Studi pemahaman pengunjung terhadap fungsi taman hutan raya r (1)
1. Studi Pemahaman Pengunjung Terhadap Fungsi Taman Hutan Raya R.
Soerjo Di Wisata Alam Air Panas Cangar
Agung Tri Laksono*, Alifa Aulia Ainayya*, Arifa Fikriya Z.M.*, Lutfi Helen Hasanah*, I
Wayan Sumberartha**
*)Mahasiswa S1, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Malang
**)Dosen, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang
ABSTRAK
Proses editing
Pendahuluan
Penentuan sebuah kawasan menjadi taman hutan raya harus sesuai beberapa kriteria.
Kriteria penunjukkan dan penetapan sebagai kawasan taman hutan raya adalah kawasan
dengan ciri khas baik asli maupun buatan baik pada kawasan yang ekosistemnya masih utuh
ataupun kawasan yang ekosistemnya sudah berubah, memiliki keindahan alam dan atau
gejala alam, dan mempunyai luas yang cukup yang memungkinkan untuk pembangunan
koleksi tumbuhan dan atau satwa baik jenis asli dan atau bukan asli. Tahura sebagai salah
satu jenis kawasan konservasi di Indonesia mempunyai peran yang sangat strategis dalam
kegiatan konservasi sumberdaya genetik baik konservasi in situ maupun konservasi eks situ
(Yudohartono, 2008).
Indonesia memiliki 22 taman hutan raya yang tersebar dari Aceh sampai Sulawesi
(Ditjen PHKA,2008). Taman hutan raya R. Soerjo merupakan satu-satunya taman hutan raya
di area Jawa Timur. Tahura R. Soerjo secara administratif meliputi wilayah Kabupaten
Kediri, Jombang, Pasuruan, Mojokerto, Malang, dan Kota Batu. Total luas wilayah Tahura R
Soerjo adalah 27.868, 30 ha (UPT Tahura, 2014). Tahura R. Soerjo secara keseluruhan
memiliki konigurasi bervariasi antara datar, berbukit dan gunung-gunung dengan ketinggian
antara 1.000-3.000 m dpl (Maulida et.al, 2012). Taman Hutan Raya R. Soerjo memiliki
potensi obyek dan daya tarik wisata alam yang tinggi baik dari aspek keunikan, keindahan,
nilai, potensi pasar, dan akses yang tinggi salah satunya Obyek Wisata Alam (OWA) Air
Panas Cangar.
Obyek Wisata Alam Air Panas Cangar secara administrasi pemerintahan terletak di
Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Propinsi Jawa Timur. OWA Air Panas
Cangar merupakan bagian dari Tahura R. Soerjo yang secara geografis terletak pada 7° 40’
2. 10” - 7° 49’ 31” LS dan 112° 22’ 13” - 112° 46’ 30” BT. Beberapa fasilitas pendukung
kegiatan wisata alam Air Panas Cangar meliputi jalan masuk, pos jaga, kolam berendam,
kolam renang, pondok wisata, jogging track, pendopo, pusat informasi, kantor pengelola,
pondok kerja, MCK, lahan parkir dan jalan setapak (Maulida et.al, 2012). Taman Hutan Raya
(TAHURA) R. Soerjo yang didalamnya terdapat wisata Cangar adalah kawasan hutan yang
terletak di Kabupaten Malang pada ketinggian kurang lebih 1600 m di atas permukaan laut,
merupakan kawasan konservasi yang perlu mendapatkan perhatian intensif dari berbagai
kalangan berkaitan dengan peningkatan kerusakan kawasan tersebut. Maka dari itu, studi
pemahaman pengunjung terhadap fungsi hutan raya R. Soerjo di Wisata Alam Air Panas
Cangar dapat menjadi salah satu langkah konservasi untuk menjaga hutan raya dapat berjalan
sesuai fungsinya.
Metode
Studi ini menggunakan desain potong lintang (cross sectional). Pengumpulan data
melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada 30 pengunjung pada tanggal 12
Maret 2017 di Objek Wisata Alam Air Panas Cangar. Data yang diperoleh dianalisis secara
deskriptif.
Hasil dan Pembahasan
Kawasan pelestarian alam dibagi menjadi tiga yaitu taman nasional, taman hutan raya
dan taman wisata alam. Tahura merupakan kawasan pelestarian alam yang tujuan utamanya
adalah untuk koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami ataupun buatan, jenis asli atau
bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,
menunjang budidaya, budaya, pariwisata, dan rekreasi (Ardiani,2012). Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya menjelaskan bahwa taman hutan raya adalah kawasan pelestarian alam untuk
tujuan koleksi tumbuhan dan/atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan atau bukan
asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,
menunjang budidaya, budaya, pariwisata, dan rekreasi. Pengertian taman hutan raya sesuai
dengan pemahaman pengunjung OWA Air Panas Cangar. Tingkat pengetahuan pengunjung
objek wisata alam air panas Cangar dapat dilihat pada grafik 1.
3. Grafik 1. Tingkat Pengetahuan Pengunjung OWA Air Panas Cangar terhadap Pengertian Taman Hutan
Raya
Pengunjung OWA Cangar 50 % berpendapat bahwa Taman Hutan Raya adalah hutan
yang tumbuh diatas tanah negara. Hal ini sesuai dengan UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan. Penguasaan hutan oleh negara bukan merupakan pemilikan, tetapi negara
memberi wewenang kepada pemerintah untuk mengatur dan mengurus segala sesuatu yang
berkaitan dengan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan; menetapkan kawasan hutan dan atau
mengubah status kawasan hutan; mengatur dan menetapkan hubungan hukum antara orang
dengan hutan atau kawasan hutan dan hasil hutan, serta mengatur perbuatan hukum mengenai
kehutanan. Selanjutnya pemerintah mempunyai wewenang untuk memberikan izin dan hak
kepada pihak lain untuk melakukan kegiatan di bidang kehutanan. Kawasan taman hutan raya
dikelola oleh pemerintah dan dikelola dengan upaya pengawetan keanekaragaman jenis
tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya (Ardiani,2012).
Tingkat pengetahuan pengunjung mengenai fungsi taman hutan raya sebagai pusat
konservasi keanekaragaman hayati dapat dilihat pada grafik 2.
Grafik 2. Tingkat Pengetahuan Pengunjung OWA Air Panas Cangar terhadap Pengertian Taman Hutan
Raya
50%
27%
23%
Pengertian Taman Hutan Raya menurut Pengunjung
Hutan yang Tumbuh diatas tanah
Negara
Hutan yang dapat dimanfaatkan
rakyat
Hutan yang dikelola secara bebas
untuk kepentingan rakyat
70%
30%
Fungsi Utama Taman Hutan Rakyat Menurut Pengunjung
Pusat Konservasi
Rekreasidan Wisata
Rakyat
Bahan Baku Industri
4. Pengunjung yang berpendapat bahwa Taman Hutan Raya berfungsi sebagai pusat
konservasi adalah 70% dan sebagai kawasan wisata sebesar 30%. Selain sebagai kawasan
pelestarian alam dan konservasi, taman hutan raya juga bisa dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan lainnya. Pemanfaatan ini diatur dalam PP No.28 Tahun 2011 tentang kawasan
suaka alam dan kawasan pelestarian alam. Secara umum, Taman hutan raya bisa
dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan berikut.
1. Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi.
3. Koleksi kekayaan keanekaragaman hayati.
4. Penyimpanan karbon, pemanfaatan air serta energi air, panas, dan angin serta wisata
alam.
5. Pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar dalam rangka menunjang budidaya dalam
bentuk penyediaan plasma nuftah.
6. Pembinaan populasi melalui penangkaran dalam rangka pengembangbiakan satwa
atau perbanyakan tumbuhan secara buatan dalam lingkungan yang semi alami.
7. Pemanfaatan tradisional oleh masayarakat setempat, dapat berupa kegiatan
pemungutan hasil hutan bukan kayu, budidaya tradisional, serta perburuan tradisional
terbatas untuk jenis yang tidak dilindungi.
Pembagian blok pengelolaan merupakan bagian dari penataan kawasan konservasi.
Perbedaan kondisi dan tujuan pengelolaan masing-masing-masing tahura menyebabkan
adanya perbedaan jenis blok. Istilah blok dipakai untuk pembagian wilayah pengelolaan
dalam kawasan konservasi selain Taman Nasional. Menurut PP. No. 28 Tahun 2011 tentang
pengelolaan kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam, blok pengelolaan yang ada
dalam suatu kawasan Tahura adalah blok perlindungan, blok pemanfaatan, dan blok lainnya.
Taman Hutan Raya R. Soerjo memiliki potensi obyek dan daya tarik wisata alam yang
tinggi baik dari aspek keunikan, keindahan, nilai, potensi pasar, dan akses yang tinggi. Posisi
Tahura yang berdekatan dengan ibukota kabupaten dan kota merupakan peluang besar dalam
pengembangan wisata. Di sisi lain beberapa obyek wisata di sekitar kawasan Tahura seperti
Taman Safari, Kota Wisata Batu, Kebun Raya Purwodadijuga menjadi faktor pendukung
pengembangan wisata di kawasan Tahura. Sampai saat ini belum ada perusaan/IPPA yang
mengelola obyek wisata dalam Tahura, sehingga pengelolaan obyek wisata alam ditangani
langsung oleh UPT Tahura.
