Berdasarkan dokumen tersebut, proposal penelitian ini membahas tentang pembentukan peraturan daerah yang demokratis oleh pemerintah daerah Kabupaten Bantaeng. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan asas perundang-undangan demokratis dalam pembentukan perda dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta memberikan rekomendasi. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian normatif dengan mengan
Inisiatif pelembagaan perencanaan dan penganggaran partisipatif
Pembentukan Peraturan Daerah Demokratis
1. PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH YANG DEMOKRATIS
OLEH PEMERINTAH DAERAH
PROPOSAL PENELITIAN
CHAIDIR BACHRI
0016 02 49 2018
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR
2021
2. MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN
DAERAH DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN SERTA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 80 TAHUN 2015
TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH, PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA MEMILIKI
BEBERAPA FUNGSI DAN SALAH SATUNYA ADALAH FUNGSI LEGISLASI SEBAGAI WAHANA UTAMA
UNTUK MEREFLEKSIKAN ASPIRASI DAN KEPENTINGAN RAKYAT (PUBLIK). FUNGSI LEGISLASI
DALAM HAL INI YAKNI PERATURAN DAERAH (PERDA). SALAH SATU SARANA DALAM RANGKA
PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH DAN TUGAS PEMBANTUAN ADALAH DIBENTUKNYA
PERATURAN DAERAH. DENGAN KATA LAIN PERATURAN DAERAH MERUPAKAN SARANA YURIDIS
UNTUK MELAKSANAKAN KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH DAN TUGAS-TUGAS PEMBANTUAN.
DALAM PENJELASAN UMUM UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG
PEMERINTAHAN DAERAH, ANTARA LAIN MENGEMUKAKAN: “PENYELENGGARAAN PEMERINTAH
DAERAH DALAM MELAKSANAKAN TUGAS, WEWENANG, KEWAJIBAN DAN TANGGUNGJAWABNYA
SERTA ATAS KUASA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG LEBIH TINGGI DAPAT
MENETAPKAN KEBIJAKAN DAERAH YANG DIRUMUSKAN ANTARA LAIN DALAM PERATURAN
DAERAH.
KEBERADAAN SUATU PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YAKNI UNTUK
MEWUJUDKAN INDONESIA SEBAGAI NEGARA HUKUM, SEHINGGA NEGARA BERKEWAJIBAN
MELAKSANAKAN PEMBANGUNAN HUKUM NASIONAL YANG DILAKUKAN SECARA TERENCANA,
TERPADU, DAN BERKELANJUTAN DALAM SISTEM HUKUM NASIONAL YANG MENJAMIN
PERLINDUNGAN HAK DAN KEWAJIBAN SEGENAP RAKYAT INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-
UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945.
BAB I
LATAR BELAKANG MASALAH
3. PENYELENGGARA PEMERINTAHAN DAERAH DALAM MELAKSANAKAN TUGAS,
WEWENANG, KEWAJIBAN, DAN TANGGUNGJAWABNYA SERTA ATAS KUASA PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN YANG LEBIH TINGGI DAPAT MENETAPKAN KEBIJAKAN DAERAH
YANG DIRUMUSKAN ANTARA LAIN DALAM PERATURAN DAERAH DAN KETENTUAN DAERAH
LAINNYA. KEBIJAKAN DAERAH DIMAKSUD TIDAK BOLEH BERTENTANGAN DENGAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG LEBIH TINGGI DAN KEPENTINGAN UMUM SERTA
PERATURAN DAERAH LAIN. BERDASARKAN URAIAN TERSEBUT DI ATAS, TAMPAK JELAS
BAHWA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA MEMPUNYAI FUNGSI LEGISLASI
(LEGISLATION FUNCTION). ADAPUN TUGAS DAN WEWENANG PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN/KOTA YAKNI :
A. MEMBENTUK PERATURAN DAERAH (PERDA) YANG DIBAHAS DENGAN DEWAN PERWAKILAN
RAKYAT DAERAH (DPRD) UNTUK MENDAPAT PERSETUJUAN BERSAMA;
B. MEMBENTUK PERATURAN KEPALA DAERAH (PERKADA);
C. MEMBENTUK KEPUTUSAN KEPALA DAERAH YANG DIBAHAS DENGAN MASING-MASING
KEPALA DINAS;
D. MELAKSANAKAN PENGAWASAN TERHADAP PELAKSANAAN PERDA DAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN LAINNYA, PERATURAN KEPALA DAERAH, ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD), KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM
MELAKSANAKAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH, DAN KERJA SAMA ANTAR DAERAH.
