SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Injeksi Antibiotik untuk Meningitis
Meningitis merupakan peradangan meningen biasanya disebabkan bakteri atau virus.Bakteri
yang dapat menimbulkan penyakit ini adalah antara lain : Haemophilus influenzae, Neisseria
meningitidis, Streptococcus pneumoniae, Mycobacterium tuberculosis. Sedangkan virus yang
dapat menyebabkan meningitis antara lain: virus coxsackie, virus gondongan dan virus
koriomeningitis limfositik. Ampisilin merupakan salah satu antibiotik yang dapat digunakan
untuk mengobati meningitis. Penggunaanya biasa dikombinasi dengan sulbaktam untuk
meningkatkan aktivitas nya. Dosis lazim yang digunakan adalah: 1,5 gr – 3gr kombinasi antara
ampisilin dengan sulbaktam dengan perbandingan 2:1. berdasarkan literatur 375 mg kombinasi
tersebut larut dalam 1 ml air. Sehingga bentuk sediaan yang dipakai adalah ampul rekonstitusi
karena ampisilin tidak stabil pada air pada waktu yang lama.
Keuntungan Obat Injeksi
1. Respon fisiologis yang cepat dapat dicapai segera bila diperlukan, yang menjadi
pertimbangan utama dalam kondisi klinik seperti gagal jantung, asma, shok.
2. Terapi parenteral diperlukan untukobat-obat yang tidak efektif secara oral atau yang
dapat dirusak oleh saluran pencernaan, seperti insulin, hormon dan antibiotik.
3. Obat-obat untuk pasien yang tidak kooperatif, mual atau tidak sadar harus diberikan
secara injeksi.
4. Bila memungkinkan, terapi parenteral memberikan kontrol obat dari ahli karena pasien
harus kembali untuk pengobatan selanjutnya. Juga dalam beberapa kasus, pasien tidak
dapat menerima obat secara oral.
5. Penggunaan parenteral dapat menghasilkan efek lokal untuk obat bila diinginkan seperti
pada gigi dan anestesi.
6. Dalam kasus simana dinginkan aksi obat yang diperpanjang, bentuk parenteral tersedia,
termasuk injeksi steroid periode panjang secara intra-artikular dan penggunaan penisilin
periode panjang secara i.m.
7. Terapi parenteral dapat memperbaiki kerusakan serius pada keseimbangan cairan dan
elektrolit.
8. Bila makanan tidak dapat diberikan melalui mulut, nutrisi total diharapkan dapat dipenuhi
melalui rute parenteral.
9. Aksi obat biasanya lebih cepat.
10. Seluruh dosis obat digunakan.
11. Beberapa obat, seperti insulin dan heparin, secara lengkap tidak aktif ketika diberikan
secara oral, dan harus diberikan secara parenteral.
12. Beberapa obat mengiritasi ketika diberikan secara oral, tetapi dapat ditoleransi ketika
diberikan secara intravena, misalnya larutan kuat dektrosa.
13. Jika pasien dalam keadaan hidrasi atau shok, pemberian intravena dapat menyelamatkan
hidupnya.
Kerugian Obat Injeksi
1. Bentuk sediaan harus diberikan oleh orang yang terlatih dan membutuhkan waktu yang
lebih lama dibandingkan dengan pemberian rute lain.
2. Pada pemberian parenteral dibutuhkan ketelitian yang cukup untuk pengerjaan secara
aseptik dari beberapa rasa sakit tidak dapat dihindari.
3. Obat yang diberikan secara parenteral menjadi sulit untuk mengembalikan efek
fisiologisnya.
4. Yang terakhir, karena pada pemberian dan pengemasan, bentuk sediaan parenteral lebih
mahal dibandingkan metode rute yang lain.
5. Beberapa rasa sakit dapat terjadi seringkali tidak disukai oleh pasien, terutama bila sulit
untuk mendapatkan vena yang cocok untuk pemakaian i.v.
6. Dalam beberapa kasus, dokter dan perawat dibutuhkan untuk mengatur dosis.
7. Sekali digunakan, obat dengan segera menuju ke organ targetnya. Jika pasien
hipersensitivitas terhadap obat atau overdosis setelah penggunaan, efeknya sulit untuk
dikembalikan lagi.
8. Pemberian beberapa bahan melalui kulit membutuhkan perhatian sebab udara atau
mikroorganisme dapat masuk ke dalam tubuh. Efek sampingnya dapat berupa reaksi
phlebitis, pada bagian yang diinjeksikan.
Injeksi Antibiotik Golongan Beta Laktam
Suspensi kering adalah sediaan khusus dengan preparat berbentuk serbuk kering yang baru
dirubah menjadi suspensi dengan penambahan airr sesaat sebelum digunakan.
Kebanyakan dari obat-obat yang dibuat dari campuran kering untuk suspensi oral adalah obat-
obat anatibiotik karena obat-obat seperti antibiotik tidak stabil untuk disimpan dalam periode
tertentu dengan adanya cairan pembawa air maka lebih sering diberikan sebagai campuran serbuk
keringuntuk dibuat suspensi pada waktu pada waktu akan diberikan. Alasan pembuatan suspensi
kering salah satunya adalah karena obat-obat tertentu tidak stabil secara kimia bila ada dalam
larutan tapi stabil bila disuspensi.
Suspensi kering dibuat dengan granulasi maupun tanpa granukasi. Granulasi adalah suatu
metode yang memperbesar ukuran partikel serbuk guna memperbaiki sifat alir serbuk.
Persyaratan pada sebuah granulat sebaiknya :
1. Dalam bentuk dan warana yang sedapat mungkin teratur
2. Memiliki sifat alir yang baik
3. Tidak terlalu kering
4. Hancur baik dalam air
5. Menunjukkan kekompakan mekanis yang memuaskan
Injeksi Antiasma
Asma adalah suatu penyakit alergi yang bercirikan peradangan steril kronis yang disertai
serangan sesak napas akut secara berkala mudah tersengal-sengal dan batuk (dengan bunyi khas).
Ciri lain adalah hipersekresi dahak yang biasanya lebih parah pada malam hari dan meningkatkan
ambang rangsang (hiperreaktivitas) bronchi terhadap rangsangan alergis maupun non alergis.
Aminofilin digunakan sebagai antiasma golongan beta2-mimetika yang mempunyai indikasi
sama dengan teofilin sebagai bronkodilator. Pada bronkospasme yang akut aminofilin diberikan
melalui intravena secara injeksi atau infuse. (Obat-Obat Penting)
Injeksi Aminofilin
Teofilin secara langsung merelaksasi otot polos pada saluran pernafasan, menyebabkan
bronkodilatasi serta meningkatkan sirkulasi pernafasan dan kapasitas vital paru-paru.
Injeksi Amikasin
Amikasin merupakan antibiotik golongan aminoglikosida yang memiliki khasiat untuk
mengatasi basil gram negatif terutama Pseudomonas. Zat ini terutama digunakan untuk terapi
singkat pada infeksi yang resisten terhadap aminoglikosida lain.
Injeksi Antihipertensi Golongan Beta – Bloker
Propanolol HCl adalah bentuk garam dari Propanolol yang lebih mudah larut dalam air.
Memiliki khasiat sebagai anti hipertensi (β-blocker) yang digunakan secara intra vena (i.v).
Propanolol HCl merupakan obat antiaritmia dari kelas II β-bloker. Propanolol HCl
memperlihatkan dua efek langsung lain yang berkaitan dengan efek antiaritmia, yaitu
meningkatkan arus masuk ion K+ dan pada kadar yang tinggi menekan arus masuk ion Na+ yang
dikenal sebagai efek stabilitas membran. Dalam keadaan darurat, propanolol dapat diberikan
secara intravena dengan dosis 1-3 mg diberikan dalam beberapa menit. (farmakologi dan terapi
hal 308).
Injeksi Vitamin C
Vitamin C tidak boleh diberikan secara oral kepada pasien dalam kondisi tertentu seperti
pasien penderita maag. Namun pada keaadaan defisiensi vitamin C pasien tersebut harus segera
diberikan suplemen vitamin C. Oleh sebab itu vitamin c dibuat dalam bentuk sediaan injeksi.
Injeksi intravena vitamin C dapat menyebabkan pusing dan pingsan, oleh sebab itu vitamin C
dibuat dalam bentuk injeksi intra muscular, walaupun pemmberian secara IM akan meninggalkan
rasa sakit ditempat suntikan. Pemerian obat IM memberikan efek obat yang kurang tepat, tetapi
biasanya efek berlangsung lebih lama dari yang dihasilkan oleh pemberian lewat IV.
Injeksi Atropin Sulfat
Injeksi atropin sulfat adalah larutan steril atropine sulfat dlam air untuk injeksi yang telah dibuat
isotonic dengan penambahan NaCl (FI IV hal 117).
Persyaratan : Mengandung atropine sulfat (C17H23NO3)2.H2SO4.H20 , tidak kurang dari 93,0
% dan tidak lebih dari 107,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket.
Farmakologi : Pengaruh atropine sulfat terhadap jantung bifasik, atropine juga dapat menghambat
bradikardia, yang ditimbulkan oleh obat kolinergik. Atropine tidak mempengaruhi tekanan darah
secara langsung. Atropine juga ttidak berefek terhadap sirkulasi darah bila diberikan sendiri.
Injeksi Oxytocin (Intramuskular)
Oksitosin (ŏk'sĭ-tō'sĭn) (bahasa Yunani: "kelahiran cepat") adalah hormon pada manusia yang
berfungsi untuk merangsang kontraksi yang kuat pada dinding rahim/uterus sehingga
mempermudah dalam membantu proses kelahiran.
Injeksi oksitosin adalah larutan steril dalam pelarut yang sesuai, bahan yang mengandung
hormon polipeptida yang mempunyai sifat yang menyebabkan kontraksi otot rahim, otot
vaskular, dan otot halus lain, yang dibuat dengan sintesis atau diperoleh dari globus posterior
kelenjar pituitaria hewan peliharaan sehat yang biasa dimakan.
Injeksi Ampicilin
Salah satu zat aktif yang dapat dibuat kedalam sediaan injeksi adalah ampisillin. Ampisillin
merupakan suatu antibiotik. Umumnya injeksi ampisillin diberikan melalui rute intravena (i.v)
atau melalui rute intramuskular (i.m). Efek yang dihasilkan secara intravena lebih cepat bila
dibandingkan dengan pemberian secara intramuskular. Pemberian dengan cara parenteral
dilakukan bila diinginkan kerja obat yang lebih cepat. Rute ini diberikan jika penderita tidak
sadarkan diri, tidak dapat menerima obat melalui oral atau bila obat tersebut tidak efektif dengan
cara pemberian lain.
Injeksi Vitamin A ( Intramuscular )
Vitamin A, dikenal dengan nama Retinol atau Asam Retinoik. Vitamin A adalah salah satu
vitamin yang larut dalam lemak. Molekul lemak pulalah yang mengantarkan vitamin ini ke
seluruh bagian tubuh. Artinya bila kita tidak mengkonsumsi lemak sama sekali, maka kita tidak
bisa mendapatkan manfaat vitamin tersebut
Mengingat bahwa tubuh kita tidak bisa memproduksi vitamin A, maka satu-satunya cara
adalah mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A. Vitamin ini bisa didapat dari
