2. LATAR BELAKANG
LAHAN MANGROVE
HALMAHERA TIMUR
KONDISI
MANGROVE
5.751.51 ha
(2.379%)
TIDAK RUSAK
DAN RUSAK
TR. 3.010 Ha
R. 2.379 Ha
TOTAL 5.389
Ha.
FUNGSI DAN MANFAAT
EKOLOGIS-EKONOMIS
UPAYA,
STRATEGI
LUAS
AREAL
SUMBER DAYA
MANGROVE
PEMERINTAH
MASYARAKAT
3. DASAR: UU NO. 32 TAHUN 2009
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH).
PASAL 1 AYAT (1):
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia
dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,
kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lain.
PASAL 1 AYAT (2):
Upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah
terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
4. POTENSI HALMAHERA TIMUR
• Memiliki areal/lahan persebaran mangrove
seluas 5.751.51 ha (2.379%) (PDAS, 2010).
• Berdasarkan kondisi real saat ini kawasan
mangrove 5.389 Ha. Tidak rusak 3.010 Ha dan
Rusak 2.379 Ha
• Memiliki garis pantai 436 km dan merupakan
muara sungai Ake Lamo dan sungai Sangaji.
• Jenis vegetasi mangrove yang ditemukan
terdapat 6 jenis mangrove yaitu Rizophora sp
dan Avicennia sp, Bruguiera sp, Sonneratia sp,
Camptostemon sp dan Nypa sp
5. FUNGSI EKOLOGIS & JASA
EKOSISTEM MANGROVE
• Sebagai peredam gelombang dan angin
badai, pelindung pantai dari abrasi,
penahan lumpur dan perangkap sedimen
yang diangkut oleh aliran air permukaan.
• Sebagai penghasil sejumlah besar
detritus, terutama yang berasal dari daun
dan dahan pohon mangrove yang rontok.
• Sebagai daerah asuhan (nursery ground),
daerah mencari makanan (feeding
ground) dan daerah pemijahan
(spawning ground) bermacam biota
perairan (ikan, udang dan kerang-
kerangan) baik yang hidup di perairan
pantai maupun lepas pantai.
6. DINAMIKA JASA EKOSISTEM MANGROVE
N
●PENYANGGA DAUR BIOGEOKIMIAWI
●PENYANGGA RANTAI MAKANAN ALAMI
●DAERAH ASUHAN BIOTA (NURSERY GROUND)
●DAERAH PEMIJAHAN BIOTA
●PERISAI PANTAI (PEREDAM ARUS & GELOMBANG )
●PENJEBAK SEDIMEN/NUTRIEN (SEDIMENT &
NUTRIENT TRAP)
7. SUMBER DAYA MANGROVE YANG DIKELOLA DAN
DIMANFAATKAN (DIKONSUMSI) MASYARAKAT LOKAL
Bivalvia Teredo navalis Linnaeus 1758 (nama lokal: Omoy)
MANFAAT:
Dapat dikonsumsi oleh masyarakat Sebagai
makanan penganti lauk. Cara mengkonsumsi
dengan cara dimakan secara mentah, dan melalui
pengolahan.
Sebaran melimpah di mangrove yang sudah rapuh
Hasil uji Proksimat: Mengandung Protein 13,30%,
Karbohidrat 44,73%, lemak 1,057% dan serat
kasar 0,056% (BBTPPI Semarang, 2020).
KHASIAT:
Sebagai bahan baku obat-obatan dan digunakan
masyarakat lokal sebagai obat aprodisiak.
8. BIOEKOLOGI
Teredo navalis Linnaeus 1758
HABITAT:
Akar dan batang mangrove Rizophora sp
dan Avicennia sp yang sudah lapuk/rusak
secara alami.
KARAKTER MORFOLOGI
Memiliki cangkang di kepala
Permukaan tubuh licin dan berwarna
bening
Memiliki insang dan tentakel
9. FUNGSI EKOLOGI, EKONOMI DAN FISIOLOGI
FUNGSI EKOLOGIS DAN
EKONOMIS:
Dapat menghancurkan kayu menggunakan
cangkang yang berfungsi sebagai bor untuk
melubangi kayu
Sebagai agen utama mineralisasi bahan
tanaman selulosa di lingkungan laut dan
payau dangkal (<150 m)
Dapat dikonsumsi (Mengandung Protein,
karbohidrat, lemak dan serat kasar).
FUNGSI FISIOLOGIS
Memiliki kandungan cairan yang tinggi
Melakukan adaptasi fisiologis dengan cara
merusak kayu dibantu oleh bakteri pengikat
nitrogen selulolitik simbiosis disimpan di
dalam sel epitel khusus (bakteriosit) yang
terletak di dalam insang
Menjadikan kayu sebagai makanan
10. FAKTOR LINGKUNGAN
Sebaran Teredo navalis L
menyesuaikan dengan toleransi
morfologi dan fisiologi terhadap
parameter lingkungan seperti
salinitas, suhu, dan osmolaritas.
Kisaran salinitas 15-31 ppt,
kisaran suhu 28-35°C, dan kisaran
osmolaritas 274-920 mOsm/l H2O.
11. PENYEBAB KERUSAKAN EKOSISTEM
MANGROVE DI HALMAHERA TIMUR
UMUM: Over Eksploitasi, Penangkapan Tidak Ramah Lingkungan, Degradasi
Fisik Habitat, Pencemaran, Perubahan Iklim Global dan Bencana Alam.
Kondisi terkini di pesisir
Moronopo Desa Maba Pura,
Kecamatan Maba yang memiliki
hamparan mangrove sudah
dipenuhi lumpur. Lumpur tersebut
berasal dari hulu lokasi
Pertambangan. Di lokasi tersebut
terdapat tiga anak sungai yang
bermuara hingga ke Moronopo
yang warna airnya sudah berubah
akibat luapan lumpur (Berita
Online, Cermat, 7 April 2021).
Kondisi mangrove di Moronopo, Halmahera Timur
12. Pengaruh Penebangan Hutan Mangrove
Surf
Wave
Wave
Mangrove
Mean sea level
SEBELUM PENEBANGAN
HUTAN MANGROVE
SESUDAH PENEBANGAN
HUTAN MANGROVE
14. STRATEGI “R+G+I”
• Perlindungan Habitat Vital: Daerah asuhan (Nursery
Ground), daerah mencari makanan (feeding ground) dan
daerah pemijahan (spawning ground)
• Rehabilitasi /Restorasi Habitat Vital yang Rusak
• Pembinaan Kawasan Lindung-Reservat-Restoking
• Pengembangan Zona Konservasi/preservasi (mangrove
sanctuary,)
• Pemberlakuan Baku Mutu Ketat: Kualitas Air & Limbah
• Rasionalisasi Zoning Plan (Pemintakatan) & Penegakan
Aturan
• Pemberian kompensasi bagi daerah/masyarakat yang
menerima dampak pemberlakuan Pemintakatan
Preservasi (Konservasi)
15. Upaya, strategi pengelolaan, dan pemanfaatan sumber daya
mangrove yang telah dilakukan serta deskripsi kerusakan
ekosistem mangrove yang dipaparkan, diharapkan kedepan perlu
dilakukan analisis lanjutan terkait Potensi Biofisik dan
Sumberdaya Alam.
Analisis ini dilakukan dengan tujuan utama untuk mengetahui
status kawasan dan kondisi lokasi contoh, meliputi aspek
potensi, status pemanfaatan, tingkat pemanfaatan saat ini,
dan tingkat kerusakan yang terjadi.