SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN
HERPES ZOSTER
Kelompok 1
Politeknik Kesehatan Majapahit Mojokerto
PENGERTIAN
Peradangan akut pada kulit dan mukosa yang disebabkan
oleh virus varicella zoster. salah satu penyakit kulit (radang
kulit) disebabkan oleh virus Varisella zoster dan memiliki
sifat yang khas yaitu terdapat vesikel yang tersusun
berkelompok sepanjang persyarafan sensorik sesuai dengan
dermatomnya dan biasanya unilateral.
ETIOLOGI
Herpes zoser disebabkan oleh infeksi virus varicella zoster (VVZ) dan tergolong
virus berinti DNA, virus ini berukuran 140-200 mm, yang termasuk subfamili alfa
herpes viridae. Berdasarkan sifat biologisnya seperti siklus replikasi, penjamu,
sitotoksik dan sel tempat hidup laten diklasifikasikan kedalam 3 subfamili yaitu alfa,
beta dan gamma.
VIRUS VARICELLA
Virus varicella zoster (VVZ) dalam subfamili alfa mempunyai sifat khas
menyebabkan infeksi primer pada sel epitel yang menimbulkan lesi vaskuler.
Selanjutnya setelah infeksi primer, infeksi oleh virus herpes alfa biasanya
menetap dalam bentuk laten didalam neuron dari ganglion. Virus yang laten ini
pada saatnya akan menimbulkan kekambuhan secara periodik. Secara virus
herpes alfa mempunyai jajaran penjamu yang relative luas dengan siklus
pertumbuhan yang pendek serta mempunyai enzim yang penting untuk replikasi
meliputi virus spesifik DNA.
PATOFISIOLOGI
Infeksi primer dari virus varicella zoster ini pertama kali terjadi didaerah
nasofaring. Disini virus mengadakan replikasi dan dilepas ke darah sehingga
terjadi viremia permulaan yang sifatnya terbatas dan asimptomatif.keadaan ini
diikuti masuknya virus kedalam Reticulo Endothelial Sytem (RES) yg kemudian
mengadakan replikasi kedua yg sifat viremianya lebih luas dan simptomatik dg
penyebaran virus ke kulit dan mukosa. Sebagian virus jg menjalar melalui serat-
serat sesoris ke satu / lebih ganglion sensoris dan berdiam diri / laten didalam
neuron. Selama antibody yg beredar didalam darah masih tinggi, reaktivasi dan
virus yg laten ini dapat dinetralisir, tetapi pada saat tertentu dimana antibodi
tersebut turun dibawah titik kritis maka terjadilah reaktivitas dari virus sehingga
terjadi herpes.
PATOFISIOLOGI
Selama terjadi varicella, virus varicella zoster berpindah tempat dari lesi kulit
dan permukaan mukosa ke ujung saraf sensorik dan ditransportasikan secara
sentripetal melalui serabut saraf sensoris ke ganglion sensoris. Pada ganglion
terjadi infeksi laten, virus tersebut tidak lagi menular dan tidak bermultiplikasi,
tetapi tetap mempunyai kemampuan untuk berubah menjadi infeksius. Herpes
zoster pada umumnya terjadi pada dermetom sesuai dengan lokasi ruam
varicella yang terpadat. Aktivasi virus varicella zoster laten diduga karena
keadaan tertentu yang berhubungan dengan imunosupresi, dan imunitas selular
merupakan factor penting untuk pertahanan pejamu terhadap infeksi endogen.
TANDA DAN GEJALA
 Kadang-kadang didahului dengan demam.
 Neuralgia hebat pada orang tua, dapat terjadi beberapa hari sebelum kelainan
kulit atau bersama-sama.
 Kelainan kulit mula-mula berbentuk eritema yang kemudian menjadi papel
yang akan bersatu membentuk bulae.Isi vesikel mula-mula jernih dan
translusen,setelah beberapa hari menjadi keruh. Bila bercampur darah disebut
herpes zoster haemoragik.
 Herpes zoster biasanya disertai dengan pembesaran kelenjar limfe.
PEMERIKSAAN KLINIS
 Tzanck Smear : mengidentifikasi virus herpes tetapi tidak dapat membedakan
herpes zoster dan herpes simplex.
 Kultur dari cairan vesikel dan tes antibody : membedakan diagnosis herpes virus