Tabel 3.Data Jumlah Pengunjung Objek Wisata Tahura R. Soerjo.
5. Sumber: UPT Tahura R. Soerjo 2014
Pada Tahun 2014 jumlah pendapatan dari obyek wisata alam yang dikelola oleh UPT
Tahura sebesar Rp. 1.822.651.000,- yang berasal dari Retribusi Pemakaian Kekayaan Negara
(Aula, Bedak, kolam renang, kolam rendam dan alat perkeman), Retribusi Tempat
Penginapan (Pondok) dan Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga (karcis masuk, parkir
roda dua dan roda empat) . Sumber pendapatan tersebut sangat bergantung dari
perkembangan jumlah pengunjung. Gambaran pendapatan apabila pengelolaan seperti saat ini
(Bussiness as Ussual) dan tarif dinaikkan dua kali lipat maka diprediksi jumlah pendapatan
pada Tahun 2025 sebesar Rp. 5 Milyar.
Jumlah pengunjung yang mengetahui Taman Hutan Raya R. Soerjo dapat dilihat pada
grafik 4. Mayoritas pengunjung OWA Cangar yaitu 67% mengetahui bahwa kawasan wisata
yang dikunjungi merupakan salah satu objek wisata alam pada Taman Hutan Raya R. Soerjo
sedangkan 33% tidak mengetahui. Pengunjung hanya mengetahui OWA Cangar namun tidak
menyadari bahwa kawasan wisata tersebut masuk ke dalam kawasan Taman Hutan Raya R.
Soerjo.
Grafik 3. Tingkat Pengetahuan Pengunjung OWA Air Panas Cangar terhadap Kawasan Taman Hutan
Raya R. Soerjo
67%
33%
Jumlah Pengunjung yang Mengetahui Keberadaan Taman
Hutan Raya R. Soerjo
Ya
Tidak
6. Pemandian air panas Cangar terletak di Desa Sumber Brantas, Kota Batu. Pemandian air
panas Cangar termasuk dalam wilayah pengelolaan Seksi Malang. Retribusi masuk kawasan
wisata pemandian air panas Cangar sebesar Rp 10.500,00 dengan rincian masuk ke Tahura R.
Soerjo sebesar Rp 10.000,00, biaya asuransi Rp 200,00 dan kas desa sebesar Rp 300,00.
Petugas lapangan yang mengelola obyek wisata pemandian air panas Cangar berjumlah 20
pegawai yang terdiri dari 2 pegawai tetap dan 18 pegawai honorer. Objek daya tarik wisata
yang ditawarkan di OWA Cangar adalah pemandian air panas, goa jepang dan persemaian.
Terdapat banyak fasilitas yang mendukung di OWA Cangar diantaranya tempat parkir,
gazeoba, pendopo, musholla dan fasilitas lain yang mendukung aktifitas wisatawan dalam
berwisata.
Menurut informasi yang digali dari pengelola, rata-rata wisatawan berasal dari Malang
dan Surabaya, dengan motivasi kunjungan untuk berendam air panas dan mencari suasana
alam, bahkan ada wisatawan yang berkali-kali berkunjung, lebih dari 10 kali karena tiket
masuknya tergolong murah, rata-rata wisatawan memperoleh informasi dari teman mengenai
obyek wisata ini dan memilih Cangar sebagai tujuan utama mereka. Hal ini sesuai dengan
hasil perhitungan angket yang menunjukkan bahwa 80% pengunjung memperoleh informasi
mengenai OWA Air Panas Cangar dari cerita orang lain. Sumber informasi pengunjung
terhadap OWA Cangar dapat dilihat pada grafik 4.
Grafik 4. Sumber Informasi Pengunjung mengenai Keberadaan Taman Hutan Raya R. Soerjo
Hasil penghitungan angket menunjukkan bahwa 3% pengunjung mengetahui Tahuran R.
Soerjo terutama OWA Cangar dari media sosial diantaranya instagram, web dan situs online
lainnya. Informasi dari sumber lain dikemukakan 17% pengunjung. Hal ini sesuai dengan
pernyataan dalam web resmi Tahura R. Soerjo bahwa Promosi Cangar hanya dilakukan oleh
Tahura melalui booklet. Media komunikasi pemasaran menggunakan media online
merupakan saluran yang efektif digunakan untuk melalukan kegiatan menyampaikan pesan
komunikasi pemasaran (Aufa, 2014).
