1. EVALUASI KUALITAS PELAYANAN PENGURUSAN PERIZINAN USAHA
PADA PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP) DALAM MENINGKATKAN
KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PUBLIK DENGAN
METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)
(Studi Kasus Pada Kantor PTSP di DKI Jakarta)
Ade Caswito & Hesti Maheswari
Universitas Mercu Buana
ABSTRACT
This study aimed to evaluate the quality of service licensing organized effort by the
government to the quality and satisfaction of the public about public service . This type of
research is qualitative descriptive study . Data collection was done by interviewing and
distributing questionnaires to 90 respondents . Sample method used in this research is
purposive sampling. In this study, researchers used an approach to research problems with
the validity of the analytical method and realibiltas then processed using the Quality
Function Deployment (QFD) by House Of Quality explain the relationship between the
wishes of the public on the quality of service. These results indicate that the licensing
business services at one door integrated services not meet customer satisfaction. This is
evidenced from the results of validity and reliability test results and processed using the
Quality Function Deployment (QFD) with House of quality (HOQ) also shows the results of
the test is still negative. Therefore the test results of this study stated that one door integrated
services is not 100% optimal in providing services to the general public.
Keywords : The cleaning service quality, customer satisfaction, and Quality Function
Deployment (QFD)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas pelayanan pengurusan perizinan
usaha yang diselenggarakan oleh pemerintah terhadap kualitas dan kepuasan masyarakat
tentang pelayanan publik. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif
kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan penyebaran kuesioner
kepada 90 responden. Metode sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive
sampling. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan terhadap masalah
penelitian dengan metode analisis validitas dan realibiltas kemudian diolah menggunakan
Quality Function Deployment (QFD) dengan House Of Quality menjelaskan hubungan
antara keinginan masyarakat publik terhadap kualitas pelayanan. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa pelayanan pengurusan perizinan usaha pada pelayanan terpadu satu pintu
belum memenuhi kepuasan pelanggan. Hal ini dibuktikan dari hasil uji validitas dan hasil uji
reliabilitas dan diolah menggunakan Quality Function Deployment (QFD) dengan House of
quality (HOQ) juga menunjukan hasil nilai uji yang masih negatif. Oleh karena itu hasil uji
penelitian ini menyatakan bahwa pelayanan terpadu satu pintu belum optimal 100% dalam
memberikan pelayanan terhadap masyarakat publik.
Kata Kunci: Kualitas Pelayanan Jasa, Kepuasan Pelanggan, dan Quality Function
Deployment (QFD)
2. 1. PENDAHULUAN
Peningkatan kualitas pelayanan publik merupakan salah satu agenda reformasi birokrasi,
yang bertitik tolak dari kenyataan buruk kondisi faktual kualitas pelayanan publik yang
sebagian besar ditentukan oleh kualitas sikap dan karakter aparatur pemerintah yang tidak
terpuji, korup, dan tidak bertanggung jawab.
Penyelenggara pelayanan publik merupakan upaya negara untuk memenuhi kebutuhan
dasar hak-hak sipil setiap warga negara atas barang, jasa, dan pelayanan administrasi yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Undang-Undang 1945 mengamanatkan
kepada negara memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara demi kesejahteraannya
sehingga efektivitas suatu sistem pemerintahan sangat ditentukan oleh baik buruknya
penyelnggara pelayanan publik.
Salah satu bentuk pelayanan publik yang di laksanakan oleh pemerintah adalah
pemenuhan kebutuhan perizinan usaha. Reformasi di bidang perizinan dilaksanakan untuk
meningkatkan pelayanan perizinan usaha dan menjadikannya lebih efektif dan efesien serta
dapat memberikan kepuasan pelayanan untuk masyarakat. Namun permasalahan saat ini di
kalangan dunia usaha sering mengeluhkan proses pelayanan perizinan yang diselenggarakan
oleh pemerintah sehingga dirasakan berbelit-belit dalam proses pelayanan, tidak ada
kepastian waktu, dan kurangnya kepuasan pelayanan.
Tabel 1.2 SOP dan Rata-Rata Pelayanan
NO Jenis layanan
Standar pelayanan
minimum
Rata-rata
pelayanan
1
Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP)
3 hari kerja 14 hari
2
Surat Daftar Tanda Perusahaan
(TDP)
3 hari kerja 15 hari
3
Undang-undang Gangguan
(UUG/H.O)
10 hari kerja 15 hari
4
Surat Keterangan Domisili
Perusahaan (SKDP)
2 hari kerja 7 hari
Total waktu penyelesaian ijin usaha 18 hari kerja 51 hari
Sumber : Data dari PTSP dan Keluhan Masyarakat publik
Berdasarkan tabel 1.2 standar pelayanan prosedur dan rata-rata pelayanan di ptsp
belum maksimal karena adanya keterlembatan/delay yang diselenggarakan oleh pelayanan
publik, untuk mengikuti cepatnya laju informasi dibidang pendirian usaha, ptsp perlu terus
melanjutkan langkah-langkah reformasinya memperbaiki kebijakan-kebijakannya
pelayanannya dibidang pendirian usaha sehingga tidak adanya keterlambatan waktu dalam
penyelesaian proses pelayanan perizinan usaha.
2. KAJIAN PUSTAKA
Landasan Teori
Manajemen Operasi
Menurut Heizer (2009:4), manajemen operasional adalah serangkaian aktivitas yang
menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output.
Menurut Herjanto (2008:2), Pengertian manajemen operasi tidak terlepas dari pengertian
manajemen pada umumnya, yaitu mengandung unsur adanya kegiatan yang dilakukan
3. dengan mengkoordinasikan berbagai kegiatan dan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
Pelayanan publik
Menurut Lewis dan Gilman (2005:22) mendifinisikan palayanan publik adalah
kepercayaan publik, warga negara berharap pelayanan publik dapat melayani dengan
kejujuran dan pengelolaan sumber penghasilan secara tepat, dan dapat dipertanggung
jawabkan kepada publik. Pelayanan publik yang adil dan dapat di pertanggung jawabkan
kepada publik.
a. kualitas pelayanan publik
Menurut Goetsch dan Davis (dalam Tjiptono, 2005:10), kualitas didefinisikan sebagai kondisi
dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, sumber daya manusia, proses, dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
Lovelock (dalam Laksana, 2008:88) mendefinisikan kualitas sebagai tingkat mutu yang
diharapkan, dan pengendalian keragaman dalam mencapai mutu tersebut untuk memenuhi
kebutuhan konsumen.
b. Pengertian Kepuasan
Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau
hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya (Fandy Tjiptono 2005 : 350).
Pengertian Quality Function Deployment (QFD)
Quality Function Deployment (house of quality): merupakan suatu proses untuk
menentukan persyaratan yang diminta oleh pelanggan dan menterjemahkannya kedalam
sejumlah atribut dalam disain produk. QFD memiliki teknik yang disebut house of quality,
yaitu teknik grafis yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara keinginan konsumen
dengan fitur produk/jasa. Heizer & Render (2005:257)
Gambar 2.1 House Of Quality – QFD
BAGIAN F
MATRIKS TEKNIS (PRIORITAS
KARAKTERISTIK TEKNIS,
PERBANDINGAN DENGAN PESAING
TARGET)
BAGIAN D
HUBUNGAN (PENGARUH
KARAKTERISTIK TEKNIS
TERHADAP KEINGINAN
PELANGGAN)
BAGIAN C
KARAKTERISTIK TEKNIS
BAGIAN A
APA YANG
DINGINKAN
PELANGGAN
BAGIAN B
MATRIKS
PERENCANAAN
(SURVEI PASAR & RENCANA
STRATEGIS)
BAGIAN E
KORELASI RESPON
TEKNIS
(PERSYARATAN
TEKNIS)
4. Pelayanan Publik
Keluhan
Masyarakat
1. Ketidakjelasan
waktu dan cara
pelayanannya
2. Budaya
pelayanan yang
masih kearah
budaya
kekuasan
3. Mengabaikan
sistem antrian
yang sudah
tersedia.
Mal Administrasi
1.Delay (
menunda
pekerjaan )
2.Mengabaikan
prosedur atau
hukum yang
berlaku
3.Kesalahan
dalam
melayani
4.Kurang
Penghubung
dan kurang
dalammemberi
kan informasi
PRINSIP PELAYANAN
PUBLIK
Transparasi
+Akuntabilitas+Kualitas+P
artisipatifSK Menpan No. 63
TAHUN 2003
Prinsip Penyelenggaraan
Pelayanan Publlik
1.Kesederhanaan
2.Kejelassan
3.Kepastian waktu
4.Akurasi
5.Keamanan
6.Tanggung Jawab
7.Kelengkapan Sarana
dan Prasarana
8.Kemudahan Akses
9.Kedisiplinan,
Kesopanan, dan
Keramahan
10.Kenyamanan
QFD : EVALUASI KUALITAS
PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
(PTSP)
Rerangka Pemikiran
Rerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1
sebagai berikut:
Gambar 2.2.Rerangka Pemikiran
Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan rerangka pemikiran diatas tesis dalam peneliti ini:
Ho : Pelayanan pengurusan perizinan di pelayanan terpadu satu pintu sesuai dengan harapan
masyarkat.
