SlideShare a Scribd company logo
Tugas : Pengembangankepribadian
Dosen:
PERSONALITY DAN GOOD PERSONALITY, PENDEKATAN TERHADAP GOOD
PERSONALITY, PERCAYA DIRI, KONSEP PENGEMBANGAN DIRI,
PERKEMBANGAN KONSEP DIRI.
O
L
E
H
Nama : Wd. Agusyanti
Nim : 01203090
Prodi : D-III KeperawatanGigi
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
YAYASAN AMANAH MAKASSAR
2012/2013
KATA PENGANTAR
Pujisyukur saya panjatkan kehadiratAllah SWT, karena dengan rahmatdan
hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Dengan demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaatbuat teman-teman
mahasiswa khususnya jurusan D-IIIKeperawatan Gigi, dan bisa menjadi bahan
ajar bagi teman-teman sekalian.
Raha, 27 November 2014
Penulis
WA ODEAGUSYANTI
BAB I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I. DAFTARISI
BAB II. PEMBAHASAN
1. Personality dan Good Personality
2. Pendekatan terhadap Good Personality
3. Percaya Diri
4. Konsep Pengembangan Diri
5. Perkembangan Konsep Diri
BAB III. PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTARPUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
Personality dan good Personality
Kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan
individu lain.
Makna kepribadian menurut pengertian sehari-hari
Disamping itu kepribadian sering diartikan sebagai ciri-ciri yang menonjol pada diri individu,
seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”. Kepada
orang supel diberikan atribut “berkepribadian supel” dan kepada orang yang plin-plan,
pengecut, dan semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian”
Definisi kepribadian menurut psikologi
Berdasarkan psikologi, Gordon Allport menyatakan bahwa kepribadian sebagai suatu
organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus
proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport
menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.
Ciri-ciri kepribadian
Para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan rumusan tentang
kepribadian. Dalamsuatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport
(Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang
kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia
menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut
pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai
sistempsiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalammenyesuaikan diri terhadap
lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider
(1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang
bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari
dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan
antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.
Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga dapat
dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya. Keunikannya itu didukung oleh
keadaan struktur psiko-fisiknya, misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi
kognitif dan afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan
kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat beberapa teori kepribadian yang
sudah banyak dikenal, diantaranya : teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, teori Analitik dari
Carl Gustav Jung, teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan Sullivan, teori
Personologi dari Murray, teori Medan dari Kurt Lewin, teori Psikologi Individual dari Allport,
teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull, Watson, teori The Self dari Carl Rogers dan
sebagainya. Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek
kepribadian, yang di dalamnya mencakup :
 Karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya
dalam memegang pendirian atau pendapat.
 Temperamen yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi
terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
 Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.
 Stabilitas emosi yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari
lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa
 Responsibilitas (tanggung jawab) adalah kesiapan untuk menerima risiko dari
tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima risiko secara wajar,
cuci tangan, atau melarikan diri dari risiko yang dihadapi.
 Sosiabilitas yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal.
Seperti : sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi
dengan orang lain.
Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian tersendiri, mulai dari yang menunjukkan
kepribadian yang sehat atau justru yang tidak sehat. Dalamhal ini, Elizabeth (Syamsu Yusuf,
2003) mengemukakan ciri-ciri kepribadian yang sehat dan tidak sehat, sebagai berikut :
Kepribadian yang sehat
 Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang
kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan
sebagainya.
 Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi
kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak
mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.
 Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan
yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh
atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau
kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi,
tetapi dengan sikap optimistik.
 Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya
untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
 Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu
mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan
diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
 Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi
situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif
(merusak)
 Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan
kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar
paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan
kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.
 Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain,
memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan
bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya,
merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya
dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain,
karena kekecewaan dirinya.
 Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap
bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
 Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang
berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
 Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-
faktor achievement (prestasi), acceptance (penerimaan), dan affection (kasih
sayang).
Kepribadian yang tidak sehat
 Mudah marah (tersinggung)
 Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
 Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
 Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau
terhadap binatang
 Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah
diperingati atau dihukum
 Kebiasaan berbohong
 Hiperaktif
 Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
 Senang mengkritik/mencemooh orang lain
 Sulit tidur
 Kurang memiliki rasa tanggung jawab
 Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat
organis)
 Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama
 Pesimis dalammenghadapi kehidupan
 Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan
Faktor-faktor penentu kepribadian
Ada beberapa faktor penentu kepribadian :
1. Faktor keturunan
2. Faktor lingkungan
Sifat-sifat kepribadian
Berbagai penelitian awal mengenai struktur kepribadian berkisar di seputar upaya untuk
mengidentifikasikan dan menamai karakteristik permanen yang menjelaskan perilaku
individu seseorang. Karakteristik yang umumnya melekat dalam diri seorang individu adalah
malu, agresif, patuh, malas, ambisius, setia, dan takut Karakteristik-karakteristik tersebut
jika ditunjukkan dalam berbagai situasi, disebut sifat-sifat kepribadian. Sifat kepribadian
menjadi suatu hal yang mendapat perhatian cukup besar karena para peneliti telah lama
meyakini bahwa sifat-sifat kepribadian dapat membantu proses seleksi karyawan,
menyesuaikan bidang pekerjaan dengan individu, dan memandu keputusan pengembangan
karier.
Cara identifikasi kepribadian
Terdapat sejumlah upaya awal untuk mengidentifikasi sifat-sifat utama yang mengatur
perilaku. Seringnya, upaya ini sekadar menghasilkan daftar panjang sifat yang sulit untuk
digeneralisasikan dan hanya memberikan sedikit bimbingan praktis bagi para pembuat
keputusan organisasional. Dua pengecualian adalah Myers-Briggs Type Indicator dan Model
Lima Besar Selama 20 tahun hingga saat ini, dua pendekatan ini telah menjadi kerangka
kerja yang dominan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan sifat-sifat seseorang.
Menilai kepribadian
Alasan paling penting mengapa manajer perlu mengetahui cara menilai kepribadian adalah
karena penelitian menunjukkan bahwa tes-tes kepribadian sangat berguna dalam membuat
keputusan perekrutan. Nilai dalam tes kepribadian membantu manajer meramalkan calon
terbaik untuk suatu pekerjaan.
Terdapat tiga cara utama untuk menilai kepribadian:
 Survei mandiri
 Survei peringkat oleh pengamat
 Ukuran proyeksi (Rorschach Inkblot test dan Thematic Apperception Test)
Sifat kepribadian utama yang memengaruhi perilaku organisasi
Evaluasi inti diri
Evaluasi inti diri adalah tingkat di mana individu menyukai atau tidak menyukai diri mereka
sendiri, apakah mereka menganggap diri mereka cakap dan efektif, dan apakah mereka
merasa memegang kendali atau tidak berdaya atas lingkunganEvalEvaluasi mereka. Evaluasi
inti diri seorang individu ditentukan oleh dua elemen utama: harga diri dan lokus kendali.
Harga diri didefinisikan sebagai tingkat menyukai diri sendiri dan tingkat sampai mana
individu menganggap diri mereka berharga atau tidak berharga sebagai seorang manusia.
Machiavellianisme
Machiavellianisme adalah tingkat di mana seorang individu pragmatis, mempertahankan
jarak emosional, dan yakin bahwa hasil lebih penting daripada proses. Karakteristik
kepribadian Machiavellianisme berasal dari nama Niccolo Machiavelli, penulis pada abad
keenam belas yang menulis tentang cara mendapatkan dan menggunakan kekuasaan.
Narsisisme
Narsisisme adalah kecenderungan menjadi arogan, mempunyai rasa kepentingan diri yang
berlebihan, membutuhkan pengakuan berlebih, dan mengutamakan diri sendiri Sebuah
penelitian mengungkap bahwa ketika individu narsisis berpikir mereka adalah pemimpin
yang lebih baik bila dibandingkan dengan rekan-rekan mereka, atasan mereka sebenarnya
menilai mereka sebagai pemimpin yang lebih buruk. Individu narsisis seringkali ingin
mendapatkan pengakuan dari individu lain dan penguatan atas keunggulan mereka sehingga
individu narsisis cenderung memandang rendah dnegan berbicara kasar kepada individu
yang mengancam mereka. Individu narsisis juga cenderung egois dan eksploitif, dan acap
kali memanfaatkan sikap yang dimiliki individu lain untuk keuntungannya.
Pemantauan diri
Pemantauan diri adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan perilakunya dengan
faktor situasional eksternal. Individu dengan tingkat pemantauan diri yang tinggi
menunjukkan kemampuan yang sangat baik dalam menyesuaikan perilaku dengan faktor-
faktor situasional eksternal. Bukti menunjukkan bahwa individu dengan tingkat pemantauan
diri yang tinggi cenderung lebih memerhatikan perilaku individu lain dan pandai
menyesuaikan diri bila dibandingkan dengan individu yang memiliki tingkat pemantauan diri
yang rendah.
Pendekatan terhadap good personality
Kepribadian dilihat dari Pendekatan Biopsikologi, Psikologi Sosial dan Humanistik
Psikologi telah memberikan banyak masukan teori yang menjelaskan berbagai perbedaan
kepribadian manusia, diantaranya berasal dari pendekatan humanistik, psikobiologi, dan
sosial. Pendekatan humanistik menekankan pada aspek-aspek positif yang dimiliki manusia
dan bagaimana ia bisa menjadi manusia yang lebih baik dengan mampu mengaktualisasi
dirinya. Pendekatan psikobiologi memandang bahwa kepribadian manusia ditentukan oleh
faktor-faktor biologis yang merupakan hasil turunan. Sedangkan pendekatan sosial atau
social learning menyatakan bahwa kepribadian ditentukan oleh lingkungan, yakni
bagaimana ia melihat konsekuensi atas tindakan-tindakannya. Diantara ketiga pendekatan
ini, pendekatan humanistiklah yang menurut saya paling tepat menjelaskan kepribadian
manusia. Pada esai ini saya akan menjabarkan teori mengenai kepribadian dari ketiga
pendekatan ini, dan menyertakan alasan mengapa humanistik paling baik dalam
menjelaskan kepribadian manusia.
Pendekatan pertama, yakni pendekatan psikobiologi. Pendekatan ini memandang bahwa
kepribadian manusia ditentukan oleh faktor-faktor biologis, seperti gen, yang merupakan
hasil turunan, dan saling berhubungan dengan struktur dan fungsi dari anggota tubuh,
khususnya otak. Beberapa studi telah dilakukan untuk meneliti kepribadian anak kembar
identik dan kembar biasa (Carlson, 1993). Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa
kedua tipe tersebut memiliki kemiripan kepribadian, dengan tingkat kemiripan yang lebih
tinggi pada kembar identik, yang berarti bahwa kepribadian bersifat diturunkan oleh orang
tua kepada anaknya. Walaupun anak yang kembar identik ini hidup terpisah dalam
lingkungan yang benar-benar berbeda, tidak ditemukan perbedaan kepribadian antara satu
dengan lainnya. Penelitian ini contohnya dilakukan oleh Zuckerman yang meneliti
karakteristik extraversion, neuroticism dan psychoticism, serta Plomin dan Bergeman yang
meneliti karakteristik cohesion, expressiveness, conflict, achievement, culture, activity,
organization dan control. Temuan Plomin dan Bergeman juga menunjukkan hal yang sama,
yakni bahwa anak kembar identik memiliki tingkat kemiripan kepribadian yang lebih tinggi
dibandingkan anak kembar biasa (Carlson, 1993).
Kemudian dari penelitian-penelitian tersebut, dihasilkan kesimpulan bahwa faktor
keturunan memiliki peran dalam membentuk 50% hingga 70% kepribadian seorang individu
(Zuckerman dalam Carlson, 1993). Hanya 7% kepribadian yang dibentuk oleh faktor
