1. lOMoARcPSD|305 506 74
Nama mahasiswa : THIMOTEUS SAHAT DARULI TUA PANJAITAN
Asal sekolah : SMK N 1 PEMATANG SIANTAR
lOMoARcPSD|305 506 74
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi
penyebab masalah
Analisis eksplorasi
penyebab masalah
1. 1. Beberapa peserta
didik masih memiliki
pemahaman yang
rendah dalam
pembelajaran
Kajian literatur :
Pemahaman adalah
suatu proses aktif yang
terjadi pada individu
dalam menghubungkan
informasi yang baru
dengan pengetahuan
yang lama melalui
koneksi fakta (Faye,
2014:38).
Sulistyanto (2009)
menyatakan bahwa
mutu pendidikan dapat
ditentukan oleh
pendekatan-pendekatan
yang digunakan para
guru dalam proses
belajar mengajar untuk
mencapai tujuan
pendidikan. Ketepatan
dalam menggunakan
pendekatan
pembelajaran yang
dilakukan oleh guru
akan dapat
membangkitkan motivasi
dan minat siswa
terhadap materi
pelajaran yang
diberikan, serta
terhadap proses dan
hasil belajar peserta
didik.
Wawancara dengan
Kepala Sekolah:
1. Pembelajaran yang
cenderung didominasi
oleh guru, sehingga
proses pembelajaran
hanya berjalan satu
arah saja.
2. Tingkat keaktifan
peserta didik dalam
pembelajaran rendah.
3. Peserta didik jarang
mengajukan
pertanyaan, sehingga
siswa sulit
memahami materi
yang mereka pelajari.
Setelah dianalisis,
rendahnya
pemahaman peserta
didik karena :
1. Kurangnya
pendekatan
personal terhadap
peserta didik
dalam
pembelajaran.
2. Kurangnya
konsentrasi
peserta didik
selama proses
pembelajaran.
3. Rendahnya
pemahaman
konsep dan
kurangnya
kedisiplinan
peserta didik.
2. lOMoARcPSD|305 506 74
2. Rendahnya
kreatifitas peserta
didik dalam
pembelajaran
Kajian literatur :
Roger B. Yepsen Jr.
(1996) mengatakan
bahwa kreativitas
merupakan kapasitas
untuk membuat hal
yang baru
Menurut Mihaly
Csikszentmihalyi (1996)
bahwa orang yang
kreatif adalah orang
yang berpikir atau
bertindak mengubah
suatu ranah atau
menetapkan suatu
ranah baru (Drs. Dedi
Djunaedi, Pikiran
Rakyat,10 Januari
2005).
Wawancara dengan
Kepala Sekolah :
1. Guru belum
sepenuhnya
memberikan
kesempatan siswa
untuk mencari cara
yang menurut mereka
lebih mudah.
2. Belum banyak guru
yang menerapkan
metode yang tepat
untuk dapat
mengembangkan
kreativitas peserta
didik
3. Pembelajaran yang
dilakukan
menjenuhkan peserta
didik dan tidak
menyenangkan
Setelah dianalisis,
Rendahnya kreatifitas
peserta didik dalam
pembelajaran karena :
1. Guru tidak
memberikan
kesempatan siswa
untuk mencari
cara yang menurut
mereka lebih
mudah
2. Guru menuntut
standar pelajaran
di atas
kemampuan anak
3. Metode mengajar
guru yang dapat
menimbulkan
kesulitan belajar,
seperti guru tidak
menggunakan
metode yang
bervariasi.
2. 1. Beberapa peserta
didik kesulitan
meraih nilai yang
baik dalam
pembelajaran
Kajian literatur :
Menurut Muhibbin syah,
faktor yang
mempengaruhi belajar
siswa yaitu:
1. Faktor internal
merupakan faktor-
faktor yang
mempengaruhi
proses belajar siswa
yang bersumber dari
dalam diri individu
atau siswa yang
belajar.
