2.7 Syok Listrik (kejutan Listrik) Syok listrik atau kejutan adalah suatu nyeri pada syaraf sensorik yang diakibatkan aliran listrik yang mengalir secara tiba-tiba melalui tubuh. Kejadian syok listrik merupakan kejadian yang timbul secara kebetulan. Bahaya syok listrik sangat besar, tubuh penderita akan mengalami ventricular fibrillon, kemudian diikiuti dengan kematian. Oleh karena itu, perlu diketahui perubahan-perubahan yang timbul akibat syok listrik, metoda pengamanan sehingga bahaya syok dapat dihindari. Dalam bidang kedokteran ada 2 macam syok listrik antara lain: 1. Syok Dengan Tujuan Tertentu Syok listrik ini dilakukan atas dasar indikasi medis. Dalam bidang psiaktri dikenal dengan nama “ Electric Convultion Teraphy” 2. Syok tanpa tujuan tertentu Timbul syok ini diakibatkan dari suatu kecelakaan. Faktor-faktor yang menyokong sehinggga timbulnya syok ini listrik ini : a. Peralatan Petunujuk penggunaan alat-alat yang kurang jelas  Prosedur testing secara teratur tidak atau kurang jelas  Peralatan ECG yang lama tanpa menggunakan transformator b. Perorangan  Petugas-petugas yang kurang latihan  Kurang pengertian akan kelistrikan maupun bahaya-bahaya yang ditimbulkan  Kurang pengertian tetang cara-cara proteksi bagi petugas sendiri maupun penderita Syok yang timbul dari suatu kecelakaan ini dikenal dengan “ Earth Syok”. Berdasarkan besar kecilnya tegangan “ Earth Syok” dapat di bagi menjadi 2 : Low tension shock ( syok tegangan rendah) dan high tension shock ( syok tegangan tinggi) Syok semakin serius, apabila arus yang melewati tubuh semakin besar. Menurut Hukum Ohm intensias arus listrik tergantung kepada tegangan dan
  • 11. 11 tahanan yang ada. ( I = V/R) berarti tegangan penting dalam menentukan beberapa arus yang dapat dilewati oleh tahanan yang diberikan oleh tubuh. Disamping itu ada pula parameter-parameter lain yang turut berperan mempengaruhi tingkat syok. 1. Dari Sudut Arus a. Seseorang akan menderita syok lebih serius pada tegangan 220 Volt dari pada tegangan 80 Volt. Oleh karena, kuat arus pada tegangan 220 Volt lebih besar dari pada tegangan 80 Volt (R) sama. b. Basah atau tidaknya kulit penderita c. Basah tidaknya lantai 2. Dari sudut parameter-paraameter lainya: a. Jenis kelamin b. Frekuensi AC c. Duration d. Berat Badan e. Jalan yang ditempuh arus Oleh karena bahaya syok sangat besar, dapat mengakibatkan kematian sehingga dipandang perlu untuk melakukan tindakan pencegahan yang meliputi alat-alat yang dipergunakan.
  • 12. 12 BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan, Biolistrik adalah listrik yang terdapat pada makhluk hidup, tegangan listrik pada tubuh berbeda dengan yang kita bayangkan seperti listrik di rumah tangga. Kelistrikan pada tubuh berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat dalam tubuh. Kelistrikan dan kemagnetan didalam tubuh sangat berpengaruh pada sistem saraf. Sistem saraf di dalam tubuh mempuanyai listrik. Pada sistem saraf pusat dan sistem saraf ootonom. Syok listrik atau kejutan adalah suatu nyeri pada syaraf sensorik yang diakibatkan aliran listrik yang mengalir secara tiba-tiba melalui tubuh. 3.2 Saran Makalah ini semoga berguna bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa namun manusia tidaklah ada yang sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diperlukan guna memperbaiki makalah ini.