SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
@Rimbasadewo 15042021 Catatan Belajar IV (Forensic Goodwin)
Goodwin, Wiliam. Linacre, Andrian. &, Hadi, Sibte. 2007. An Introduction To Forensic Genetics.
England : John Wiley & Son Ltd.
IV. Ekstraksi DNA dan Kuantifikasi
“Wajar sih dalam belajar ada bagianyang dipahami dan ada bagian yang belum
bisa dipahami. Segalanya memangbutuh proses. Atau kadang merasa untuk apa
menambah ilmu yang terlihat tidak berguna. Banyak alasan untuk menjawabnya,
bisa saja sekedar kesenangan atau karena suka. Lanjutkan apa saja yang kita sukai,
jika tidak bisa bermanfaat setidaknya jangan jadi orang yang merepotkan ”
Ekstraksi DNA memiliki dua tujuan utama. Pertama, efisiensi mengekstrak
cukup DNA untuk mengetahui profil DNA sehingga sangat penting tiap sampel DNA
yang digunakan. Kedua, mengekstrak DNA yang cukup murni yang sangat
bergantung dari sifat sampel. Setelah ekstraksi DNA pengukuran DNA secara akurat
diperlukan dalam tahap selanjutnya.
Ekstraksi DNA
Banyak metode yang digunakan dalam ekstraksi DNA. Pemilihan metode
bergantung pada banyak factor seperti jenis dan kuantitas sampel, waktu, dan
kemampuan optimasi prosedur ekstraksi. Tingkat keberhasilan ditentukan saat
mengekstraksi DNA dan dalam waktu yang sama mengatasi factor penghambat PCR.
Sebagia laboratorium menghindari penggunaan bahan kimia berbahaya juga harga
prosedur yang semurah mungkin. Tentunya juga factor manusia, sebagai teknisi
harus memiliki pengalaman dan kemampuan yang cukup.
Prinsip Umum Ekstraksi DNA
Tahap umum ekstraksi dapat dibagi menjadi tiga tahap. Pertama, merusak
membrane sel sehingga sel menjadi lysis atau pecah. Kedua, denaturasi protein.
Ketiga, pemisahan DNAdari protein terdenaturasi dan komponen sel lainnya.
Chalex 100 resin
Chalex 100 merupakan metode pertama dalam ekstraksi DNAyang diadopsi dari
komunitas forensic.Chelex 100 merupakan resin yang mengandung stirena-
divinilbenzen.
@Rimbasadewo 15042021 Catatan Belajar IV (Forensic Goodwin)
Goodwin, Wiliam. Linacre, Andrian. &, Hadi, Sibte. 2007. An Introduction To Forensic Genetics.
England : John Wiley & Son Ltd.
Dari gambar diatas menunjukkan langkah kerja chelex 100. Ekstraksi dapat
dilakukan cepat dan mudah. Pertama, materi sel dimasukkan dalam wadah dan
ditambah 1 ml TE (1 mM EDTA, 10 mM Tris:pH 8.0) kemudian diinkubasi pada suhu
kamar selama 10-15 menit. Kedua, tabung disentrifugasi hingga dihasilkan pellet,
sementara supernatant dapat dipisahkan. Ketiga, pellet disuspensi kembali pada
tabung dengan menambahkan 5% larutan chelexdan diinkubasi pada suhu 56 oC
selama 15 hingga 30 menit, kemudian dipanaskan dengan penangas air selama 8
menit dan dilanjutkan dengan sentrifugasi pada kecepatan tinggi selama 2-3 menit
untuk mendapatkan pellet protein. Terakhir supernatant yang dihasilkan
dilanjutkan dengan proses PCR.
Keuntungan menggunakan metode tersebut hanya membutuhkan waktu 1 jam
dengan langkah sederhana. Tidak melibatkan pergerakan cairan dalam tabung
sehingga mengurangi kemungkinan tercampurnya sampel, bahan kimia yang
digunakan tidak berbahaya. Hasilnya dapat diterima untuk berbagai sampel forensic
walaupun ekstrak DNA yang dihasilkan relative kasar tetapi cukup untuk
menghasilkan profil DNA yang diinginkan.
Ekstraksi DNA berbasis silica
Pada umumnya dalam biologi molecular sudah umum metude penggaraman.
Langkah pertama adalah inkubasi dan pemecahan bahan seluler dalam larutan
buffer yang mengandung bahan detergent dengan proteinase K. bahan detergent
yang digunakan biasanya SDS ( sodium dedocyl sulfate), tween 20, triton X-100 dan
nonidet P-40. Buffer lisis bertujuan mendestabilkan membrane sel sehingga terjadi
kerusakan struktur sel. Penambahan garam chaotropic seperti 6-M guanidine
thiocyanate atau 6-M natrium klorida selama atau setelah sel pecah bertujuan
mengganggu struktur protein pada ikatan hydrogen, ikatan van der waals, dan
ikatan hidrofob. Protein seluler dengan adanya chaotropic tidak akan larut sehingga
dapat dipisahkan dengan filtrasi ataupun sentrifugasi. Kelarutan protein berkurang
diakibatkan kelebihan ion garam sehingga secara efektif menghidrasi protein.
Umumnya telah tersedia peralatan komersial seperti Qiagen kit yang
menggunakan prosedur ini. Metode yang dilakukan setelah proses penggaraman bisa
bervariasididasarkan sifat pengikatan silica atau partikel kaca. DNA akan berikatan
dengan silica dengan afinitas tinggi akibat garam chaotropic. Setelah komponen lain
dipisahkan DNA dapat dilepas dengan merendam dalam air. Tanpa hadirnya garam
chaotropik DNA akan mudah dilepaskan. Keuntungan metode ini yaitu dihasilkan
DNA yang lebih baik dibandingkan metode chelex 100 walaupun prosesnya lebih
lama, bahan yang digunakan sangat aman dan tidak beracun, tetapi ada
kemungkinan pencampuran atau kontaminasi silang dengan proses yang
memerlukan lebih dari satu penggantian tabung.
@Rimbasadewo 15042021 Catatan Belajar IV (Forensic Goodwin)
Goodwin, Wiliam. Linacre, Andrian. &, Hadi, Sibte. 2007. An Introduction To Forensic Genetics.
England : John Wiley & Son Ltd.
Ekstraksi DNA Berbasis Fenol Cloroform
Ekstraksi dengan metode ini sangat banyak digunakan tetapi pada
pertengahan 90’an mulai ditinggalkan karena sifat fenol yang beracun.
Penggunaannya dalam bidang forensic masih dapat ditemui terutama dalam analisa
sampel tulang dan tanah. Langkah kerjanya hamper sama dengan metode
sebelumnya. Fenol chloroform ditambahkan pada sel lisis untuk mendenaturasi
protein. Larutan kemudian disentrifugasi dan protein yang mengendap akan
membentuk pelikel diantara fase fenol chloroform dan fase air, langkah ini diulang 2-
3 kali sampai tidak ada pelikel yang terlihat. Kemudian DNA dimurnikan dengan
presipitasi etanol atau sentrifugasi filter. Metode ini menghasilkan DNA yang bersih
tetapi perlu diingat kekurangannya yaitu fenol yang beracun, prosedur yang tidak
sederhana dengan kemungkinan terjadinya kontaminasi yang cukuo besar.
Kertas FTA
Sudah dijelaskan pada materi sebelumnya bahwa FTA paper digunakan dalam
pengumpulan dan penyimpanan sampel berupa buccal sel atau sampel darah. Sampel
dapat stabil dalam temperature ruang untuk beberapa lama. Sel akan pecah karena
adanya kontak dengan FTA paper dan menempel pada kertas. Untuk mengestraknya
yaitu dengan mengambil kertas yang menempel sampel kemudian taruh di tabung
dan bersihkan komponen non DNA sehingga hanya menyisakan materi DNA yang
menmpel pada kertas. Kertas yang telah dicuci dan tersisa materi DNA dapat
langsung diuji PCR sehingga metode ini lebih mudah, tidak perlu banyak langkah
dan penggantian tabung sehingga menghindari terjadinya kontaminan.
Tantangan Ekstraksi DNA dari Beberapa Sampel
Beberapa sampel seperti darah dan sel epitel dapat dilakukan ekstraksi DNA
dengan cara diatas, tetapi beberapa sampel perlu penanganan khusus untuk
melakukan ekstraksi.
Semen : cairan seperma yang didalamnya mengandung sperma merupakan sampel
yang sering ditemui dalam analisa forensic. Ekstraksinya dipersulit dengan struktur
sperma yang dilindungi akrosom pelindung seperti yang terlihat dalam gambar.
DNA pada sperma terletak di bagian kepala dan kandungan akrosom dengan asam
amino sistein berjembatan disulfide yang terbentu antara sistein dan akrosom
sehingga proteinase K kesulitan memutus ikatan disulfide yang mengurangi efisiensi
@Rimbasadewo 15042021 Catatan Belajar IV (Forensic Goodwin)
Goodwin, Wiliam. Linacre, Andrian. &, Hadi, Sibte. 2007. An Introduction To Forensic Genetics.
England : John Wiley & Son Ltd.
dalam ekstraksi. Perlu ditambahkan dithiothreithol (DTT) untuk mereduksi ikatan
disulfide. Masalah ain dalam sperma juga sering ditemukan sel epitel, sehingga
akrosom cukup menguntungkan karena bisa dilakukan lisis deferensial sehingga sel
epitel dapat dipecah dan spermatozoa dapat dipisahkan secara efektif dari epitel lisis.
Rambut = batang rambut yang lengkap dengan akarnya kaya akan bahan seluler
DNA yang dapat langsung diekstraksi dengan metode yang telah dibahas. Umumnya