2. Faktor eksternal
merupakan faktor-
faktor yang
mempengaruhi
proses belajar siswa
Setelah dianalisis,
kesulitan meraih
nilai yang baik
dalam pembelajaran
yaitu:
1. Faktor kondisi
lingkungan
keluarga peserta
didik yang tidak
terlalu
mendukung proses
belajar peserta
didik
2. Minat dan bakat
serta motivasi
belajar yang
rendah, sehingga
peserta didik
3. lOMoARcPSD|305 506 74
yang bersumber dari
segala sesuatu dan
kondisi di luar diri
individu yang
belajar. Menurut
Sumadi Suryabrata,
faktor eksternal
yang mempengaruhi
proses dan hasil
belajar siswa
meliputi faktor-
faktor non-sosial
dan faktor-faktor
sosial.
Wawancara dengan
peserta didik :
1. Guru-guru
menuntut standar
diatas kemampuan
anak, Oleh karena
itu hanya sebagian
kecil siswa yang
berhasil dengan
baik dalam belajar
2. Alat / media
kurang memadai.
Alat pelajaran
kurang lengkap
terutama dalam
pelajaran praktikum
dan menimbulkan
kesulitan belajar
peserta didik,
sehingga sulit
memporeh nialai
yang baik.
3. Motivasi belajar
yang kurang baik.
kesulitan dalam
mendapatkan niali
yang baik.
3. Alat praktikum
yang tidak
memadai,
sehingga belum
optimalnya
pembelajaran
praktek yang
dilakukan.
3. 1. Memberikan motivasi
kepada peserta didik
yang belum baik
dalam memahami
pembelajaran
Kajian literatur :
Muhibbin Syah (2003:
158) yang menegaskan
bahwa motivasi belajar
adalah keseluruhan
daya penggerak yang
ada di dalam diri peserta
didik yang menimbulkan
kegiatan belajar dan
menjamin kelangsungan
kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh
subyek belajar dapat
tercapai.
Menurut Mardiani
(1985), motivasi belajar
adalah berbagai usaha
yang dilakukan oleh
seseorang dalam proses
perkembangannya yang
meliputi maksud tekat,
Setelah dianalisis,
bagaimana cara
memberikan motivasi
kepada peserta didik,
yaitu :
1. Guru secara
individu harus
Memberikan
reward/ apresiasi
kepada peserta
didik yang
memiliki prestasi
dalam
pembelajaran di
sekolah.
2. Guru harus
mencoba
memberikan
motivasi melalui
banyak cara, salah
satu nya dengan
menceritakan
pengalam sukses
4. lOMoARcPSD|305 506 74
hasrat, kemauan,
kehendak, cita-cita dan
sebagainya untuk
mencapai tujuan.
Wawancara dengan
teman guru sejawat :
1. Guru harus
memanfaatkan media
sebagai salah satu
cara meningkatkan
motivasi belajar
peserta didik. Melalui
media, siswa bisa
mendapatkan hal
baru yang belum
pernah mereka
dapatkan
sebelumnya.
2. Guru harus mencoba
menciptakan
kompetisi atau
persaingan yang
terjadi selama
pembelajaran Melalui
kompetisi, mereka
akan saling
membuktikan bahwa
merekalah yang
terbaik. Agar menjadi
yang terbaik, siswa
dituntut untuk terus
belajar. Kondisi inilah
yang nantinya bisa
meningkatkan
motivasi belajar
siswa.
3. Guru harus
memberikan Pujian
yang merupakan
ucapan yang bisa
memberikan
sentuhan positif
secara verbal. Melalui
pujian, seseorang
akan merasa
dihargai, begitu juga
dengan para peserta
didik.
orang-orang hebat.
3. Rendahnya
keingintahuan
peserta didik
terhadap materi
pembalajaran.
2. Membangun
komunikasi bersama
orangtua/ wali murid
untuk meningkatkan
kualitas
pembelajaran
terhadap peserta
didik.
Kajian literatur :
Menurut Brent D. Ruben
dalam Arni Muhammad
bahwa komunikasi
adalah suatu proses
melalui individu dalam
hubungannya, dalam
kelompok, dalam
organisasi dan dalam
Setelah dianalisis,
penyebab belum
terbangunnya
komunikasi yang baik
bersama orang tua
murid, karena :
1. Relasi yang belum
terjalin baik
antara guru dan
5. lOMoARcPSD|305 506 74
masyarakat
menciptakan,
mengirimkan, dan
menggunakan informasi
untuk mengkoordinasi
lingkungannya dan
orang lain.
