1. “Identifikasi Pemanfaatan Hutan Mangrove dan
Dampaknya Terhadap Daerah Pesisir di
Pantai Muara Serdang, Kecamatan Pantai Labu,
Kabupaten Deli Serdang, Sumatera
Utara”
KELOMPOK 4
Elfi Yulita ( 3203331009 )
Jesika Andriani Sijabat ( 3203131068 )
Karolina Hasugian ( 3203131046 )
Mutiara Shalsabila Fitri S ( 3201131007 )
Rismauly S Sitorus ( 3212131002 )
Sartika Permata Sari ( 3201131004 )
Wilihar Tamba ( 3203131027 )
2. BAB I
PENDAHULUAN
L
A
T
A
R
B
E
L
A
K
A
N
G
Mangrove memiliki manfaat ekologis, biologis, dan ekonomi
yang luas. Tanggung jawab ekologis termasuk menjaga stabilitas garis
pantai dan habitat burung, aktivitas biologis seperti pembibitan sebagai
kegiatan ekonomi, ikan, udang, dan biota laut pemakan plankton, serta
kolam penangkaran, tempat rekreasi, dan sumber kayu. Mangrove,
seperti vegetasi hutan lainnya menyerap karbondioksida (CO2) dari
udara. Secara alami, hal ini secara tidak langsung berhubungan dengan
fungsi ekologis pohon mangrove. Sebagian karbon yang diserap
mangrove sebagai CO2 digunakan untuk fotosintesis, sedangkan sisanya
tetap berada di atmosfer. Emisi CO2 meningkat dari 1,4 miliar ton
menjadi 2,9 miliar ton per tahun dalam satu dekade terakhir. Kehadiran
karbon dioksida di atmosfer memicu perubahan iklim global.
Ekosistem mangrove berperan dalam memberikan jasa
lingkungan dalam penyimpanan karbon yang berdampak baik bagi
lingkungan dan manusia. Dampak pemanasan global karena
meningkatnya konsentrasi gas-gas di atmosfir seperti CO2 akan
mempengaruhi peningkatan temperatur bumi.
3. RUMUSAN MASALAH
2. Apa saja dampak dari hutan
mangrove terhadap daerah
pesisir pantai muara serdang?
1. Apa saja pemanfaatan dari
hutan mangrove di Pantai
Muara Serdang?
1. Untuk mengetahui pemanfaatan
dari hutan mangrove di pantai
muara serdang
2. Untuk mengetahui dampak
dari hutan mangrove terhadap
daerah pesisir di pantai muara
serdang
TUJUAN PENELITIAN
4. BAB 2 KAJIAN TEORI
Hutan Mangrove
Hutan mangrove adalah
sekelompok jenis tumbuhan yang
tumbuh di sepanjang garis
pantai tropis sampai sub tropis yang
memiliki fungsi istimewa di suatu
lingkungan yang
mengandung garam dan bentuk
lahan berupa pantai dengan rekasi
tanah anaerob.
Hutan mangrove di Indonesia, yang terbagi kedalam 2
zone wilayah geografi mangrove yaitu Asia dan Oseania,
kedua zoa tersebut memiliki keanekaragaman
tumbuhan, satwa dan jasad renikyang lebih besar
disbanding negara-negara lainnya. Hal ini terjadi karena
keadaan alamnya yang berbeda dari satu pulau ke pulau
lainnya, bahkan dari satu tempat ketempat lainnya dalam
pulau yang sama. Sistem perpaduan antara sumberdaya
hutan mangrove dan tempat hidupnya yang khas itu,
menumbuhkan berbagai ekosistem yang masing-masing
menampilkan kekhususan dalam kehidupan jenis-jenis
yang terdapat di dalamnya ( Santono, et al., 2005).
5. Ciri-ciri Hutan Mangrove
1. Hutan mangrove terdiri dari satu jenis pohon
2. Hutan mangrove memiliki akar yang tidak beraturan
3. Hutan mangrove mempunyai biji yang bersifat vivipara
4. Hutan mangrove mempunyai lentisel pada bagian kulit pohon
5. Hutan mangrove mempunyai tanah yang berlumpur
6. Hutan mangrove selalu digenangi air
Fungsi dan Manfaat Hutan Mangrove
Fungsi hutan mangrove :
1. Fungsi Fisis, meliputi : pencegah abrasi, perlindungan terhadap
angin, pencegah
intrusi garam, dan sebagai penghasil energi serta hara.
2. Fungsi Biologis : sebagai tempat bertelur, tempat asuhan
berbagai biota.
3. Fungsi Ekonomis : sebagai sumber bahan bakar, bahan
bangunan, perikanan,
pertanian, makanan, minuman, bahan baku kertas, keperluan
rumah tangga, tekstil,
serta sintesis, penyamakan kulit dan obat-obatan.
Manfaat hutan mangrove
1. Hasil hutan
2. Hasil hutan non-kayu,
3. Ikan,
4. Krustase,
5. Moluska,
6. Bahan pangan (nonikan)
7. Kawasan Wisata
6. Peranan Ekologis Mangrove
1. Mangrove dan Tsunami
2. Mangrove dan Sedimentasi
3. Mangrove dan siklus hara
4. Mangrove dan Produktivitas Perikanan
5. Mangrove dan Intrusi Air Laut
6. Mangrove dan Kesehatan
7. Mangrove dan keragaman hayati
Jenis- Jenis Tumbuhan di Hutan Mangrove Indonesia
A. Vegetasi Hutan Mangrove
Tomlinson (1984) membagi flora mangrove menjadi 3 kelompok, yakni :
1. Flora mangrove mayor (flora mangrove sebenarnya)
2. Flora mangrove minor
3. Asosiasi mangrove
B. Zonasi Hutan Mangrove
1. Faktor lingkungan dalam
mengontrol zonasi
a. Pasang surut
b. Tipe tanah
c. Kadar garam tanah dan air
d. Cahaya
e. Pasokan dan aliran air tawar.
2. Tiga tipe formasi mangrove
Menurut struktur ekosistem, secara
a. Mangrove Pantai
b. Mangrove Muara
c. Mangrove Sungai
7. BAB 3 METODE PENELITIAN
Metode Penelitian Subjek Penelitian
Adapun subjek dari penelitian ini yaitu, Bapak Ahmad, Bapak ubai
sebagai pengurus
mangrove di pantai tersebut, ibu inun, dan juga para nelayan
yang sedang mencari udang di
sekitar pantai.
Teknik Pengumpulan Data
- Observasi - Study Pustaka
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan teknis analisis
data kualitatif yang dilakukan dan diperoleh melalui
observasiselanjutnya hasil penelitian tersebut di rangkum dan di
analisis serta membuat kesimpulan dari hasil penelitian yang
telah dilakukan.
KUALITATIF
Lokasi
Penelitian ini di lakukan di
Pantai Muara Serdang, Desa
Bagan Serdang, Kecamatan
Pantai Labu, Kabupaten Deli
Serdang, Sumatera Utara.
8. BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan wawancara yang dilakukan didapat informasi yaitu :
1. Masyarakat memanfaatkan mangrove untuk dijadikan olahan makanan
seperti Peyek, Kerupuk, dan daun mangrove yang dapat dijadikan sebagai
selai,dodol, dan pewarna pakaian.
2. Kegiatan konservasi ekosistem mangrove yang dilakukan pemerintah dan
masyarakat setempat, kegiatan yang dilakukan seperti penanaman bibit
mangrove, pemberian bibit gratis oleh pemerintah kepada masyarakat,
sosialisasi terkait pelestarian mangrove untuk mencegah terjadinya abrasi.
3. Hutan mangrove yang berada di pesisir pantai muara serdang merupakan
milik pemeerintah.
4. Luas hutan mangrove diperkirakan seluas 45 Hektare.
5. Terdapat 4 jenis hutan mangrove yang ada di peisir pantai muara serdang
yaitu Mangrove Rhizophora Apiculata (bakau minyak), Avvicennia Marina
((mangrove api-api), AcanthusIli Cifolius L (Jeruju), dan Sonneratia Caseolaris
(Pedada).
9. 1 Jenis mangrove yang
ada di pesisir pantai
muara serdang
Hasil Olahan Mangrove Yang Dikelola
Masyarakat
1. Daun mangrove jenis Acanthus Ili Cifolius L
(Jeruju) dapat diolah menjadi olahan kripik
dan juga peyek.
2. Getah buah mangrove jenis Rizhophora
Mucronata diolah menjadi berbagai jenis warna
batik.
3. Daun jeruju diolah menjadi produk olahan
kerupuk dengan Brand “ Menggoda”
merupakan hasil karya perempuan desa bagan
serdang yang tergabung dalam kelompok
ECO WOMAN.
4. Daun mangrove dapat dijadikan olahan sirup,
selai, dan dodol.
a) Mangrove Rhizophora
Apiculata (bakau minyak)
b) a) Mangrove Rhizophora
Apiculata (bakau minyak)
c) Acanthus Ili Cifolius L
(Jeruju)
d) Sonneratia Caseolaris
(Pedada)
Pembahasan
10. Pemanfatan Hutan Mangrove menjadi
Kawasan Ekowisata
Dengan beragam jenis mangrove yang
ada, dapat membuat daya tarik
pengunjung untuk datang melihat
langsung keindahan dari pantai muara
serdang . hal ini membawa dampak
kepada masyarakat yang tinggal di
desa bagan serdang dalam hal
ekonomi.
Dampak positif :
• Menambah sumber mata pencaharian penduduk
• Dapat dijadikan sebagai kayu bakar
Dampak Negatif
• Menimbulkan pencemaran akibat dari banyaknya
pengunjung yang datang ke pantai muara Serdang
• Pencemaran lingkungan yang terjadi akan dapat
menyebabkan gelombang pasang surut
laut dengan mudahnya mengikis pantai dan
menyebakan abrasi pantai.
• Rusaknya hutan mangrove juga dapat
meningkatkan kerentanan masyarakat pesisir atas
risiko badai dan gelombang tinggi.
Dampak Hutan Mangrove Terhadap
Daerah Pesisir Pantai Muara
Serdang
11. Dalam rangka menjaga kelestarian mangrove di pantai
muara serdang, masyarakat sekitar pesisir yang tinggal di
bagan serdang memiliki komunitas atau organisasi yang
bertugas untuk menjaga kelestarian Hutan Mangrove, dan
yang menjadi ketuanya yaitu Bapak Ahmad (38 th)
dan Bendahara nya adalah Ibu Imun. Komunits tersebut
memiliki tugas untuk melakukan penanaman mangrove
dan pelatihan pembibitan mangrove. Untuk menanam
mangrove masyarakat sekitar mendapatkan bibit dari
pemerintah serta sebagian nya lagi dari hasil tunas
mangrove yang tumbuh lagi di pesisir tersebut.
a) Mengadakan Bibit
b) Memperhatikan kesehatan Bibit
c) Reboisasi
d) Pengaturan Tata Ruang
Upaya pelestarian dan
Pemeliharaan Hutan Mangrove
12. BAB 5 PENUTUP
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menyelediki potensi mangrove untuk pembangunan gerusan penghalang di Pantai Muara
Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia. Pengelolaan hutan mangrove di
pantai muara serdang, mempromosikan pembelajaran tentang operasi ekologi, ekonomi dan sosial yang ditandai dengan
pemulihan keragaman hayati ekosistem mangrove. Tujuan dari pengkajian ini adalah untuk memutuskan pilihan skema
yang tepat dalam pembangunan ekowisata di kawasan pantai muara serdang, kecamatan pantai labu. Metodologi yang
digunakan adalah metode Studi kasus ini ditulis menggunakan metode studi kepustakaan atau literature review dengan
merujuk pada hasil pencarian data dan informasi melalui dokumen-dokumen elektronik sebagai referensi untuk
mendukung penulisan. Terdapat dua macam sumber data yang digunakan, yaitu sumber primer sebagai referensi yang
dijadikan sumber utama dalam penulisan, dan sumber sekunder yang merupakan referensi-referensi untuk mendukung
sumber primer. Melalui pengamatan, analisis isi, dan konsultasi dengan pemangku kepentingan, pengelola, warga serta
pengunjung, memperoleh informasi tentang pengembangan ekowisata mangrove yang dilakukan oleh pihak yang
bertanggung jawab seperti pemerintah desa dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Temuan dan kesimpulan
dari studi ini adalah model pengembangan ekowisata mangrove yang paling tepat di pantaimuara serdang, adalah
berbasis pariwisata yang diyakini dapat meningkatkan peluang potensi ekowisata.