SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
HUKUM KETENAGAKERJAAN K2 TOFIK SUPRIYADI 1810601039
BAB X
OTONOMI DAERAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIDANG
KETENAGAKERJAAN
Penataan kembali setelah sistem pemerintahan yang carut-marut selama masa
Orde Baru dilakukan dengan penerapan pemerintahan otonomi daerah sebagai paradigma
dalam pemberdayaan masyarakat.1 Pemerintahan otonomi daerah berlaku setelah adanya
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian
diganti dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dengan perubahan keduanya
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008. Selanjutnya berlaku Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan mencabut undang-undang mengenai
pemerintahan daerah yang berlaku sebelumnya.2
Pengertian otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.3 Dengan tata pemerintahan
otonomi daerah maka perencanaan, pelaksanaan, dan pengontrolan/pengendalian
pembangunan di daerah harus melibatkan rakyat melalui sistem keterwakilan dalam
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Oleh karena itu, dalam merumuskan
peraturan daerah, DPRD serta gubernur atau bupati/wali kota harus benar-benar cermat
dengan memformulasikan kepentingan daerah dan kepentingan nasional, yaitu
memodifikasi kepentingan yang sesuai dengan aspirasi masyarakat setempat dan
kepentingan nasional dalam menjaga tegak dan utuhnya wilayah NKRI.
1 Abdul Khakim, Dasar-Dasar Hukum Ketenagakerjaan,(Bandung:PT. Citra Aditya Bakti, Cet. IV),
hlm. 231
2 JDIH BPK RI, Database Peraturan, diakses dari https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38685/uu-no-
23-tahun-2014 pada tanggal 9 Mei 2020 pukul 12.30
3 Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
HUKUM KETENAGAKERJAAN K2 TOFIK SUPRIYADI 1810601039
A. Kewenangan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota Dalam Bidang Ketenagakerjaan
Dalam pembahasan mengenai kewenangan pemerintah maka didasarkan pada
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 atau Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah dengan peraturan turunannya, yakni Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, serta
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan
atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Adapun pembagian kewenangan bidang
ketenagakerjaan adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014
a. Undang-undang pemerintahan daerah tidak secara spesifik menyebutkan
mengenai kewenangan pemerintah pusat dalam bidang ketenagakerjaan.
Namun, menurut Abdul Khakim dalam bukunya “Dasar-Dasar Hukum
Ketenagakerjaan” menyebutkan bahwa peran pemerintah pusat dalam
bidang ketenagakerjaan adalah dalam urusan yustisi yang mana pemerintah
membentuk undang-undang dan peraturan lain berskala nasional.
b. Kewenangan pemerintah provinsi adalah pelayanan bidang ketenagakerjaan
lintas kabupaten/kota (Pasal 13 ayat (1) huruf h UU No. 32 Tahun 2004) dan
disebutkan pula urusan pemerintah daerah mencakup tenaga kerja (Pasal 12
ayat (2) huruf a UU No. 23 Tahun 2014).
c. Kewenangan pemerintah kabupaten/kota dalam pelayanan bidang
ketenagakerjaan juga diatur dalam Pasal 14 ayat (1) huruf h UU No. 32
Tahun 2004.
2. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota telah mengatur lebih terperinci mengenai
pembagian kewenangan urusan pemerintahan. Pengaturan terkait kewenangan
pemerintah atau pembagian urusan pemerintahan yang secara khusus mengenai
HUKUM KETENAGAKERJAAN K2 TOFIK SUPRIYADI 1810601039
bidang ketenagakerjaan telah dijabarkan dalam lampiran Peraturan Pemerintah
Nomor 38 Tahun 2007.4
Penjabaran mengenai pembagian urusan pemerintah dalam bidang
ketenagakerjaan sesuai lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
terdiri atas lima sub bidang, yakni meliputi:
1) Kebijakan, perencanaan, pembinaan, dan pengawasan.
2) Pembinaan sumber daya manusia (SDM) aparatur.
3) Pembinaan pelatihan dan produktivitas tenaga kerja.
4) Pembinaan dan penempatan tenaga kerja dalam negeri.
5) Pembinaan dan penempatan tenaga kerja luar negeri.
Dari kelima sub bidang di atas telah menjadikan klasifikasi penjabaran yang rinci
mengenai pembagian urusan pemerintahan pemerintah, pemerintah daerah
provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota dalam bidang ketenagakerjaan.
