SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Laporan Praktikum Hari,Tanggal : Senin, 18 November 2013 
Biokimia Waktu : 11.00 – 12.40 WIB 
PJP : Inda setyawati, S.Tp M.Si 
Asisten : Lusianawati, S.Si 
Sari Yunarini, S.Si 
ISOLASI DNA KROMOSOM 
BAWANG MERAH (Allium Cepa Var. Aggregatum) 
Kelompok 10 
Raden Dani Najar Saputra J3L112187 
Andini Eka Pratiwi J3L112115 
Dewi Rosmayanti J3L411211 
Wika Herfiza J3L112057 
PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA 
PROGRAM DIPLOMA 
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 
BOGOR 
2013
Pendahuluan 
Asam nukleat adalah polinukleotida yang terdiri dari unit-unit 
mononukleotida, jika unit-unit pembangunnya dioksinukleotida maka asam nukleat 
itu disebut dioksiribonukleat (DNA) dan jika terdiri dari unit-unit mononukleot ida 
disebut asam ribonukleat (RNA). DNA dan RNA mempunyai sejumlah sifat kimia 
dan fisika yang sama sebab antara unit-unit mononukleotida terdapat ikatan yang 
sama yaitu melalui jembatan fosfodiester antara posisi 3′ suatu mononukleotida dan 
posisi 5′ pada mononukleotida lainnya (Murray et al 2009). 
Gambar 1 Jembatan fosfodiester antara posisi 3′ suatu mononukleotida dan 
posisi 5′ pada mononukleotida lainnya 
Dua tipe utama asam nukleat adalah asam dioksiribonukleat (DNA) dan 
asam ribonukleat (RNA). DNA terutama ditemui dalam inti sel, asam ini 
merupakan pengemban kode genetik dan dapat memproduksi atau mereplikas i 
dirinya dengan tujuan membentuk sel-sel baru untuk memproduksi organisme itu 
dalam sebagian besar organisme, DNA suatu sel mengerahkan sintesis molekul 
RNA, satu tipe RNA, yaitu messenger RNA (mRNA), meninggalkan inti sel dan 
mengarahkan tiosintesis dari berbagai tipe protein dalam organisme itu sesuai 
dengan kode DNA-nya (Fessenden dan Fessenden 1990). 
DNA dan RNA banyak memiliki persamaan, tetapi RNA memiliki 
perbedaan dengan DNA yaitu, Bagian pentosa RNA adalah ribosa, sedangkan 
bagian pentosa DNA adalah dioksiribosa. Bentuk molekul DNA adalah heliks 
ganda, bentuk molekul RNA berupa rantai tunggal yang terlipat, sehingga 
menyerupai rantai ganda. RNA mengandung basa adenin, guanin dan sitosin seperti 
DNA tetapi tidak mengandung timin, sebagai gantinya RNA mengandung urasil. 
Jumlah guanin dalam molekul RNA tidak perlu sama dengan sitosin, demikian pula 
jumlah adenin, tidak perlu sama dengan urasil (Poedjiadi 1994). Selain itu
perbedaan RNA dengan DNA yang lain adalah dalam hal ukuran dan bentuk, 
susunan kimia, lokasi, dan fungsinya (Suryo 1992). 
Pemisahan sentrifugal menggunakan prinsip dimana objek diputar secara 
horizontal pada jarak tertentu. Apabila objek berotasi di dalam tabung atau silinder 
yang berisi campuran cairan dan partikel, maka campuran tersebut dapat bergerak 
menuju pusat rotasi, namun hal tersebut tidak terjadi karena adanya gaya yang 
berlawanan yang menuju kearah dinding luar silinder atau tabung, gaya tersebut 
adalah gaya sentrifugasi. Gaya inilah yang menyebabkan partikel-partikel menuju 
dinding tanbung dan terakumulasi membentuk endapan (Day dan Underwood 
2002). Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan hukum Lambert Beer, bila 
cahaya monokromatik (Io) melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya 
tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It) 
(Khopkar 2003). 
Tujuan 
Menunjukkan sifat dan struktur DNA kromosom melalui proses isolasi 
terhadap DNA kromosom 
Metode 
Alat-alat yang digunakan ialah neraca analitik, gelas beaker, sentrifus, pipet 
tetes, tabung reaksi, tabung Eppendorf, dan vortex. Bahan-bahan yang digunakan 
ialah umbi bawang merah, larutan lisis yang berisi Tris-HCl 50 mM pH 8.0 yang 
mengandung 50 mM EDTA, SDS 10%, buffer elusi/buffer TE yang berisi Tris-HCl 
10 mM pH 8.0 yang mengandung 0,1 mM EDTA pH 8,0, EtOH, NaCl, dan dH2O 
steril. 
Pembuatan larutan. Larutan lisis terdiri dari 50 mM Tris HCl, pH 8,0 yang 
mengandung 50 mM EDTA. Sedangkan larutan elusi atau buffer TE dibuat dari 10 
mM Tris-HCl pH 8,0 yang mengandung 0.1 mM EDTA pH 8.0. Setelah itu, larutan 
disimpan di pendingin. 
Isolasi DNA kromosom. Sebanyak 25 gram umbi bawang digerus dengan 
menggunakan mortar, ditambahkan 40 mL larutan lisis dan seujung sudip garam 
dapur digerus sampai halus. Setelah itu, dituang ke dalam gelas piala 250 mL dan 
ditambahkan 5 mL larutan SDS 10%. Larutan dicampur secara homogen dan 
diinkubasi pada suhu 60°C dalam water bath selama 20 menit. Hasil inkubasi lalu
disaring ke dalam gelas beaker yang ditempatkan diatas es sehingga larutan tersebut 
segera menjadi dingin. Setelah larutan menjadi dingin kemudian ditambahkan 1 
gram NaCl, aduk secara sempurna dan biarkan selama 15 menit. Kemudian larutan 