makanan yang berasal dari hewan maupun dari tumbuhan. Sebenarnya bukan vitamin A yang
dikandung sayuran tersebut, tapi beta karoten. Beta karoten inilah yang kemudian diubah tubuh
menjadi vitamin A.
Vitamin A sangat berguna untuk penglihatan, terutama di malam hari. Juga bermanfaat untuk
kekebalan tubuh, pembentukan dan pemeliharaan sel-sel kulit, saluran pencernaan dan selaput
kulit. Meski tak banyak orang yang tahu, vitamin A sebenarnya ikut mempengaruhi pertumbuhan
gigi dan tulang belulang yang sehat.
Vitamin A dibuat dalam bentuk sediaan injeksi dan digunakan oleh pasien yang memerlukan
efeknya secara cepat. Injeksi adalah sediaan steril yang disuntikkan dengan cara merobek
jaringan kedalam kulit atau melalui selaput lendir. Injeksi dapat berupa larutan, emulsi, suspensi
atau serbuk steril yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan.
Injeksi Epinefrin HCl
Zat aktif yang digunakan adalah kortison, tetapi dikarenakan zat tersebut sukar larut dalam
pelarut air, maka digunakan bentuk garamnya sebagai zat aktif yaitu, hidrokortison Na asetat,
dengan dosis yang digunakan adalah 100mg/hari. Dan proses sterilisasi secara aseptis.
Pada injeksi ini digunakan pemakaian dosis ganda, sehingga diperlukan penambahan
pengawet. Karena dalam pengambilannya selalu berulang sehingga kemungkinan terkontaminasi
dengan udara sangat mudah. Pengawet yang digunakan yaitu Benzalkonium klorida yang
berfungsi sebagai anti mikrobal.
Hal-hal yang harus diperhatikan :
1. Tidak perlu pengawet, karena merupakan takaran tunggal
2. Tidak perlu isotonis, kecepatan untuk subkengan udara panas suhuutan dan i.v volume besar
3. Tidak perlu dapar untuk mempertahankan stabilitas pHnya. Dicari cara sterilisasi yang sama, jika
pH yang lewat asam, basa itu dikhawatirkan bila tidak ada dapar. Misalnya pH 5/9 sebaiknya
didapar
4. Isi melalui buret, dimana ujungnya disterilkan dulu dengan alkohol 70% dengan kapas
5. Bilas buret dengan larutan obat sebelum diisi
Injeksi Propanolol (Intravena)
Propanolol HCl merupakan obat antiaritmia dari kelas II β-bloker. Propanolol HCl
memperlihatkan dua efek langsung lain yang berkaitan dengan efek antiaritmia, yaitu
meningkatkan arus masuk ion K+ dan pada kadar yang tinggi menekan arus masuk ion Na+ yang
dikenal sebagai efek stabilitas membran. Dalam keadaan darurat, propanolol dapat diberikan
secara intravena dengan dosis 1-3 mg diberikan dalam beberapa menit. (farmakoligi dan terapi
hal 308)
Injeksi Digoksin ( Intravena )
Injeksi Digoxin adalah larutan steril digoksin dalam pelarut yang sesuai. Digoksin merupakan
glikosida kardiotonik yang diperoleh dari daun Digitalis lanata. Digoksin, manfaatnya pada gagal
jantung kongestif terutama karena efek peningkatan kontraktilitas jantung, sehingga
menyebabkan peningkatan curah jantung sehingga tekanan vena berkurang dan akan mengurangi
gejala bendungan. Selain itu juga menyebabkan perlambatan denyut ventrikel dan fibrilasi dan
flutter atrium, namun pada dosis toksik dapat menimbulkan aritmia. Injeksi digoksin dibuat
dalam bentuk suspensi, karena digoksin merupakan zat aktif yang tidak larut dalam air. Agar larut
dan stabil maka digunakan zat tambahan yaitu suspending agent. Suspending agent yang
digunakan adalah CMC Na (Carboxymetylcellulosa natrium) dengan konsentrasi 0,05 – 0,75 %,
digunakan dalam konsentrasi yang rendah agar dapat bercampur dengan darah dan tidak
menghambat aliran darah.
Zat pengisotonis tidak digunakan dalam sediaan ini karena voleme sediaan kecil yaitu 1 ml. Zat
pengawet juga tidak digunakan karena sediaan ini merupakan dosis tunggal. Sebelum dicampur
dengan suspending agent, digoksin digerus terlebih dahulu agar ukuran partikelnya lebih kecil
dan seragam sehingga lebih mudah terdispersi dan tidak mengendap ketika digunakan. Rute
pemberian adalah secara intravena yang menimbulkan efek lebih cepat daripada intramuscular
atau subcutan karena digoksin merupakan obat jantung yang efeknya harus cepat selain itu
pemberian intramuscular dapat menimbulkan nyeri yang hebat dan nekrosis.
Injeksi Diazepam ( Intravena )
Diazepam merupakan obat golongan anastesi umum yang digunakan untuk menghilangkan rasa
sakit disertai hilangnya kesadaran. Diazepam dibuat dalam bentuk sediaan injeksi yang ditujukan
dalam keadaan darurat katrena dapat mencapai efek yang cepat.
Injeksi Strikinin NO3 ( Intravena )
FARMAKOLOGI
Striknin bekerja dengan cara mengadakan antagonisme kompetitif terhadap transmitor
penghambatan yaitu glisin di daerah penghambatan pasca sinaps. Striknin menyebabkan
perangsangan pada semua bagian SSP. Obat ini merupakan konvulsan kuat dengan sifat kejang
yang khas. Sifat khas yang lainnya dari kejang striknin ialah kontraksi ekstensor yang simetris
yang diperkuat oleh rangsangan sensorik yaitu pendengaran, penglihatan dan perabaan.
Injeksi Vitamin D ( Intravena )
Salah satu zat aktif yang dapat digunakan pada sediaan injeksi adalah vit.D. dalam praktikum ini
akan dibuat sediaan injeksi yang mengandung calcitriol yaitu 1,25- dihidroksikolekalsiferol yang
merupakan analog dari vitamin D.injeksi calcitriol adalah larutan obat steril dan isotonis yang
mempunyai pH mendekati 7, berkhasiat sebagai hipokalsemia.
Injeksi Klopromazin (Intramuscular)
Injeksi klorpromazin adalah sediaan larutan steril yang mengandung klorpromazin hidroklorida
dalam air injeksi (British Pharmacopeia 2007, hal. 2419) yang diberikan melalui rute
intramuskular (BNF 37, hal169).
Injeksi Hidrokortison
Pemberian hidrokortison bertujuan untuk memperbaiki kekurangan akibat insufisiensi sekresi
korteks adrenal akibat gangguan fungsi atau struktur adrenal sendiri (insufisiensi primer) atau
hipofisis (insufisiensi sekunder). Hidrokortison juga diberikan pada pasien reumatoid yang
sifatnya progesif, dengan pembengkakan dan nyeri sendi yang hebat sehingga mengganggu sosio-
ekonomi pasien, meskipun telah diberikan istirahat, terapi fisik, dan obat golongan anti-inflamasi
nonsteroid. Hidrokortison bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintesis protein. Molekul
hormon memasuki sel jaringan melalui membran plasma secara difusi pasif di jaringan target,
kemudian bereaksi dengan reseptor protein yang spesifik dalam sitoplasma sel jaringan dan
membentuk kompleks reseptor-steroid. Kompleks ini mengalami perubahan konformasi, lalu
bergerak menuju nukleus dan berikatan dengan kromatin. Ikatan ini menstimulasi traskripsi RNA
dan sintesis protein spesifik. Induksi sintesis protein ini merupakan perantara efek fisiologik
steroid. (Farmakologi dan terapi ed 4 hal 485, 496)
Injeksi Gagal Jantung (Intravena)
Digoksin adalah glikosida jantung yang diekstraksi dari daun Digitalis lanata. Pengaruh glikosida
jantung terhadap otot jantung tergantung dosis dan berupa efek langsung terhadap otot jantung
serta sistem konduksi dan efek tidak langsung terhadap sistem kardiovaskuler yang dihantarkan
melalui sistem saraf otonom
Injeksi Hipoglikemia
Injeksi hipoglikemia adalah injeksi yang digunakan untuk menurunkan kadar gula darah.
Biasanya digunakan pada penderita yang mengalami kelebihan gula darah. Keadaan ini biasanya
disebut dengan diabetes. Antidiabetik merupakan kelompok obat yang digunakan dalam
pengobatan diabetes mellitus (DM) dan dibedakan atas insulin dan antidiabetik oral. Insulin
tergolong hormon polipeptida yang awalnya diekstraksi dari pankreas babi maupun sapi tetapi
kini telah dapat disintesis dengan teknologi rekombinan DNA menggunakan E.coli.
Berdasarkan mula dan lama kerjanya jenis insulin dibedakan atas :
1. Insulin kerja singkat (short acting) disebut juga soluble, regular insulin
2. Insulin kerja sedang (intermediate acting)
3. Insulin kerja sedang dengan mula kerja singkat
4. Insulin kerja lama (long acting)
Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah dalam batas normal
sepanjang hari yaitu 80-120 mg% dan saat puasa 80-160 mg% setelah makan. Untuk usia di atas
60 tahun, batas ini lebih tinggi yaitu puasa kurang dari 150 mg% dan kurang dari 200 mg%
seteleh makan.
Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap pasien akan insulin,
oleh karena itu pasien harus diajarkan memantau kadar gula darahnya sendiri.
Injeksi Anti Radang – Anti Rematik
Dexamethason mempunyai kegunaan sebagai anti inflamasi. Dexamethason dibuat sediaan
injeksi karena untuk mendapatkan efek yang lebih cepat. Wadah yang digunakan berbentuk
ampul karena sediaan injeksi dexamethason merupakan sediaan dosis tunggal dimana
pemakaiannya hanya untuk satu kali. Pengawet harus ditambahkan untuk menjaga tumbuhnya
mikroba sehingga sterilitas tetap terjaga.
Injeksi Teofilin
- Aminofilin merupakan kompleks 2:1 dari Teofilin dan etilendiamin (Handbook on Injectabe hal 85)
- Teofilin sebagai z.a untuk antiasma
- Etilendiamin digunakan agar terbentuk kompleks aminofilin yang mudah larut dalam air
- Bentuk pemberian adalah injeksi iv yang digunakan dalam wadah dosis tunggal ampul
- Tidak perlu ditambahkan pengawet karena sediaan dalam wadah dosis tunggal
- Sterilisasi akhir dengan autoklaf karena zat tetap stabil pada pemanasan tinggi
1. Thiamin Hydrochloridum
Nama Resmi : THIAMINI HYDROCHLORIDUM
Sinonim : Thiamin Hidrokloridum, Vit.B1
Pemerian : Hablur kecil, bau khas lemah, mirip ragi, rasa pahit.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%)P, praktis
tidak larut dalam eter P, dan dalam enzena P, dan larut dalam gliserol P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
K/P : Antineuritikum yaitu sebagai penekan fungsi kerja saraf pusat dan
sebagai komponen Vit. B kompleks.
2. Pyridoxin (FI. Edisi III hal 541)
Nama Resmi : PYRIDOXIN
Sinonim : Piridoxin Hidroksida
Pemerian : Hablur putih, atau tidak berwarna, tidak berbau, rasa
asin.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol
(95%) P, praktis tidak larut dalam eter P.
K/P : Komponen Vit. B kompleks.
3. Cianocobalamin (FI. Edisi III hal 185-186)
Nama Resmi : CIANOCOBALAMINUM
Sinonim : Sianokobalamin
Pemerian : Hablur atau sebuk hablur merah tua, tidak berbau,
bentuk anhidrat, sangat hidroskopis.
Kelarutan : Agak sukar larut dalam etanol (95%) P, praktis tidak
larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam
aseton P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung cahaya.
K/P : Vitamin, anti oksidant yaitu untuk mencegah
terjadinya oksidasi oleh udara
.
4. Aethylendiamin (FI. Edisi III hal 71)
Nama Resmi : AETHYLENDIAMINUM
Sinonim : Etilendiamin
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, atau agak kuning, bau
mirip amoniak.
Kelarutan : Dapat larut dalam air dan etanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung cahaya.
K/P : Pelarut Teofillina.
5. Nipagin (FI.Edisi III, Hal 378)
Nama Resmi : METHILYS PARABEN
Sinonim : Metil P hidroksida benzoat, nipagin
Pemerian : Serbuk hablur halus, hampir tidak berbau, tidak
mempunyai rasa, agak membakar diikuti rasa tebal.
Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 350 bagian etanol
(95%) P dan dalam 60 bagian gliserol P panas, dan 40
bagian minyak lemak nabati panas jika dididihkan
larutan tetap jernih.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
K/P : Zat tambahan, zat pengawet.
6. Tokoferol (FI. Edisi III hal 606)
Nama Resmi : TOCOPHEROLUM
Sinonim : Vitamin E
Pemerian : Tidak berbau, atau sedikit berbau, tidak berasa atau
sedikit berasa alfa tokoferol atau asetat seperti
minyak, kuning, jernih, pada suhu 75% C dingin,
bentuk padat.
Kelarutan : Alfa tokoferol asam saksianat, praktis tidak larut
dalam larutan alkali, larutan etanol (95%) P, eter P.
aseton P, dan dalam minyak, sangat mudah larut
dalam kloroform P, bentuk lain alfa tokoferol, praktis
tidak larut dalam etanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
K/P : Antioksidan : penangkal radikal bebas dan mencegah.
7. Aqua Pro Injection (FI. Edisi III hal 97)
Nama Resmi : AQUA PRO INJECTION
Sinonim : Aqua untuk injeksi
Pemerian : Keasaman, kebasaan, ammonium, besi, tembaga,
timbal, kalsium klorida, nitrat, sulfat, zat teroksidasi
menurut syarat yang tertera pada aqua destillata.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
K/P : Sebagai pelarut untuk injeksi (zat tambahan)
Keuntungan
• Dapat dicapai efek fisiolgis segera, untuk kondisi penyakit tertentu (Jantung berhenti)
• untuk sediaan yang tidak efektif diberikan secara oral (tidak tahan asam lambung)
• Baik untuk penderita yang tidak memungkinkan mengkonsumsi oral (Sakit jiwa atau tidak
sadar)
• Pemberian parenteral memberikan kemungkinan bagi dokter untuk mengontrol obat, karena
pasien harus kembali melakukan pengobatan
• Sediaan parenteral dapat menimbulkan efek lokal seperti pada kedokteran gigi/anastesiologi
• Pengobatan parenteral merupakan salah satu cara untuk mengoreksi ganggun serius cairan dan
keseimbangn elektrolit
Kerugian
• harus dilakukan oleh personel yang terlatih dan waktu pemberian lebih lama
• Pemberian obat secara parenteral sangat berkaitan dengan ketentuan prosedur aseptik dengan
rasa nyeri pada lokasi penyuntikan yang tidak selalu dapat dihindari
• Bila obat telah diberikan secara parenteral, sukar sekali untuk menghilangkan/merubah efek
fisiologisnya karena obat telah berada dalam sirkulasi sistemik
• Harganya relatif lebih mahal
• Masalah lain dapat timbul pada pemberian obat secara parenteral seperti septisema, infeksi
jamur, inkompatibilias karena pencampuran sediaan parenteral dan interaksi obat
• Persyaratan sediaan parenteral tentang sterilitas, bebas dari partikel partikulat, bebas dari
pirogen, dan stabilitas sediaan parenteral harus disadari oleh semua personel yang terlibat.
Keuntungan Obat Injeksi
1. Respon fisiologis yang cepat dapat dicapai segera bila diperlukan, yang menjadi
pertimbangan utama dalam kondisi klinik seperti gagal jantung, asma, shok.
2. Terapi parenteral diperlukan untukobat-obat yang tidak efektif secara oral atau yang
dapat dirusak oleh saluran pencernaan, seperti insulin, hormon dan antibiotik.
3. Obat-obat untuk pasien yang tidak kooperatif, mual atau tidak sadar harus diberikan
secara injeksi.
4. Bila memungkinkan, terapi parenteral memberikan kontrol obat dari ahli karena pasien
harus kembali untuk pengobatan selanjutnya. Juga dalam beberapa kasus, pasien tidak
dapat menerima obat secara oral.
5. Penggunaan parenteral dapat menghasilkan efek lokal untuk obat bila diinginkan seperti
pada gigi dan anestesi.
6. Dalam kasus simana dinginkan aksi obat yang diperpanjang, bentuk parenteral tersedia,
termasuk injeksi steroid periode panjang secara intra-artikular dan penggunaan penisilin
periode panjang secara i.m.
7. Terapi parenteral dapat memperbaiki kerusakan serius pada keseimbangan cairan dan
elektrolit.
8. Bila makanan tidak dapat diberikan melalui mulut, nutrisi total diharapkan dapat dipenuhi
melalui rute parenteral.
9. Aksi obat biasanya lebih cepat.
10. Seluruh dosis obat digunakan.
11. Beberapa obat, seperti insulin dan heparin, secara lengkap tidak aktif ketika diberikan
secara oral, dan harus diberikan secara parenteral.
12. Beberapa obat mengiritasi ketika diberikan secara oral, tetapi dapat ditoleransi ketika
diberikan secara intravena, misalnya larutan kuat dektrosa.
13. Jika pasien dalam keadaan hidrasi atau shok, pemberian intravena dapat menyelamatkan
hidupnya.
Kerugian Obat Injeksi
1. Bentuk sediaan harus diberikan oleh orang yang terlatih dan membutuhkan waktu yang
lebih lama dibandingkan dengan pemberian rute lain.
2. Pada pemberian parenteral dibutuhkan ketelitian yang cukup untuk pengerjaan secara
aseptik dari beberapa rasa sakit tidak dapat dihindari.
3. Obat yang diberikan secara parenteral menjadi sulit untuk mengembalikan efek
fisiologisnya.
4. Yang terakhir, karena pada pemberian dan pengemasan, bentuk sediaan parenteral lebih
mahal dibandingkan metode rute yang lain.
5. Beberapa rasa sakit dapat terjadi seringkali tidak disukai oleh pasien, terutama bila sulit
untuk mendapatkan vena yang cocok untuk pemakaian i.v.
6. Dalam beberapa kasus, dokter dan perawat dibutuhkan untuk mengatur dosis.
7. Sekali digunakan, obat dengan segera menuju ke organ targetnya. Jika pasien
hipersensitivitas terhadap obat atau overdosis setelah penggunaan, efeknya sulit untuk
dikembalikan lagi.
8. Pemberian beberapa bahan melalui kulit membutuhkan perhatian sebab udara atau
mikroorganisme dapat masuk ke dalam tubuh. Efek sampingnya dapat berupa reaksi
phlebitis, pada bagian yang diinjeksikan.
INJEKSI INTRA VENA (IV)
Sedikit penjelasan mengenai INJEKSI INTRA VENA (IV):
 Gunakan ALCOHOL SWAB untuk men-STERIL-kan wilayah injeksi.
 Gunakan jarum paling tipis (JARUM NO.30) atau WING NEEDLE (no. 27). Bila jenis
produk yang digunakan LEBIH dari 1, disarankan untuk memasukkan satu per satu
secara BERGANTIAN dengan wing needle (Pangkal wing needle dapat dipisahkan
dengan spuit TANPA harus MELEPAS jarum)
 Pada akhir proses persiapan, DORONG pompa spuit sampai CAIRAN KELUAR
SEDIKIT untuk memastikan seluruh UDARA dalam tabung sudah keluar.
 Posisi jarum waktu dimasukkan adalah SEJAJAR dengan kulit (1 S/D 5 DERAJAT)
 Masukan cairan secara PERLAHAN-LAHAN untuk mencegah pecahnya pembuluh
darah. Dalam hal ini, wing needle dapat membantu memperlambat proses injeksi.
INJEKSI INTRA MUSCULAR (IM)
Sedikit penjelasan mengenai INJEKSI INTRA MUSCULAR (IM):
 Gunakan ALCOHOL SWAB untuk men-STERIL-kan wilayah injeksi.
 UKURAN jarum yang ideal adalah NO.23.
 Pada akhir proses persiapan, DORONG pompa spuit sampai CAIRAN KELUAR
SEDIKIT untuk memastikan seluruh UDARA dalam tabung sudah keluar.
 Posisi jarum waktu dimasukkan adalah TEGAK LURUS (90 derajat)
 Pastikan jarum MASUK sampai HABIS, untuk sampai ke jaringan otot
 Sebelum menyuntikan obat, pastikan untuk melakukan "ASPIRATE" (sedikit menarik
pompa spuit) untuk mengecek apa betul jarum sudah MASUK SEMPURNA pada
pembuluh darah. Pada injeksi INTRA MUSCULAR, bila MASUK sedikit DARAH ke
dalam spuit = SALAH. Bila ada darah yang masuk, artinya jarum berada di posisi
pembuluh darah.
 Masukan cairan PERLAHAN-LAHAN.
INJEKSI SUB CUTAN (SC)
Sedikit penjelasan mengenai INJEKSI SUB CUTAN (SC):
 Gunakan ALCOHOL SWAB untuk men-STERIL-kan wilayah injeksi.
 Ukuran jarum yang ideal adalah NO.26
 Pada akhir proses persiapan, DORONG pompa spuit sampai cairan KELUAR SEDIKIT
untuk memastikan seluruh UDARA dalam tabung sudah keluar.
 3 lokasi umum untuk SC adalah:
o PERUT bawah
o LENGAN atas
o PAHA atas
 Jumlah maximal yang boleh disuntikkan per titik adalah 1 CC/TITIK (untuk L-carnitine
mixture).
 Pastikan jarum MASUK sampai HABIS, untuk sampai ke jaringan lemak yang berada
diantara jaringan kulit dengan otot.
 Sebelum menyuntikan obat, pastikan untuk melakukan "ASPIRATE" (sedikit menarik
pompa spuit) untuk mengecek apa betul jarum sudah masuk sempurna pada pembuluh
darah. Pada injeksi sub cutan, bila MASUK sedikit DARAH ke dalam spuit = SALAH.
Bila ada darah yang masuk, artinya jarum berada di posisi pembuluh darah.
 Masukan cairan PERLAHAN-LAHAN.
 Pastikan anda berada dalam kondisi FIT (cukup makan, cukup tidur) sebelum
melakukan injeksi. Apabila merasa kurang fit namun ingin memaksakan, lakukan TEST
TEKANAN DARAH sebelum melakukan injeksi.
 Setelah injeksi, MINUMLAH banyak AIR PUTIH. Untuk sementara waktu disarankan
untuk menghindari konsumsi minuman lain khususnya KOPI, TEH, dan minuman
BERALKOHOL.