Dari sudut etimologi,
menurut Roudhonah
dalam buku ilmu
komunikasi, dibagi
menjadi beberapa kata
diantaranya
“communicare yang
berarti berpartisipasi
atau member tahukan,
Communis opinion yang
berarti pendapat umum.
Secara “terminologi” ada
banyak ahi yang
mencoba mendefinisikan
diantaranya Hovland,
Janis dan Kelley seperti
yang dikemukakan oleh
Forsdale bahwa
“komunikasi adalah
proses individu
mengirim stimulus yang
biasanya dalam bentuk
verbal untuk mengubah
tingkah laku orang lain”
Wawancara dengan wali
murid :
1. Kualitas belajar
peserta didik juga
akan meningkat
apabila terjalin
hubungan dan
komunikasi yang
aktif terhadap
peserta didik.
2. Peran orang tua/
wali murid akan
sangat membantu
perkembangan
belajar peserta
didik, untuk itu
guru harus
membangun
komunikasi
secara teratur
bersama wali
murid.
wali murid.
2. Sulit mencari
orang tua dan
rumah jauh, orang
tua tidak
perhatian,
kesibukan orang
tua, kemampuan
orang tua, faktor
ekonomi dan orang
tua yang over
komunikasi dan
guru.
3. Kurangnya
motivasi guru
untuk melakukan
kunjungan kepada
wali murid (home
visit)
4. 1. Guru belum dapat
maksimal dalam
pemanfaatan model-
model pembelajaran
Kajian literatur :
Menurut Wahyuari
(2012), bahwa ciri-ciri
pembelajaran inovatif
Setelah dianalisis
penyebab masalah
guru belum maksimal
dalam pemanfaatan
6. lOMoARcPSD|305 506 74
inovatif berdasarkan
karakteristik
antara lain: 1) memiliki
prosedur yang
sistematik untuk
memodifikasi perilaku
siswa; 2) hasil belajar
yang ditetapkan secara
khusus yaitu perubahan
perilaku positif siswa; 3)
penetapan lingkungan
belajar secara khusus
dan kondusif; 4) ukuran
keberhasilan siswa
setelah b mengikuti
pembelajaran
sehingga bisa
menetapkan kriteria
keberhasilan dalam
proses belajar mengajar;
5) interaksi dengan
lingkungan agar
mendorong siswa aktif
dalam lingkungannya
Melansir akun
Instagram Platform
Rumah Belajar
Kemendikbud RI, Kamis
(27/8/2020), seperti
dikutip Kompas.com
Jumat (28/8/2020)
berikut ini 6 model
pembelajaran inovatif:
Rangkaian kegiatan
belajar yang
menekankan pada
proses berpikir kritis
dan analitis untuk
mencari dan
menemukan jawaban
dari suatu masalah yang
dipertanyakan.
Pembelajaran yang
membalik metode
tradisional di mana
materi biasanya
diberikan pada proses
pembelajaran tetapi
materi diberikan
sebelum proses
pembelajaran.
model-model
pembelajaran inovatif
berdasarkan
karakteristik, karena :
1. Guru belum bisa
menentukan
model
pembelajaran
inovatif yang tepat
sesuai dengan
karakteristeik.
2. Guru hanya
mengandalkan
satu model
pembelajaran pada
semua jenjang
kelas, sehingga
terkesan monoton.
3. Guru kurang
mendapatkan
pelatihan
mengenai
pemanfaatan
model-model
pembelajaran
inovatif
berdasarkan
karakteristik
1. Discovery-Inquiry
2. Flipped classroom
7. lOMoARcPSD|305 506 74
3. Project based
learning
Pembelajaran yang
memberikan
kesempatan kepada
pendidik untuk
mengelola pembelajaran
di kelas dengan
melibatkan kerja proyek.
4. Blended learning
dengan blog
Pembelajaran yang
menggunakan blog
untuk mencapai tujuan
pendidikan.