memang bagian akar dengan kandungan DNA sebesar 0,5 mikrogram. Rambut
rontok yang berada pada fase telogen istirahat seringkali tidak mengandung materi
genetic di sekitaran akar. Kandungan rambut adalah keratin, jejakl logam, udara,
dan pigmen fragmen sel, DNA biasanya terjebak dalam matriks rambut dan
menyediakan cukup sumber sampel DNA. Namun, dalam banyak hal sangat sulit
untuk menganalisa rambut dan hanya mungkin berhasil untuk profil DNA
mitokondria.
Batang rambut mengandung akromosom sama halmnya pada sampel sperma yang
tersusun oleh jembatan disulfide sehingga dibutuhkan penggilingan mekanis dan
penambahan zat pereduksi dithiotheriol yang memutus ikatan disulfide sehingga
proteinase K dapat bereaksi dengan sempurna. Setelah DNA diekstrak dapat
dilanjutkan dengan metode penggaraman ataupun fenol chloroform. Karena batang
rambut memiliki sedikit bahan DNA maka banyak sekali kontaminan dalam proses
ekstraksinya tetapi masih bisa diatasi dengan proses pencucian sebelum memulai
proses ekstraksi. Proses pencucuian bisa dengan detergent encer, air, atau etanol dan
dengan menggunakan lisis ringan seperti proses ekstraksi deferensial cairan semen.
Jaringan Keras = Untuk penyelidikan pada sampel yang telah terfragmentasi seperti
pada kasus terorisme, pembunuhan, jaringan otot menyediakan sumber DNA selama
jangka kematian tidak terlalu lama. Namun, ketika sampel sudah terdekomposisi
sehingga kualitas DNA menurun akibat kerja enzim dan kontaminasi bakteri, sel
ostiosit tulang, odontoblas dalam dentin gigi dan fibroblast dapat digunakan sebagai
sampel. Jaringan keras tubuh seperti tulang dan gigi memberi perlindungan DNA
lebih tinggi dari kerusakan. Selain hambatan fisik karena adanya
hidroksiapatit/apati mineral penyusun jaringan keras yang menstabilkan DNA
karena terikat erat dalam struktur mineralnya serta membatasi kerja enzim
pendegradasi.
@Rimbasadewo 15042021 Catatan Belajar IV (Forensic Goodwin)
Goodwin, Wiliam. Linacre, Andrian. &, Hadi, Sibte. 2007. An Introduction To Forensic Genetics.
England : John Wiley & Son Ltd.
Jaringan keras memiliki keunggulan dari sampel sel lain karena permukaannya
dapat dibersihkan dari kontaminan dengan menggunakan detergent yang
dilanjutkan dengan abrasi fisik dengan natrium hipoklorit serta paparan ultraviolet.
Setelah dibersihkan jaringan keras ini biasanya digiling menjadi serbuk dengan
penambahan nitrogen cair. Selanjutnya bahan didekalsifikasi menggunakan 0,5 M
EDTA baik sebelum atau saat proses lisis lisis. Ekstraksi DNA dapat menggunakan
metode silica atau fenol-kloroform dan proses ekstraksi jaringan keras ini biasanya
memerlukan waktu lebih lama dibandingkan sampel jenis lainnya.
Quantifikasi DNA
Kuantifikasi dilakukan setelah proses ekstraksi untuk mengukur jumlah DNA
juga kualitas DNA sehingga dalam proses PCR menghasilkan hasil yang baik.
Menambahkan DNA terlalu banyak atau terlalu sedikit mempengaruhi profil yang
dihasilkan sehingga dapat menyulitkan pada proses interpretasi. Biasanya tetap
menggunakan sampel reference sebagai standar analisis. Jumlah DNA yang dapat
diekstraksi bergantung pada jenis sampel. Sel berinti mengandung 6 pg DNA, darah
cair mengandung 5000-10000 sel berinti per mililiternya, permililiter sperma
mengandung 66 juta sel sperma. Dalam praktiknya sampel di TKP tidak dalam
keadaan murni dan banyak sel epitel yang rusak sehingga jumlah DNA yang dapat
dipulihkan sangat rendah dan sulit untuk diukur.
Visualisasi pada Gel Agarosa
Kuantitas dan kualitas DNA dapat divisualkan pada gel agarosa. Biasanya
dibentuk dalam gel mini sekitar 10 cm, gel direndam dalam buffer elektroforesis dan
DNA di sematkan berbentuk garis dan arus listrik dialirkan melalui gel yang
membuat DNA negative bermigrasi menuju anoda. Gel agarosa membentuk matrik
berpori sehingga molekul DNA kecil bergelak lebih cepat dibandingkan molekul DNA
berukuran besar. Pewarna dibubuhkan seperti etidium bromidasebelum atau sesuah
elektroforesis, kuantitas DNA sebanding dengan tebal tipisnya warna yang
dihasilkan. Bisa juga menggunakan alternative DAPI (4,6-diamidino-2-phenylindole)
yang diberikan sebelum elektroforesis dan divisualisasikan pada transiluminator
yang memancarkan UV pada panjang gelombang 260 nm. Ukuran molekul DNA
dapat diidentifikasi dengan noda untuk molekul kecil danpita tunggal pada molekul
besar, keunggulan metode ini yaitu cepat dan mudah dibawa juga memberikan
indikasi ukuran molekul DNA. Kekurangannya adalah kuantifikasi bersifat subjektif
berdasarkan intensifitas pita, sulit mengukur DNA terdegraasi.
@Rimbasadewo 15042021 Catatan Belajar IV (Forensic Goodwin)
Goodwin, Wiliam. Linacre, Andrian. &, Hadi, Sibte. 2007. An Introduction To Forensic Genetics.
England : John Wiley & Son Ltd.
Spektroskopi UV
DNA dapat menyerap panjang gelombang maksimal 260 nm. Hal ini dapat
digunakan untuk mengukur kuantitas DNA pada panjang gelombang 220-300 nm,
juga memungkinkan menghitung jumlah karbohidrat (absorbansi 230 nm) dan
protein dengan absorbansi 280 nm. Perlakuannya sewajarnya menggunakan
spektrofotometer dengan menggunakan kuvet dan larutan standar. Gambar dibawah
menunjukkan kurva hasil analisiss ekstrak DNA yang murni.
Dapat dilihat rasio absorbansi 260 dan 280 nm harus berada diantara 1,8 dan, 2,0.
Biasanya spektrofotometer UV digunakan di laboratorium biologi dan belum banyak
diadopsi pada metode forensic. Alasannya sulitnya mengukur DNA dalam jumlah
yang kecil dan adanya kontaminasi warna serta asam pada sampel tulang dapat
mempengaruhi analisis.
Spektroskopi Flourescence
Beberapa jenis pewarna seperti Ethidium bromide/DAPI (4,6-diamidino-2-
phenylindole) dapat digunakan untuk memviualisasikan DNA dalam agarosa. Selain
pewarna agarosa pewarna florosen dapat digunakan sebagai alternative
spekrofotometer UV untuk melakukan kuantisasi DNA. Pewarna picogreen spesifik
untuk DNA rantai ganda. Pewarna ini sangat sensitive dan merupakan teknik yang
baik untuk kuantisasi DNA tetapi tidak spesifik pada sampel sel manusia sehingga
memungkinkan bereaksi pada sampel tumbuhan atau zat lainnya.
Hibridisasi
Teknik hibridisasi telah dikenalkan dan dikembangkan sejak tahun 90’an
terutama penggunaan kit Quantiblot. Ekstrak DNA diletakkan pada membrane nilon
bermuatan positif dan diproses menggunakan sebuah slot atau dot blot. DNA tersebut
diuji dengan DNA manusia yang spesifik. Biasanya yang digunakan adalah
pengulangan alpa satelit D17S1, yaitu kromosom manusia ke 17 dalam 500-1000
salinan. Probe dari alat dapat dianalisa dengan kolorimetri dan chemiluminescant.
Berbagai standar diterapkan pada membrane sehingga hasil sangat spesifik sebagai
DNA manusia. Kekurangannya kepekaan yang kurang sehingga interpretasi hasil
@Rimbasadewo 15042021 Catatan Belajar IV (Forensic Goodwin)
Goodwin, Wiliam. Linacre, Andrian. &, Hadi, Sibte. 2007. An Introduction To Forensic Genetics.
England : John Wiley & Son Ltd.
bias tiap analisator dan langkah pengerjaan yang rumit sehingga lebih disarankan
penggunaan PCR.
Real-time PCR
Saat membuat profil DNA biasanya analisa PCR dlakukan pada akhir setelah
siklus 28-34. Tapi sangat mungkin untuk memonitor siklus PCR secara langsung.
Umumnya menggunakan ethidium bromide. Setiap siklus mengalami perubahan dan
peningkatan florosensinya dapat diamati langsung dan direkam tahap demi tahap.
Gambar diatas menunjukkan kerja PCR hingga bisa menghasilkan florosensi yang
dapat diamati. Beberapa tes telah dikembangkan seperti system SYBR, Green and
the TAqMan. Semakin banyak produk PCR yang dihasilkan makin banyak pula
molekul florosensi yang dilepaskan dengan kelebihan sensitive dengan langkah yang
tidak rumit.
DNA IQTM system
Kuantifikasi DNA juga dapat dilakukan dengan produk tersebut dengan
metode isolasi salting-out dan pengikat silica sehingga DNA yang terikat lebih
maksimal. Kelebihan dari alat ini adalah mengkombinasikan metode ekstraksi dan
kuantifikasi walaupun belum spesifik untuk sampel DNA manusia.
See you…… @Rimbasadewo (15042021)