 Immunofluororescent : mengidentifikasi varicella di sel kulit
 Pemeriksaan histopatologik
 Pemerikasaan mikroskop electron
 Kultur virus
 Identifikasi anti gen / asam nukleat VVZ (virus varisela zoster)
 Deteksi antibody terhadap infeksi virus
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Kultur virus
Cairan dari unilepuh yg baru pecah dapat diambil dan dimasukkan ke dalam media virus untuk
segera dianalisa di laboratorium virologi. Apabila waktu pengiriman cukup lama, sampel dapat
diletakkan pada es cair. Pertumbuhan virus varicella-zoster akan memakan waktu 3-14 hari dan uji ini
memiliki tingkat sensitivitas 30-70% dg spesifitas mencapai 100%.
 Deteksi antigen
Uji antibodi fluoresens langsung lebih sensitif bila dibandingkan dengan teknik kultur sel. Sel dari
ruam / lesi diambil dengan menggunakan scapel (semacam pisau) atau jarum kemudian dioleskan
pada kaca dan diwarnai dengan antibodi monoklonal yg terkonjugasi dg pewarna fluoresens. Uji ini
akan mendeteksi glikoproten virus.
 Uji serologi : untuk mendeteksi herpes zoster adalah ELISA.
 PCR : untuk mendeteksi DNA virus varicella-zoster di dalam cairan tubuh, mis : cairan
serebrospina.
KLASIFIKASI
 Herpes Zoster Optalnikus : infeksi cabang pertama N. Trigenirus menimbulkan kelainan
mata cabang kedua dan ketiga yg menyebabkan kelainan kulit pada daerah persyarafan.
 Sindrom Ramsay Hurt diakibatkan gangguan N. Fasiolis dan optikus sehingga
memberikan gejala paralysis otot muka (paralisis Bell) kelainan kulit sesuai tingkat
persyarafan, kliris vertigo, gangguan pendengaran, regtagnius dan raisea juga terdapat
gangguan pengecapan.
 Herpes Zoster Abortif berlangsung dalam waktu singkat dan kelainan kulitnya berupa
beberapa vesikel dan eritem.
 Herpes Zoster Generaligata kelainan kulit unilateral dan segmental ditambah yg menyebar
secara generalisata berupa vesikel soliter dan ada umbilikasi. Kasus ini terutama terjadi
pada orang tua / pada orang yg kondisi fisiknya sangat lemah, mis: Umforra malignum.
SIAPA YG BISA TERKENA???
Herpes zoster dapat terjadi pada siapa pun di usia berapapun. Sekitar 1 dari 5 orang pernah
terkena herpes zoster pada suatu saat dalam hidupnya. Meskipun jarang terjadi, seseorang
bisa terkena herpes zoster lebih dari sekali. Dalam kebanyakan kasus, serangan herpes
zoster terjadi tanpa alasan yang jelas. Kadang-kadang stres atau sakit dapat menjadi
pemicunya. Herpes zoster lebih umum pada orang yang berusia di atas 50 tahun dan yang
memiliki sistem kekebalan lemah, mis : penderita HIV/AIDS atau mereka yg sistem
kekebalannya ditekan untuk pengobatan kanker.
Bila belum pernah menderita cacar air, akan terkena cacar air bila tertular varisela zoster
dari penderita herpes zoster. (tidak bisa terkena herpes zoster dari penderita herpes
zoster). Virus ini menular melalui kontak langsung dengan kulit yg terkena. Namun,
kebanyakan orang dewasa dan anak-anak yg lebih tua pernah menderita cacar air sehingga
kebal terhadapnya.
KOMPLIKASI
 Neuralgia (nyeri syaraf) pasca herpes.
 Infeksi kulit
 Masalah mata
 Kelayuhan/ lemah otot
 Komplikasi lain
PENGOBATAN
 Pengobatan topical
Pada stadium vesicular diberi bedak salicyl 2% / bedak kocok kalamin untuk mencegah vesikel pecah
Bila vesikel pecah dan basah, diberikan kompres terbuka dengan larutan antiseptik atau kompres
dingin dengan larutan burrow 3 x sehari selama 20 menit
Apabila lesi berkrusta dan agak basah dapat diberikan salep antibiotik (basitrasin / polysporin ) untuk
mencegah infeksi sekunder selama 3 x sehar
 Pengobatan sistemik
Drug of choice- nya adalah acyclovir dapat mengintervensi sintesis virus dan replikasinya. Meski