Namun, bila ditarik kembali secara umum terkait kewenangan pemerintah, baik
itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah maka kewenangan pemerintah
pusat adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang ketenagakerjaan
dalam skala nasional, dan kewenangan pemerintah daerah ialah
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang ketenagakerjaan dalam skala
atau tingkat daerah yakni dalam skala provinsi untuk pemerintah daerah provinsi
dan dalam skala kabupaten/kota untuk pemerintah daerah kabupaten/kota.
B. Peraturan Daerah Tentang Ketenagakerjaan dan Hierarki Peraturan
Perundang-Undangan
Pemberdayaan rakyat merupakan fokus utama dalam otonomi daerah. Prinsip
otonomi daerah berupa pembagian kewenangan diimplementasikan melalui
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota yang memberikan pembagian kewenangan dengan jelas
sehingga overlapping kewenangan antara pemerintah kabupaten/kota dan
pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat dapat dihindari. Dalam hal pengaturan
4 Huruf (n) Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian,Lampiran
PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
HUKUM KETENAGAKERJAAN K2 TOFIK SUPRIYADI 1810601039
terkait otonomi daerah maka perlu adanya peraturan daerah yang dirumuskan
dengan cermat dan tepat yang dapat mengatur kepentingan daerah tanpa
mengesampingkan kepentingan nasional. Berkaitan dengan ketenagakerjaan maka
kedudukan peraturan daerah tentang ketenagakerjaan merupakan suatu produk
hukum yang menjadi satu kesatuan dalam hierarki peraturan perundang-undangan.
Perbandingan Hierarki Peraturan Perundang-Undangan
Tap. MPR No.
XX/1996 jo. Tap.
MPR No. V/1973
Tap. MPR
No. III/2000
UU 10/2004
(Pasal 7 ayat 1)
UU 12/2011
(Pasal 7 ayat 1)
(1) (2) (3) (4)
1. UUD 1945 1. UUD 1945 1. UUD 1945 1. UUD 1945
2. Tap. MPR 2. Tap. MPR 2. UU/Perpu 2. Tap. MPR
3. UU 3. UU 3. Peraturan
Pemerintah
3. UU/Perpu
4. Perpu 4. Perpu 4. Peraturan
Presiden
4. Peraturan
Pemerintah
5. Peraturan
Pemerintah
5. Peraturan
Pemerintah
5. Peraturan
Daerah
5. Peraturan
Presiden
6. Keputusan
Presiden
6. Keputusan
Presiden
6. Peraturan
Daerah Provinsi
7. Instruksi
Presiden
7. Peraturan
Daerah
7. Peraturan
Daerah
Kabupaten/Kota
8. Peraturan
Menteri
9. Instruksi
Menteri
10. Peraturan
Pelaksanaan
Dari adanya berbagai peraturan perundang-undangan kemudian
menimbulkan beberapa pertanyaan, diantaranya:
1. Bagaimana kedudukan peraturan/keputusan menteri yang masih ada sekarang?
2. Apakah dapat begitu saja digantikan perda dengan alasan untuk menyesuaikan
kepentingan otonomi daerah?
3. Bagaimana dengan kemungkinan terbitnya keputusan menteri yang baru?
HUKUM KETENAGAKERJAAN K2 TOFIK SUPRIYADI 1810601039
Maka jawabannya, pertama adalah Pasal 408 Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014,5 yang menyatakan bahwa:
“Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku,semua peraturan perundang-undangan
yang berkaitan denganpenyelenggaraan Pemerintahan Daerah dinyatakan masih tetap
berlaku sepanjang belum diganti dan tidak bertentangan dengan ketentuan dalam
Undang-Undang ini.”
Dengan demikian, keseluruhan peraturan perundang-undangan yang saling
berkaitan harus selaras dan disesuaikan sehingga menjadi produk hukum dari pusat
dan daerah berada dalam satu sistem yang tertib dan sinkron. Kedua, kedudukan
keputusan menteri adalah bagian dari jenis peraturan perundang-undangan yang
tetap dapat dibuat oleh setiap menteri sebagai pembantu presiden dengan dasar
hukum:
1. Pasal 4 ayat (2) Tap. MPR Nomor III/MPR/2000.
2. Pasal 8 ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan.
3. Surat Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor
M.UM.01.06-27 tanggal 23 Feruari 2001.
Dalam pelaksanaan otonomi daerah yang kemudian diterbitkan peraturan
daerah menyangkut bidang ketenagakerjaan, dimungkinkan timbul persoalan
apakah perda tersebut aspiratif dan mendukung terciptanya hubungan industrial
yang harmonis dan dinamis? Hal ini bergantung pada pembuat perda dan perlunya
partisipasi aktif seluruh komponen masyarakat termasuk perguruan tinggi, LSM,
asosiasi pengusaha, dan serikat pekerja/serikat buruh di daerah.
5 Sebelumnya berdasarkan Pasal 238 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah

More Related Content

What's hot

Sejarah internasional hak asasi manusia
Sejarah internasional hak asasi manusiaSejarah internasional hak asasi manusia
Sejarah internasional hak asasi manusiaDoan Gabriel Silalahi
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negaranurul khaiva
 
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhap
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhapPerbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhap
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhapElanda Harviyata
 
5.surat perintah penyidikan
5.surat perintah penyidikan5.surat perintah penyidikan
5.surat perintah penyidikanDimas Suprayogi
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...Idik Saeful Bahri
 
7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan
7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan
7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikanRonalto_Tan
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
LAPORAN KEJADIAN, BERITA ACARA DAN ADMINISTRASI PELAPORAN
LAPORAN KEJADIAN, BERITA ACARA DAN ADMINISTRASI PELAPORANLAPORAN KEJADIAN, BERITA ACARA DAN ADMINISTRASI PELAPORAN
LAPORAN KEJADIAN, BERITA ACARA DAN ADMINISTRASI PELAPORANSudirman Sultan
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANADian Oktavia
 
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Idik Saeful Bahri
 
Pendewasaan (handlichting)
Pendewasaan (handlichting)Pendewasaan (handlichting)
Pendewasaan (handlichting)Zainal Abidin
 
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta KerjaHukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta KerjaLeks&Co
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negaraaishkhuw fillah
 

What's hot (20)

Sejarah internasional hak asasi manusia
Sejarah internasional hak asasi manusiaSejarah internasional hak asasi manusia
Sejarah internasional hak asasi manusia
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
 
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhap
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhapPerbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhap
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhap
 
5.surat perintah penyidikan
5.surat perintah penyidikan5.surat perintah penyidikan
5.surat perintah penyidikan
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
 
Tindak pidana pemerasan
Tindak pidana pemerasanTindak pidana pemerasan
Tindak pidana pemerasan
 
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
 
7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan
7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan
7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan
 
Contoh Surat Tuntutan
Contoh Surat TuntutanContoh Surat Tuntutan
Contoh Surat Tuntutan
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum Perikatan
Hukum PerikatanHukum Perikatan
Hukum Perikatan
 
LAPORAN KEJADIAN, BERITA ACARA DAN ADMINISTRASI PELAPORAN
LAPORAN KEJADIAN, BERITA ACARA DAN ADMINISTRASI PELAPORANLAPORAN KEJADIAN, BERITA ACARA DAN ADMINISTRASI PELAPORAN
LAPORAN KEJADIAN, BERITA ACARA DAN ADMINISTRASI PELAPORAN
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
 