3%
80%
17%
Sumber Informasi Pengunjung mengenai Keberadaan Taman Hutan
Raya R. Soerjo
Media Sosia
Mulut keMulut
Lain-lain
7. Pengunjung OWA Air Panas cangar sebesar 53% beranggapan bahwa pemanfaatan
Taman Hutan Raya R. Soerjo sudah sesuai dengan fungsinya sesuai dengan grafik 5.
Grafik 5. Pendapat Pengunjung mengenai Kesesuaian Pemanfaatan Taman Hutan Raya S. Soerjo
menurut fungsinya
Sebesar 43% pengunjung beranggapan bahwa pemanfaatan Taman Huran Raya R.
Soerjo belum sesuai dengan fungsinya. Upaya penetapan kawasan konservasi seharusnya
dimaksimalkan untuk melindungi kekayaan keanekaragaman hayati yang ada didalamnya
sesuai dengan visi Taman Hutan Raya R. Soerjo yaitu terwujudnya Pengelolaan Taman
Hutan Raya R. Soerjo Lestari guna menjamin keanekaragaman hayati dan ekosistemnya bagi
Kesejahteraan Masyarakat di sekitarnya (UPT Tahura, 2014). Fakta menunjukan bahwa
terjadinya penurunan kualitas maupun kuantitas sumber daya alam hayati yang kita miliki
sebagai akibat dari adanya kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam yang
berlebihan tanpa mengindahkan aspek-aspek kelestariannya. Tidak adanya peraturan
mengenai penetapan jalur hijau pada daerah penyangga, maka penetapan jalur hijau
ditentukan berada pada lahan pertanian yang berbatasan langsung dengan kawasan Tahura
dengan lebar 10 meter yang dapat mempengaruhi fungsi utama kawasan. Aktifitas
masyarakat yang tinggi untuk kegiatan budidaya pada daerah penyangga kawasan Tahura
akan membuka peluang bagi masyarakat merambah kawasan Tahura yang dapat
menyebabkan masalah kerusakan lingkungan (Listyarini et.al, 2011).
Kesimpulan dan Saran
Sebagian besar pengunjung OWA Air Panas Cangar sudah mengetahui pengertian dan
fungsi Taman Hutan Raya sesuai dengan UU yang berlaku terutama sebagai wilayah
konservasi namun untuk menjalankan fungsinya pihak pengelola diharapkan lebih optimal
dalam pelaksanaan menjaga Taman Hutan Raya berjalan dengan baik sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
53%
47%
Tingkat Pemanfaatan Fungsi Taman Hutan Raya R. Soerjo
Menurut Pengunjung
Sudah Belum
8. Daftar rujukan
Ardiani, R. A. Dewi. 2012. Potensi Tumbuhan Berguna Di Taman Hutan Raya R. Soerjo
Kota Batu, Jawa Timur. (Skripsi tidak diterbitkan). Departemen Konservasi
Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Aufa, J. 2014. Efektivitas Website Sebagai Media Komunikasi Pemasaran Kampoeng Wisata
Bisnis Tegalwaru, Ciampea, Bogor, Jawa Barat. (Skripsi Tidak Diterbitkan).
Departemen Sains Komunikasi Dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi
Manusia Institut Pertanian Bogor
Departmen Kehutanan. 1990. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Ditjen PHKA. 2008. Kebijakan Pembangunan Taman Hutan Raya. Direktorat Jenderal
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. Disampaikan pada Rakor Pengelolaan
Tahura Propinsi Jawa Tengah pada tanggal 11 November 2008
Listyarini, N. Sari & F. R. Sutikno. 2011. Optimalisasi Fungsi Daerah Penyangga Kawasan
Taman Hutan Raya Raden Soerjo (Studi Kasus: Desa Sumber Brantas Kota Batu).
Jurnal Tata Kota Dan Daerah 3(1) : 47-54
Maulida, H. F., S. Anggoro & I. Susilowati. 2012. Pengelolaan Wisata Alam Air Panas
Cangar Di Kota Batu. Jurnal Ekosains 4(3): 11-18
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan
Kawasan Pelestarian Alam.
Profil Kawasan Pelestarian Alam Taman Hutan Raya R Soerjo. UPT Taman Hutan Raya R
Soerjo Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
UPT Tahura. 2014. Tahura R. Soerjo (Online), http://www.tahura-radensoerjo.org diakses 15
Maret 2017
Wiwin Maisyaroh. 2010. Structure of Ground Cover Plant Community R. Soerjo Grand
Forest Malang. Jurnal Pembangunan dan Alam Lestari 1(1): 1-9
Yudohartono , T. P. 2008. The Role of Grand Forest Park in The Genetic Conservation : Its
Opportunities and Challenges. INFORMASI TEKNIS 6(2): 1-6