SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
KELOMPOK
1
ASMA
ANGGOTA
1.TRI SETYO NINGSIH
(K100160176)
2.ANDIKA PERMANA
(K100160179)
3.ASHARI WAHYU BUDI AJI
(K100160188)
1
2
ETIOLOGI
Ada banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya asma, diantaranya :
1. Infeksi saluran pernafasan
2. Alergen
3. Lingkungan
4. Emosi
5. Exercise
6. Obat-obatan
7. Pekerjaan
8. Host faktor
3
PATOFISIOLOGI
Perbandingan bronkus normal
dengan yang terkena inflamasi
Mekanisme inflamasi
KASUS
Ny. TU 50 tahun (170 cm, 70 kg) datang ke UGD dengan riwayat Penyakit asma sejak 3 tahun yang
dikontrol dengan Salbutamol tablet. Biasanya gejala asmanya cukup ringan (beliau biasanya mengalami
sesak nafas 2x per bulan, dan tidak mengganggu aktivitas sehari-harinya). Pagi ini ia datang ke rumah
sakit karena keluhan sesak nafas. Selain itu Ny. TU mengeluh batuk dan terjadi peningkatan dahak. Ia
mengalami batuk sepanjang malam kemarin, nafas terengah-engah, dan mengi.
Sudah 1 minggu ini Ny. TU mengalami batuk-pilek. Dalam 2 hari ini beliau mengalami sesak nafas dan
gejalanya biasanya memburuk pada malam hari. Ny. TU mengatakan bahwa ia sudah menggunakan
Salbutamol tab 4mg 3x sehari untuk mengatasi keluhannya. Akan tetapi keluhan yang ia rasakan tidak
kunjung membaik.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Hipertensi sejak 5 tahun yang lalu diobati dengan HCT 25 mg per oral sekali sehari
Riwayat pengobatan
Salbutamol tablet 3 x 4mg
HCT 1 x 25 mg pagi hari
4
HASIL PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Fisik
 TD = 130/80 mmHg
 HR = 110 X /min
 RR = 27X/min
 T = 38OC
Pemeriksaan LAB
FEV1 = 45% (normal ≥80%)
PaO2 = 60 mmHg (normal= 85-100 mmHg)
PaCO2 = 50 mmHg (normal= 35-45 mmHg)
SaO2 = 75% (normal ≥95%)
Hb = 21 gr/dL (normal= 14-18 gr/dL)
Eritrosit = 3,0 jt/mm3 (normal= 4,6 – 6,2 jt/mm3)
Leukosit = 11 x 103/µL (normal= 5-10 x 103/µL)
Eosinofil = 8% (normal= 0-3%)
Dahak = purulen
Assesment
 severe
exacerbation
 Hipertensi
5
TERAPI
 Di UGD pasien diberikan terapi: Salbutamol Nebuliser 5
mg setiap 20 menit dan oksigen.
 Dokter merencanakan memberikan terapi: Aminofillin IV
400 mg.
6
SUBYEKTIF
SAAT MRS
Keluhan Utama :
 Sesak nafas 2 hari yang lalu
 Batuk dan terjadi peningkatan dahak
 Batuk sepanjang malam
 Nafas terengah-engah
 Mengi
Riwayat Penyakit Sekarang
1 minggu ini batuk pilek, 2 hari ini sesak
nafas dan gejala memburuk pada malam hari.
Riwayat Penyakit Terdahulu
 Asma sejak 3 tahun yang lalu
 Hipertensi sejak 5 tahun yang lalu
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada.
Riwayat Sosial
Tidak ada.
7
OBYEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK KONDISI KLINIS
Tanggal -
TD (mmHg) 130/80
Suhu (oC) 38
Nadi (/menit) 110 X
RR (/menit) 27 X
Kondisi klinis -
Sesak nafas 
Batuk dan tejadi peningkkatan dahak 
Batuk sepanjang malam 
Nafas terengah-engah 
Mengi 
1 minggu terakhir mengalami batuk pilek 
8
DATA LABORATORIUM
HEMATOLOGI
Parameter Satuan Nilai
rujukan
Hasil pemeriksaan
Eritrosit
(Sel darah
Merah)
Juta/µL 4,0 – 5,0 (P)
4,5 – 5,5 (L)
3,0 (R)
Hemoglobin (Hb) g/dL 12,0 – 14,0
(P)
13,0 – 16,0
(L)
21 (T)
Eosinofil % 1,0 – 3,0 8 (T)
Leukosit
(Sel Darah Putih)
103/µL 5,0 – 10,0 11x103
9
ANALISIS GAS DARAH
Parameter Satuan Nilai Rujukan Hasil pemeriksaan
Saturasi Oksigen (SaO2) %O2 95-99 75 (R)
Tekanan Parsial Oksigen (PaO2) mmHg 75-100 60 (R)
Tekanan Parsial CO2 (PaCO2) mmHg 35-45 50 (T)
LAIN-LAIN
Parameter Satuan Nilai rujukan Hasil pemeriksaan
FEV1 % ≥80% 45
Dahak - - Purulen
DATA LABORATORIUM
10
RIWAYAT PENGOBATAN
Salbutamol
Indikasi : Asma dan kondisi lain
yang bersangkutan dengan obstruksi saluran
nafas yang reversible (DIH 17th Edition)
Dosis : 4 mg
Rute : Peroral
Frekuensi : 3xsehari
Lama Penggunaan : Sejak 3 tahun yang
lalu
Efek/Kesulitan : Keluhan yang
dirasakan Ny. TU tak kunjung membaik
Hidroclorothiazide
Indikasi : Edema, Antihipertensi
(DIH 17th Edition)
Dosis : 25 mg
Rute : Peroral
Frekuensi : 1xsehari pagi hari
Lama Penggunaan : Sejak 5 tahun yang
lalu
Efek/Kesulitan : -
11
TERAPI PASIEN
SABUTAMOL NEBULIZER
Rute : Inhalasi
Dosis : 5 mg
Frekuensi : Setiap 20
menit
AMINOFILIN
Rute : Intravena
Dosis : 400 mg
OKSIGEN
12
MEKANISME KERJA MASING-MASING OBAT
SABUTAMOL
Relaksasi otot polos bronkus melalui aksinya
pada reseptor beta2 dengan efek yang kecil
pada denyut jantung (DIH 17th Edition).
HIDROCHLOROTHIAZIDE
Menghambat reabsorpsi natrium pada tubulus
distal yang menyebabkan peningkatan ekskresi
natrium dan air serta potasium dan hidrogen
(DIH 17th Edition).
OBAT SEBELUMNYA
13
MEKANISME KERJA MASING-MASING OBAT
SABUTAMOL
Relaksasi otot polos bronkus melalui aksinya
pada reseptor beta2 dengan efek yang kecil
pada denyut jantung (DIH 17th Edition).
OBAT SEKARANG
AMINOFILIN
Menyebabkan bronkodilatasi, diuresis, CNS dan
stimulasi jantung, dan sekresi asam lambung
dengan memblok fosfodiesterase yang
meningkatkan konsentrasi jaringan cAMP yang
pada gilirannya meningkatkan stimulasi
ketokolamin dalam lipolisis, glikogenolisis, dan
menginduksi pelepasan epinefrin dari sel
medula adrenal (DIH 17th Edition).
14
MEKANISME KERJA MASING-MASING OBAT
IPARTROPIUM BROMIDA
Mengeblok aksi asetikolin pada parasimpatetik
di otot bronkus halus sehingga menyebabkan
bronkodilatasi (DIH 17th Edition).
OBAT YANG DIREKOMENDASI
PREDNISON
Mengurangi peradangan dengan penekanan
migrasi leukosit polimorfonuklear dengan
pembalikan peningkatan permeabilitas kapiler,
menekan sistem kekebalan tubuh dengan
mengurangi aktivitas dan volume sistem
limfatik (DIH 17th Edition).
15
PARASETAMOL
Menghambat sintesis prostaglandin di sistem syaraf
pusat dan menghalangi perifer menimbulkan impuls
nyeri, menghasilkan antipiretik dari penghambatan
hipotalamus sebagai pusat pengatur panas.
(DIH 17th Edition).
PROBLEM MEDIK DAN DRPs
Severe exacerbation
Subyektif :
 Sesak nafas
 Peningkatan dahak
 Batuk sepanjang malam
 Nafas terengah-engah
 Mengi
 Batuk pilek
Obyektif :
 FEV1 = 45%
 PaO2 = 60 mmHg
 PaCO2 = 50 mmHg
 SaO2 = 75%
Terapi
 Salbutamol Nebuliser 5 mg setiap 20
menit.
 Oksigen.
 Aminofilin IV 400 mg.
16
PROBLEM MEDIK DAN DRPs
Analisis
Oksigen
Pemberian oksigen pada pasien dengan indikasi
severe exaserbation sudah tepat indikasi, karena
berdasarkan algoritma Dipiro 10th Edition, salah satu
penanganannya adalah dengan diberi oksigen.
17
PROBLEM MEDIK DAN DRPs
Analisis
TEPAT INDIKASI
SALBUTAMOL
Pasien diindikasikan severe exacerbation di
mana, dalam algoritma Dipiro 10th,
pengobatannya adalah dengan SABA +
ipratropium (tiap jam), kemudian digunakan
pula oral sistemik kortikosteroid. Penggunaan
salbutamol sudah tepat indikasi, karena
salbutamol merupakan salah satu obat
golongan SABA.
AMINOFILIN
Pasien diindikasikan severe exacerbation di mana,
dalam algoritma Dipiro 10th, pengobatannya adalah
dengan SABA + ipratropium (tiap jam), kemudian
digunakan pula oral sistemik kortikosteroid. Selain
itu, dapat juga diberikan obat golongan Xantin
yang dapat merelaksasi secara langsung otot polos
bronkhi dan pembuluh darah pulmonal. Sehingga,
penggunaan aminofilin sudah tepat indikasi.
18
PROBLEM MEDIK DAN DRPs
Analisis
TEPAT OBAT
SALBUTAMOL
Berdasarkan algoritma Dipiro 7th Edition, pasien
dengan nilai FEV1 atau PEF <50% (dalam kasus ini
45%) pengobatannya adalah dengan
menggunakan SABA tiap jam, atau dilanjutkan
dengan ditambah inhalasi antikolinergik. Selain itu,
digunakan pula oksigen dan kortikosteroid sistemik.
Pemberian salbutamol sudah tepat obat karena
salbutamol merupakan golongan SABA, dan
merupakan drug of choice pada pasien severe
exacerbation.
AMINOFILIN
Berdasarkan Dipiro 7th Edition, pemberian
aminofilin untuk pasien severe exaserbation,
tidak direkomendasikan karena efikasinya yang
belum cukup bukti. Selain itu, pada studi yang
dilakukan justru dijumpai adanya peningkatan
efek samping pada penggunaan aminofilin.
Sehingga, didasarkan pada hal tersebut
aminofilin tidak tepat obat.
19
PROBLEM MEDIK DAN DRPs
Analisis
TEPAT PASIEN
SALBUTAMOL
Pasien menderita hipertensi dan ditreatment
dengan HCT 25 mg satu kali sehari.
Pemberian salbutamol, sudah tepat pasien
karena salbutamol tidak memiliki kontaindikasi
dengan pasien hipertensi.
AMINOFILIN
Aminophyllin IV dapat digunakan untuk
pasien dengan penyakit hipertensi, karena
tidak dikontraindikasikan dengan
hipertensi (DIH 17th Edition). Sehingga
pemberian aminophyllin IV tepat pasien
untuk Ny. TU.
20
PROBLEM MEDIK DAN DRPs
Analisis
TEPAT DOSIS
SALBUTAMOL
Dosis salbutamol nebulizer yang diberikan
adalah 5 mg setiap 20 menit. Dosis tersebut
sudah tepat dosis, sesuai dengan DIH 17th