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
 
Pendewasaan (handlichting)
Pendewasaan (handlichting)Pendewasaan (handlichting)
Pendewasaan (handlichting)
 
Resume HPI
Resume HPIResume HPI
Resume HPI
 
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta KerjaHukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara
 

Similar to OTONOMI DAERAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIDANG KETENAGAKERJAAN

PARDIMAN - OTODA 5 MARET.pptx
PARDIMAN - OTODA 5 MARET.pptxPARDIMAN - OTODA 5 MARET.pptx
PARDIMAN - OTODA 5 MARET.pptxalfianwibowo2
 
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010 Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010 Ade Suerani
 
1958585
19585851958585
1958585dddin
 
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRDPenjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRDAde Suerani
 
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRDPenjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRDAde Suerani
 
Slide Hasil Tesis.pptx
Slide Hasil Tesis.pptxSlide Hasil Tesis.pptx
Slide Hasil Tesis.pptxdedybachrie
 
Pp no19-th-2008-tentang-kecamatan
Pp no19-th-2008-tentang-kecamatanPp no19-th-2008-tentang-kecamatan
Pp no19-th-2008-tentang-kecamatanapotek agam farma
 
Pp no19-th-2008-tentang-kecamatan
Pp no19-th-2008-tentang-kecamatanPp no19-th-2008-tentang-kecamatan
Pp no19-th-2008-tentang-kecamatanapotek agam farma
 
Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural
Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan StrukturalRaperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural
Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan StrukturalAde Suerani
 
PERDA Satpol pp new
PERDA Satpol pp newPERDA Satpol pp new
PERDA Satpol pp newJhon Blora
 
Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Dan Tugas Pembantuan
Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Dan Tugas PembantuanPeraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Dan Tugas Pembantuan
Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Dan Tugas PembantuanPenataan Ruang
 
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat DaerahPP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat DaerahPenataan Ruang
 
Juknis Raperdes Pungutan desa
Juknis Raperdes Pungutan desaJuknis Raperdes Pungutan desa
Juknis Raperdes Pungutan desaYudhi Aldriand
 
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...Researcher Syndicate68
 

Similar to OTONOMI DAERAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIDANG KETENAGAKERJAAN (20)

PARDIMAN - OTODA 5 MARET.pptx
PARDIMAN - OTODA 5 MARET.pptxPARDIMAN - OTODA 5 MARET.pptx
PARDIMAN - OTODA 5 MARET.pptx
 
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010 Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010
Rekomendasi DPRD Sultra atas LKPJ Gubernur TA 2010
 
Uu perda
Uu perdaUu perda
Uu perda
 
1958585
19585851958585
1958585
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Permensos RI No. 129/HUK/2008
Permensos RI No. 129/HUK/2008Permensos RI No. 129/HUK/2008
Permensos RI No. 129/HUK/2008
 
Pp38
Pp38Pp38
Pp38
 
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
 
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRDPenjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
 
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRDPenjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
 
Slide Hasil Tesis.pptx
Slide Hasil Tesis.pptxSlide Hasil Tesis.pptx
Slide Hasil Tesis.pptx
 
Pp no19-th-2008-tentang-kecamatan
Pp no19-th-2008-tentang-kecamatanPp no19-th-2008-tentang-kecamatan
Pp no19-th-2008-tentang-kecamatan
 
Pp no19-th-2008-tentang-kecamatan
Pp no19-th-2008-tentang-kecamatanPp no19-th-2008-tentang-kecamatan
Pp no19-th-2008-tentang-kecamatan
 
Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural
Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan StrukturalRaperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural
Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural
 
PERDA Satpol pp new
PERDA Satpol pp newPERDA Satpol pp new
PERDA Satpol pp new
 
P sulsel 9_2011
P sulsel 9_2011P sulsel 9_2011
P sulsel 9_2011
 
Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Dan Tugas Pembantuan
Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Dan Tugas PembantuanPeraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Dan Tugas Pembantuan
Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Dan Tugas Pembantuan
 
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat DaerahPP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
 
Juknis Raperdes Pungutan desa
Juknis Raperdes Pungutan desaJuknis Raperdes Pungutan desa
Juknis Raperdes Pungutan desa
 
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...
 

