Ringkasan dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Dokumen tersebut membahas pentingnya filsafat dalam dunia pendidikan dengan menjelaskan pengertian filsafat dan pendidikan serta hubungan antara keduanya. Filsafat digunakan untuk latihan berfikir kritis sedangkan pendidikan bertujuan mengembangkan potensi peserta didik. Keduanya saling terkait karena sama-sama menggunakan pikiran dalam memperoleh pengetah
1. Nama: Wanda Hamidah
Kelas: Manajemen B
Nim: 2205056051
PENTINGNYA FILSAFAT DALAM DUNIA PENDIDIKAN
Abstrak
Filsafat merupakan sebuah studi yang didalamnya mempelajari tentang seluruh fenomena
kehidupan dan pemikiran manusia, dalam dunia pendididkan flsafat dibutuhkan untuk dijadikan sebagai
alat latihan berfikir secara kritis. Pendidikan adalah suatu wadah yang di dalamnya terdapat pendidik
dan anak didik yang memiliki tujuan yang sama untukmenjadikan seseorang yang mampu dalam hal
intelektual dan emosional. Berpendidikan itu sangat penting, baik secara formal ataupun informal.
Secara umum telah pelajar menyadari ketika seseorang tidak pernah merasakan asupan dari pelajaran
yang bernuansa mendidik maka orang tersebut bisa jadi akan mengalami kebodohan . Maka, tibalah
saatnya kita melangkah pada ilmu pengetahuan yang sifatnya akan membangun nuansa pola pikir kita
sehingga, menjadikan diri kita menjadi lebih baik lagi kedepannya, karena hakikatnya manusia terlahir
dalam keadaan yang suci terlepas dari hal yang sifatnya kotor karena yang menjadikan kesucian itu
luntur dari yang sebenarnya adalah lingkungan, serta orang tua yang menjadikan anaknya itu berbed-
beda baik dari segi sikap atau karakteristik yang dimilikinya.
Pendahuluan
Dalam dunia filsafat semua yang menjadi pertanyaan akan dicari jawaban sampai menemukan
kejelasan atau titik terang dari apa yang dicarinya. Dalam sejarah perkembangan pemikirian manusia,
filsafat juga bukan diawali dari definisi, tetapi diawali dengan kegiatan berfikir tentang segala sesuatu
secara mendalam. Orang yang berfikir tentang segala sesuatu itu tidak semuanya merumuskan definisi
dari sesuatu yang dia teliti, termasuk juga pengkajian tentang filsafat. Filsafat merupakan sebuah studi
yang didalamnya mempelajari tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia, dalam dunia
pendidikan filsafat dibutuhkan untuk dijadikan sebagai latihan berfikir secara kritis. Karena dengan
mempelajari filsafat, banyak hal yang bisa dipelajari sehingga menjadi penunjang untuk dijadikan bahan
dalam dunia pendidikan. Seperti diskusi atau sharing, dalam kegiatan ini untuk menghidupkan forum perlu
adanya pemikiran-pemikiran logis yang kritis.
Pendidikan adalah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara formal atau non formal
dalam manusia yang bertujuan mencapai taraf hidup dan untuk kemajuan yang lebih baik. Sementara
itu pendidikan berfungsi untuk memberikan bimbingan secara sadar oleh pendidik kepada peserta didik
agar terciptanya kehidupan yang lebih baik.
Salah satu hal yang berpengaruh dalam tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan, bukan
semata-mata hanya berdasarkan kepada hasil pembelajaran saja. Proses pembelajaran kini menjadi
perhatian yang penting. Proses pembelajaran yang baik sangat dipengaruhi oleh kompetensi yang
dimiliki oleh pendidik. Pendidik yang memiliki kompetensi yang memadai akan melakukan minimal tiga
hal agar menghasilkan peserta didik yang berkualitas dan tumbuh kembang sesuai dengan potensinya,
yaitu (pengajaran), artinya iya akan melakukan transfer ilmu pengetahuan melalui proses belajar
mengajar,(pelatihan), artinya pendidik bertanggung jawab untuk melatih pengetahuan peserta didik,
2. agar pendidik mengetahui sampai mana pengetahuan peserta didiknya, (pembimbingan), artinya
pendidik bertanggung jawab untuk membimbing peserta didiknya agar keterampilan dan pengetahuan
yang sudah mereka dapatkan menjadi nilai-nilai sikap yang baik.
Pembahasan
1. Pengertian filsafat
Filsafat merupakan sebuah studi yang didalamnya mempelajari tentang seluruh fenomena
kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep yang mendasar. Secara
etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan dan kebenaran. Secara terminology filsafat mempunyai
banyak arti. Arti yang formal dari filsafat adalah proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan
sikap yang dijunjung tinggi. Filsafat adalah seni yang bukan semata-mata membatasi diri pada destruksi
atau seakan-akan takut untuk membawa pandangan positif sendiri. Dalam filsafat memang sangat
beragam baik ungkapan atau titik tekannya.
Demikianlah dalam sejarah peradaban manusia dan perkembangan filsafat sepanjang zaman
telah bermunculan banyak sekali definisi filsafat yang berbeda-beda dan mungkin cukup untuk
membingungkan bagi sebagian kalangan yang ingin mempelajari filsafat. Untuk memberikan gambaran
yang seluas-luasnya mengenal apakah filsafat itu,berbagai perumusan,konsep dan penjelasan menurut
filsuf terkemuka. Dan aliran-aliran filsafat sejak dahulu sampai sekarang ini akan dijelaskan sebagai
berikut. Diantanya:
1. Filsafat menurut Aristoteles
Aristoteles adalah murid plato yang paling terkemuka. Ia mendefinisikan bahwa filsafat itu
berurusan dengan penelitian sebab-sebab dan prinsip-prinsip segala sesuatu.
2. Filsafat menurut Plato
Plato adalah sahabat dan murid Socrates Ia mendefinisikan bahwa filsafat merupakan pencarian
yang bersifat spekulatif atau perekaan terhadap pandangan tentang seluruh kebenaran.
3. Filsafat menurut Socrates
Socrates berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu yang berupaya untuk memahami hakikat alam
dan realitas ada dengan mengandalkan akal budi. Eksistensi manusia merupakan hal yang
menarik untuk dipelajari. Manusia merupakan makhluk fana yang kompleks.
Perbedaan mengenai pilihan landasan 0ntologi akan dengan sendirinya mengakibatkan perbedaan
dalam menentukan sarana yang akan dipilih. Akal dan pengalaman serta instusi, merupakan sarana yang
dimaksud dengan epistimologi. Sehingga dikenal dengan adanya model-model epistimologi, seperti
rasionalisme, empirisme ,kritisme, positivme, fenomologi dengan berbagai variasinya. Ditunjukan pula
bagaimana kelebihan dan kelemahan suatu model epistimologi beserta tolak ukurnya bagi pengetahuan
itu seperti korehensi, korespondensi, pragmatis, dan teori intersubjektif.
Aksiologi ilmu meliputi nila-nilai yang bersifat normative dalam pemberian makna terhadap
kebenaran. Sebagaimana dijumpai dalam kehidupan,berbagai kawasan seperti kawasan social,kawasan
simbolik ataupun fisik material. Lebih dari itu, nilai-nilai juga ditunjukkan oleh aksiologi ini sebagai suatu
yang wajib dipatuhi dalam semua kegiatan, baik dalam melakukan penelitian maupun dalam
menerapkan imu. Filsafat ilmu juga mengarahkan pandangannya pada strategi penegmbangan ilmu.
Yang menyangkut etik dan heuristic.
3. Al-farabi membagi filsafat kedalam dua bagian yaitu:
1. Filsafat teori(al falsafah an-nadzriyah),mengetahui sesuatu yang ada dengan tanpa tuntutan
pengalaman. Bagian ini meliputi, ilmu matematika,fisika,dan ilmu matafisika.
2. Filsafat praktek(al-falsafah al-amaliyah) mengetahui sesuatu dengan keharusan melakukan dengan
amal dan melahirkan tenaga untuk melakukan bagian-bagian yang baik.
Seperti ilmu akhlak, ilmu politik, dan ilmu mantiq(logika) filsafat sebagai ilmu, karena didalam
pengertian filsafat mengandung pertanyaan ilmiah,yaitu apa,dimana,kenapa dan bagimana. Pertanyaan
bagaimana menanyakan sifat-sifat yang ditangkap atau yang tampak oleh panca indra. Pertanyaan
mengapa menanyakan tentang sebab (asal mula) suatu objek. Jawaban atau pengetahuan yang
diperolehnya bersifat kausalitas(sebab akibat). Pertanyaan kemana menanyakan tentang apa yang
terjadi dimasa lampau,masa sekarang,dan masa yang akan datang. Pertanyaan apa menanyakan tentang
hakikat atau inti mutlak dari suatu hal ruang lingkup filsafat pendidikan dalam rangka
menggali,menyusun ,dan mengembangkan. Pemikiran kefilsafatan tentang pendidikan,maka perlu
diikuti pola dan dan pemikiran kefilsafatan pada umumnya.
Adapun pola sisitem pemikiran kefilsafatan sebagai suatu ilmu adalah pemikirannya harus bersifat
sistematis, dalam arti cara berfikirnya bersifat logis dan rasional tentang hakikat permasalahan. Hasil
pemikirannya tersusun secar sistematis, artinya satu bagian dari bagian lainnya saling berhubungan.
Tinjauan terhadap permasalahan yang difikirkan bersifat radikal ,artinya menyangkut persoalan yang
mendasar sampai keakarnya. Ruang lingkup pemikirannya bersifat universal ,artinya persoalan-
persoalan yang difikirkan mencakup hal-hal yang menyeluruh dan mengandung generalisasi bagi semua
jenis dan tingkat kenyataan yang ada di ala mini, termasuk kehidupan umat manusia,baik masa sekarang
maupun masa yang akan datang. Meskipun pemikiran yang dilakukan lebih bersifat spekulatif, artinya
pemikiran-pemikiran yang tidak didasari dengan pembuktian-pembuktian empiris atau eksperimental
seperti dalam ilu alam, akan tetapi mengandung nilai-nilai objektif. Nilai objektif adalah suatu
realitas(kenyataan)yang ada pada objek yang dipikirkannya. Pola dan system filosofis yang demikian
dilaksanakan dalam ruang lingkup yang menyangkut bidang-bidang sebagai berikut:
a. cosmologi yaitu suatu pemikiran dalam permasalahan yang berhubungan alam semesta,ruang
dan waktu, kenyataan hidup manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan,serta proses kejadian dan
perkembangan hidup manusia dialam nyata dan sebagainya.
b . ontologi yaitu suatu pemikiran tentang asal usul kejadian alam semesta,dari mana dan kearah
mana proses kejadiannya. Emikiran ontologis akhirnya akan menentukan suatu kekuatan yang
menciptakan alam semesta ini, apakah pencipta itu suatu zat(monisme) ataukan dua zat (dualisme).
2. Pengertian pendidikan
Banyak sekali definisi yang dirumuskan oleh para ahli dalam memandang pendidikansebelum
melihat pengertian pendidikan secar utuh, ada baiknya terlebih jika terlebih dahulu melihat istilah
beberapa istilah yang sering muncul dan berkaitan dengan pendidikan itu sendiri. Istilah tersebut adalah
pedagogie dan pedagogiek. Menurut ngalim purwanto pedagogie bermakna pendidikan sedangkan
pedagogiek berarti ilmu pendidikan. Definisi pendidikan yang lebih luas dalam kamus besar Bahasa
Indonesia menyebutkan, pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
4. Dari definisi pendidikan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan proses
pendewasaan manusia atau individu yang diaktualisasikan dalam perubahan tingkah laku (kepribadian)
maupun kognitif (intelegasi) dan kesadaran diri agar menjadi manusia seutuhnya.
Tujuan dari pendidikan itu sendiri adalah mengharapkan tercapainya sebuah cita-cita setelah
melakukan suatu usaha atau kegiatan baik dengan pengajaran atupun pelatihan. Untuk mencapai apa
yang diinginkan.
Dalam kegiatan pendidikan tidak hanya bisa dilaksanakan dibawah naungan lembaga saja tetapi
ada pendidikan yang lebih mendidik yaitu melalui linkungan pendidikan keluarga dan lingkungan
masyarakat.
Berikut merupakan beberapa manfaat serta fungsi dari pendidikan diantaranya adalah:
Untuk meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Untuk membentuk diri yang baik dari kemampuan,keahlian, etika, dan akhlak untuk
menjadi pribadi yang lebih baik.
kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa antara filsafat dengan pendidikan memiliki
hubungan yang sangat erat. Hal ini didasarkan pada tujuan dari keduanya, yaitu sama-sama
menggunakan pikiran dalam memperoleh suatu pengetahuan. Para filsuf mempunyai pandangan sendiri
yang berbeda mengenai arti, objek, metode, tujuan dan nilai filsafat. Maka jika kita mencari definisi
filsafat tidak akan pernah menemukan yang bersifat pasti. Karena setiap orang dalam menentukan
sesuatu pasti akan berbeda pendapat dan pemikiran. Kita tidak bisa memberikan kepastian mengenai
definisi filsafat. Filsafat adalah ilmu yang selalu bermain dengan logika, berfikir secara bebas diluar batas
kemampuan orang-orang yang hanya bisa berpikir bisa-bisanya. Filsafat menguji kemampuan kita
sampai batas mana akal kita dalam menjangkau sesuatu. Pendidikan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa pendidikan merupakan proses pendewasaan manusia atau individu yang diaktualisasikan dalam
perubahan tingkah laku (kepribadian) maupun kognitif (intelegasi) dan kesadaran diri agar menjadi
manusia seutuhnya. Pentingnya filsafat upaya memberikan landasan filosofis bagi pengembangan
keilmuan pendidikan karna juga ada kaitannya dengan berbagai hegemoni paradigma, yang masih
menjangkiti sebagian besar tradisi keilmuan di dalam pendidikan. Ide-ide dari para ilmuan barat yang
menyerang berbagai pondasi metafisik secara rasional-filosofis yang harus dijawab dengan kritis-
kontruktif. Di dalam pendidikan islam tersebut dibutuhkannya suatu pemikiran yang bisa memunculkan
sesuatu yang baru, sudah terbukti kebenarannya dan logis.
5. Daftar pustaka
11 (2), hal. 15-16.Retrieved fromhttps://www.researchgate.net/publication/330411997-
_Paradigma_Reduksionisme_Epistemik_dalam_Rekayasa_Genetika Achmad, T., (2015)
Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam.
Bandung: Remaja Rosda Karya.Zakiah, D. (2013)ilmu pendidikan islam
Bandung: PT RemajaRosda Karya.Tafsir, A. (2001).Filsafat Umum.
Bandung: Remaja Rosda Karya.Suriasumantri, J. S. (1994).Filsafat Ilmu Sebuah pengantar populer
Jakarta: Pustaka sinar
harapan.http://ejournal.iainmadura,ac.id/index.php/nuansa/article/view/179/170(diakses pada1 juni
2019)DOI:http://dx.doi.org/10.17509/eh/v3i1.2795.10