5. Berbasis gim
Pembelajaran yang
menggunakan
permainan atau gim
digital untuk tujuan
pembelajaran.
6. Self organized
learning
environments (sole)
Wawancara dengan
teman sejawat guru :
1. Kendala yang
dihadapi oleh guru
dalam peberapan
model pembelajaran
Project Based
Learning adalah
terkendala dalam
melakukan apersepsi
dengan mengaitkan
pembelajaran hari ini
dengan pembelajaran
yang telah lalu yang
dimana terkendala
dalam siswa secara
kelompok
menentukan proyek
yang akan
dikerjakan. Hanya
beberapa kelompok
yang menyediakan
Pembelajaran yang
menitikberatkan proses
pembelajaran mandiri
dengan memanfaatkan
internet dan perangkat
pintar yang dimilikinya.
8. lOMoARcPSD|305 506 74
alat dan bahan
percobaan, sehingga
dalam merancang
tahapan penyelesaian
proyek hanya
beberapa kelompok
yang mengerjakan
penyelesaian proyek
dari awal sampai
akhir pengelolahan.
2. Kendala dalam
menerapkan model
pembelajaran problem
beased learning.
Kendala – kendala
tersebut antara lain
guru kendala dalam
memberi penjelasan
kepada siswa tentang
cara membuat tugas
mengenai masalah
yang siswa temukan
dikarena tidak semua
siswa mendengar
penjelasan guru
dengan baik, saat
guru menanyakan
kembali tugas apa
harus dilakukan
siswa, banyak siswa
yang terdiam dan
kurang paham apa
yang dijelaskan guru
3. Terkendala dalam
mengarahkan siswa
bekerjasama dalam
kelompok, hanya
beberapa siswa yang
terlibat aktif dalam
proses pembelajaran.
Guru MC
menyatakan bahwa
“Saat melakukan
pengawasan siswa
saling berdiskusi dan
aktif belajar, akan
tetapi pada saat guru
mengawasi kelompok
lain, beberapa siswa
yang tidak diawasi
lagi akan berdiam diri
dan tidak banyak
memberikan
pendapat atau ide
dalam diskusi
kelompok”.
5. 1. Pembelajaran yang Kajian literatur : Setelah dianalisis,
9. lOMoARcPSD|305 506 74
dilakukan dikelas
masih belum
berbasis HOTS
Berlandaskan pada
taksonomi yang sudah
direvisi Anderson, maka
terdapat tiga ranah atau
jenis dalam aktivitas
kemampuan berfikir
diantarnya;
1) HOTS
2) MOTS
3) LOTS
penyebab
Pembelajaran yang
dilakukan dikelas
masih belum berbasis
HOTS, adalah :
1. Cara mengajar
guru yang tidak
mudah mereka
mengerti baik itu
dari penggunaan
istilah yang masih
sulit mereka
pahami,
penyampaian
materi yang
terkadang tidak
terlalu jelas
maupun
dikarenakan
terlalu cepat
dalam
menjelaskan
sehingga
menyebabkan
siswa kesulitan
dalam memahami
materi yang
mereka pelajari.
2. Siswa banyak yang
tidak
memperhatikan
saat guru
mengajar di kelas.
Pertama, HOTS atau
kemampuan berfikir
tingkat tinggi, yang
termasuk kedalamnya
adalah aspek
menganalisa (C4), aspek
mengevaluasi (C5) dan
aspek mencipta (C6).
Kedua, MOTS atau
kemampuan berfikir
tingkat menengah yang
termasuk kedalamnya
antara lain, aspek
menerapkan (C3).
ketiga LOTS atau
kemampuan berfikir
tingkat rendah
diantaranya, aspek
mengingat (C1), dan
aspek memahami (C2)
10. lOMoARcPSD|305 506 74
Wawancara dengan
Waka Kurikulum :
1. Salah satu penyebab
rendahnya
penguasaan materi
dinilai karena peserta
didik belum terbiasa
mengerjakan soal
menggunakan HOTS.
2. Guru belum dapat
menerapkan
pembelajaran HOTS
secara maksimal dan
masih melaksanakan
pembelajaran
berbasis LOTS dan
MOTS.