More from TOFIK SUPRIYADI

Business Plan Cuci Motor
Business Plan Cuci MotorBusiness Plan Cuci Motor
Business Plan Cuci MotorTOFIK SUPRIYADI
 
Kekebalan Diplomatik di Negara Ketiga
Kekebalan Diplomatik di Negara KetigaKekebalan Diplomatik di Negara Ketiga
Kekebalan Diplomatik di Negara KetigaTOFIK SUPRIYADI
 
Hukum Agraria Pengadaan Tanah
Hukum Agraria Pengadaan TanahHukum Agraria Pengadaan Tanah
Hukum Agraria Pengadaan TanahTOFIK SUPRIYADI
 
Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Usaha
Manajemen Keuangan dan Pembiayaan UsahaManajemen Keuangan dan Pembiayaan Usaha
Manajemen Keuangan dan Pembiayaan UsahaTOFIK SUPRIYADI
 
Memulai Sebuah Usaha Baru Materi Kewirausahaan
Memulai Sebuah Usaha Baru Materi KewirausahaanMemulai Sebuah Usaha Baru Materi Kewirausahaan
Memulai Sebuah Usaha Baru Materi KewirausahaanTOFIK SUPRIYADI
 
PPT OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAAN
PPT OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAANPPT OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAAN
PPT OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAANTOFIK SUPRIYADI
 
MAKALAH OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAAN
MAKALAH OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAANMAKALAH OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAAN
MAKALAH OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAANTOFIK SUPRIYADI
 
Grand desain adhigana sahwahita 2020
Grand desain adhigana sahwahita 2020Grand desain adhigana sahwahita 2020
Grand desain adhigana sahwahita 2020TOFIK SUPRIYADI
 
Grand Desain HIMADIKTAR 2020
Grand Desain HIMADIKTAR 2020Grand Desain HIMADIKTAR 2020
Grand Desain HIMADIKTAR 2020TOFIK SUPRIYADI
 
SENGKETA PALESTINA DAN ISRAEL
SENGKETA PALESTINA DAN ISRAELSENGKETA PALESTINA DAN ISRAEL
SENGKETA PALESTINA DAN ISRAELTOFIK SUPRIYADI
 
BENTUK NEGARA, KEKUASAAN, DAN KEDAULATAN NEGARA
BENTUK NEGARA, KEKUASAAN, DAN KEDAULATAN NEGARABENTUK NEGARA, KEKUASAAN, DAN KEDAULATAN NEGARA
BENTUK NEGARA, KEKUASAAN, DAN KEDAULATAN NEGARATOFIK SUPRIYADI
 
Konsepsi rechtstaat dan rule of law
Konsepsi rechtstaat dan rule of lawKonsepsi rechtstaat dan rule of law
Konsepsi rechtstaat dan rule of lawTOFIK SUPRIYADI
 
Sosiologi - Konflik Sosial
Sosiologi - Konflik SosialSosiologi - Konflik Sosial
Sosiologi - Konflik SosialTOFIK SUPRIYADI
 

More from TOFIK SUPRIYADI (20)

Business Plan Cuci Motor
Business Plan Cuci MotorBusiness Plan Cuci Motor
Business Plan Cuci Motor
 
Kekebalan Diplomatik di Negara Ketiga
Kekebalan Diplomatik di Negara KetigaKekebalan Diplomatik di Negara Ketiga
Kekebalan Diplomatik di Negara Ketiga
 
Hukum Agraria Pengadaan Tanah
Hukum Agraria Pengadaan TanahHukum Agraria Pengadaan Tanah
Hukum Agraria Pengadaan Tanah
 
Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Usaha
Manajemen Keuangan dan Pembiayaan UsahaManajemen Keuangan dan Pembiayaan Usaha
Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Usaha
 
Memulai Sebuah Usaha Baru Materi Kewirausahaan
Memulai Sebuah Usaha Baru Materi KewirausahaanMemulai Sebuah Usaha Baru Materi Kewirausahaan
Memulai Sebuah Usaha Baru Materi Kewirausahaan
 
UUD 1945
UUD 1945UUD 1945
UUD 1945
 
PPT OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAAN
PPT OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAANPPT OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAAN
PPT OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAAN
 
MAKALAH OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAAN
MAKALAH OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAANMAKALAH OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAAN
MAKALAH OMNIBUS LAW DALAM HUKUM KETENAGAKERJAAN
 
Grand desain adhigana sahwahita 2020
Grand desain adhigana sahwahita 2020Grand desain adhigana sahwahita 2020
Grand desain adhigana sahwahita 2020
 
Grand Desain HIMADIKTAR 2020
Grand Desain HIMADIKTAR 2020Grand Desain HIMADIKTAR 2020
Grand Desain HIMADIKTAR 2020
 
Sistem ekonomi islam
Sistem ekonomi islamSistem ekonomi islam
Sistem ekonomi islam
 
SENGKETA PALESTINA DAN ISRAEL
SENGKETA PALESTINA DAN ISRAELSENGKETA PALESTINA DAN ISRAEL
SENGKETA PALESTINA DAN ISRAEL
 
BENTUK NEGARA, KEKUASAAN, DAN KEDAULATAN NEGARA
BENTUK NEGARA, KEKUASAAN, DAN KEDAULATAN NEGARABENTUK NEGARA, KEKUASAAN, DAN KEDAULATAN NEGARA
BENTUK NEGARA, KEKUASAAN, DAN KEDAULATAN NEGARA
 
Konsepsi rechtstaat dan rule of law
Konsepsi rechtstaat dan rule of lawKonsepsi rechtstaat dan rule of law
Konsepsi rechtstaat dan rule of law
 
SKETSA PERADILAN AGAMA
SKETSA PERADILAN AGAMASKETSA PERADILAN AGAMA
SKETSA PERADILAN AGAMA
 
Delik Percobaan
Delik PercobaanDelik Percobaan
Delik Percobaan
 
SKETSA PERADILAN AGAMA
SKETSA PERADILAN AGAMASKETSA PERADILAN AGAMA
SKETSA PERADILAN AGAMA
 
Essay Tentang Bidikmisi
Essay Tentang BidikmisiEssay Tentang Bidikmisi
Essay Tentang Bidikmisi
 
Geografi Biosfer
Geografi BiosferGeografi Biosfer
Geografi Biosfer
 
Sosiologi - Konflik Sosial
Sosiologi - Konflik SosialSosiologi - Konflik Sosial
Sosiologi - Konflik Sosial
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 

Recently uploaded (20)

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 

OTONOMI DAERAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIDANG KETENAGAKERJAAN