Edition, dimana pasien dengan severe
exaserbation diberi salbutamol nebulizer
dengan dosis 2,5-5 mg tiap 20 menit (3x),
kemudian dilanjutkan dengan 2,5-10 mg tiap
1-4 jam jika dibutuhkan, atau 10-15 mg/jam.
AMINOFILIN
Dosis aminofilin adalah 6 mg/kgBB, lebih
dari 20-30 menit, dengan kecepatannya
25 mg/menit (DIH 17th Edition).
Ny. TU dengan BB 70 kg, seharusnya
diberi aminofilin dengan dosis 420 mg,
bukan 400 mg. Sehingga, pemberian
aminofilin tidak tepat dosis.
21
PROBLEM MEDIK DAN DRPs
DRP(s)
 Diperlukan obat tambahan untuk
terapi eksaserbasi akut.
 Penggunaan aminofilin tidak tepat
obat dan tidak tepat dosis.
 Diperlukan obat untuk pemeliharaan
jangka panjang.
Rekomendasi
 Obat ditambah dengan antikolinergik nebulizer
yaitu ipratropium bromide nebulizer (0,25
mg/ml), dan obat golongan kortikosteroid yaitu
prednisone 60-80 mg.
 Penggunaan aminofilin dihentikan.
22
PROBLEM MEDIK DAN DRPs
Monitoring
Salbutamol
Efektivitas:
FEV1, fungsi pulmo; TD, heart
rate; CNS; kadar glucose, serum
potassium; gejala asthma; gas
darah.
ESO: bronkospasme dan
hipersensitivitas.
Ipratropium bromida
Efektivitas:
gejala asthma;
ESO:
bronkospasme dan hipersensitivitas.
Prednison
Efektivitas:
Gas darah, elektrolit
ESO:
Hipercortism, dan hipotalemia.
23
PROBLEM MEDIK DAN DRPs
Hipertensi
Subyektif :
-
Obyektif :
TD = 130/80 mmHg
Terapi
 HCT 25 mg
24
PROBLEM MEDIK DAN DRPs
Analisis
Tepat Indikasi
Berdasarkan algoritma pengobatan hipertensi,
pasien yang tidak memiliki kontraindikasi
dengan beberapa penyakit diantaranya; gagal
jantung dengan penurunan fraksi ejeksi, post
myocardial infark, coronary arteri disease,
diabetes, chronic kidney disease, reccurent
stroke prevention, firstline pengobatannya
adalah ACEi, ARB, CCB, atau Thiazid (Dipiro
10th Edition). Ny. TU diindikasikan menderita
hipertensi sehingga pemberian hidroklortiazid
sudah tepat indikasi.
Tepat Obat
Berdasarkan algoritma pengobatan hipertensi,
pasien yang tidak memiliki kontraindikasi
dengan beberapa penyakit diantaranya; gagal
jantung dengan penurunan fraksi ejeksi, post
myocardial infark, coronary arteri disease,
diabetes, chronic kidney disease, reccurent
stroke prevention, firstline pengobatannya
adalah ACEi, ARB, CCB, atau Thiazid (Dipiro
10th Edition). Ny. TU diterapi dengan
hidroklortiazid, yang sudah sesuai dengan drug
of choice penderita hipertensi. Sehingga,
pemberian HCT sudah tepat obat.
25
PROBLEM MEDIK DAN DRPs
Analisis
Tepat Pasien
Pemberian HCT pada Ny. TU sudah tepat
pasien, karena HCT tidak memiliki
kontraindikasi dengan penderita asma (DIH
17th Edition).
Tepat Dosis
Dosis hidroklortiazid dengan rute
peroral, yaitu 12,5 – 50 mg per hari
(DIH 17th Edition). Ny. TU diterapi
dengan hidroklortiazid 25 mg 1 x 1
tablet, sehingga sudah tepat dosis.
26
PROBLEM MEDIK DAN DRPs
DRP(s)
-
Rekomendasi
Terapi HCT dilanjutkan
Monitoring
Yang perlu di monitoring diantaranya :
Tekanan darah.
Efek samping HCT (kemungkinan kejadian 1-10%), diantaranya:
hipotensi, fotosensitivitas, hipokalemia, dan anoreksia (DIH 17th Edition).
27
PROBLEM MEDIK DAN DRPs
Demam
Subyektif :
-
Obyektif :
Suhu = 380C
Terapi
-
28
PROBLEM MEDIK DAN DRPs
Analisis
Berdasarkan pemeriksaan tanda vital
Ny. TU, pasien mengalami demam
dengan suhu tubuh 380C dimana
normal suhu tubuh untuk orang
dewasa adalah 370C. Sehingga Ny. TU
membutuhkan terapi untuk
menurunkan suhu tubuhnya.
DRP(s)
Indikasi tanpa pengobatan
Rekomendasi
Pasien Ny. TU diterapi dengan
Paracetamol 500 mg 4 - 6 kali sehari
(DIH 17th Edition).
Monitoring
Penurunan suhu tubuh
29
DRUG RELATD PROBLEMs
DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PERTANYAAN YES NO KOMENTAR
Korelasi obat dg masalah medis
(Correlation between drug therapy &
medical problem)
Adakah obat tanpa indikasi medis? 
Adakah masalah medis yang tidak
diobati
 - Pada pasien dengan severe
exaserbation, perlu pemberian
inhalasi antikolinergik dan juga
oral sistemik kortikosteroid.
- Pasien demam, sehingga harus
diterapi dengan antipiretik
Ketepatan Pengobatan (Appropriate
Therapy)
Apakah obat yang digunakan efektif/
mencapai hasil yang diinginkan
(therapeutic outcome)?
 Ya, untuk obat hipertensi. Karena
TD pasien sudah berada pada
capaian TD yang diharapkan.
Apakah obat yang digunakan
dikontraindikasikan untuk pasien?

Apakah obat yang digunakan
merupakan drug of choice?

Apakah terapi non-obat diperlukan?  Diperlukan terapi dengan
menggunakan oksigen
30
Drug Regimen Apakah besaran dosis sudah tepat untuk pasien? 
Apakah frekuensi pemberian sudah tepat? 
Apakah lama pemberian obat sudah tepat? 
Duplikasi terapi/Polifarmasi Adakah terjadi duplikasi terapi? 
Adverse Drug Reactions Adakah gejala/ masalah medis yang disebabkan oleh
obat?

Interaksi Obat Adakah interaksi obat-obat yg berdampak klinis?  Penggunaan kortikosteroid dapat
mempengaruhi efek diuretika namun
tidak perlu dilakukan penggantian obat,
cukup dilakukan monitoring kadar kalium
pada pasien.
Adakah interaksi obat- makanan yg berdampak klinis? 
Adakah interaksi obat- pemeriksaan laboratorium yang
berdampak klinis?

Alergi Obat/ Intoleransi Apakah terjadi alergi /intoleransi terhadap obat? 
Adherence/ Compliance Adakah masalah ketidak patuhan pasien terhadap
penggunaan obat?

Apakah pasien mengalami hambatan/ kesulitan dalam
penggunaan obat?

DRUG RELATD PROBLEMs
31
KESIMPULAN REKOMENDASI
 Obat ditambah dengan golongan antikolinergik nebulizer yaitu ipratropium bromide nebulizer (0,25
mg/ml), oksigen dan obat golongan kortikosteroid yaitu prednisone 60-80 mg.
 Rencana pemberian terapi aminofilin IV dihentikan.
 Obat ditambahkan paracetamol 500 mg 4-6 kali sehari untuk menurunkan demam.
32
KONSELING
 Obat digunakan sesuai dengan yang diinstruksikan.
 Monitoring hidrasi pasien (kadar air dalam tubuh), sehingga harus menjaga asupan elektrolit.
 Monitoring efek samping dari obat-obatan yang digunakan.
33
DAFTAR PUSTAKA
American Pharmacist Association. 2011. Drug Information Handbook A Comprehensive Resource for
all Clinicians and Healthcare Proffesionals. Lexicomp. USA.
Dipiro, J.T., dkk. 2008. Pharmacotherapy Approach, 7th edition, Mc. Graw Hill Medical, New York.
Dipiro, J.T., dkk. 2017. Pharmacotherapy Approach, 10th edition, Mc. Graw Hill Medical, New York.
34
THANK YOU!
ANY QUESTION(s)?
35

More Related Content

What's hot

Cacingan dan Obat Cacing farmokologi by Pangestu chaesar
Cacingan dan Obat Cacing farmokologi by Pangestu chaesarCacingan dan Obat Cacing farmokologi by Pangestu chaesar
Cacingan dan Obat Cacing farmokologi by Pangestu chaesarPangestu S
 
Ppt antibiotik
Ppt antibiotikPpt antibiotik
Ppt antibiotikrula25
 
FARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMAFARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMASapan Nada
 
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATPENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATSurya Amal
 
Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)Jonathan London
 
Osteoporosis
Osteoporosis Osteoporosis
Osteoporosis gustians
 
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasi
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasiObat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasi
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasiDilla Novita
 
Persentasi Modul Demam
Persentasi Modul DemamPersentasi Modul Demam
Persentasi Modul DemamAulia Amani
 
Cara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infusCara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infusAULIA SHARA
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akutPhil Adit R
 
Diare - Power Point
Diare - Power PointDiare - Power Point
Diare - Power PointEncepal Cere
 

What's hot (20)

Cacingan dan Obat Cacing farmokologi by Pangestu chaesar
Cacingan dan Obat Cacing farmokologi by Pangestu chaesarCacingan dan Obat Cacing farmokologi by Pangestu chaesar
Cacingan dan Obat Cacing farmokologi by Pangestu chaesar
 
Ppt antibiotik
Ppt antibiotikPpt antibiotik
Ppt antibiotik
 
FARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMAFARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMA
 
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATPENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
 
Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)
 
Migrain
MigrainMigrain
Migrain
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Osteoporosis
Osteoporosis Osteoporosis
Osteoporosis
 
Obat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaanObat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaan
 
Obat injeksi ..
Obat injeksi ..Obat injeksi ..
Obat injeksi ..
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Interaksi obat
Interaksi obatInteraksi obat
Interaksi obat
 
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasi
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasiObat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasi
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasi
 
Ppt dm
Ppt dmPpt dm
Ppt dm
 
Dosis obat
Dosis obatDosis obat
Dosis obat
 
Farmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obatFarmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obat
 
Persentasi Modul Demam
Persentasi Modul DemamPersentasi Modul Demam
Persentasi Modul Demam
 
Cara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infusCara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infus
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Diare - Power Point
Diare - Power PointDiare - Power Point
Diare - Power Point
 

Similar to Hidroklorotiazida 25 mg 1x1Monitoring:TD, denyut jantung, kadar Na dan K serumESO:Hipotensi, hiperkalemiaEDUKASI:- Patuhi terapi antihipertensi- Atur pola makan dan aktivitas- Hindari merokok dan alkohol

Similar to Hidroklorotiazida 25 mg 1x1Monitoring:TD, denyut jantung, kadar Na dan K serumESO:Hipotensi, hiperkalemiaEDUKASI:- Patuhi terapi antihipertensi- Atur pola makan dan aktivitas- Hindari merokok dan alkohol (20)

Farmasi klinik kasus
Farmasi klinik kasus Farmasi klinik kasus
Farmasi klinik kasus
 
Preeklampsia berat
Preeklampsia beratPreeklampsia berat
Preeklampsia berat
 
TERAPI TITRASI.pptx
TERAPI TITRASI.pptxTERAPI TITRASI.pptx
TERAPI TITRASI.pptx
 
174107021 penatalaksanaan-kegawatdaruratan-medik
174107021 penatalaksanaan-kegawatdaruratan-medik174107021 penatalaksanaan-kegawatdaruratan-medik
174107021 penatalaksanaan-kegawatdaruratan-medik
 
Guideline Therapy for CAP (1).pptx
Guideline Therapy for CAP (1).pptxGuideline Therapy for CAP (1).pptx
Guideline Therapy for CAP (1).pptx
 
HAP.pptx
HAP.pptxHAP.pptx
HAP.pptx
 
PENANGANAN DEMAM BERDARAH
PENANGANAN DEMAM BERDARAHPENANGANAN DEMAM BERDARAH
PENANGANAN DEMAM BERDARAH
 
Syok anafilaksis
Syok anafilaksisSyok anafilaksis
Syok anafilaksis
 
Fr 02 Reaksi Media Kontras
Fr 02 Reaksi Media KontrasFr 02 Reaksi Media Kontras
Fr 02 Reaksi Media Kontras
 
OBAT_OBAT_EMERGENSI.pdf
OBAT_OBAT_EMERGENSI.pdfOBAT_OBAT_EMERGENSI.pdf
OBAT_OBAT_EMERGENSI.pdf
 
PELAYANAN KEFARMASIAN epilepsi
PELAYANAN KEFARMASIAN epilepsiPELAYANAN KEFARMASIAN epilepsi
PELAYANAN KEFARMASIAN epilepsi
 
Case 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptx
Case 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptxCase 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptx
Case 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptx
 
Kelompok 3-4 Kegawatdaruratan Asma .pptx
Kelompok 3-4 Kegawatdaruratan Asma .pptxKelompok 3-4 Kegawatdaruratan Asma .pptx
Kelompok 3-4 Kegawatdaruratan Asma .pptx
 
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptxREFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
 
Kejan demam AKPER PEMKAB MUNA
Kejan demam AKPER PEMKAB MUNAKejan demam AKPER PEMKAB MUNA
Kejan demam AKPER PEMKAB MUNA
 
Analisis kasus MTBS
Analisis kasus MTBSAnalisis kasus MTBS
Analisis kasus MTBS
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demam
 
Kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam AKPER PEMKAB MUNA Kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demam
 
preeklampsiaeklampsia.pdf
preeklampsiaeklampsia.pdfpreeklampsiaeklampsia.pdf
preeklampsiaeklampsia.pdf
 

More from Tri Setyo Ningsih

More from Tri Setyo Ningsih (8)

HIPERTENSI
HIPERTENSIHIPERTENSI
HIPERTENSI
 
PUD
PUDPUD
PUD
 
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
 
VALIDASI METODE ANALISIS VITAMIN B1 DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL
VALIDASI METODE ANALISIS VITAMIN B1 DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBELVALIDASI METODE ANALISIS VITAMIN B1 DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL
VALIDASI METODE ANALISIS VITAMIN B1 DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL
 
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITASKURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
 
REVIEW JURNAL
REVIEW JURNALREVIEW JURNAL
REVIEW JURNAL
 
TRANSFORMASI PLASMID
TRANSFORMASI PLASMIDTRANSFORMASI PLASMID
TRANSFORMASI PLASMID
 
PENETAPAN ALT
PENETAPAN ALTPENETAPAN ALT
PENETAPAN ALT
 

Recently uploaded

FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 

Recently uploaded (20)

FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 

Hidroklorotiazida 25 mg 1x1Monitoring:TD, denyut jantung, kadar Na dan K serumESO:Hipotensi, hiperkalemiaEDUKASI:- Patuhi terapi antihipertensi- Atur pola makan dan aktivitas- Hindari merokok dan alkohol

  • 1. KELOMPOK 1 ASMA ANGGOTA 1.TRI SETYO NINGSIH (K100160176) 2.ANDIKA PERMANA (K100160179) 3.ASHARI WAHYU BUDI AJI (K100160188) 1
  • 2. 2 ETIOLOGI Ada banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya asma, diantaranya : 1. Infeksi saluran pernafasan 2. Alergen 3. Lingkungan 4. Emosi 5. Exercise 6. Obat-obatan 7. Pekerjaan 8. Host faktor
  • 3. 3 PATOFISIOLOGI Perbandingan bronkus normal dengan yang terkena inflamasi Mekanisme inflamasi
  • 4. KASUS Ny. TU 50 tahun (170 cm, 70 kg) datang ke UGD dengan riwayat Penyakit asma sejak 3 tahun yang dikontrol dengan Salbutamol tablet. Biasanya gejala asmanya cukup ringan (beliau biasanya mengalami sesak nafas 2x per bulan, dan tidak mengganggu aktivitas sehari-harinya). Pagi ini ia datang ke rumah sakit karena keluhan sesak nafas. Selain itu Ny. TU mengeluh batuk dan terjadi peningkatan dahak. Ia mengalami batuk sepanjang malam kemarin, nafas terengah-engah, dan mengi. Sudah 1 minggu ini Ny. TU mengalami batuk-pilek. Dalam 2 hari ini beliau mengalami sesak nafas dan gejalanya biasanya memburuk pada malam hari. Ny. TU mengatakan bahwa ia sudah menggunakan Salbutamol tab 4mg 3x sehari untuk mengatasi keluhannya. Akan tetapi keluhan yang ia rasakan tidak kunjung membaik. Riwayat Penyakit Dahulu: Hipertensi sejak 5 tahun yang lalu diobati dengan HCT 25 mg per oral sekali sehari Riwayat pengobatan Salbutamol tablet 3 x 4mg HCT 1 x 25 mg pagi hari 4
  • 5. HASIL PEMERIKSAAN Pemeriksaan Fisik  TD = 130/80 mmHg  HR = 110 X /min  RR = 27X/min  T = 38OC Pemeriksaan LAB FEV1 = 45% (normal ≥80%) PaO2 = 60 mmHg (normal= 85-100 mmHg) PaCO2 = 50 mmHg (normal= 35-45 mmHg) SaO2 = 75% (normal ≥95%) Hb = 21 gr/dL (normal= 14-18 gr/dL) Eritrosit = 3,0 jt/mm3 (normal= 4,6 – 6,2 jt/mm3) Leukosit = 11 x 103/µL (normal= 5-10 x 103/µL) Eosinofil = 8% (normal= 0-3%) Dahak = purulen Assesment  severe exacerbation  Hipertensi 5
  • 6. TERAPI  Di UGD pasien diberikan terapi: Salbutamol Nebuliser 5 mg setiap 20 menit dan oksigen.  Dokter merencanakan memberikan terapi: Aminofillin IV 400 mg. 6
  • 7. SUBYEKTIF SAAT MRS Keluhan Utama :  Sesak nafas 2 hari yang lalu  Batuk dan terjadi peningkatan dahak  Batuk sepanjang malam  Nafas terengah-engah  Mengi Riwayat Penyakit Sekarang 1 minggu ini batuk pilek, 2 hari ini sesak nafas dan gejala memburuk pada malam hari. Riwayat Penyakit Terdahulu  Asma sejak 3 tahun yang lalu  Hipertensi sejak 5 tahun yang lalu Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada. Riwayat Sosial Tidak ada. 7
  • 8. OBYEKTIF PEMERIKSAAN FISIK KONDISI KLINIS Tanggal - TD (mmHg) 130/80 Suhu (oC) 38 Nadi (/menit) 110 X RR (/menit) 27 X Kondisi klinis - Sesak nafas  Batuk dan tejadi peningkkatan dahak  Batuk sepanjang malam  Nafas terengah-engah  Mengi  1 minggu terakhir mengalami batuk pilek  8
  • 9. DATA LABORATORIUM HEMATOLOGI Parameter Satuan Nilai rujukan Hasil pemeriksaan Eritrosit (Sel darah Merah) Juta/µL 4,0 – 5,0 (P) 4,5 – 5,5 (L) 3,0 (R) Hemoglobin (Hb) g/dL 12,0 – 14,0 (P) 13,0 – 16,0 (L) 21 (T) Eosinofil % 1,0 – 3,0 8 (T) Leukosit (Sel Darah Putih) 103/µL 5,0 – 10,0 11x103 9
  • 10. ANALISIS GAS DARAH Parameter Satuan Nilai Rujukan Hasil pemeriksaan Saturasi Oksigen (SaO2) %O2 95-99 75 (R) Tekanan Parsial Oksigen (PaO2) mmHg 75-100 60 (R) Tekanan Parsial CO2 (PaCO2) mmHg 35-45 50 (T) LAIN-LAIN Parameter Satuan Nilai rujukan Hasil pemeriksaan FEV1 % ≥80% 45 Dahak - - Purulen DATA LABORATORIUM 10
  • 11. RIWAYAT PENGOBATAN Salbutamol Indikasi : Asma dan kondisi lain yang bersangkutan dengan obstruksi saluran nafas yang reversible (DIH 17th Edition) Dosis : 4 mg Rute : Peroral Frekuensi : 3xsehari Lama Penggunaan : Sejak 3 tahun yang lalu Efek/Kesulitan : Keluhan yang dirasakan Ny. TU tak kunjung membaik Hidroclorothiazide Indikasi : Edema, Antihipertensi (DIH 17th Edition) Dosis : 25 mg Rute : Peroral Frekuensi : 1xsehari pagi hari Lama Penggunaan : Sejak 5 tahun yang lalu Efek/Kesulitan : - 11
  • 12. TERAPI PASIEN SABUTAMOL NEBULIZER Rute : Inhalasi Dosis : 5 mg Frekuensi : Setiap 20 menit AMINOFILIN Rute : Intravena Dosis : 400 mg OKSIGEN 12
  • 13. MEKANISME KERJA MASING-MASING OBAT SABUTAMOL Relaksasi otot polos bronkus melalui aksinya pada reseptor beta2 dengan efek yang kecil pada denyut jantung (DIH 17th Edition). HIDROCHLOROTHIAZIDE Menghambat reabsorpsi natrium pada tubulus distal yang menyebabkan peningkatan ekskresi natrium dan air serta potasium dan hidrogen (DIH 17th Edition). OBAT SEBELUMNYA 13
  • 14. MEKANISME KERJA MASING-MASING OBAT SABUTAMOL Relaksasi otot polos bronkus melalui aksinya pada reseptor beta2 dengan efek yang kecil pada denyut jantung (DIH 17th Edition). OBAT SEKARANG AMINOFILIN Menyebabkan bronkodilatasi, diuresis, CNS dan stimulasi jantung, dan sekresi asam lambung dengan memblok fosfodiesterase yang meningkatkan konsentrasi jaringan cAMP yang pada gilirannya meningkatkan stimulasi ketokolamin dalam lipolisis, glikogenolisis, dan menginduksi pelepasan epinefrin dari sel medula adrenal (DIH 17th Edition). 14
  • 15. MEKANISME KERJA MASING-MASING OBAT IPARTROPIUM BROMIDA Mengeblok aksi asetikolin pada parasimpatetik di otot bronkus halus sehingga menyebabkan bronkodilatasi (DIH 17th Edition). OBAT YANG DIREKOMENDASI PREDNISON Mengurangi peradangan dengan penekanan migrasi leukosit polimorfonuklear dengan pembalikan peningkatan permeabilitas kapiler, menekan sistem kekebalan tubuh dengan mengurangi aktivitas dan volume sistem limfatik (DIH 17th Edition). 15 PARASETAMOL Menghambat sintesis prostaglandin di sistem syaraf pusat dan menghalangi perifer menimbulkan impuls nyeri, menghasilkan antipiretik dari penghambatan hipotalamus sebagai pusat pengatur panas. (DIH 17th Edition).
  • 16. PROBLEM MEDIK DAN DRPs Severe exacerbation Subyektif :  Sesak nafas  Peningkatan dahak  Batuk sepanjang malam  Nafas terengah-engah  Mengi  Batuk pilek Obyektif :  FEV1 = 45%  PaO2 = 60 mmHg  PaCO2 = 50 mmHg  SaO2 = 75% Terapi  Salbutamol Nebuliser 5 mg setiap 20 menit.  Oksigen.  Aminofilin IV 400 mg. 16
  • 17. PROBLEM MEDIK DAN DRPs Analisis Oksigen Pemberian oksigen pada pasien dengan indikasi severe exaserbation sudah tepat indikasi, karena berdasarkan algoritma Dipiro 10th Edition, salah satu penanganannya adalah dengan diberi oksigen. 17
  • 18. PROBLEM MEDIK DAN DRPs Analisis TEPAT INDIKASI SALBUTAMOL Pasien diindikasikan severe exacerbation di mana, dalam algoritma Dipiro 10th, pengobatannya adalah dengan SABA + ipratropium (tiap jam), kemudian digunakan pula oral sistemik kortikosteroid. Penggunaan salbutamol sudah tepat indikasi, karena salbutamol merupakan salah satu obat golongan SABA. AMINOFILIN Pasien diindikasikan severe exacerbation di mana, dalam algoritma Dipiro 10th, pengobatannya adalah dengan SABA + ipratropium (tiap jam), kemudian digunakan pula oral sistemik kortikosteroid. Selain itu, dapat juga diberikan obat golongan Xantin yang dapat merelaksasi secara langsung otot polos bronkhi dan pembuluh darah pulmonal. Sehingga, penggunaan aminofilin sudah tepat indikasi. 18
  • 19. PROBLEM MEDIK DAN DRPs Analisis TEPAT OBAT SALBUTAMOL Berdasarkan algoritma Dipiro 7th Edition, pasien dengan nilai FEV1 atau PEF <50% (dalam kasus ini 45%) pengobatannya adalah dengan menggunakan SABA tiap jam, atau dilanjutkan dengan ditambah inhalasi antikolinergik. Selain itu, digunakan pula oksigen dan kortikosteroid sistemik. Pemberian salbutamol sudah tepat obat karena salbutamol merupakan golongan SABA, dan merupakan drug of choice pada pasien severe exacerbation. AMINOFILIN Berdasarkan Dipiro 7th Edition, pemberian aminofilin untuk pasien severe exaserbation, tidak direkomendasikan karena efikasinya yang belum cukup bukti. Selain itu, pada studi yang dilakukan justru dijumpai adanya peningkatan efek samping pada penggunaan aminofilin. Sehingga, didasarkan pada hal tersebut aminofilin tidak tepat obat. 19
  • 20. PROBLEM MEDIK DAN DRPs Analisis TEPAT PASIEN SALBUTAMOL Pasien menderita hipertensi dan ditreatment dengan HCT 25 mg satu kali sehari. Pemberian salbutamol, sudah tepat pasien karena salbutamol tidak memiliki kontaindikasi dengan pasien hipertensi. AMINOFILIN Aminophyllin IV dapat digunakan untuk pasien dengan penyakit hipertensi, karena tidak dikontraindikasikan dengan hipertensi (DIH 17th Edition). Sehingga pemberian aminophyllin IV tepat pasien untuk Ny. TU. 20
  • 21. PROBLEM MEDIK DAN DRPs Analisis TEPAT DOSIS SALBUTAMOL Dosis salbutamol nebulizer yang diberikan adalah 5 mg setiap 20 menit. Dosis tersebut sudah tepat dosis, sesuai dengan DIH 17th Edition, dimana pasien dengan severe exaserbation diberi salbutamol nebulizer dengan dosis 2,5-5 mg tiap 20 menit (3x), kemudian dilanjutkan dengan 2,5-10 mg tiap 1-4 jam jika dibutuhkan, atau 10-15 mg/jam. AMINOFILIN Dosis aminofilin adalah 6 mg/kgBB, lebih dari 20-30 menit, dengan kecepatannya 25 mg/menit (DIH 17th Edition). Ny. TU dengan BB 70 kg, seharusnya diberi aminofilin dengan dosis 420 mg, bukan 400 mg. Sehingga, pemberian aminofilin tidak tepat dosis. 21
  • 22. PROBLEM MEDIK DAN DRPs DRP(s)  Diperlukan obat tambahan untuk terapi eksaserbasi akut.  Penggunaan aminofilin tidak tepat obat dan tidak tepat dosis.  Diperlukan obat untuk pemeliharaan jangka panjang. Rekomendasi  Obat ditambah dengan antikolinergik nebulizer yaitu ipratropium bromide nebulizer (0,25 mg/ml), dan obat golongan kortikosteroid yaitu prednisone 60-80 mg.  Penggunaan aminofilin dihentikan. 22
  • 23. PROBLEM MEDIK DAN DRPs Monitoring Salbutamol Efektivitas: FEV1, fungsi pulmo; TD, heart rate; CNS; kadar glucose, serum potassium; gejala asthma; gas darah. ESO: bronkospasme dan hipersensitivitas. Ipratropium bromida Efektivitas: gejala asthma; ESO: bronkospasme dan hipersensitivitas. Prednison Efektivitas: Gas darah, elektrolit ESO: Hipercortism, dan hipotalemia. 23
  • 24. PROBLEM MEDIK DAN DRPs Hipertensi Subyektif : - Obyektif : TD = 130/80 mmHg Terapi  HCT 25 mg 24
  • 25. PROBLEM MEDIK DAN DRPs Analisis Tepat Indikasi Berdasarkan algoritma pengobatan hipertensi, pasien yang tidak memiliki kontraindikasi dengan beberapa penyakit diantaranya; gagal jantung dengan penurunan fraksi ejeksi, post myocardial infark, coronary arteri disease, diabetes, chronic kidney disease, reccurent stroke prevention, firstline pengobatannya adalah ACEi, ARB, CCB, atau Thiazid (Dipiro 10th Edition). Ny. TU diindikasikan menderita hipertensi sehingga pemberian hidroklortiazid sudah tepat indikasi. Tepat Obat Berdasarkan algoritma pengobatan hipertensi, pasien yang tidak memiliki kontraindikasi dengan beberapa penyakit diantaranya; gagal jantung dengan penurunan fraksi ejeksi, post myocardial infark, coronary arteri disease, diabetes, chronic kidney disease, reccurent stroke prevention, firstline pengobatannya adalah ACEi, ARB, CCB, atau Thiazid (Dipiro 10th Edition). Ny. TU diterapi dengan hidroklortiazid, yang sudah sesuai dengan drug of choice penderita hipertensi. Sehingga, pemberian HCT sudah tepat obat. 25
  • 26. PROBLEM MEDIK DAN DRPs Analisis Tepat Pasien Pemberian HCT pada Ny. TU sudah tepat pasien, karena HCT tidak memiliki kontraindikasi dengan penderita asma (DIH 17th Edition). Tepat Dosis Dosis hidroklortiazid dengan rute peroral, yaitu 12,5 – 50 mg per hari (DIH 17th Edition). Ny. TU diterapi dengan hidroklortiazid 25 mg 1 x 1 tablet, sehingga sudah tepat dosis. 26
  • 27. PROBLEM MEDIK DAN DRPs DRP(s) - Rekomendasi Terapi HCT dilanjutkan Monitoring Yang perlu di monitoring diantaranya : Tekanan darah. Efek samping HCT (kemungkinan kejadian 1-10%), diantaranya: hipotensi, fotosensitivitas, hipokalemia, dan anoreksia (DIH 17th Edition). 27
  • 28. PROBLEM MEDIK DAN DRPs Demam Subyektif : - Obyektif : Suhu = 380C Terapi - 28
  • 29. PROBLEM MEDIK DAN DRPs Analisis Berdasarkan pemeriksaan tanda vital Ny. TU, pasien mengalami demam dengan suhu tubuh 380C dimana normal suhu tubuh untuk orang dewasa adalah 370C. Sehingga Ny. TU membutuhkan terapi untuk menurunkan suhu tubuhnya. DRP(s) Indikasi tanpa pengobatan Rekomendasi Pasien Ny. TU diterapi dengan Paracetamol 500 mg 4 - 6 kali sehari (DIH 17th Edition). Monitoring Penurunan suhu tubuh 29
  • 30. DRUG RELATD PROBLEMs DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PERTANYAAN YES NO KOMENTAR Korelasi obat dg masalah medis (Correlation between drug therapy & medical problem) Adakah obat tanpa indikasi medis?  Adakah masalah medis yang tidak diobati  - Pada pasien dengan severe exaserbation, perlu pemberian inhalasi antikolinergik dan juga oral sistemik kortikosteroid. - Pasien demam, sehingga harus diterapi dengan antipiretik Ketepatan Pengobatan (Appropriate Therapy) Apakah obat yang digunakan efektif/ mencapai hasil yang diinginkan (therapeutic outcome)?  Ya, untuk obat hipertensi. Karena TD pasien sudah berada pada capaian TD yang diharapkan. Apakah obat yang digunakan dikontraindikasikan untuk pasien?  Apakah obat yang digunakan merupakan drug of choice?  Apakah terapi non-obat diperlukan?  Diperlukan terapi dengan menggunakan oksigen 30
  • 31. Drug Regimen Apakah besaran dosis sudah tepat untuk pasien?  Apakah frekuensi pemberian sudah tepat?  Apakah lama pemberian obat sudah tepat?  Duplikasi terapi/Polifarmasi Adakah terjadi duplikasi terapi?  Adverse Drug Reactions Adakah gejala/ masalah medis yang disebabkan oleh obat?  Interaksi Obat Adakah interaksi obat-obat yg berdampak klinis?  Penggunaan kortikosteroid dapat mempengaruhi efek diuretika namun tidak perlu dilakukan penggantian obat, cukup dilakukan monitoring kadar kalium pada pasien. Adakah interaksi obat- makanan yg berdampak klinis?  Adakah interaksi obat- pemeriksaan laboratorium yang berdampak klinis?  Alergi Obat/ Intoleransi Apakah terjadi alergi /intoleransi terhadap obat?  Adherence/ Compliance Adakah masalah ketidak patuhan pasien terhadap penggunaan obat?  Apakah pasien mengalami hambatan/ kesulitan dalam penggunaan obat?  DRUG RELATD PROBLEMs 31
  • 32. KESIMPULAN REKOMENDASI  Obat ditambah dengan golongan antikolinergik nebulizer yaitu ipratropium bromide nebulizer (0,25 mg/ml), oksigen dan obat golongan kortikosteroid yaitu prednisone 60-80 mg.  Rencana pemberian terapi aminofilin IV dihentikan.  Obat ditambahkan paracetamol 500 mg 4-6 kali sehari untuk menurunkan demam. 32
  • 33. KONSELING  Obat digunakan sesuai dengan yang diinstruksikan.  Monitoring hidrasi pasien (kadar air dalam tubuh), sehingga harus menjaga asupan elektrolit.  Monitoring efek samping dari obat-obatan yang digunakan. 33
  • 34. DAFTAR PUSTAKA American Pharmacist Association. 2011. Drug Information Handbook A Comprehensive Resource for all Clinicians and Healthcare Proffesionals. Lexicomp. USA. Dipiro, J.T., dkk. 2008. Pharmacotherapy Approach, 7th edition, Mc. Graw Hill Medical, New York. Dipiro, J.T., dkk. 2017. Pharmacotherapy Approach, 10th edition, Mc. Graw Hill Medical, New York. 34