SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
OLEH
Galuh G. Kusumo, M.Farm., Apt.
PENGERTIAN
 EKSTRAKSI adalah suatu proses pemisahan
substansi dari campurannya dengan
menggunakan pelarut yang sesuai
 Metode yang dipilih tergantung:
- tekstur bahan
- kandungan air
- senyawa yang akan diisolasi
 Ekstraksi = membunuh jaringan tumbuhan
untuk mencegah terjadinya oksidasi / hidrolisis
oleh enzim
Proses dalam ekstraksi yang berjalan paralel :
 Washing out adalah proses ekstraksi dari sel
tumbuhan yang sudah pecah
 Difusi adalah proses ekstraksi dari sel
tumbuhan yang masih utuh
 Proses difusi melalui beberapa tahap:
- penetrasi solven ke dalam sel tanaman
- sel tanaman akan mengembang
- difusi zat kandungan keluar sel
 Metode ekstraksi gunanya: melarutkan
senyawa yang terdapat dalam jaringan tanaman
ke dalam pelarut yang dipakai untuk proses
ekstraksi tersebut
 Alkohol = pelarut universal krn menarik
semua golongan senyawa metabolit
sekunder
 Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh
dengan mengekstraksi senyawa aktif dari
simplisia nabati atau hewani menggunakan
pelarut yang sesuai, kemudian semua atau
hampir seluruh pelarut diuapkan dan massa
atau serbuk yang tersisa diperlakukan
sedemikian hingga memenuhi baku yang telah
ditetapkan
 Ekstrak cair adalah sediaan dari simplisia
nabati yang mengandung PELARUT sebagai
pelarut atau sebagai pengawet, jika tidak
dinyatakan lain pada masing-masing
monografi tiap ml ekstrak mengandung
senyawa aktif dari 1 gram simplisia yang
memenuhi syarat
 Hal-hal yang harus diperhatikan :
 sampel harus mudah didapatkan kembali
dari cairan penyari
 cairan penyari tidak toksik dan tidak mudah
terbakar
 Tidak mau campur antara pelarut dan
penyari
 memiliki perbedaan bobot jenis yang nyata
 memiliki titik didih yang nyata
 penyari tidak mengganggu pada analisis
selanjutnya
 tidak menimbulkan buih dan emulsi
sewaktu digojok
a. Selektifitas
Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan,
bukan komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi.
b. Kelarutan
Pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan
melarutkan ekstrak yang besar (kebutuhan pelarut lebih
sedikit).
c. Kemampuan untuk tidak saling bercampur
Pada ekstraksi cair-cair, pelarut tidak boleh atau hanya
secara terbatas larut dalam bahan ekstraksi.
Pemilihan pelarut pada umumnya dipengaruhi
oleh faktor-faktor berikut ini :
d. Kerapatan
Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin
terdapat perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut
dan bahan ekstraksi.
e. Reaktifitas
Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan
perubahan secara kimia pada komponen-komponen bahan
ekstraksi.
f. Titik didih
Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan
dengan cara penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka
titik didih kedua bahan itu tidak boleh terlalu dekat.
Kriteria yang lain
 Pelarut sedapat mungkin harus murah, tersedia dalam
jumlah besar, tidak beracun, tidak terbakar, tidak
eksplosif bila bercampur dengan udara, tidak korosif,
tidak menyebabkan terbentuknya emulsi, memiliki
viskositas yang rendah dan stabil secara termis
MACAM-MACAM EKSTRAKSI
 Berdasarkan bentuk campuran:
1. Ekstraksi padat-cair
2. Ekstraksi cair-cair
 Berdasarkan proses pelaksanaannya:
1. Ekstraksi yang berkesinambungan
(continous extraction)
= pelarut yang sama dipakai berulang-
ulang sampai proses ekstraksi selesai
2. Ekstraksi bertahap (bath extraction)
= tiap tahap dipakai pelarut yang baru
MACAM-MACAM EKSTRAKSI
 Berdasarkan pemanasan yang digunakan:
1. Cara dingin (maserasi, perkolasi)
2. Cara panas (refluks, soxhlet, digesti, infus,
dekok)
 Lainnya:
1. Ekstraksi yang berkesinambungan
2. Superkritikal karbondioksida
3. Ekstraksi ultrasonik
4. Ekstraksi energi listrik
EKSTRAKSI PADAT-CAIR
 Maserasi padat-cair bertahap
 Perkolasi / liksiviasi
 Soxhletasi padat-cair
 Distilasi uap air berkesinambungan
Memerlukan kontak yang lama antara pelarut
dengan padatan / bahan yang akan diekstraksi
Liquid-liquid extraction is a useful method to separate
components (compounds) of a mixture
EKSTRAKSI cair-CAIR
maserasi
Adalah proses PERENDAMAN pengekstrakan
simplisia dengan menggunakan pelarut dengan
beberapa kali pengocokan atau pengadukan
pada temperatur ruangan (kamar)
Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan
prinsip metode pencapaian konsentrasi pada
kesetimbangan
Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan
yang kontinu (terus – menerus)
Remaserasi berarti dilakukan pengulangan
penambahan pelarut setelah dilakukan
penyaringan maserat pertama dan seterusnya
maserasi
 padat-cair bertahap
 membiarkan padatan terendam dalam suatu
pelarut
 proses perendaman tanpa pemanasan (suhu
kamar), dengan pemanasan atau suhu
pendidihan
 sesudah disaring, residu dapat diekstraksi
kembali
 proses dapat diulang beberapa kali sesuai
kebutuhan
 pelarut air, butuh proses ekstraksi lebih lanjut
maserasi
 pelarut organik, filtrat langsung dikumpulkan
dan dievaporasi /diuapkan
 Keuntungannya cepat tapi tidak efektif dan
efisien
 waktu rendam bervariasi 15-30 menit, 24 jam
 jumlah pelarut 10-20 x jumlah sampel
CONTOH Cara maserasi : masukkan 10 bagian
simplisia dengan derajat yang cocok ke dalam
bejana
 dituangi dengan penyari 75 bagian, ditutup dan
dibiarkan selama 5 hari, terlindung dari cahaya
sambil diaduk sekali-kali setiap hari lalu
diperas dan ampasnya dimaserasi kembali
dengan cairan penyari
 Penyarian diakhiri setelah pelarut tidak
berwarna lagi, lalu dipindahkan ke dalam
bejana tertutup, dibiarkan pada tempat yang
tidak bercahaya, setelah dua hari lalu endapan
dipisahkan
PERKOLASI
Adalah ektraksi dengan pelarut yang selalu
baru sampai sempurna (exhaustive extraction)
yang umumnya dilakukan dengan
PENETESAN pada temperatur ruangan
Proses terdiri dari:
- tahapan pengembangan bahan,
- tahap maserasi antara,
- tahap perkolasi sebenarnya (penetesan atau
penampungan ekstrak) terus – menerus
sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang
jumlahnya 1 – 5 kali bahan
PERKOLASI / LIKSIVIASI
 ekstraksi padat-cair yang berkesinambungan
 metode yang dilakukan:
- melewatkan pelarut secara perlahan-lahan
- pelarut menembus sampel bahan yang
biasanya ditampung dalam suatu bahan
kertas yang agak tebal dan berpori
CONTOH Cara perkolasi : dibasahkan 10 bagian
simplisia dengan derajat halus yang cocok,
menggunakan 2,5 bagian sampai 5 bagian cairan
penyari dimasukkan dalam bejana tertutup
sekurang-kurangnya 3 jam
 Massa dipindahkan sedikit demi sedikit ke
dalam perkolator, ditambahkan cairan penyari
 Perkolator ditutup dibiarkan selama 24 jam,
kemudian kran dibuka dengan kecepatan 1 ml
permenit, sehingga simplisia tetap terendam
 Filtrat dipindahkan ke dalam bejana, ditutup
dan dibiarkan selama 2 hari pada tempat
terlindung dari cahaya
REFLUKS
Adalah ekstraksi dengan pelarut pada
temperatur titik didihnya, selama waktu
tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang
relatif konstan dengan adanya pendingin balik
Umumnya dilakukan pengulangan proses pada
residu pertama sampai 3 – 5 kali sehingga dapat
termasuk proses ekstraksi sempurna