  • 1. HUKUM KETENAGAKERJAAN K2 TOFIK SUPRIYADI 1810601039 BAB X OTONOMI DAERAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIDANG KETENAGAKERJAAN Penataan kembali setelah sistem pemerintahan yang carut-marut selama masa Orde Baru dilakukan dengan penerapan pemerintahan otonomi daerah sebagai paradigma dalam pemberdayaan masyarakat.1 Pemerintahan otonomi daerah berlaku setelah adanya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian diganti dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dengan perubahan keduanya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008. Selanjutnya berlaku Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan mencabut undang-undang mengenai pemerintahan daerah yang berlaku sebelumnya.2 Pengertian otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.3 Dengan tata pemerintahan otonomi daerah maka perencanaan, pelaksanaan, dan pengontrolan/pengendalian pembangunan di daerah harus melibatkan rakyat melalui sistem keterwakilan dalam Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Oleh karena itu, dalam merumuskan peraturan daerah, DPRD serta gubernur atau bupati/wali kota harus benar-benar cermat dengan memformulasikan kepentingan daerah dan kepentingan nasional, yaitu memodifikasi kepentingan yang sesuai dengan aspirasi masyarakat setempat dan kepentingan nasional dalam menjaga tegak dan utuhnya wilayah NKRI. 1 Abdul Khakim, Dasar-Dasar Hukum Ketenagakerjaan,(Bandung:PT. Citra Aditya Bakti, Cet. IV), hlm. 231 2 JDIH BPK RI, Database Peraturan, diakses dari https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38685/uu-no- 23-tahun-2014 pada tanggal 9 Mei 2020 pukul 12.30 3 Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
  • 2. HUKUM KETENAGAKERJAAN K2 TOFIK SUPRIYADI 1810601039 A. Kewenangan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota Dalam Bidang Ketenagakerjaan Dalam pembahasan mengenai kewenangan pemerintah maka didasarkan pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 atau Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dengan peraturan turunannya, yakni Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, serta Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Adapun pembagian kewenangan bidang ketenagakerjaan adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 a. Undang-undang pemerintahan daerah tidak secara spesifik menyebutkan mengenai kewenangan pemerintah pusat dalam bidang ketenagakerjaan. Namun, menurut Abdul Khakim dalam bukunya “Dasar-Dasar Hukum Ketenagakerjaan” menyebutkan bahwa peran pemerintah pusat dalam bidang ketenagakerjaan adalah dalam urusan yustisi yang mana pemerintah membentuk undang-undang dan peraturan lain berskala nasional. b. Kewenangan pemerintah provinsi adalah pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota (Pasal 13 ayat (1) huruf h UU No. 32 Tahun 2004) dan disebutkan pula urusan pemerintah daerah mencakup tenaga kerja (Pasal 12 ayat (2) huruf a UU No. 23 Tahun 2014). c. Kewenangan pemerintah kabupaten/kota dalam pelayanan bidang ketenagakerjaan juga diatur dalam Pasal 14 ayat (1) huruf h UU No. 32 Tahun 2004. 2. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota telah mengatur lebih terperinci mengenai pembagian kewenangan urusan pemerintahan. Pengaturan terkait kewenangan pemerintah atau pembagian urusan pemerintahan yang secara khusus mengenai
  • 3. HUKUM KETENAGAKERJAAN K2 TOFIK SUPRIYADI 1810601039 bidang ketenagakerjaan telah dijabarkan dalam lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007.4 Penjabaran mengenai pembagian urusan pemerintah dalam bidang ketenagakerjaan sesuai lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 terdiri atas lima sub bidang, yakni meliputi: 1) Kebijakan, perencanaan, pembinaan, dan pengawasan. 2) Pembinaan sumber daya manusia (SDM) aparatur. 3) Pembinaan pelatihan dan produktivitas tenaga kerja. 4) Pembinaan dan penempatan tenaga kerja dalam negeri. 