dibiarkan 5 menit lalu diambil larutan atas dengan menggunakan pipet tetes dan 
dipindahkan ke dalam 2 tabung baru. EtOH dingin sebanyak 10 mL ditambahkan 
melalui sisi tabung. Kemudian, tabung ditempatkan secara perlahan di atas es dan 
dibiarkan selama 2-5 menit. DNA kromosom akan mengendap pada bagian atas 
dari EtOH dan tampak sebagai benang-benang putih. DNA kromosom diambil 
dengan pipet tetes secara hati-hati dengan sesedikit mungkin larutan EtOH yang 
terambil dan ditempatkan pada 2 tabung eppendorf 1.5 mL. Keempat tabung 
disentrifugasi selama 1 menit. EtOH dibuang pada lapisan atas secara hati-hati 
tanpa merusak pellet dan ditambahkan 1 mL EtOH ke pellet DNA kromosom. 
Resuspen pelet DNA kromosom dengan cara vortex dalam 1 mL EtOH dan 
disentrifugasi kembali selama 1 menit. EtOH dituang dan DNA kromosom 
dikeringkan dalam bech selama 10 menit. Setelah kering, buffer TE atau dH2O steril 
1 mL untuk melarutkan DNA kromosom. 
Data Hasil Pengamatan 
Tabel 1 Hasil pengukuran konsentrasi DNA dari umbi bawang merah 
Larutan A 260 A 280 
A Terkoreksi [DNA] 
(μg/mg) 
Rasio 
A 260 A 280 A260/A280 
Blanko (TE) 0,2730 0,2010 
0,6478 0,5678 32, 3900 1,1409 
Sampel 0,9208 0,7688 
Perhitungan : 
Aterkoreksi = Asampel - Ablanko 
1. Aterkoreksi 260 = 0,9208 – 0,2730 = 0,6478 
2. Aterkoreksi 280 = 0,7688 – 0,2010 = 0,5678 
[DNA] = A260 x 50 μg/ml 
= 0,6478x 50 μg/ml 
= 32, 3900 μg/ml 
Rasio A260 : A280 = A260 Terkoreksi : A280 Terkoreksi 
= 0,6478 : 0,5678 = 1,1409 
Keterangan : 
50 : Larutan nilai basorbansi 1.0 sebanding dengan 50 μg/ml untai ganda 
DNA per ml
Pembahasan 
Prinsip isolasi DNA yaitu, sentrifugasi dan presipitasi. Prinsip utama 
sentrifugasi ialah memisahkan substansi berdasarkan berat jenis molekul dengan 
cara memberikan gaya sentrifugal sehingga substansi yang lebih berat akan berada 
di dasar, sedangkan substansi yang lebih ringan akan terletak di atas. Teknik 
sentrifugasi tersebut dilakukan di dalam sebuah mesin yang bernama mesin 
sentrifugasi dengan kecepatan yang bervariasi, contohnya 3000 rpm (rotation per 
minute). Isolasi DNA memiliki beberapa tahapan yaitu, Isolasi sel; Lisis dinding 
dan membran sel; Ekstraksi dalam larutan; Purifikasi; dan Presipitasi. 
Isolasi DNA/RNA merupakan langkah awal yang harus dikerjakan untuk 
rekayasa genetika sebelum melangkah ke proses selanjutnya. Prinsip dasar isolasi 
total DNA/RNA dari jaringan ialah dengan memecah dan mengekstraksi jaringan 
tersebut sehingga akan terbentuk ekstrak sel yang terdiri atas sel-sel jaringan, DNA, 
dan RNA. Kemudian ekstrak sel dipurifikasi, sehingga dihasilkan pelet sel yang 
mengandung DNA/RNA total. Prinsip-prinsip isolasi DNA plasmid hampir sama 
dengan isolasi total DNA/RNA dari jaringan (Faatih 2009). 
Isolasi DNA pada dasarnya dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai 
macam sumber DNA yang dapat diperoleh dari hewan maupun tumbuhan. 
Praktikum Isolasi DNA kromosom dilakukan pada umbi bawang merah. 
Penggunaan umbi bawang merah sebagai sumber pengisolasian DNA kromosom 
disebabkan umbi bawang memiliki sedikit pati sehingga DNA akan terlihat akan 
lebih jelas dan mudah diisolasi. Proses pekerjaan isolasi DNA harus dilakukan 
pada suhu rendah, karena kromosom DNA tidak tahan panas dan dapat mengalami 
denaturasi akibat suhu yang terlalu tinggi (Schmid 2003). 
Biomolekul seperti DNA bersifat labil dan mudah kehilangan aktifitas 
biologisnya, sehingga ekstraksi harus dilakukan dalam kondisi ringan yaitu dengan 
menggunakan suatu larutan encer, tekanan osmotik yang ekstrim dan suhu tinggi. 
Penambahan garam saat pengerusan bertujuan membantu ujung-ujung fosfat DNA. 
Hal ini dapat terjadi karena ion Na+ yang dikandung oleh garam mampu membentuk 
ikatan dengan kutub negatif pada ikatan fosfat DNA. Saat ion Na+ garam berikatan 
dengan fosfat (mendekat), saat itulah DNA akan berkumpul. Sedangkan 
penambahan alkohol pada permukaan larutan betujuan untuk melakukan presipitasi
sehingga DNA yang telah terkumpul tadi mampu memisah dari larutan dan 
terbentuklah lapisan-lapisan yang dapat diidentifikasi unsur penyusunnya. 
Detergen seperti sodium dodecyl sulfat (SDS), sarkosil, dan CTAB dapat 
digunakan untuk proses lisis (Subandiyah 2006). Buffer lysis dan Proteinase-K 
disini dipakai sebagai reagen pelisis supaya komponen DNA dalam sitoplasma sel 
bisa keluar dan diisolasi, sedangkan etanol 70% sebagai pencuci hasil isolasi 
(Faatih 2009). Kristal protease juga dapat diganti dengan NaCl sebagai langkah 
pemurnian DNA dari kontaminan protein dengan cara pengendapan molekul DNA 
tersebut sehingga tidak tercampur dengan kontaminan (Ardiana 2009). 
Larutan pelisis sel lysing solution yang mengandung EDTA 
(ethylenediamine tetraacetic acid) yang akan membentuk kompleks (chelate) 
dengan ion logam, seperti Mg2+ yang merupakan kofaktor DNAse. Dinding sel 
dapat dipecahkan dengan penggerusan menggunakan bufer ekstraksi diikuti dengan 
penghangatan pada suhu 60°C. Proses lisis dinding sel dilakukan dengan 
menginkubasi tabung berisi contoh ke dalam waterbath suhu 60°C selama 30-90 
menit atau sampai fase padat terpisah dari fase cair. Inkubasi dilakukan untuk 
mempercepat proses isolasi DNA kromosom dari campuran. Suhu inkubasi tidak 
boleh terlalu tinggi karena DNA kromosom dapat mengalami kerusakan (Poedjiadi 
2009). Larutan buffer TE terdiri dari 1M Tris-HCl pH 8,0, 12,11 g Trisma Base, 
0,50 M EDTA pH 8,0, 18,61 g disodium etilen diamin tetra asetat 2H2O berfungsi 
menjaga struktur DNA. DNA kromosom lalu di sentrifugasi untuk memisahka n 
DNA kromosom dari komponen lain seperti protein ataupun RNA. Sehingga DNA 
kromosom yang memiliki bobot molekul lebih besar akan berada dibagian dasar 
setelah disentrifugasi. (Seidman & Moore 1999 dalam Agustian 2008). 
Pengukuran absorbansi DNA digunakan panjang gelombang 260 nm 
sedangkan absorbansi RNA digunakan panjang gelombang 280 nm, hal tersebut 
dilakukan karena pada panjang gelombang tersebut terjadi serapan yang maksima l 
(Day dan Underwood 2002). Berdasarkan perhitungan pada Tabel 1, A260 ialah 
absorbansi DNA, sedangkan A280 ialah absorbansi protein. Perhitungan [DNA] 
yaitu digunakan A260 terkoreksi, karena perhitungan konsentrasi DNA hanya 
memerlukan absorbansi DNA, bukan absorbansi protein/kontaminan lain. Rasio 
A260 : A280 merupakan gambaran tingkat kemurnian DNA. DNA memiliki nilai
tingkat kemurnian yang tinggi jika nilai absorbannya antara 1.8 sampai 2.0, jika 
melebihi nilai 2.0 maka larutan yang diuji masih mengandung kontaminan dari 
protein membran atau senyawa lainnya sehingga kadar DNA plasmid yang didapat 
belum murni. Jika kurang dari 1.8 maka dH2O yang diambil terlalu banyak 
sedangkan DNA yang diambil terlalu sedikit (Wulandhari 2009). Hasil percobaan 
menunjukkan rasio kemurnian DNA sebesar 1,1409 (A260:A280). Ini artinya DNA 
yang diperoleh tidak murni. Kemurnian yang rendah ini diduga disebabkan protein 
yang tercampur pada DNA yang dihasilkan. Sambrook et al. (1989) menjelaska n 
bahwa rasio OD akan lebih besar atau lebih kecil dari nilai 1,8-2,0 jika ditemukan 
kontaminasi dari protein atau fenol. 
Simpulan 
Berdasarkan percobaan, hasil isolasi DNA umbi bawang merah (Allium 
Cepa Var. Aggregatum) memiliki rasio A260:A280 sebesar 1,1409 dengan 
konsentrasi DNA sebesar 32, 3900 μg/mL dan hasil isolasi tidak murni. 
Daftar Pustaka Agustian A. 2008. Karakterisasi Variasi Genetik Jatropha curcas 
L. dengan Menggunakan Marka Molekular Amplified Fragment Length 
Polymorphism (AFLP) [skripsi]. Depok : Universitas Indonesia 
Ardiana DW. 2009. Teknik Isolasi DNA Genom Tanaman Pepaya dan Jeruk 
dengan Menggunakan Modifikasi Buffer CTAB. Buletin Teknik Pertanian. 
14 (1): 12-16 
Day JY dan Underwood AL. 2002 Analisis Kimia Kuantitatif. Iis Sopyan, 
Penerjemah. Jakarta: Airlangga. Terjemahan dari: Quantitative Chemical 
Analysis. 
Faatih M. 2009. Isolasi dan Digesti DNA Kromosom. Jurnal Penelitian Sains & 
Teknologi. Surakarta: Jurusan Pendidikan Biologi FKIP Universita s 
Muhammadiyah Surakarta. 
Fessenden RJ. dan Fessenden JS. 1990. Kimia Organik Jilid 2. Aloysius Hadyana 
Pudjaatmaka, Penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Organic 
Chemistry 2. 
Khopkar SM. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. A. Saptorahardjo, Penerjemah. 
Jakarta: UI-Press. Terjemahan dari: Basic Concepts of Analytical Chemistry 
Murray RK, Granner DK, dan Rodwell VW. 2009. Biokimia Harper Ed. ke-27. 
Brahm U. Pendit, Penerjemah. Jakarta: Buku Kedokteran, EGC. Terjemahan 
dari : Harper’s Illustrated Biochemistry 27th ed. 
Poedjiadi A. 1994. Dasar – Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press. 
_________ . 2009. Dasar-Dasar Biokomia. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Sambrook J, Fritsch EF, And Maniatis T. 1989. Molecular Cloning: A Laboratory 
Manual, Vol. 3.Spring Harbor : Cold Spring Harbor Laboratory Press 
Schmid R. 2003. Pocket Guide to Biotechnology and Genetic Engineering. 
German: Wiley-VCH. 
Subandiyah S. 2006. Polymerase Chain Reaction untuk Deteksi atau Identifikasi 
Patogen Tumbuhan Beberapa Metode Ekstraksi DNA. Malang: Pelatihan 
dan Workshop Identifikasi DNA dengan Aplikasi PCR. 
Suryo W. 1992. Genetika. Yogyakarta: UGM-Press. 
Wulandhari A. 2009. Optimalisasi Hasil Ekstraksi DNA dari Darah Segar Sapi 
Menggunakan High Salt Method dengan Perbandingan Darah dan Lisis 
Buffer pada Kecepatan Sentrifugasi Berbeda [skripsi]. Bogor: Institut 
Pertanian Bogor

More Related Content

What's hot

Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation risyanti ALENTA
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanwd_amaliah
 
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)Irdan Arjulian
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik SterilisasiRukmana Suharta
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan MediumRukmana Suharta
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan MikroorganismeRukmana Suharta
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiKustian Permana
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisfahmiganteng
 
Jenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buat
Jenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buatJenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buat
Jenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buatAtikah Fauziah
 
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaErnalia Rosita
 
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)aufia w
 
Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1Indriati Dewi
 
Laporan Praktikum Mengamati Sel
Laporan Praktikum Mengamati SelLaporan Praktikum Mengamati Sel
Laporan Praktikum Mengamati SelWien Adithya
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiDian Khairunnisa
 
Laporan praktikum daya hantar listrik tanah
Laporan praktikum daya hantar listrik tanahLaporan praktikum daya hantar listrik tanah
Laporan praktikum daya hantar listrik tanahDwi Karyani
 

What's hot (20)

Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 
Massa jenis zat cair
Massa jenis zat cairMassa jenis zat cair
Massa jenis zat cair
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iii
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
 
Jenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buat
Jenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buatJenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buat
Jenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buat
 
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
 
Percobaan 2 rumus-empiris-senyawa
Percobaan 2 rumus-empiris-senyawaPercobaan 2 rumus-empiris-senyawa
Percobaan 2 rumus-empiris-senyawa
 
Tegangan permukaan
Tegangan permukaan Tegangan permukaan
Tegangan permukaan
 
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
 
Spektrofotometer UV
Spektrofotometer UVSpektrofotometer UV
Spektrofotometer UV
 
spektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atomspektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atom
 
Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1
 
Laporan Praktikum Mengamati Sel
Laporan Praktikum Mengamati SelLaporan Praktikum Mengamati Sel
Laporan Praktikum Mengamati Sel
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
 
Laporan praktikum daya hantar listrik tanah
Laporan praktikum daya hantar listrik tanahLaporan praktikum daya hantar listrik tanah
Laporan praktikum daya hantar listrik tanah
 

Viewers also liked

Laporan praktikum mikrob tm 8
Laporan praktikum mikrob tm 8Laporan praktikum mikrob tm 8
Laporan praktikum mikrob tm 8Raden Saputra
 
Laporan Praktikum Bologi Sel Molekuler_Ma'ruf_P2BA09006
Laporan Praktikum Bologi Sel Molekuler_Ma'ruf_P2BA09006Laporan Praktikum Bologi Sel Molekuler_Ma'ruf_P2BA09006
Laporan Praktikum Bologi Sel Molekuler_Ma'ruf_P2BA09006asengsat95
 
Laporan praktikum mikrob tm 9
Laporan praktikum mikrob tm 9Laporan praktikum mikrob tm 9
Laporan praktikum mikrob tm 9Raden Saputra
 
Anti nyamuk ekstrak bawang putih
Anti nyamuk ekstrak bawang putihAnti nyamuk ekstrak bawang putih
Anti nyamuk ekstrak bawang putihVicki Vicki
 
Laporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIALaporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIARaden Saputra
 
Laporan praktikum biokimia tm 9
Laporan praktikum biokimia tm 9Laporan praktikum biokimia tm 9
Laporan praktikum biokimia tm 9Raden Saputra
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriRidha Faturachmi
 

Viewers also liked (7)

Laporan praktikum mikrob tm 8
Laporan praktikum mikrob tm 8Laporan praktikum mikrob tm 8
Laporan praktikum mikrob tm 8
 
Laporan Praktikum Bologi Sel Molekuler_Ma'ruf_P2BA09006
Laporan Praktikum Bologi Sel Molekuler_Ma'ruf_P2BA09006Laporan Praktikum Bologi Sel Molekuler_Ma'ruf_P2BA09006
Laporan Praktikum Bologi Sel Molekuler_Ma'ruf_P2BA09006
 
Laporan praktikum mikrob tm 9
Laporan praktikum mikrob tm 9Laporan praktikum mikrob tm 9
Laporan praktikum mikrob tm 9
 
Anti nyamuk ekstrak bawang putih
Anti nyamuk ekstrak bawang putihAnti nyamuk ekstrak bawang putih
Anti nyamuk ekstrak bawang putih
 
Laporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIALaporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIA
 
Laporan praktikum biokimia tm 9
Laporan praktikum biokimia tm 9Laporan praktikum biokimia tm 9
Laporan praktikum biokimia tm 9
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum Spektrofotometri
 

Similar to Laporan praktikum biokimia tm 8

Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnaLaporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnafahmiganteng
 
ISOLASI_DNA_PLASMID_By_Amrullah_Mukhtar.pdf
ISOLASI_DNA_PLASMID_By_Amrullah_Mukhtar.pdfISOLASI_DNA_PLASMID_By_Amrullah_Mukhtar.pdf
ISOLASI_DNA_PLASMID_By_Amrullah_Mukhtar.pdfIrfanSuliansyah3
 
Jurnal ekstrasi dna ihwan
Jurnal ekstrasi dna ihwanJurnal ekstrasi dna ihwan
Jurnal ekstrasi dna ihwanihwan fauzi
 
Makalah asa nukleat
Makalah asa nukleatMakalah asa nukleat
Makalah asa nukleatWarnet Raha
 
10 11. materi genetik pendahuluan
10   11. materi genetik pendahuluan10   11. materi genetik pendahuluan
10 11. materi genetik pendahuluanMuhammad Luthfan
 

Similar to Laporan praktikum biokimia tm 8 (20)

Dna
DnaDna
Dna
 
Isolasi DNA
Isolasi DNAIsolasi DNA
Isolasi DNA
 
TUGAS PPT EKTRAKSI DNA MANGGA_Anisah Siregar dan Irayana Nurul_5J.pptx
TUGAS PPT EKTRAKSI DNA MANGGA_Anisah Siregar dan Irayana Nurul_5J.pptxTUGAS PPT EKTRAKSI DNA MANGGA_Anisah Siregar dan Irayana Nurul_5J.pptx
TUGAS PPT EKTRAKSI DNA MANGGA_Anisah Siregar dan Irayana Nurul_5J.pptx
 
Dna & pcr
Dna & pcrDna & pcr
Dna & pcr
 
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnaLaporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
 
ISOLASI_DNA_PLASMID_By_Amrullah_Mukhtar.pdf
ISOLASI_DNA_PLASMID_By_Amrullah_Mukhtar.pdfISOLASI_DNA_PLASMID_By_Amrullah_Mukhtar.pdf
ISOLASI_DNA_PLASMID_By_Amrullah_Mukhtar.pdf
 
TUGAS BIOTEKNOLOGI FARMASI_5J_EKSTRAKSI DNA SAWI.pptx
TUGAS BIOTEKNOLOGI FARMASI_5J_EKSTRAKSI DNA SAWI.pptxTUGAS BIOTEKNOLOGI FARMASI_5J_EKSTRAKSI DNA SAWI.pptx
TUGAS BIOTEKNOLOGI FARMASI_5J_EKSTRAKSI DNA SAWI.pptx
 
Praktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dnaPraktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dna
 
Jurnal ekstrasi dna ihwan
Jurnal ekstrasi dna ihwanJurnal ekstrasi dna ihwan
Jurnal ekstrasi dna ihwan
 
ppt bioteknologi isolasi dna bah nanas.pptx
ppt bioteknologi isolasi dna bah nanas.pptxppt bioteknologi isolasi dna bah nanas.pptx
ppt bioteknologi isolasi dna bah nanas.pptx
 
Makalah asa nukleat
Makalah asa nukleatMakalah asa nukleat
Makalah asa nukleat
 
Makalah asa nukleat
Makalah asa nukleatMakalah asa nukleat
Makalah asa nukleat
 
Makalah asa nukleat
Makalah asa nukleatMakalah asa nukleat
Makalah asa nukleat
 
10 11. materi genetik pendahuluan
10   11. materi genetik pendahuluan10   11. materi genetik pendahuluan
10 11. materi genetik pendahuluan
 
Makalah asam nukleat
Makalah asam nukleatMakalah asam nukleat
Makalah asam nukleat
 
PPT GENETIKA DNA REKOMBINAN.ppt
PPT GENETIKA DNA REKOMBINAN.pptPPT GENETIKA DNA REKOMBINAN.ppt
PPT GENETIKA DNA REKOMBINAN.ppt
 
LAPORAN TUGAS BIOTEKNOLOGI FARMASI DNA IKAN SEGAR KELOMPOK 12 KELAS 5J.pptx
LAPORAN TUGAS BIOTEKNOLOGI FARMASI DNA IKAN SEGAR KELOMPOK 12 KELAS 5J.pptxLAPORAN TUGAS BIOTEKNOLOGI FARMASI DNA IKAN SEGAR KELOMPOK 12 KELAS 5J.pptx
LAPORAN TUGAS BIOTEKNOLOGI FARMASI DNA IKAN SEGAR KELOMPOK 12 KELAS 5J.pptx
 
Bahan Genetik.pptx
Bahan Genetik.pptxBahan Genetik.pptx
Bahan Genetik.pptx
 
Makalah asa nukleat
Makalah asa nukleatMakalah asa nukleat
Makalah asa nukleat
 
Makalah biokimia
Makalah biokimia Makalah biokimia
Makalah biokimia
 

Recently uploaded

Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaNikmah Suryandari
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 

Recently uploaded (10)

Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 

Laporan praktikum biokimia tm 8

  • 1. Laporan Praktikum Hari,Tanggal : Senin, 18 November 2013 Biokimia Waktu : 11.00 – 12.40 WIB PJP : Inda setyawati, S.Tp M.Si Asisten : Lusianawati, S.Si Sari Yunarini, S.Si ISOLASI DNA KROMOSOM BAWANG MERAH (Allium Cepa Var. Aggregatum) Kelompok 10 Raden Dani Najar Saputra J3L112187 Andini Eka Pratiwi J3L112115 Dewi Rosmayanti J3L411211 Wika Herfiza J3L112057 PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
  • 2. Pendahuluan Asam nukleat adalah polinukleotida yang terdiri dari unit-unit mononukleotida, jika unit-unit pembangunnya dioksinukleotida maka asam nukleat itu disebut dioksiribonukleat (DNA) dan jika terdiri dari unit-unit mononukleot ida disebut asam ribonukleat (RNA). DNA dan RNA mempunyai sejumlah sifat kimia dan fisika yang sama sebab antara unit-unit mononukleotida terdapat ikatan yang sama yaitu melalui jembatan fosfodiester antara posisi 3′ suatu mononukleotida dan posisi 5′ pada mononukleotida lainnya (Murray et al 2009). Gambar 1 Jembatan fosfodiester antara posisi 3′ suatu mononukleotida dan posisi 5′ pada mononukleotida lainnya Dua tipe utama asam nukleat adalah asam dioksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA). DNA terutama ditemui dalam inti sel, asam ini merupakan pengemban kode genetik dan dapat memproduksi atau mereplikas i dirinya dengan tujuan membentuk sel-sel baru untuk memproduksi organisme itu dalam sebagian besar organisme, DNA suatu sel mengerahkan sintesis molekul RNA, satu tipe RNA, yaitu messenger RNA (mRNA), meninggalkan inti sel dan mengarahkan tiosintesis dari berbagai tipe protein dalam organisme itu sesuai dengan kode DNA-nya (Fessenden dan Fessenden 1990). DNA dan RNA banyak memiliki persamaan, tetapi RNA memiliki perbedaan dengan DNA yaitu, Bagian pentosa RNA adalah ribosa, sedangkan bagian pentosa DNA adalah dioksiribosa. Bentuk molekul DNA adalah heliks ganda, bentuk molekul RNA berupa rantai tunggal yang terlipat, sehingga menyerupai rantai ganda. RNA mengandung basa adenin, guanin dan sitosin seperti DNA tetapi tidak mengandung timin, sebagai gantinya RNA mengandung urasil. Jumlah guanin dalam molekul RNA tidak perlu sama dengan sitosin, demikian pula jumlah adenin, tidak perlu sama dengan urasil (Poedjiadi 1994). Selain itu
  • 3. perbedaan RNA dengan DNA yang lain adalah dalam hal ukuran dan bentuk, susunan kimia, lokasi, dan fungsinya (Suryo 1992). Pemisahan sentrifugal menggunakan prinsip dimana objek diputar secara horizontal pada jarak tertentu. Apabila objek berotasi di dalam tabung atau silinder yang berisi campuran cairan dan partikel, maka campuran tersebut dapat bergerak menuju pusat rotasi, namun hal tersebut tidak terjadi karena adanya gaya yang berlawanan yang menuju kearah dinding luar silinder atau tabung, gaya tersebut adalah gaya sentrifugasi. Gaya inilah yang menyebabkan partikel-partikel menuju dinding tanbung dan terakumulasi membentuk endapan (Day dan Underwood 2002). Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan hukum Lambert Beer, bila cahaya monokromatik (Io) melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It) (Khopkar 2003). Tujuan Menunjukkan sifat dan struktur DNA kromosom melalui proses isolasi terhadap DNA kromosom Metode Alat-alat yang digunakan ialah neraca analitik, gelas beaker, sentrifus, pipet tetes, tabung reaksi, tabung Eppendorf, dan vortex. Bahan-bahan yang digunakan ialah umbi bawang merah, larutan lisis yang berisi Tris-HCl 50 mM pH 8.0 yang mengandung 50 mM EDTA, SDS 10%, buffer elusi/buffer TE yang berisi Tris-HCl 10 mM pH 8.0 yang mengandung 0,1 mM EDTA pH 8,0, EtOH, NaCl, dan dH2O steril. Pembuatan larutan. Larutan lisis terdiri dari 50 mM Tris HCl, pH 8,0 yang mengandung 50 mM EDTA. Sedangkan larutan elusi atau buffer TE dibuat dari 10 mM Tris-HCl pH 8,0 yang mengandung 0.1 mM EDTA pH 8.0. Setelah itu, larutan disimpan di pendingin. Isolasi DNA kromosom. Sebanyak 25 gram umbi bawang digerus dengan menggunakan mortar, ditambahkan 40 mL larutan lisis dan seujung sudip garam dapur digerus sampai halus. Setelah itu, dituang ke dalam gelas piala 250 mL dan ditambahkan 5 mL larutan SDS 10%. Larutan dicampur secara homogen dan diinkubasi pada suhu 60°C dalam water bath selama 20 menit. Hasil inkubasi lalu
  • 4. disaring ke dalam gelas beaker yang ditempatkan diatas es sehingga larutan tersebut segera menjadi dingin. Setelah larutan menjadi dingin kemudian ditambahkan 1 gram NaCl, aduk secara sempurna dan biarkan selama 15 menit. Kemudian larutan dibiarkan 5 menit lalu diambil larutan atas dengan menggunakan pipet tetes dan dipindahkan ke dalam 2 tabung baru. EtOH dingin sebanyak 10 mL ditambahkan melalui sisi tabung. Kemudian, tabung ditempatkan secara perlahan di atas es dan dibiarkan selama 2-5 menit. DNA kromosom akan mengendap pada bagian atas dari EtOH dan tampak sebagai benang-benang putih. DNA kromosom diambil dengan pipet tetes secara hati-hati dengan sesedikit mungkin larutan EtOH yang terambil dan ditempatkan pada 2 tabung eppendorf 1.5 mL. Keempat tabung disentrifugasi selama 1 menit. EtOH dibuang pada lapisan atas secara hati-hati tanpa merusak pellet dan ditambahkan 1 mL EtOH ke pellet DNA kromosom. Resuspen pelet DNA kromosom dengan cara vortex dalam 1 mL EtOH dan disentrifugasi kembali selama 1 menit. EtOH dituang dan DNA kromosom dikeringkan dalam bech selama 10 menit. Setelah kering, buffer TE atau dH2O steril 1 mL untuk melarutkan DNA kromosom. Data Hasil Pengamatan Tabel 1 Hasil pengukuran konsentrasi DNA dari umbi bawang merah Larutan A 260 A 280 A Terkoreksi [DNA] (μg/mg) Rasio A 260 A 280 A260/A280 Blanko (TE) 0,2730 0,2010 0,6478 0,5678 32, 3900 1,1409 Sampel 0,9208 0,7688 Perhitungan : Aterkoreksi = Asampel - Ablanko 1. Aterkoreksi 260 = 0,9208 – 0,2730 = 0,6478 2. Aterkoreksi 280 = 0,7688 – 0,2010 = 0,5678 [DNA] = A260 x 50 μg/ml = 0,6478x 50 μg/ml = 32, 3900 μg/ml Rasio A260 : A280 = A260 Terkoreksi : A280 Terkoreksi = 0,6478 : 0,5678 = 1,1409 Keterangan : 50 : Larutan nilai basorbansi 1.0 sebanding dengan 50 μg/ml untai ganda DNA per ml
  • 5. Pembahasan Prinsip isolasi DNA yaitu, sentrifugasi dan presipitasi. Prinsip utama sentrifugasi ialah memisahkan substansi berdasarkan berat jenis molekul dengan cara memberikan gaya sentrifugal sehingga substansi yang lebih berat akan berada di dasar, sedangkan substansi yang lebih ringan akan terletak di atas. Teknik sentrifugasi tersebut dilakukan di dalam sebuah mesin yang bernama mesin sentrifugasi dengan kecepatan yang bervariasi, contohnya 3000 rpm (rotation per minute). Isolasi DNA memiliki beberapa tahapan yaitu, Isolasi sel; Lisis dinding dan membran sel; Ekstraksi dalam larutan; Purifikasi; dan Presipitasi. Isolasi DNA/RNA merupakan langkah awal yang harus dikerjakan untuk rekayasa genetika sebelum melangkah ke proses selanjutnya. Prinsip dasar isolasi total DNA/RNA dari jaringan ialah dengan memecah dan mengekstraksi jaringan tersebut sehingga akan terbentuk ekstrak sel yang terdiri atas sel-sel jaringan, DNA, dan RNA. Kemudian ekstrak sel dipurifikasi, sehingga dihasilkan pelet sel yang mengandung DNA/RNA total. Prinsip-prinsip isolasi DNA plasmid hampir sama dengan isolasi total DNA/RNA dari jaringan (Faatih 2009). Isolasi DNA pada dasarnya dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam sumber DNA yang dapat diperoleh dari hewan maupun tumbuhan. Praktikum Isolasi DNA kromosom dilakukan pada umbi bawang merah. Penggunaan umbi bawang merah sebagai sumber pengisolasian DNA kromosom disebabkan umbi bawang memiliki sedikit pati sehingga DNA akan terlihat akan lebih jelas dan mudah diisolasi. Proses pekerjaan isolasi DNA harus dilakukan pada suhu rendah, karena kromosom DNA tidak tahan panas dan dapat mengalami denaturasi akibat suhu yang terlalu tinggi (Schmid 2003). Biomolekul seperti DNA bersifat labil dan mudah kehilangan aktifitas biologisnya, sehingga ekstraksi harus dilakukan dalam kondisi ringan yaitu dengan menggunakan suatu larutan encer, tekanan osmotik yang ekstrim dan suhu tinggi. Penambahan garam saat pengerusan bertujuan membantu ujung-ujung fosfat DNA. Hal ini dapat terjadi karena ion Na+ yang dikandung oleh garam mampu membentuk ikatan dengan kutub negatif pada ikatan fosfat DNA. Saat ion Na+ garam berikatan dengan fosfat (mendekat), saat itulah DNA akan berkumpul. Sedangkan penambahan alkohol pada permukaan larutan betujuan untuk melakukan presipitasi
  • 6. sehingga DNA yang telah terkumpul tadi mampu memisah dari larutan dan terbentuklah lapisan-lapisan yang dapat diidentifikasi unsur penyusunnya. Detergen seperti sodium dodecyl sulfat (SDS), sarkosil, dan CTAB dapat digunakan untuk proses lisis (Subandiyah 2006). Buffer lysis dan Proteinase-K disini dipakai sebagai reagen pelisis supaya komponen DNA dalam sitoplasma sel bisa keluar dan diisolasi, sedangkan etanol 70% sebagai pencuci hasil isolasi (Faatih 2009). Kristal protease juga dapat diganti dengan NaCl sebagai langkah pemurnian DNA dari kontaminan protein dengan cara pengendapan molekul DNA tersebut sehingga tidak tercampur dengan kontaminan (Ardiana 2009). Larutan pelisis sel lysing solution yang mengandung EDTA (ethylenediamine tetraacetic acid) yang akan membentuk kompleks (chelate) dengan ion logam, seperti