 Dasar ekstraksi : berkesinambungan
 Bahan yang akan diekstraksi direndam dengan
cairan penyari dalam labu alas bulat yang
dilengkapi dengan alat pendingin tegak, lalu
dipanaskan sampai mendidih
 Cairan penyari akan menguap, uap tersebut
akan diembunkan dengan pendingin tegak dan
akan kembali menyari zat aktif dalam simplisia
tersebut, demikian seterusnya
 Ekstraksi ini biasanya dilakukan 3 kali dan
setiap kali diekstraksi selama 4 jam.
SOXHLET
Adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu
baru yang umumnya dilakukan dengan alat
khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu
dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan
adanya pendingin balik
Kelebihan:
- pelarut yang terkondensasi akan
terakumulasi dalam wadah
- kontak antar pelarut dan sampel berlangsung
lama
 Dasar ekstraksi : secara berkesinambungan
 Cairan penyari dipanaskan sampai mendidih
 Uap penyari akan naik melalui pipa samping,
kemudian diembunkan lagi oleh pendingin
tegak
 Cairan penyari turun untuk menyari zat aktif
dalam simplisia
 Cairan penyari mencapai sifon, maka seluruh
cairan akan turun ke labu alas bulat dan terjadi
proses sirkulasi
 Demikian seterusnya sampai zat aktif yang
terdapat dalam simplisia tersari seluruhnya
yang ditandai jernihnya cairan yang lewat pada
tabung sifon
BEDA REFLUKS DAN SOXHLET
DIGESTI
Adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan
kontinu) pada temperatur yang lebih tinggi
dari temperatur ruangan (kamar) yaitu secara
umum dilakukan pada temperatur 40 - 50ºC
Penyarian dengan pelarut air sampai pada suhu 900
C selama waktu 15-20 menit, menghasilkan
ekstrak yang disebut infus
INFUSA
Adalah ekstraksi dengan pelarut air pada
temperatur penangas air (bejana infus tercelup
dalam penangas air mendidih, temperatur
terukur 96 - 98ºC) selama waktu tertentu (15 –
20 menit)
DEKOKTA
Adalah infus pada waktu yang lebih lama (≥ 30
menit) dan temperatur sampai titik didih air
Penyarian dengan pelarut air pada titik didih air
(1000 C) pada waktu yang lebih lama dari 20
menit menghasilkan ekstrak yang disebut dekok
DESTILASI UAP
Adalah ekstraksi senyawa yang mudah menguap
(minyak atsiri) dari bahan dengan uap air
berdasarkan peristiwa tekanan parsial senyawa
dengan fase uap air dari ketel secara kontinu
sampai sempurna dan diakhiri dengan
kondensasi fase uap campuran (senyawa mudah
menguap ikut terdestilasi) menjadi destilat air
bersama senyawa kandungan yang memisah
sempurna atau memisah sebagian
DESTILASI UAP
Bahan tidak tercelup ke air yang mendidih, namun
dilewati uap air sehingga senyawa mudah
menguap ikut terdestilasi
Destilasi uap dan air, bahan bercampur sempurna
atau sebagian dengan air mendidih, senyawa
mudah menguap tetap terdestilasi secara terus –
menerus
EKSTRAKSI ULTRASONIK
Adalah getaran ultrasonik (> 20.000 Hz.)
memberikan efek pada proses ekstrak dengan
prinsip meningkatkan permeabilitas dinding sel,
menimbulkan gelembung spontan (cavitation)
sebagai stress dinamik serta menimbulkan fraksi
interfase
EKSTRAKSI ENERGI LISTRIK
Adalah energi listrik digunakan dalam bentuk medan
listrik, medan magnet serta electric discharges
yang dapat mempercepat proses dan
meningkatkan hasil dengan prinsip menimbulkan
gelembung spontan dan menyebarkan gelombang
tekanan berkecepatan ultrasonik
LATIHAN SOAL
 Jelaskan yang dimaksud dengan ekstraksi dan
mekanisme proses ekstraksi!
 Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam
ekstraksi!
 Jelaskan cara kerja dari maserasi!
 Jelaskan mekanisme proses yang ada dalam
perkolasi!
 Jelaskan perbedaan antara refluks dan soxhlet!