More Related Content

Similar to EKSTRAKSI DNA BERAGAM SAMPEL

ISOLASI_DNA_PLASMID_By_Amrullah_Mukhtar.pdf
ISOLASI_DNA_PLASMID_By_Amrullah_Mukhtar.pdfISOLASI_DNA_PLASMID_By_Amrullah_Mukhtar.pdf
ISOLASI_DNA_PLASMID_By_Amrullah_Mukhtar.pdfIrfanSuliansyah3
 
KELOMPOK 5 - ISOLASI DAN IDENTIFIKASI DNA.pptx
KELOMPOK 5 - ISOLASI DAN IDENTIFIKASI DNA.pptxKELOMPOK 5 - ISOLASI DAN IDENTIFIKASI DNA.pptx
KELOMPOK 5 - ISOLASI DAN IDENTIFIKASI DNA.pptxfikri14566
 
Porensik ppt pelajari
Porensik ppt pelajariPorensik ppt pelajari
Porensik ppt pelajariEval Setiawan
 
tugas forensik analisis barang bukti
tugas forensik analisis barang buktitugas forensik analisis barang bukti
tugas forensik analisis barang buktiDewa Ayu Ika Pramitha
 
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)Catatan Medis
 
MIKROBIOLOGI MOLEKUL KEL. 6.pptx
MIKROBIOLOGI MOLEKUL KEL. 6.pptxMIKROBIOLOGI MOLEKUL KEL. 6.pptx
MIKROBIOLOGI MOLEKUL KEL. 6.pptxaliciamargaretha1
 
(09) dr. farida jr mkes, peran biomol-dlm-dx&tx
(09) dr. farida jr mkes, peran biomol-dlm-dx&tx(09) dr. farida jr mkes, peran biomol-dlm-dx&tx
(09) dr. farida jr mkes, peran biomol-dlm-dx&txRio Rialdi
 