3. Soal berbasis
HOTS itu dianggap
lebih sulit pada
dasarnya adalah
karena kebiasaan
yang telah ada
selama ini.
Kebiasaan itu adalah
banyak dari kita yang
sudah terbiasa
Bahkan ada
diantara siswa
yang mengantuk,
dan mengobrol
sehingga materi
yang di ajarkan
oleh guru tidak
bisa mereka terima
dan tidak bisa
dipahami dengan
baik. Dampaknya
ketika siswa
ditanya oleh guru
mengenai materi
yang telah di
ajarkan
kebanyakan dari
siswa hanya
terdiam
dikarenakan
mereka tidak
fokus dan tidak
mengikuti
pembelajaran
dengan baik.
3. Penyebab lain
siswa mengalami
kesulitan dalam
11. lOMoARcPSD|305 506 74
mengerjakan soal ber
tipe LOTS dan MOTS.
menjawab soal
HOTS adalah
karena mereka
tidak mengerti
perintah soal.
6. 1. Guru belum
maksimal dalam
memanfaatkan
teknologi/inovasi
dalam pembelajaran.
Kajian literatur :
Definisi teknologi
pendidikan oleh
Association for
Educational
Communications
Technology (AECT) 1960
fokus pada komunikasi
audio- visual adalah
cabang dari teori dan
praktek pendidikan yang
terutama
berkepentingan dengan
mendesain, dan
menggunakan pesan
guna mengendalikan
proses belajar,
mencakup kegiatan: (a)
mempelajari kelemahan
dan kelebihan suatu
pesan dalam proses
belajar; (b)
penstrukturan dan
sistematisasi oleh orang
maupun instrumen
dalam lingkungan
pendidikan, meliputi:
perencanaan, produksi,
pemilihan, manajemen
dan pemanfaatan dari
komponen maupun
keseluruhan sistem
pembelajaran. Tujuan
praktisnya adalah
pemanfaatan tiap
metode dan medium
komunikasi secara
efektif untuk membantu
pengembangan potensi
pembelajar secara
maksimal”.
Wina Sanjaya
mendefinisikan Inovasi
pembelajaran sebagai
suatu ide, gagasan atau
tindakan-tindakan
tertentu dalam bidang
kurikulum dan
pembelajaran yang
dianggap baru untuk
memecahkan masalah
pendidikan.
Setelah dianalisis,
guru belum maksimal
dalam memanfaatkan
teknologi/inovasi
dalam pembelajaran,
yaitu :
1. Rendahnya
Kemampuan guru
dalam
menggunakan
teknologi dalam
proses
pembelajaran
adalah karena
tidak semua guru
menguasai
berbagai platform
pembelajaran
sebagai media lain
yang menjadi
pendukung proses
pembelajaran,
sehingga menjadi
problema guru
dalam
melaksanakan
proses
pembelajaran.
2. Guru lebih banyak
menggunakan
metode ceramah
dimana
komunikasi hanya
terjadi satu arah,
sehingga siswa
kurang
mendapatkan
kesempatan dalam
mengungkapkan
ide dan
pendapatnya.
3. Faktor usia guru
yang sudah
senior/ tua,
sehingga lemah
dalam penguasaan
teknologi dan
kreatifitas dalam
inovasi
pembelajaran.
12. lOMoARcPSD|305 506 74
berpendapat bahwa
Pembelajaran inovatif
dapat menyeimbangkan
fungsi otak kiri dan
kanan apabila dilakukan
dengan mengelola media
yang berbasis teknologi
dalam proses
pembelajaran. Sehingga,
terjadi proses dalam
membangun rasa pecaya
diri pada siswa.
Wawancara dengan
teman sejawat guru:
1. Guru belum tau
tata cara
menggunakan
dan membuat
media
pembelajaran
yang berbasis
teknologi dan
inovasi.
2. Belum adanya
seminar/
pelatihan
pemanfaatan
teknologi/ inovasi
pembelajaran dari
dinas terkait.
3. Guru masih
belum banyak
mengenali
pembelajaran
berbasis teknologi
dan inovasi.