SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia mempunyai keistimewaan dari mahluk-mahluk yang lain, ia
diciptakan oleh Allah SWT begitu sempurna dan dengan kesempurnaan ini
manusia dapat meningkatkan kehidupanya. Dengan berfikir atau bernalar,
merukan satu bentuk kegiatan akal manusia melalui pengetahuan yang kita terima
melalui panca indra diolah dan ditujukan untuk mencapai suatu kebenaran.
Aktivitas berfikir adalah berdialog dengan diri sendiri dengan manisfestasinya,
ialah mempertimbangkan, merenungkan, menganalisis menunjukan alasan-alasan,
membuktikan

sesuatu,

menggolong-golongkan,

membanding-bandingkan,

menarik kesimpulan, meneliti suatu jalan pikiran, mencari kualitasnya, membahas
secara realitas dan lain-lain.Sesuai dengan makna filsafat yaitu sebagai ilmu yang
bertujuan untuk berusaha memahamisemua yang timbul dalam keseluruhan
lingkup pengalaman manusia, maka berfilosofis memerlukan suatu ilmu dalam
mewujudkan pemahaman tersebut.
Berbicara mengenai ilmu maka tidak lepas dengan pendidikan, yang mana
yang menyakini tentang eksistensi pendidikan dari yang sifatnya umum sampai
kepada yang khusus, makin hari diperkuat dengan perkembanganya metode
pengukuran dan cara analisis yang dapat menghasilkan data yang dipercaya.

1.2 Rumusan Masalah
A. Apakah pengertian dari manusia, pendidikan dan filsafat pendidikan?
B. Bagaimana proses timbulnya kajian filsafat pendidikan?
C. Dimana letak hubungan antara manusia dengan pendidikan?

1.3 Tujuan
Dengan adanya penjelasan dari hal-hal yang telah ditentukan pada rumusan
masalah diatas, diharapkan mahasiswa dapat memahami dan menelaah lebih jauh

1
tentang materi yang telah dipelajari. Selain itu, mahasiswa juga ditargetkan bisa
mengkaji lebih dalam serta mengaplikasikan pemahaman yang telah didapat dari
materi yang berkaitan dangan kehidupan sehari-hari.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian manusia, pendidikan dan filsafat pendidikan
A. Pengertian manusia
Manusia adalah hewan yang berakal sehat, yang mengeluarkan
pendapatnya, yang berbicara berdasarkan akal pikirannya (the animal that
reasons). Manusia adalah hewan yang berpolitik (zoo politicon, political animal),
hewan yang berfamili dan bermasyarakat mempunyai kampung halaman dan
negara.1Karena manusia itu memiliki akal pikiran yang senantiasa bergolak dan
berfikir, dan karena situasi dan kondisi alam dimana dia hidup selalu berubahubah dan penuh dengan peristiwa-peristiwa penting bahkan dahsyat, yang kadangkadang dia tidak kuasa untuk menentang dan menolaknya, menyebabkan manusia
itu tertegun, termenung, memikirkan segala hal yang terjadi disekitar dirinya.
Dipandangnya tanah tempat dia berpijak, dilihatnya bahwa segala sesuatu tumbuh
diatasnya, berkembang, berbuah, dan melimpah ruah. Segala peristiwa berlaku
diatas permukaanya.
Hal-hal seperti itulah yang menakjubkan manusia, menyebabkan dia
termenung, merenungka segala sesuatu.Dia berfikir dan berfikir, sepanjang masa
dan sepanjang zaman. Dia memikirkan dirinya sebagai micro kosmos dan
memikirka jagad raya sebagai macro kosmos. Dia memikirkan juga lam gaib,
alam dibalik dunia yang nyata ini, alam metafisika. Dan diapun mulai membangun
pemikiran filsafat.
B. Pengertian pendidikan
Pendidikan adalah sebuah usaha sadar yang terencana yang dilakukan
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
dan juga keterampilan yang dimiliki dirinya dan Masyarakat.
1

Endang SaifuddinAnshari,Ilmu, Filsafat dan Agama,(Bina Ilmu.1979) h. 5

3
Dari filosofinya, pendidikan sudah dimulai saat seseorang dilahirkan, yaitu
mulai dari bayi dan akan terus berlangsung selama umur hidupnya. Terkadang
pendidikan juga dianggap sudah terjadi sebelum kelahiran, hal ini sering terjadi
ketika ada orang yang mencoba memainkan musik dan membaca kepada bayi
didalam kandungan dengan harapan agar bayi tersebut bisa mendapatkan
pengajaran meskipun belum dilahirkan.
Menurut Langeveld, pendidikan ialah setiap usaha sadar, pengaruh dan
perlindungan dan bantuan yang di berikan kepada anak tertuju pada pendewasaan
anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas
hidup nya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa dan di tijikan kepada
orang yang belum dewasa.2
Filsafat islam adalah filsafat yang bermuatan religius (keagamaan), namun
tidak mengabaikan persoalan-persoalan kefilsafatan, jadi,

pengakuan tentang

adanya filsafat islam harus dilihat dari ajaran pokok agamanya. Karena hakikatnya
jika tidak ada ilham alquran sebagai sumber dorongan, filsafat dalam dunia islam
dalam arti yang sebenarnya tidak akan pernah ada. Sementara itu, peradaban dan
pemikiran bangsa lain hanya sebagai pelengkap dalam mempercepat proses
kelahirannya semata. Indikasi kearah ini, seperti telah disebutkan bahwa Arab
jahiliah

sekalipun telah mempunyai hubungan dengan beberapa daerah

sekitarnya, namun kebudayaan dan pemikiran yang ada di daerah tersebut tidak
ada pengaruhnya kepada mereka.3
PernyataanSeyyed Hossien Nasr dalam hal ini ada benarnya ketika ia
mengatakan bahwa ulama-ulama islam di masa lampau dalam mempelajari alam
sekitarnya bukan semata-mata dorongan jiwa ilmiah yang terdapat dalam diri
mereka, tetapi adalah atas dorongan ajaran agama untuk mengetahui