Similar to EKSTRAKSI DNA BERAGAM SAMPEL (20)

TUGAS BIOTEKKNOLOGI EKSTRAKSI DNA BUAH NAGA.pptx
TUGAS BIOTEKKNOLOGI  EKSTRAKSI DNA BUAH NAGA.pptxTUGAS BIOTEKKNOLOGI  EKSTRAKSI DNA BUAH NAGA.pptx
TUGAS BIOTEKKNOLOGI EKSTRAKSI DNA BUAH NAGA.pptx
 
TUGAS PPT EKTRAKSI DNA MANGGA_Anisah Siregar dan Irayana Nurul_5J.pptx
TUGAS PPT EKTRAKSI DNA MANGGA_Anisah Siregar dan Irayana Nurul_5J.pptxTUGAS PPT EKTRAKSI DNA MANGGA_Anisah Siregar dan Irayana Nurul_5J.pptx
TUGAS PPT EKTRAKSI DNA MANGGA_Anisah Siregar dan Irayana Nurul_5J.pptx
 
Ekstraksi DNA: DNA Daging Sapi Segar.pptx
Ekstraksi DNA: DNA Daging Sapi Segar.pptxEkstraksi DNA: DNA Daging Sapi Segar.pptx
Ekstraksi DNA: DNA Daging Sapi Segar.pptx
 
ISOLASI_DNA_PLASMID_By_Amrullah_Mukhtar.pdf
ISOLASI_DNA_PLASMID_By_Amrullah_Mukhtar.pdfISOLASI_DNA_PLASMID_By_Amrullah_Mukhtar.pdf
ISOLASI_DNA_PLASMID_By_Amrullah_Mukhtar.pdf
 
EKSTRAKSI DNA PEPAYA.pptx
EKSTRAKSI DNA PEPAYA.pptxEKSTRAKSI DNA PEPAYA.pptx
EKSTRAKSI DNA PEPAYA.pptx
 
KELOMPOK 5 - ISOLASI DAN IDENTIFIKASI DNA.pptx
KELOMPOK 5 - ISOLASI DAN IDENTIFIKASI DNA.pptxKELOMPOK 5 - ISOLASI DAN IDENTIFIKASI DNA.pptx
KELOMPOK 5 - ISOLASI DAN IDENTIFIKASI DNA.pptx
 
EKSTRAKSI DNA HATI AYAM
EKSTRAKSI DNA HATI AYAMEKSTRAKSI DNA HATI AYAM
EKSTRAKSI DNA HATI AYAM
 
LAPORAN TUGAS BIOTEKNOLOGI FARMASI DNA IKAN SEGAR KELOMPOK 12 KELAS 5J.pptx
LAPORAN TUGAS BIOTEKNOLOGI FARMASI DNA IKAN SEGAR KELOMPOK 12 KELAS 5J.pptxLAPORAN TUGAS BIOTEKNOLOGI FARMASI DNA IKAN SEGAR KELOMPOK 12 KELAS 5J.pptx
LAPORAN TUGAS BIOTEKNOLOGI FARMASI DNA IKAN SEGAR KELOMPOK 12 KELAS 5J.pptx
 
Porensik ppt pelajari
Porensik ppt pelajariPorensik ppt pelajari
Porensik ppt pelajari
 
Ekstraksi DNA Manusia
Ekstraksi DNA ManusiaEkstraksi DNA Manusia
Ekstraksi DNA Manusia
 
TUGAS BIOTEKNOLOGI FARMASI_5J_EKSTRAKSI DNA SAWI.pptx
TUGAS BIOTEKNOLOGI FARMASI_5J_EKSTRAKSI DNA SAWI.pptxTUGAS BIOTEKNOLOGI FARMASI_5J_EKSTRAKSI DNA SAWI.pptx
TUGAS BIOTEKNOLOGI FARMASI_5J_EKSTRAKSI DNA SAWI.pptx
 
tugas forensik analisis barang bukti
tugas forensik analisis barang buktitugas forensik analisis barang bukti
tugas forensik analisis barang bukti
 
ppt bioteknologi isolasi dna bah nanas.pptx
ppt bioteknologi isolasi dna bah nanas.pptxppt bioteknologi isolasi dna bah nanas.pptx
ppt bioteknologi isolasi dna bah nanas.pptx
 
Dna & pcr
Dna & pcrDna & pcr
Dna & pcr
 
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
 
PPT GENETIKA DNA REKOMBINAN.ppt
PPT GENETIKA DNA REKOMBINAN.pptPPT GENETIKA DNA REKOMBINAN.ppt
PPT GENETIKA DNA REKOMBINAN.ppt
 
MIKROBIOLOGI MOLEKUL KEL. 6.pptx
MIKROBIOLOGI MOLEKUL KEL. 6.pptxMIKROBIOLOGI MOLEKUL KEL. 6.pptx
MIKROBIOLOGI MOLEKUL KEL. 6.pptx
 
Ekstraksi dna manusia dan dna pisang kel 1 kelas 5A
Ekstraksi dna manusia dan dna pisang kel 1 kelas 5AEkstraksi dna manusia dan dna pisang kel 1 kelas 5A
Ekstraksi dna manusia dan dna pisang kel 1 kelas 5A
 
(09) dr. farida jr mkes, peran biomol-dlm-dx&tx
(09) dr. farida jr mkes, peran biomol-dlm-dx&tx(09) dr. farida jr mkes, peran biomol-dlm-dx&tx
(09) dr. farida jr mkes, peran biomol-dlm-dx&tx
 
Pcr ii
Pcr iiPcr ii
Pcr ii
 

More from ZainulHasan13

Pembuatan Pupuk Pestisida Nabati Puji Fitriani
Pembuatan Pupuk Pestisida Nabati Puji FitrianiPembuatan Pupuk Pestisida Nabati Puji Fitriani
Pembuatan Pupuk Pestisida Nabati Puji FitrianiZainulHasan13
 
Memilih Bibit Tabulampot Berkualitas Puji Fitriani
Memilih Bibit Tabulampot Berkualitas Puji FitrianiMemilih Bibit Tabulampot Berkualitas Puji Fitriani
Memilih Bibit Tabulampot Berkualitas Puji FitrianiZainulHasan13
 
Penilaian Sumatif Gaya dan Hukum Newton SMP 1Ibrahimy 1 SUkorejo
Penilaian Sumatif Gaya dan Hukum Newton SMP 1Ibrahimy 1 SUkorejoPenilaian Sumatif Gaya dan Hukum Newton SMP 1Ibrahimy 1 SUkorejo
Penilaian Sumatif Gaya dan Hukum Newton SMP 1Ibrahimy 1 SUkorejoZainulHasan13
 
Penilaian sumatif IPA SMP Ibrahimy 1 SukorejoGerak
Penilaian sumatif IPA SMP Ibrahimy 1 SukorejoGerakPenilaian sumatif IPA SMP Ibrahimy 1 SukorejoGerak
Penilaian sumatif IPA SMP Ibrahimy 1 SukorejoGerakZainulHasan13
 