More Related Content

What's hot

Penatalaksanaan Lupus Eritematosus Sistemik
Penatalaksanaan Lupus Eritematosus SistemikPenatalaksanaan Lupus Eritematosus Sistemik
Penatalaksanaan Lupus Eritematosus SistemikRachmat Gunadi Wachjudi
 
Konsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obatKonsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obatRetno Wulan
 
Farmakologi interaksi obat dengan makanan
Farmakologi interaksi obat dengan makananFarmakologi interaksi obat dengan makanan
Farmakologi interaksi obat dengan makananEster Muki
 
Antomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem EndokrinAntomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem EndokrinHetty Astri
 
Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi
Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi
Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi pjj_kemenkes
 
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)Nenell 'kovalen' Miraldy
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanKampus-Sakinah
 
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, FarmakokinetikKonsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetikpjj_kemenkes
 
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi  (prinsip terapeutika) bagian iiFarmakologi  (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian iiSurya Amal
 
Makalah patient safety
Makalah patient safetyMakalah patient safety
Makalah patient safetyVicky Thio
 
Konsensus insulin
Konsensus insulinKonsensus insulin
Konsensus insulindian dian
 
Proses persalinan normal
Proses persalinan normalProses persalinan normal
Proses persalinan normalelisa novi
 
Obat antihipertensi
Obat antihipertensiObat antihipertensi
Obat antihipertensiDenindra Tea
 
Cara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infusCara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infusAULIA SHARA
 

What's hot (20)

Penatalaksanaan Lupus Eritematosus Sistemik
Penatalaksanaan Lupus Eritematosus SistemikPenatalaksanaan Lupus Eritematosus Sistemik
Penatalaksanaan Lupus Eritematosus Sistemik
 
Konsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obatKonsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obat
 
Farmakologi interaksi obat dengan makanan
Farmakologi interaksi obat dengan makananFarmakologi interaksi obat dengan makanan
Farmakologi interaksi obat dengan makanan
 
Dosis obat
Dosis obatDosis obat
Dosis obat
 
Obat kardiovaskuler
Obat kardiovaskulerObat kardiovaskuler
Obat kardiovaskuler
 
Antomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem EndokrinAntomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem Endokrin
 
Anti Diabetik Oral
Anti Diabetik OralAnti Diabetik Oral
Anti Diabetik Oral
 
Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi
Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi
Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi
 
Singkatan latin
Singkatan latinSingkatan latin
Singkatan latin
 
Sistem kardiovaskular
Sistem kardiovaskularSistem kardiovaskular
Sistem kardiovaskular
 