More Related Content

What's hot (20)

Larutan ( solution )
Larutan ( solution )Larutan ( solution )
Larutan ( solution )
 
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamol
 
Sokletasi analis kesehatan
Sokletasi analis kesehatanSokletasi analis kesehatan
Sokletasi analis kesehatan
 
30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutan30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutan
 
Tanin
TaninTanin
Tanin
 
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselliLaporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
 
Emulsi
Emulsi Emulsi
Emulsi
 
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunderFistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
 
Gel
GelGel
Gel
 
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaAnalisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
 
Kromatografi gas
Kromatografi gasKromatografi gas
Kromatografi gas
 
Glikosida
GlikosidaGlikosida
Glikosida
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Biosentesis metabolit sekunder
Biosentesis metabolit sekunderBiosentesis metabolit sekunder
Biosentesis metabolit sekunder
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
Alkalimetri
AlkalimetriAlkalimetri
Alkalimetri
 
Hplc ppt
Hplc pptHplc ppt
Hplc ppt
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
 
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 

Similar to Ekstraksi Tanaman

PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptxPPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptxAmeliaMoniq1
 
Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja
Lap. praktikum destilasi uap bunga kambojaLap. praktikum destilasi uap bunga kamboja
Lap. praktikum destilasi uap bunga kambojaCarlosEnvious
 
Lap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
Lap. praktikum destilasi pada bungan kambojaLap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
Lap. praktikum destilasi pada bungan kambojaCarlosEnvious
 
Ekstraksi
EkstraksiEkstraksi
Ekstraksimtrko
 
Presentasi fraksinasi
Presentasi fraksinasiPresentasi fraksinasi
Presentasi fraksinasiyulis adriana
 
PERTEMUAN 4 EKSTRAKSI KONVENSIONAL 2022.pptx
PERTEMUAN 4 EKSTRAKSI KONVENSIONAL 2022.pptxPERTEMUAN 4 EKSTRAKSI KONVENSIONAL 2022.pptx
PERTEMUAN 4 EKSTRAKSI KONVENSIONAL 2022.pptxchilonkduppa
 
Presentasi perkolasi
Presentasi perkolasiPresentasi perkolasi
Presentasi perkolasiyulis adriana
 
Destilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksiDestilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksiSMAN 4 MERLUNG
 
SOKLETASI_Farmakognosi 2_.pptx
SOKLETASI_Farmakognosi 2_.pptxSOKLETASI_Farmakognosi 2_.pptx
SOKLETASI_Farmakognosi 2_.pptxSunaSeptianiAndini
 
PPT KIMIA LINGKUNGAN II - EKSTRAKSI - KELOMPOK 3 rmk refisi.pptx
PPT KIMIA LINGKUNGAN II - EKSTRAKSI - KELOMPOK 3 rmk refisi.pptxPPT KIMIA LINGKUNGAN II - EKSTRAKSI - KELOMPOK 3 rmk refisi.pptx
PPT KIMIA LINGKUNGAN II - EKSTRAKSI - KELOMPOK 3 rmk refisi.pptxNovriDoank2
 
tugas ppt sokletasi (anggi herlindia).pptx
tugas ppt sokletasi (anggi herlindia).pptxtugas ppt sokletasi (anggi herlindia).pptx
tugas ppt sokletasi (anggi herlindia).pptxAnggiHerlindia
 
Ppt distilasi ari
Ppt distilasi ariPpt distilasi ari
Ppt distilasi ariUNIMUS
 
Pemisahan zat dalam organik
Pemisahan zat dalam organikPemisahan zat dalam organik
Pemisahan zat dalam organikHotnida D'kanda
 
Pemisahan Zat Dalam Organik
Pemisahan Zat Dalam OrganikPemisahan Zat Dalam Organik
Pemisahan Zat Dalam Organikhusnauun
 
laporan ekstrasi cair cair
laporan ekstrasi cair cairlaporan ekstrasi cair cair
laporan ekstrasi cair cairagusasnafi
 
Makalah Ekstraksi Cara Panas
Makalah Ekstraksi Cara PanasMakalah Ekstraksi Cara Panas
Makalah Ekstraksi Cara PanasSalsabila Azzahra
 

Similar to Ekstraksi Tanaman (20)

PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptxPPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
 
Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja
Lap. praktikum destilasi uap bunga kambojaLap. praktikum destilasi uap bunga kamboja
Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja
 
Lap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
Lap. praktikum destilasi pada bungan kambojaLap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
Lap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
 
Ekstraksi
EkstraksiEkstraksi
Ekstraksi
 
Presentasi fraksinasi
Presentasi fraksinasiPresentasi fraksinasi
Presentasi fraksinasi
 
PERTEMUAN 4 EKSTRAKSI KONVENSIONAL 2022.pptx
PERTEMUAN 4 EKSTRAKSI KONVENSIONAL 2022.pptxPERTEMUAN 4 EKSTRAKSI KONVENSIONAL 2022.pptx
PERTEMUAN 4 EKSTRAKSI KONVENSIONAL 2022.pptx
 
Presentasi perkolasi
Presentasi perkolasiPresentasi perkolasi
Presentasi perkolasi
 
Destilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksiDestilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksi
 
SOKLETASI_Farmakognosi 2_.pptx
SOKLETASI_Farmakognosi 2_.pptxSOKLETASI_Farmakognosi 2_.pptx
SOKLETASI_Farmakognosi 2_.pptx
 
PPT KIMIA LINGKUNGAN II - EKSTRAKSI - KELOMPOK 3 rmk refisi.pptx
PPT KIMIA LINGKUNGAN II - EKSTRAKSI - KELOMPOK 3 rmk refisi.pptxPPT KIMIA LINGKUNGAN II - EKSTRAKSI - KELOMPOK 3 rmk refisi.pptx
PPT KIMIA LINGKUNGAN II - EKSTRAKSI - KELOMPOK 3 rmk refisi.pptx
 
tugas ppt sokletasi (anggi herlindia).pptx
tugas ppt sokletasi (anggi herlindia).pptxtugas ppt sokletasi (anggi herlindia).pptx
tugas ppt sokletasi (anggi herlindia).pptx
 
Ppt distilasi ari
Ppt distilasi ariPpt distilasi ari
Ppt distilasi ari
 
PPT EKSTRAKSI PANAS.pptx
PPT EKSTRAKSI PANAS.pptxPPT EKSTRAKSI PANAS.pptx
PPT EKSTRAKSI PANAS.pptx
 
Pemisahan zat dalam organik
Pemisahan zat dalam organikPemisahan zat dalam organik
Pemisahan zat dalam organik
 
Pemisahan Zat Dalam Organik
Pemisahan Zat Dalam OrganikPemisahan Zat Dalam Organik
Pemisahan Zat Dalam Organik
 
laporan ekstrasi cair cair
laporan ekstrasi cair cairlaporan ekstrasi cair cair
laporan ekstrasi cair cair
 
Makalah Ekstraksi Cara Panas
Makalah Ekstraksi Cara PanasMakalah Ekstraksi Cara Panas
Makalah Ekstraksi Cara Panas
 
Evaporator
EvaporatorEvaporator
Evaporator
 
Ekstraksi-dengan-pelarut
Ekstraksi-dengan-pelarutEkstraksi-dengan-pelarut
Ekstraksi-dengan-pelarut
 
Evaporasi
EvaporasiEvaporasi
Evaporasi
 

Recently uploaded

362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxCahyaRizal1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 

Recently uploaded (20)

362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 

Ekstraksi Tanaman

  • 1. OLEH Galuh G. Kusumo, M.Farm., Apt.
  • 2. PENGERTIAN  EKSTRAKSI adalah suatu proses pemisahan substansi dari campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai  Metode yang dipilih tergantung: - tekstur bahan - kandungan air - senyawa yang akan diisolasi  Ekstraksi = membunuh jaringan tumbuhan untuk mencegah terjadinya oksidasi / hidrolisis oleh enzim
  • 3. Proses dalam ekstraksi yang berjalan paralel :  Washing out adalah proses ekstraksi dari sel tumbuhan yang sudah pecah  Difusi adalah proses ekstraksi dari sel tumbuhan yang masih utuh  Proses difusi melalui beberapa tahap: - penetrasi solven ke dalam sel tanaman - sel tanaman akan mengembang - difusi zat kandungan keluar sel
  • 4.  Metode ekstraksi gunanya: melarutkan senyawa yang terdapat dalam jaringan tanaman ke dalam pelarut yang dipakai untuk proses ekstraksi tersebut  Alkohol = pelarut universal krn menarik semua golongan senyawa metabolit sekunder
  • 5.  Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir seluruh pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan
  • 6.  Ekstrak cair adalah sediaan dari simplisia nabati yang mengandung PELARUT sebagai pelarut atau sebagai pengawet, jika tidak dinyatakan lain pada masing-masing monografi tiap ml ekstrak mengandung senyawa aktif dari 1 gram simplisia yang memenuhi syarat
  • 7.  Hal-hal yang harus diperhatikan :  sampel harus mudah didapatkan kembali dari cairan penyari  cairan penyari tidak toksik dan tidak mudah terbakar  Tidak mau campur antara pelarut dan penyari  memiliki perbedaan bobot jenis yang nyata  memiliki titik didih yang nyata  penyari tidak mengganggu pada analisis selanjutnya  tidak menimbulkan buih dan emulsi sewaktu digojok
  • 8. a. Selektifitas Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi. b. Kelarutan Pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar (kebutuhan pelarut lebih sedikit). c. Kemampuan untuk tidak saling bercampur Pada ekstraksi cair-cair, pelarut tidak boleh atau hanya secara terbatas larut dalam bahan ekstraksi. Pemilihan pelarut pada umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini :
  • 9. d. Kerapatan Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi. e. Reaktifitas Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada komponen-komponen bahan ekstraksi. f. Titik didih Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka titik didih kedua bahan itu tidak boleh terlalu dekat.
  • 10. Kriteria yang lain  Pelarut sedapat mungkin harus murah, tersedia dalam jumlah besar, tidak beracun, tidak terbakar, tidak eksplosif bila bercampur dengan udara, tidak korosif, tidak menyebabkan terbentuknya emulsi, memiliki viskositas yang rendah dan stabil secara termis
  • 11. MACAM-MACAM EKSTRAKSI  Berdasarkan bentuk campuran: 1. Ekstraksi padat-cair 2. Ekstraksi cair-cair  Berdasarkan proses pelaksanaannya: 1. Ekstraksi yang berkesinambungan (continous extraction) = pelarut yang sama dipakai berulang- ulang sampai proses ekstraksi selesai 2. Ekstraksi bertahap (bath extraction) = tiap tahap dipakai pelarut yang baru
  • 12. MACAM-MACAM EKSTRAKSI  Berdasarkan pemanasan yang digunakan: 1. Cara dingin (maserasi, perkolasi) 2. Cara panas (refluks, soxhlet, digesti, infus, dekok)  Lainnya: 1. Ekstraksi yang berkesinambungan 2. Superkritikal karbondioksida 3. Ekstraksi ultrasonik 4. Ekstraksi energi listrik
  • 13. EKSTRAKSI PADAT-CAIR  Maserasi padat-cair bertahap  Perkolasi / liksiviasi  Soxhletasi padat-cair  Distilasi uap air berkesinambungan Memerlukan kontak yang lama antara pelarut dengan padatan / bahan yang akan diekstraksi
  • 14. Liquid-liquid extraction is a useful method to separate components (compounds) of a mixture EKSTRAKSI cair-CAIR
  • 15.
  • 16. maserasi Adalah proses PERENDAMAN pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan (kamar) Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada kesetimbangan Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang kontinu (terus – menerus) Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan seterusnya
  • 17. maserasi  padat-cair bertahap  membiarkan padatan terendam dalam suatu pelarut  proses perendaman tanpa pemanasan (suhu kamar), dengan pemanasan atau suhu pendidihan  sesudah disaring, residu dapat diekstraksi kembali  proses dapat diulang beberapa kali sesuai kebutuhan  pelarut air, butuh proses ekstraksi lebih lanjut
  • 18. maserasi  pelarut organik, filtrat langsung dikumpulkan dan dievaporasi /diuapkan  Keuntungannya cepat tapi tidak efektif dan efisien  waktu rendam bervariasi 15-30 menit, 24 jam  jumlah pelarut 10-20 x jumlah sampel
  • 19. CONTOH Cara maserasi : masukkan 10 bagian simplisia dengan derajat yang cocok ke dalam bejana  dituangi dengan penyari 75 bagian, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari, terlindung dari cahaya sambil diaduk sekali-kali setiap hari lalu diperas dan ampasnya dimaserasi kembali dengan cairan penyari  Penyarian diakhiri setelah pelarut tidak berwarna lagi, lalu dipindahkan ke dalam bejana tertutup, dibiarkan pada tempat yang tidak bercahaya, setelah dua hari lalu endapan dipisahkan