lingkungan saja(Scarr et al dalam Carlson, 1993). Maka, menurut Carlson, sisanya yang
sejumlah 23% hingga 43% haruslah berupa perpaduan antara faktor keturunan dan faktor
lingkungan (1993).
Selain itu, atribut fisik seperti rambut ikal, kulit putih, dan sebagainya, juga bersifat
menurun dan mampu mempengaruhi lingkungan (Carlson, 1993). Misalnya saja, anak yang
memiliki fisik yang menarik cenderung akan memperoleh lebih banyak perhatian yang
menyenangkan dibandingkan anak yang berfisik kurang menarik.
Dari hasil penelitiannya mengenai karakteristik extraversion, neuroticism dan psychoticism,
Zuckerman menemukan bahwa ketiga dimensi kepribadian tersebut ditentukan oleh sistem
saraf yang berperan untuk merespon reinforcement, punishment dan arousal. Orang yang
ekstrovert sangat sensitif terhadap reinforcement (Zuckerman dalamCarlson, 1993). Anak
yang tumbuh menjadi seorang ekstrovert menunjukkan bahwa ia memiliki keaktifan diri
yang tinggi. Kemudian bila ia dewasa, ia cenderung bertindak untuk mencari reinforcement
(Carlson, 1993), misalnya dengan bergabung dengan kegiatan-kegiatan yang dapat
mempertemukannya dengan orang banyak. Ia bersifat optimis dan meyakini bahwa
tindakannya dapat memberikannya reinforcement. Orang yang tinggi tingkat neuroticism-
nya cenderung mudah cemas dan ketakutan. Ia sangat sensitif terhadap punishment
(Zuckerman dalam Carlson, 1993). Sedangkan orang yang tinggi tingkat psychoticism-nya
memiliki sensitivitas terhadap punishment yang rendah, dan tingkat arousal yang tinggi.
Artinya orang seperti ini cenderung mencari kegiatan atau situasi yang menguji nyalinya.
Namun karena toleransinya terhadap hal ini melebihi manusia pada umumnya, maka ia sulit
untuk menyesuaikan diri dan merasa cocok berada di tengah-tengah masyarakat.
Amygdaladitemukan memiliki hubungan dengan sifat neuroticism ini. Amygdala berfungsi
untuk mengatur tingkah laku, rasa otonomi, dan komponen hormonal dari respon-respon
emosional (Carlson, 1993). Jika fungsi ini terlalu sensitif, maka individu akan menjadi pribadi
yang merasakan ketakutan yang berlebihan ketika bertemu dengan situasi yang tidak
dikenalnya. Neuroticism berhubungan dekat dengan sifat timid yaitu penakut dan pemalu.
Kagan, Reznick dan Snidman (dalam Carlson, 1993) menemukan bahwa sifat timid ini
merupakan karakter yang memiliki dasar biologis dan bertahan lama. Dari penelitian mereka
ditemukan bahwa pada anak kecil sifat ini ditunjukkan dengan sikap menjadi diam dan
waspada saat bertemu dengan orang baru. Anak pemalu berusia 21 atau 31 bulan akan
tetap pemalu ketika berusia 7 ½ tahun. Secara fisiologis, anak pemalu sering mengalami
peningkatan detak jantung, pupil melebar, air seninya mengandung lebih banyak
norepinephrine serta ludahnya mengandung lebih banyak cortisol. Kedua hormon tersebut
disekresikan tubuh dikala stres. Artinya anak yang neurotis sering mengalami stres terhadap
situasi yang ada di lingkungannya.
Pendekatan berikutnya, yaitu psikologi sosial atau social learning, menyatakan bahwa
kepribadian ditentukan oleh konsekuensi atas tindakan individu serta bagaimana ia
memandangnya. Teori mengenai kepribadian dari pendekatan ini bermula dari penelitian B.
F. Skinner mengenai Stimulus-Respons (Carlson, 1993). Skinner menemukan bahwa setiap
stimulus yang diberikan terhadap organisme, akan menghasilkan suatu respon yang bersifat
konsisten. Oleh karena itu, organisme akan bertingkah laku sesuai dengan konsekuensi yang
akan ia dapatkan dari tingkah lakunya itu. Tingkah laku juga akan berubah jika terjadi
perubahan konsekuensi dari tingkah laku tersebut. Skinner tidak mengemukakan teori yang
khusus mengenai kepribadian, namun hasil penelitiannya ini menarik perhatian para social
learning theorist dan menjadi masukan bagi mereka untuk membentuk konsep mengenai
kepribadian manusia.
Albert Bandura, salah satu peneliti kepribadian memodifikasi penemuan Skinner dengan
menambahkan adanya faktor kognisi dalampembentukan tingkah laku (Carlson, 1993).
Kognisi yang dimaksud berupa expectancy, yaitu persepsi dan harapan seseorang yang
meyakini bahwa ia akan mendapatkan konsekuensi tertentu bila ia melakukan tindakan
tertentu. Jadi, seseorang akan melakukan suatu tindakan karena ia mengharapkan
memperoleh reward atau menjauhi punishment yang potensial dari tindakan tersebut.
Expectancy yang dimiliki oleh seseorang juga mampu membuatnya mempelajari sesuatu
dari observasi (observational learning). Pada observational learning, seorang individu
mengobservasi konsekuensi apa yang akan diterima oleh objek yang menjadi model
observasinya sebagai hasil dari tindakan yang dilakukannya. Banyak tindakan yang kita
lakukan yang merupakan hasil dari mengobservasi orang lain. Misalnya menulis tulisan
bersambung atau makan dengan menggunakan sumpit.
Bandura, berbeda dengan kebanyakan peneliti kepribadian, tidak mempercayai karakteristik
pribadi individu saja atau lingkungan saja yang akan mempengaruhi kepribadian (Carlson,
1993). Ia mengajukan konsep reciprocal determinism, yaitu adanya interaksi antara tingkah
laku, variabel lingkungan, dan variabel manusia (berupa kognisi, expectation, dan lain-lain).
Sebagaimana yang kita ketahui, lingkungan dapat merubah tingkah laku manusia,
sedangkan tingkah laku manusia juga dapat merubah lingkungan. Sebagai gantinya,
perubahan-perubahan tersebut mempengaruhi pikiran manusia.
Self-efficacy merupakan salah satu faktor penting yang menentukan bisa atau tidaknya
seseorang merubah lingkungannya. Tindakan yang kita perbuat didasari oleh evaluasi kita
terhadap kompetensi diri kita (Carlson, 1993). Self-efficacy ini tidak hanya menentukan
apakah kita akan terikat dengan suatu perbuatan, tetapi juga menentukan tingkat
keterikatan kita dengan perbuatan tersebut. Contohnya saja seseorang yang sangat yakin
dengan kemampuan menyanyinya mendaftarkan diri untuk mengikuti tahap seleksi
kompetisi Indonesian Idols. Meskipun ia mendapat komentar yang buruk dari para jurinya
dan tidak lolos pada tahap seleksi tahun itu, ia akan tetap mengikuti seleksi pada tahun-
tahun berikutnya.
Walter Mischel, seorang peneliti kepribadian lainnya, mengemukakan teori kepribadian dari
sudut pandang yang sangat dinamis. Mischel (Carlson, 1993) meyakini bahwa kepribadian
seseorang dipengaruhi oleh interaksinya dengan lingkungan, serta peran kognisinya dalam
menentukan bagaimana seseorang mempelajari hubungan antara tingkah laku dan
konsekuensinya. Ia juga mengajukan ide mengenai individual differences dalamkognisi, yang
ia sebut dengan person variables. Person variables ini terdiri dari: (1) kompetensi,
perbedaan keterampilan, kemampuan, serta kapasitas individu; (2) strategi encoding dan
konstruk personal, perbedaan kemampuan individu dalam memproses informasi; (3)
ekspektansi, perbedaan ekspektansi individu terhadap hasil dari perbuatannya; (4) nilai
subjektif, perbedaan derajat individu terhadap reinforcer tertentu dibandingkan reinforcer
lainnya yang mempengaruhi tingkah lakunya; (5) sistem self-regulatory serta
perencanaannya, individu memonitor perkembangan dirinya terhadap suatu tujuan, lalu
memberikan perbedaan perencanaan dan aturan-aturan kepada dirinya sesuai dengan hal
tersebut, baik dengan memberikan dirinya reward atau punishment.
Mischell menganut paham yang sangat radikal. Ia meyakini bahwa kepribadian manusia
yang stabil (personality trait) tidak pernah ada, kalaupun ada, tidak akan memberikan
pengaruh yang signifikan (Carlson, 1993). Manusia selalu menyesuaikan sikapnya dengan
situasi lingkungannya saat itu. Contohnya saat berada pada sebuah pesta, orang-orang yang
mengikutinya akan menjadi lebih ekstrovert, sedangkan saat berada pada pemakaman,
mereka akan menjaga keheningan suasananya. Pendapat ini disangkal oleh Epstein (Carlson,
1993) yang berargumen bahwa orang introvert pastilah menghindari perkumpulan sosial
seperti pesta. Karena itu yang ditemukan di pesta kebanyakan adalah orang-orang yang
ekstrovert. Opini mereka menunjukkan betapa lingkungan memiliki pengaruh terhadap
kepribadian.
Teori lain mengenai kepribadian dari pendekatan psikologi sosial adalah locus of control
oleh Julian Rotter. Rotter menyatakan (Carlson, 1993) bahwa konsekuensi dari tindakan
individu dikontrol oleh salah satu diantara faktor internal (person variables) atau faktor
eksternalnya (environment variables). Seseorang yang memiliki internal locus of controlyakin
bahwa kemampuan dirinyalah yang akan menentukan takdir hidupnya, apakah ia akan
memperoleh konsekuensi, berupa reward atau punishment, ataukah tidak. Sebaliknya,
seseorang yang memiliki external locus of control bersikap pasif pada lingkungan. Ia
meyakini bahwa takdirnya dipengaruhi oleh lingkungannya. Tipe kedua ini tidak akan
melakukan upaya dalam mencapai tujuannya sekeras individu bertipe pertama.
Sedangkan pendekatan humanistik menekankan pada aspek-aspek positif yang dimiliki
manusia dan bagaimana ia bisa menjadi manusia yang lebih baik dengan mampu
mengaktualisasi dirinya. Abraham Maslow, tokoh pendekatan humanistik, menyatakan
bahwa motivasi adalah aspek utama dalam pembentukan kepribadian manusia (Carlson,
1993). Ia menggambarkan motivasi manusia berdasarkan hierarchy of needs (Gambar 1).
Setiap manusia harus memenuhi kebutuhan pada tingkat terdasar terlebih dulu, yaitu
kebutuhan fisiologis seperti makan, minum dan istirahat baru ia bisa memasuki tahap
selanjutnya, yaitu pemenuhan kebutuhan keamanan, dan demikian seterusnya. Maslow
menganggap bahwa jika kita ingin memahami kepribadian manusia, maka kita harus
memahami hirarki ini.
Hirarki Maslow berbentuk piramida yang terdiri dari tujuh tingkatan. Tingkat paling dasar
memuat kebutuhan manusia yang paling dasar, yaitu kebutuhan fisiologis seperti makanan,
minuman, udara dan istirahat. Bila sudah terpenuhi, maka manusia naik ke tingkatan
kebutuhan kedua, yaitu kebutuhan keamanan yang berupa rasa aman, nyaman dan
terbebas dari rasa takut. Kemudian berlanjut ke tingkat ketiga, yakni kebutuhan keterikatan
sosial, seperti memiliki teman, mencintai dan dicintai. Pada tingkat keempat terdapat
kebutuhan penghargaan, yaitu dengan menjadi kompeten dan diakui oleh lingkungan. Pada
tingkat kelima terdapat kebutuhan kognitif yang dapat dipenuhi dengan memuaskan rasa
ingin tahu, melakukan eksplorasi, dan memahami dunia. Pada tingkat keenam terdapat
kebutuhan estetika yang berupa harmoni, keteraturan dan keindahan. Bila keenam tingkat
tersebut telah tercapai, maka tibalah manusia pada tingkat kebutuhan terpuncak, yaitu
aktualisasi diri, memenuhi potensi diri.
Penemuan Maslow ini terinspirasi setelah studi kasusnya terhadap tokoh-tokoh bersejarah
seperti Albert Einstein, Eleanor Roosevelt, Henry David Thoreau dan Abraham Lincoln
(Carlson, 1993). Ia mencari tahu kualitas hidup seperti apa yang membuat para tokoh ini
mampu mengaktualisasikan dirinya. Mereka adalah orang-orang yang sangat mampu
menerima diri mereka dan kenyataan hidup yang mereka alami apa adanya. Mereka
berfokus pada mencari solusi atas persoalan masyarakat, bukan masalah pribadi, terbuka
terhadap opini orang lain, bereaksi emosional secara spontan terhadap kejadian-kejadian
dalam hidupnya, memiliki rasa yang kuat atas privasi, otonomi, norma kemanusiaan,
penghargaan terhadap kehidupan dan memiliki sedikit teman namun akrab daripada banyak
tetapi kenal seadanya saja (Carlson, 1993).
Tokoh humanistik lainnya, Carl Rogers, meyakini bahwa perkembangan kepribadian manusia
berpusat pada self-concept dan bagaimana orang lain memperlakukannya. Ia menyatakan
bahwa setiap manusia membutuhkan positive regard, yaitu penerimaan, kehangatan, cinta
dan penghargaan dari orang lain terhadap dirinya. Contohnya anak-anak yang sering kali
menginginkan orang lain bisa menyukai mereka. Maka kunci untuk memperoleh kepribadian
yang sehat secara psikologis, adalah dengan membangun self-concept yang positif (Carlson,
1993).
Untuk memperoleh positive regard dibutuhkan persyaratan sebelumnya, yang disebut juga
dengan conditions of worth. Positive regard ini sering kali bersifat kondisional (Carlson,
1993) karena manusia dalamhidupnya akan mempelajari bahwa apa yang dipikirkan orang
lain tentang dirinya tergantung pada tindakan yang ia lakukan.
Pendekatan humanistik menyatakan bahwa dari konsep-konsep positif inilah kepribadian
manusia terbentuk. Jika kebutuhan-kebutuhan hidupnya tidak terpuaskan, maka akan
terlihat dari kepribadian dirinya yang negatif. Pendekatan psikobiologi yang memandang
kepribadian dipengaruhi oleh faktor-faktor internal (genetis) saja, ataupun pendekatan
sosial yang menyatakan bahwa kepribadian dipengaruhi oleh faktor eksternal (lingkungan)
saja terbukti tidak tepat. Dari penelitian Plomin dan Bergerman ditemukan bahwa pengaruh
kepribadian manusia adalah perpaduan antara kedua faktor tersebut. Pendekatan
humanistik melihat perpaduan kedua hal ini. Manusia memiliki free will untuk menentukan
sikapnya sendiri, namun ia juga terpengaruh oleh bagaimana lingkungan sosialnya
memandangnya. Ia tetap membutuhkan keterikatan dengan lingkungan sosialnya, serta
positive regards dari mereka. Pendekatan humanistik menggabungkan faktor internal dan
eksternal. Pendekatan inilah yang paling baik untuk menjelaskan kepribadian manusia.
Percaya Diri
Pengertian Kepercayaan Diri
Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalamkehidupan
manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri serta memiliki
pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka tetap
berpikiran positif dan dapat menerimanya.
Menurut Thantaway dalam Kamus istilah Bimbingan dan Konseling (2005:87), percaya diri
adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada
dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri
memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering
menutup diri.
Macam-Macam Percaya Diri
Kalau melihat ke literatur lainnya, ada beberapa istilah yang terkait dengan persoalan
pede/percaya diri yaitu ada empat macam, yaitu :
1. Self-concept : bagaiman Anda menyimpulkan diri anda secara keseluruhan,
bagaimana Anda melihat potret diri Anda secara keseluruhan, bagaimana Anda
mengkonsepsikan diri anda secara keseluruhan.
2. Self-esteem : sejauh mana Anda punya perasaan positif terhadap diri Anda,
sejauhmana Anda punya sesuatu yang Anda rasakan bernilai atau berharga dari diri
Anda, sejauh mana Anda meyakini adanya sesuatu yang bernilai, bermartabat atau
berharga di dalam diri Anda.
3. Self efficacy : sejauh mana Anda punya keyakinan atas kapasitas yang Anda miliki
untuk bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan dengan hasil yang bagus
(to succeed). Ini yang disebut dengan general self-efficacy. Atau juga, sejauhmana
Anda meyakini kapasitas anda di bidang anda dalammenangani urusan tertentu. Ini
yang disebut dengan specific self-efficacy.
4. Self-confidence: sejauhmana Anda punya keyakinan terhadap penilaian Anda atas
kemampuan Anda dan sejauh mana Anda bisa merasakan adanya “kepantasan”
untuk berhasil. Self confidence itu adalah kombinasi dari self esteemdan self-
efficacy (James Neill, 2005)
Berdasarkan paparan tentang percaya diri kita juga bisa membuat semacam kesimpulan
bahwa percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis seseorang, dimana individu dapat
mengevaluasi keseluruhan dari dirinya sehingga memberi keyakinan kuat pada kemampuan
dirinya untuk melakukan tindakan dalam mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya.
Akibat Kurang Percaya Diri
Ketika ini dikaitkan dengan praktek hidup sehari-hari, orang yang memiliki kepercayaan diri
rendah atau telah kehilangan kepercayaan, cenderung merasa / bersikap sebagai berikut :
a. Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang diperjuangkan secara sungguh
sungguh.
b. Tidak memiliki keputusan melangkah yang decissive (ngambang)
c. Mudah frustasi atau give-up ketika menghadapi masalah atau kesulitan
d. Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau setengah-setengah
e. Sering gagal dalammenyempurnakan tugas-tugas atau tanggung jawab (tidak optimal)
f. Canggung dalammenghadapi orang
g. Tidak bisa mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan kemampuan mendengarkan
yang meyakinkan
h. Sering memiliki harapan yang tidak realistis
i. Terlalu perfeksionis
j. Terlalu sensitif (perasa)
Sebaliknya, orang yang mempunyai kepercayaan diribagus, mereka memiliki perasaan
positif terhadap dirinya, punya keyakinan yang kuat atas dirinya dan punya pengetahuan
akurat terhadap kemampuan yang dimiliki. Orang yang punya kepercayaan diri bagus
bukanlah orang yang hanya merasa mampu (tetapi sebetulnya tidak mampu) melainkan
adalah orang yang mengetahui bahwa dirinya mampu berdasarkan pengalaman dan
perhitungannya.
Konsep pengembangan Diri
Konsep pengembangan pribadi adalah salah satu yang luas ,dan arti yang berbeda untuk
orang yang berbeda ., orang-orang yang dapat dieksplorasi dalam rangka untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih tentang apa artinya dan bagaimana hal itu dapat
diimplementasikan dalam kehidupan Anda . Baca terus untuk beberapa wawasan yang
dapat bermanfaat bagi Anda dalam pencarian Anda sendiri untuk pemenuhan di daerah ini
kehidupan Anda .
Mengidentifikasi dan mengatur tujuan adalah komponen penting dari setiap jenis program
pengembangan pribadi . Persiapan dapat sesederhana bertanya pada diri sendiri apa yang
Anda inginkan dalam hidup . Pertanyaan dapat dijawab Namun, ada beberapa karakteristik
dasar dari seseorang yang terlibat dalamproses pengembangan pribadi secara luas ,
kemudian dipecah menjadi spesifik . Hal ini penting untuk kemudian mengatur mereka
menjadi beberapa bagian yang dapat dikelola .
Memprioritaskan tujuan Anda adalah langkah berikutnya , dan salah satu yang Anda tidak
ingin abaikan . Ini bisa tampak luar biasa untuk mengatasi terlalu banyak perubahan
sekaligus , dan ini kemungkinan akan menyabotase setiap upaya yang Anda buat . Pilih hal
yang paling penting bahwa Anda ingin mengubah atau capai dalamhidup Anda , dan mulai
mengolah sumber daya Anda untuk mencapai tujuan tersebut . Ketika Anda mendapatkan
menguasainya dan mengembangkan sistemyang bekerja untuk Anda , menambahkan lebih
banyak hal secara bertahap .
Setepat apa yang Anda ingin capai dalam hidup secara keseluruhan. Memaksa diri untuk
menjawab pertanyaan ini dalam satu kalimat , kemudian memperluas nanti . Menyempit ke
bawah untuk satu tujuan mempertajam keterampilan Anda dalameksplorasi mandiri, dan
dapat membuat Anda menyadari apa prioritas Anda sebenarnya .
Sekali Anda telah mengidentifikasi apa yang sebenarnya Anda inginkan dalamhidup Anda ,
menetapkan serangkaian tujuan jangka pendek yang akan membawa Anda ke mana Anda
ingin menjadi . Membuat mereka dicapai dalam jumlah waktu yang wajar , mengakui bahwa
setiap langkah adalah salah satu yang penting dalam perjalanan .
Perkembangan konsep Diri
Defenisi Konsep Diri
Konsep diri adalah penilaian, pandangan dan perasaan seseorang tentang dirinya. Manusia
adalah makhluk penafsir dan juga subjek dari persepsi objek maupun persepsi interpersonal.
Seseorang dapat menjadikan dirinya sendiri sebagai subjek dan objek persepsinya sekaligus,
yaitu ia membayangkan dirinya sebagai orang lain dalam otaknya, seperti ia menaruh
cermin di depan dirinya, kemudian melihat dirinya sendiri pada cermin dan membayangkan
demikianlah cara orang dalam memandang dirinya. Dengan mengamati dirinya sendiri,
sampailah ia pada gambaran dan penilaian tentang dirinya yang disebut konsep diri (self
concept).
Menurut Seifert dan Hoffnung (1994) konsep diri merupakan “suatu pemahaman mengenai
diri atau ide tentang konsep diri.“. Sedangkan Atwater (1987) menyatakan bahwa konsep
diri adalah keseluruhan gambaran diri, yang meliputi persepsi seseorang tentang tentang
diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa konsep diri adalah pendapat seseorang
tentang dirinya sendiri atau pemahaman mental maupun fisik. Atau pemahaman seseorang
tentang dirinya sendiri, baik menyangkut kemampuan mental maupun fisik, ataupun
menyangkut segala sesuatu yang menjadi miliknya yang bersifat material. Dengan kata lain
konsep diri adalah respon sesorang tentang pertanyaan “siapa saya?” dengan menyadari
sesorang tentang dirinya maka akan ada unsur penilaian tentang keberadaan dirinya itu
apakah dia seorang yang baik atau kurang baik, berhasil atau kurang berhasil, mampu atau
kurang mampu.
Langkah-Langkah Dan Manfaat Mempertahankan Konsep Diri
Langkah-langkah melakukan konsep diri
Langkah-langkah mempertahankan konsep diri, yaitu: Bersikap obyektif dalam mengenali
diri sendiri, hargailah diri sendiri, jangan memusuhi diri sendiri, berpikir positif dan rasional.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa langkah membangun konsep diri adalah
Belajar menyukai diri sendiri atau cinta diri sendiri, Kembangkan pikiran positive thinking,
Hubungan interpersonal harus dibina dengan baik, Pro-aktif atau sikap yang aktif menuju
yang positive, dan Menjaga keseimbangan hidup
Manfaat mengembangkan konsep diri
1. Rasa Percaya Diri
2. Semangat dan Gairah Hidup
3. Keberanian
4. Kebebasan
5. Harga Diri ( Self-Esteem)
6. Kedamaian dan Kebahagiaan
7. Keberhasilan dalam hidup
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri
Burns (1993) menyebutkan bahwa secara garis besar ada lima faktor yang mempengaruhi
perkembangan konsep diri, yaitu :
Ø citra fisik, merupakan evaluasi terhadap diri secara fisik,
Ø bahasa, yaitu kemampuan melakukan konseptualisasi dan verbalisasi,
Ø umpan balik dari lingkungan,
Ø identifikasi dengan model dan peran jenis yang tepat,
Ø pola asuh orang tua.
Hurlock (1973) yang mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan konsep diri di antaranya adalah ; fisik, pakaian, nama dan nama panggilan,
intelegensi, tingkat aspirasi, emosi, budaya, sekolah dan perguruan tinggi,status sosial
ekonomi, dan keluarga.
Menurut Lerner dan Spanier (dalam Nuryoto, 1993), perkembangan seseorang selain
ditentukan oleh kondisi dirinya, juga dikaitkan dengan kehidupan kelompok dalam
lingkungan masyarakatnya pada setiap tahap perkembangan yang dilaluinya.
Garbarino (1992) mengemukakan bahwa pada prinsipnya dalam proses perkembangan
manusia bisa dilihat dalamperspektif ekologi. Dalamperspektif ini individu berintraksi
dengan lingkungan. Interaksi tersebut mebuat kedua elemen saling memperngaruhi satu
sama lain dan membentuk sistemdalam beberapa tingkatan, yang terdiri dari microsystems,
mesosystems, exosystems, dan macrosystems.
Komponen Atau Bagian Dari Konsep Diri
1. Identitas diri (Peran yang berbeda, kesaran diri akan diri sendiri, pengenalan diri yang ada
tentang internal individual).
2. Citra diri (Pandangan atau persepsi tentang diri kita sendiri, bukan penilaian orang lain
terhadap dirinya).
3. Harga diri (Berupa penilaian atau evaluasi dirinya terhadap hasil yang didapat baik
internal maupun eksternal yang merupakan proses pencapaian ideal diri).
4. Ideal diri (Suatu yang kita harapkan atau harapan individu terhadap dirinya yang akan
dinilai oleh personal lain).
5. Peran (Merupakan pola sikap, prilaku, posisi dimasyarakat atau fungsi dirinya baik di
lingkungan masyarakat, keluarga, atau komunitas).
Hambatan Dalam Membangun Konsep Diri
Potensi yang dimiliki seseorang bisa berkembang atau tidak, itu tergantung pada pribadi
yang bersangkutan dan lingkungan dia berada. Beberapa hambatan yang sering terjadi
dalam pengembangan potensi diri adalah sebagai berikut:
1. Hambatan yang berasal dari lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor penghambat dalam pengembangan potensi diri.
Hambatan ini antara lain disebabkan sistempendidikan yang dianut, lingkungan kerja yang
tidak mendukung semangat pengembangan potensi diri, dan tanggapan atau kebiasaan
dalam lingkungan kebudayaan.
1. Hambatan yang berasal dari individu sendiri
Penghambat yang cukup besar adalah pada diri sendiri,misalnya sikap berprasangka, tidak
memiliki tujuan yang jelas, keengganan mengenal diri sendiri, ketidak mampuan mengatur
diri, pribadi yang kerdil, kemampuan yang tidak memadai untuk memecahkan masalah,
kreativitas rendah, wibawa rendah, kemampuan pemahaman manajerial lemah,
kemampuan latih rendah dan kemampuan membina tim yang rendah.
Jenis-Jenis Konsep Diri
Hurlock (1974) membagi konsep diri menjadi 4:
1. Konsep diri dasar
Konsep diri dasar meliputi persepsi mengenai penampilan, kemampuan dan peran status
dalam kehidupan, nilai-nilai, kepercayaan, serta aspirasinya. Konsep diri dasar cendrung
memiliki kenyataan yang sebenarnya. Individu melihat dirinya seperti keadaan sebenarnya,
bukan seperti yang diinginkan. Keadaan ini menetap dalam dirinya walaupun tempat dan
situasinya berbeda.
2. Konsep diri sementara
Konsep dir sementara adalah konsep diri yang sifatnya hanya sementara saja dijadikan
patokan. Apabila tempat dan situasi berbeda, konsep diri ini akan menghilang. Konsep diri
sementara ini terbentuk dari interaksi dengan lingkungan.
3. Konsep diri social
Konsep diri social timbul berdasarkan cara seseorang mempercayai persepsi orang lain
tentang dirinya, jadi tergantung dari perkataan dan perbuatan orang lain pada dirinya,
misalnya seorang anak yang selalu dikatakan nakal. Konsep diri social diperoleh melalui
interaksi social dengan orang lain.
4. Konsep diri ideal
Konsep dir ini ideal terbentuk dari persepsi seseorang dan keyakinan oleh apa yang kelak
terjadi pada dirinya dimasa yang akan dating. Konsep diri ini berhubungan dengan pendapat
individu mengenai keadaan fisik dan psikologisnya. Konsep diri ideal ini dapat menjadi
kenyataan apabila berada dalam jangkauan kehidupan nyata.
Strang (1970) memperkenalkan empat konsep yang mendasar tentang konsep diri:
1. Konsep diri menyangkut pemahaman seseorang tentang kemampuan peranan dan
penghargaan terhadap diri sendiri.
2. Konsep diri itu tidak tetap.
3. Konsep diri social adalah pendaopat seseorang atau remaj tentang bagaimana orang
lain mamandang dirinya tentang kemampuan sosialnya.
4. Konsep diri ideal dan konsep diri realita. Konsep diri ideal yaitu konsep diri seseorang
seperti yang diharapkan. Konsep diri realita adalah konsep diri yang benar-benar sesuia
dengan kemampuan.
BAB III
PENUTUP
kesimpulan
Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan
individu lain.
Pendekatan humanistik menyatakan bahwa dari konsep-konsep positif inilah kepribadian
manusia terbentuk. Jika kebutuhan-kebutuhan hidupnya tidak terpuaskan, maka akan
terlihat dari kepribadian dirinya yang negatif. Pendekatan psikobiologi yang memandang
kepribadian dipengaruhi oleh faktor-faktor internal (genetis) saja, ataupun pendekatan
sosial yang menyatakan bahwa kepribadian dipengaruhi oleh faktor eksternal (lingkungan)
saja terbukti tidak tepat. Dari penelitian Plomin dan Bergerman ditemukan bahwa pengaruh
kepribadian manusia adalah perpaduan antara kedua faktor tersebut. Pendekatan
humanistik melihat perpaduan kedua hal ini. Manusia memiliki free will untuk menentukan
sikapnya sendiri, namun ia juga terpengaruh oleh bagaimana lingkungan sosialnya
memandangnya. Ia tetap membutuhkan keterikatan dengan lingkungan sosialnya, serta
positive regards dari mereka. Pendekatan humanistik menggabungkan faktor internal dan
eksternal. Pendekatan inilah yang paling baik untuk menjelaskan kepribadian manusia.
Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalamkehidupan
manusia.
Konsep diri adalah cara seseorang untuk melihat dirinya secara utuh dengan semua ide,
pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan dengan
orang lain. Sangatlah penting bagi setiap orang untuk memahami konsep diri, yaitu dengan
terlebih dahulu harus menanamkan dalam dirinya sendiri pandangan tentang dirinya
sebelum memberi pandangan kepada orang lain.
Saran
Penyusun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan
penyusunan makalah ini selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://ziahasing.wordpress.com/about/perkembangan-konsep-diri/
http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2012/06/05/karakteristik-pribadi-
positif-462580.html
https://www.google.co.id/?gws_rd=ssl#q=PERCAYA+DIri

More Related Content

What's hot

Pak okta carl rogers (konversi)
Pak okta   carl rogers (konversi)Pak okta   carl rogers (konversi)
Pak okta carl rogers (konversi)Oetari Oetari
 
Perkembangan Kepribadian
Perkembangan KepribadianPerkembangan Kepribadian
Perkembangan Kepribadian
pjj_kemenkes
 
Ppt teori humanistik
Ppt teori humanistikPpt teori humanistik
Ppt teori humanistik
1115500038
 
Ppt ueu-psikososial-dan-kebudayaan-dalam-keperawatan-pertemuan-1-
Ppt ueu-psikososial-dan-kebudayaan-dalam-keperawatan-pertemuan-1-Ppt ueu-psikososial-dan-kebudayaan-dalam-keperawatan-pertemuan-1-
Ppt ueu-psikososial-dan-kebudayaan-dalam-keperawatan-pertemuan-1-
deviaulia8
 
Sains sukan personaliti
Sains sukan personalitiSains sukan personaliti
Sains sukan personaliti
Jacklinramli
 
Harga diri (Self-Esteem) presentation from PsikologiHore.com
Harga diri (Self-Esteem) presentation from PsikologiHore.comHarga diri (Self-Esteem) presentation from PsikologiHore.com
Harga diri (Self-Esteem) presentation from PsikologiHore.com
PsikologiHore! Situs Psikologi Populer
 
Chapter 3 dasar dasar perilaku individu
Chapter 3 dasar dasar perilaku individuChapter 3 dasar dasar perilaku individu
Chapter 3 dasar dasar perilaku individu
Andi Iswoyo
 
Teori + Jurnal = Rumusan
Teori + Jurnal = RumusanTeori + Jurnal = Rumusan
Teori + Jurnal = Rumusan
kinombura chee
 
Personologi
PersonologiPersonologi
Personologi
PT. THASIMA
 
Nur fitriani 1115500061
Nur fitriani 1115500061Nur fitriani 1115500061
Nur fitriani 1115500061
nurfitriani1115500061
 
Self concept
Self conceptSelf concept
Self concept
Dodyk Fallen
 
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosial, univ mercu buana jakarta
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosial, univ mercu buana jakartaSelf & self esteem kelompok 11 psikologi sosial, univ mercu buana jakarta
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosial, univ mercu buana jakartaismailirhasanie
 
Kepribadian dan Pengembangan Diri
Kepribadian dan Pengembangan DiriKepribadian dan Pengembangan Diri
Kepribadian dan Pengembangan DiriNeni Sholihat
 
Hubungan Career Calling dan Psychological Well Being pada Petugas di Lembaga ...
Hubungan Career Calling dan Psychological Well Being pada Petugas di Lembaga ...Hubungan Career Calling dan Psychological Well Being pada Petugas di Lembaga ...
Hubungan Career Calling dan Psychological Well Being pada Petugas di Lembaga ...
Amalia Wardani
 
3. staid ki-iv (konsep dasar perilaku)
3.  staid ki-iv (konsep dasar perilaku)3.  staid ki-iv (konsep dasar perilaku)
3. staid ki-iv (konsep dasar perilaku)
Jumari Awi
 
Pp ki iv ~ teori kepribadian edit
Pp ki iv ~ teori kepribadian   editPp ki iv ~ teori kepribadian   edit
Pp ki iv ~ teori kepribadian edit
Jumari Awi
 

What's hot (19)

Pak okta carl rogers (konversi)
Pak okta   carl rogers (konversi)Pak okta   carl rogers (konversi)
Pak okta carl rogers (konversi)
 
Perkembangan Kepribadian
Perkembangan KepribadianPerkembangan Kepribadian
Perkembangan Kepribadian
 
Ppt teori humanistik
Ppt teori humanistikPpt teori humanistik
Ppt teori humanistik
 
Ppt ueu-psikososial-dan-kebudayaan-dalam-keperawatan-pertemuan-1-
Ppt ueu-psikososial-dan-kebudayaan-dalam-keperawatan-pertemuan-1-Ppt ueu-psikososial-dan-kebudayaan-dalam-keperawatan-pertemuan-1-
Ppt ueu-psikososial-dan-kebudayaan-dalam-keperawatan-pertemuan-1-
 
Sains sukan personaliti
Sains sukan personalitiSains sukan personaliti
Sains sukan personaliti
 
Harga diri (Self-Esteem) presentation from PsikologiHore.com
Harga diri (Self-Esteem) presentation from PsikologiHore.comHarga diri (Self-Esteem) presentation from PsikologiHore.com
Harga diri (Self-Esteem) presentation from PsikologiHore.com
 
Chapter 3 dasar dasar perilaku individu
Chapter 3 dasar dasar perilaku individuChapter 3 dasar dasar perilaku individu
Chapter 3 dasar dasar perilaku individu
 
Teori + Jurnal = Rumusan
Teori + Jurnal = RumusanTeori + Jurnal = Rumusan
Teori + Jurnal = Rumusan
 
Kepribadian
KepribadianKepribadian
Kepribadian
 
PIO Well being
PIO Well beingPIO Well being
PIO Well being
 
Konsep diri
Konsep diriKonsep diri
Konsep diri
 
Personologi
PersonologiPersonologi
Personologi
 
Nur fitriani 1115500061
Nur fitriani 1115500061Nur fitriani 1115500061
Nur fitriani 1115500061
 
Self concept
Self conceptSelf concept
Self concept
 
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosial, univ mercu buana jakarta
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosial, univ mercu buana jakartaSelf & self esteem kelompok 11 psikologi sosial, univ mercu buana jakarta
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosial, univ mercu buana jakarta
 
Kepribadian dan Pengembangan Diri
Kepribadian dan Pengembangan DiriKepribadian dan Pengembangan Diri
Kepribadian dan Pengembangan Diri
 
Hubungan Career Calling dan Psychological Well Being pada Petugas di Lembaga ...
Hubungan Career Calling dan Psychological Well Being pada Petugas di Lembaga ...Hubungan Career Calling dan Psychological Well Being pada Petugas di Lembaga ...
Hubungan Career Calling dan Psychological Well Being pada Petugas di Lembaga ...
 
3. staid ki-iv (konsep dasar perilaku)
3.  staid ki-iv (konsep dasar perilaku)3.  staid ki-iv (konsep dasar perilaku)
3. staid ki-iv (konsep dasar perilaku)
 
Pp ki iv ~ teori kepribadian edit
Pp ki iv ~ teori kepribadian   editPp ki iv ~ teori kepribadian   edit
Pp ki iv ~ teori kepribadian edit
 

Similar to Tugas pak junet, caca

Tugas kelompok pak juned
Tugas kelompok pak junedTugas kelompok pak juned
Tugas kelompok pak juned
Operator Warnet Vast Raha
 
Tugas kelompok pak juned
Tugas kelompok pak junedTugas kelompok pak juned
Tugas kelompok pak juned
Operator Warnet Vast Raha
 
Teori tret allport
Teori tret allportTeori tret allport
Teori tret allport
kamalslaw
 
Makalah Model Keperibadian Sehat
Makalah Model Keperibadian SehatMakalah Model Keperibadian Sehat
Makalah Model Keperibadian Sehat
YudiSiswanto5
 
makalah keperawatan dasar 1 tentang konsep diri
makalah keperawatan dasar 1 tentang konsep dirimakalah keperawatan dasar 1 tentang konsep diri
makalah keperawatan dasar 1 tentang konsep diri
siakadurban
 
Konsep Kepribadian - Psikologi
Konsep Kepribadian - PsikologiKonsep Kepribadian - Psikologi
Konsep Kepribadian - Psikologi
Encepal Cere
 
perkembangan kepribadian.pptx
perkembangan kepribadian.pptxperkembangan kepribadian.pptx
perkembangan kepribadian.pptx
Deskijulianda
 
Makalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku Organisasi
Makalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku OrganisasiMakalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku Organisasi
Makalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku Organisasi
Jihan Ineke
 
Kepribadian dan-pembelajaran kel 6
Kepribadian dan-pembelajaran kel 6Kepribadian dan-pembelajaran kel 6
Kepribadian dan-pembelajaran kel 6matiolestari
 
Konsep diri bahan baca
Konsep diri   bahan bacaKonsep diri   bahan baca
Konsep diri bahan bacaAmir Khan
 
1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdf
1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdf1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdf
1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdf
BhinekaTemplate
 
Psikologi kepribadian i_pertemuan_1 albi
Psikologi kepribadian i_pertemuan_1 albiPsikologi kepribadian i_pertemuan_1 albi
Psikologi kepribadian i_pertemuan_1 albi
INKANAS,MENWA,ENGGINERING
 
Makul Etika Profesi Kelompok 7 KEPRIBADIAN, KONSEP DIRI, DAN CITRA DIRI
Makul Etika Profesi Kelompok 7 KEPRIBADIAN, KONSEP DIRI, DAN CITRA DIRIMakul Etika Profesi Kelompok 7 KEPRIBADIAN, KONSEP DIRI, DAN CITRA DIRI
Makul Etika Profesi Kelompok 7 KEPRIBADIAN, KONSEP DIRI, DAN CITRA DIRI
Pet-pet
 
Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)
Mustaqim Furohman
 
Model kepribdian sehat
Model kepribdian sehatModel kepribdian sehat
Model kepribdian sehat
YudiSiswanto5
 
Kepribadian
KepribadianKepribadian
Kepribadian
GalihSetyo5
 
kel 1 konsep diri.pptx
kel 1 konsep diri.pptxkel 1 konsep diri.pptx
kel 1 konsep diri.pptx
shakila60
 
Pendidikan di Sekolah dalam Membentuk Karakter Peserta Didik
Pendidikan di Sekolah dalam Membentuk Karakter Peserta DidikPendidikan di Sekolah dalam Membentuk Karakter Peserta Didik
Pendidikan di Sekolah dalam Membentuk Karakter Peserta Didik
Nur Rizki
 

Similar to Tugas pak junet, caca (20)

Bab 15.perilaku
Bab 15.perilakuBab 15.perilaku
Bab 15.perilaku
 
Tugas kelompok pak juned
Tugas kelompok pak junedTugas kelompok pak juned
Tugas kelompok pak juned
 
Tugas kelompok pak juned
Tugas kelompok pak junedTugas kelompok pak juned
Tugas kelompok pak juned
 
Teori tret allport
Teori tret allportTeori tret allport
Teori tret allport
 
Makalah Model Keperibadian Sehat
Makalah Model Keperibadian SehatMakalah Model Keperibadian Sehat
Makalah Model Keperibadian Sehat
 
Sikap
SikapSikap
Sikap
 
makalah keperawatan dasar 1 tentang konsep diri
makalah keperawatan dasar 1 tentang konsep dirimakalah keperawatan dasar 1 tentang konsep diri
makalah keperawatan dasar 1 tentang konsep diri
 
Konsep Kepribadian - Psikologi
Konsep Kepribadian - PsikologiKonsep Kepribadian - Psikologi
Konsep Kepribadian - Psikologi
 
perkembangan kepribadian.pptx
perkembangan kepribadian.pptxperkembangan kepribadian.pptx
perkembangan kepribadian.pptx
 
Makalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku Organisasi
Makalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku OrganisasiMakalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku Organisasi
Makalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku Organisasi
 
Kepribadian dan-pembelajaran kel 6
Kepribadian dan-pembelajaran kel 6Kepribadian dan-pembelajaran kel 6
Kepribadian dan-pembelajaran kel 6
 
Konsep diri bahan baca
Konsep diri   bahan bacaKonsep diri   bahan baca
Konsep diri bahan baca
 
1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdf
1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdf1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdf
1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdf
 
Psikologi kepribadian i_pertemuan_1 albi
Psikologi kepribadian i_pertemuan_1 albiPsikologi kepribadian i_pertemuan_1 albi
Psikologi kepribadian i_pertemuan_1 albi
 
Makul Etika Profesi Kelompok 7 KEPRIBADIAN, KONSEP DIRI, DAN CITRA DIRI
Makul Etika Profesi Kelompok 7 KEPRIBADIAN, KONSEP DIRI, DAN CITRA DIRIMakul Etika Profesi Kelompok 7 KEPRIBADIAN, KONSEP DIRI, DAN CITRA DIRI
Makul Etika Profesi Kelompok 7 KEPRIBADIAN, KONSEP DIRI, DAN CITRA DIRI
 
Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)
 
Model kepribdian sehat
Model kepribdian sehatModel kepribdian sehat
Model kepribdian sehat
 
Kepribadian
KepribadianKepribadian
Kepribadian
 
kel 1 konsep diri.pptx
kel 1 konsep diri.pptxkel 1 konsep diri.pptx
kel 1 konsep diri.pptx
 
Pendidikan di Sekolah dalam Membentuk Karakter Peserta Didik
Pendidikan di Sekolah dalam Membentuk Karakter Peserta DidikPendidikan di Sekolah dalam Membentuk Karakter Peserta Didik
Pendidikan di Sekolah dalam Membentuk Karakter Peserta Didik
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Operator Warnet Vast Raha
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
Operator Warnet Vast Raha
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
Operator Warnet Vast Raha
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
Operator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIPPERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
Pemdes Wonoyoso
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.visi guru penggerakpptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.visi guru penggerakpptxKanvas BAGJA prakarsa perubahan.visi guru penggerakpptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.visi guru penggerakpptx
ssuser283069
 
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
renprogarksd3
 
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffffLAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
acehirfan
 
Tugas Sequence Diagram Rekayasa Perangkat Lunak.pptx
Tugas Sequence Diagram Rekayasa Perangkat Lunak.pptxTugas Sequence Diagram Rekayasa Perangkat Lunak.pptx
Tugas Sequence Diagram Rekayasa Perangkat Lunak.pptx
fauzandika
 
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptxMateri matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
BanjarMasin4
 
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdfM. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
AjrunAzhiima
 
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdfKTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
khalisahumairahh
 
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gatewaybahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
subbidtekinfo813
 
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITASSURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
Pemdes Wonoyoso
 
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis JurnalA.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
Ekhwan2
 
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.pptBAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
Ggproject
 
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptxApa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
AssyifaFarahDiba1
 

Recently uploaded (13)

PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIPPERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.visi guru penggerakpptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.visi guru penggerakpptxKanvas BAGJA prakarsa perubahan.visi guru penggerakpptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.visi guru penggerakpptx
 
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
 
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffffLAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
 
Tugas Sequence Diagram Rekayasa Perangkat Lunak.pptx
Tugas Sequence Diagram Rekayasa Perangkat Lunak.pptxTugas Sequence Diagram Rekayasa Perangkat Lunak.pptx
Tugas Sequence Diagram Rekayasa Perangkat Lunak.pptx
 
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptxMateri matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
 
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdfM. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdfKTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
 
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gatewaybahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
 
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITASSURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
 
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis JurnalA.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
 
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.pptBAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
 
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptxApa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
 

Tugas pak junet, caca

  • 1. Tugas : Pengembangankepribadian Dosen: PERSONALITY DAN GOOD PERSONALITY, PENDEKATAN TERHADAP GOOD PERSONALITY, PERCAYA DIRI, KONSEP PENGEMBANGAN DIRI, PERKEMBANGAN KONSEP DIRI. O L E H Nama : Wd. Agusyanti Nim : 01203090 Prodi : D-III KeperawatanGigi SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YAYASAN AMANAH MAKASSAR 2012/2013
  • 2. KATA PENGANTAR Pujisyukur saya panjatkan kehadiratAllah SWT, karena dengan rahmatdan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaatbuat teman-teman mahasiswa khususnya jurusan D-IIIKeperawatan Gigi, dan bisa menjadi bahan ajar bagi teman-teman sekalian. Raha, 27 November 2014 Penulis WA ODEAGUSYANTI
  • 3. BAB I DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BAB I. DAFTARISI BAB II. PEMBAHASAN 1. Personality dan Good Personality 2. Pendekatan terhadap Good Personality 3. Percaya Diri 4. Konsep Pengembangan Diri 5. Perkembangan Konsep Diri BAB III. PENUTUP 1. Kesimpulan 2. Saran DAFTARPUSTAKA
  • 4. BAB II PEMBAHASAN Personality dan good Personality Kepribadian Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Makna kepribadian menurut pengertian sehari-hari Disamping itu kepribadian sering diartikan sebagai ciri-ciri yang menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian supel” dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian” Definisi kepribadian menurut psikologi Berdasarkan psikologi, Gordon Allport menyatakan bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan. Ciri-ciri kepribadian Para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan rumusan tentang kepribadian. Dalamsuatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistempsiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalammenyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan. Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya. Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur psiko-fisiknya, misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi
  • 5. kognitif dan afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat beberapa teori kepribadian yang sudah banyak dikenal, diantaranya : teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, teori Analitik dari Carl Gustav Jung, teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan Sullivan, teori Personologi dari Murray, teori Medan dari Kurt Lewin, teori Psikologi Individual dari Allport, teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull, Watson, teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya. Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup :  Karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.  Temperamen yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.  Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.  Stabilitas emosi yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa  Responsibilitas (tanggung jawab) adalah kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari risiko yang dihadapi.  Sosiabilitas yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti : sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian tersendiri, mulai dari yang menunjukkan kepribadian yang sehat atau justru yang tidak sehat. Dalamhal ini, Elizabeth (Syamsu Yusuf, 2003) mengemukakan ciri-ciri kepribadian yang sehat dan tidak sehat, sebagai berikut : Kepribadian yang sehat  Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.  Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.
  • 6.  Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.  Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.  Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.  Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak)  Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.  Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.  Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.  Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.  Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor- faktor achievement (prestasi), acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang). Kepribadian yang tidak sehat  Mudah marah (tersinggung)  Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
  • 7.  Sering merasa tertekan (stress atau depresi)  Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang  Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum  Kebiasaan berbohong  Hiperaktif  Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas  Senang mengkritik/mencemooh orang lain  Sulit tidur  Kurang memiliki rasa tanggung jawab  Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat organis)  Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama  Pesimis dalammenghadapi kehidupan  Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan Faktor-faktor penentu kepribadian Ada beberapa faktor penentu kepribadian : 1. Faktor keturunan 2. Faktor lingkungan Sifat-sifat kepribadian Berbagai penelitian awal mengenai struktur kepribadian berkisar di seputar upaya untuk mengidentifikasikan dan menamai karakteristik permanen yang menjelaskan perilaku individu seseorang. Karakteristik yang umumnya melekat dalam diri seorang individu adalah malu, agresif, patuh, malas, ambisius, setia, dan takut Karakteristik-karakteristik tersebut jika ditunjukkan dalam berbagai situasi, disebut sifat-sifat kepribadian. Sifat kepribadian menjadi suatu hal yang mendapat perhatian cukup besar karena para peneliti telah lama meyakini bahwa sifat-sifat kepribadian dapat membantu proses seleksi karyawan,
  • 8. menyesuaikan bidang pekerjaan dengan individu, dan memandu keputusan pengembangan karier. Cara identifikasi kepribadian Terdapat sejumlah upaya awal untuk mengidentifikasi sifat-sifat utama yang mengatur perilaku. Seringnya, upaya ini sekadar menghasilkan daftar panjang sifat yang sulit untuk digeneralisasikan dan hanya memberikan sedikit bimbingan praktis bagi para pembuat keputusan organisasional. Dua pengecualian adalah Myers-Briggs Type Indicator dan Model Lima Besar Selama 20 tahun hingga saat ini, dua pendekatan ini telah menjadi kerangka kerja yang dominan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan sifat-sifat seseorang. Menilai kepribadian Alasan paling penting mengapa manajer perlu mengetahui cara menilai kepribadian adalah karena penelitian menunjukkan bahwa tes-tes kepribadian sangat berguna dalam membuat keputusan perekrutan. Nilai dalam tes kepribadian membantu manajer meramalkan calon terbaik untuk suatu pekerjaan. Terdapat tiga cara utama untuk menilai kepribadian:  Survei mandiri  Survei peringkat oleh pengamat  Ukuran proyeksi (Rorschach Inkblot test dan Thematic Apperception Test) Sifat kepribadian utama yang memengaruhi perilaku organisasi Evaluasi inti diri Evaluasi inti diri adalah tingkat di mana individu menyukai atau tidak menyukai diri mereka sendiri, apakah mereka menganggap diri mereka cakap dan efektif, dan apakah mereka merasa memegang kendali atau tidak berdaya atas lingkunganEvalEvaluasi mereka. Evaluasi inti diri seorang individu ditentukan oleh dua elemen utama: harga diri dan lokus kendali. Harga diri didefinisikan sebagai tingkat menyukai diri sendiri dan tingkat sampai mana individu menganggap diri mereka berharga atau tidak berharga sebagai seorang manusia. Machiavellianisme Machiavellianisme adalah tingkat di mana seorang individu pragmatis, mempertahankan jarak emosional, dan yakin bahwa hasil lebih penting daripada proses. Karakteristik kepribadian Machiavellianisme berasal dari nama Niccolo Machiavelli, penulis pada abad keenam belas yang menulis tentang cara mendapatkan dan menggunakan kekuasaan. Narsisisme
  • 9. Narsisisme adalah kecenderungan menjadi arogan, mempunyai rasa kepentingan diri yang berlebihan, membutuhkan pengakuan berlebih, dan mengutamakan diri sendiri Sebuah penelitian mengungkap bahwa ketika individu narsisis berpikir mereka adalah pemimpin yang lebih baik bila dibandingkan dengan rekan-rekan mereka, atasan mereka sebenarnya menilai mereka sebagai pemimpin yang lebih buruk. Individu narsisis seringkali ingin mendapatkan pengakuan dari individu lain dan penguatan atas keunggulan mereka sehingga individu narsisis cenderung memandang rendah dnegan berbicara kasar kepada individu yang mengancam mereka. Individu narsisis juga cenderung egois dan eksploitif, dan acap kali memanfaatkan sikap yang dimiliki individu lain untuk keuntungannya. Pemantauan diri Pemantauan diri adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan perilakunya dengan faktor situasional eksternal. Individu dengan tingkat pemantauan diri yang tinggi menunjukkan kemampuan yang sangat baik dalam menyesuaikan perilaku dengan faktor- faktor situasional eksternal. Bukti menunjukkan bahwa individu dengan tingkat pemantauan diri yang tinggi cenderung lebih memerhatikan perilaku individu lain dan pandai menyesuaikan diri bila dibandingkan dengan individu yang memiliki tingkat pemantauan diri yang rendah. Pendekatan terhadap good personality Kepribadian dilihat dari Pendekatan Biopsikologi, Psikologi Sosial dan Humanistik Psikologi telah memberikan banyak masukan teori yang menjelaskan berbagai perbedaan kepribadian manusia, diantaranya berasal dari pendekatan humanistik, psikobiologi, dan sosial. Pendekatan humanistik menekankan pada aspek-aspek positif yang dimiliki manusia dan bagaimana ia bisa menjadi manusia yang lebih baik dengan mampu mengaktualisasi dirinya. Pendekatan psikobiologi memandang bahwa kepribadian manusia ditentukan oleh faktor-faktor biologis yang merupakan hasil turunan. Sedangkan pendekatan sosial atau social learning menyatakan bahwa kepribadian ditentukan oleh lingkungan, yakni bagaimana ia melihat konsekuensi atas tindakan-tindakannya. Diantara ketiga pendekatan ini, pendekatan humanistiklah yang menurut saya paling tepat menjelaskan kepribadian manusia. Pada esai ini saya akan menjabarkan teori mengenai kepribadian dari ketiga pendekatan ini, dan menyertakan alasan mengapa humanistik paling baik dalam menjelaskan kepribadian manusia. Pendekatan pertama, yakni pendekatan psikobiologi. Pendekatan ini memandang bahwa kepribadian manusia ditentukan oleh faktor-faktor biologis, seperti gen, yang merupakan hasil turunan, dan saling berhubungan dengan struktur dan fungsi dari anggota tubuh, khususnya otak. Beberapa studi telah dilakukan untuk meneliti kepribadian anak kembar
  • 10. identik dan kembar biasa (Carlson, 1993). Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa kedua tipe tersebut memiliki kemiripan kepribadian, dengan tingkat kemiripan yang lebih tinggi pada kembar identik, yang berarti bahwa kepribadian bersifat diturunkan oleh orang tua kepada anaknya. Walaupun anak yang kembar identik ini hidup terpisah dalam lingkungan yang benar-benar berbeda, tidak ditemukan perbedaan kepribadian antara satu dengan lainnya. Penelitian ini contohnya dilakukan oleh Zuckerman yang meneliti karakteristik extraversion, neuroticism dan psychoticism, serta Plomin dan Bergeman yang meneliti karakteristik cohesion, expressiveness, conflict, achievement, culture, activity, organization dan control. Temuan Plomin dan Bergeman juga menunjukkan hal yang sama, yakni bahwa anak kembar identik memiliki tingkat kemiripan kepribadian yang lebih tinggi dibandingkan anak kembar biasa (Carlson, 1993). Kemudian dari penelitian-penelitian tersebut, dihasilkan kesimpulan bahwa faktor keturunan memiliki peran dalam membentuk 50% hingga 70% kepribadian seorang individu (Zuckerman dalam Carlson, 1993). Hanya 7% kepribadian yang dibentuk oleh faktor lingkungan saja(Scarr et al dalam Carlson, 1993). Maka, menurut Carlson, sisanya yang sejumlah 23% hingga 43% haruslah berupa perpaduan antara faktor keturunan dan faktor lingkungan (1993). Selain itu, atribut fisik seperti rambut ikal, kulit putih, dan sebagainya, juga bersifat menurun dan mampu mempengaruhi lingkungan (Carlson, 1993). Misalnya saja, anak yang memiliki fisik yang menarik cenderung akan memperoleh lebih banyak perhatian yang menyenangkan dibandingkan anak yang berfisik kurang menarik. Dari hasil penelitiannya mengenai karakteristik extraversion, neuroticism dan psychoticism, Zuckerman menemukan bahwa ketiga dimensi kepribadian tersebut ditentukan oleh sistem saraf yang berperan untuk merespon reinforcement, punishment dan arousal. Orang yang ekstrovert sangat sensitif terhadap reinforcement (Zuckerman dalamCarlson, 1993). Anak yang tumbuh menjadi seorang ekstrovert menunjukkan bahwa ia memiliki keaktifan diri yang tinggi. Kemudian bila ia dewasa, ia cenderung bertindak untuk mencari reinforcement (Carlson, 1993), misalnya dengan bergabung dengan kegiatan-kegiatan yang dapat mempertemukannya dengan orang banyak. Ia bersifat optimis dan meyakini bahwa tindakannya dapat memberikannya reinforcement. Orang yang tinggi tingkat neuroticism- nya cenderung mudah cemas dan ketakutan. Ia sangat sensitif terhadap punishment (Zuckerman dalam Carlson, 1993). Sedangkan orang yang tinggi tingkat psychoticism-nya memiliki sensitivitas terhadap punishment yang rendah, dan tingkat arousal yang tinggi. Artinya orang seperti ini cenderung mencari kegiatan atau situasi yang menguji nyalinya. Namun karena toleransinya terhadap hal ini melebihi manusia pada umumnya, maka ia sulit untuk menyesuaikan diri dan merasa cocok berada di tengah-tengah masyarakat. Amygdaladitemukan memiliki hubungan dengan sifat neuroticism ini. Amygdala berfungsi untuk mengatur tingkah laku, rasa otonomi, dan komponen hormonal dari respon-respon emosional (Carlson, 1993). Jika fungsi ini terlalu sensitif, maka individu akan menjadi pribadi
  • 11. yang merasakan ketakutan yang berlebihan ketika bertemu dengan situasi yang tidak dikenalnya. Neuroticism berhubungan dekat dengan sifat timid yaitu penakut dan pemalu. Kagan, Reznick dan Snidman (dalam Carlson, 1993) menemukan bahwa sifat timid ini merupakan karakter yang memiliki dasar biologis dan bertahan lama. Dari penelitian mereka ditemukan bahwa pada anak kecil sifat ini ditunjukkan dengan sikap menjadi diam dan waspada saat bertemu dengan orang baru. Anak pemalu berusia 21 atau 31 bulan akan tetap pemalu ketika berusia 7 ½ tahun. Secara fisiologis, anak pemalu sering mengalami peningkatan detak jantung, pupil melebar, air seninya mengandung lebih banyak norepinephrine serta ludahnya mengandung lebih banyak cortisol. Kedua hormon tersebut disekresikan tubuh dikala stres. Artinya anak yang neurotis sering mengalami stres terhadap situasi yang ada di lingkungannya. Pendekatan berikutnya, yaitu psikologi sosial atau social learning, menyatakan bahwa kepribadian ditentukan oleh konsekuensi atas tindakan individu serta bagaimana ia memandangnya. Teori mengenai kepribadian dari pendekatan ini bermula dari penelitian B. F. Skinner mengenai Stimulus-Respons (Carlson, 1993). Skinner menemukan bahwa setiap stimulus yang diberikan terhadap organisme, akan menghasilkan suatu respon yang bersifat konsisten. Oleh karena itu, organisme akan bertingkah laku sesuai dengan konsekuensi yang akan ia dapatkan dari tingkah lakunya itu. Tingkah laku juga akan berubah jika terjadi perubahan konsekuensi dari tingkah laku tersebut. Skinner tidak mengemukakan teori yang khusus mengenai kepribadian, namun hasil penelitiannya ini menarik perhatian para social learning theorist dan menjadi masukan bagi mereka untuk membentuk konsep mengenai kepribadian manusia. Albert Bandura, salah satu peneliti kepribadian memodifikasi penemuan Skinner dengan menambahkan adanya faktor kognisi dalampembentukan tingkah laku (Carlson, 1993). Kognisi yang dimaksud berupa expectancy, yaitu persepsi dan harapan seseorang yang meyakini bahwa ia akan mendapatkan konsekuensi tertentu bila ia melakukan tindakan tertentu. Jadi, seseorang akan melakukan suatu tindakan karena ia mengharapkan memperoleh reward atau menjauhi punishment yang potensial dari tindakan tersebut. Expectancy yang dimiliki oleh seseorang juga mampu membuatnya mempelajari sesuatu dari observasi (observational learning). Pada observational learning, seorang individu mengobservasi konsekuensi apa yang akan diterima oleh objek yang menjadi model observasinya sebagai hasil dari tindakan yang dilakukannya. Banyak tindakan yang kita lakukan yang merupakan hasil dari mengobservasi orang lain. Misalnya menulis tulisan bersambung atau makan dengan menggunakan sumpit. Bandura, berbeda dengan kebanyakan peneliti kepribadian, tidak mempercayai karakteristik pribadi individu saja atau lingkungan saja yang akan mempengaruhi kepribadian (Carlson, 1993). Ia mengajukan konsep reciprocal determinism, yaitu adanya interaksi antara tingkah laku, variabel lingkungan, dan variabel manusia (berupa kognisi, expectation, dan lain-lain). Sebagaimana yang kita ketahui, lingkungan dapat merubah tingkah laku manusia,
  • 12. sedangkan tingkah laku manusia juga dapat merubah lingkungan. Sebagai gantinya, perubahan-perubahan tersebut mempengaruhi pikiran manusia. Self-efficacy merupakan salah satu faktor penting yang menentukan bisa atau tidaknya seseorang merubah lingkungannya. Tindakan yang kita perbuat didasari oleh evaluasi kita terhadap kompetensi diri kita (Carlson, 1993). Self-efficacy ini tidak hanya menentukan apakah kita akan terikat dengan suatu perbuatan, tetapi juga menentukan tingkat keterikatan kita dengan perbuatan tersebut. Contohnya saja seseorang yang sangat yakin dengan kemampuan menyanyinya mendaftarkan diri untuk mengikuti tahap seleksi kompetisi Indonesian Idols. Meskipun ia mendapat komentar yang buruk dari para jurinya dan tidak lolos pada tahap seleksi tahun itu, ia akan tetap mengikuti seleksi pada tahun- tahun berikutnya. Walter Mischel, seorang peneliti kepribadian lainnya, mengemukakan teori kepribadian dari sudut pandang yang sangat dinamis. Mischel (Carlson, 1993) meyakini bahwa kepribadian seseorang dipengaruhi oleh interaksinya dengan lingkungan, serta peran kognisinya dalam menentukan bagaimana seseorang mempelajari hubungan antara tingkah laku dan konsekuensinya. Ia juga mengajukan ide mengenai individual differences dalamkognisi, yang ia sebut dengan person variables. Person variables ini terdiri dari: (1) kompetensi, perbedaan keterampilan, kemampuan, serta kapasitas individu; (2) strategi encoding dan konstruk personal, perbedaan kemampuan individu dalam memproses informasi; (3) ekspektansi, perbedaan ekspektansi individu terhadap hasil dari perbuatannya; (4) nilai subjektif, perbedaan derajat individu terhadap reinforcer tertentu dibandingkan reinforcer lainnya yang mempengaruhi tingkah lakunya; (5) sistem self-regulatory serta perencanaannya, individu memonitor perkembangan dirinya terhadap suatu tujuan, lalu memberikan perbedaan perencanaan dan aturan-aturan kepada dirinya sesuai dengan hal tersebut, baik dengan memberikan dirinya reward atau punishment. Mischell menganut paham yang sangat radikal. Ia meyakini bahwa kepribadian manusia yang stabil (personality trait) tidak pernah ada, kalaupun ada, tidak akan memberikan pengaruh yang signifikan (Carlson, 1993). Manusia selalu menyesuaikan sikapnya dengan situasi lingkungannya saat itu. Contohnya saat berada pada sebuah pesta, orang-orang yang mengikutinya akan menjadi lebih ekstrovert, sedangkan saat berada pada pemakaman, mereka akan menjaga keheningan suasananya. Pendapat ini disangkal oleh Epstein (Carlson, 1993) yang berargumen bahwa orang introvert pastilah menghindari perkumpulan sosial seperti pesta. Karena itu yang ditemukan di pesta kebanyakan adalah orang-orang yang ekstrovert. Opini mereka menunjukkan betapa lingkungan memiliki pengaruh terhadap kepribadian. Teori lain mengenai kepribadian dari pendekatan psikologi sosial adalah locus of control oleh Julian Rotter. Rotter menyatakan (Carlson, 1993) bahwa konsekuensi dari tindakan individu dikontrol oleh salah satu diantara faktor internal (person variables) atau faktor eksternalnya (environment variables). Seseorang yang memiliki internal locus of controlyakin
  • 13. bahwa kemampuan dirinyalah yang akan menentukan takdir hidupnya, apakah ia akan memperoleh konsekuensi, berupa reward atau punishment, ataukah tidak. Sebaliknya, seseorang yang memiliki external locus of control bersikap pasif pada lingkungan. Ia meyakini bahwa takdirnya dipengaruhi oleh lingkungannya. Tipe kedua ini tidak akan melakukan upaya dalam mencapai tujuannya sekeras individu bertipe pertama. Sedangkan pendekatan humanistik menekankan pada aspek-aspek positif yang dimiliki manusia dan bagaimana ia bisa menjadi manusia yang lebih baik dengan mampu mengaktualisasi dirinya. Abraham Maslow, tokoh pendekatan humanistik, menyatakan bahwa motivasi adalah aspek utama dalam pembentukan kepribadian manusia (Carlson, 1993). Ia menggambarkan motivasi manusia berdasarkan hierarchy of needs (Gambar 1). Setiap manusia harus memenuhi kebutuhan pada tingkat terdasar terlebih dulu, yaitu kebutuhan fisiologis seperti makan, minum dan istirahat baru ia bisa memasuki tahap selanjutnya, yaitu pemenuhan kebutuhan keamanan, dan demikian seterusnya. Maslow menganggap bahwa jika kita ingin memahami kepribadian manusia, maka kita harus memahami hirarki ini. Hirarki Maslow berbentuk piramida yang terdiri dari tujuh tingkatan. Tingkat paling dasar memuat kebutuhan manusia yang paling dasar, yaitu kebutuhan fisiologis seperti makanan, minuman, udara dan istirahat. Bila sudah terpenuhi, maka manusia naik ke tingkatan kebutuhan kedua, yaitu kebutuhan keamanan yang berupa rasa aman, nyaman dan terbebas dari rasa takut. Kemudian berlanjut ke tingkat ketiga, yakni kebutuhan keterikatan sosial, seperti memiliki teman, mencintai dan dicintai. Pada tingkat keempat terdapat kebutuhan penghargaan, yaitu dengan menjadi kompeten dan diakui oleh lingkungan. Pada tingkat kelima terdapat kebutuhan kognitif yang dapat dipenuhi dengan memuaskan rasa ingin tahu, melakukan eksplorasi, dan memahami dunia. Pada tingkat keenam terdapat kebutuhan estetika yang berupa harmoni, keteraturan dan keindahan. Bila keenam tingkat tersebut telah tercapai, maka tibalah manusia pada tingkat kebutuhan terpuncak, yaitu aktualisasi diri, memenuhi potensi diri. Penemuan Maslow ini terinspirasi setelah studi kasusnya terhadap tokoh-tokoh bersejarah seperti Albert Einstein, Eleanor Roosevelt, Henry David Thoreau dan Abraham Lincoln (Carlson, 1993). Ia mencari tahu kualitas hidup seperti apa yang membuat para tokoh ini mampu mengaktualisasikan dirinya. Mereka adalah orang-orang yang sangat mampu menerima diri mereka dan kenyataan hidup yang mereka alami apa adanya. Mereka berfokus pada mencari solusi atas persoalan masyarakat, bukan masalah pribadi, terbuka terhadap opini orang lain, bereaksi emosional secara spontan terhadap kejadian-kejadian dalam hidupnya, memiliki rasa yang kuat atas privasi, otonomi, norma kemanusiaan, penghargaan terhadap kehidupan dan memiliki sedikit teman namun akrab daripada banyak tetapi kenal seadanya saja (Carlson, 1993). Tokoh humanistik lainnya, Carl Rogers, meyakini bahwa perkembangan kepribadian manusia berpusat pada self-concept dan bagaimana orang lain memperlakukannya. Ia menyatakan
  • 14. bahwa setiap manusia membutuhkan positive regard, yaitu penerimaan, kehangatan, cinta dan penghargaan dari orang lain terhadap dirinya. Contohnya anak-anak yang sering kali menginginkan orang lain bisa menyukai mereka. Maka kunci untuk memperoleh kepribadian yang sehat secara psikologis, adalah dengan membangun self-concept yang positif (Carlson, 1993). Untuk memperoleh positive regard dibutuhkan persyaratan sebelumnya, yang disebut juga dengan conditions of worth. Positive regard ini sering kali bersifat kondisional (Carlson, 1993) karena manusia dalamhidupnya akan mempelajari bahwa apa yang dipikirkan orang lain tentang dirinya tergantung pada tindakan yang ia lakukan. Pendekatan humanistik menyatakan bahwa dari konsep-konsep positif inilah kepribadian manusia terbentuk. Jika kebutuhan-kebutuhan hidupnya tidak terpuaskan, maka akan terlihat dari kepribadian dirinya yang negatif. Pendekatan psikobiologi yang memandang kepribadian dipengaruhi oleh faktor-faktor internal (genetis) saja, ataupun pendekatan sosial yang menyatakan bahwa kepribadian dipengaruhi oleh faktor eksternal (lingkungan) saja terbukti tidak tepat. Dari penelitian Plomin dan Bergerman ditemukan bahwa pengaruh kepribadian manusia adalah perpaduan antara kedua faktor tersebut. Pendekatan humanistik melihat perpaduan kedua hal ini. Manusia memiliki free will untuk menentukan sikapnya sendiri, namun ia juga terpengaruh oleh bagaimana lingkungan sosialnya memandangnya. Ia tetap membutuhkan keterikatan dengan lingkungan sosialnya, serta positive regards dari mereka. Pendekatan humanistik menggabungkan faktor internal dan eksternal. Pendekatan inilah yang paling baik untuk menjelaskan kepribadian manusia. Percaya Diri Pengertian Kepercayaan Diri Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalamkehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka tetap berpikiran positif dan dapat menerimanya. Menurut Thantaway dalam Kamus istilah Bimbingan dan Konseling (2005:87), percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri. Macam-Macam Percaya Diri
  • 15. Kalau melihat ke literatur lainnya, ada beberapa istilah yang terkait dengan persoalan pede/percaya diri yaitu ada empat macam, yaitu : 1. Self-concept : bagaiman Anda menyimpulkan diri anda secara keseluruhan, bagaimana Anda melihat potret diri Anda secara keseluruhan, bagaimana Anda mengkonsepsikan diri anda secara keseluruhan. 2. Self-esteem : sejauh mana Anda punya perasaan positif terhadap diri Anda, sejauhmana Anda punya sesuatu yang Anda rasakan bernilai atau berharga dari diri Anda, sejauh mana Anda meyakini adanya sesuatu yang bernilai, bermartabat atau berharga di dalam diri Anda. 3. Self efficacy : sejauh mana Anda punya keyakinan atas kapasitas yang Anda miliki untuk bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan dengan hasil yang bagus (to succeed). Ini yang disebut dengan general self-efficacy. Atau juga, sejauhmana Anda meyakini kapasitas anda di bidang anda dalammenangani urusan tertentu. Ini yang disebut dengan specific self-efficacy. 4. Self-confidence: sejauhmana Anda punya keyakinan terhadap penilaian Anda atas kemampuan Anda dan sejauh mana Anda bisa merasakan adanya “kepantasan” untuk berhasil. Self confidence itu adalah kombinasi dari self esteemdan self- efficacy (James Neill, 2005) Berdasarkan paparan tentang percaya diri kita juga bisa membuat semacam kesimpulan bahwa percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis seseorang, dimana individu dapat mengevaluasi keseluruhan dari dirinya sehingga memberi keyakinan kuat pada kemampuan dirinya untuk melakukan tindakan dalam mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya. Akibat Kurang Percaya Diri Ketika ini dikaitkan dengan praktek hidup sehari-hari, orang yang memiliki kepercayaan diri rendah atau telah kehilangan kepercayaan, cenderung merasa / bersikap sebagai berikut : a. Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang diperjuangkan secara sungguh sungguh. b. Tidak memiliki keputusan melangkah yang decissive (ngambang) c. Mudah frustasi atau give-up ketika menghadapi masalah atau kesulitan d. Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau setengah-setengah e. Sering gagal dalammenyempurnakan tugas-tugas atau tanggung jawab (tidak optimal) f. Canggung dalammenghadapi orang g. Tidak bisa mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan kemampuan mendengarkan yang meyakinkan h. Sering memiliki harapan yang tidak realistis
  • 16. i. Terlalu perfeksionis j. Terlalu sensitif (perasa) Sebaliknya, orang yang mempunyai kepercayaan diribagus, mereka memiliki perasaan positif terhadap dirinya, punya keyakinan yang kuat atas dirinya dan punya pengetahuan akurat terhadap kemampuan yang dimiliki. Orang yang punya kepercayaan diri bagus bukanlah orang yang hanya merasa mampu (tetapi sebetulnya tidak mampu) melainkan adalah orang yang mengetahui bahwa dirinya mampu berdasarkan pengalaman dan perhitungannya. Konsep pengembangan Diri Konsep pengembangan pribadi adalah salah satu yang luas ,dan arti yang berbeda untuk orang yang berbeda ., orang-orang yang dapat dieksplorasi dalam rangka untuk mendapatkan pemahaman yang lebih tentang apa artinya dan bagaimana hal itu dapat diimplementasikan dalam kehidupan Anda . Baca terus untuk beberapa wawasan yang dapat bermanfaat bagi Anda dalam pencarian Anda sendiri untuk pemenuhan di daerah ini kehidupan Anda . Mengidentifikasi dan mengatur tujuan adalah komponen penting dari setiap jenis program pengembangan pribadi . Persiapan dapat sesederhana bertanya pada diri sendiri apa yang Anda inginkan dalam hidup . Pertanyaan dapat dijawab Namun, ada beberapa karakteristik dasar dari seseorang yang terlibat dalamproses pengembangan pribadi secara luas , kemudian dipecah menjadi spesifik . Hal ini penting untuk kemudian mengatur mereka menjadi beberapa bagian yang dapat dikelola . Memprioritaskan tujuan Anda adalah langkah berikutnya , dan salah satu yang Anda tidak ingin abaikan . Ini bisa tampak luar biasa untuk mengatasi terlalu banyak perubahan sekaligus , dan ini kemungkinan akan menyabotase setiap upaya yang Anda buat . Pilih hal yang paling penting bahwa Anda ingin mengubah atau capai dalamhidup Anda , dan mulai mengolah sumber daya Anda untuk mencapai tujuan tersebut . Ketika Anda mendapatkan menguasainya dan mengembangkan sistemyang bekerja untuk Anda , menambahkan lebih banyak hal secara bertahap . Setepat apa yang Anda ingin capai dalam hidup secara keseluruhan. Memaksa diri untuk menjawab pertanyaan ini dalam satu kalimat , kemudian memperluas nanti . Menyempit ke bawah untuk satu tujuan mempertajam keterampilan Anda dalameksplorasi mandiri, dan dapat membuat Anda menyadari apa prioritas Anda sebenarnya . Sekali Anda telah mengidentifikasi apa yang sebenarnya Anda inginkan dalamhidup Anda , menetapkan serangkaian tujuan jangka pendek yang akan membawa Anda ke mana Anda
  • 17. ingin menjadi . Membuat mereka dicapai dalam jumlah waktu yang wajar , mengakui bahwa setiap langkah adalah salah satu yang penting dalam perjalanan . Perkembangan konsep Diri Defenisi Konsep Diri Konsep diri adalah penilaian, pandangan dan perasaan seseorang tentang dirinya. Manusia adalah makhluk penafsir dan juga subjek dari persepsi objek maupun persepsi interpersonal. Seseorang dapat menjadikan dirinya sendiri sebagai subjek dan objek persepsinya sekaligus, yaitu ia membayangkan dirinya sebagai orang lain dalam otaknya, seperti ia menaruh cermin di depan dirinya, kemudian melihat dirinya sendiri pada cermin dan membayangkan demikianlah cara orang dalam memandang dirinya. Dengan mengamati dirinya sendiri, sampailah ia pada gambaran dan penilaian tentang dirinya yang disebut konsep diri (self concept). Menurut Seifert dan Hoffnung (1994) konsep diri merupakan “suatu pemahaman mengenai diri atau ide tentang konsep diri.“. Sedangkan Atwater (1987) menyatakan bahwa konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri, yang meliputi persepsi seseorang tentang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa konsep diri adalah pendapat seseorang tentang dirinya sendiri atau pemahaman mental maupun fisik. Atau pemahaman seseorang tentang dirinya sendiri, baik menyangkut kemampuan mental maupun fisik, ataupun menyangkut segala sesuatu yang menjadi miliknya yang bersifat material. Dengan kata lain konsep diri adalah respon sesorang tentang pertanyaan “siapa saya?” dengan menyadari sesorang tentang dirinya maka akan ada unsur penilaian tentang keberadaan dirinya itu apakah dia seorang yang baik atau kurang baik, berhasil atau kurang berhasil, mampu atau kurang mampu. Langkah-Langkah Dan Manfaat Mempertahankan Konsep Diri Langkah-langkah melakukan konsep diri Langkah-langkah mempertahankan konsep diri, yaitu: Bersikap obyektif dalam mengenali diri sendiri, hargailah diri sendiri, jangan memusuhi diri sendiri, berpikir positif dan rasional. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa langkah membangun konsep diri adalah Belajar menyukai diri sendiri atau cinta diri sendiri, Kembangkan pikiran positive thinking, Hubungan interpersonal harus dibina dengan baik, Pro-aktif atau sikap yang aktif menuju yang positive, dan Menjaga keseimbangan hidup Manfaat mengembangkan konsep diri 1. Rasa Percaya Diri
  • 18. 2. Semangat dan Gairah Hidup 3. Keberanian 4. Kebebasan 5. Harga Diri ( Self-Esteem) 6. Kedamaian dan Kebahagiaan 7. Keberhasilan dalam hidup Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Burns (1993) menyebutkan bahwa secara garis besar ada lima faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri, yaitu : Ø citra fisik, merupakan evaluasi terhadap diri secara fisik, Ø bahasa, yaitu kemampuan melakukan konseptualisasi dan verbalisasi, Ø umpan balik dari lingkungan, Ø identifikasi dengan model dan peran jenis yang tepat, Ø pola asuh orang tua. Hurlock (1973) yang mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri di antaranya adalah ; fisik, pakaian, nama dan nama panggilan, intelegensi, tingkat aspirasi, emosi, budaya, sekolah dan perguruan tinggi,status sosial ekonomi, dan keluarga. Menurut Lerner dan Spanier (dalam Nuryoto, 1993), perkembangan seseorang selain ditentukan oleh kondisi dirinya, juga dikaitkan dengan kehidupan kelompok dalam lingkungan masyarakatnya pada setiap tahap perkembangan yang dilaluinya. Garbarino (1992) mengemukakan bahwa pada prinsipnya dalam proses perkembangan manusia bisa dilihat dalamperspektif ekologi. Dalamperspektif ini individu berintraksi dengan lingkungan. Interaksi tersebut mebuat kedua elemen saling memperngaruhi satu sama lain dan membentuk sistemdalam beberapa tingkatan, yang terdiri dari microsystems, mesosystems, exosystems, dan macrosystems. Komponen Atau Bagian Dari Konsep Diri 1. Identitas diri (Peran yang berbeda, kesaran diri akan diri sendiri, pengenalan diri yang ada tentang internal individual).
  • 19. 2. Citra diri (Pandangan atau persepsi tentang diri kita sendiri, bukan penilaian orang lain terhadap dirinya). 3. Harga diri (Berupa penilaian atau evaluasi dirinya terhadap hasil yang didapat baik internal maupun eksternal yang merupakan proses pencapaian ideal diri). 4. Ideal diri (Suatu yang kita harapkan atau harapan individu terhadap dirinya yang akan dinilai oleh personal lain). 5. Peran (Merupakan pola sikap, prilaku, posisi dimasyarakat atau fungsi dirinya baik di lingkungan masyarakat, keluarga, atau komunitas). Hambatan Dalam Membangun Konsep Diri Potensi yang dimiliki seseorang bisa berkembang atau tidak, itu tergantung pada pribadi yang bersangkutan dan lingkungan dia berada. Beberapa hambatan yang sering terjadi dalam pengembangan potensi diri adalah sebagai berikut: 1. Hambatan yang berasal dari lingkungan Lingkungan merupakan salah satu faktor penghambat dalam pengembangan potensi diri. Hambatan ini antara lain disebabkan sistempendidikan yang dianut, lingkungan kerja yang tidak mendukung semangat pengembangan potensi diri, dan tanggapan atau kebiasaan dalam lingkungan kebudayaan. 1. Hambatan yang berasal dari individu sendiri Penghambat yang cukup besar adalah pada diri sendiri,misalnya sikap berprasangka, tidak memiliki tujuan yang jelas, keengganan mengenal diri sendiri, ketidak mampuan mengatur diri, pribadi yang kerdil, kemampuan yang tidak memadai untuk memecahkan masalah, kreativitas rendah, wibawa rendah, kemampuan pemahaman manajerial lemah, kemampuan latih rendah dan kemampuan membina tim yang rendah. Jenis-Jenis Konsep Diri Hurlock (1974) membagi konsep diri menjadi 4: 1. Konsep diri dasar Konsep diri dasar meliputi persepsi mengenai penampilan, kemampuan dan peran status dalam kehidupan, nilai-nilai, kepercayaan, serta aspirasinya. Konsep diri dasar cendrung memiliki kenyataan yang sebenarnya. Individu melihat dirinya seperti keadaan sebenarnya, bukan seperti yang diinginkan. Keadaan ini menetap dalam dirinya walaupun tempat dan situasinya berbeda.
  • 20. 2. Konsep diri sementara Konsep dir sementara adalah konsep diri yang sifatnya hanya sementara saja dijadikan patokan. Apabila tempat dan situasi berbeda, konsep diri ini akan menghilang. Konsep diri sementara ini terbentuk dari interaksi dengan lingkungan. 3. Konsep diri social Konsep diri social timbul berdasarkan cara seseorang mempercayai persepsi orang lain tentang dirinya, jadi tergantung dari perkataan dan perbuatan orang lain pada dirinya, misalnya seorang anak yang selalu dikatakan nakal. Konsep diri social diperoleh melalui interaksi social dengan orang lain. 4. Konsep diri ideal Konsep dir ini ideal terbentuk dari persepsi seseorang dan keyakinan oleh apa yang kelak terjadi pada dirinya dimasa yang akan dating. Konsep diri ini berhubungan dengan pendapat individu mengenai keadaan fisik dan psikologisnya. Konsep diri ideal ini dapat menjadi kenyataan apabila berada dalam jangkauan kehidupan nyata. Strang (1970) memperkenalkan empat konsep yang mendasar tentang konsep diri: 1. Konsep diri menyangkut pemahaman seseorang tentang kemampuan peranan dan penghargaan terhadap diri sendiri. 2. Konsep diri itu tidak tetap. 3. Konsep diri social adalah pendaopat seseorang atau remaj tentang bagaimana orang lain mamandang dirinya tentang kemampuan sosialnya. 4. Konsep diri ideal dan konsep diri realita. Konsep diri ideal yaitu konsep diri seseorang seperti yang diharapkan. Konsep diri realita adalah konsep diri yang benar-benar sesuia dengan kemampuan.
  • 21. BAB III PENUTUP kesimpulan Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Pendekatan humanistik menyatakan bahwa dari konsep-konsep positif inilah kepribadian manusia terbentuk. Jika kebutuhan-kebutuhan hidupnya tidak terpuaskan, maka akan terlihat dari kepribadian dirinya yang negatif. Pendekatan psikobiologi yang memandang kepribadian dipengaruhi oleh faktor-faktor internal (genetis) saja, ataupun pendekatan sosial yang menyatakan bahwa kepribadian dipengaruhi oleh faktor eksternal (lingkungan) saja terbukti tidak tepat. Dari penelitian Plomin dan Bergerman ditemukan bahwa pengaruh kepribadian manusia adalah perpaduan antara kedua faktor tersebut. Pendekatan humanistik melihat perpaduan kedua hal ini. Manusia memiliki free will untuk menentukan sikapnya sendiri, namun ia juga terpengaruh oleh bagaimana lingkungan sosialnya memandangnya. Ia tetap membutuhkan keterikatan dengan lingkungan sosialnya, serta positive regards dari mereka. Pendekatan humanistik menggabungkan faktor internal dan eksternal. Pendekatan inilah yang paling baik untuk menjelaskan kepribadian manusia. Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalamkehidupan manusia. Konsep diri adalah cara seseorang untuk melihat dirinya secara utuh dengan semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain. Sangatlah penting bagi setiap orang untuk memahami konsep diri, yaitu dengan terlebih dahulu harus menanamkan dalam dirinya sendiri pandangan tentang dirinya sebelum memberi pandangan kepada orang lain. Saran Penyusun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan penyusunan makalah ini selanjutnya.