tidak menyembuhkan infeksi herpes namun dapat menurunkan keparahan penyakit dan nyeri. Dapat
diberikan secara oral, topical atau parenteral. Pemberian lebih efektif pada hari pertama dan kedua
pasca kemunculan vesikel. Namun hanya memiliki efek yg kecil terhadap postherpetic neuralgia.
Antiviral lain yang dianjurkan adalah vidarabine (Ara – A, Vira – A) dapat diberikan lewat infus
intravena atau salep mata.
PENGOBATAN
a.Kortikosteroid dapat digunakan untuk menurunkan respon inflamasi dan efektif namun
penggunaannya masih kontroversi karena dapat menurunkan penyembuhan dan menekan respon
immune. Analgesik non narkotik dan narkotik diresepkan untuk manajemen nyeri dan antihistamin
diberikan untuk menyembuhkan priritus.
b. Penderita dengan keluhan mata
Keterlibatan seluruh mata atau ujung hidung yg menunjukan hubungan dg cabang nasosiliaris
nervus optalmikus, harus ditangani dengan konsultasi opthamologis. Dapat diobati dg salaep mata
steroid topical dan mydriatik, anti virus dapat diberikan
c. Neuralgia Pasca Herpes zoster
Bila nyeri masih terasa meskipun sudah diberikan acyclovir pada fase akut, maka dapat diberikan
anti depresan trisiklik ( misalnya : amitriptilin 10 – 75 mg/hari)
Tindak lanjut ketat bagi penanganan nyeri dan dukungan emosional merupakan bagian terpenting
perawatan. Intervensi bedah atau rujukan ke klinik nyeri diperlukan pada neuralgi berat yg tidak
teratasi.
PERAWATAN Nyeri awal berkurang dg mengompres es batu (dibungkus dalam kain/ plastik).
 Tetaplah mandi seperti biasa, karena bakteri di kulit dapat menginfeksi kulit yg sedang
terkena cacar air.
 Hindari pecahnya gelembung cacar air agar tidak meninggalkan parut permanen
dengan:
• Tidak menggosoknya dengan handuk terlalu keras setelah mandi.
• Memberikan bedak yg mengandung menthol / salisil pada lepuhan untuk
mengurangi gatal.
• Menutup lepuhan dg kain kasa yang lembut.
• Memakai pakaian katun longgar untuk mengurangi gesekan dg kulit terkena.
• Cuci tangan dengan sabun dan air jika telah menyentuh lepuhan kulit. Hindari
bersentuhan dg bayi dan anak-anak yg belum menderita cacar air, wanita hamil,
orang sakit serius, dan orang dg sistem kekebalan tubuh yg lemah.
 Konsumsi buah- buahan yang mengandung vitamin C seperti jambu biji, pepaya dan
tomat merah meningkatkan kekebalan tubuh dan kelembaban kulit yg mempercepat
penyembuhan.
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN Riwayat
• Riwayat menderita penyakit cacar
• Riwayat immunocompromised (HIV/AIDS, Leukimia)
• Riwayat terapi radiasi
Diet
 Keluhan utama
Nyeri, Sensasi gatal, Lesi kulit, Kemerahan, Fatige
 Riwayat psikososial
Kondisi psikologis pasien, Kecemasan
Respon pasien terhadap penyakit
 Pemeriksaan fisik
Tanda vital
Tes diagnostik
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Gangguan rasa nyaman nyeri b.d proses inflamasi virus
 Gangguan integritas kulit b.d vesikel yang mudah pecah
 Gangguan citra tubuh b.d perubahan penampilan, sekunder akibat penyakit
herpes.
 Potensial terjadi penyebaran penyakit b.d infeksi virus
INTERVENSI
TERIMA KASIH,,
QT
 Kenapa herpes bisa sampai ke asofaring sampai ke pembuluh darah?
 Diantara 4 diagnosa, mana yang paling aktual?
 Dari sumber mana kelompok anda mengatakan herpes zoster sama dg cacar air?
 Apakah herpes zoster dapat tidak terjadi pd seseorang dalam seumur hidupnya?
 Bagaimanakah cara pencegahan herpes zoster?
 Bagaimanakah komplikasi sampai pada mata?
 Apa nama vaksinasi yang dapat mencegah herpes zoster?
 Mengapa kebanyakan herpes kebanyakan menyerang dewasa daripada anak?

