4. JULIAN ROTTER
Julian B.Rotter, dilahirkan di Brokoklyn pada 22
Oktober 1916, sebagai anak ketiga dan anak laki-laki
pertama dari pasangan orang tua imigran Yahudi.
Saat Rotter lulus dari Brooklyn College tahun 1937,
ia mempunyai lebih banyak kredit nilai di bidang
psikologi dari pada kimia. Kemudian memasuki
program pascasarjana psikologi di University of lowa,
tempatnya menerima gelar master pada tahun 1938.
Rotter menyelesaikan ikatan kerjanya dalam bidang
psikologi klinis di Worcester States Hospital di Massachusetts,
tempat ia bertemu dengancalon istrinya, Clara Barnes. Pada tahun
1941, Rotter menerima gelar ph.D. di bidang psikologi klinis dari
Indiana University.
5. Diantara publikasi Rotter yang paling penting adalah Social
Learning and Cinical Psychology (1954); Clinical Psychologgy
(1964); Application of Social Learning Theory of Personality,
dengan J. E. Chance dan E. J. Phares (1972); Personality; dengan
D. J. Hochreich (1975); The Development and Application pf
Social Learning Theory: Selected Papers (1982); Rooter
Incomplete Sentences Blank (Rotter, 1966); dan Interpersonal
Trust Scale (Rotter, 1967). Rotter bertugas sebagai ketua Eastern
Psychologycal Association dan pada divisi social and Personality
Psychology dan Clinical Psyuchology dari American
Psychologycal Association (APA). Ia juga bertugas selama dua
periode di APA Education and Training Board. Pada tahun 1988,
ia menerima penghargaan bergengsi APA Distingguished
Contribution Award. Pada tahun berikutnya, ia menerima
Distinguished Contribution to Clinical Training Award dari
Council of University Directors of Clinical Psychology.
6. PENGANTAR TEORI BELAJAR SOSIAL ROTTER
Teori belajar sosial berlandaskan lima hipotesis dasar.
1. Teori belajar sosial berasumsi bahwa manusia berinteraksi dengan lingkungan yang berarti untuknya
(Rotter, 1982). Rotter yakin bahwa perilaku manusia berasal dari interaksi atara lingkungan dangan
faktor personal.
2. Kepribadian manusia bersifat dipelajari. Dengan demikian, kepribadian tidak diatur atau ditentukan
berdasarkan suatu usia perkembangan tertentu, melainkan dapat diubah atau dimodifikasi selama
manusia mempu untuk belajar.
3. Kepribadian mempunyai kesatuan mendasar yang berarti kepribadian manusia mempunyai stabilitas
yang relatif.
4. Motivasi terarah berdasarkan tujuan. Rotter menolak pandangan bahwa manusia pada dasarnya
termotivasi untuk menurunkan ketegangan atau mencari kesenangan, ia bersikeras bahwa penjelasan
terbaik dari perilaku manusia berada pada ekspektasi manusia bahwa perilaku mereka akan
mengembangkan mereka ke arah satu tujuan.
5. Manusia mampu untuk mengantisipasi kejadian. Mereka menggunakan persepsi atas pergerakan ke
arah kejadian yang diantisipasi sebagai kriteria untuk mengevaluasi penguatan.
7. Rooter kemudian membangun teori kepribadian yang berusaha
memprediksikan perilaku manusia.
1. Memprediksi Perilaku Spesifik
Oleh karena perhatian utama Rotter adalah perdiksi perilaku manusia, ia mengajukan empat
variabel yang harus dianalisis untuk membuat prediksi yang kaurat dalam suatu situasi yang
spesifik. Variabel-variabel ini adalah potensi perilaku, ekspetasi, nilai penguatan, dan situasi
psikologis. Potensi perilaku merujuk pada kemungkinan bahwa suatu perilaku akan terjadu dalam
suatu situasi tertentu; ekspetasi adalah ekspetasi seseorang untuk diberikan penguatan, nilai dari
penguatan adalah pilihan seseorang untuk suatu penguatan tertentu; dan situasi psikologis merujuk
pada pola kompleks dari tanda-tanda yang dipersiapkam oleh seseorang selama suatu periode waktu
yang spesifik.
2. Memprsediksi Perilaku Umum
Untuk mempredisikan perilaku umum, kita akan melihat David yang telah bekerja di Hoffman’s
Hardware Store selama 18 tahun. David telah diinformasikan bahwa karena bisnis sedang lesu, Mr.
Hoffman harus mengurangi jumlah pekerjanya dan David mungkin akan kehilangan pekerjaannya.
Bagaimanakita dapat memprediksikan perilaku David selanjutnya?
8. Selanjutnya David memprediksikan perilaku sebagai berikut:
a. Ekspektasi Umum
Memprediksikan reaksi dari David diatas kemungkinan kehilangan pekerjaan, berarti mengetahui bagaiamana ia
melihat pilihan-pilihan yang tersedia untuknya dan juga status dari kebutuhannya saat ini.
b. Kebutuhan
Rotter (1982) mendefinisikan kebutuhan sebagai perilaku atau seperangkat perilaku yang dilihat orang dapat
menggerakan mereka ke arah suatu tujuankebutuhan bukan suatu kondisi kekurangan atau ransangan, tetapi
indicator dari tujuan perilaku.
c. Rumusan Prediksi Umum
Rumusan prediksi umum Rotter memberikan jalan bagi sejarah seseorang dalam menggunakan pengalaman
yang serupa untuk mengantisipasi penguatan di masa sekarang, yaitu bahwa mereka mempunyai ekspektasi yang
digeneralisasikan atas kesuksesan.
d. Kontrol Internal dan Eksternal dari Penguatan
Dua skala Rotter yang paling populer untuk mengukur mengenai ekspektasi umum adalah Internal-External
Control Scale dan Interpersonal Trust Scale. Salah satu kesalahan dalam pemahaman tersebut adalah bahwa skor
skala ini adalah determinan dari perilaku.
e. Interpersonal Trust Scale
Untuk mengukur perbedaan dalam kepercayaan antarpribadi, Rotter (1967) mengembangkan Interpersonal Trust
Scale (Skala Kepercayaan antarpribadi) yang menanyakan responden untuk setuju atau tidak setuju dengan 25
item yang mengkaji kepercayaan antarpribadi dan 15 item pengisi yang dirancang untuk menutupi tujuan dari
instrument.
9. 3. Perilaku Maladaptif
Dalam teori belajar sosial Rotter, perilaku maladaptif adalah perilaku bertahan apapun yang gagal
menggerakkan seseorang untuk menjadi lebih dekat dengan tujuan yang diinginkan. Perilaku ini
sering kali, walaupun kadang dapat dihindari muncul dari kombinasi antara nilai kebutuhan yang
tinggi dan kebebasan bergerak yang rendah atau berasal dari tujuan yang ditetapkan dengan terlalu
tinggi atau tidak realistis apabila tidak dikaitkan dengan kemampuan orang tersebut dalam
mencapainya (Rotter, 1964).
4. Psikoterapi
Bagi Rotter (1964), permasalahan psikoterapi adalah permasalahan bagaimana membuat perubahan
pada perilaku melalui interaksi antara satu orang dengan orang lain. Secara umum, tujuan dari terapi
Rotter adalah untuk membawa kebebasan bergerak dan nilai kebutuhan agar selaras, sehingga akan
mengurangi perilaku yang defensive atau menghindar. Terapis mengambil peranan aktif sebagai
guru, dan berusaha untuk memenuhi tujuan terapi dengan dua cara dasar: (1) mengubah kepentingan
dari tujuan, dan (2) mengeleminasi ekspektasi yang terlalu rendah atas kesuksesan.
11. Walter Mischel
Walter Mischel, anak kedua dari keluarga kelas mengengah atas, dilahirkan pada 22
Februari 1930, di Vienna. Ia dan saudara laki-lakinya, Theodore, yang dikemudian hari
menjadi pakar filsafat ilmiah, tumbuh di lingkungan yang nyaman dan tidak jauh dari
tempat tinggal Freud. Pada tahun yang sama, keluarga Mischel
pergi dari Austria dan pindah ke Ameika Serikat. Setelah
tinggal di berbagai negara bagian, mereka akhirnya menetap
di Brookly–Walter pun mengikuti sekolah dasar dan sekolah
menengah pertama di sana. Selanjutnya ia pun berkuliah di
New York University dan menjadi sangat tertarik dengan
bidang seni (melukis dan memahat) serta membagi waktunya
antara seni, psikologi, dan kehidupannya di Greenwich
Village.
12. Perkembangan Mischel sebagai psikolog kognitif sosial semakin meningkat
karena studi doktornya di Ohio State University dari tahun 1953-1956.
Selanjutnya, Mischel mengajar selama 2 tahun di University of Colorado.
Ia kemudian bergabung dengan Departement of Social Relations di Harvard,
dan minatnya terhadap teori kepribadian dan asesmen semakin distimulasi oleh
diskusi-diskusinya dengan Gordon Allport, Henry Murray, David McClelland,
dan yang lainnya. Selama di Harvard, Mischel bertemu dan menikahi Herriet
Nerlove, yang juga seorang mahasiswa pascasarjana psikologi kognitif. Salah
satu karya awal Mischel yang paling penting adalah Personality and Assesment
(1968), suatu perkembangan dari usahanya dalam mengidentifikasi
sukarelawan Peace Corps yang berhasil. Buku Mischel yang paling populer,
Introduction to Personality, awalnya diterbitkan pada tahun 1971 dan
menjalani revisi yang ke 7pada tahun 2004, dengan Yuichi Shoda dan Ronald
D. Smith sebagai rekanan penulis. Mischel telah memenangkan beberapa
penghargaan, termasuk Penghargaan Distinguished Scientist dari divisi klinis
American Psychological Association (APA) pada tahun 1078 dan penghargaan
APA Distinguished Scientific Contribution pada tahun 1982.
13. Teori Cognitive-Affective Personality System
1. Pendahuluan terhadap Teori Kepribadian Mischel
Secara umum, teori kepribadian memiliki dua tipe – mereka
yang melihat kepribadian sebagai entinitas yang dinamis
yang termotivasi oleh dorongan, persepsi, kebutuhan,
tujuan, dan ekspektasi, serta mereka yang melihat
kepribadian sebagai fungsi dari sifat atau disposisi personal
yang relatif stabil.Teori kepribadian yang termasuk kategori
pertama adalah teori dari Adler, Maslow, dan Bandura.
Kategori kedua menekankan pada pentingnya disposisi
personal dan sifat yang relatif stabil.Teori dari Allport,
Eysenck, serta McCrae dan Costa berada dalam kategori
ini. Pendekatan ini melihat manusia termotivasi oleh
sejumlah dorongan dan sifat pribadi yang terbatas, yang
cenderung membuat perilaku seseorang menjadi konsisten.
2. Latar Belakang Sistem Kepribadian Cognitive-
Affecctive
Beberapa pakar teori, seperti Hans Eysenck dan Gordon
Allport yakin bahwa kebanyakan perilaku adalah produk
dari sifat kepribadian yang relative stabil. Akan tetapi,
Walter Mischel menolak asumsi ini. Penelitian awalnya
(Mischel, 1958, 1961a, 1961b) membuatnya percaya
bahwa kebanyakan perilaku merupakan fungsi dari situasi
antara lain:
a. Paradoks Konsistensi
b. Interaksi Manusia-Situasi
14. 3. Sistem Kepribadian Cognitive-Affective
Untuk memecahkan paradoks konsistensi yang klasik, Mischel dan Shoda (Mischel,
2004; Mischel & Shoda, 1995, 1998, 1999; Shoda & Mischel, 1996, 1998)
menawarkan system kepribadian kognitif-afektif (cognitive-affective personality
system atau disebut juga cognitive-affective processing system – CAPS) yang
menjelaskan keberagaman dalam berbagai situasi dan juga stabilitas dari perilaku
dalam diri seseorang. Sistem kepribadian kognitif-afektif memprediksikan bahwa
perilaku seseorang akan berubah dari satu situasi ke situasi lainnya. Teori ini
mengindikasikan bahwa perilaku adalah percabangan dari sifat
kepribadian global yang stabil. Apabila perilaku adalah hasil dari sifat global,
maka hanya ada sedikit variasi individual dalam perilaku. Dengan perkataan lain,
Mark akan bereaksi dalam bentuk yang sama terhadap provokasi, tanpa
memperhatikan situasi spesifik.
15. Kesimpulan
Teori Belajar Kognitif Sosial dari Rotter dan Mischel berusaha untuk
membuat teori kekuatan penguatan dengan memakai teori kognitif. Menurut
Rotter, perilaku manusia dalam situasi yang spesifik adalah fungsi dari
ekspektasi mereka atas penguatan dan kekuatan dari kebutuhan yang
terpuaskan oleh penguatan tersebut. Unit Kognitif-Afektif meliputi strategi
econding, atau cara mereka menginterpretasi dan menggolongkan informasi;
kompetensi dan rencana regulasi diri, atau apa yang dapat mereka lakukan
dan strategi mereka untuk melakukannya; ekspektasi dan keyakinan mereka
mengenai persepsi konsekuensi dari tindakan mereka; tujuan dan nilai; serta
respons afektif mereka.
16. CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon and
infographics & images by Freepik.
Thanks
Do you have any questions?