4. PELAKSANAAN FUNGSI LEGISLASI (LEGISLATION FUNCTION) YANG DIMILIKI ATAU
YANG MERUPAKAN KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG DALAM MEMBENTUK
PERATURAN DAERAH MASIH PERLU DILAKUKAN PENINGKATAN BAIK DARI SISI KUALITAS
MAUPUN KUANTITAS. DEMIKIAN PULA PELAKSANAAN SUBSTANSI PERATURAN DAERAH
PERLU LEBIH DIOPTIMALKAN. DENGAN KATA LAIN TERDAPAT KESENJANGAN ANTARA APA
YANG SEHARUSNYA (DAS SOLLEN) DENGAN FAKTA YANG TERJADI (DAS SAIN), SEHINGGA
PERLU SEBUAH PENELITIAN GUNA MENELUSURI FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA, YANG
PADA GILIRANNYA AKAN DIKEMUKAKAN REKOMENDASI SEBAGAI SOLUSI PEMECAHAN
MASALAH DI BIDANG LEGISLASI (LEGISLATION FUNCTION) PERATURAN DAERAH KABUPATEN
BANTAENG.
5. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka permasalahan yang akan penulis
bahas adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan asas perundang-undangan yang demokratis dalam pembentukan peraturan
daerah oleh pemerintah daerah Kabupaten Bantaeng ?
2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi dalam pembentukan peraturan daerah di Kabupaten
Bantaeng ?
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana penerapan asas-asas perundang-undangan yang
demokratis dalam pembentukan peraturan daerah oleh pemerintah daerah Kabupaten Bantaeng.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pembentukan
peraturan daerah di Kabupaten Bantaeng.
6. Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Segi Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan atau kontribusi yang
berfungsi sebagai masukan bagi aparat pemerintah daerah serta instansi terkait
dalam pelaksanaan peran pembentukan peraturan daerah.
2. Segi Teoretis
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan pula memberikan konstribusi dari segi teori
dan segi ilmiah, yakni merupakan masukan yang dapat menjadi salah satu referensi
ilmiah pada perpustakaan program Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia serta
berbagai perpustakaan yang berkenaan dengan upaya atau program pengembangan
ilmu pengetahuan khususnya yang terkait dengan kajian ilmu hukum pada umumnya
dan kajian hukum administrasi Negara secara khusus.
MANFAAT PENELITIAN
7. LANDASAN TEORI
Teori Perundang-undangan
T. Koopmans (1986:3) memberikan pengertian teori perundang-undangan dengan sebagai
sekumpulan pemahaman-pemahaman, titik-titik tolak, dan asas-asas yang saling berkaitan, yang
memungkinkan kita memahami lebih baik terhadap sesuatu perundang-undangan yang kita coba
mendalaminya.
A. Hamid S. Attamimi mengartikan kata “teori” sebagai cabang, bagian, segi, atau sisi dari ilmu
pengetahuan di bidang perundang-undangan, dan dengan demikian bersifat kognitif atau bersifat
memberikan pemahaman, terutama mengenai serangkaian pemahaman dasarnya. Sementara, kata
“perundang-undangan” mengacu pada pengertian :
a. Keseluruhan peraturan-peraturan negara, dan
b. Proses kegiatan pembentukan peraturan-peraturan tersebut.
Lebih lanjut, A. Hamid S. Attamimi memberikan pengertian teori perundang-undangan adalah cabang
atau sisi lain dari ilmu perundang-undangan, yang bersifat kognitif dan berorientasi kepada
mengusahakan kejelasan dan kejernihan pemahaman, khususnya pemahaman yang bersifat dasar di
bidang perundang-undangan (antara lain pemahaman tentang undang-undang, tentang pembentukan
undang-undang, tentang perundang-undangan, dan lain sebagainya).
8. DIAGRAM KERANGKA KONSEPTUAL
DASAR HUKUM:
- UUD NRI 1945
- UU NO.23/2014
- UU NO.12/2011
FAKTOR BERPENGARUH:
1. Substansi Hukum
2. Struktur Hukum
3. Budaya Hukum.
PELAKSANAAN PERAN
PERATURAN DAERAH
THDP MASYARAKAT
TUJUAN HUKUM:
- KEPASTIAN
- KEADILAN
- KEMANFAATAN
1. SUDAH BAIK
2. KURANG BAIK
3. TIDAK BAIK
9. HIPOTESIS
1. Bahwa pelaksanaan peran peraturan daerah Kabupaten Bantaeng dalam
pelayanan kepada warga masyarakat, belum terlaksana secara optimal.
2. Bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan peran peraturan daerah
Kabupaten Bantaeng dalam pelayanan kepada warga masyarakat yakni faktor
substansi hukum, faktor struktur hukum dan faktor budaya hukum.
10. TIPE PENELITIAN
Tipe yang digunakan pada pada penelitian ini adalah tipe penelitian
normatif yang dilakukan dengan memfokuskan perhatian pada substansi
berbagai regulasi yang terkait dengan Peranan Peraturan Daerah Kabupaten
Bantaeng yang berhubungan dengan Pembentukan Peraturan Daerah Yang
Demokratis Oleh Pemerintah Daerah.
JENIS & SUMBER DATA
Pengambilan data yang akan penulis lakukan yaitu dengan menggunakan dua
data yaitu :
Data primer
Yaitu data yang diperoleh langsung di lapangan yang berasal dari para
responden yang dipilih. Dalam wawancara langsung ini peneliti menggunakan
petunjuk interview yang berupa daftar pertanyaan yang disiapkan sebelumnya.
Petunjuk interview ini diturunkan dari kerangka konseptual yang diambil untuk
dapat mencapai tujuan penelitian. Di samping itu digunakan catatan harian dan
observasi.
Data sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari instansi pemerintah terkait, yakni antara lain pada
Kantor Pemerintah Kabupaten Bantaeng yakni pada Bagian Hukum serta dinas
terkait yang melaksanakan peraturan daerah Kabupaten Bantaeng. Data-data
tersebut berupa informasi mengenai berbagai aspek yang berhubungan dengan
pelaksanaan peraturan daerah Kabupaten Bantaeng serta faktor-faktor yang
11. TEKNIK PENGAMBILAN DATA
Teknik pengambilan data terhadap para responden pada penelitian ini
adalah melalui 2 (dua) cara yakni :
1. Melalui wawancara langsung terhadap para responden secara lisan
dilokasi penelitian.
2. Melalui pengedaran kuesioner tertutup atau angket yang akan disebar
pada para responden dilokasi penelitian.
12. BAB IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Penerapan asas perundang-undangan yang demokratis dalam
pembentukan Peraturan Daerah oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Bantaeng
1. Proses penyusunan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota sesuai
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan, sebagai berikut :
a. Rancangan Perda Kabupaten/Kota dapat diusulkan oleh DPRD
Kabupaten/Kota atau Bupati/Walikota.
b. Apabila rancangan diusulkan oleh DPRD Kabupaten/Kota maka
proses penyusunan adalah :
1. DPRD Kabupaten/Kota mengajukan rancangan perda kepada
Bupati/ Walikota secara tertulis.
2. DPRD Kabupaten/Kota bersama Bupati/Walikota membahas
rancangan perda Kabupaten/Kota.
3. Apabila rancangan perda memperoleh persetujuan bersama,
maka disahkan oleh Bupati/Walikota menjadi Perda Kabupaten
/Kota.
13. c.
2. Eksistensi Peraturan Daerah yang bersifat Demokratis
Tinjauan terhadap eksistensi peraturan hukum daerah yang bersifat
demokratis partisipatif dilihat dari pelaksanaan asas keterbukaan dalam
pembentukan peraturan hukum daerah. Pada pembahasan awal
mengenai prosedur dan mekanisme pembentukan peraturan hukum
daerah telah diuraikan secara luas. Prosedur dan mekanisme
pembentukan peraturan hukum daerah berdasarkan jenis peraturan
hukum daerah terdapat perbedaan. Prosedur dan mekanisme
pembentukan Peraturan Daerah berbeda dengan prosedur dan
mekanisme pembentukan Keputusan Kepala Daerah. Dalam prosedur
pembentukan Peraturan Daerah dilalui dengan beberapa tahapan yaitu
tahapan penyusunan rancangan, tahapan pembahasan dan tahapan
akhir penetapan rancangan peraturan daerah menjadi peraturan daerah
14. B. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pembentukan perda di
Kabupaten Bantaeng
Ada beberapa beberapa faktor yang mempengaruhi penerapan asas
perundang-undangan yang demokratis dalam pembentukan peraturan daerah oleh
pemerintah daerah Kabupaten Bantaeng
1. Faktor Substansi Hukum
Faktor Substansi Hukum ditinjau dari aspek sosiologis merupakan instrumen
penegakan hukum sekaligus sebagai salah satu indikator yang cukup dominan
mempengaruhi pelaksanaan penegakan hukum, terutama dalam penyelesaian
pembentukan perda kabupaten. Dalam Penerapan asas perundang-undangan yang
demokratis dalam pembentukan perda tidak luput dari pengaruh adanya substansi
hukum terkait dengan norma hukum yang diatur dalam penerapan asas perundang-
undangan yang demokratis dalam pembentukan perda di kabupaten bantaeng
2. Faktor Struktur Hukum
Struktur hukum merupakan instrumen memperlihatkan pertalian dengan
pelaksanaan efektivitas penerapan gugatan sederhana. Hakim sebagai salah satu
elemen penting dalam struktur hukum yang mempunyai pengaruh sangat penting
terhadap terlaksananya pembentukan perda ini sehingga pemerintah daerah harus
berperan aktif dalam pembentukan peraturan daerah.
3. Faktor Budaya Hukum
Budaya Hukum merupakan sikap manusia terhadap hukum dan sistem hukum.
Sebaik apapun penataan struktur hukum untuk menjalankan aturan hukum yang
ditetapkan dan sebaik apapun kualitas substansi hukum yang dibuat tanpa didukung
budaya hukum oleh orang-orang yang terlibat dalam sistem dan masyarakat maka
pembentukan produk hukum tidak akan berjalan secara optimal.
15. BAB V
KESIMPULAN Dan SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
di atas maka Penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1.Penerapan asas perundang-undangan yang demokratis dalam
pembentukan peraturan daerah oleh pemerintah daerah Kabupaten
Bantaeng belum terlaksana dengan baik disebabkan pelibatan
masyarakat hanya dalam uji pablik karena yang terlibat hanya
perwakilan yang belum tentu representasi dari seluruh rakyat dan
golongan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pembentukan peraturan
daerah di Kabupaten Bantaeng adalah faktor struktur hukum , substansi
hukum dan budaya hukum.
B. Saran
1. Perlu implementasi secara baik dalam penerapan asas peraturan
perundang-undangan untuk mewujudkan pembentukan produk hukum
daerah yang responsif.
2.Perlu sosialisasi dan mengadakan bimbingan teknis terkait tahapan dan
penyusunan dalam pembentukan peraturan daerah agar dapat lebih
memahami terkait penyusunan produk hukum daerah.