Mg2+ yang merupakan kofaktor DNAse. Dinding sel dapat dipecahkan dengan penggerusan menggunakan bufer ekstraksi diikuti dengan penghangatan pada suhu 60°C. Proses lisis dinding sel dilakukan dengan menginkubasi tabung berisi contoh ke dalam waterbath suhu 60°C selama 30-90 menit atau sampai fase padat terpisah dari fase cair. Inkubasi dilakukan untuk mempercepat proses isolasi DNA kromosom dari campuran. Suhu inkubasi tidak boleh terlalu tinggi karena DNA kromosom dapat mengalami kerusakan (Poedjiadi 2009). Larutan buffer TE terdiri dari 1M Tris-HCl pH 8,0, 12,11 g Trisma Base, 0,50 M EDTA pH 8,0, 18,61 g disodium etilen diamin tetra asetat 2H2O berfungsi menjaga struktur DNA. DNA kromosom lalu di sentrifugasi untuk memisahka n DNA kromosom dari komponen lain seperti protein ataupun RNA. Sehingga DNA kromosom yang memiliki bobot molekul lebih besar akan berada dibagian dasar setelah disentrifugasi. (Seidman & Moore 1999 dalam Agustian 2008). Pengukuran absorbansi DNA digunakan panjang gelombang 260 nm sedangkan absorbansi RNA digunakan panjang gelombang 280 nm, hal tersebut dilakukan karena pada panjang gelombang tersebut terjadi serapan yang maksima l (Day dan Underwood 2002). Berdasarkan perhitungan pada Tabel 1, A260 ialah absorbansi DNA, sedangkan A280 ialah absorbansi protein. Perhitungan [DNA] yaitu digunakan A260 terkoreksi, karena perhitungan konsentrasi DNA hanya memerlukan absorbansi DNA, bukan absorbansi protein/kontaminan lain. Rasio A260 : A280 merupakan gambaran tingkat kemurnian DNA. DNA memiliki nilai
  • 7. tingkat kemurnian yang tinggi jika nilai absorbannya antara 1.8 sampai 2.0, jika melebihi nilai 2.0 maka larutan yang diuji masih mengandung kontaminan dari protein membran atau senyawa lainnya sehingga kadar DNA plasmid yang didapat belum murni. Jika kurang dari 1.8 maka dH2O yang diambil terlalu banyak sedangkan DNA yang diambil terlalu sedikit (Wulandhari 2009). Hasil percobaan menunjukkan rasio kemurnian DNA sebesar 1,1409 (A260:A280). Ini artinya DNA yang diperoleh tidak murni. Kemurnian yang rendah ini diduga disebabkan protein yang tercampur pada DNA yang dihasilkan. Sambrook et al. (1989) menjelaska n bahwa rasio OD akan lebih besar atau lebih kecil dari nilai 1,8-2,0 jika ditemukan kontaminasi dari protein atau fenol. Simpulan Berdasarkan percobaan, hasil isolasi DNA umbi bawang merah (Allium Cepa Var. Aggregatum) memiliki rasio A260:A280 sebesar 1,1409 dengan konsentrasi DNA sebesar 32, 3900 μg/mL dan hasil isolasi tidak murni. Daftar Pustaka Agustian A. 2008. Karakterisasi Variasi Genetik Jatropha curcas L. dengan Menggunakan Marka Molekular Amplified Fragment Length Polymorphism (AFLP) [skripsi]. Depok : Universitas Indonesia Ardiana DW. 2009. Teknik Isolasi DNA Genom Tanaman Pepaya dan Jeruk dengan Menggunakan Modifikasi Buffer CTAB. Buletin Teknik Pertanian. 14 (1): 12-16 Day JY dan Underwood AL. 2002 Analisis Kimia Kuantitatif. Iis Sopyan, Penerjemah. Jakarta: Airlangga. Terjemahan dari: Quantitative Chemical Analysis. Faatih M. 2009. Isolasi dan Digesti DNA Kromosom. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi. Surakarta: Jurusan Pendidikan Biologi FKIP Universita s Muhammadiyah Surakarta. Fessenden RJ. dan Fessenden JS. 1990. Kimia Organik Jilid 2. Aloysius Hadyana Pudjaatmaka, Penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Organic Chemistry 2. Khopkar SM. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. A. Saptorahardjo, Penerjemah. Jakarta: UI-Press. Terjemahan dari: Basic Concepts of Analytical Chemistry Murray RK, Granner DK, dan Rodwell VW. 2009. Biokimia Harper Ed. ke-27. Brahm U. Pendit, Penerjemah. Jakarta: Buku Kedokteran, EGC. Terjemahan dari : Harper’s Illustrated Biochemistry 27th ed. Poedjiadi A. 1994. Dasar – Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press. _________ . 2009. Dasar-Dasar Biokomia. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
  • 8. Sambrook J, Fritsch EF, And Maniatis T. 1989. Molecular Cloning: A Laboratory Manual, Vol. 3.Spring Harbor : Cold Spring Harbor Laboratory Press Schmid R. 2003. Pocket Guide to Biotechnology and Genetic Engineering. German: Wiley-VCH. Subandiyah S. 2006. Polymerase Chain Reaction untuk Deteksi atau Identifikasi Patogen Tumbuhan Beberapa Metode Ekstraksi DNA. Malang: Pelatihan dan Workshop Identifikasi DNA dengan Aplikasi PCR. Suryo W. 1992. Genetika. Yogyakarta: UGM-Press. Wulandhari A. 2009. Optimalisasi Hasil Ekstraksi DNA dari Darah Segar Sapi Menggunakan High Salt Method dengan Perbandingan Darah dan Lisis Buffer pada Kecepatan Sentrifugasi Berbeda [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor