SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
JURNAL
VALUASI EKONOMI HUTAN MANGROVE DI DESA TIWOHO
KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA
WINDA DESITHA KALITOUW
110314008
Dosen Pembimbing :
1. Ir. Ribka M. Kumaat. MS
2. Ir. Lyndon R.J. Pangemanan. ME
3. Dr.Ir. Paulus A. Pangemanan. MS
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
SAM RATULANGI MANADO
2015
ABSTRAK
WINDA DESITHA KALITOUW. Valuasi Ekonomi Hutan Mangrove di
Desa Tiwoho Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara. Dibawah
bimbingan ( Ribka M. Kumaat sebagai Ketua, Lyndon R. J. Pangemanan
dan Paulus A. Pangemanan sebagai Anggota ).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar nilai manfaat
ekonomi total hutan mangrove yang ada di Desa Tiwoho Kecamatan Wori
Kabupaten Minahasa Utara, yaitu dengan menggunakan konsep valuasi ekonomi
untuk menghitung nilai manfaat dari potensi sumber daya alam yang ada.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2015, dengan
melakukan pengamatan dilapangan dan wawancara langsung terhadap masyarakat
dan pemerintah setempat. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan
kawasan ekosistem hutan mangrove Desa Tiwoho yang mempunyai luas ±62,502
ha, mempunyai nilai manfaat ekonomi total sebesar Rp. 2.316.961.823/tahun
dengan penyumbang nilai manfaat terbesar adalah dari nilai manfaat tidak
langsung yaitu nilai manfaat hutan mangrove sebagai penahan abrasi atau
gelombang air laut. Nilai manfaat ekonomi total ini dapat dijadikan acuan atau
dasar pembanding bagi masyarakat dan pemerintah dalam menentukan kebijakan
pengelolaan dan pemanfaatan hutan mangrove yang ada.
Kata Kunci : valuasi ekonomi, ekosistem hutan mangrove, nilai manfaat.
ABSTRACT
WINDA DESITHA KALITOUW. Economic Valuation of Mangrove Forets
in the Tiwoho Village, Wori District, North Minahasa Regency. Under
guidance of Ribka M. Kumaat. , Lyndon R. J. Pangemanan and Paulus A.
Pangemanan.
This study aims to determine how big the value of the total economic
benefits of mangrove forest in the Tiwoho Village of Wori District North
Minahasa Regency, by using the concept of economic valuation to calculate the
value of the benefits of natural resources which exist. The research was conducted
in January to March 2015, by conducting field observations and interviews
directly to the community and local government. Based on the results obtained
that indicate the area of mangrove forest ecosystems Tiwoho Village with a broad
±62,502 ha, have total value of economic benefits amounted Rp.
2.316.961.823/year with the largest contributor to the value of benefits is from the
value of indirect benefits that is the value of the benefits of mangrove forests as a
buffer abrasion or sea water waves. The total value of economic benefits can be
used as a reference or basic comparison for the community and the government in
determining the policy management and utilization of existing mangrove forests.
Keyword : valuation economic, mangrove forest ecosystems, benefits
value
PENDAHULUAN
Hutan mangrove merupakan sumberdaya alam
hayati yang mempunyai berbagai keragaman potensi
yang memberikan manfaat bagi kehidupan manusia
baik yang secara langsung maupun tidak langsung dan
bisa dirasakan, baik oleh masyarakat yang tinggal di
dekat kawasan hutan mangrove maupun masyarakat
yang tinggal jauh dari kawasan hutan mangrove
(Kustanti 2011). Hutan mangrove merupakan salah
satu bentuk ekosistem yang unik dan khas, terdapat di
daerah pasang surut di wilayah pesisir pantai dan atau
pulau-pulau kecil dan merupakan sumber daya alam
yang sangat potensial. Hutan mangrove memiliki nilai
ekonomis dan ekologis yang tinggi akan tetapi sangat
rentan terhadap kerusakan apabila kurang
bijaksananya dalam mempertahankan, melestarikan
dan mengelolahnya.
Ekosistem mangrove adalah suatu sistem di
alam tempat berlangsungnya kehidupan yang
mencerminkan hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkungannya dan diantara makhluk
hidup itu sendiri, terdapat pada wilayah pesisir,
terpengaruh pasang surut air laut, dan didominasi oleh
spesies pohon atau semak yang khas dan mampu
tumbuh dalam perairan asin/payau (Santoso, 2000).
Besarnya manfaat yang ada pada ekosistem
hutan mangrove menjadikannya sangat rentan
terhadap eksploitasi yang berlebihan dan degradasi
lingkungan yang cukup parah, sehingga
mengakibatkan berkurangnya luasan hutan mangrove
untuk setiap tahunnya. Pengembangan hutan
mangrove sangat diperlukan untuk meningkatkan baik
pendapatan ekonomi maupun kondisi sosial
masyarakat. Namun semua hal ini tidak terlepas dari
penilaian, pertimbangan dan analisis lingkungan yang
baik bagi masyarakat tanpa harus memberikan dampak
buruk bagi hutan mangrove yang telah ada.
Menyadari pentingnya kawasan hutan mangrove
ini, diperlukan penelitian untuk mengetahui seberapa
besar nilai manfaat ekonomi yang terkandung dari
hutan mangrove di Desa Tiwoho. Hasilnya diharapkan
bisa dijadikan informasi bagi masyarakat maupun
pemerintah dalam pengambilan keputusan dan
kebijakan, serta pemanfaatan yang tepat untuk kawasan
hutan mangrove yang ada di Desa Tiwoho, agar dapat
memberikan manfaat ekologi dan ekonomi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan
Januari-Maret 2015, di Desa Tiwoho, Kecamatan Wori,
Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara.
Lokasi penelitian ini dipilih dengan beberapa
pertimbangan yaitu : Desa Tiwoho merupakan salah
satu daerah yang memiliki kawasan hutan mangrove
yang cukup luas sebesar 62,502 ha, dimana keberadaan
kawasan hutan mangrove ini sudah ada sejak sebelum
desa ini terbentuk dan sebagai sumber mata pencaharian
bagi masyarakat sekitar hutan mangrove.
Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara,
pengisian kuisioner, dan observasi langsung ke
lapangan yang dilakukan untuk mencari informasi
mengenai peranan masyarakat terhadap hutan
mangrove. Data primer meliputi kondisi komoditi
semua jenis pemanfaatan. Data sekunder diperoleh
dengan cara mengumpulkan data pendukung dari
berbagai instansi pemerintah Kabupaten Minahasa
Utara. Data sekunder ini berisi keadaan demografi,
geografi, kondisi sosial ekonomi masyarakat serta
sarana dan prasarana yang ada di Desa Tiwoho.
Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel data atau
responden dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode Accidental Sampling. Dalam
teknik ini pengambilan sampel data atau responden
tidak ditetapkan terlebih dahulu. Peneliti langsung
mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui.
Masyarakat yang dijadikan sampel atau
responden adalah beberapa pemanfaat hutan
mangrove yang bermukim di sekitar kawasan hutan
mangrove. Responden diambil sebanyak 37 orang.
Untuk mengetahui keadaan umum lokasi penelitian
dan kondisi hutan mangrove yang ada, juga dilakukan
wawancara dengan perangkat desa.
Konsep Pengukuran Variabel
Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini
adalah:
1. Nilai manfaat langsung yaitu nilai yang
dihasilkan dari pemanfaatan secara langsung
hutan mangrove:
• Nilai ikan : Rp/Kg
• Nilai daun nipah : Rp/ikat
• Nilai kepiting : Rp/Kg
2. Nilai manfaat tidak langsung yaitu nilai yang
dihasilkan dari pemanfaatan secara tidak
langsung hutan mangrove:
• pemecah ombak (break water) = Rp/tahun
• kebutuhan air tawar bersih =Rp/tahun
3. Nilai manfaat pilihan yaitu nilai yang dihasilkan
dari nilai keanekaragaman hayati hutan mangrove:
keanekaragaman hayati = Rp/tahun
4. Nilai manfaat keberadaan yaitu nilai yang
diperoleh dari kesediaan membayar masyarakat
akan keberadaan ekosistem mangrove:
willingnes to pay = Rp/tahun
Identifikasi manfaat dan fungsi ekosistem hutan
mangrove
Langkah pertama dari tahap ini adalah
mengidentifikasi segenap manfaat dan fungsi dari
ekosistem yang akan diteliti. Manfaat dan fungsi yang
diidentifikasi untuk segenap penelitian meliputi :
Manfaat Langsung (Direct Use Value)
Nilai dari manfaat langsung adalah nilai yang diperoleh
dari manfaat yang langsung dari ekosistem hutan
mangrove, seperti hasil pengrajin daun nipah,
penangkapan ikan, dan kepiting. Adapun formulasi
yaitu sebagai berikut :
∑
Dimana : ML = Total manfaat langsung (Rupiah)
ML1 = penerimaan atap nipah (Rupiah) ML2
= penerimaan produksi ikan (Rupiah) ML3 =
penerimaan produksi kepiting (Rupiah)
Manfaat Tidak Langsung (Indirect use Value)
Manfaat tidak langsung adalah nilai yang
dirasakan secara tidak langsung terhadap barang dan
jasa yang dihasilkan sumberdaya alam dan lingkungan
(Fauzi, 2002). Manfaat ini diperoleh dari suatu
ekosistem secara tidak langsung, seperti: penahan abrasi
pantai (Fahrudin, 1996). Estimasi manfaat sebagai
penahan abrasi didekati dengan pembangunan
pemecah gelombang (break water). Selain penahan
abrasi pantai, nilai manfaat ini juga dapat diperoleh
dari estimasi manfaat sebagai penahan intrusi air laut.
Estimasi dihitung berdasarkan kebutuhan air tawar
bersih dari masyarakat diandaikan kawasan hutan
mangrove itu hilang.
Manfaat Nilai Pilihan (Option Value)
Nilai manfaat pilihan adalah nilai pilihan untuk
melakukan preservasi bagi penggunaan barang dan
jasa sumberdaya dan lingkungan mangrove di masa
yang akan datang yang tidak dapat digunakan pada
saat sekarang. Dalam penelitian ini maka nilai yang
akang digunakan adalah manfaat preservasi bagi
biodiversitas hutan mangrove. Nilai dugaan yang akan
dipergunakan dalam analisis ini diperoleh dari hasil
penelitian di lokasi lain (benefit transfer). Seringkali
metode ini masih diperdebatkann dalam pelaksanaan
valuasi ekonomi, namun demikian karena
pengukurannya yang rumit dan sulit serta
kecenderungan nilainya yang memiliki porsi yang
kecil maka metode benefit transfer ini sering
dipergunakan dengan asumsi bahwa kondisi
mangrove relatif sama. Kelemahan dari metode ini
adalah adanya perbedaan karakteristik mangrove di
berbagai daerah di Indonesia yang tentunya juga akan
memberikan nilai yang berbeda.
Manfaat Nilai Keberadaan (Eksistence Value)
Manfaat keberadaan merupakan nilai keuntungan
yang dapat dinikmati manusia sehubungan dengan
keberadaan sumberdaya alam dan lingkungan
mangrove. Responden dapat memberikan nilai pada
sumberdaya hutan dengan tanpa maksud untuk
memanfaatkannya pada masa yang akan datang, yaitu
mereka memberikan nilai secara murni pada
sumberdaya hutan, dengan harapan keberadaan
sumberdaya hutan tersebut dapat dipertahankan terus-
menerus. Data dikumpulkan dengan teknik Contigen
Valuation Method (CVM), responden ditanya apakah
mereka mau membayar untuk barang dan jasa
ekosistem mangrove. Dalam studi ini digunakan
kuisioner untuk mewawancarai responden di mana
mereka dapat mengekspresikan nilai-nilai bagi barang
dan jasa lingkungan non market.
Nilai Manfaat Ekonomi Total
Nilai manfaat ekonomi total merupakan
penjumlahan dari seluruh manfaat yang telah
diidentifikasi dari ekosistem hutan mangrove yang
diteliti dengan diformulasikan dalam bentuk rumus:
NMET = ML + MTL + MP + MK
Dimana : NMET = Nilai Manfaat Total
ML = Manfaat Langsung
MTL = Manfaat Tidak Langsung
MP = Manfaat Pilihan
MK = Manfaat Keberadaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Wilayah
Desa Tiwoho secara administratif berada di
Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara. Desa
Tiwoho terdiri dari 6 jaga lingkungan, yaitu jaga 1
sampai dengan jaga VI . Secara administratif, batas
wilayahnya adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Laut Sulawesi
Sebelah Selatan : Gunung Tumpa
Sebelah Timur : Desa Wori
Sebelah Barat : Kelurahan Tongkaina
pemerintah merusak, mengubah lahan, ataupun
3.
Secara geografis letak Desa Tiwoho yaitu pesisir
pantai dengan ketinggian kira-kira 20 m diatas
permukaan laut. Secara geografis terletak di sebelah
utara manado pada posisi geografis 01
0
35’26,10’’LU -
01
0
35’27,57’’LU dan 124
0
50’21,06’’BT -
24
0
50’37,28’’BT.
pantai memberikan peluang bagi masyarakat Desa
Tiwoho yang sebagian besar memilih untuk berdomisili
di pesisir pantai untuk berprofesi sebagai nelayan.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel 2.
Tabel 2. Jumlah Penduduk berdasarkan Mata
Pencaharian di Desa Tiwoho
No. Jenis Pekerjaan
Jumlah
Penduduk
Persentase
Kependudukan
Sebagaimana dengan daerah-daerah pesisir
pantai lainnya di Sulawesi Utara, keberadaan
masyarakat di daerah pesisir pantai mempunyai latar
belakang yang beragam. Jumlah penduduk Desa
Tiwoho 1.222 jiwa dan terdiri dari 347 kepala
keluarga, dengan menempati wilayah pemukiman
seluas 15,190 ha.
Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Tiwoho
tergolong rendah dengan jumlah penduduk yang
berpendidikan tingkat SMA paling tinggi yaitu 41,4%,
sedangkan untuk tingkat sarajana (S1) hanya 4,1%,
untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel 1.
Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat
Pendidikan di Desa Tiwoho
(Jiwa)
(%)
1. Petani 160 48,1
2. Nelayan 39 11,8
Tukang/ Buruh/
Pengrajin
39 11,8
4. Pegawai Negeri Sipil 37 11,1
5. Pedagang/wiraswasta 30 9,1
6 TNI/POLRI 2 0,6
7 Karyawan swasta 25 7,5
Jumlah 332
Sumber : Data Monografi Desa
Identifikasi Manfaat Ekonomi Ekosistem Hutan
Mangrove
Manfaat Langsung
Manfaat langsung dari hutan mangrove Desa
No.
Tingkat
Pendidikan
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Persentase
(%)
Tiwoho
adalah
yang dirasa
melalui
kan masyarakat
pemanfaatan
untuk saat ini
penangkapan,
1. SD 216 21,8 pemancingan ikan dan kepiting serta pemanfaatan daun
2. SMP 325 32,7 nipah, baik itu yang dilakukan dalam kawasan hutan
3. SMA 411 41,4 mangrove ataupun di sekitar kawasan hutan mangrove.
4. Sarjana 41 4,1 Untuk pemanfaatan hasil kayu untuk saat ini hampir
Jumlah 993 tidak pernah dilakukan lagi oleh masyarakat setempat,
Sumber BPS Prov. Sulut 2013
Mata Pencaharian
Dikarenakan wilayah Desa Tiwoho didominasi
oleh lahan perkebunan, maka hampir sebagian besar
masyarakat Desa Tiwoho bermata pancaharian dengan
bertani. Selain itu letak desa yang berada di pesisir
hal ini disebabkan karena kawasan hutan mangrove
Desa Tiwoho telah ditetapkan masuk dalam kawasan
Konservasi Taman Laut Bunaken. Menjadi bagian dari
kawasan konservasi ini artinya terdapat larangan dari
Vol. Rata-
No Jenis Ikan rata/ tahun
(kg/thn)
Harga rata-
rata (Rp/kg)
Nilai Manfaat
Rata-rata (Rp)
wawancara diperoleh
tangkapan dan harga
jumlah volume rata-rata
rata-rata dari tiap jenis
hasil
ikan.
1 Bobara 28 25.000 680.000 Kemudian diperoleh nilai manfaat rata-rata yang
2 Deho 37 17.222 666.667 dikalikan dengan jumlah nelayan Desa Tiwoho. Hasil
3 Goropa 54 23.125 1.275.000
4 Malalugis 64 17.500 1.020.000
perhitungan pemanfaatan ikan dan kepiting dapat dilihat
5 Gete gete 59 18.889 1.113.333 pada tabel berikut.
6 Lolosi 72 22.500 1.560.000
7 Kepiting 151 13.333 1.953.333
Jumlah 465 137.569 8.268.333
*Nilai Manfaat 322.465.000
*Nilai Manfaat = Nilai Manfaat rata-rata x Jumlah Nelayan
(39) Sumber: Data Olahan
memanfaatkan hutan dengan eksploitasi yang
berlebihan. Konsekuensi hukum bagi pelaku tentunya
akan diberikan jika larangan ini dilanggar, hal ini
menjadikan masyarakat Desa Tiwoho menjadi takut
dan enggan untuk beraktifitas secara langsung dalam
kawasan hutan mangrove.
Dengan demikian masyarakat hanya
memanfaatkan hasil perikanan dan daun nipah baik itu
untuk keperluan sehari-hari maupun untuk kegiatan
ekonomi. Melakukan penangkapan, pemancingan ikan
dan kepiting dianggap tidak akan merusak ekosistem
yang ada, karena kegiatan tersebut tidak perlu
merubah ataupun merusak mangrove yang ada. Begitu
juga halnya pemanfaatan daun nipah, yang dibutuhkan
hanya daun saja tanpa perlu merusak bahkan
menebang pohon mangrove.
Untuk itu perhitungan nilai manfaat langsung
mangrove Desa Tiwoho hanya dilakukan pada hasil
ikan dan kepiting serta daun nipah dengan metode
pendekatan harga pasar. Hasil perhitungan untuk
manfaat ikan dan kepiting diperoleh sebesar Rp.
322.465.000/tahun. Dimana hasil ini diperoleh dari
wawancara langsung terhadap responden yang
dijadikan sampel untuk pengambilan data. Dari
Tabel 3. Hasil Perhitungan Pemanfaatan Ikan dan
Kepiting
Adapun untuk pemanfaatan daun nipah diperoleh
nilai manfaat sebesar Rp. 425.250/tahun. Seperti halnya
dengan pamanfaatan ikan dan kepiting data yang diolah
diperoleh dari hasil wawancara dengan responden yang
dijadikan sampel.
Manfaat Tidak Langsung
Nilai manfaat tidak langsung diolah
menggunakan metode replacement cost (biaya
pengganti), dimana perhitungan ini dilakukan dengan
cara menghitung biaya yang akan dikeluarkan untuk
menggantikan fungsi dari mangrove jika hutan
mangrove ini dihilangkan. Berdasarkan hasil
wawancara langsung fungsi mangrove yang dirasakan
masyarakat saat ini adalah hutan mangrove sebagai
penahan abrasi atau gelombang air laut serta penahan
intrusi air laut.
Nilai manfaat tidak langsung hutan mangrove
dari fungsinya sebagai penahan abrasi dan gelombang
airlaut diestimasi dari biaya pembangunan breakwater
dan penahan gelombang air laut. Biaya pembangunan
breakwater untuk jarak 1 m dengan daya tahan selama
10 tahun yang dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Minahasa Utara adalah sebesar Rp.
21.986.700. Apabila panjang garis pantai Desa Tiwoho
yang terlindungi mangrove ±685 meter, maka hasil
yang diperoleh adalah sebesar Rp. 15.060.889.500
untuk 10 tahun. Sedangkan untuk nilai manfaat
mangrove sebagai penahan abrasi dan gelombang air
laut adalah Rp. 1.506.088.950/tahun.
Nilai manfaat tidak langsung untuk manfaat
mangrove sebagai penahan intrusi diperoleh dari
pendekatan akan kebutuhan air bersih dari masyarakat
Desa Tiwoho. Dengan asumsi jika hutan mangrove ini
dihilangkan, maka masyarakat akan kesulitan air
tawar bersih karena fungsi mangrove untuk menahan
intrusi air laut telah hilang dan sumber air tawar
alam tersebut memiliki ekosistem yang sama, baik dari
segi tempat maupun karakteristik pasar (market
characteristic) (Krupnick 1993).
Dengan menggunakan pendekatan penelitian
yang dilakukan oleh Ruitenberk (1992) pada nilai
keanekaragaman hayati hutan mangrove di Teluk
Bintuni Irian Jaya, mengemukakan bahwa nilai
keanekaragaman hayati hutan mangrove di Indonesia
adalah US $ 15 /ha/tahun. Apabila untuk saat ini nilai
bersih pun terkomtaminasi dengan air laut. Seperti Nominal Jmlh Nilai rata-No
(Rp) Responden rata/tahun (Rp)
%
kita ketahui air laut memiliki kadar garam yang tinggi 1 500.000 2 1.000.000 28%
menjadikan tidak layak untuk dikonsumsi manusia. 2 250.000 0 - 0%
3 120.000 8 960.000 27%
Dengan demikian perhitungannya didekati dengan 4 100.000 9 900.000 26%
penggunaan air tawar yang bersih sesuai kebutuhan
5
6
50.000
0
13
5
650.000
-
19%
0%
masing-masing keluarga tiap hari (Harahab 2010).
Untuk Desa Tiwoho sendiri dengan jumlah kepala
keluarga 347, dimana satu keluarga hanya
membutuhkan 1 galon air/hari untuk kebutuhan air
minum dan memasak dengan harga 1 galon air tawar
bersih Rp. 3500. Hasil perhitungan diperoleh biaya
yang harus dikeluarkan oleh satu keluarga per
tahunnya adalah Rp. 1.277.500, dengan kata lain
untuk Desa Tiwoho biaya yang dikeluarkan untuk air
tawar bersih adalah sebesar Rp. 443.292.500/tahun
dan nilai inilah yang dijadikan nilai manfaat hutan
mangrove sebagai penahan intrusi air laut.
Manfaat Pilihan
Manfaat pilihan adalah nilai manfaat langsung
maupun tidak langsung yang memiliki potensi dapat
dimanfaatkan pada masa yang akan datang yang
diperoleh dari keberadaan sumber keanekaragaman
hayati (biodiversity) dari ekosistem mangrove. Nilai
manfaat ini diperoleh dengan metode benefit transfer
dimana metode ini bisa dilakukan jika sumber daya
Jumlah Total 37 3.510.000 100%
Rata-rata total 94.865
Nilai Manfaat Keberadaan
Rp/ha/tahun 32.918.108
Sumber : Data Olahan
tukar dollar terhadap rupiah adalah Rp. 13.010 per
tanggal 7 April 2015, maka nilai manfaat pilihan yang
diperoleh adalah Rp.195.150/ha/tahun. Dengan luasan
hutan mangrove 62,502 ha, nilai manfaat pilihan untuk
hutan mangrove Desa Tiwoho adalah sebesar Rp.
12.197.265/tahun.
Manfaat Keberadaan
Nilai manfaat keberadaan untuk hutan mangrove
Desa Tiwoho diperoleh dengan menggunakan metode
CVM (Contigent Valuation Method) untuk mengetahui
nilai WTP (Willingnes To Pay) atau kesediaan
membayar dari masyarakat akan keberadaan hutan
mangrove. Responden yang dipilih berdasarkan metode
Accidental Sampling dalam teknik ini pengambilan
sampel tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti langsung
mangrove Desa Tiwoho adalah sebesar Rp.
mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui.
Berdasarkan tingkat pendidikan, mata pencaharian,
serta jumlah tanggungan.
Berdasarkan range nilai kesediaan membayar
yang diberikan yaitu berkisar Rp. 50.000-Rp.500.000,
hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkat
pendidikan lebih mempengaruhi responden untuk
menentukan nilai kesediaan membayar akan
keberadaan hutan mangrove. Golongan tingkat
pendidikan yang rendah memberikan nilai relatif
rendah pula dibandingkan dengan golongan tingkat
pendidikan yang lebih tinggi. Hasil yang diperoleh
dari perhitungan kesediaan membayar per tahunnya
adalah Rp. 3.510.000, sedangkan untuk nilai rata-
ratanya adalah Rp. 94.865. Dengan demikian untuk
nilai manfaat keberadaan hutan mangrove Desa
Tiwoho per tahunnya adalah Rp. 32.918.108 (Tabel
4).
Nilai Ekonomi Total Manfaat Hutan Mangrove
Desa Tiwoho
Berdasarkan hasil identifikasi dan kuantifikasi dari
mangrove dapat ditentukan. Hasil perhitungan
menunjukkan nilai ekonomi total manfaat hutan
2.316.961.823 (Tabel 5). Nilai manfaat tidak langsung
untuk manfaat hutan mangrove sebagai penahan abrasi
adalah yang memiliki nilai paling tinggi Rp.
1.506.088.950/tahun, kemudian nilai manfaat penahan
intrusi air laut Rp. 443.292.500/tahun, dan nilai manfaat
langsung untuk pemanfaatan ikan dan kepiting
Rp.322.465.000, dimana ketiga nilai pemanfaatan ini
adalah penyumbang nilai terbesar untuk nilai ekonomi
total manfaat hutan mangrove. Sedangkan yang paling
rendah yaitu nilai manfaat langsung untuk pemanfaatan
daun nipah yaitu sebesar Rp. 425.250/tahun.
Tabel 5. Nilai Manfaat Ekonomi Total Hutan
Mangrove
Dengan diperolehnya nilai manfaat total dari
ekosistem hutan mangrove di Desa Tiwoho, diharapkan
dapat dijadikan dasar atau acuan bagi pemerintah dan
masyarakat dalam hal pengelolaan dan pemanfaatan
lahan kawasan hutan mangrove. Hasil penilaian
ekonomi menunjukkan bahwa kawasan hutan mangrove
Desa Tiwoho mempunyai nilai manfaat yang cukup
No Jenis Pemanfaatan
1 Manfaat Langsung
Nilai Manfaat Total
(rata-rata per tahun) %
Rp
besar yang dapat menunjang perekonomian masyarakat
Desa Tiwoho sendiri. Dengan demikian masyarakat
- Nilai Pemanfaatan Ikan/Kepiting 322.465.000 13,92
bersama pemerintah diharapkan agar dapat bahu
- Nilai Pemanfaatan Daun Nipah 425.250 0,02
2 Manfaat Tidak Langsung
membahu untuk tetap menjaga dan melestarikan
- Nilai Manfaat Penahan Abrasi 1.506.088.950 65 keberadaan hutan mangrove Desa Tiwoho dengan
- Nilai Manfaat Penahan Intrusi 443.292.500 19,13
menerapkan pengelolaan pemanfaatan yang lestari dan
3 Manfaat Pilihan
- Nilai Keanekaragaman Hayati 12.197.265 0,53
berkelanjutan.
4 Manfaat Keberadaan 32.918.108 1,42
Jumlah 2.316.961.823 100
Sumber : Data Olahan
keseluruhan pemanfaatan hutan mangrove di Desa
Tiwoho, dugaan nilai ekonomi total dari hutan
Kesimpulan
Kawasan hutan mangrove di Desa Tiwoho
mendapatkan nilai total manfaat yaitu sebesar Rp
2.316.961.823/tahun. Nilai manfaat tidak langsung
untuk manfaat hutan mangrove sebagai penahan
abrasi pantai memberikan kontribusi yang paling
tinggi Rp. 1.949.381.450/tahun dan manfaat
mangrove sebagai penahan intrusi air laut sebesar Rp.
443.292.500/tahun. Kemudian nilai manfaat langsung
dari penangkapan ikan dan kepiting sebesar Rp
322.890.250/tahun dan manfaat daun nipah Rp.
425.250/tahun. Nilai manfaat pilihan sebesar Rp
12.197.265/tahun dan nilai manfaat keberadaan
sebesar Rp 32.918.108/tahun.
Saran
1. Perlu adanya koordinasi yang intensif antara
masyarakat dan pemerintah dalam hal
pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya hutan
mangrove, agar lebih mengedepankan
pengelolaan sumber daya yang lestari dan
berkelanjutan.
2. Pemahaman masyarakat akan ekosistem hutan
mangrove dan fungsi serta manfaat
keberadaannya masih perlu ditingkatkan lagi
dengan makin intensifnya penyuluhan serta studi
lapangan yang dilakukan baik itu pemerintah
maupun lembaga lingkungan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bann. C. 1998. The economic valuastion of
mangrove. A. manual for research economy
and environmental program for southeast
asia. Singapore
Bengenn, D.G 2006. Ecology from Individuals to
Ecosystems. Blackwell Publishing. UK.
Bengen, D.G. 2001. Pedoman Teknis Pengenalan
dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove.
Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan
Lautan-Institut Pertanian Bogor. Bogor,
Indonesia
Fahrudin A. 1996. Analisis ekonomi pengelolaan
lahan pesisir Kabupaten subang jawa barat.
Bogor. IPB
Fauzi, A. 1999. Ekonomi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Fauzi, 2002. Valuasi ekonomi sumberdaya pesisir
dan lautan bahan penelitian pengelolaan
sumberdaya wilayah pesisir dan lautan.
Semarang
Gunarto, 2004. Konservasi mangrove sebagai
pendukung sumber hayati perikanan pantai.
Jurnal Litbang Pertanian.jakarta
Harahab, N. 2010. Penilaian Ekonomi Ekosistem
Hutan Mangrove & Aplikasinya Dalam
Perencanaan Wilayah Pesisir. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Penerbit PT
Bumi Aksara. Jakarta
Irwan,Z.D. 2003. Prinsip-prinsip ekologi dan
organisasi ekosistem komunitas dan
lingkungan.PT.Bumi Aksara. Jakarta
Kusmana, C. 2002. Pengelolaan ekosistem
mangrove secara berkelanjutan dan berbasis
Masyarakat. Jakarta
Kustanti A. 2011 Manajemen Hutan Mangrove.
Bogor(ID). PT. Penerbit Institut Pertanian
Bogor
Krupnick, A.J. (1993), ‘Benefit Transfers and
Valuation of Environmental Improvements’.
Resources Winter
Nybakken, J.W. 1998. Marine Biology : An
Ecological Approach. (Biologi Laut : Suatu
pendekatan Bilogis. Ahli Bahasa : H. M.
Eidman, Koesoebiono, D. G. Bengen, M.
Hotomo, S. Sukardjo). P.T Gramedia.
Jakarta
Pariyono. 2006. Kajian Potensi Kawasan
Mangrove dalam Kaitannya dengan
Pengelolaan Wilayah Pantai di Desa
Panggung. Bulakbaru, Tanggultlare
Kabupaten Jepara [tesis]. Semarang (ID):
Universitas Diponegoro Semarang.
Pearce, D.W and Moran. D. 1994. The economic
value of biodiversity earthscan. London.
Pramudji 2001. Ekosistem Hutan Mangrove dan
Peranannya Sebagai Habitat Berbagai
Fauna Aquantik. Balai Litbang
BiologiLaut, Puslit Oseanografi-LIPI,
Jakarta
Ruitenbeek HJ. 1992. Mangrove Management: an
Economic Analysis of Management Options
with a Focus on Bintuni Bay, Irian Jaya.
Jakarta andHalifax; Environmental
Management Development in Indonesia
Project(EMDI) Environ.
Santoso, N. 2000. Pola Pengawasan Ekosistem
Mangrove. Makalah disampaikan pada
Lokakarya Nasional Pengembangan Sistem
Pengawasan Ekosistem Laut Tahun 2000.
Jakarta, Indonesia.
Saparinto, C.2007. Pendayagunaan Ekosistem
Mangrove.Dahara Prize.Semarang
Warongan. C. W. A.O. 2009. Kajian ekologi
ekosistem mangrove untuk rehabilitasi di
desa tiwoho kecamatan wori kabupaten
minahasa utara propinsi Sulawesi Utara.
IPB Bogor
.

More Related Content

What's hot

Sustainability Ekologi
Sustainability EkologiSustainability Ekologi
Sustainability Ekologi
Tri Cahyono
 
Kliping tentang sumber daya alam
Kliping tentang sumber daya alamKliping tentang sumber daya alam
Kliping tentang sumber daya alam
Maulana_Hasanudin
 
Pengelolaan sda
Pengelolaan sdaPengelolaan sda
Pengelolaan sda
Desta_92
 
Studi pemahaman pengunjung terhadap fungsi taman hutan raya r (1)
Studi pemahaman pengunjung terhadap  fungsi taman hutan raya r (1)Studi pemahaman pengunjung terhadap  fungsi taman hutan raya r (1)
Studi pemahaman pengunjung terhadap fungsi taman hutan raya r (1)
Ifa Aulia
 
Partisipasi masyarakat terhadap pelestarian hutan produksi pana pana d...
Partisipasi  masyarakat  terhadap  pelestarian  hutan  produksi  pana pana  d...Partisipasi  masyarakat  terhadap  pelestarian  hutan  produksi  pana pana  d...
Partisipasi masyarakat terhadap pelestarian hutan produksi pana pana d...
Operator Warnet Vast Raha
 

What's hot (19)

Makalah 17 okt 2012
Makalah 17 okt 2012Makalah 17 okt 2012
Makalah 17 okt 2012
 
Kearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanianKearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanian
 
Tugas konservasi
Tugas konservasiTugas konservasi
Tugas konservasi
 
Kearifan lokal dalam Bidang Kehutan
Kearifan lokal dalam Bidang KehutanKearifan lokal dalam Bidang Kehutan
Kearifan lokal dalam Bidang Kehutan
 
Sustainability Ekologi
Sustainability EkologiSustainability Ekologi
Sustainability Ekologi
 
Makalah kawasan konservasi ahmad afandi
Makalah kawasan konservasi ahmad afandiMakalah kawasan konservasi ahmad afandi
Makalah kawasan konservasi ahmad afandi
 
Kliping tentang sumber daya alam
Kliping tentang sumber daya alamKliping tentang sumber daya alam
Kliping tentang sumber daya alam
 
Pengelolaan sda
Pengelolaan sdaPengelolaan sda
Pengelolaan sda
 
sumber daya alam dan lingkungan
sumber daya alam dan lingkungansumber daya alam dan lingkungan
sumber daya alam dan lingkungan
 
Latar belakang ksda
Latar belakang ksdaLatar belakang ksda
Latar belakang ksda
 
Studi pemahaman pengunjung terhadap fungsi taman hutan raya r (1)
Studi pemahaman pengunjung terhadap  fungsi taman hutan raya r (1)Studi pemahaman pengunjung terhadap  fungsi taman hutan raya r (1)
Studi pemahaman pengunjung terhadap fungsi taman hutan raya r (1)
 
Budaya lahan kering (pengelolaan ekosistem)
Budaya lahan kering (pengelolaan ekosistem)Budaya lahan kering (pengelolaan ekosistem)
Budaya lahan kering (pengelolaan ekosistem)
 
Agroforestri ilengi
Agroforestri ilengiAgroforestri ilengi
Agroforestri ilengi
 
3.3 ppt pengelolan sda
3.3 ppt pengelolan sda3.3 ppt pengelolan sda
3.3 ppt pengelolan sda
 
Makalah MPKT B - Peran Masyarakat dalam Pelestarian Lahan Gambut
Makalah MPKT B - Peran Masyarakat dalam Pelestarian Lahan GambutMakalah MPKT B - Peran Masyarakat dalam Pelestarian Lahan Gambut
Makalah MPKT B - Peran Masyarakat dalam Pelestarian Lahan Gambut
 
Krusakan ekositem jati di muna
Krusakan ekositem jati di munaKrusakan ekositem jati di muna
Krusakan ekositem jati di muna
 
Faktor yang Mempengaruhi Strategi Perlawanan Petani
Faktor yang Mempengaruhi Strategi Perlawanan PetaniFaktor yang Mempengaruhi Strategi Perlawanan Petani
Faktor yang Mempengaruhi Strategi Perlawanan Petani
 
Partisipasi masyarakat terhadap pelestarian hutan produksi pana pana d...
Partisipasi  masyarakat  terhadap  pelestarian  hutan  produksi  pana pana  d...Partisipasi  masyarakat  terhadap  pelestarian  hutan  produksi  pana pana  d...
Partisipasi masyarakat terhadap pelestarian hutan produksi pana pana d...
 
Bacaan i ikhtisar bacaan
Bacaan i ikhtisar bacaanBacaan i ikhtisar bacaan
Bacaan i ikhtisar bacaan
 

Similar to 8113 16022-1-sm(2)

Rppterpadukelas4 130114011732-phpapp02(1)
Rppterpadukelas4 130114011732-phpapp02(1)Rppterpadukelas4 130114011732-phpapp02(1)
Rppterpadukelas4 130114011732-phpapp02(1)
Eun Sippirilly
 
ANALYSIS OF PHYSICAL-CHEMICAL PARAMETERS FOR MANGROVE ECOSYSTEM REHABILITATIO...
ANALYSIS OF PHYSICAL-CHEMICAL PARAMETERS FOR MANGROVE ECOSYSTEM REHABILITATIO...ANALYSIS OF PHYSICAL-CHEMICAL PARAMETERS FOR MANGROVE ECOSYSTEM REHABILITATIO...
ANALYSIS OF PHYSICAL-CHEMICAL PARAMETERS FOR MANGROVE ECOSYSTEM REHABILITATIO...
Asramid Yasin
 
Rudy Haryanto - Degradasi Mangrove.pdf
Rudy Haryanto - Degradasi Mangrove.pdfRudy Haryanto - Degradasi Mangrove.pdf
Rudy Haryanto - Degradasi Mangrove.pdf
RudyHaryanto21
 
Compensation Analysis Plant of society within the National Park area of Banti...
Compensation Analysis Plant of society within the National Park area of Banti...Compensation Analysis Plant of society within the National Park area of Banti...
Compensation Analysis Plant of society within the National Park area of Banti...
muh ichwan k
 
Rpp terpadu kelas 4
Rpp terpadu kelas 4Rpp terpadu kelas 4
Rpp terpadu kelas 4
mimuchan
 

Similar to 8113 16022-1-sm(2) (20)

Valuasi Ekonomi Hutan Mangrove
Valuasi Ekonomi Hutan MangroveValuasi Ekonomi Hutan Mangrove
Valuasi Ekonomi Hutan Mangrove
 
PPT_KEL4_MR_KSDA_GEOE20.pptx
PPT_KEL4_MR_KSDA_GEOE20.pptxPPT_KEL4_MR_KSDA_GEOE20.pptx
PPT_KEL4_MR_KSDA_GEOE20.pptx
 
2630 9820-4-pb
2630 9820-4-pb2630 9820-4-pb
2630 9820-4-pb
 
Rppterpadukelas4 130114011732-phpapp02(1)
Rppterpadukelas4 130114011732-phpapp02(1)Rppterpadukelas4 130114011732-phpapp02(1)
Rppterpadukelas4 130114011732-phpapp02(1)
 
Jurnal.pdf
Jurnal.pdfJurnal.pdf
Jurnal.pdf
 
ANALISIS PARAMETER FISIKA-KIMIA UNTUK KEPENTINGAN REHABILITASI EKOSISTEM MANG...
ANALISIS PARAMETER FISIKA-KIMIA UNTUK KEPENTINGAN REHABILITASI EKOSISTEM MANG...ANALISIS PARAMETER FISIKA-KIMIA UNTUK KEPENTINGAN REHABILITASI EKOSISTEM MANG...
ANALISIS PARAMETER FISIKA-KIMIA UNTUK KEPENTINGAN REHABILITASI EKOSISTEM MANG...
 
Kabar bahari
Kabar bahariKabar bahari
Kabar bahari
 
RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...
RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...
RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...
 
Sumber Daya Hutan 2.pptx
Sumber Daya Hutan 2.pptxSumber Daya Hutan 2.pptx
Sumber Daya Hutan 2.pptx
 
TUGAS POWER POINT .pptx
TUGAS POWER POINT .pptxTUGAS POWER POINT .pptx
TUGAS POWER POINT .pptx
 
PPT-Yumima-Sinyo_-P-TALI-2021 (2).pptx
PPT-Yumima-Sinyo_-P-TALI-2021 (2).pptxPPT-Yumima-Sinyo_-P-TALI-2021 (2).pptx
PPT-Yumima-Sinyo_-P-TALI-2021 (2).pptx
 
ANALYSIS OF PHYSICAL-CHEMICAL PARAMETERS FOR MANGROVE ECOSYSTEM REHABILITATIO...
ANALYSIS OF PHYSICAL-CHEMICAL PARAMETERS FOR MANGROVE ECOSYSTEM REHABILITATIO...ANALYSIS OF PHYSICAL-CHEMICAL PARAMETERS FOR MANGROVE ECOSYSTEM REHABILITATIO...
ANALYSIS OF PHYSICAL-CHEMICAL PARAMETERS FOR MANGROVE ECOSYSTEM REHABILITATIO...
 
Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannya
Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannyaDr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannya
Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannya
 
Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...
Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...
Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...
 
Analysis of Perception and People’s Participation in Ujungnegoro KKLD Managem...
Analysis of Perception and People’s Participation in Ujungnegoro KKLD Managem...Analysis of Perception and People’s Participation in Ujungnegoro KKLD Managem...
Analysis of Perception and People’s Participation in Ujungnegoro KKLD Managem...
 
MAKALAH PRODUKTIVITAS.docx
MAKALAH PRODUKTIVITAS.docxMAKALAH PRODUKTIVITAS.docx
MAKALAH PRODUKTIVITAS.docx
 
Rudy Haryanto - Degradasi Mangrove.pdf
Rudy Haryanto - Degradasi Mangrove.pdfRudy Haryanto - Degradasi Mangrove.pdf
Rudy Haryanto - Degradasi Mangrove.pdf
 
Compensation Analysis Plant of society within the National Park area of Banti...
Compensation Analysis Plant of society within the National Park area of Banti...Compensation Analysis Plant of society within the National Park area of Banti...
Compensation Analysis Plant of society within the National Park area of Banti...
 
Rpp terpadu kelas 4
Rpp terpadu kelas 4Rpp terpadu kelas 4
Rpp terpadu kelas 4
 
Plants in the strictest sense
Plants in the strictest sensePlants in the strictest sense
Plants in the strictest sense
 

More from Warnet Raha (20)

Serune kale
Serune kaleSerune kale
Serune kale
 
Alat musik
Alat musikAlat musik
Alat musik
 
Septian
SeptianSeptian
Septian
 
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
 
Perihal
PerihalPerihal
Perihal
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorsel
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluarga
 
Ipink
IpinkIpink
Ipink
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umroh
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerja
 
Salim 2
Salim 2Salim 2
Salim 2
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
 
Jurnal ella
Jurnal ellaJurnal ella
Jurnal ella
 
Penelitian
PenelitianPenelitian
Penelitian
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4
 

Recently uploaded

PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
Zefanya9
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
ChairaniManasye1
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
armanamo012
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
langkahgontay88
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
umusilmi2019
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
GustiAdityaR
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Frida Adnantara
 

Recently uploaded (20)

Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 

8113 16022-1-sm(2)

  • 1. JURNAL VALUASI EKONOMI HUTAN MANGROVE DI DESA TIWOHO KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA WINDA DESITHA KALITOUW 110314008 Dosen Pembimbing : 1. Ir. Ribka M. Kumaat. MS 2. Ir. Lyndon R.J. Pangemanan. ME 3. Dr.Ir. Paulus A. Pangemanan. MS JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2015
  • 2. ABSTRAK WINDA DESITHA KALITOUW. Valuasi Ekonomi Hutan Mangrove di Desa Tiwoho Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara. Dibawah bimbingan ( Ribka M. Kumaat sebagai Ketua, Lyndon R. J. Pangemanan dan Paulus A. Pangemanan sebagai Anggota ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar nilai manfaat ekonomi total hutan mangrove yang ada di Desa Tiwoho Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara, yaitu dengan menggunakan konsep valuasi ekonomi untuk menghitung nilai manfaat dari potensi sumber daya alam yang ada. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2015, dengan melakukan pengamatan dilapangan dan wawancara langsung terhadap masyarakat dan pemerintah setempat. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan kawasan ekosistem hutan mangrove Desa Tiwoho yang mempunyai luas ±62,502 ha, mempunyai nilai manfaat ekonomi total sebesar Rp. 2.316.961.823/tahun dengan penyumbang nilai manfaat terbesar adalah dari nilai manfaat tidak langsung yaitu nilai manfaat hutan mangrove sebagai penahan abrasi atau gelombang air laut. Nilai manfaat ekonomi total ini dapat dijadikan acuan atau dasar pembanding bagi masyarakat dan pemerintah dalam menentukan kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan hutan mangrove yang ada. Kata Kunci : valuasi ekonomi, ekosistem hutan mangrove, nilai manfaat.
  • 3. ABSTRACT WINDA DESITHA KALITOUW. Economic Valuation of Mangrove Forets in the Tiwoho Village, Wori District, North Minahasa Regency. Under guidance of Ribka M. Kumaat. , Lyndon R. J. Pangemanan and Paulus A. Pangemanan. This study aims to determine how big the value of the total economic benefits of mangrove forest in the Tiwoho Village of Wori District North Minahasa Regency, by using the concept of economic valuation to calculate the value of the benefits of natural resources which exist. The research was conducted in January to March 2015, by conducting field observations and interviews directly to the community and local government. Based on the results obtained that indicate the area of mangrove forest ecosystems Tiwoho Village with a broad ±62,502 ha, have total value of economic benefits amounted Rp. 2.316.961.823/year with the largest contributor to the value of benefits is from the value of indirect benefits that is the value of the benefits of mangrove forests as a buffer abrasion or sea water waves. The total value of economic benefits can be used as a reference or basic comparison for the community and the government in determining the policy management and utilization of existing mangrove forests. Keyword : valuation economic, mangrove forest ecosystems, benefits value
  • 4. PENDAHULUAN Hutan mangrove merupakan sumberdaya alam hayati yang mempunyai berbagai keragaman potensi yang memberikan manfaat bagi kehidupan manusia baik yang secara langsung maupun tidak langsung dan bisa dirasakan, baik oleh masyarakat yang tinggal di dekat kawasan hutan mangrove maupun masyarakat yang tinggal jauh dari kawasan hutan mangrove (Kustanti 2011). Hutan mangrove merupakan salah satu bentuk ekosistem yang unik dan khas, terdapat di daerah pasang surut di wilayah pesisir pantai dan atau pulau-pulau kecil dan merupakan sumber daya alam yang sangat potensial. Hutan mangrove memiliki nilai ekonomis dan ekologis yang tinggi akan tetapi sangat rentan terhadap kerusakan apabila kurang bijaksananya dalam mempertahankan, melestarikan dan mengelolahnya. Ekosistem mangrove adalah suatu sistem di alam tempat berlangsungnya kehidupan yang mencerminkan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya dan diantara makhluk hidup itu sendiri, terdapat pada wilayah pesisir, terpengaruh pasang surut air laut, dan didominasi oleh spesies pohon atau semak yang khas dan mampu tumbuh dalam perairan asin/payau (Santoso, 2000). Besarnya manfaat yang ada pada ekosistem hutan mangrove menjadikannya sangat rentan terhadap eksploitasi yang berlebihan dan degradasi lingkungan yang cukup parah, sehingga mengakibatkan berkurangnya luasan hutan mangrove untuk setiap tahunnya. Pengembangan hutan mangrove sangat diperlukan untuk meningkatkan baik pendapatan ekonomi maupun kondisi sosial masyarakat. Namun semua hal ini tidak terlepas dari penilaian, pertimbangan dan analisis lingkungan yang baik bagi masyarakat tanpa harus memberikan dampak buruk bagi hutan mangrove yang telah ada. Menyadari pentingnya kawasan hutan mangrove ini, diperlukan penelitian untuk mengetahui seberapa besar nilai manfaat ekonomi yang terkandung dari hutan mangrove di Desa Tiwoho. Hasilnya diharapkan bisa dijadikan informasi bagi masyarakat maupun pemerintah dalam pengambilan keputusan dan kebijakan, serta pemanfaatan yang tepat untuk kawasan hutan mangrove yang ada di Desa Tiwoho, agar dapat memberikan manfaat ekologi dan ekonomi. METODE PENELITIAN Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2015, di Desa Tiwoho, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara. Lokasi penelitian ini dipilih dengan beberapa pertimbangan yaitu : Desa Tiwoho merupakan salah satu daerah yang memiliki kawasan hutan mangrove yang cukup luas sebesar 62,502 ha, dimana keberadaan kawasan hutan mangrove ini sudah ada sejak sebelum desa ini terbentuk dan sebagai sumber mata pencaharian bagi masyarakat sekitar hutan mangrove. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara, pengisian kuisioner, dan observasi langsung ke lapangan yang dilakukan untuk mencari informasi mengenai peranan masyarakat terhadap hutan mangrove. Data primer meliputi kondisi komoditi semua jenis pemanfaatan. Data sekunder diperoleh dengan cara mengumpulkan data pendukung dari
  • 5. berbagai instansi pemerintah Kabupaten Minahasa Utara. Data sekunder ini berisi keadaan demografi, geografi, kondisi sosial ekonomi masyarakat serta sarana dan prasarana yang ada di Desa Tiwoho. Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel data atau responden dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Accidental Sampling. Dalam teknik ini pengambilan sampel data atau responden tidak ditetapkan terlebih dahulu. Peneliti langsung mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui. Masyarakat yang dijadikan sampel atau responden adalah beberapa pemanfaat hutan mangrove yang bermukim di sekitar kawasan hutan mangrove. Responden diambil sebanyak 37 orang. Untuk mengetahui keadaan umum lokasi penelitian dan kondisi hutan mangrove yang ada, juga dilakukan wawancara dengan perangkat desa. Konsep Pengukuran Variabel Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini adalah: 1. Nilai manfaat langsung yaitu nilai yang dihasilkan dari pemanfaatan secara langsung hutan mangrove: • Nilai ikan : Rp/Kg • Nilai daun nipah : Rp/ikat • Nilai kepiting : Rp/Kg 2. Nilai manfaat tidak langsung yaitu nilai yang dihasilkan dari pemanfaatan secara tidak langsung hutan mangrove: • pemecah ombak (break water) = Rp/tahun • kebutuhan air tawar bersih =Rp/tahun 3. Nilai manfaat pilihan yaitu nilai yang dihasilkan dari nilai keanekaragaman hayati hutan mangrove: keanekaragaman hayati = Rp/tahun 4. Nilai manfaat keberadaan yaitu nilai yang diperoleh dari kesediaan membayar masyarakat akan keberadaan ekosistem mangrove: willingnes to pay = Rp/tahun Identifikasi manfaat dan fungsi ekosistem hutan mangrove Langkah pertama dari tahap ini adalah mengidentifikasi segenap manfaat dan fungsi dari ekosistem yang akan diteliti. Manfaat dan fungsi yang diidentifikasi untuk segenap penelitian meliputi : Manfaat Langsung (Direct Use Value) Nilai dari manfaat langsung adalah nilai yang diperoleh dari manfaat yang langsung dari ekosistem hutan mangrove, seperti hasil pengrajin daun nipah, penangkapan ikan, dan kepiting. Adapun formulasi yaitu sebagai berikut : ∑ Dimana : ML = Total manfaat langsung (Rupiah) ML1 = penerimaan atap nipah (Rupiah) ML2 = penerimaan produksi ikan (Rupiah) ML3 = penerimaan produksi kepiting (Rupiah) Manfaat Tidak Langsung (Indirect use Value) Manfaat tidak langsung adalah nilai yang dirasakan secara tidak langsung terhadap barang dan jasa yang dihasilkan sumberdaya alam dan lingkungan (Fauzi, 2002). Manfaat ini diperoleh dari suatu ekosistem secara tidak langsung, seperti: penahan abrasi pantai (Fahrudin, 1996). Estimasi manfaat sebagai
  • 6. penahan abrasi didekati dengan pembangunan pemecah gelombang (break water). Selain penahan abrasi pantai, nilai manfaat ini juga dapat diperoleh dari estimasi manfaat sebagai penahan intrusi air laut. Estimasi dihitung berdasarkan kebutuhan air tawar bersih dari masyarakat diandaikan kawasan hutan mangrove itu hilang. Manfaat Nilai Pilihan (Option Value) Nilai manfaat pilihan adalah nilai pilihan untuk melakukan preservasi bagi penggunaan barang dan jasa sumberdaya dan lingkungan mangrove di masa yang akan datang yang tidak dapat digunakan pada saat sekarang. Dalam penelitian ini maka nilai yang akang digunakan adalah manfaat preservasi bagi biodiversitas hutan mangrove. Nilai dugaan yang akan dipergunakan dalam analisis ini diperoleh dari hasil penelitian di lokasi lain (benefit transfer). Seringkali metode ini masih diperdebatkann dalam pelaksanaan valuasi ekonomi, namun demikian karena pengukurannya yang rumit dan sulit serta kecenderungan nilainya yang memiliki porsi yang kecil maka metode benefit transfer ini sering dipergunakan dengan asumsi bahwa kondisi mangrove relatif sama. Kelemahan dari metode ini adalah adanya perbedaan karakteristik mangrove di berbagai daerah di Indonesia yang tentunya juga akan memberikan nilai yang berbeda. Manfaat Nilai Keberadaan (Eksistence Value) Manfaat keberadaan merupakan nilai keuntungan yang dapat dinikmati manusia sehubungan dengan keberadaan sumberdaya alam dan lingkungan mangrove. Responden dapat memberikan nilai pada sumberdaya hutan dengan tanpa maksud untuk memanfaatkannya pada masa yang akan datang, yaitu mereka memberikan nilai secara murni pada sumberdaya hutan, dengan harapan keberadaan sumberdaya hutan tersebut dapat dipertahankan terus- menerus. Data dikumpulkan dengan teknik Contigen Valuation Method (CVM), responden ditanya apakah mereka mau membayar untuk barang dan jasa ekosistem mangrove. Dalam studi ini digunakan kuisioner untuk mewawancarai responden di mana mereka dapat mengekspresikan nilai-nilai bagi barang dan jasa lingkungan non market. Nilai Manfaat Ekonomi Total Nilai manfaat ekonomi total merupakan penjumlahan dari seluruh manfaat yang telah diidentifikasi dari ekosistem hutan mangrove yang diteliti dengan diformulasikan dalam bentuk rumus: NMET = ML + MTL + MP + MK Dimana : NMET = Nilai Manfaat Total ML = Manfaat Langsung MTL = Manfaat Tidak Langsung MP = Manfaat Pilihan MK = Manfaat Keberadaan HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Wilayah Desa Tiwoho secara administratif berada di Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara. Desa Tiwoho terdiri dari 6 jaga lingkungan, yaitu jaga 1 sampai dengan jaga VI . Secara administratif, batas wilayahnya adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Laut Sulawesi Sebelah Selatan : Gunung Tumpa Sebelah Timur : Desa Wori Sebelah Barat : Kelurahan Tongkaina
  • 7. pemerintah merusak, mengubah lahan, ataupun 3. Secara geografis letak Desa Tiwoho yaitu pesisir pantai dengan ketinggian kira-kira 20 m diatas permukaan laut. Secara geografis terletak di sebelah utara manado pada posisi geografis 01 0 35’26,10’’LU - 01 0 35’27,57’’LU dan 124 0 50’21,06’’BT - 24 0 50’37,28’’BT. pantai memberikan peluang bagi masyarakat Desa Tiwoho yang sebagian besar memilih untuk berdomisili di pesisir pantai untuk berprofesi sebagai nelayan. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel 2. Tabel 2. Jumlah Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Tiwoho No. Jenis Pekerjaan Jumlah Penduduk Persentase Kependudukan Sebagaimana dengan daerah-daerah pesisir pantai lainnya di Sulawesi Utara, keberadaan masyarakat di daerah pesisir pantai mempunyai latar belakang yang beragam. Jumlah penduduk Desa Tiwoho 1.222 jiwa dan terdiri dari 347 kepala keluarga, dengan menempati wilayah pemukiman seluas 15,190 ha. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan masyarakat Desa Tiwoho tergolong rendah dengan jumlah penduduk yang berpendidikan tingkat SMA paling tinggi yaitu 41,4%, sedangkan untuk tingkat sarajana (S1) hanya 4,1%, untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel 1. Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Tiwoho (Jiwa) (%) 1. Petani 160 48,1 2. Nelayan 39 11,8 Tukang/ Buruh/ Pengrajin 39 11,8 4. Pegawai Negeri Sipil 37 11,1 5. Pedagang/wiraswasta 30 9,1 6 TNI/POLRI 2 0,6 7 Karyawan swasta 25 7,5 Jumlah 332 Sumber : Data Monografi Desa Identifikasi Manfaat Ekonomi Ekosistem Hutan Mangrove Manfaat Langsung Manfaat langsung dari hutan mangrove Desa No. Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%) Tiwoho adalah yang dirasa melalui kan masyarakat pemanfaatan untuk saat ini penangkapan, 1. SD 216 21,8 pemancingan ikan dan kepiting serta pemanfaatan daun 2. SMP 325 32,7 nipah, baik itu yang dilakukan dalam kawasan hutan 3. SMA 411 41,4 mangrove ataupun di sekitar kawasan hutan mangrove. 4. Sarjana 41 4,1 Untuk pemanfaatan hasil kayu untuk saat ini hampir Jumlah 993 tidak pernah dilakukan lagi oleh masyarakat setempat, Sumber BPS Prov. Sulut 2013 Mata Pencaharian Dikarenakan wilayah Desa Tiwoho didominasi oleh lahan perkebunan, maka hampir sebagian besar masyarakat Desa Tiwoho bermata pancaharian dengan bertani. Selain itu letak desa yang berada di pesisir hal ini disebabkan karena kawasan hutan mangrove Desa Tiwoho telah ditetapkan masuk dalam kawasan Konservasi Taman Laut Bunaken. Menjadi bagian dari kawasan konservasi ini artinya terdapat larangan dari
  • 8. Vol. Rata- No Jenis Ikan rata/ tahun (kg/thn) Harga rata- rata (Rp/kg) Nilai Manfaat Rata-rata (Rp) wawancara diperoleh tangkapan dan harga jumlah volume rata-rata rata-rata dari tiap jenis hasil ikan. 1 Bobara 28 25.000 680.000 Kemudian diperoleh nilai manfaat rata-rata yang 2 Deho 37 17.222 666.667 dikalikan dengan jumlah nelayan Desa Tiwoho. Hasil 3 Goropa 54 23.125 1.275.000 4 Malalugis 64 17.500 1.020.000 perhitungan pemanfaatan ikan dan kepiting dapat dilihat 5 Gete gete 59 18.889 1.113.333 pada tabel berikut. 6 Lolosi 72 22.500 1.560.000 7 Kepiting 151 13.333 1.953.333 Jumlah 465 137.569 8.268.333 *Nilai Manfaat 322.465.000 *Nilai Manfaat = Nilai Manfaat rata-rata x Jumlah Nelayan (39) Sumber: Data Olahan memanfaatkan hutan dengan eksploitasi yang berlebihan. Konsekuensi hukum bagi pelaku tentunya akan diberikan jika larangan ini dilanggar, hal ini menjadikan masyarakat Desa Tiwoho menjadi takut dan enggan untuk beraktifitas secara langsung dalam kawasan hutan mangrove. Dengan demikian masyarakat hanya memanfaatkan hasil perikanan dan daun nipah baik itu untuk keperluan sehari-hari maupun untuk kegiatan ekonomi. Melakukan penangkapan, pemancingan ikan dan kepiting dianggap tidak akan merusak ekosistem yang ada, karena kegiatan tersebut tidak perlu merubah ataupun merusak mangrove yang ada. Begitu juga halnya pemanfaatan daun nipah, yang dibutuhkan hanya daun saja tanpa perlu merusak bahkan menebang pohon mangrove. Untuk itu perhitungan nilai manfaat langsung mangrove Desa Tiwoho hanya dilakukan pada hasil ikan dan kepiting serta daun nipah dengan metode pendekatan harga pasar. Hasil perhitungan untuk manfaat ikan dan kepiting diperoleh sebesar Rp. 322.465.000/tahun. Dimana hasil ini diperoleh dari wawancara langsung terhadap responden yang dijadikan sampel untuk pengambilan data. Dari Tabel 3. Hasil Perhitungan Pemanfaatan Ikan dan Kepiting Adapun untuk pemanfaatan daun nipah diperoleh nilai manfaat sebesar Rp. 425.250/tahun. Seperti halnya dengan pamanfaatan ikan dan kepiting data yang diolah diperoleh dari hasil wawancara dengan responden yang dijadikan sampel. Manfaat Tidak Langsung Nilai manfaat tidak langsung diolah menggunakan metode replacement cost (biaya pengganti), dimana perhitungan ini dilakukan dengan cara menghitung biaya yang akan dikeluarkan untuk menggantikan fungsi dari mangrove jika hutan mangrove ini dihilangkan. Berdasarkan hasil wawancara langsung fungsi mangrove yang dirasakan masyarakat saat ini adalah hutan mangrove sebagai penahan abrasi atau gelombang air laut serta penahan intrusi air laut. Nilai manfaat tidak langsung hutan mangrove dari fungsinya sebagai penahan abrasi dan gelombang airlaut diestimasi dari biaya pembangunan breakwater dan penahan gelombang air laut. Biaya pembangunan breakwater untuk jarak 1 m dengan daya tahan selama 10 tahun yang dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara adalah sebesar Rp. 21.986.700. Apabila panjang garis pantai Desa Tiwoho yang terlindungi mangrove ±685 meter, maka hasil yang diperoleh adalah sebesar Rp. 15.060.889.500 untuk 10 tahun. Sedangkan untuk nilai manfaat
  • 9. mangrove sebagai penahan abrasi dan gelombang air laut adalah Rp. 1.506.088.950/tahun. Nilai manfaat tidak langsung untuk manfaat mangrove sebagai penahan intrusi diperoleh dari pendekatan akan kebutuhan air bersih dari masyarakat Desa Tiwoho. Dengan asumsi jika hutan mangrove ini dihilangkan, maka masyarakat akan kesulitan air tawar bersih karena fungsi mangrove untuk menahan intrusi air laut telah hilang dan sumber air tawar alam tersebut memiliki ekosistem yang sama, baik dari segi tempat maupun karakteristik pasar (market characteristic) (Krupnick 1993). Dengan menggunakan pendekatan penelitian yang dilakukan oleh Ruitenberk (1992) pada nilai keanekaragaman hayati hutan mangrove di Teluk Bintuni Irian Jaya, mengemukakan bahwa nilai keanekaragaman hayati hutan mangrove di Indonesia adalah US $ 15 /ha/tahun. Apabila untuk saat ini nilai bersih pun terkomtaminasi dengan air laut. Seperti Nominal Jmlh Nilai rata-No (Rp) Responden rata/tahun (Rp) % kita ketahui air laut memiliki kadar garam yang tinggi 1 500.000 2 1.000.000 28% menjadikan tidak layak untuk dikonsumsi manusia. 2 250.000 0 - 0% 3 120.000 8 960.000 27% Dengan demikian perhitungannya didekati dengan 4 100.000 9 900.000 26% penggunaan air tawar yang bersih sesuai kebutuhan 5 6 50.000 0 13 5 650.000 - 19% 0% masing-masing keluarga tiap hari (Harahab 2010). Untuk Desa Tiwoho sendiri dengan jumlah kepala keluarga 347, dimana satu keluarga hanya membutuhkan 1 galon air/hari untuk kebutuhan air minum dan memasak dengan harga 1 galon air tawar bersih Rp. 3500. Hasil perhitungan diperoleh biaya yang harus dikeluarkan oleh satu keluarga per tahunnya adalah Rp. 1.277.500, dengan kata lain untuk Desa Tiwoho biaya yang dikeluarkan untuk air tawar bersih adalah sebesar Rp. 443.292.500/tahun dan nilai inilah yang dijadikan nilai manfaat hutan mangrove sebagai penahan intrusi air laut. Manfaat Pilihan Manfaat pilihan adalah nilai manfaat langsung maupun tidak langsung yang memiliki potensi dapat dimanfaatkan pada masa yang akan datang yang diperoleh dari keberadaan sumber keanekaragaman hayati (biodiversity) dari ekosistem mangrove. Nilai manfaat ini diperoleh dengan metode benefit transfer dimana metode ini bisa dilakukan jika sumber daya Jumlah Total 37 3.510.000 100% Rata-rata total 94.865 Nilai Manfaat Keberadaan Rp/ha/tahun 32.918.108 Sumber : Data Olahan tukar dollar terhadap rupiah adalah Rp. 13.010 per tanggal 7 April 2015, maka nilai manfaat pilihan yang diperoleh adalah Rp.195.150/ha/tahun. Dengan luasan hutan mangrove 62,502 ha, nilai manfaat pilihan untuk hutan mangrove Desa Tiwoho adalah sebesar Rp. 12.197.265/tahun. Manfaat Keberadaan Nilai manfaat keberadaan untuk hutan mangrove Desa Tiwoho diperoleh dengan menggunakan metode CVM (Contigent Valuation Method) untuk mengetahui nilai WTP (Willingnes To Pay) atau kesediaan membayar dari masyarakat akan keberadaan hutan mangrove. Responden yang dipilih berdasarkan metode Accidental Sampling dalam teknik ini pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti langsung
  • 10. mangrove Desa Tiwoho adalah sebesar Rp. mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui. Berdasarkan tingkat pendidikan, mata pencaharian, serta jumlah tanggungan. Berdasarkan range nilai kesediaan membayar yang diberikan yaitu berkisar Rp. 50.000-Rp.500.000, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkat pendidikan lebih mempengaruhi responden untuk menentukan nilai kesediaan membayar akan keberadaan hutan mangrove. Golongan tingkat pendidikan yang rendah memberikan nilai relatif rendah pula dibandingkan dengan golongan tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Hasil yang diperoleh dari perhitungan kesediaan membayar per tahunnya adalah Rp. 3.510.000, sedangkan untuk nilai rata- ratanya adalah Rp. 94.865. Dengan demikian untuk nilai manfaat keberadaan hutan mangrove Desa Tiwoho per tahunnya adalah Rp. 32.918.108 (Tabel 4). Nilai Ekonomi Total Manfaat Hutan Mangrove Desa Tiwoho Berdasarkan hasil identifikasi dan kuantifikasi dari mangrove dapat ditentukan. Hasil perhitungan menunjukkan nilai ekonomi total manfaat hutan 2.316.961.823 (Tabel 5). Nilai manfaat tidak langsung untuk manfaat hutan mangrove sebagai penahan abrasi adalah yang memiliki nilai paling tinggi Rp. 1.506.088.950/tahun, kemudian nilai manfaat penahan intrusi air laut Rp. 443.292.500/tahun, dan nilai manfaat langsung untuk pemanfaatan ikan dan kepiting Rp.322.465.000, dimana ketiga nilai pemanfaatan ini adalah penyumbang nilai terbesar untuk nilai ekonomi total manfaat hutan mangrove. Sedangkan yang paling rendah yaitu nilai manfaat langsung untuk pemanfaatan daun nipah yaitu sebesar Rp. 425.250/tahun. Tabel 5. Nilai Manfaat Ekonomi Total Hutan Mangrove Dengan diperolehnya nilai manfaat total dari ekosistem hutan mangrove di Desa Tiwoho, diharapkan dapat dijadikan dasar atau acuan bagi pemerintah dan masyarakat dalam hal pengelolaan dan pemanfaatan lahan kawasan hutan mangrove. Hasil penilaian ekonomi menunjukkan bahwa kawasan hutan mangrove Desa Tiwoho mempunyai nilai manfaat yang cukup No Jenis Pemanfaatan 1 Manfaat Langsung Nilai Manfaat Total (rata-rata per tahun) % Rp besar yang dapat menunjang perekonomian masyarakat Desa Tiwoho sendiri. Dengan demikian masyarakat - Nilai Pemanfaatan Ikan/Kepiting 322.465.000 13,92 bersama pemerintah diharapkan agar dapat bahu - Nilai Pemanfaatan Daun Nipah 425.250 0,02 2 Manfaat Tidak Langsung membahu untuk tetap menjaga dan melestarikan - Nilai Manfaat Penahan Abrasi 1.506.088.950 65 keberadaan hutan mangrove Desa Tiwoho dengan - Nilai Manfaat Penahan Intrusi 443.292.500 19,13 menerapkan pengelolaan pemanfaatan yang lestari dan 3 Manfaat Pilihan - Nilai Keanekaragaman Hayati 12.197.265 0,53 berkelanjutan. 4 Manfaat Keberadaan 32.918.108 1,42 Jumlah 2.316.961.823 100 Sumber : Data Olahan keseluruhan pemanfaatan hutan mangrove di Desa Tiwoho, dugaan nilai ekonomi total dari hutan Kesimpulan Kawasan hutan mangrove di Desa Tiwoho mendapatkan nilai total manfaat yaitu sebesar Rp
  • 11. 2.316.961.823/tahun. Nilai manfaat tidak langsung untuk manfaat hutan mangrove sebagai penahan abrasi pantai memberikan kontribusi yang paling tinggi Rp. 1.949.381.450/tahun dan manfaat mangrove sebagai penahan intrusi air laut sebesar Rp. 443.292.500/tahun. Kemudian nilai manfaat langsung dari penangkapan ikan dan kepiting sebesar Rp 322.890.250/tahun dan manfaat daun nipah Rp. 425.250/tahun. Nilai manfaat pilihan sebesar Rp 12.197.265/tahun dan nilai manfaat keberadaan sebesar Rp 32.918.108/tahun. Saran 1. Perlu adanya koordinasi yang intensif antara masyarakat dan pemerintah dalam hal pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya hutan mangrove, agar lebih mengedepankan pengelolaan sumber daya yang lestari dan berkelanjutan. 2. Pemahaman masyarakat akan ekosistem hutan mangrove dan fungsi serta manfaat keberadaannya masih perlu ditingkatkan lagi dengan makin intensifnya penyuluhan serta studi lapangan yang dilakukan baik itu pemerintah maupun lembaga lingkungan lainnya. DAFTAR PUSTAKA Bann. C. 1998. The economic valuastion of mangrove. A. manual for research economy and environmental program for southeast asia. Singapore Bengenn, D.G 2006. Ecology from Individuals to Ecosystems. Blackwell Publishing. UK. Bengen, D.G. 2001. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan-Institut Pertanian Bogor. Bogor, Indonesia Fahrudin A. 1996. Analisis ekonomi pengelolaan lahan pesisir Kabupaten subang jawa barat. Bogor. IPB Fauzi, A. 1999. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Fauzi, 2002. Valuasi ekonomi sumberdaya pesisir dan lautan bahan penelitian pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir dan lautan. Semarang Gunarto, 2004. Konservasi mangrove sebagai pendukung sumber hayati perikanan pantai. Jurnal Litbang Pertanian.jakarta Harahab, N. 2010. Penilaian Ekonomi Ekosistem Hutan Mangrove & Aplikasinya Dalam Perencanaan Wilayah Pesisir. Graha Ilmu. Yogyakarta. Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Penerbit PT Bumi Aksara. Jakarta Irwan,Z.D. 2003. Prinsip-prinsip ekologi dan organisasi ekosistem komunitas dan lingkungan.PT.Bumi Aksara. Jakarta Kusmana, C. 2002. Pengelolaan ekosistem mangrove secara berkelanjutan dan berbasis Masyarakat. Jakarta Kustanti A. 2011 Manajemen Hutan Mangrove. Bogor(ID). PT. Penerbit Institut Pertanian Bogor
  • 12. Krupnick, A.J. (1993), ‘Benefit Transfers and Valuation of Environmental Improvements’. Resources Winter Nybakken, J.W. 1998. Marine Biology : An Ecological Approach. (Biologi Laut : Suatu pendekatan Bilogis. Ahli Bahasa : H. M. Eidman, Koesoebiono, D. G. Bengen, M. Hotomo, S. Sukardjo). P.T Gramedia. Jakarta Pariyono. 2006. Kajian Potensi Kawasan Mangrove dalam Kaitannya dengan Pengelolaan Wilayah Pantai di Desa Panggung. Bulakbaru, Tanggultlare Kabupaten Jepara [tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro Semarang. Pearce, D.W and Moran. D. 1994. The economic value of biodiversity earthscan. London. Pramudji 2001. Ekosistem Hutan Mangrove dan Peranannya Sebagai Habitat Berbagai Fauna Aquantik. Balai Litbang BiologiLaut, Puslit Oseanografi-LIPI, Jakarta Ruitenbeek HJ. 1992. Mangrove Management: an Economic Analysis of Management Options with a Focus on Bintuni Bay, Irian Jaya. Jakarta andHalifax; Environmental Management Development in Indonesia Project(EMDI) Environ. Santoso, N. 2000. Pola Pengawasan Ekosistem Mangrove. Makalah disampaikan pada Lokakarya Nasional Pengembangan Sistem Pengawasan Ekosistem Laut Tahun 2000. Jakarta, Indonesia. Saparinto, C.2007. Pendayagunaan Ekosistem Mangrove.Dahara Prize.Semarang Warongan. C. W. A.O. 2009. Kajian ekologi ekosistem mangrove untuk rehabilitasi di desa tiwoho kecamatan wori kabupaten minahasa utara propinsi Sulawesi Utara. IPB Bogor .