2
3

Langeveld, Pedagogiek Teoritis/ Sistematis, (FIP-IKIP Jakarta, 1971),h. 5
Nurcholish Madjid, Hakikat Sejarah Pemikiran Islam, (Pelita, 1991), h. 16

4
hikmatpencipta dalam ciptaannya
dalam alam semesta.

dan untuk memperhatikan ayat-ayat Allah

4

C. Pengertian filsafat pendidikan
Pandangan fislafat pendidikan sama dengan peranannya, yaitu merupakan
landasan filosofis yang menjiwai seluruh kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan.
Dimana

landasan

filsofis

merupakan

landasan

yang

berdasarkan

atas

filsafat.Landasan filsafat menalaah sesuatu secara radikal, menyeluruh, dan
konseptual tentang religi dan etika yang bertumpu pada penalaran.Oleh karena itu
antara filsafat dengan pendidikan sangat erat kaitannya, dimana filsafat mencoba
merumuskan citra tentang manusia dan masyarkaat sedangkan pendidikan
berusahan mewujudkan citra tersebut.
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi
peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi
itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar
pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan
menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis.
guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang
digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
2.2 Proses timbulnya kajian filsafat pendidikan
Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahuan (the mother of sciences)
yang mampu menjawab segala pertanyaan dan permasalahan.Mulai dari masalahmasalah yang berhubungan dengan alam semesta hingga masalah manusia dengan
segala problematika dan kehidupannya.
Disiplin ilmu pengetahuan yang lahir itu ternyata memiliki objek dan
sasaran yang berbeda-beda, yang terpisah satusama lain. Suatu disiplin ilmu
pengetahuan mengurus dan mengembangkan bidang garapan sendiri-sendiri
4

Seyyed Hossein Nasr, Science and Civilization in Islam,( New York: New American
Library, 1970), h. 190-110

5
dengan tidak memperhatikan hubungan dengan bidang lainnya.Tugas filsafat
adalah mengajukan pertanyaan–pertanyaan dan menyelidiki faktor–factor realita
dan pengalaman yang banyak terdapat dalam lapangan pendidikan Islam.

A. Hal-hal yang Mendorong Timbulnya Filsafat
Dalam bukunya “Alam Pikiran Yunani” Hatta (Tafsir, 2002: 13)
menjelaskan bahwa hal yang mendorong timbulnya filsafat adalah dua hal :
 Dongeng dan takhayul yang dimiliki suatu masyarakat atau suatu bangsa. Di
antara masyarakat tersebut ada saja orang-orang yang tidak percaya begitu
saja. Kemudian ia kritis dan ingin mengetahui kebenaran dongeng tersebut
lalu dari situ muncullah filsafat.
 Keindahan alam yang besar, terutama ketika malam hari. Hal tersebut
menyebabkan keingin tahuan orang-orang Yunani untuk mengetahui rahasia
alam tersebut. Keinginan untuk mengetahui rahasia alam berupa pertanyaanpertanyaan ini akhirnya menimbulkan filsafat juga.
Sementara itu menurut Beerling (Tafsir, 2002: 13) orang-orang Yunani
mula-mula

berfilsafat

dikarenakan

ketakjuban.Ketakjuban

mereka

dalam

menyaksikan keindahan alam ini menyebabkan mereka ingin mengetahui rahasia
rahasia alam semesta ini.Plato mengatakan bahwa filsafat itu dimulai dari
ketakjuban.Sikap heran atau takjub tersebut melahirkan sikap bertanya, dan
pertanyaan itu membutuhkan jawaban. Bila seorang pemikir menemukan
jawaban, jawaban itu akan dipertanyakan kembali karena ia selalu sangsi pada
kebenaran yang ditemukannya itu. Namun perlu dicatat bahwa pertanyaan yang
dapat menimbulkan filsafat bukanlah pertanyaan sembarang. Pertanyaanpertanyaan sedehana seperti “apa warna bungan mawar?”, tidak akan
menimbulkan filsafat, hal itu cukup dijawab oleh mata kita. Begitupun pertanyaan
seperti “kapan padi ini akan mulai dipanen?”, pertanyaan tersebut pun tidak akan
menimbulkan filsafat, cukup dijawab dengan melakukan riset saja.

6
Pertanyaan yang dapat menimbulkan filsafat adalah pertanyaan yang
mendalam, yang bobotnya berat dan tidak terjawab oleh indera kita. Coba saja
anda jawab pertanyaan dari Thales, “Apa sebenarnya bahan alam semesta ini?”.
Pertanyaan seperti inilah yang membuat indera kita tidak mampu menjawab
bahkan sains pun terdiam. Dan jawaban terhadap pertanyaan Thales inipun
memerlukan pemikiran yang mendalam.
Sementara itu, pada zaman modern seperti sekarang ini, yang menjadi
penyebab timbulnya filsafat adalah karena adanya kesangsian.Apa yang dimaksud
dengan sangsi? Sangsi itu setingkat di bawah percaya dan setingkat di atas tidak
percaya. Apabila manusia menghadapi suatu pernyataan, mungkin ia akan percaya
atau tidak percaya. Atau barangkali tidak kedua-duanya.Pada sikap percaya dan
tidak percaya, pikiran tidak bekerja dan tidak ada problem. Akan tetapi, ketika
percaya tidak dan tidak percayapun tidak, maka pikirannya akan bekerja sampai
pada percaya atau tidak percaya. Selama ada tanda tanya di dalam pikiran, jalan
pikiran itu membentur-bentur. Dalam bahasa Yunani pertanyaan yang
membentur-bentur dalam pikiran itu disebut problema yang menunjukkan sesuatu
yang ditaruh didepan, merintangi perjalanan kita dan harus disingkirkan agar tidak
membentur kaki.demikian, sangsi menimbulkan pertanyaan dan pertanyaan
menyebabkan pikiran bekerja. Pikiran bekerja menimbulkan filsafat.
2.3 Letak hubungan antara manusia dengan filsafat pendidikan
Filsafat mengadakan tinjauan yang luas mengani realita, maka dikupaslah
antara lain pandangan dunia dan pandangan hidup. Konsep-konsep mengenai ini
dapat menjadi landasan penyusunan konsep tujuan dan metodologi pendidik.
Disamping itu, pengalaman pendidik dalam menuntut pertumbuhan dan
perkembangan anak akan berhubungan dan berkenalan dengan realita. Semuanya
itu dapat disampaikan kepada flsafat untuk dijadikan bahan-bahan pertimbangan
dan tinjauan untuk memperkembangkan diri. Hubungan filsafat dengan filsafat
pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut :

7
1. Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat
pendidikan objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja
2. Filsafat hendak memberikan pengetahuan atau pendidikan atau pemahaman
yang lebih mendalam dan menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak begitu
mendalam
3. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus,
mempersatukan dan mengkoordinasikannya
4. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi
sudut pandangannya berlainan
Dalam menerapkan filsafat pendidikan, seorang guru sebagai pendidik dia
mengharapkan dan mempunyai hak bahwa ahli-ahli filsafat pendidikan
menunjukkan dirinya pada masalah pendidikan pada umumnya serta bagaimana
masalah itu mengganggu pada penyekolahan yang menyangkut masalah
perumusan tujuan, kurikulum, organisasi sekolah dan sebagainya.Dan para
pendidik juga mengharapkan dari ahli filsafat pendidikan suatu klasifikasi dari
uraian lebih lanjut dari konsep, argumen dirinya literatur pendidikan terutama
dalam kotraversi pendidikan sistem-sistem, pengujian kopetensi minimal dan
kesamaan kesepakatan pendidikan.
Brubacher (1950) mengemukakan tentang hubungan antara filsafat dengan
filsafat pendidikan, dalam hal ini pendidikan : bahwa filsafat tidak hanya
melahirkan sains atau pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat
pendidikan. Filsafat merupakan kegiatan berpikir manusia yang berusaha untuk
mencapai kebijakan dan kearifan.Sedangkan filsafat pendidikan merupakan ilmu
yang pada hakekantya menjawab dari pertanyaa-pertanyaan yang timbul dalam
lapangan pendidkan. Oleh karen aberisfat filosofis, dengan sendirinya filsafat
pendidikan ini hakekatnya adalah penerapan dari suatu analisa filosofis terhadap
lapangan pendidikan.

8
Dari pernyataan-pernyataan diatas, dapat dipetik bahwa manusia juga
memiliki hubungan yang sangat erat dengan filsafat pendidikan. Yaitu berperan
saat ia berpikir/memikirkan hakekat sesuatu dengan sungguh-sungguh dan
mendalam, seperti halnya pengetahuan. Selain itu, letak fungsi manusia juga
sebagai pemandang obyek material, yaitu segala sesuatu yang realitas, dan
mengungkapkan obyek formal/sudut pandangnya.
Begitu pula didalam dunia pendidikan, manusia dapat mengaplikasikan
tata cara berfilsafat agar terlahir ilmu pengetahuan yang baru. Selain itu, dengan
berbekal ilmu filsafat, maka akal dan rasional manusia dapat bekerja dengan
optimal untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dalam dunia
pendidikan.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
 Manusia adalah hewan yang berakal sehat, yang mengeluarkan pendapatnya,
yang berbicara berdasarkan akal pikirannya (the animal that reasons). Manusia
adalah hewan yang berpolitik (zoo politicon, political animal), hewan yang
berfamili dan bermasyarakat mempunyai kampung halaman dan negara.
 Pendidikan adalah sebuah usaha sadar yang terencana yang dilakukan untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan juga
keterampilan yang dimiliki dirinya dan Masyarakat
 Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai
masalah-masalah pendidikan
 yang mendorong timbulnya filsafat adalah:
1. Dongeng dan takhayul yang dimiliki suatu masyarakat atau suatu bangsa.
Di antara masyarakat tersebut ada saja orang-orang yang tidak percaya
begitu saja. Kemudian ia kritis dan ingin mengetahui kebenaran dongeng
tersebut lalu dari situ muncullah filsafat.
2. Keindahan alam yang besar, terutama ketika malam hari. Hal tersebut
menyebabkan keingin tahuan orang-orang Yunani untuk mengetahui
rahasia alam tersebut. Keinginan untuk mengetahui rahasia alam berupa
pertanyaan-pertanyaan ini akhirnya menimbulkan filsafat juga
 Letak

hubungan

manusia

dengan

filsafat

pendidika

yaitu

saat

ia

berpikir/memikirkan hakekat sesuatu dengan sungguh-sungguh dan mendalam,
seperti halnya pengetahuan. Selain itu, letak fungsi manusia juga sebagai
pemandang obyek material, yaitu segala sesuatu yang realitas, dan
mengungkapkan obyek formal/sudut pandangnya.Begitu pula didalam dunia
pendidikan, manusia dapat mengaplikasikan tata cara berfilsafat agar terlahir
ilmu pengetahuan yang baru. Selain itu, dengan berbekal ilmu filsafat, maka

10
akal dan rasional manusia dapat bekerja dengan optimal untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang timbul dalam dunia pendidikan.

3.2 Saran
Setelah menerima dan memahami materi yang telah disajikan, diharapkan
para audience dapat mengkaji lebih dalam dengan mencari sumber dan referensi
yang lebih banyak guna mendapatkan kebenaran yang valid.

11
Daftar Pustaka
Abu Ahmadi. 1976.Ilmu Pendidikan I-II. Semarang: CV. Toha Putra
Abuddin Nata, M.A., Filsafat Pendidikan Islam, Cet. I, Logos Wacana Ilmu,
Jakarta, 1997
Ali Saifullah H.A., Drs., Antara Filsafat dan Pendidikan, Usaha Nasional,
Surabaya, 1983.
Anshari, Endang Saifudin. 1979. Ilmu Filsafat Agama. Surabaya: Bina Ilmu
Hasbullah. 1997. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
persada
Langeveld. 1971. Pedagogiek Teoritis/ Sistematis. IP-IKIP Jakarta
Majdid, Nurcholis. 1970. Hakikat Sejarah Pemikiran Islam. Newyork: New
American Library
Martini, Eka. 2012. Filsafat Umum. Palembang: Noer Fikri Offset
http://ilahnartila.blogspot.com/2013/03/hubungan-antara-filsafat-manusiadan.html, diakses pada: Jum’at, 25 Oktober 2013, Pukul: 15:30

12

More Related Content

What's hot

Hubungan ilmu, agama dn filsafat
Hubungan ilmu, agama dn filsafatHubungan ilmu, agama dn filsafat
Hubungan ilmu, agama dn filsafatSusi Yanti
 
Hubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaHubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaBuyung Iskandar
 
Filsafat, Ilmu dan Agama
Filsafat, Ilmu dan AgamaFilsafat, Ilmu dan Agama
Filsafat, Ilmu dan AgamaNovi Suryani
 
Studi pemikiran filsafat islam
Studi pemikiran filsafat islamStudi pemikiran filsafat islam
Studi pemikiran filsafat islamApri Kusanto
 
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.pptFilsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.pptari susanto
 
Epistemologi irfani
Epistemologi irfaniEpistemologi irfani
Epistemologi irfaniAs Faizin
 
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikan
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat PendidikanMakalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikan
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikanrumah
 
FILSAFAT ISLAM: PENGERTIAN, SEJARAH, OBJEK, HUBUNGANNYA DENGAN FILSAFAT YUNANI
FILSAFAT ISLAM: PENGERTIAN, SEJARAH, OBJEK, HUBUNGANNYA DENGAN FILSAFAT YUNANIFILSAFAT ISLAM: PENGERTIAN, SEJARAH, OBJEK, HUBUNGANNYA DENGAN FILSAFAT YUNANI
FILSAFAT ISLAM: PENGERTIAN, SEJARAH, OBJEK, HUBUNGANNYA DENGAN FILSAFAT YUNANILina Marlina
 
Hubungan ilmu pengetahuan filsafat
Hubungan ilmu pengetahuan filsafatHubungan ilmu pengetahuan filsafat
Hubungan ilmu pengetahuan filsafatDedi Yulianto
 
Hubungan filsafat,ilmu pengetahuan dan agama
Hubungan filsafat,ilmu pengetahuan dan agamaHubungan filsafat,ilmu pengetahuan dan agama
Hubungan filsafat,ilmu pengetahuan dan agamaBahrulAllam
 
Makalah filsafat dan makna pendidikan
Makalah filsafat dan makna pendidikanMakalah filsafat dan makna pendidikan
Makalah filsafat dan makna pendidikanTjoetnyak Izzatie
 
Filsafat ilmu pengetahuan agama
Filsafat ilmu pengetahuan agamaFilsafat ilmu pengetahuan agama
Filsafat ilmu pengetahuan agamarara wibowo
 
E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i Erta Erta
 
Hubungan agama, ilmu pengetahuan, dan filsafat
Hubungan agama, ilmu pengetahuan, dan filsafatHubungan agama, ilmu pengetahuan, dan filsafat
Hubungan agama, ilmu pengetahuan, dan filsafatHosiDianaAgustina
 
Perbedaan sains filsafat dan agama dan pengertian filsafat pendidikan agama
Perbedaan sains filsafat dan agama dan pengertian filsafat pendidikan agamaPerbedaan sains filsafat dan agama dan pengertian filsafat pendidikan agama
Perbedaan sains filsafat dan agama dan pengertian filsafat pendidikan agamaMiftahul Fikriyah
 
Presentasi arti filsafat dan makna pendidikan
Presentasi arti filsafat dan makna pendidikanPresentasi arti filsafat dan makna pendidikan
Presentasi arti filsafat dan makna pendidikanTjoetnyak Izzatie
 

What's hot (20)

Hubungan ilmu, agama dn filsafat
Hubungan ilmu, agama dn filsafatHubungan ilmu, agama dn filsafat
Hubungan ilmu, agama dn filsafat
 
Filsafat islam
Filsafat islamFilsafat islam
Filsafat islam
 
Hubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaHubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agama
 
Filsafat, Ilmu dan Agama
Filsafat, Ilmu dan AgamaFilsafat, Ilmu dan Agama
Filsafat, Ilmu dan Agama
 
Studi pemikiran filsafat islam
Studi pemikiran filsafat islamStudi pemikiran filsafat islam
Studi pemikiran filsafat islam
 
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.pptFilsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
 
Epistemologi irfani
Epistemologi irfaniEpistemologi irfani
Epistemologi irfani
 
makalah filsafat
makalah filsafatmakalah filsafat
makalah filsafat
 
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikan
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat PendidikanMakalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikan
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikan
 
FILSAFAT ISLAM: PENGERTIAN, SEJARAH, OBJEK, HUBUNGANNYA DENGAN FILSAFAT YUNANI
FILSAFAT ISLAM: PENGERTIAN, SEJARAH, OBJEK, HUBUNGANNYA DENGAN FILSAFAT YUNANIFILSAFAT ISLAM: PENGERTIAN, SEJARAH, OBJEK, HUBUNGANNYA DENGAN FILSAFAT YUNANI
FILSAFAT ISLAM: PENGERTIAN, SEJARAH, OBJEK, HUBUNGANNYA DENGAN FILSAFAT YUNANI
 
Hubungan ilmu pengetahuan filsafat
Hubungan ilmu pengetahuan filsafatHubungan ilmu pengetahuan filsafat
Hubungan ilmu pengetahuan filsafat
 
Hubungan filsafat,ilmu pengetahuan dan agama
Hubungan filsafat,ilmu pengetahuan dan agamaHubungan filsafat,ilmu pengetahuan dan agama
Hubungan filsafat,ilmu pengetahuan dan agama
 
Makalah filsafat dan makna pendidikan
Makalah filsafat dan makna pendidikanMakalah filsafat dan makna pendidikan
Makalah filsafat dan makna pendidikan
 
Filsafat ilmu pengetahuan agama
Filsafat ilmu pengetahuan agamaFilsafat ilmu pengetahuan agama
Filsafat ilmu pengetahuan agama
 
E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i
 
Hubungan agama, ilmu pengetahuan, dan filsafat
Hubungan agama, ilmu pengetahuan, dan filsafatHubungan agama, ilmu pengetahuan, dan filsafat
Hubungan agama, ilmu pengetahuan, dan filsafat
 
Filsafat ilmu
Filsafat ilmuFilsafat ilmu
Filsafat ilmu
 
makalah PSI kelompok 6
makalah PSI kelompok 6makalah PSI kelompok 6
makalah PSI kelompok 6
 
Perbedaan sains filsafat dan agama dan pengertian filsafat pendidikan agama
Perbedaan sains filsafat dan agama dan pengertian filsafat pendidikan agamaPerbedaan sains filsafat dan agama dan pengertian filsafat pendidikan agama
Perbedaan sains filsafat dan agama dan pengertian filsafat pendidikan agama
 
Presentasi arti filsafat dan makna pendidikan
Presentasi arti filsafat dan makna pendidikanPresentasi arti filsafat dan makna pendidikan
Presentasi arti filsafat dan makna pendidikan
 

Similar to OPTIMASI PENDIDIKAN

Proses hidup dan kehidupan sebagai dasar filsafat pendidikan
Proses hidup dan kehidupan sebagai dasar filsafat pendidikanProses hidup dan kehidupan sebagai dasar filsafat pendidikan
Proses hidup dan kehidupan sebagai dasar filsafat pendidikanNadya Mastrin
 
Hubungan antara Filsafat, Manusia dan Pendidikan
Hubungan  antara Filsafat, Manusia dan Pendidikan  Hubungan  antara Filsafat, Manusia dan Pendidikan
Hubungan antara Filsafat, Manusia dan Pendidikan Yamanto Isa
 
148147943 makalah-naturalisme
148147943 makalah-naturalisme148147943 makalah-naturalisme
148147943 makalah-naturalismeWarnet Raha
 
Artikel ilmiah Wanda hamidah
Artikel ilmiah Wanda hamidahArtikel ilmiah Wanda hamidah
Artikel ilmiah Wanda hamidahWandaWanda37
 
tugas akhir filsafat ilmu kelas S kel 8.pptx
tugas akhir filsafat ilmu kelas S kel 8.pptxtugas akhir filsafat ilmu kelas S kel 8.pptx
tugas akhir filsafat ilmu kelas S kel 8.pptxNadhilaGandhi
 
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...Ndya2
 
Filsafat pendidikan stai kps
Filsafat pendidikan stai kpsFilsafat pendidikan stai kps
Filsafat pendidikan stai kpsrafibillah
 
TUGAS AKHIR KEL 13.pdf
TUGAS AKHIR KEL 13.pdfTUGAS AKHIR KEL 13.pdf
TUGAS AKHIR KEL 13.pdfregistaannisa
 
Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"
Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"
Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"KeyshaWahono
 
Bab iv filsafat
Bab iv filsafatBab iv filsafat
Bab iv filsafatMask Kur
 
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1juniotrov
 
PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK 12.pdf
PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK 12.pdfPENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK 12.pdf
PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK 12.pdfRizkyAmelia88
 

Similar to OPTIMASI PENDIDIKAN (20)

Proses hidup dan kehidupan sebagai dasar filsafat pendidikan
Proses hidup dan kehidupan sebagai dasar filsafat pendidikanProses hidup dan kehidupan sebagai dasar filsafat pendidikan
Proses hidup dan kehidupan sebagai dasar filsafat pendidikan
 
148147943 makalah-naturalisme
148147943 makalah-naturalisme148147943 makalah-naturalisme
148147943 makalah-naturalisme
 
Hubungan antara Filsafat, Manusia dan Pendidikan
Hubungan  antara Filsafat, Manusia dan Pendidikan  Hubungan  antara Filsafat, Manusia dan Pendidikan
Hubungan antara Filsafat, Manusia dan Pendidikan
 
148147943 makalah-naturalisme
148147943 makalah-naturalisme148147943 makalah-naturalisme
148147943 makalah-naturalisme
 
148147943 makalah-naturalisme
148147943 makalah-naturalisme148147943 makalah-naturalisme
148147943 makalah-naturalisme
 
Artikel ilmiah Wanda hamidah
Artikel ilmiah Wanda hamidahArtikel ilmiah Wanda hamidah
Artikel ilmiah Wanda hamidah
 
148147943 makalah-naturalisme
148147943 makalah-naturalisme148147943 makalah-naturalisme
148147943 makalah-naturalisme
 
Makalah naturalisme dan abstraksi
Makalah naturalisme dan abstraksiMakalah naturalisme dan abstraksi
Makalah naturalisme dan abstraksi
 
tugas akhir filsafat ilmu kelas S kel 8.pptx
tugas akhir filsafat ilmu kelas S kel 8.pptxtugas akhir filsafat ilmu kelas S kel 8.pptx
tugas akhir filsafat ilmu kelas S kel 8.pptx
 
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...
 
Filsafat pendidikan stai kps
Filsafat pendidikan stai kpsFilsafat pendidikan stai kps
Filsafat pendidikan stai kps
 
TUGAS AKHIR KEL 13.pdf
TUGAS AKHIR KEL 13.pdfTUGAS AKHIR KEL 13.pdf
TUGAS AKHIR KEL 13.pdf
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat PendidikanFilsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
 
Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"
Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"
Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"
 
Bab iv filsafat
Bab iv filsafatBab iv filsafat
Bab iv filsafat
 
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
 
Bai
BaiBai
Bai
 
Bai
BaiBai
Bai
 
Mazhab filsafat pendidikan
Mazhab filsafat pendidikanMazhab filsafat pendidikan
Mazhab filsafat pendidikan
 
PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK 12.pdf
PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK 12.pdfPENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK 12.pdf
PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK 12.pdf
 

Recently uploaded

Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 

Recently uploaded (20)

Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 

OPTIMASI PENDIDIKAN

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia mempunyai keistimewaan dari mahluk-mahluk yang lain, ia diciptakan oleh Allah SWT begitu sempurna dan dengan kesempurnaan ini manusia dapat meningkatkan kehidupanya. Dengan berfikir atau bernalar, merukan satu bentuk kegiatan akal manusia melalui pengetahuan yang kita terima melalui panca indra diolah dan ditujukan untuk mencapai suatu kebenaran. Aktivitas berfikir adalah berdialog dengan diri sendiri dengan manisfestasinya, ialah mempertimbangkan, merenungkan, menganalisis menunjukan alasan-alasan, membuktikan sesuatu, menggolong-golongkan, membanding-bandingkan, menarik kesimpulan, meneliti suatu jalan pikiran, mencari kualitasnya, membahas secara realitas dan lain-lain.Sesuai dengan makna filsafat yaitu sebagai ilmu yang bertujuan untuk berusaha memahamisemua yang timbul dalam keseluruhan lingkup pengalaman manusia, maka berfilosofis memerlukan suatu ilmu dalam mewujudkan pemahaman tersebut. Berbicara mengenai ilmu maka tidak lepas dengan pendidikan, yang mana yang menyakini tentang eksistensi pendidikan dari yang sifatnya umum sampai kepada yang khusus, makin hari diperkuat dengan perkembanganya metode pengukuran dan cara analisis yang dapat menghasilkan data yang dipercaya. 1.2 Rumusan Masalah A. Apakah pengertian dari manusia, pendidikan dan filsafat pendidikan? B. Bagaimana proses timbulnya kajian filsafat pendidikan? C. Dimana letak hubungan antara manusia dengan pendidikan? 1.3 Tujuan Dengan adanya penjelasan dari hal-hal yang telah ditentukan pada rumusan masalah diatas, diharapkan mahasiswa dapat memahami dan menelaah lebih jauh 1
  • 2. tentang materi yang telah dipelajari. Selain itu, mahasiswa juga ditargetkan bisa mengkaji lebih dalam serta mengaplikasikan pemahaman yang telah didapat dari materi yang berkaitan dangan kehidupan sehari-hari. 2
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian manusia, pendidikan dan filsafat pendidikan A. Pengertian manusia Manusia adalah hewan yang berakal sehat, yang mengeluarkan pendapatnya, yang berbicara berdasarkan akal pikirannya (the animal that reasons). Manusia adalah hewan yang berpolitik (zoo politicon, political animal), hewan yang berfamili dan bermasyarakat mempunyai kampung halaman dan negara.1Karena manusia itu memiliki akal pikiran yang senantiasa bergolak dan berfikir, dan karena situasi dan kondisi alam dimana dia hidup selalu berubahubah dan penuh dengan peristiwa-peristiwa penting bahkan dahsyat, yang kadangkadang dia tidak kuasa untuk menentang dan menolaknya, menyebabkan manusia itu tertegun, termenung, memikirkan segala hal yang terjadi disekitar dirinya. Dipandangnya tanah tempat dia berpijak, dilihatnya bahwa segala sesuatu tumbuh diatasnya, berkembang, berbuah, dan melimpah ruah. Segala peristiwa berlaku diatas permukaanya. Hal-hal seperti itulah yang menakjubkan manusia, menyebabkan dia termenung, merenungka segala sesuatu.Dia berfikir dan berfikir, sepanjang masa dan sepanjang zaman. Dia memikirkan dirinya sebagai micro kosmos dan memikirka jagad raya sebagai macro kosmos. Dia memikirkan juga lam gaib, alam dibalik dunia yang nyata ini, alam metafisika. Dan diapun mulai membangun pemikiran filsafat. B. Pengertian pendidikan Pendidikan adalah sebuah usaha sadar yang terencana yang dilakukan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan juga keterampilan yang dimiliki dirinya dan Masyarakat. 1 Endang SaifuddinAnshari,Ilmu, Filsafat dan Agama,(Bina Ilmu.1979) h. 5 3
  • 4. Dari filosofinya, pendidikan sudah dimulai saat seseorang dilahirkan, yaitu mulai dari bayi dan akan terus berlangsung selama umur hidupnya. Terkadang pendidikan juga dianggap sudah terjadi sebelum kelahiran, hal ini sering terjadi ketika ada orang yang mencoba memainkan musik dan membaca kepada bayi didalam kandungan dengan harapan agar bayi tersebut bisa mendapatkan pengajaran meskipun belum dilahirkan. Menurut Langeveld, pendidikan ialah setiap usaha sadar, pengaruh dan perlindungan dan bantuan yang di berikan kepada anak tertuju pada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidup nya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa dan di tijikan kepada orang yang belum dewasa.2 Filsafat islam adalah filsafat yang bermuatan religius (keagamaan), namun tidak mengabaikan persoalan-persoalan kefilsafatan, jadi, pengakuan tentang adanya filsafat islam harus dilihat dari ajaran pokok agamanya. Karena hakikatnya jika tidak ada ilham alquran sebagai sumber dorongan, filsafat dalam dunia islam dalam arti yang sebenarnya tidak akan pernah ada. Sementara itu, peradaban dan pemikiran bangsa lain hanya sebagai pelengkap dalam mempercepat proses kelahirannya semata. Indikasi kearah ini, seperti telah disebutkan bahwa Arab jahiliah sekalipun telah mempunyai hubungan dengan beberapa daerah sekitarnya, namun kebudayaan dan pemikiran yang ada di daerah tersebut tidak ada pengaruhnya kepada mereka.3 PernyataanSeyyed Hossien Nasr dalam hal ini ada benarnya ketika ia mengatakan bahwa ulama-ulama islam di masa lampau dalam mempelajari alam sekitarnya bukan semata-mata dorongan jiwa ilmiah yang terdapat dalam diri mereka, tetapi adalah atas dorongan ajaran agama untuk mengetahui 2 3 Langeveld, Pedagogiek Teoritis/ Sistematis, (FIP-IKIP Jakarta, 1971),h. 5 Nurcholish Madjid, Hakikat Sejarah Pemikiran Islam, (Pelita, 1991), h. 16 4
  • 5. hikmatpencipta dalam ciptaannya dalam alam semesta. dan untuk memperhatikan ayat-ayat Allah 4 C. Pengertian filsafat pendidikan Pandangan fislafat pendidikan sama dengan peranannya, yaitu merupakan landasan filosofis yang menjiwai seluruh kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan. Dimana landasan filsofis merupakan landasan yang berdasarkan atas filsafat.Landasan filsafat menalaah sesuatu secara radikal, menyeluruh, dan konseptual tentang religi dan etika yang bertumpu pada penalaran.Oleh karena itu antara filsafat dengan pendidikan sangat erat kaitannya, dimana filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarkaat sedangkan pendidikan berusahan mewujudkan citra tersebut. Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan. 2.2 Proses timbulnya kajian filsafat pendidikan Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahuan (the mother of sciences) yang mampu menjawab segala pertanyaan dan permasalahan.Mulai dari masalahmasalah yang berhubungan dengan alam semesta hingga masalah manusia dengan segala problematika dan kehidupannya. Disiplin ilmu pengetahuan yang lahir itu ternyata memiliki objek dan sasaran yang berbeda-beda, yang terpisah satusama lain. Suatu disiplin ilmu pengetahuan mengurus dan mengembangkan bidang garapan sendiri-sendiri 4 Seyyed Hossein Nasr, Science and Civilization in Islam,( New York: New American Library, 1970), h. 190-110 5
  • 6. dengan tidak memperhatikan hubungan dengan bidang lainnya.Tugas filsafat adalah mengajukan pertanyaan–pertanyaan dan menyelidiki faktor–factor realita dan pengalaman yang banyak terdapat dalam lapangan pendidikan Islam. A. Hal-hal yang Mendorong Timbulnya Filsafat Dalam bukunya “Alam Pikiran Yunani” Hatta (Tafsir, 2002: 13) menjelaskan bahwa hal yang mendorong timbulnya filsafat adalah dua hal :  Dongeng dan takhayul yang dimiliki suatu masyarakat atau suatu bangsa. Di antara masyarakat tersebut ada saja orang-orang yang tidak percaya begitu saja. Kemudian ia kritis dan ingin mengetahui kebenaran dongeng tersebut lalu dari situ muncullah filsafat.  Keindahan alam yang besar, terutama ketika malam hari. Hal tersebut menyebabkan keingin tahuan orang-orang Yunani untuk mengetahui rahasia alam tersebut. Keinginan untuk mengetahui rahasia alam berupa pertanyaanpertanyaan ini akhirnya menimbulkan filsafat juga. Sementara itu menurut Beerling (Tafsir, 2002: 13) orang-orang Yunani mula-mula berfilsafat dikarenakan ketakjuban.Ketakjuban mereka dalam menyaksikan keindahan alam ini menyebabkan mereka ingin mengetahui rahasia rahasia alam semesta ini.Plato mengatakan bahwa filsafat itu dimulai dari ketakjuban.Sikap heran atau takjub tersebut melahirkan sikap bertanya, dan pertanyaan itu membutuhkan jawaban. Bila seorang pemikir menemukan jawaban, jawaban itu akan dipertanyakan kembali karena ia selalu sangsi pada kebenaran yang ditemukannya itu. Namun perlu dicatat bahwa pertanyaan yang dapat menimbulkan filsafat bukanlah pertanyaan sembarang. Pertanyaanpertanyaan sedehana seperti “apa warna bungan mawar?”, tidak akan menimbulkan filsafat, hal itu cukup dijawab oleh mata kita. Begitupun pertanyaan seperti “kapan padi ini akan mulai dipanen?”, pertanyaan tersebut pun tidak akan menimbulkan filsafat, cukup dijawab dengan melakukan riset saja. 6
  • 7. Pertanyaan yang dapat menimbulkan filsafat adalah pertanyaan yang mendalam, yang bobotnya berat dan tidak terjawab oleh indera kita. Coba saja anda jawab pertanyaan dari Thales, “Apa sebenarnya bahan alam semesta ini?”. Pertanyaan seperti inilah yang membuat indera kita tidak mampu menjawab bahkan sains pun terdiam. Dan jawaban terhadap pertanyaan Thales inipun memerlukan pemikiran yang mendalam. Sementara itu, pada zaman modern seperti sekarang ini, yang menjadi penyebab timbulnya filsafat adalah karena adanya kesangsian.Apa yang dimaksud dengan sangsi? Sangsi itu setingkat di bawah percaya dan setingkat di atas tidak percaya. Apabila manusia menghadapi suatu pernyataan, mungkin ia akan percaya atau tidak percaya. Atau barangkali tidak kedua-duanya.Pada sikap percaya dan tidak percaya, pikiran tidak bekerja dan tidak ada problem. Akan tetapi, ketika percaya tidak dan tidak percayapun tidak, maka pikirannya akan bekerja sampai pada percaya atau tidak percaya. Selama ada tanda tanya di dalam pikiran, jalan pikiran itu membentur-bentur. Dalam bahasa Yunani pertanyaan yang membentur-bentur dalam pikiran itu disebut problema yang menunjukkan sesuatu yang ditaruh didepan, merintangi perjalanan kita dan harus disingkirkan agar tidak membentur kaki.demikian, sangsi menimbulkan pertanyaan dan pertanyaan menyebabkan pikiran bekerja. Pikiran bekerja menimbulkan filsafat. 2.3 Letak hubungan antara manusia dengan filsafat pendidikan Filsafat mengadakan tinjauan yang luas mengani realita, maka dikupaslah antara lain pandangan dunia dan pandangan hidup. Konsep-konsep mengenai ini dapat menjadi landasan penyusunan konsep tujuan dan metodologi pendidik. Disamping itu, pengalaman pendidik dalam menuntut pertumbuhan dan perkembangan anak akan berhubungan dan berkenalan dengan realita. Semuanya itu dapat disampaikan kepada flsafat untuk dijadikan bahan-bahan pertimbangan dan tinjauan untuk memperkembangkan diri. Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut : 7
  • 8. 1. Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat pendidikan objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja 2. Filsafat hendak memberikan pengetahuan atau pendidikan atau pemahaman yang lebih mendalam dan menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak begitu mendalam 3. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus, mempersatukan dan mengkoordinasikannya 4. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut pandangannya berlainan Dalam menerapkan filsafat pendidikan, seorang guru sebagai pendidik dia mengharapkan dan mempunyai hak bahwa ahli-ahli filsafat pendidikan menunjukkan dirinya pada masalah pendidikan pada umumnya serta bagaimana masalah itu mengganggu pada penyekolahan yang menyangkut masalah perumusan tujuan, kurikulum, organisasi sekolah dan sebagainya.Dan para pendidik juga mengharapkan dari ahli filsafat pendidikan suatu klasifikasi dari uraian lebih lanjut dari konsep, argumen dirinya literatur pendidikan terutama dalam kotraversi pendidikan sistem-sistem, pengujian kopetensi minimal dan kesamaan kesepakatan pendidikan. Brubacher (1950) mengemukakan tentang hubungan antara filsafat dengan filsafat pendidikan, dalam hal ini pendidikan : bahwa filsafat tidak hanya melahirkan sains atau pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Filsafat merupakan kegiatan berpikir manusia yang berusaha untuk mencapai kebijakan dan kearifan.Sedangkan filsafat pendidikan merupakan ilmu yang pada hakekantya menjawab dari pertanyaa-pertanyaan yang timbul dalam lapangan pendidkan. Oleh karen aberisfat filosofis, dengan sendirinya filsafat pendidikan ini hakekatnya adalah penerapan dari suatu analisa filosofis terhadap lapangan pendidikan. 8
  • 9. Dari pernyataan-pernyataan diatas, dapat dipetik bahwa manusia juga memiliki hubungan yang sangat erat dengan filsafat pendidikan. Yaitu berperan saat ia berpikir/memikirkan hakekat sesuatu dengan sungguh-sungguh dan mendalam, seperti halnya pengetahuan. Selain itu, letak fungsi manusia juga sebagai pemandang obyek material, yaitu segala sesuatu yang realitas, dan mengungkapkan obyek formal/sudut pandangnya. Begitu pula didalam dunia pendidikan, manusia dapat mengaplikasikan tata cara berfilsafat agar terlahir ilmu pengetahuan yang baru. Selain itu, dengan berbekal ilmu filsafat, maka akal dan rasional manusia dapat bekerja dengan optimal untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dalam dunia pendidikan. 9
  • 10. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan  Manusia adalah hewan yang berakal sehat, yang mengeluarkan pendapatnya, yang berbicara berdasarkan akal pikirannya (the animal that reasons). Manusia adalah hewan yang berpolitik (zoo politicon, political animal), hewan yang berfamili dan bermasyarakat mempunyai kampung halaman dan negara.  Pendidikan adalah sebuah usaha sadar yang terencana yang dilakukan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan juga keterampilan yang dimiliki dirinya dan Masyarakat  Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan  yang mendorong timbulnya filsafat adalah: 1. Dongeng dan takhayul yang dimiliki suatu masyarakat atau suatu bangsa. Di antara masyarakat tersebut ada saja orang-orang yang tidak percaya begitu saja. Kemudian ia kritis dan ingin mengetahui kebenaran dongeng tersebut lalu dari situ muncullah filsafat. 2. Keindahan alam yang besar, terutama ketika malam hari. Hal tersebut menyebabkan keingin tahuan orang-orang Yunani untuk mengetahui rahasia alam tersebut. Keinginan untuk mengetahui rahasia alam berupa pertanyaan-pertanyaan ini akhirnya menimbulkan filsafat juga  Letak hubungan manusia dengan filsafat pendidika yaitu saat ia berpikir/memikirkan hakekat sesuatu dengan sungguh-sungguh dan mendalam, seperti halnya pengetahuan. Selain itu, letak fungsi manusia juga sebagai pemandang obyek material, yaitu segala sesuatu yang realitas, dan mengungkapkan obyek formal/sudut pandangnya.Begitu pula didalam dunia pendidikan, manusia dapat mengaplikasikan tata cara berfilsafat agar terlahir ilmu pengetahuan yang baru. Selain itu, dengan berbekal ilmu filsafat, maka 10
  • 11. akal dan rasional manusia dapat bekerja dengan optimal untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dalam dunia pendidikan. 3.2 Saran Setelah menerima dan memahami materi yang telah disajikan, diharapkan para audience dapat mengkaji lebih dalam dengan mencari sumber dan referensi yang lebih banyak guna mendapatkan kebenaran yang valid. 11
  • 12. Daftar Pustaka Abu Ahmadi. 1976.Ilmu Pendidikan I-II. Semarang: CV. Toha Putra Abuddin Nata, M.A., Filsafat Pendidikan Islam, Cet. I, Logos Wacana Ilmu, Jakarta, 1997 Ali Saifullah H.A., Drs., Antara Filsafat dan Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1983. Anshari, Endang Saifudin. 1979. Ilmu Filsafat Agama. Surabaya: Bina Ilmu Hasbullah. 1997. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo persada Langeveld. 1971. Pedagogiek Teoritis/ Sistematis. IP-IKIP Jakarta Majdid, Nurcholis. 1970. Hakikat Sejarah Pemikiran Islam. Newyork: New American Library Martini, Eka. 2012. Filsafat Umum. Palembang: Noer Fikri Offset http://ilahnartila.blogspot.com/2013/03/hubungan-antara-filsafat-manusiadan.html, diakses pada: Jum’at, 25 Oktober 2013, Pukul: 15:30 12