  • 20. PERKOLASI Adalah ektraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan dengan PENETESAN pada temperatur ruangan Proses terdiri dari: - tahapan pengembangan bahan, - tahap maserasi antara, - tahap perkolasi sebenarnya (penetesan atau penampungan ekstrak) terus – menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1 – 5 kali bahan
  • 21. PERKOLASI / LIKSIVIASI  ekstraksi padat-cair yang berkesinambungan  metode yang dilakukan: - melewatkan pelarut secara perlahan-lahan - pelarut menembus sampel bahan yang biasanya ditampung dalam suatu bahan kertas yang agak tebal dan berpori
  • 22. CONTOH Cara perkolasi : dibasahkan 10 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok, menggunakan 2,5 bagian sampai 5 bagian cairan penyari dimasukkan dalam bejana tertutup sekurang-kurangnya 3 jam  Massa dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam perkolator, ditambahkan cairan penyari  Perkolator ditutup dibiarkan selama 24 jam, kemudian kran dibuka dengan kecepatan 1 ml permenit, sehingga simplisia tetap terendam  Filtrat dipindahkan ke dalam bejana, ditutup dan dibiarkan selama 2 hari pada tempat terlindung dari cahaya
  • 23.
  • 24. REFLUKS Adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3 – 5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna
  • 25.  Dasar ekstraksi : berkesinambungan  Bahan yang akan diekstraksi direndam dengan cairan penyari dalam labu alas bulat yang dilengkapi dengan alat pendingin tegak, lalu dipanaskan sampai mendidih  Cairan penyari akan menguap, uap tersebut akan diembunkan dengan pendingin tegak dan akan kembali menyari zat aktif dalam simplisia tersebut, demikian seterusnya  Ekstraksi ini biasanya dilakukan 3 kali dan setiap kali diekstraksi selama 4 jam.
  • 26.
  • 27. SOXHLET Adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik Kelebihan: - pelarut yang terkondensasi akan terakumulasi dalam wadah - kontak antar pelarut dan sampel berlangsung lama
  • 28.  Dasar ekstraksi : secara berkesinambungan  Cairan penyari dipanaskan sampai mendidih  Uap penyari akan naik melalui pipa samping, kemudian diembunkan lagi oleh pendingin tegak  Cairan penyari turun untuk menyari zat aktif dalam simplisia  Cairan penyari mencapai sifon, maka seluruh cairan akan turun ke labu alas bulat dan terjadi proses sirkulasi  Demikian seterusnya sampai zat aktif yang terdapat dalam simplisia tersari seluruhnya yang ditandai jernihnya cairan yang lewat pada tabung sifon
  • 29.
  • 30.
  • 31. BEDA REFLUKS DAN SOXHLET
  • 32. DIGESTI Adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar) yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40 - 50ºC Penyarian dengan pelarut air sampai pada suhu 900 C selama waktu 15-20 menit, menghasilkan ekstrak yang disebut infus
  • 33. INFUSA Adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air (bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96 - 98ºC) selama waktu tertentu (15 – 20 menit)
  • 34. DEKOKTA Adalah infus pada waktu yang lebih lama (≥ 30 menit) dan temperatur sampai titik didih air Penyarian dengan pelarut air pada titik didih air (1000 C) pada waktu yang lebih lama dari 20 menit menghasilkan ekstrak yang disebut dekok
  • 35. DESTILASI UAP Adalah ekstraksi senyawa yang mudah menguap (minyak atsiri) dari bahan dengan uap air berdasarkan peristiwa tekanan parsial senyawa dengan fase uap air dari ketel secara kontinu sampai sempurna dan diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran (senyawa mudah menguap ikut terdestilasi) menjadi destilat air bersama senyawa kandungan yang memisah sempurna atau memisah sebagian
  • 36. DESTILASI UAP Bahan tidak tercelup ke air yang mendidih, namun dilewati uap air sehingga senyawa mudah menguap ikut terdestilasi Destilasi uap dan air, bahan bercampur sempurna atau sebagian dengan air mendidih, senyawa mudah menguap tetap terdestilasi secara terus – menerus
  • 37.
  • 38.
  • 39. EKSTRAKSI ULTRASONIK Adalah getaran ultrasonik (> 20.000 Hz.) memberikan efek pada proses ekstrak dengan prinsip meningkatkan permeabilitas dinding sel, menimbulkan gelembung spontan (cavitation) sebagai stress dinamik serta menimbulkan fraksi interfase
  • 40.
  • 41. EKSTRAKSI ENERGI LISTRIK Adalah energi listrik digunakan dalam bentuk medan listrik, medan magnet serta electric discharges yang dapat mempercepat proses dan meningkatkan hasil dengan prinsip menimbulkan gelembung spontan dan menyebarkan gelombang tekanan berkecepatan ultrasonik
  • 42.
  • 43. LATIHAN SOAL  Jelaskan yang dimaksud dengan ekstraksi dan mekanisme proses ekstraksi!  Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam ekstraksi!  Jelaskan cara kerja dari maserasi!  Jelaskan mekanisme proses yang ada dalam perkolasi!  Jelaskan perbedaan antara refluks dan soxhlet!