More Related Content

What's hot

Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoidKti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoidwarjoyo susilo
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienzulindarisma
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolitmasantian
 
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang DikenalNasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang DikenalRobertus Arian Datusanantyo
 
Trend dan issue dalam keperawatan
Trend dan issue dalam keperawatanTrend dan issue dalam keperawatan
Trend dan issue dalam keperawatanocto zulkarnain
 
Konsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutikKonsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutikwidya1972
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAmalia Senja
 
Pengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaPengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaNs.Heri Saputro
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAMas Mawon
 
Postural drainage
Postural drainagePostural drainage
Postural drainageMelz Mutz
 

What's hot (20)

Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoidKti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
 
5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang DikenalNasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
 
Trend dan issue dalam keperawatan
Trend dan issue dalam keperawatanTrend dan issue dalam keperawatan
Trend dan issue dalam keperawatan
 
Nyeri bukan hanya sekedar jenis rasa
Nyeri bukan hanya sekedar jenis rasaNyeri bukan hanya sekedar jenis rasa
Nyeri bukan hanya sekedar jenis rasa
 
Konsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutikKonsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutik
 
Askep glukoma
Askep glukomaAskep glukoma
Askep glukoma
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
 
Resume pasien ny. j
Resume pasien ny. jResume pasien ny. j
Resume pasien ny. j
 
Ii. askep hipertensi
Ii. askep hipertensiIi. askep hipertensi
Ii. askep hipertensi
 
Pengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaPengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan Keluarga
 
Sp rpk
Sp rpkSp rpk
Sp rpk
 
Asuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan MeningitisAsuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan Meningitis
 
Sop vulva hygiene
Sop vulva hygieneSop vulva hygiene
Sop vulva hygiene
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIA
 
Postural drainage
Postural drainagePostural drainage
Postural drainage
 
LP CHF.doc
LP CHF.docLP CHF.doc
LP CHF.doc
 

Viewers also liked

NetObjects Fusion 2015 Manual Book
NetObjects Fusion 2015 Manual BookNetObjects Fusion 2015 Manual Book
NetObjects Fusion 2015 Manual BookBrandon Taylor
 
Common core for all kids
Common core for all kidsCommon core for all kids
Common core for all kidsSarah Kesty
 
For the love of adhd! !#$! (1)
For the love of adhd! !#$!  (1)For the love of adhd! !#$!  (1)
For the love of adhd! !#$! (1)Sarah Kesty
 
Hacking tips for public speaking & presentations
Hacking tips for public speaking & presentationsHacking tips for public speaking & presentations
Hacking tips for public speaking & presentationsGiorgos Varvaris
 
Chef a la local [autosaved]
Chef a la local [autosaved]Chef a la local [autosaved]
Chef a la local [autosaved]Drakkar Jones
 
Thoái hóa khớp khiến đốt sống cổ 'mọc' gai
Thoái hóa khớp khiến đốt sống cổ 'mọc' gaiThoái hóa khớp khiến đốt sống cổ 'mọc' gai
Thoái hóa khớp khiến đốt sống cổ 'mọc' gaidrucilla571
 
S. Jones Resume - 0215
S. Jones Resume - 0215S. Jones Resume - 0215
S. Jones Resume - 0215Shelly Jones
 
роботи учнів
роботи учнівроботи учнів
роботи учнівGalburk
 

Viewers also liked (13)

Askep herpes zoster
Askep herpes zosterAskep herpes zoster
Askep herpes zoster
 
NEW CV MAHADEV
NEW CV MAHADEVNEW CV MAHADEV
NEW CV MAHADEV
 
NetObjects Fusion 2015 Manual Book
NetObjects Fusion 2015 Manual BookNetObjects Fusion 2015 Manual Book
NetObjects Fusion 2015 Manual Book
 
Alpine viva
Alpine vivaAlpine viva
Alpine viva
 
Common core for all kids
Common core for all kidsCommon core for all kids
Common core for all kids
 
For the love of adhd! !#$! (1)
For the love of adhd! !#$!  (1)For the love of adhd! !#$!  (1)
For the love of adhd! !#$! (1)
 
Hacking tips for public speaking & presentations
Hacking tips for public speaking & presentationsHacking tips for public speaking & presentations
Hacking tips for public speaking & presentations
 
Chef a la local [autosaved]
Chef a la local [autosaved]Chef a la local [autosaved]
Chef a la local [autosaved]
 
Shammet_2016
Shammet_2016Shammet_2016
Shammet_2016
 
What's new in LR IP4.4
What's new in LR IP4.4What's new in LR IP4.4
What's new in LR IP4.4
 
Thoái hóa khớp khiến đốt sống cổ 'mọc' gai
Thoái hóa khớp khiến đốt sống cổ 'mọc' gaiThoái hóa khớp khiến đốt sống cổ 'mọc' gai
Thoái hóa khớp khiến đốt sống cổ 'mọc' gai
 
S. Jones Resume - 0215
S. Jones Resume - 0215S. Jones Resume - 0215
S. Jones Resume - 0215
 
роботи учнів
роботи учнівроботи учнів
роботи учнів
 

Similar to Askep dengan kasus Herpes zoster

Similar to Askep dengan kasus Herpes zoster (20)

Farmakoterapi herpes dan HIV/AIDS
Farmakoterapi herpes dan HIV/AIDSFarmakoterapi herpes dan HIV/AIDS
Farmakoterapi herpes dan HIV/AIDS
 
Intan shahifa AKPER PEMKAB MUNA
Intan shahifa  AKPER PEMKAB MUNA Intan shahifa  AKPER PEMKAB MUNA
Intan shahifa AKPER PEMKAB MUNA
 
Infeksi Kulit.pptx
Infeksi Kulit.pptxInfeksi Kulit.pptx
Infeksi Kulit.pptx
 
Intan shahifa
Intan shahifaIntan shahifa
Intan shahifa
 
Intan shahifa akbid paramata muna
Intan shahifa akbid paramata muna Intan shahifa akbid paramata muna
Intan shahifa akbid paramata muna
 
Askep varisela
Askep variselaAskep varisela
Askep varisela
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
 
50815971 case-varisella
50815971 case-varisella50815971 case-varisella
50815971 case-varisella
 
Ulkus kornea AKPER PEMKAB MUNA
Ulkus kornea  AKPER PEMKAB MUNA Ulkus kornea  AKPER PEMKAB MUNA
Ulkus kornea AKPER PEMKAB MUNA
 
Chicken pox
Chicken poxChicken pox
Chicken pox
 
251548839 infeksi-varisela-pada-kehamilan
251548839 infeksi-varisela-pada-kehamilan251548839 infeksi-varisela-pada-kehamilan
251548839 infeksi-varisela-pada-kehamilan
 
07 pleno dms sk 1
07 pleno dms sk 107 pleno dms sk 1
07 pleno dms sk 1
 
Varisela
VariselaVarisela
Varisela
 
PPT VARICELLA.pptx
PPT VARICELLA.pptxPPT VARICELLA.pptx
PPT VARICELLA.pptx
 
ppt DKA muffakir.pptx
ppt DKA muffakir.pptxppt DKA muffakir.pptx
ppt DKA muffakir.pptx
 
Lp pemfigus vulgaris
Lp pemfigus vulgarisLp pemfigus vulgaris
Lp pemfigus vulgaris
 
Semoga Bermamfaat :) Penyakit
Semoga Bermamfaat :) PenyakitSemoga Bermamfaat :) Penyakit
Semoga Bermamfaat :) Penyakit
 
Farmakologi Penyakit Kulit
Farmakologi Penyakit KulitFarmakologi Penyakit Kulit
Farmakologi Penyakit Kulit
 
Manifestasi okuler pada hiv
Manifestasi okuler pada hivManifestasi okuler pada hiv
Manifestasi okuler pada hiv
 
Herpes virus mikro
Herpes virus mikroHerpes virus mikro
Herpes virus mikro
 

Askep dengan kasus Herpes zoster

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN HERPES ZOSTER Kelompok 1 Politeknik Kesehatan Majapahit Mojokerto
  • 2. PENGERTIAN Peradangan akut pada kulit dan mukosa yang disebabkan oleh virus varicella zoster. salah satu penyakit kulit (radang kulit) disebabkan oleh virus Varisella zoster dan memiliki sifat yang khas yaitu terdapat vesikel yang tersusun berkelompok sepanjang persyarafan sensorik sesuai dengan dermatomnya dan biasanya unilateral.
  • 3. ETIOLOGI Herpes zoser disebabkan oleh infeksi virus varicella zoster (VVZ) dan tergolong virus berinti DNA, virus ini berukuran 140-200 mm, yang termasuk subfamili alfa herpes viridae. Berdasarkan sifat biologisnya seperti siklus replikasi, penjamu, sitotoksik dan sel tempat hidup laten diklasifikasikan kedalam 3 subfamili yaitu alfa, beta dan gamma.
  • 4. VIRUS VARICELLA Virus varicella zoster (VVZ) dalam subfamili alfa mempunyai sifat khas menyebabkan infeksi primer pada sel epitel yang menimbulkan lesi vaskuler. Selanjutnya setelah infeksi primer, infeksi oleh virus herpes alfa biasanya menetap dalam bentuk laten didalam neuron dari ganglion. Virus yang laten ini pada saatnya akan menimbulkan kekambuhan secara periodik. Secara virus herpes alfa mempunyai jajaran penjamu yang relative luas dengan siklus pertumbuhan yang pendek serta mempunyai enzim yang penting untuk replikasi meliputi virus spesifik DNA.
  • 5. PATOFISIOLOGI Infeksi primer dari virus varicella zoster ini pertama kali terjadi didaerah nasofaring. Disini virus mengadakan replikasi dan dilepas ke darah sehingga terjadi viremia permulaan yang sifatnya terbatas dan asimptomatif.keadaan ini diikuti masuknya virus kedalam Reticulo Endothelial Sytem (RES) yg kemudian mengadakan replikasi kedua yg sifat viremianya lebih luas dan simptomatik dg penyebaran virus ke kulit dan mukosa. Sebagian virus jg menjalar melalui serat- serat sesoris ke satu / lebih ganglion sensoris dan berdiam diri / laten didalam neuron. Selama antibody yg beredar didalam darah masih tinggi, reaktivasi dan virus yg laten ini dapat dinetralisir, tetapi pada saat tertentu dimana antibodi tersebut turun dibawah titik kritis maka terjadilah reaktivitas dari virus sehingga terjadi herpes.
  • 6. PATOFISIOLOGI Selama terjadi varicella, virus varicella zoster berpindah tempat dari lesi kulit dan permukaan mukosa ke ujung saraf sensorik dan ditransportasikan secara sentripetal melalui serabut saraf sensoris ke ganglion sensoris. Pada ganglion terjadi infeksi laten, virus tersebut tidak lagi menular dan tidak bermultiplikasi, tetapi tetap mempunyai kemampuan untuk berubah menjadi infeksius. Herpes zoster pada umumnya terjadi pada dermetom sesuai dengan lokasi ruam varicella yang terpadat. Aktivasi virus varicella zoster laten diduga karena keadaan tertentu yang berhubungan dengan imunosupresi, dan imunitas selular merupakan factor penting untuk pertahanan pejamu terhadap infeksi endogen.
  • 7. TANDA DAN GEJALA  Kadang-kadang didahului dengan demam.  Neuralgia hebat pada orang tua, dapat terjadi beberapa hari sebelum kelainan kulit atau bersama-sama.  Kelainan kulit mula-mula berbentuk eritema yang kemudian menjadi papel yang akan bersatu membentuk bulae.Isi vesikel mula-mula jernih dan translusen,setelah beberapa hari menjadi keruh. Bila bercampur darah disebut herpes zoster haemoragik.  Herpes zoster biasanya disertai dengan pembesaran kelenjar limfe.
  • 8. PEMERIKSAAN KLINIS  Tzanck Smear : mengidentifikasi virus herpes tetapi tidak dapat membedakan herpes zoster dan herpes simplex.  Kultur dari cairan vesikel dan tes antibody : membedakan diagnosis herpes virus  Immunofluororescent : mengidentifikasi varicella di sel kulit  Pemeriksaan histopatologik  Pemerikasaan mikroskop electron  Kultur virus  Identifikasi anti gen / asam nukleat VVZ (virus varisela zoster)  Deteksi antibody terhadap infeksi virus
  • 9. PEMERIKSAAN PENUNJANG  Kultur virus Cairan dari unilepuh yg baru pecah dapat diambil dan dimasukkan ke dalam media virus untuk segera dianalisa di laboratorium virologi. Apabila waktu pengiriman cukup lama, sampel dapat diletakkan pada es cair. Pertumbuhan virus varicella-zoster akan memakan waktu 3-14 hari dan uji ini memiliki tingkat sensitivitas 30-70% dg spesifitas mencapai 100%.  Deteksi antigen Uji antibodi fluoresens langsung lebih sensitif bila dibandingkan dengan teknik kultur sel. Sel dari ruam / lesi diambil dengan menggunakan scapel (semacam pisau) atau jarum kemudian dioleskan pada kaca dan diwarnai dengan antibodi monoklonal yg terkonjugasi dg pewarna fluoresens. Uji ini akan mendeteksi glikoproten virus.  Uji serologi : untuk mendeteksi herpes zoster adalah ELISA.  PCR : untuk mendeteksi DNA virus varicella-zoster di dalam cairan tubuh, mis : cairan serebrospina.
  • 10. KLASIFIKASI  Herpes Zoster Optalnikus : infeksi cabang pertama N. Trigenirus menimbulkan kelainan mata cabang kedua dan ketiga yg menyebabkan kelainan kulit pada daerah persyarafan.  Sindrom Ramsay Hurt diakibatkan gangguan N. Fasiolis dan optikus sehingga memberikan gejala paralysis otot muka (paralisis Bell) kelainan kulit sesuai tingkat persyarafan, kliris vertigo, gangguan pendengaran, regtagnius dan raisea juga terdapat gangguan pengecapan.  Herpes Zoster Abortif berlangsung dalam waktu singkat dan kelainan kulitnya berupa beberapa vesikel dan eritem.  Herpes Zoster Generaligata kelainan kulit unilateral dan segmental ditambah yg menyebar secara generalisata berupa vesikel soliter dan ada umbilikasi. Kasus ini terutama terjadi pada orang tua / pada orang yg kondisi fisiknya sangat lemah, mis: Umforra malignum.
  • 11. SIAPA YG BISA TERKENA??? Herpes zoster dapat terjadi pada siapa pun di usia berapapun. Sekitar 1 dari 5 orang pernah terkena herpes zoster pada suatu saat dalam hidupnya. Meskipun jarang terjadi, seseorang bisa terkena herpes zoster lebih dari sekali. Dalam kebanyakan kasus, serangan herpes zoster terjadi tanpa alasan yang jelas. Kadang-kadang stres atau sakit dapat menjadi pemicunya. Herpes zoster lebih umum pada orang yang berusia di atas 50 tahun dan yang memiliki sistem kekebalan lemah, mis : penderita HIV/AIDS atau mereka yg sistem kekebalannya ditekan untuk pengobatan kanker. Bila belum pernah menderita cacar air, akan terkena cacar air bila tertular varisela zoster dari penderita herpes zoster. (tidak bisa terkena herpes zoster dari penderita herpes zoster). Virus ini menular melalui kontak langsung dengan kulit yg terkena. Namun, kebanyakan orang dewasa dan anak-anak yg lebih tua pernah menderita cacar air sehingga kebal terhadapnya.
  • 12. KOMPLIKASI  Neuralgia (nyeri syaraf) pasca herpes.  Infeksi kulit  Masalah mata  Kelayuhan/ lemah otot  Komplikasi lain
  • 13. PENGOBATAN  Pengobatan topical Pada stadium vesicular diberi bedak salicyl 2% / bedak kocok kalamin untuk mencegah vesikel pecah Bila vesikel pecah dan basah, diberikan kompres terbuka dengan larutan antiseptik atau kompres dingin dengan larutan burrow 3 x sehari selama 20 menit Apabila lesi berkrusta dan agak basah dapat diberikan salep antibiotik (basitrasin / polysporin ) untuk mencegah infeksi sekunder selama 3 x sehar  Pengobatan sistemik Drug of choice- nya adalah acyclovir dapat mengintervensi sintesis virus dan replikasinya. Meski tidak menyembuhkan infeksi herpes namun dapat menurunkan keparahan penyakit dan nyeri. Dapat diberikan secara oral, topical atau parenteral. Pemberian lebih efektif pada hari pertama dan kedua pasca kemunculan vesikel. Namun hanya memiliki efek yg kecil terhadap postherpetic neuralgia. Antiviral lain yang dianjurkan adalah vidarabine (Ara – A, Vira – A) dapat diberikan lewat infus intravena atau salep mata.
  • 14. PENGOBATAN a.Kortikosteroid dapat digunakan untuk menurunkan respon inflamasi dan efektif namun penggunaannya masih kontroversi karena dapat menurunkan penyembuhan dan menekan respon immune. Analgesik non narkotik dan narkotik diresepkan untuk manajemen nyeri dan antihistamin diberikan untuk menyembuhkan priritus. b. Penderita dengan keluhan mata Keterlibatan seluruh mata atau ujung hidung yg menunjukan hubungan dg cabang nasosiliaris nervus optalmikus, harus ditangani dengan konsultasi opthamologis. Dapat diobati dg salaep mata steroid topical dan mydriatik, anti virus dapat diberikan c. Neuralgia Pasca Herpes zoster Bila nyeri masih terasa meskipun sudah diberikan acyclovir pada fase akut, maka dapat diberikan anti depresan trisiklik ( misalnya : amitriptilin 10 – 75 mg/hari) Tindak lanjut ketat bagi penanganan nyeri dan dukungan emosional merupakan bagian terpenting perawatan. Intervensi bedah atau rujukan ke klinik nyeri diperlukan pada neuralgi berat yg tidak teratasi.
  • 15. PERAWATAN Nyeri awal berkurang dg mengompres es batu (dibungkus dalam kain/ plastik).  Tetaplah mandi seperti biasa, karena bakteri di kulit dapat menginfeksi kulit yg sedang terkena cacar air.  Hindari pecahnya gelembung cacar air agar tidak meninggalkan parut permanen dengan: • Tidak menggosoknya dengan handuk terlalu keras setelah mandi. • Memberikan bedak yg mengandung menthol / salisil pada lepuhan untuk mengurangi gatal. • Menutup lepuhan dg kain kasa yang lembut. • Memakai pakaian katun longgar untuk mengurangi gesekan dg kulit terkena. • Cuci tangan dengan sabun dan air jika telah menyentuh lepuhan kulit. Hindari bersentuhan dg bayi dan anak-anak yg belum menderita cacar air, wanita hamil, orang sakit serius, dan orang dg sistem kekebalan tubuh yg lemah.  Konsumsi buah- buahan yang mengandung vitamin C seperti jambu biji, pepaya dan tomat merah meningkatkan kekebalan tubuh dan kelembaban kulit yg mempercepat penyembuhan.
  • 17. PENGKAJIAN Riwayat • Riwayat menderita penyakit cacar • Riwayat immunocompromised (HIV/AIDS, Leukimia) • Riwayat terapi radiasi Diet  Keluhan utama Nyeri, Sensasi gatal, Lesi kulit, Kemerahan, Fatige  Riwayat psikososial Kondisi psikologis pasien, Kecemasan Respon pasien terhadap penyakit  Pemeriksaan fisik Tanda vital Tes diagnostik
  • 18. DIAGNOSA KEPERAWATAN  Gangguan rasa nyaman nyeri b.d proses inflamasi virus  Gangguan integritas kulit b.d vesikel yang mudah pecah  Gangguan citra tubuh b.d perubahan penampilan, sekunder akibat penyakit herpes.  Potensial terjadi penyebaran penyakit b.d infeksi virus
  • 21. QT  Kenapa herpes bisa sampai ke asofaring sampai ke pembuluh darah?  Diantara 4 diagnosa, mana yang paling aktual?  Dari sumber mana kelompok anda mengatakan herpes zoster sama dg cacar air?  Apakah herpes zoster dapat tidak terjadi pd seseorang dalam seumur hidupnya?  Bagaimanakah cara pencegahan herpes zoster?  Bagaimanakah komplikasi sampai pada mata?  Apa nama vaksinasi yang dapat mencegah herpes zoster?  Mengapa kebanyakan herpes kebanyakan menyerang dewasa daripada anak?