Bahas Soal Latihan Penilaian SUmatif Akhir Semester Ganjil SMP Ibrahimy 1 Suk...
Bahas Soal Latihan Penilaian SUmatif Akhir Semester Ganjil SMP Ibrahimy 1 Suk...Bahas Soal Latihan Penilaian SUmatif Akhir Semester Ganjil SMP Ibrahimy 1 Suk...
Bahas Soal Latihan Penilaian SUmatif Akhir Semester Ganjil SMP Ibrahimy 1 Suk...ZainulHasan13
 
Soal Latihan Penilaian Sumatif Akhir Semester Kelas 7 SMP
Soal Latihan Penilaian Sumatif Akhir Semester Kelas 7 SMPSoal Latihan Penilaian Sumatif Akhir Semester Kelas 7 SMP
Soal Latihan Penilaian Sumatif Akhir Semester Kelas 7 SMPZainulHasan13
 
Ulangan Tekanan.pptx
Ulangan Tekanan.pptxUlangan Tekanan.pptx
Ulangan Tekanan.pptxZainulHasan13
 
Try Out Sumatif Akhir semester ganjil Kelas 7 2023.pptx
Try Out Sumatif Akhir semester ganjil Kelas 7 2023.pptxTry Out Sumatif Akhir semester ganjil Kelas 7 2023.pptx
Try Out Sumatif Akhir semester ganjil Kelas 7 2023.pptxZainulHasan13
 
Penilaian Sumatif 7B.pptx
Penilaian Sumatif 7B.pptxPenilaian Sumatif 7B.pptx
Penilaian Sumatif 7B.pptxZainulHasan13
 
Penilaian Sumatif 7 D.pptx
Penilaian Sumatif 7 D.pptxPenilaian Sumatif 7 D.pptx
Penilaian Sumatif 7 D.pptxZainulHasan13
 
Penilaian Sumatif 7A.pptx
Penilaian Sumatif 7A.pptxPenilaian Sumatif 7A.pptx
Penilaian Sumatif 7A.pptxZainulHasan13
 
Penilaian Sumatif 7E.pptx
Penilaian Sumatif 7E.pptxPenilaian Sumatif 7E.pptx
Penilaian Sumatif 7E.pptxZainulHasan13
 
Penilaian Sumatif 7F.pptx
Penilaian Sumatif 7F.pptxPenilaian Sumatif 7F.pptx
Penilaian Sumatif 7F.pptxZainulHasan13
 
Penilaian Sumatif 7G.pptx
Penilaian Sumatif 7G.pptxPenilaian Sumatif 7G.pptx
Penilaian Sumatif 7G.pptxZainulHasan13
 
Penilaian Sumatif 7C.pptx
Penilaian Sumatif 7C.pptxPenilaian Sumatif 7C.pptx
Penilaian Sumatif 7C.pptxZainulHasan13
 
Bahasa Inggris Teks Naratif
Bahasa Inggris Teks NaratifBahasa Inggris Teks Naratif
Bahasa Inggris Teks NaratifZainulHasan13
 
Wawasan Wiyata Mandala MPLS SMP Ibrahimy 1 Sukorejo
Wawasan Wiyata Mandala MPLS SMP Ibrahimy 1 SukorejoWawasan Wiyata Mandala MPLS SMP Ibrahimy 1 Sukorejo
Wawasan Wiyata Mandala MPLS SMP Ibrahimy 1 SukorejoZainulHasan13
 
Motivasi Belajar MPLS
Motivasi Belajar MPLSMotivasi Belajar MPLS
Motivasi Belajar MPLSZainulHasan13
 
IPA Kelas 7 (Hakikat Sains)
IPA Kelas 7 (Hakikat Sains)IPA Kelas 7 (Hakikat Sains)
IPA Kelas 7 (Hakikat Sains)ZainulHasan13
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Metode Ilmiah.pdf
Modul Ajar IPA Kelas 7 Metode Ilmiah.pdfModul Ajar IPA Kelas 7 Metode Ilmiah.pdf
Modul Ajar IPA Kelas 7 Metode Ilmiah.pdfZainulHasan13
 

More from ZainulHasan13 (20)

Pembuatan Pupuk Pestisida Nabati Puji Fitriani
Pembuatan Pupuk Pestisida Nabati Puji FitrianiPembuatan Pupuk Pestisida Nabati Puji Fitriani
Pembuatan Pupuk Pestisida Nabati Puji Fitriani
 
Memilih Bibit Tabulampot Berkualitas Puji Fitriani
Memilih Bibit Tabulampot Berkualitas Puji FitrianiMemilih Bibit Tabulampot Berkualitas Puji Fitriani
Memilih Bibit Tabulampot Berkualitas Puji Fitriani
 
Penilaian Sumatif Gaya dan Hukum Newton SMP 1Ibrahimy 1 SUkorejo
Penilaian Sumatif Gaya dan Hukum Newton SMP 1Ibrahimy 1 SUkorejoPenilaian Sumatif Gaya dan Hukum Newton SMP 1Ibrahimy 1 SUkorejo
Penilaian Sumatif Gaya dan Hukum Newton SMP 1Ibrahimy 1 SUkorejo
 
Penilaian sumatif IPA SMP Ibrahimy 1 SukorejoGerak
Penilaian sumatif IPA SMP Ibrahimy 1 SukorejoGerakPenilaian sumatif IPA SMP Ibrahimy 1 SukorejoGerak
Penilaian sumatif IPA SMP Ibrahimy 1 SukorejoGerak
 
Bahas Soal Latihan Penilaian SUmatif Akhir Semester Ganjil SMP Ibrahimy 1 Suk...
Bahas Soal Latihan Penilaian SUmatif Akhir Semester Ganjil SMP Ibrahimy 1 Suk...Bahas Soal Latihan Penilaian SUmatif Akhir Semester Ganjil SMP Ibrahimy 1 Suk...
Bahas Soal Latihan Penilaian SUmatif Akhir Semester Ganjil SMP Ibrahimy 1 Suk...
 
Soal Latihan Penilaian Sumatif Akhir Semester Kelas 7 SMP
Soal Latihan Penilaian Sumatif Akhir Semester Kelas 7 SMPSoal Latihan Penilaian Sumatif Akhir Semester Kelas 7 SMP
Soal Latihan Penilaian Sumatif Akhir Semester Kelas 7 SMP
 
Ulangan Tekanan.pptx
Ulangan Tekanan.pptxUlangan Tekanan.pptx
Ulangan Tekanan.pptx
 
Try Out Sumatif Akhir semester ganjil Kelas 7 2023.pptx
Try Out Sumatif Akhir semester ganjil Kelas 7 2023.pptxTry Out Sumatif Akhir semester ganjil Kelas 7 2023.pptx
Try Out Sumatif Akhir semester ganjil Kelas 7 2023.pptx
 
Penilaian Sumatif 7B.pptx
Penilaian Sumatif 7B.pptxPenilaian Sumatif 7B.pptx
Penilaian Sumatif 7B.pptx
 
Penilaian Sumatif 7 D.pptx
Penilaian Sumatif 7 D.pptxPenilaian Sumatif 7 D.pptx
Penilaian Sumatif 7 D.pptx
 
Penilaian Sumatif 7A.pptx
Penilaian Sumatif 7A.pptxPenilaian Sumatif 7A.pptx
Penilaian Sumatif 7A.pptx
 
Penilaian Sumatif 7E.pptx
Penilaian Sumatif 7E.pptxPenilaian Sumatif 7E.pptx
Penilaian Sumatif 7E.pptx
 
Penilaian Sumatif 7F.pptx
Penilaian Sumatif 7F.pptxPenilaian Sumatif 7F.pptx
Penilaian Sumatif 7F.pptx
 
Penilaian Sumatif 7G.pptx
Penilaian Sumatif 7G.pptxPenilaian Sumatif 7G.pptx
Penilaian Sumatif 7G.pptx
 
Penilaian Sumatif 7C.pptx
Penilaian Sumatif 7C.pptxPenilaian Sumatif 7C.pptx
Penilaian Sumatif 7C.pptx
 
Bahasa Inggris Teks Naratif
Bahasa Inggris Teks NaratifBahasa Inggris Teks Naratif
Bahasa Inggris Teks Naratif
 
Wawasan Wiyata Mandala MPLS SMP Ibrahimy 1 Sukorejo
Wawasan Wiyata Mandala MPLS SMP Ibrahimy 1 SukorejoWawasan Wiyata Mandala MPLS SMP Ibrahimy 1 Sukorejo
Wawasan Wiyata Mandala MPLS SMP Ibrahimy 1 Sukorejo
 
Motivasi Belajar MPLS
Motivasi Belajar MPLSMotivasi Belajar MPLS
Motivasi Belajar MPLS
 
IPA Kelas 7 (Hakikat Sains)
IPA Kelas 7 (Hakikat Sains)IPA Kelas 7 (Hakikat Sains)
IPA Kelas 7 (Hakikat Sains)
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Metode Ilmiah.pdf
Modul Ajar IPA Kelas 7 Metode Ilmiah.pdfModul Ajar IPA Kelas 7 Metode Ilmiah.pdf
Modul Ajar IPA Kelas 7 Metode Ilmiah.pdf
 

Recently uploaded

vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 

Recently uploaded (20)

vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 

EKSTRAKSI DNA BERAGAM SAMPEL

  • 1. @Rimbasadewo 15042021 Catatan Belajar IV (Forensic Goodwin) Goodwin, Wiliam. Linacre, Andrian. &, Hadi, Sibte. 2007. An Introduction To Forensic Genetics. England : John Wiley & Son Ltd. IV. Ekstraksi DNA dan Kuantifikasi “Wajar sih dalam belajar ada bagianyang dipahami dan ada bagian yang belum bisa dipahami. Segalanya memangbutuh proses. Atau kadang merasa untuk apa menambah ilmu yang terlihat tidak berguna. Banyak alasan untuk menjawabnya, bisa saja sekedar kesenangan atau karena suka. Lanjutkan apa saja yang kita sukai, jika tidak bisa bermanfaat setidaknya jangan jadi orang yang merepotkan ” Ekstraksi DNA memiliki dua tujuan utama. Pertama, efisiensi mengekstrak cukup DNA untuk mengetahui profil DNA sehingga sangat penting tiap sampel DNA yang digunakan. Kedua, mengekstrak DNA yang cukup murni yang sangat bergantung dari sifat sampel. Setelah ekstraksi DNA pengukuran DNA secara akurat diperlukan dalam tahap selanjutnya. Ekstraksi DNA Banyak metode yang digunakan dalam ekstraksi DNA. Pemilihan metode bergantung pada banyak factor seperti jenis dan kuantitas sampel, waktu, dan kemampuan optimasi prosedur ekstraksi. Tingkat keberhasilan ditentukan saat mengekstraksi DNA dan dalam waktu yang sama mengatasi factor penghambat PCR. Sebagia laboratorium menghindari penggunaan bahan kimia berbahaya juga harga prosedur yang semurah mungkin. Tentunya juga factor manusia, sebagai teknisi harus memiliki pengalaman dan kemampuan yang cukup. Prinsip Umum Ekstraksi DNA Tahap umum ekstraksi dapat dibagi menjadi tiga tahap. Pertama, merusak membrane sel sehingga sel menjadi lysis atau pecah. Kedua, denaturasi protein. Ketiga, pemisahan DNAdari protein terdenaturasi dan komponen sel lainnya. Chalex 100 resin Chalex 100 merupakan metode pertama dalam ekstraksi DNAyang diadopsi dari komunitas forensic.Chelex 100 merupakan resin yang mengandung stirena- divinilbenzen.
  • 2. @Rimbasadewo 15042021 Catatan Belajar IV (Forensic Goodwin) Goodwin, Wiliam. Linacre, Andrian. &, Hadi, Sibte. 2007. An Introduction To Forensic Genetics. England : John Wiley & Son Ltd. Dari gambar diatas menunjukkan langkah kerja chelex 100. Ekstraksi dapat dilakukan cepat dan mudah. Pertama, materi sel dimasukkan dalam wadah dan ditambah 1 ml TE (1 mM EDTA, 10 mM Tris:pH 8.0) kemudian diinkubasi pada suhu kamar selama 10-15 menit. Kedua, tabung disentrifugasi hingga dihasilkan pellet, sementara supernatant dapat dipisahkan. Ketiga, pellet disuspensi kembali pada tabung dengan menambahkan 5% larutan chelexdan diinkubasi pada suhu 56 oC selama 15 hingga 30 menit, kemudian dipanaskan dengan penangas air selama 8 menit dan dilanjutkan dengan sentrifugasi pada kecepatan tinggi selama 2-3 menit untuk mendapatkan pellet protein. Terakhir supernatant yang dihasilkan dilanjutkan dengan proses PCR. Keuntungan menggunakan metode tersebut hanya membutuhkan waktu 1 jam dengan langkah sederhana. Tidak melibatkan pergerakan cairan dalam tabung sehingga mengurangi kemungkinan tercampurnya sampel, bahan kimia yang digunakan tidak berbahaya. Hasilnya dapat diterima untuk berbagai sampel forensic walaupun ekstrak DNA yang dihasilkan relative kasar tetapi cukup untuk menghasilkan profil DNA yang diinginkan. Ekstraksi DNA berbasis silica Pada umumnya dalam biologi molecular sudah umum metude penggaraman. Langkah pertama adalah inkubasi dan pemecahan bahan seluler dalam larutan buffer yang mengandung bahan detergent dengan proteinase K. bahan detergent yang digunakan biasanya SDS ( sodium dedocyl sulfate), tween 20, triton X-100 dan nonidet P-40. Buffer lisis bertujuan mendestabilkan membrane sel sehingga terjadi kerusakan struktur sel. Penambahan garam chaotropic seperti 6-M guanidine thiocyanate atau 6-M natrium klorida selama atau setelah sel pecah bertujuan mengganggu struktur protein pada ikatan hydrogen, ikatan van der waals, dan ikatan hidrofob. Protein seluler dengan adanya chaotropic tidak akan larut sehingga dapat dipisahkan dengan filtrasi ataupun sentrifugasi. Kelarutan protein berkurang diakibatkan kelebihan ion garam sehingga secara efektif menghidrasi protein. Umumnya telah tersedia peralatan komersial seperti Qiagen kit yang menggunakan prosedur ini. Metode yang dilakukan setelah proses penggaraman bisa bervariasididasarkan sifat pengikatan silica atau partikel kaca. DNA akan berikatan dengan silica dengan afinitas tinggi akibat garam chaotropic. Setelah komponen lain dipisahkan DNA dapat dilepas dengan merendam dalam air. Tanpa hadirnya garam chaotropik DNA akan mudah dilepaskan. Keuntungan metode ini yaitu dihasilkan DNA yang lebih baik dibandingkan metode chelex 100 walaupun prosesnya lebih lama, bahan yang digunakan sangat aman dan tidak beracun, tetapi ada kemungkinan pencampuran atau kontaminasi silang dengan proses yang memerlukan lebih dari satu penggantian tabung.
  • 3. @Rimbasadewo 15042021 Catatan Belajar IV (Forensic Goodwin) Goodwin, Wiliam. Linacre, Andrian. &, Hadi, Sibte. 2007. An Introduction To Forensic Genetics. England : John Wiley & Son Ltd. Ekstraksi DNA Berbasis Fenol Cloroform Ekstraksi dengan metode ini sangat banyak digunakan tetapi pada pertengahan 90’an mulai ditinggalkan karena sifat fenol yang beracun. Penggunaannya dalam bidang forensic masih dapat ditemui terutama dalam analisa sampel tulang dan tanah. Langkah kerjanya hamper sama dengan metode sebelumnya. Fenol chloroform ditambahkan pada sel lisis untuk mendenaturasi protein. Larutan kemudian disentrifugasi dan protein yang mengendap akan membentuk pelikel diantara fase fenol chloroform dan fase air, langkah ini diulang 2- 3 kali sampai tidak ada pelikel yang terlihat. Kemudian DNA dimurnikan dengan presipitasi etanol atau sentrifugasi filter. Metode ini menghasilkan DNA yang bersih tetapi perlu diingat kekurangannya yaitu fenol yang beracun, prosedur yang tidak sederhana dengan kemungkinan terjadinya kontaminasi yang cukuo besar. Kertas FTA Sudah dijelaskan pada materi sebelumnya bahwa FTA paper digunakan dalam pengumpulan dan penyimpanan sampel berupa buccal sel atau sampel darah. Sampel dapat stabil dalam temperature ruang untuk beberapa lama. Sel akan pecah karena adanya kontak dengan FTA paper dan menempel pada kertas. Untuk mengestraknya yaitu dengan mengambil kertas yang menempel sampel kemudian taruh di tabung dan bersihkan komponen non DNA sehingga hanya menyisakan materi DNA yang menmpel pada kertas. Kertas yang telah dicuci dan tersisa materi DNA dapat langsung diuji PCR sehingga metode ini lebih mudah, tidak perlu banyak langkah dan penggantian tabung sehingga menghindari terjadinya kontaminan. Tantangan Ekstraksi DNA dari Beberapa Sampel Beberapa sampel seperti darah dan sel epitel dapat dilakukan ekstraksi DNA dengan cara diatas, tetapi beberapa sampel perlu penanganan khusus untuk melakukan ekstraksi. Semen : cairan seperma yang didalamnya mengandung sperma merupakan sampel yang sering ditemui dalam analisa forensic. Ekstraksinya dipersulit dengan struktur sperma yang dilindungi akrosom pelindung seperti yang terlihat dalam gambar. DNA pada sperma terletak di bagian kepala dan kandungan akrosom dengan asam amino sistein berjembatan disulfide yang terbentu antara sistein dan akrosom sehingga proteinase K kesulitan memutus ikatan disulfide yang mengurangi efisiensi
