Dokumen tersebut merangkum laporan percobaan isolasi DNA dari tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.) yang dilakukan oleh dua mahasiswa farmasi. Ringkasannya adalah sebagai berikut:
Mahasiswa melakukan isolasi DNA dari sawi hijau dengan menggunakan larutan buffer yang berisi sabun cuci piring dan garam, kemudian menambahkan alkohol. Hasilnya berupa endapan putih kehijauan yang menandakan DNA sawi hijau
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
DNA SAWIHIJAU
1. LAPORAN TUGAS
EKSTRAKSI DNA SAWI HIJAU
(Brassica juncea L.)
NURHALIZA SAFITRI 222114105
FATIN FAIRUZ PASARIBU 222114131
Diserahkan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah: Bioteknologi Farmasi
Dosen Pengampu: Yayuk Putri Rahayu, S.Si., M.Si.
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-WASHLIYAH
M E D A N
TA. 2022/2023
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Isolasi DNA dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan DNA dari bahan
lain seperti protein, lemak, dan karbohidrat. Prinsip utama dalam isolasi
DNA ada tiga yakni penghancuran (lisis), ektraksi atau pemisahan DNA
dari bahan padat seperti selulosa dan protein, serta pemurnian DNA.
Terdapat berbagai macam metode isolasi DNA tanaman. Metode-
metode tersebut menggunakan CTAB dan SDS dalam ekstraksi DNA.
Beberapa metode isolasi DNA juga menggunakan nitrogen cair pada
tahap awal ekstraksi untuk menghasilkan kualitas DNA terbaik.
3. 1.2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana metode yang benar dalam memisahkan (isolasi) DNA
dari tanaman sawi hijau ?
b. Bagaimana cara kerja senyawa yang digunakan dalam isolasi DNA
tanaman sawi hijau ?
1.3. Tujuan Percobaan
a. Untuk mengetahui metode yang benar dalam memisahkan (isolasi)
DNA dari tanaman sawi hijau.
b. Untuk mengetahui cara kerja senyawa yang digunakan untuk
mengisolasi DNA dari tanaman sawi hijau.
1.4. Manfaat Percobaan
Agar mahasiswa mengetahui metode yang benar dalam memisahkan
(isolasi) DNA dari berbagai tanaman.
4. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman Sawi Hijau
Klasifikasi tanaman sawi puith oleh Linneus secara sistematik
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rhoeadales
Familia : Cruciferaceae
Genus : Brassica
Species : Brassica juncea L.
5. 2.2. Isolasi DNA
Isolasi DNA pada tanaman digunakan sebagai langkah awal dalam melakukan pemuliaan tanaman
untuk mengeksploitasi potensi genetik suatu tanaman bertujuan memaksimumkan hasil pada suatu kondisi
lingkungan tertentu dalam suatu usaha budidaya pertanian dengan meminimalkan keluaran. Isolasi DNA ini
merupakan proses isolasi sederhana dengan menggunakan bahan-bahan yang ada disekitar seperti
detergent, garam dan ethanol yang sangat mudah untuk mendapatkannya serta tidak memerlukan biaya
yang besar. Isolasi ini juga tidak memerlukan suatu protokol yang sangat rumit dengan tahapan pertama
yaitu ekstraksi dan pelisisan secara mekanik melalui penggerusan menggunakan mortar dan pistil atau
blender dan secara kimiawi dengan menambahkan detergent dan garam. Cara tersebut dilakukan untuk
mengeluarkan DNA yang ada di dalam organel sel yaitu mitokondria, nukleus, kloroplas dan
memisahkannya dengan partikel lain yang tidak diinginkan. Penggunaan detergent dapat merusak
membran dan dinding sel melalui ikatan yang dibentuk pada sisi hidrofobik (non polar) detergent dengan
protein dan lipid pada membran sel (hidrofobik dan hidrofilik) yang membentuk senyawa lipid-protein-
detergent kompleks. Sedangkan garam, yang mengandung ion Na+ mampu membentuk ikatan dengan
kutub negatif pada ikatan fosfat DNA. Dimana saat ion Na+ garam berikatan dengan fosfat, pada saat itulah
DNA akan berkumpul. Selanjutnya, penyaringan atau filtrasi dengan kertas saring atau kain dilakukan untuk
mengumpulkan cairan kaya DNA dan memisahkannya dari sisa-sisa bagian jaringan (sel) lain yang tidak
diperlukan, sehingga saringan diharapkan banyak mengandung DNA yang akan diuji (Hapsari, 2015).
6. Alat :
Bahan :
BAB III
METODE PERCOBAAN
a. Pipet tetes
b. Tabung reaksi
c. Batang pengaduk
d. Beaker glass
e. Gelas ukur
f. Blender
g. Saringan
a. Sawi hijau
b. Alkohol 70%
c. Detergen cair
d. Nacl/ garam
e. Aquadest
7. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Buatlah larutan buffer dengan mencampurkan sabun cuci piring sebanyak 2 sdt,
lalu masukkan sedikit air dan tambahkan NaCl 2st ke dalam gelas beaker.
3. Haluskan sawi hijau dengan menggunakan blender
4. Masukkan sawi hijau yang telah dialuskan ke dalam gelas beaker
5. Masukkan sari sawi hijau tersebut ke dalam gelas beaker yang telah tersedia
dan telah berisi larutan buffer sebanyak 4sdt.
6. Hasil campuran tersebut dimasukkan ke gelas ukur dengan menyaringnya
terlebih dahulu sebanyak 3 ml.
7. Masukkan alkohol 70% ke dalam gelas ukur yang telah berisi sari sawi hijau
tersebut hingga 80-100 ml.
8. Amati dan catat perubahan yang terjadi pada sari sawi hijau tersebut.
8. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari data yang diperoleh juga menunjukkan bahwa
tanaman yang memiliki kadar air paling tinggi dapat
terbentuk jumlah DNA yang paling banyak dan paling
bagus. Semakin sedikit air yang terkandung dalam
tanaman maka DNA yang akan terpresipitasi maka
semakin sedikit DNA yang dihasilkan dari percobaan
ini bukan DNA murni karena sumber DNA yang
digunakan berasal dari serat tanaman yang disaring,
sehingga yang dihasilkan pada percobaan ini
bukanlah berupa cairan melainkan hanya endapan
putih kehijauan.
4.1. HASIL PERCOBAAN :
9. 4.2. Pembahasan
Pada percobaan dilakukan tanaman yang digunakan dalam proses isolasi DNA ini
adalah Sawi Hijau dengan jenis perlakuan menggunakan sabun cuci piring. Sumber DNA
berupa tanaman sawi hijau diblender sampai halus. Penghalusan ini bertujuan untuk
merusak membran sel, dinding sel dan membran inti sehingga DNA bisa keluar dari sel dan
masuk ke larutan. Penghalusan jangan terlalu lama karena dikhawatirkan molekul DNA
akan ikut hancur. Setelah diblender, ekstrak sayur ditambah garam dapur ditambah dengan
sabun cuci piring, ditambahkan alkohol 70% serta disaring. Penambahan garam dan
penyaringan serta penambahan alkohol 70% bertujuan untuk memudahkan pemisahan
benang-benang DNA dari larutan sehingga benang-benang DNA tersebut akan mudah
diamati. Pada penggunaan sumber DNA tanaman sawi hijau, DNA didapatkan paling
sedikit dengan selang waktu ± 15 menit dan berwarna putih kehijauan karena jumlah
kadar air pada sawi sedikit maka alkohol yang berfungsi untuk mengikat DNA pada air
berjumlah sedikit. Bentuk DNA yang dihasilkan pada pengamatan kali ini adalah bentuk
benang dengan warna secara umum adalah putih. Adanya hasil warna dan lama waktu
yang dibutuhkan untuk menghasilkan DNA dipengaruhi oleh beberapa faktor, selain karena
jenis perlakuan dan sumber DNA memiliki kemampuan yang signifikan, lama waktu ini juga
disebabkan oleh kurang telitian praktikan dalam mengamati DNA yang terbentuk.
10. BAB V
APLIKASI BIOTEKNOLOGI
Salah satu aspek bioteknologi yang telah digunakan selama berabad-abad
adalah pembiakan selektif tanaman dan hewan ternak untuk menghasilkan
pangan yang lebih baik. Selain itu, fermentasi, digunakan selama ribuan tahun
untuk menghasilkan makanan fermentasi seperti keju, roti, bir, asinan kubis,
dan sosis. Penggunaan pertama teknologi gen dua dekade lalu membuka
potensi banyak kemajuan tambahan baik dalam pemuliaan selektif maupun
fermentasi. Setiap langkah maju yang spesifik mungkin relatif kecil, tetapi
bersama-sama mereka dapat menambah peningkatan lebih lanjut dalam
kualitas nutrisi, penampilan, rasa, kenyamanan, harga, dan keamanan
makanan (Darmayani et al, 2021).
11. BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
DNA dapat diisolasikan dari sumber DNA berupa tanaman dengan penambahan
larutan sabun cuci piring/ detergent cair dan alkohol serta garam untuk
membantu presipitasi DNA.
Cara kerja dari isolasi DNA yaitu mengeluarkan DNA yang ada di dalam organel sel
yaitu mitokondria, nukleus, kloroplas dan memisahkannya dengan partikel lain
yang tidak diinginkan. Dengan bantuan pelarut yaitu detergent cair yang dapat
merusak membran dan dinding sel melalui ikatan yang dibentuk pada sisi
hidrofobik (non polar) yang membentuk senyawa lipid-protein-detergent
kompleks dan garam yang mengandung ion Na+ mampu membentuk ikatan
dengan kutub negatif pada ikatan fosfat DNA. Dimana saat ion Na+ garam
berikatan dengan fosfat, pada saat itulah DNA akan berkumpul.
5.2. Saran
Disarankan untuk melakukan percobaan pada laboratorium agar tidak terjadinya
kontaminasi pada DNA.
Disarankan untuk lebih teliti dalam melakukan percobaan isolasi DNA.
Disarankan untuk melakukan perbandingan dalam isolasi DNA antara beberapa
jenis tanaman.
12. DAFTAR PUSTAKA
Darmayani, Satya., Rudy Hidana., Aminatus Sa’diyah, dkk. (2021).
Bioteknologi Teori dan Aplikasi. Bandung : Widina Bhakti Persada.
Hapsari, A. I. (2015). Peer Review dan Similarity Artikel" Isolasi DNA
Tanaman Bayam (Amaranthus Sp.) dan Ikan Lele (Clarias Sp.) sebagai Kajian
dalam Biologi Molekuler. FKIP Universitas Muhammadiyah Jember.
Khurin’in., Bhintarti S Hastri., Festy Aulyaur Rahmah., dkk. 2014. Isolasi
DNA dari Tanaman Brassica Juncea. Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kusumawaty, D. (2007). Isolasi DNA skala kecil (buah, daging, darah,
bakteri). Biologi UPI.
Munthe, K., Pane, E., & Panggabean, E. L. (2018). Budidaya Tanaman
Sawi (Brassica juncea L.) Pada Media Tanam Yang Berbeda Secara
Vertikultur. Agrotekma: Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian, 2(2), 138-151.