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
 
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, FarmakokinetikKonsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
 
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi  (prinsip terapeutika) bagian iiFarmakologi  (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
 
Makalah patient safety
Makalah patient safetyMakalah patient safety
Makalah patient safety
 
Konsensus insulin
Konsensus insulinKonsensus insulin
Konsensus insulin
 
Proses persalinan normal
Proses persalinan normalProses persalinan normal
Proses persalinan normal
 
Lp hipertensi
Lp hipertensiLp hipertensi
Lp hipertensi
 
Obat antihipertensi
Obat antihipertensiObat antihipertensi
Obat antihipertensi
 
Cara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infusCara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infus
 

Similar to Injeksi Antibiotik

Similar to Injeksi Antibiotik (20)

226372818 injeksi (repaired)
226372818 injeksi (repaired)226372818 injeksi (repaired)
226372818 injeksi (repaired)
 
226372818 injeksi (repaired)
226372818 injeksi (repaired)226372818 injeksi (repaired)
226372818 injeksi (repaired)
 
226372818 injeksi
226372818 injeksi226372818 injeksi
226372818 injeksi
 
226372818 injeksi
226372818 injeksi226372818 injeksi
226372818 injeksi
 
pptantibiotik-160425132213.pptx
pptantibiotik-160425132213.pptxpptantibiotik-160425132213.pptx
pptantibiotik-160425132213.pptx
 
sediaan_steril.pptx
sediaan_steril.pptxsediaan_steril.pptx
sediaan_steril.pptx
 
Ppt antibiotik
Ppt antibiotikPpt antibiotik
Ppt antibiotik
 
farmakologi endokarditis
farmakologi endokarditisfarmakologi endokarditis
farmakologi endokarditis
 
farmakologi antibiotik dan anti jamur
farmakologi antibiotik dan anti jamurfarmakologi antibiotik dan anti jamur
farmakologi antibiotik dan anti jamur
 
Terapi Antibiotik pada infeksi odontogen.pptx
Terapi Antibiotik pada infeksi odontogen.pptxTerapi Antibiotik pada infeksi odontogen.pptx
Terapi Antibiotik pada infeksi odontogen.pptx
 
Bahan Ajar 1 Teknologi formulasi Steril.pptx
Bahan Ajar 1 Teknologi formulasi Steril.pptxBahan Ajar 1 Teknologi formulasi Steril.pptx
Bahan Ajar 1 Teknologi formulasi Steril.pptx
 
Acara 3
Acara 3Acara 3
Acara 3
 
Pemberian obat melalui selang intravena
Pemberian obat melalui selang intravenaPemberian obat melalui selang intravena
Pemberian obat melalui selang intravena
 
Pemberian obat melalui selang intravena
Pemberian obat melalui selang intravenaPemberian obat melalui selang intravena
Pemberian obat melalui selang intravena
 
62749747 presus-tiva
62749747 presus-tiva62749747 presus-tiva
62749747 presus-tiva
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
Askep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdf
Askep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdfAskep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdf
Askep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdf
 
antibiotika
antibiotikaantibiotika
antibiotika
 
PPT Kel 4 Farmakologi.pptx
PPT Kel 4 Farmakologi.pptxPPT Kel 4 Farmakologi.pptx
PPT Kel 4 Farmakologi.pptx
 
cara pemberian obat.pptx
cara pemberian obat.pptxcara pemberian obat.pptx
cara pemberian obat.pptx
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxPPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxsitifaiza3
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningSamFChaerul
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxheru687292
 
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptxBAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptxchleotiltykeluanan
 

Recently uploaded (9)

PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxPPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
 
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptxBAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
 

Injeksi Antibiotik

  • 1. Injeksi Antibiotik untuk Meningitis Meningitis merupakan peradangan meningen biasanya disebabkan bakteri atau virus.Bakteri yang dapat menimbulkan penyakit ini adalah antara lain : Haemophilus influenzae, Neisseria meningitidis, Streptococcus pneumoniae, Mycobacterium tuberculosis. Sedangkan virus yang dapat menyebabkan meningitis antara lain: virus coxsackie, virus gondongan dan virus koriomeningitis limfositik. Ampisilin merupakan salah satu antibiotik yang dapat digunakan untuk mengobati meningitis. Penggunaanya biasa dikombinasi dengan sulbaktam untuk meningkatkan aktivitas nya. Dosis lazim yang digunakan adalah: 1,5 gr – 3gr kombinasi antara ampisilin dengan sulbaktam dengan perbandingan 2:1. berdasarkan literatur 375 mg kombinasi tersebut larut dalam 1 ml air. Sehingga bentuk sediaan yang dipakai adalah ampul rekonstitusi karena ampisilin tidak stabil pada air pada waktu yang lama. Keuntungan Obat Injeksi 1. Respon fisiologis yang cepat dapat dicapai segera bila diperlukan, yang menjadi pertimbangan utama dalam kondisi klinik seperti gagal jantung, asma, shok. 2. Terapi parenteral diperlukan untukobat-obat yang tidak efektif secara oral atau yang dapat dirusak oleh saluran pencernaan, seperti insulin, hormon dan antibiotik. 3. Obat-obat untuk pasien yang tidak kooperatif, mual atau tidak sadar harus diberikan secara injeksi. 4. Bila memungkinkan, terapi parenteral memberikan kontrol obat dari ahli karena pasien harus kembali untuk pengobatan selanjutnya. Juga dalam beberapa kasus, pasien tidak dapat menerima obat secara oral. 5. Penggunaan parenteral dapat menghasilkan efek lokal untuk obat bila diinginkan seperti pada gigi dan anestesi. 6. Dalam kasus simana dinginkan aksi obat yang diperpanjang, bentuk parenteral tersedia, termasuk injeksi steroid periode panjang secara intra-artikular dan penggunaan penisilin periode panjang secara i.m. 7. Terapi parenteral dapat memperbaiki kerusakan serius pada keseimbangan cairan dan elektrolit. 8. Bila makanan tidak dapat diberikan melalui mulut, nutrisi total diharapkan dapat dipenuhi melalui rute parenteral. 9. Aksi obat biasanya lebih cepat. 10. Seluruh dosis obat digunakan. 11. Beberapa obat, seperti insulin dan heparin, secara lengkap tidak aktif ketika diberikan secara oral, dan harus diberikan secara parenteral. 12. Beberapa obat mengiritasi ketika diberikan secara oral, tetapi dapat ditoleransi ketika diberikan secara intravena, misalnya larutan kuat dektrosa. 13. Jika pasien dalam keadaan hidrasi atau shok, pemberian intravena dapat menyelamatkan hidupnya.
  • 2. Kerugian Obat Injeksi 1. Bentuk sediaan harus diberikan oleh orang yang terlatih dan membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pemberian rute lain. 2. Pada pemberian parenteral dibutuhkan ketelitian yang cukup untuk pengerjaan secara aseptik dari beberapa rasa sakit tidak dapat dihindari. 3. Obat yang diberikan secara parenteral menjadi sulit untuk mengembalikan efek fisiologisnya. 4. Yang terakhir, karena pada pemberian dan pengemasan, bentuk sediaan parenteral lebih mahal dibandingkan metode rute yang lain. 5. Beberapa rasa sakit dapat terjadi seringkali tidak disukai oleh pasien, terutama bila sulit untuk mendapatkan vena yang cocok untuk pemakaian i.v. 6. Dalam beberapa kasus, dokter dan perawat dibutuhkan untuk mengatur dosis. 7. Sekali digunakan, obat dengan segera menuju ke organ targetnya. Jika pasien hipersensitivitas terhadap obat atau overdosis setelah penggunaan, efeknya sulit untuk dikembalikan lagi. 8. Pemberian beberapa bahan melalui kulit membutuhkan perhatian sebab udara atau mikroorganisme dapat masuk ke dalam tubuh. Efek sampingnya dapat berupa reaksi phlebitis, pada bagian yang diinjeksikan.
  • 3. Injeksi Antibiotik Golongan Beta Laktam Suspensi kering adalah sediaan khusus dengan preparat berbentuk serbuk kering yang baru dirubah menjadi suspensi dengan penambahan airr sesaat sebelum digunakan. Kebanyakan dari obat-obat yang dibuat dari campuran kering untuk suspensi oral adalah obat- obat anatibiotik karena obat-obat seperti antibiotik tidak stabil untuk disimpan dalam periode tertentu dengan adanya cairan pembawa air maka lebih sering diberikan sebagai campuran serbuk keringuntuk dibuat suspensi pada waktu pada waktu akan diberikan. Alasan pembuatan suspensi kering salah satunya adalah karena obat-obat tertentu tidak stabil secara kimia bila ada dalam larutan tapi stabil bila disuspensi. Suspensi kering dibuat dengan granulasi maupun tanpa granukasi. Granulasi adalah suatu metode yang memperbesar ukuran partikel serbuk guna memperbaiki sifat alir serbuk. Persyaratan pada sebuah granulat sebaiknya : 1. Dalam bentuk dan warana yang sedapat mungkin teratur 2. Memiliki sifat alir yang baik 3. Tidak terlalu kering 4. Hancur baik dalam air 5. Menunjukkan kekompakan mekanis yang memuaskan
  • 4. Injeksi Antiasma Asma adalah suatu penyakit alergi yang bercirikan peradangan steril kronis yang disertai serangan sesak napas akut secara berkala mudah tersengal-sengal dan batuk (dengan bunyi khas). Ciri lain adalah hipersekresi dahak yang biasanya lebih parah pada malam hari dan meningkatkan ambang rangsang (hiperreaktivitas) bronchi terhadap rangsangan alergis maupun non alergis. Aminofilin digunakan sebagai antiasma golongan beta2-mimetika yang mempunyai indikasi sama dengan teofilin sebagai bronkodilator. Pada bronkospasme yang akut aminofilin diberikan melalui intravena secara injeksi atau infuse. (Obat-Obat Penting) Injeksi Aminofilin Teofilin secara langsung merelaksasi otot polos pada saluran pernafasan, menyebabkan bronkodilatasi serta meningkatkan sirkulasi pernafasan dan kapasitas vital paru-paru. Injeksi Amikasin Amikasin merupakan antibiotik golongan aminoglikosida yang memiliki khasiat untuk mengatasi basil gram negatif terutama Pseudomonas. Zat ini terutama digunakan untuk terapi singkat pada infeksi yang resisten terhadap aminoglikosida lain. Injeksi Antihipertensi Golongan Beta – Bloker Propanolol HCl adalah bentuk garam dari Propanolol yang lebih mudah larut dalam air. Memiliki khasiat sebagai anti hipertensi (β-blocker) yang digunakan secara intra vena (i.v). Propanolol HCl merupakan obat antiaritmia dari kelas II β-bloker. Propanolol HCl memperlihatkan dua efek langsung lain yang berkaitan dengan efek antiaritmia, yaitu meningkatkan arus masuk ion K+ dan pada kadar yang tinggi menekan arus masuk ion Na+ yang dikenal sebagai efek stabilitas membran. Dalam keadaan darurat, propanolol dapat diberikan secara intravena dengan dosis 1-3 mg diberikan dalam beberapa menit. (farmakologi dan terapi hal 308). Injeksi Vitamin C Vitamin C tidak boleh diberikan secara oral kepada pasien dalam kondisi tertentu seperti pasien penderita maag. Namun pada keaadaan defisiensi vitamin C pasien tersebut harus segera diberikan suplemen vitamin C. Oleh sebab itu vitamin c dibuat dalam bentuk sediaan injeksi.
  • 5. Injeksi intravena vitamin C dapat menyebabkan pusing dan pingsan, oleh sebab itu vitamin C dibuat dalam bentuk injeksi intra muscular, walaupun pemmberian secara IM akan meninggalkan rasa sakit ditempat suntikan. Pemerian obat IM memberikan efek obat yang kurang tepat, tetapi biasanya efek berlangsung lebih lama dari yang dihasilkan oleh pemberian lewat IV. Injeksi Atropin Sulfat Injeksi atropin sulfat adalah larutan steril atropine sulfat dlam air untuk injeksi yang telah dibuat isotonic dengan penambahan NaCl (FI IV hal 117). Persyaratan : Mengandung atropine sulfat (C17H23NO3)2.H2SO4.H20 , tidak kurang dari 93,0 % dan tidak lebih dari 107,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket. Farmakologi : Pengaruh atropine sulfat terhadap jantung bifasik, atropine juga dapat menghambat bradikardia, yang ditimbulkan oleh obat kolinergik. Atropine tidak mempengaruhi tekanan darah secara langsung. Atropine juga ttidak berefek terhadap sirkulasi darah bila diberikan sendiri. Injeksi Oxytocin (Intramuskular) Oksitosin (ŏk'sĭ-tō'sĭn) (bahasa Yunani: "kelahiran cepat") adalah hormon pada manusia yang berfungsi untuk merangsang kontraksi yang kuat pada dinding rahim/uterus sehingga mempermudah dalam membantu proses kelahiran. Injeksi oksitosin adalah larutan steril dalam pelarut yang sesuai, bahan yang mengandung hormon polipeptida yang mempunyai sifat yang menyebabkan kontraksi otot rahim, otot vaskular, dan otot halus lain, yang dibuat dengan sintesis atau diperoleh dari globus posterior kelenjar pituitaria hewan peliharaan sehat yang biasa dimakan. Injeksi Ampicilin Salah satu zat aktif yang dapat dibuat kedalam sediaan injeksi adalah ampisillin. Ampisillin merupakan suatu antibiotik. Umumnya injeksi ampisillin diberikan melalui rute intravena (i.v) atau melalui rute intramuskular (i.m). Efek yang dihasilkan secara intravena lebih cepat bila dibandingkan dengan pemberian secara intramuskular. Pemberian dengan cara parenteral dilakukan bila diinginkan kerja obat yang lebih cepat. Rute ini diberikan jika penderita tidak sadarkan diri, tidak dapat menerima obat melalui oral atau bila obat tersebut tidak efektif dengan cara pemberian lain. Injeksi Vitamin A ( Intramuscular ) Vitamin A, dikenal dengan nama Retinol atau Asam Retinoik. Vitamin A adalah salah satu vitamin yang larut dalam lemak. Molekul lemak pulalah yang mengantarkan vitamin ini ke seluruh bagian tubuh. Artinya bila kita tidak mengkonsumsi lemak sama sekali, maka kita tidak bisa mendapatkan manfaat vitamin tersebut Mengingat bahwa tubuh kita tidak bisa memproduksi vitamin A, maka satu-satunya cara adalah mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A. Vitamin ini bisa didapat dari makanan yang berasal dari hewan maupun dari tumbuhan. Sebenarnya bukan vitamin A yang dikandung sayuran tersebut, tapi beta karoten. Beta karoten inilah yang kemudian diubah tubuh menjadi vitamin A.
  • 6. Vitamin A sangat berguna untuk penglihatan, terutama di malam hari. Juga bermanfaat untuk kekebalan tubuh, pembentukan dan pemeliharaan sel-sel kulit, saluran pencernaan dan selaput kulit. Meski tak banyak orang yang tahu, vitamin A sebenarnya ikut mempengaruhi pertumbuhan gigi dan tulang belulang yang sehat. Vitamin A dibuat dalam bentuk sediaan injeksi dan digunakan oleh pasien yang memerlukan efeknya secara cepat. Injeksi adalah sediaan steril yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan kedalam kulit atau melalui selaput lendir. Injeksi dapat berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk steril yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan. Injeksi Epinefrin HCl Zat aktif yang digunakan adalah kortison, tetapi dikarenakan zat tersebut sukar larut dalam pelarut air, maka digunakan bentuk garamnya sebagai zat aktif yaitu, hidrokortison Na asetat, dengan dosis yang digunakan adalah 100mg/hari. Dan proses sterilisasi secara aseptis. Pada injeksi ini digunakan pemakaian dosis ganda, sehingga diperlukan penambahan pengawet. Karena dalam pengambilannya selalu berulang sehingga kemungkinan terkontaminasi dengan udara sangat mudah. Pengawet yang digunakan yaitu Benzalkonium klorida yang berfungsi sebagai anti mikrobal. Hal-hal yang harus diperhatikan : 1. Tidak perlu pengawet, karena merupakan takaran tunggal 2. Tidak perlu isotonis, kecepatan untuk subkengan udara panas suhuutan dan i.v volume besar 3. Tidak perlu dapar untuk mempertahankan stabilitas pHnya. Dicari cara sterilisasi yang sama, jika pH yang lewat asam, basa itu dikhawatirkan bila tidak ada dapar. Misalnya pH 5/9 sebaiknya didapar 4. Isi melalui buret, dimana ujungnya disterilkan dulu dengan alkohol 70% dengan kapas 5. Bilas buret dengan larutan obat sebelum diisi Injeksi Propanolol (Intravena) Propanolol HCl merupakan obat antiaritmia dari kelas II β-bloker. Propanolol HCl memperlihatkan dua efek langsung lain yang berkaitan dengan efek antiaritmia, yaitu meningkatkan arus masuk ion K+ dan pada kadar yang tinggi menekan arus masuk ion Na+ yang dikenal sebagai efek stabilitas membran. Dalam keadaan darurat, propanolol dapat diberikan secara intravena dengan dosis 1-3 mg diberikan dalam beberapa menit. (farmakoligi dan terapi hal 308) Injeksi Digoksin ( Intravena ) Injeksi Digoxin adalah larutan steril digoksin dalam pelarut yang sesuai. Digoksin merupakan glikosida kardiotonik yang diperoleh dari daun Digitalis lanata. Digoksin, manfaatnya pada gagal jantung kongestif terutama karena efek peningkatan kontraktilitas jantung, sehingga menyebabkan peningkatan curah jantung sehingga tekanan vena berkurang dan akan mengurangi gejala bendungan. Selain itu juga menyebabkan perlambatan denyut ventrikel dan fibrilasi dan flutter atrium, namun pada dosis toksik dapat menimbulkan aritmia. Injeksi digoksin dibuat
  • 7. dalam bentuk suspensi, karena digoksin merupakan zat aktif yang tidak larut dalam air. Agar larut dan stabil maka digunakan zat tambahan yaitu suspending agent. Suspending agent yang digunakan adalah CMC Na (Carboxymetylcellulosa natrium) dengan konsentrasi 0,05 – 0,75 %, digunakan dalam konsentrasi yang rendah agar dapat bercampur dengan darah dan tidak menghambat aliran darah. Zat pengisotonis tidak digunakan dalam sediaan ini karena voleme sediaan kecil yaitu 1 ml. Zat pengawet juga tidak digunakan karena sediaan ini merupakan dosis tunggal. Sebelum dicampur dengan suspending agent, digoksin digerus terlebih dahulu agar ukuran partikelnya lebih kecil dan seragam sehingga lebih mudah terdispersi dan tidak mengendap ketika digunakan. Rute pemberian adalah secara intravena yang menimbulkan efek lebih cepat daripada intramuscular atau subcutan karena digoksin merupakan obat jantung yang efeknya harus cepat selain itu pemberian intramuscular dapat menimbulkan nyeri yang hebat dan nekrosis. Injeksi Diazepam ( Intravena ) Diazepam merupakan obat golongan anastesi umum yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit disertai hilangnya kesadaran. Diazepam dibuat dalam bentuk sediaan injeksi yang ditujukan dalam keadaan darurat katrena dapat mencapai efek yang cepat. Injeksi Strikinin NO3 ( Intravena ) FARMAKOLOGI Striknin bekerja dengan cara mengadakan antagonisme kompetitif terhadap transmitor penghambatan yaitu glisin di daerah penghambatan pasca sinaps. Striknin menyebabkan perangsangan pada semua bagian SSP. Obat ini merupakan konvulsan kuat dengan sifat kejang yang khas. Sifat khas yang lainnya dari kejang striknin ialah kontraksi ekstensor yang simetris yang diperkuat oleh rangsangan sensorik yaitu pendengaran, penglihatan dan perabaan. Injeksi Vitamin D ( Intravena ) Salah satu zat aktif yang dapat digunakan pada sediaan injeksi adalah vit.D. dalam praktikum ini akan dibuat sediaan injeksi yang mengandung calcitriol yaitu 1,25- dihidroksikolekalsiferol yang merupakan analog dari vitamin D.injeksi calcitriol adalah larutan obat steril dan isotonis yang mempunyai pH mendekati 7, berkhasiat sebagai hipokalsemia. Injeksi Klopromazin (Intramuscular) Injeksi klorpromazin adalah sediaan larutan steril yang mengandung klorpromazin hidroklorida dalam air injeksi (British Pharmacopeia 2007, hal. 2419) yang diberikan melalui rute intramuskular (BNF 37, hal169). Injeksi Hidrokortison Pemberian hidrokortison bertujuan untuk memperbaiki kekurangan akibat insufisiensi sekresi korteks adrenal akibat gangguan fungsi atau struktur adrenal sendiri (insufisiensi primer) atau hipofisis (insufisiensi sekunder). Hidrokortison juga diberikan pada pasien reumatoid yang sifatnya progesif, dengan pembengkakan dan nyeri sendi yang hebat sehingga mengganggu sosio- ekonomi pasien, meskipun telah diberikan istirahat, terapi fisik, dan obat golongan anti-inflamasi
  • 8. nonsteroid. Hidrokortison bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintesis protein. Molekul hormon memasuki sel jaringan melalui membran plasma secara difusi pasif di jaringan target, kemudian bereaksi dengan reseptor protein yang spesifik dalam sitoplasma sel jaringan dan membentuk kompleks reseptor-steroid. Kompleks ini mengalami perubahan konformasi, lalu bergerak menuju nukleus dan berikatan dengan kromatin. Ikatan ini menstimulasi traskripsi RNA dan sintesis protein spesifik. Induksi sintesis protein ini merupakan perantara efek fisiologik steroid. (Farmakologi dan terapi ed 4 hal 485, 496) Injeksi Gagal Jantung (Intravena) Digoksin adalah glikosida jantung yang diekstraksi dari daun Digitalis lanata. Pengaruh glikosida jantung terhadap otot jantung tergantung dosis dan berupa efek langsung terhadap otot jantung serta sistem konduksi dan efek tidak langsung terhadap sistem kardiovaskuler yang dihantarkan melalui sistem saraf otonom Injeksi Hipoglikemia Injeksi hipoglikemia adalah injeksi yang digunakan untuk menurunkan kadar gula darah. Biasanya digunakan pada penderita yang mengalami kelebihan gula darah. Keadaan ini biasanya disebut dengan diabetes. Antidiabetik merupakan kelompok obat yang digunakan dalam pengobatan diabetes mellitus (DM) dan dibedakan atas insulin dan antidiabetik oral. Insulin tergolong hormon polipeptida yang awalnya diekstraksi dari pankreas babi maupun sapi tetapi kini telah dapat disintesis dengan teknologi rekombinan DNA menggunakan E.coli. Berdasarkan mula dan lama kerjanya jenis insulin dibedakan atas : 1. Insulin kerja singkat (short acting) disebut juga soluble, regular insulin 2. Insulin kerja sedang (intermediate acting) 3. Insulin kerja sedang dengan mula kerja singkat 4. Insulin kerja lama (long acting) Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg% dan saat puasa 80-160 mg% setelah makan. Untuk usia di atas 60 tahun, batas ini lebih tinggi yaitu puasa kurang dari 150 mg% dan kurang dari 200 mg% seteleh makan. Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap pasien akan insulin, oleh karena itu pasien harus diajarkan memantau kadar gula darahnya sendiri. Injeksi Anti Radang – Anti Rematik Dexamethason mempunyai kegunaan sebagai anti inflamasi. Dexamethason dibuat sediaan injeksi karena untuk mendapatkan efek yang lebih cepat. Wadah yang digunakan berbentuk ampul karena sediaan injeksi dexamethason merupakan sediaan dosis tunggal dimana pemakaiannya hanya untuk satu kali. Pengawet harus ditambahkan untuk menjaga tumbuhnya mikroba sehingga sterilitas tetap terjaga. Injeksi Teofilin - Aminofilin merupakan kompleks 2:1 dari Teofilin dan etilendiamin (Handbook on Injectabe hal 85)
  • 9. - Teofilin sebagai z.a untuk antiasma - Etilendiamin digunakan agar terbentuk kompleks aminofilin yang mudah larut dalam air - Bentuk pemberian adalah injeksi iv yang digunakan dalam wadah dosis tunggal ampul - Tidak perlu ditambahkan pengawet karena sediaan dalam wadah dosis tunggal - Sterilisasi akhir dengan autoklaf karena zat tetap stabil pada pemanasan tinggi 1. Thiamin Hydrochloridum Nama Resmi : THIAMINI HYDROCHLORIDUM Sinonim : Thiamin Hidrokloridum, Vit.B1 Pemerian : Hablur kecil, bau khas lemah, mirip ragi, rasa pahit. Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%)P, praktis tidak larut dalam eter P, dan dalam enzena P, dan larut dalam gliserol P. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya. K/P : Antineuritikum yaitu sebagai penekan fungsi kerja saraf pusat dan sebagai komponen Vit. B kompleks. 2. Pyridoxin (FI. Edisi III hal 541) Nama Resmi : PYRIDOXIN Sinonim : Piridoxin Hidroksida Pemerian : Hablur putih, atau tidak berwarna, tidak berbau, rasa asin. Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam eter P. K/P : Komponen Vit. B kompleks. 3. Cianocobalamin (FI. Edisi III hal 185-186) Nama Resmi : CIANOCOBALAMINUM Sinonim : Sianokobalamin Pemerian : Hablur atau sebuk hablur merah tua, tidak berbau, bentuk anhidrat, sangat hidroskopis. Kelarutan : Agak sukar larut dalam etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam aseton P. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung cahaya. K/P : Vitamin, anti oksidant yaitu untuk mencegah
  • 10. terjadinya oksidasi oleh udara . 4. Aethylendiamin (FI. Edisi III hal 71) Nama Resmi : AETHYLENDIAMINUM Sinonim : Etilendiamin Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, atau agak kuning, bau mirip amoniak. Kelarutan : Dapat larut dalam air dan etanol (95%) P. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung cahaya. K/P : Pelarut Teofillina. 5. Nipagin (FI.Edisi III, Hal 378) Nama Resmi : METHILYS PARABEN Sinonim : Metil P hidroksida benzoat, nipagin Pemerian : Serbuk hablur halus, hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa, agak membakar diikuti rasa tebal. Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 350 bagian etanol (95%) P dan dalam 60 bagian gliserol P panas, dan 40 bagian minyak lemak nabati panas jika dididihkan larutan tetap jernih. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. K/P : Zat tambahan, zat pengawet. 6. Tokoferol (FI. Edisi III hal 606) Nama Resmi : TOCOPHEROLUM Sinonim : Vitamin E Pemerian : Tidak berbau, atau sedikit berbau, tidak berasa atau sedikit berasa alfa tokoferol atau asetat seperti minyak, kuning, jernih, pada suhu 75% C dingin, bentuk padat. Kelarutan : Alfa tokoferol asam saksianat, praktis tidak larut dalam larutan alkali, larutan etanol (95%) P, eter P. aseton P, dan dalam minyak, sangat mudah larut dalam kloroform P, bentuk lain alfa tokoferol, praktis tidak larut dalam etanol (95%) P. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. K/P : Antioksidan : penangkal radikal bebas dan mencegah.
  • 11. 7. Aqua Pro Injection (FI. Edisi III hal 97) Nama Resmi : AQUA PRO INJECTION Sinonim : Aqua untuk injeksi Pemerian : Keasaman, kebasaan, ammonium, besi, tembaga, timbal, kalsium klorida, nitrat, sulfat, zat teroksidasi menurut syarat yang tertera pada aqua destillata. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. K/P : Sebagai pelarut untuk injeksi (zat tambahan) Keuntungan • Dapat dicapai efek fisiolgis segera, untuk kondisi penyakit tertentu (Jantung berhenti) • untuk sediaan yang tidak efektif diberikan secara oral (tidak tahan asam lambung) • Baik untuk penderita yang tidak memungkinkan mengkonsumsi oral (Sakit jiwa atau tidak sadar) • Pemberian parenteral memberikan kemungkinan bagi dokter untuk mengontrol obat, karena pasien harus kembali melakukan pengobatan • Sediaan parenteral dapat menimbulkan efek lokal seperti pada kedokteran gigi/anastesiologi • Pengobatan parenteral merupakan salah satu cara untuk mengoreksi ganggun serius cairan dan keseimbangn elektrolit Kerugian • harus dilakukan oleh personel yang terlatih dan waktu pemberian lebih lama • Pemberian obat secara parenteral sangat berkaitan dengan ketentuan prosedur aseptik dengan rasa nyeri pada lokasi penyuntikan yang tidak selalu dapat dihindari • Bila obat telah diberikan secara parenteral, sukar sekali untuk menghilangkan/merubah efek fisiologisnya karena obat telah berada dalam sirkulasi sistemik • Harganya relatif lebih mahal • Masalah lain dapat timbul pada pemberian obat secara parenteral seperti septisema, infeksi jamur, inkompatibilias karena pencampuran sediaan parenteral dan interaksi obat • Persyaratan sediaan parenteral tentang sterilitas, bebas dari partikel partikulat, bebas dari pirogen, dan stabilitas sediaan parenteral harus disadari oleh semua personel yang terlibat.
  • 12. Keuntungan Obat Injeksi 1. Respon fisiologis yang cepat dapat dicapai segera bila diperlukan, yang menjadi pertimbangan utama dalam kondisi klinik seperti gagal jantung, asma, shok. 2. Terapi parenteral diperlukan untukobat-obat yang tidak efektif secara oral atau yang dapat dirusak oleh saluran pencernaan, seperti insulin, hormon dan antibiotik. 3. Obat-obat untuk pasien yang tidak kooperatif, mual atau tidak sadar harus diberikan secara injeksi. 4. Bila memungkinkan, terapi parenteral memberikan kontrol obat dari ahli karena pasien harus kembali untuk pengobatan selanjutnya. Juga dalam beberapa kasus, pasien tidak dapat menerima obat secara oral. 5. Penggunaan parenteral dapat menghasilkan efek lokal untuk obat bila diinginkan seperti pada gigi dan anestesi. 6. Dalam kasus simana dinginkan aksi obat yang diperpanjang, bentuk parenteral tersedia, termasuk injeksi steroid periode panjang secara intra-artikular dan penggunaan penisilin periode panjang secara i.m. 7. Terapi parenteral dapat memperbaiki kerusakan serius pada keseimbangan cairan dan elektrolit. 8. Bila makanan tidak dapat diberikan melalui mulut, nutrisi total diharapkan dapat dipenuhi melalui rute parenteral. 9. Aksi obat biasanya lebih cepat. 10. Seluruh dosis obat digunakan. 11. Beberapa obat, seperti insulin dan heparin, secara lengkap tidak aktif ketika diberikan secara oral, dan harus diberikan secara parenteral. 12. Beberapa obat mengiritasi ketika diberikan secara oral, tetapi dapat ditoleransi ketika diberikan secara intravena, misalnya larutan kuat dektrosa. 13. Jika pasien dalam keadaan hidrasi atau shok, pemberian intravena dapat menyelamatkan hidupnya.
  • 13. Kerugian Obat Injeksi 1. Bentuk sediaan harus diberikan oleh orang yang terlatih dan membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pemberian rute lain. 2. Pada pemberian parenteral dibutuhkan ketelitian yang cukup untuk pengerjaan secara aseptik dari beberapa rasa sakit tidak dapat dihindari. 3. Obat yang diberikan secara parenteral menjadi sulit untuk mengembalikan efek fisiologisnya. 4. Yang terakhir, karena pada pemberian dan pengemasan, bentuk sediaan parenteral lebih mahal dibandingkan metode rute yang lain. 5. Beberapa rasa sakit dapat terjadi seringkali tidak disukai oleh pasien, terutama bila sulit untuk mendapatkan vena yang cocok untuk pemakaian i.v. 6. Dalam beberapa kasus, dokter dan perawat dibutuhkan untuk mengatur dosis. 7. Sekali digunakan, obat dengan segera menuju ke organ targetnya. Jika pasien hipersensitivitas terhadap obat atau overdosis setelah penggunaan, efeknya sulit untuk dikembalikan lagi. 8. Pemberian beberapa bahan melalui kulit membutuhkan perhatian sebab udara atau mikroorganisme dapat masuk ke dalam tubuh. Efek sampingnya dapat berupa reaksi phlebitis, pada bagian yang diinjeksikan.
  • 14. INJEKSI INTRA VENA (IV) Sedikit penjelasan mengenai INJEKSI INTRA VENA (IV):  Gunakan ALCOHOL SWAB untuk men-STERIL-kan wilayah injeksi.  Gunakan jarum paling tipis (JARUM NO.30) atau WING NEEDLE (no. 27). Bila jenis produk yang digunakan LEBIH dari 1, disarankan untuk memasukkan satu per satu secara BERGANTIAN dengan wing needle (Pangkal wing needle dapat dipisahkan dengan spuit TANPA harus MELEPAS jarum)  Pada akhir proses persiapan, DORONG pompa spuit sampai CAIRAN KELUAR SEDIKIT untuk memastikan seluruh UDARA dalam tabung sudah keluar.  Posisi jarum waktu dimasukkan adalah SEJAJAR dengan kulit (1 S/D 5 DERAJAT)  Masukan cairan secara PERLAHAN-LAHAN untuk mencegah pecahnya pembuluh darah. Dalam hal ini, wing needle dapat membantu memperlambat proses injeksi. INJEKSI INTRA MUSCULAR (IM) Sedikit penjelasan mengenai INJEKSI INTRA MUSCULAR (IM):  Gunakan ALCOHOL SWAB untuk men-STERIL-kan wilayah injeksi.  UKURAN jarum yang ideal adalah NO.23.  Pada akhir proses persiapan, DORONG pompa spuit sampai CAIRAN KELUAR SEDIKIT untuk memastikan seluruh UDARA dalam tabung sudah keluar.  Posisi jarum waktu dimasukkan adalah TEGAK LURUS (90 derajat)  Pastikan jarum MASUK sampai HABIS, untuk sampai ke jaringan otot  Sebelum menyuntikan obat, pastikan untuk melakukan "ASPIRATE" (sedikit menarik pompa spuit) untuk mengecek apa betul jarum sudah MASUK SEMPURNA pada pembuluh darah. Pada injeksi INTRA MUSCULAR, bila MASUK sedikit DARAH ke dalam spuit = SALAH. Bila ada darah yang masuk, artinya jarum berada di posisi pembuluh darah.  Masukan cairan PERLAHAN-LAHAN. INJEKSI SUB CUTAN (SC) Sedikit penjelasan mengenai INJEKSI SUB CUTAN (SC):
  • 15.  Gunakan ALCOHOL SWAB untuk men-STERIL-kan wilayah injeksi.  Ukuran jarum yang ideal adalah NO.26  Pada akhir proses persiapan, DORONG pompa spuit sampai cairan KELUAR SEDIKIT untuk memastikan seluruh UDARA dalam tabung sudah keluar.  3 lokasi umum untuk SC adalah: o PERUT bawah o LENGAN atas o PAHA atas  Jumlah maximal yang boleh disuntikkan per titik adalah 1 CC/TITIK (untuk L-carnitine mixture).  Pastikan jarum MASUK sampai HABIS, untuk sampai ke jaringan lemak yang berada diantara jaringan kulit dengan otot.  Sebelum menyuntikan obat, pastikan untuk melakukan "ASPIRATE" (sedikit menarik pompa spuit) untuk mengecek apa betul jarum sudah masuk sempurna pada pembuluh darah. Pada injeksi sub cutan, bila MASUK sedikit DARAH ke dalam spuit = SALAH. Bila ada darah yang masuk, artinya jarum berada di posisi pembuluh darah.  Masukan cairan PERLAHAN-LAHAN.  Pastikan anda berada dalam kondisi FIT (cukup makan, cukup tidur) sebelum melakukan injeksi. Apabila merasa kurang fit namun ingin memaksakan, lakukan TEST TEKANAN DARAH sebelum melakukan injeksi.  Setelah injeksi, MINUMLAH banyak AIR PUTIH. Untuk sementara waktu disarankan untuk menghindari konsumsi minuman lain khususnya KOPI, TEH, dan minuman BERALKOHOL.