  • 4. @Rimbasadewo 15042021 Catatan Belajar IV (Forensic Goodwin) Goodwin, Wiliam. Linacre, Andrian. &, Hadi, Sibte. 2007. An Introduction To Forensic Genetics. England : John Wiley & Son Ltd. dalam ekstraksi. Perlu ditambahkan dithiothreithol (DTT) untuk mereduksi ikatan disulfide. Masalah ain dalam sperma juga sering ditemukan sel epitel, sehingga akrosom cukup menguntungkan karena bisa dilakukan lisis deferensial sehingga sel epitel dapat dipecah dan spermatozoa dapat dipisahkan secara efektif dari epitel lisis. Rambut = batang rambut yang lengkap dengan akarnya kaya akan bahan seluler DNA yang dapat langsung diekstraksi dengan metode yang telah dibahas. Umumnya memang bagian akar dengan kandungan DNA sebesar 0,5 mikrogram. Rambut rontok yang berada pada fase telogen istirahat seringkali tidak mengandung materi genetic di sekitaran akar. Kandungan rambut adalah keratin, jejakl logam, udara, dan pigmen fragmen sel, DNA biasanya terjebak dalam matriks rambut dan menyediakan cukup sumber sampel DNA. Namun, dalam banyak hal sangat sulit untuk menganalisa rambut dan hanya mungkin berhasil untuk profil DNA mitokondria. Batang rambut mengandung akromosom sama halmnya pada sampel sperma yang tersusun oleh jembatan disulfide sehingga dibutuhkan penggilingan mekanis dan penambahan zat pereduksi dithiotheriol yang memutus ikatan disulfide sehingga proteinase K dapat bereaksi dengan sempurna. Setelah DNA diekstrak dapat dilanjutkan dengan metode penggaraman ataupun fenol chloroform. Karena batang rambut memiliki sedikit bahan DNA maka banyak sekali kontaminan dalam proses ekstraksinya tetapi masih bisa diatasi dengan proses pencucian sebelum memulai proses ekstraksi. Proses pencucuian bisa dengan detergent encer, air, atau etanol dan dengan menggunakan lisis ringan seperti proses ekstraksi deferensial cairan semen. Jaringan Keras = Untuk penyelidikan pada sampel yang telah terfragmentasi seperti pada kasus terorisme, pembunuhan, jaringan otot menyediakan sumber DNA selama jangka kematian tidak terlalu lama. Namun, ketika sampel sudah terdekomposisi sehingga kualitas DNA menurun akibat kerja enzim dan kontaminasi bakteri, sel ostiosit tulang, odontoblas dalam dentin gigi dan fibroblast dapat digunakan sebagai sampel. Jaringan keras tubuh seperti tulang dan gigi memberi perlindungan DNA lebih tinggi dari kerusakan. Selain hambatan fisik karena adanya hidroksiapatit/apati mineral penyusun jaringan keras yang menstabilkan DNA karena terikat erat dalam struktur mineralnya serta membatasi kerja enzim pendegradasi.
  • 5. @Rimbasadewo 15042021 Catatan Belajar IV (Forensic Goodwin) Goodwin, Wiliam. Linacre, Andrian. &, Hadi, Sibte. 2007. An Introduction To Forensic Genetics. England : John Wiley & Son Ltd. Jaringan keras memiliki keunggulan dari sampel sel lain karena permukaannya dapat dibersihkan dari kontaminan dengan menggunakan detergent yang dilanjutkan dengan abrasi fisik dengan natrium hipoklorit serta paparan ultraviolet. Setelah dibersihkan jaringan keras ini biasanya digiling menjadi serbuk dengan penambahan nitrogen cair. Selanjutnya bahan didekalsifikasi menggunakan 0,5 M EDTA baik sebelum atau saat proses lisis lisis. Ekstraksi DNA dapat menggunakan metode silica atau fenol-kloroform dan proses ekstraksi jaringan keras ini biasanya memerlukan waktu lebih lama dibandingkan sampel jenis lainnya. Quantifikasi DNA Kuantifikasi dilakukan setelah proses ekstraksi untuk mengukur jumlah DNA juga kualitas DNA sehingga dalam proses PCR menghasilkan hasil yang baik. Menambahkan DNA terlalu banyak atau terlalu sedikit mempengaruhi profil yang dihasilkan sehingga dapat menyulitkan pada proses interpretasi. Biasanya tetap menggunakan sampel reference sebagai standar analisis. Jumlah DNA yang dapat diekstraksi bergantung pada jenis sampel. Sel berinti mengandung 6 pg DNA, darah cair mengandung 5000-10000 sel berinti per mililiternya, permililiter sperma mengandung 66 juta sel sperma. Dalam praktiknya sampel di TKP tidak dalam keadaan murni dan banyak sel epitel yang rusak sehingga jumlah DNA yang dapat dipulihkan sangat rendah dan sulit untuk diukur. Visualisasi pada Gel Agarosa Kuantitas dan kualitas DNA dapat divisualkan pada gel agarosa. Biasanya dibentuk dalam gel mini sekitar 10 cm, gel direndam dalam buffer elektroforesis dan DNA di sematkan berbentuk garis dan arus listrik dialirkan melalui gel yang membuat DNA negative bermigrasi menuju anoda. Gel agarosa membentuk matrik berpori sehingga molekul DNA kecil bergelak lebih cepat dibandingkan molekul DNA berukuran besar. Pewarna dibubuhkan seperti etidium bromidasebelum atau sesuah elektroforesis, kuantitas DNA sebanding dengan tebal tipisnya warna yang dihasilkan. Bisa juga menggunakan alternative DAPI (4,6-diamidino-2-phenylindole) yang diberikan sebelum elektroforesis dan divisualisasikan pada transiluminator yang memancarkan UV pada panjang gelombang 260 nm. Ukuran molekul DNA dapat diidentifikasi dengan noda untuk molekul kecil danpita tunggal pada molekul besar, keunggulan metode ini yaitu cepat dan mudah dibawa juga memberikan indikasi ukuran molekul DNA. Kekurangannya adalah kuantifikasi bersifat subjektif berdasarkan intensifitas pita, sulit mengukur DNA terdegraasi.
  • 6. @Rimbasadewo 15042021 Catatan Belajar IV (Forensic Goodwin) Goodwin, Wiliam. Linacre, Andrian. &, Hadi, Sibte. 2007. An Introduction To Forensic Genetics. England : John Wiley & Son Ltd. Spektroskopi UV DNA dapat menyerap panjang gelombang maksimal 260 nm. Hal ini dapat digunakan untuk mengukur kuantitas DNA pada panjang gelombang 220-300 nm, juga memungkinkan menghitung jumlah karbohidrat (absorbansi 230 nm) dan protein dengan absorbansi 280 nm. Perlakuannya sewajarnya menggunakan spektrofotometer dengan menggunakan kuvet dan larutan standar. Gambar dibawah menunjukkan kurva hasil analisiss ekstrak DNA yang murni. Dapat dilihat rasio absorbansi 260 dan 280 nm harus berada diantara 1,8 dan, 2,0. Biasanya spektrofotometer UV digunakan di laboratorium biologi dan belum banyak diadopsi pada metode forensic. Alasannya sulitnya mengukur DNA dalam jumlah yang kecil dan adanya kontaminasi warna serta asam pada sampel tulang dapat mempengaruhi analisis. Spektroskopi Flourescence Beberapa jenis pewarna seperti Ethidium bromide/DAPI (4,6-diamidino-2- phenylindole) dapat digunakan untuk memviualisasikan DNA dalam agarosa. Selain pewarna agarosa pewarna florosen dapat digunakan sebagai alternative spekrofotometer UV untuk melakukan kuantisasi DNA. Pewarna picogreen spesifik untuk DNA rantai ganda. Pewarna ini sangat sensitive dan merupakan teknik yang baik untuk kuantisasi DNA tetapi tidak spesifik pada sampel sel manusia sehingga memungkinkan bereaksi pada sampel tumbuhan atau zat lainnya. Hibridisasi Teknik hibridisasi telah dikenalkan dan dikembangkan sejak tahun 90’an terutama penggunaan kit Quantiblot. Ekstrak DNA diletakkan pada membrane nilon bermuatan positif dan diproses menggunakan sebuah slot atau dot blot. DNA tersebut diuji dengan DNA manusia yang spesifik. Biasanya yang digunakan adalah pengulangan alpa satelit D17S1, yaitu kromosom manusia ke 17 dalam 500-1000 salinan. Probe dari alat dapat dianalisa dengan kolorimetri dan chemiluminescant. Berbagai standar diterapkan pada membrane sehingga hasil sangat spesifik sebagai DNA manusia. Kekurangannya kepekaan yang kurang sehingga interpretasi hasil
  • 7. @Rimbasadewo 15042021 Catatan Belajar IV (Forensic Goodwin) Goodwin, Wiliam. Linacre, Andrian. &, Hadi, Sibte. 2007. An Introduction To Forensic Genetics. England : John Wiley & Son Ltd. bias tiap analisator dan langkah pengerjaan yang rumit sehingga lebih disarankan penggunaan PCR. Real-time PCR Saat membuat profil DNA biasanya analisa PCR dlakukan pada akhir setelah siklus 28-34. Tapi sangat mungkin untuk memonitor siklus PCR secara langsung. Umumnya menggunakan ethidium bromide. Setiap siklus mengalami perubahan dan peningkatan florosensinya dapat diamati langsung dan direkam tahap demi tahap. Gambar diatas menunjukkan kerja PCR hingga bisa menghasilkan florosensi yang dapat diamati. Beberapa tes telah dikembangkan seperti system SYBR, Green and the TAqMan. Semakin banyak produk PCR yang dihasilkan makin banyak pula molekul florosensi yang dilepaskan dengan kelebihan sensitive dengan langkah yang tidak rumit. DNA IQTM system Kuantifikasi DNA juga dapat dilakukan dengan produk tersebut dengan metode isolasi salting-out dan pengikat silica sehingga DNA yang terikat lebih maksimal. Kelebihan dari alat ini adalah mengkombinasikan metode ekstraksi dan kuantifikasi walaupun belum spesifik untuk sampel DNA manusia. See you…… @Rimbasadewo (15042021)