Ha : Pelayanan pengurusan perizinan di pelayanan terpadu satu pintu tidak sesuai dengan
harapan masyarakat.
5. 3. METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Adapun waktu dan tempat penelitian yang dilakukan penulis adalah
Waktu : Jumat, 02 Oktober 2015 – Kamis, 10 Oktober2015, pukul 10:00 – 15:00 WIB
Tempat: Kantor Pelayanan Terpadu Satu PintuWali Kota Jakarta Barat,Jakarta Pusat,
dan Jakarta Selatan
Desain Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian untuk mengetahui sejauh mana kualitas pelayanan
dalam meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik Pelayanan terpadu satu
pintu (PTSP) Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu
untuk mengetahui masalah-masalah yang ada serta tata cara kerja yang berlaku.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang datang ke Badan
pelayanan terpadu satu pintu wilayah Jakarta. Dalam menentukan pengambilan sampel,
peneliti menggunakan metode nonprobability sampling dengan jenis purposive sampling acak
sederhana, karena responden di penelitian merupakan masyarakat yang datang ke Badan
pelayanan terpadu satu pintu wilayah Jakarta, setiap anggota populasi memiliki peluang sama
dipilih menjadi sampel.
Teknik Pengambilan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik survei
karena dalam pengambilan data menggunakan kuesioner untuk disebarkan ke seluruh sampel
penelitian, kemudian kuisioner tersebut diisi oleh seluruh sampel penelitian dan selanjutnya
data diolah dengan metode analisis data.
Metode Analisis Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan menggunakan
tahap-tahap teknik pengolahan data sebagai berikut:
1. Analisis validitas data
Pengujian validitas yang digunakan adalah analisis item, dan mengkorelasikan skor tiap butir
dengan skor total yang merupakan jumlah skor tiap butir. Teknik yang dipakai untuk menguji
validitas kuesioner adalah teknik korelasi, yang dipakai adalah Korelasi Pearson Product
Moment dengan rumus:
6. Keterangan:
n = jumlah atau banyaknya responden yang diajukan 33
r = validitas ala tukur
x = nilai skor tiap butir pertanyaan
y = nilai total skor pertanyaan
Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah jika r = 0,30. Jadi apabila
korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,30 maka butir instrumen tersebut
dinyatakan tidak valid.
2. Analisis reliabilitas data
Salah satu metode yang dapat dipakai untuk mengukur reliabilitas adalah dengan
menggunakan rumus Cronbach Alpha. Suatu instrumen dikatakan reliable jika nilai
reliabilitas >0,600. Semakin besar nilai reliabilitasnya (semakin mendekati angka 1) maka
semakin tinggi pula tingkat kepercayaan instrumen tersebut.
3. Teknik pengolahan data
Pengolahan menggunakan HOQ (House of Quality) untuk memudahkan dalam
memahami pembahasan mengenai evaluasi kualitas dalam meningkatkan kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan publik. Pada penelitian ini akan di bagi berdasarkan ruangan-
ruangan pada penggunaan HOQ (House of Quality).
Uji Validitas Tingkat Kepentingan
Setelah data kuesioner di dapatkan kemudian diolah menggunakan program SPSS
versi 22.0. yaitu melakukan uji validitas setiap butir pertanyaan untuk keseluruhan sampel
penentuan (90 orang responden).
Dari hasil uji validitas yang digunakan sebagai alat ukur. Korelasi
kepentingan/harapan masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik dari empat belas atribut
yang diujikan dinyatkan valid, karena sudah memenuhi nilai validitas lebih dari 0.30
sehingga nilai atribut dinyatakan valid. Kecuali atribut kepentingan masyarakat terhadap
kualitas pelayanan publik pada nomor 6 (produk pelayanan dapat di terima benar, tepat dan
sah) karena jika korelasi dengan skor total kurang dari 0,30 maka atribut tersebut dinyatakan
tidak valid.
Atribut Tingkat Harapan/Kepentingan pelayanan publik yang memiliki validitas
tertinggi adalah atribut kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan nomor 12 dengan
koefisien korelasi 0.660 dan yang memiliki nilai validitas paling rendah adalah atribut
Tingkat Harapan/Kepentingan pelayanan publik nomor 6 dengan koefisien korelasi 0.154.
Tabel data dari setiap butir pernyataan yang terdapat pada 14 pernyataan setelah
melakukan uji validitas ada satu pernyataan yang tidak valid, maka yang tersisa dalam
pernyataan tersebut adalah 13 pernyataan yang valid.
Berikut adalah hasil pengolahan data validitas tanpa menyertakan nomor atribut 6
(enam).
7. Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Tingkat Harapan/Kepentingan
No Atribut Kepentingan Kepentingan Keterangan
KESEDERHANAAN
1
Kemudahan prosedur pelayanan di unit pelayanan
terpadu satu pintu
.452**
VALID
RELIABILITAS
2 kesesuaian persyaratan dengan jenis pelayanannya .396**
VALID
KEPASTIAN JADWAL
3
Ketepatan proses pelayanan terhadap jadwal yang
telah ditentukan
.445**
VALID
KEPASTIAN BIAYA PELAYANAN
4
Kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan
biaya yang telah ditetapkan
.396**
VALID
KEWAJARAN BIAYA PELAYANAN
5
Keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya
yang telah ditetapkan
.405**
VALID
KEAMANAN
6
Proses dan produk pelayanan memberikan rasa aman
dan kepastian hukum
.375**
VALID
TANGGUNG JAWAB
7
Tanggung jawab petugas dalam memberikan
pelayanan
.441**
VALID
KELANGKAPAN SARANA DAN PRASARANA
8
Tersedianya peralatan dan ruang kerja serta fasilitas
pelayanan publik yang memadai
.486**
VALID
KEMUDAHAN AKSES
9 Tempat dan lokasi dapat dijangkau .556**
VALID
KEADILAN
10 keadilan untuk mendapatkan pelayanan di unit ptsp .459**
VALID
KEDISIPLINAN
11 Kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan .660**
VALID
KESOPANAN DAN KERMAHAN
12
kesopanan dan keramahan petugas dalam
memberikan pelayanan
.471**
VALID
KENYAMANAN
13 Kenyamanan di lingkungan unit pelayanan .513**
VALID
Sumber: data diolah peneliti
8. Uji Validitas Tingkat Kepuasan
Tabel 4.8 Validitas Tingkat Kinerja/Kepuasan
No Atribut Kepuasan Kepuasan Keterangan
KESEDERHANAAN
1
Kemudahan prosedur pelayanan di unit pelayanan terpadu
satu pintu
.408**
VALID
RELIABILITAS
2 kesesuaian persyaratan dengan jenis pelayanannya .441**
VALID
KEPASTIAN JADWAL
3
Ketepatan proses pelayanan terhadap jadwal yang telah
ditentukan
.462**
VALID
KEPASTIAN BIAYA PELAYANAN
4
Kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang
telah ditetapkan
.561**
VALID
KEWAJARAN BIAYA PELAYANAN
5
Keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya yang
telah ditetapkan
.354**
VALID
KEAMANAN
6
Proses dan produk pelayanan memberikan rasa aman dan
kepastian hukum
.426**
VALID
TANGGUNG JAWAB
7 Tanggung jawab petugas dalam memberikan pelayanan .284**
VALID
KELANGKAPAN SARANA DAN PRASARANA
8
Tersedianya peralatan dan ruang kerja serta fasilitas
pelayanan publik yang memadai
.350**
VALID
KEMUDAHAN AKSES
9 Tempat dan lokasi dapat dijangkau .313**
VALID
KEADILAN
10 keadilan untuk mendapatkan pelayanan di unit ptsp .393**
VALID
KEDISIPLINAN
11 Kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan .617**
VALID
KESOPANAN DAN KERMAHAN
12
kesopanan dan keramahan petugas dalam memberikan
pelayanan
.442**
VALID
KENYAMANAN
13 Kenyamanan di lingkungan unit pelayanan .376**
VALID
Sumber: data diolah peneliti
Dari hasil uji validitas tabel 4.8 dapat dilihat bahwa keseluruhan data tingkat
kinerja/kepuasan dinyatakan valid karena sudah memenuhi nilai validitas 0.30. Pada atribut
tingkat kinerja/kepuasan pada nomor 7 dengan koefisien korelasi 0.284 dianggap valid karena
nilai validitas 0.284 jika dibulatkan menjadi 0.30.
Berdasarkan tabel 4.7 atribut tingkat kinerja/kepuasan pelayanan publik yang
memiliki validitas tertinggi adalah atribut kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan
nomor 11 dengan koefisien korelasi 0.617 dan yang memiliki nilai validitas paling rendah
adalah atribut tingkat kinerja/kepuasan pelayanan publik Tanggung jawab petugas dalam
memberikan pelayanan nomor 7 dengan koefisien korelasi 0.284.