5) Pembinaan dan penempatan tenaga kerja luar negeri. Dari kelima sub bidang di atas telah menjadikan klasifikasi penjabaran yang rinci mengenai pembagian urusan pemerintahan pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota dalam bidang ketenagakerjaan. Namun, bila ditarik kembali secara umum terkait kewenangan pemerintah, baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah maka kewenangan pemerintah pusat adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang ketenagakerjaan dalam skala nasional, dan kewenangan pemerintah daerah ialah menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang ketenagakerjaan dalam skala atau tingkat daerah yakni dalam skala provinsi untuk pemerintah daerah provinsi dan dalam skala kabupaten/kota untuk pemerintah daerah kabupaten/kota. B. Peraturan Daerah Tentang Ketenagakerjaan dan Hierarki Peraturan Perundang-Undangan Pemberdayaan rakyat merupakan fokus utama dalam otonomi daerah. Prinsip otonomi daerah berupa pembagian kewenangan diimplementasikan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota yang memberikan pembagian kewenangan dengan jelas sehingga overlapping kewenangan antara pemerintah kabupaten/kota dan pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat dapat dihindari. Dalam hal pengaturan 4 Huruf (n) Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian,Lampiran PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
  • 4. HUKUM KETENAGAKERJAAN K2 TOFIK SUPRIYADI 1810601039 terkait otonomi daerah maka perlu adanya peraturan daerah yang dirumuskan dengan cermat dan tepat yang dapat mengatur kepentingan daerah tanpa mengesampingkan kepentingan nasional. Berkaitan dengan ketenagakerjaan maka kedudukan peraturan daerah tentang ketenagakerjaan merupakan suatu produk hukum yang menjadi satu kesatuan dalam hierarki peraturan perundang-undangan. Perbandingan Hierarki Peraturan Perundang-Undangan Tap. MPR No. XX/1996 jo. Tap. MPR No. V/1973 Tap. MPR No. III/2000 UU 10/2004 (Pasal 7 ayat 1) UU 12/2011 (Pasal 7 ayat 1) (1) (2) (3) (4) 1. UUD 1945 1. UUD 1945 1. UUD 1945 1. UUD 1945 2. Tap. MPR 2. Tap. MPR 2. UU/Perpu 2. Tap. MPR 3. UU 3. UU 3. Peraturan Pemerintah 3. UU/Perpu 4. Perpu 4. Perpu 4. Peraturan Presiden 4. Peraturan Pemerintah 5. Peraturan Pemerintah 5. Peraturan Pemerintah 5. Peraturan Daerah 5. Peraturan Presiden 6. Keputusan Presiden 6. Keputusan Presiden 6. Peraturan Daerah Provinsi 7. Instruksi Presiden 7. Peraturan Daerah 7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota 8. Peraturan Menteri 9. Instruksi Menteri 10. Peraturan Pelaksanaan Dari adanya berbagai peraturan perundang-undangan kemudian menimbulkan beberapa pertanyaan, diantaranya: 1. Bagaimana kedudukan peraturan/keputusan menteri yang masih ada sekarang? 2. Apakah dapat begitu saja digantikan perda dengan alasan untuk menyesuaikan kepentingan otonomi daerah? 3. Bagaimana dengan kemungkinan terbitnya keputusan menteri yang baru?
  • 5. HUKUM KETENAGAKERJAAN K2 TOFIK SUPRIYADI 1810601039 Maka jawabannya, pertama adalah Pasal 408 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014,5 yang menyatakan bahwa: “Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku,semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan denganpenyelenggaraan Pemerintahan Daerah dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang belum diganti dan tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini.” Dengan demikian, keseluruhan peraturan perundang-undangan yang saling berkaitan harus selaras dan disesuaikan sehingga menjadi produk hukum dari pusat dan daerah berada dalam satu sistem yang tertib dan sinkron. Kedua, kedudukan keputusan menteri adalah bagian dari jenis peraturan perundang-undangan yang tetap dapat dibuat oleh setiap menteri sebagai pembantu presiden dengan dasar hukum: 1. Pasal 4 ayat (2) Tap. MPR Nomor III/MPR/2000. 2. Pasal 8 ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. 3. Surat Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.UM.01.06-27 tanggal 23 Feruari 2001. Dalam pelaksanaan otonomi daerah yang kemudian diterbitkan peraturan daerah menyangkut bidang ketenagakerjaan, dimungkinkan timbul persoalan apakah perda tersebut aspiratif dan mendukung terciptanya hubungan industrial yang harmonis dan dinamis? Hal ini bergantung pada pembuat perda dan perlunya partisipasi aktif seluruh komponen masyarakat termasuk perguruan tinggi, LSM, asosiasi pengusaha, dan serikat pekerja/serikat buruh di daerah. 5 Sebelumnya berdasarkan Pasal 238 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah