Filsafat pendidikan adalah nilai-nilai dan keyakinan filsafat yang mendasari sistem pendidikan. Filsafat melihat manusia berkembang dengan pandangan hidup yang menyeluruh secara sistematis, yang dituangkan dalam kurikulum untuk mencapai tujuan pendidikan. Dasar dan tujuan pendidikan, kurikulum, serta peran pendidik dan peserta didik menentukan pengembangan mutu pendidikan.
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
FILSAFAT PENDIDIKAN
1. Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan
Dosen Pengampu : DR.H. Zaenuddin,M.Ag.
Disusun Oleh :
MUBAROKAH
NIM : 1713002
SEKOLAH TINGGI ISLAM KENDAL
( STIK ) KENDAL
2.
3. Filsafat adalah hasil usaha manusia dengan kekuatan akal
budinyauntuk memahami secara radikal, integral dan universal
tentang hakikat sarwa yang ada, serta sikap manusia sebagai
konsekuensi dari pemahamaan tersebut.
Filsafat sering dikonotasikan sebagai sesuatu yang bersifat
prinsip yang dikaitkan dengan pandangan hidup yang
mengandung nilai-nilai dasar.
Berbicara mengenai ilmu maka tidak bisa lepasdari pendidikan
yang mana meyakini tentang eksistensi pendidikan yang sifatnya
umum sampai kepada yang khusus, makin hari diperkuat dengan
perkembangan metode pengukuran dan cara analisis yang dapat
menghasilkann data yang dipercaya.
Hubungan filsafat dan ilmu pendidikan = bahwa filsafat adalah
teori umum pendidikan landasan utama dari semua teori
pendidikan.
PENGANTAR
4. TEORI KEBENARAN MENURUT
PANDANGAN FILSAFAT DALAM BIDANG
ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN
AKSIOLOG
1. Ontologi
Ontologi sering diidentikan dengan metafisika,
yang juga disebut sebagai filsafat yang pertama,
atau filsafat ketuhanan yang bahasanya adalah
hakikat sesuatu, keesaan, persekutuan, sebab dan
akibat, realita, prima atau Tuhan dengan segala
sifatnya, malaikat, relasi atau segala sesuatu yang
ada dibumi dengan tenaga-tenaga yang dilangit,
wahyu, akhirat, dosa, neraka, pahala dan surga.
5. Ontologi ini adalah cabang filsafat yang
membahas realitas. Realitas adalah kenyataan
yang selanjutnya menjurus pada sesuatu
kebenaran. Bedanya, realitas dalam ontologi ini
melahirkan pertanyaan-pertanyaan: Apakah
sesungguhnya hakikat realitas yang ada ini?
Apakah realitas yang tampak ini sesuatu realita
materi saja? Adakah sesuatu dibalik realita itu?
Apakah realita ini terdiri dari satu unsur
(monoisme), dua unsur (dualisme), atau serba
banyak (pluralisme).
1. Ontologi
TEORI KEBENARAN MENURUT PANDANGAN
FILSAFAT DALAM BIDANG ONTOLOGI,
EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOG
6. 2. Epistemologi
epistemologi didefinisikan sebagai cabang
filsafat yang bersangkutan dengan sifat dasar
dari ruang lingkup pengetahuan praanggapan dan
dasar-dasarnya serta realitas umum dari tuntutan
pengetahuan sebenarnya.
Epistimologi adalah studi tentang pengetahuan,
bagaimana kita mengetahui benda-benda.
TEORI KEBENARAN MENURUT PANDANGAN
FILSAFAT DALAM BIDANG ONTOLOGI,
EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOG
7. 3. Aksiologi
Aksiologi adalah sutau bidang yang menyelidiki
nilai-nilai
Nilai dan implikasi aksiologi didalam pendidikan
ialah pendidikan menguji dan mengintegrasikan
semua nilai tersebut didalam keidupan manusia
dan membinanya didalam kepribadian anak.
Karena untuk mengatakan sesuatu bernilai baik
itu bukanlah hal yang mudah. Apalagi menilai
secara mendalam dalam arti untuk membina
kepribadian ideal.
TEORI KEBENARAN MENURUT PANDANGAN
FILSAFAT DALAM BIDANG ONTOLOGI,
EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOG
8. Pandangan Filsafat tentang
Hakikat Manusia
Ilmu yang mempelajari tentang hakikat
manusia disebut antropologi filsafat. Ada 4
aliran dalam antropologi filsafat, antara lain :
1. Aliran Serba Zat, berpendapat bahwa yang
sungguh-sungguh ada itu hanyalah zat atau
materi. Manusia dan alam adalah materi.
2. Aliran Serba Ruh, berpendapat bahwa
segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah
ruh. Aliran ini menganggap ruh adalah
hakikat, sedangkan badan hanyalah
penjelmaan atau bayangan.
9. 3. Aliran Dualisme, berpendapat bahwa manusia
terdiri dari 2 substansi yaitu jasmani ruhani.
4. Aliran Eksistensialisme, berpendapat bahwa
hakikat manusia adalah eksistensi dari
manusia. Hakikat manusia adalah ruh
sedangkan jasadnya hanyalah alat yang
digunakan ruh saja. Tanpa kedua substansi
tersebut tidak dapat dikatakan manusia.
Pandangan ini akhirnya memperlihatkan
keberadaan manusia secara utuh, bahwa
mereka adalah pencari kebenaran.
Pandangan Filsafat tentang
Hakikat Manusia
10. Pandangan Ilmu Pengetahuan tentang Manusia
Penyelidikan manusia bertujuan untuk memahami secara
mendalam tentang hakikat manusia itu sendiri.
Aristoteles berpendapat bahwa manusia adalah hewan berakal
sehat, yang mengeluarkan pendapatnya dan berbicara
berdasarkan akal pikirannya.
Dalam pandangan Islam, manusia adalah makhluk yang paling
sempurna bila dibandingkan makhluk lain.Karena itu manusia
harus menggunakan akal dan inderanya untuk memahami mana
kebenaranyang sesungguhnya, atau kebenaran yang dibenarkan.
Eksistensi manusia yang padat itu harus dimengerti dan
dipikirkan. Manusia aalah makhluk religius, dimana manusia
memperlakukan agama sebagai suatu kebenaran yang harus
dipatuhi dan diyakini.
Pandangan Filsafat tentang Hakikat Manusia
11. Kepribadian Manusia dan Pendidikan
Sebelum terjadi proses pendidikan di luar dirinya, manusia
cenderung beruaha melakukan pendidikan pada dirinya
sendiri, dimana manusia berusahamengerti, dan mencari
hakikat kepribadian tentang siapa diri mereka sebenarnya.
Dalam prosesnya , peran efektif pendidikan terhadap
pembinaan manusia dipengaruhi oleh lingkungan dan
didukung factor pembawaan manusia sejak lahir. Secara
umum, tujuan pendidikan adalah untuk membina
kepribadian manusia secara sempurna. Pendidikan
dianggap sebagai transfer kebudayaan, pengembangan
ilmu pengetahuan.
Pandangan Filsafat tentang Hakikat Manusia
12. Masalah Rohani dan Jasmani
Di dalam diri manusia terdapat 6 rasa menjadi
satu, yakni : intelek, agama, sosial, seni, dan
harga diri / sifat keakuan.
Phytagoras & Diasgenes berpendapat bahwa ruh
merupakan satu unsur halus yang dapat
meninggalkan badan. Jika pergi dari badan, ruh
kembali kealam yang tinggi, meluncur ke angkasa
luar dan tidak mati. Islam berpendangan bahwa
hakikat manusia perakitan antara Badan dan Ruh,
permasalahan ruh hal yang terbatas untuk
dipelajari. Meskipun setingginya ilmu manusia
tidak akan pernah dapat melebihi Tuhan.
Pandangan Filsafat tentang Hakikat Manusia
13. Sistem Nilai dalam Kehidupan Manusia
Manusia adalah mahluk budaya dan mahluk
sosial.Sebagai mahluk sosial manusia selalu
hidup bersama dalam arti manusia hidup
dalam interaksi dan interdependensi
sesamanya.manusia saling membutuhkan
sesamanya baik jasmaniah (segi-segi
ekonomis) maupun kerokhaniah
(sosial,cinta).
Manusia selalu menghadapi masalah-maslah
sosial berkaitan dengan nilai-nilai. Nilai itu
akan timbul dengan sendirinya akibat
hubungan dari masyarakat.
14. 1. Pengertian nilai
Secara umum,scope pengertian nilai adalah tak
terbatas.
Segala sesuatu dalam alam raya adalah bernialai.
Nialai adalah merupakan hasil kreatifitas
manusia dalam rangka melalukan kegiatan
sosial, baik berupa cinta, simpati dll.
Tetapi ada pula orang yang membatasi nilai-nilai
dalam arti tertentu,yakni sebagai norma
Sistem Nilai dalam Kehidupan Manusia
15. 2. Bentuk dan tingkat-tingkat nilai
Tujuan adanya nilai ialah menuju kebaikan dan keluhuran
manusia.
Menurut Burbecher, nilai dibedkan menjadi 2, Nilai Intrinsik
adalah nilai yang dianggap baik, tidak untuk sesuatu yang
lain tapi untuk dirinya sendiri.
Nilai Instrumental adalah nilai yang dianggap baik karna
bernilai untuk orang lain.
Ada pula para ahli yang membedakan bentuk nilai-nilai
berdasarkan untuk bidang apa nilai itu efektif berfungsi.
Misalnya ada nilai hukum, nilai moral, nilai ekonomi, nilai
estentika, dn sebagainya.
Sistem Nilai dalam Kehidupan Manusia
16. 3. Nilai-nilai pendidikan dan tujuan pendidikan
Menurut Noor Syam, bahwa pendidikan secara praktis tak
dapat dipisahkan dengan nilai-nilai terutama yang meliputi
kualitas kecerdasan, nilai ilmiah, nilai moral, dan nilai agama
yang semuanya tersimpul didalam tujuan pendidikan yakni
membina kepribadian ideal.
Tujuan pendidikan baik pada isi maupun rumusannya tidak
akan mungkin dapat ditetapkan tanpa pengertian pengetahuan
yang tepat tentang nilai-nilai.
Untuk menetapkan tujuan pendidikan dasar harus melalaui
beberapa pendekatan : 1 [pendekatan analisis historis
lembaga, 2 pendekatan melalui analisisIlmiah realita
kehidupan, 3 pendekatan nilai filsafat yang normatif.
Sistem Nilai dalam Kehidupan Manusia
17. 4. Ethika Jabatan
Fungsi dan tanggung jawab mendidik dalam masyarakat
hampir merupakan Kewajiban setiap warga masyarakat.
Setiap warga masyarakat yang sadar akan nilai dan peranaan
pendidikan bagi generasi muda, khususnya anak-anak di
dalam lingkungan keluarga sendiri, akan rela
mengembangkan tugas pendidik itu. Secara kodrati, atau
secara naluri, atau apapun namanya, tiap orang tua merasa
berkepentingan dan berharap supaya ank-anaknya menjadi
manusia atau orang yang mampu berdiri sendiri.
Sistem Nilai dalam Kehidupan Manusia
18. Para kauam profesional atau guru telah menempuh latihan
khusus maka harus mempunyai asas-asas umum yang
universal :
1. Melaksankan kewajiban dengan dasar good will atau
I’tikad baik, dengan kesadaraan pengabdian.
2. Memperlakukan siapa pun, anak didik atau pun kolega
sebagai satu pribadi yang sama dengan pribadi dirinya
sendiri.
3. Menghormati prestige, perasaan setiap orang
4. Selalu berusaha menyumbangkan ide-ide, konsepsi-
konsepsi dan karya-karya (ilmiah) demi kemajuan bidang
kewajibanya
5. Akan menerima haknya semata-mata sebagai satu
kehormatan, dan bukan karna vested-interens.
4. Ethika Jabatan
Sistem Nilai dalam Kehidupan Manusia
19. PANDANGAN FILSAFAT
TENTANG PENDIDIKAN.
Filsafat pendidikan adalah nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan
filsafat yang menjiwai, mendasari dan memberikan identitas suatu
sitem pendidikan.
Filsafat sering diartikan dengan pandangan dunia. Pandangan
duania adalah suatu konsep yang menyeluruh tentang alam
semesta, manusia, masyarakat umum, nilai dan norma yang
mengatur dan alam sekitarnya serta penciptanya.
Filsafta menjadikan manusia berkembang, mempunyai pandangan
hidup yang menyeluruh secara sistematis maka hal semacam ini
telah dituangkan dalam sistem pendidikan, agar dapat terarah
mencapai tujuan pendidikan.penuangan pemikiran ini dituangkan
dalam kurikulum.
20. Untuk mengembangkan mutu pendidikan ada 5 (lima) jalur
yang harus ditempuh:
1. Landasan filsafatà menjadi dasar dalam menyusun
paradigma bagi pengembangan ilmu pendidikan.
2. Adanya paradigma (kerangka pikiran/logika) dalam
penyusunan metodologi pengembangan ilmu pendidikan.
3. Perlunya modal-modal penelitian untuk penelitian
pendidikan
4. Memerlukan metodologi pembagian ilmu pendidikan
5. Melakukan organisasi secara berskala nasional
Unsur-unsur pengembangan pendidikan:
o Dasar dan tujuan pendidikan
o Pendidikan dan peserta didik
o Kurikulum
o Sistem pendidikan
PANDANGAN FILSAFAT
TENTANG PENDIDIKAN.
21. 1. Dasar dan tujuan
Dasar pendidikan yaitu suatu aktivitas untuk mengembangkan
dalam bidang pendidikan dan pembinaan kepribadian. Dasar
dan landasannya di Indonesia adalah Pancasila sila pertama.
Tujuan pendidikan adalah membawa anak kearah tingkat
kedewasaan
Ada 4 macam tujuan pendidikan:
a. Tujuan pendidikan nasional
b. Tujuan institusional
c. Tujuan kurikuler
d. Tujuan instruksional
PANDANGAN FILSAFAT
TENTANG PENDIDIKAN.
22. Agar keempat tujuan penidikan itu tercapai maka agar
hasil tersebut dapat diukur secara objektif kemudian
rumusan tujuan instruksional haruslah dibuat secara
behaviorial (berdasarkan tingkah laku).
Tujuan pendidikan yang ingin dicapai menentukan
kurikulum dan isi pendidikan yang diberikan.
Dasar dan tujuan pendidikan itu, dasarnya ialah aktivitas
untuk mengembangkan dalam bidang pendidikan dan
pengembangan menuju terbinanya kepribadian yang
tinggi sesuai dengam dasar persiapan pendidikan.
PANDANGAN FILSAFAT
TENTANG PENDIDIKAN.
23. 2. Pendidik dan peserta didik
Pendidik bertugas sebagi medium agar anak didik dapat
mencapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan. Agar
pendidik dapat berfunsi sebagai mediu, baik dalam
menjalankan tugas dan kegiatan pendidikan maka ia harus
melaksanakan beberapa peranan secara baik.
Peserta sisik adalah anak yang tumbuh bekembang baik
ditinjau dari fisisk maupun perkembangan mental. Setiap anak
didik mempunyai pembawaan yangberlainan. Karena itu
pendidik wajib senantiasa berusah amengetahui pembawaan
masing-masing anak didiknya agar layanan pendidikan yang
diberikan sesuai dengan pembawaan masing-masing.
PANDANGAN FILSAFAT
TENTANG PENDIDIKAN.
24. 3. Kurikulum
Kurikulum merupakan faktor yang sangat pendting
dalam proses pendidikan dalam suatu lembaga
pendidikan. Segala sesuatu yang harus diketahui
diresapi serta dihayati oleh anakharuslah
ditetapkan dalam kurikulum dengan segala hal
yang harus diajarkan oleh pendidik.
Kurikulum merupakan rumusan, tujuan mata
pelajaran, garis besar pokok bahasan penilaian
dan perangkat lainnya.
PANDANGAN FILSAFAT
TENTANG PENDIDIKAN.
25. 4. Sistem pendidikan
Sistem Pendidikan adalah sistem yang dijadikan tolak
ukur bagi tingkah laku manusia dalam masyarakat yang
mengandung potensi mengendalikan, mengatur dan
mengarahkan perkembangan masyarakat dalam lapangan
pendidikan.
Sistem pendidikan diperlukan untuk menjawab semua
persoalan yang ada khususnya dibidang pendidikan.
Di Indonesia sistempendidikan yang paling tua dan masih
berkembang sampai saat ini adalah Sistem Pendidikan
Pondok Pesantren.
PANDANGAN FILSAFAT
TENTANG PENDIDIKAN.
26. Dalam sistem pendidikan kita harus memiliki jiwa yang
dewasa, kritis objektif ikhlas dan penuh tanggungjawab.
Adapun hubungan antara Filsafat pendidikan dan sistem
pendidikan adalah :
1. Sistem pendidikan bertugas merumuskan alat-alat,
prasarana pelaksana teknis,proses pendidikan, metodololi
pendidikan dll.
2. Isi moral pendidikan adalah perumuisan norma/nilai
spiritual yang menjadi konsep dasar nilai moral pendidikan
3. Filsafat pendidikan sebagai suatu lapangan studi yng
merumuskan secara normatif, tujuan pendidikan, hakikat
manusia, pola akulturasi dan peranan pendidikan dalam
pembangunan
4. Sistem pendidikan
PANDANGAN FILSAFAT
TENTANG PENDIDIKAN.