9. Uji Reliabilitas Tingkat Kepentingan
Tabel 4.6 Reliability Tingkat Kepentingan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.714 13
Sumber: data diolah peneliti
Berdasarkan hasil uji reliabilitas diatas penelitian ini dinyatakan reliable karena nilai alpha
yang diperoleh yaitu 0.714 (apabila semakin besar nilai reliabilitasnya semakin mendekati
angka 1 maka semakin tinggi pula tingkat kepercayaan data tersebut).
Uji Reliabilitas Tingkat Kepuasan
Tabel 4.9 Reliability Tingkat Kepuasan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.624 13
Berdasarkan hasil uji reliabilitas diatas Penelitian ini dinyatakan reliable nilai alpha yang
diperoleh yaitu 0.624 (apabila semakin besar nilai reliabilitasnya semakin mendekati
angka 1 maka semakin tinggi pula tingkat kepercayaan data tersebut).
10. Pembahasan
Dibawah ini bagan HOQ yang menggambarkan desain ulang pelayanan berdasarkan Teknik
Control:
Gambar 4.2 House Of Quality Pelayanan terpadu satu pintu
Berdasarkan tabel 4.15 prioritas perhatian arah perbaikan tertinggi (nomor satu) ialah
atribut Sistem Pengawasan dengan nilai relative importance 17.72. dengan perolehan skala
prioritas tertinggi, itu berarti Sistem Pengawasan menjadi nilai perbaikan yang krusial untuk
meningkatkan kualitas pelayanan di Pelayanan terpadu satu pintu terhadap kepuasan
masyarakat. Dan perbaikan seterusnya sampai dengan nilai terendah, dan atribut terendah
(nomor sepuluh) yaitu Kondisi fisik gedung lengkap dengan nilai relative importance 2.15.
11. 4. SIMPULAN DAN SARAN
a. Simpulan
Tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan pengurusan perijinan usaha
yang diberikan Pelayanan terpadu satu pintu kepada masyarakat publik, belum
memenuhi kepuasan pelanggan karena hal tersebut dari sebagian besar atribut gap
kesenjangan bernilai negatif,nilai terendah tanggung jawab petugas dalam memberikan
pelayanan(0,29), dan nilai tertinggi kesesuaian persyaratan pelayanan dengan jenis
pelayanannya sehingga dikatakan anatara harapan dan kinerja belum optimal 100%
dalam melayani masyarakat publik.
b. Saran
Memastikan tata kelola standar pelayanan publik dengan baik dan bisa
diarahkan secara konstruktif demi mewujudkan pelayanan publik yang
berkualitas.
Meningkatkan penanganan pelaksana tata kelola arsip online yang mudah
diakses oleh masyara.
Tidak tejadi kesalahan pelayanan, memperlakukan pelanggan dengan baik
Seluruh penyelenggara sudah memiliki sarana/prasarana pengaduan yang
mudah diakses oleh masyarakat
Menyebarluaskan informasi jenis layanan kepada masyarakat dan dapat
dipahami oleh masyarakat baik substansi maupun prosedurnya
Pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan sesuai dengan
standar pelayanan minimum.
Petugas dapat berkomunikasi dengan baik kepada masyarakat dan mampu
membuat masyarakat publik nyaman
Petugas siap melayani pelanggan sesuai dengan waktu yang ditentukan
Memperbaiki penyediaan perlengkapan fisik yang memudahkan petugas
melayani pelanggan
Terdapat ruang tunggu, tempat duduk dan ruangan yang ber ac dengan kondisi
yang baik.
12. Referensi
Heizer, Jay, Barry Render . 2009. “Manajemen Operasi”. Edisi Ketujuh. Jilid 1.
Jakarta: Salemba Empat..
Herjanto Eddy, 2008 Manajemen Operasi. Penerbit PT Grasindo, Jakarta.
Laksana, Fajar. 2008. Manajemen Pemasaran: Pendekatan Praktis. Graha Ilmu, Yogyakarta
Lewis, Carol W., and Stuart C. Gilman. 2005. The Ethics Challenge in Public Service: A
Problem-Solving Guide. Market Street, San Fransisco: Jossey-Bass.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Cetakan 13, Bandung:
Alfabeta, CV. 102
Tjiptono, Fandy, dan Chandra, Gregorius. 2005. Service, Quality, and Satisfaction. Penerbit
Andi, Yogyakarta