SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
4/3/2014

Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » PERKATAAN IMAM BUKHARI “FIIHI NAZHAR” MENGENAI SEORANG PERAWI HADITS TIDAK SELALU …

PERKATAAN IMAM BUKHARI “FIIHI NAZHAR”
MENGENAI SEORANG PERAWI HADITS TIDAK SELALU
MELEMAHKAN HADITSNYA
March 4th, 2014 by farid

Oleh : KH. M. Shiddiq Al Jawi
Pendahuluan
Di kalangan para pejuang syariah dan Khilafah,
sangat terkenal hadits yang menerangkan
kembalinyaKhilafah ‘ala Minhajin
Nubuwwah (Khilafah yang mengikuti jalan
kenabian). Dari Hudzaifah bin Al Yaman RA,
bahwa Rasulullah SAW telah bersabda :

‫ﺗﻛون اﻟﻧﺑوة ﻓﯾﻛم ﻣﺎ ﺷﺎء ﷲ أن ﺗﻛون ﺛم ﯾرﻓﻌﮭﺎ إذا ﺷﺎء أن ﯾرﻓﻌﮭﺎ ﺛم ﺗﻛون ﺧﻼﻓﺔ ﻋﻠﻰ ﻣﻧﮭﺎج اﻟﻧﺑوة ﻓﺗﻛون ﻣﺎ ﺷﺎء ﷲ أن ﺗﻛون‬
‫ﺛم ﯾرﻓﻌﮭﺎ إذا ﺷﺎء ﷲ أن ﯾرﻓﻌﮭﺎ ﺛم ﺗﻛون ﻣﻠﻛﺎ ﻋﺎﺿﺎ ﻓﯾﻛون ﻣﺎ ﺷﺎء ﷲ أن ﯾﻛون ﺛم ﯾرﻓﻌﮭﺎ إذا ﺷﺎء أن ﯾرﻓﻌﮭﺎ ﺛم ﺗﻛون ﻣﻠﻛﺎ ﺟﺑرﯾﺔ‬
‫ﻓﺗﻛون ﻣﺎ ﺷﺎء ﷲ أن ﺗﻛون ﺛم ﯾرﻓﻌﮭﺎ إذا ﺷﺎء أن ﯾرﻓﻌﮭﺎ ﺛم ﺗﻛون ﺧﻼﻓﺔ ﻋﻠﻰ ﻣﻧﮭﺎج اﻟﻧﺑوة ﺛم ﺳﻛت‬

“Adalah Kenabian (nubuwwah) itu ada di tengah-tengah kamu sekalian, yang ada atas
kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia berkehendak mengangkatnya.
Kemudian akan ada Khilafah yang menempuh jejak kenabian (Khilafah ‘ala minhajin
nubuwwah), yang ada atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia
berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Kekuasaan yang menggigit (Mulkan
‘Aadhdhon), yang ada atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia
berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Kekuasaan yang memaksa (diktator)
(Mulkan Jabariyah), yang ada atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya, apabila
Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang menempuh jejak
Kenabian (Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah). Kemudian beliau (Nabi) diam.” (Musnad
Ahmad, Juz IV, hlm, 273, nomor hadits 18.430. Hadits ini dinilai hasan oleh Nashiruddin Al
Albani, Silsilah Al Ahadits Al Shahihah, 1/8; dinilai hasan pula oleh Syaikh Syu’aib Al Arna’uth,
dalam Musnad Ahmad bi Hukm Al Arna’uth, Juz 4 no hadits 18.430; dan dinilai shahih oleh Al
Hafizh Al ‘Iraqi dalam Mahajjah Al Qurab fi Mahabbah Al ‘Arab, 2/17).
Hadits di atas walau statusnya oleh para ahli hadits dinilai antara shahih atau hasan, namun
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/03/04/perkataan-imam-bukhari-fiihi-nazhar-mengenai-seorang-perawi-hadits-tidak-selalu-melemahkan-haditsnya/

1/6
4/3/2014

Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » PERKATAAN IMAM BUKHARI “FIIHI NAZHAR” MENGENAI SEORANG PERAWI HADITS TIDAK SELALU …

ada pihak yang berpandangan hadist itu lemah (dhaif). Mereka berhujjah bahwa salah satu
perawi (periwayat) hadits yang bernama Habib bin Salim adalah perawi yang lemah, dengan
alasan Imam Bukhari mengomentari Habib bin Salim dengan berkata, “fihi nazhar” (dia perlu
dipertimbangkan).
Menurut mereka, inilah sebabnya Imam Bukhari tidak pernah menerima hadis yang
diriwayatkan oleh Habib bin Salim tersebut. Di samping itu, dari 9 kitab utama (kutubut tis’ah)
hanya Musnad Ahmad yang meriwayatkan hadis tersebut, sehingga akibatnya “kelemahan”
sanad hadis tersebut tidak bisa ditolong.

Maksud Perkataan Imam Bukhari “Fiihi Nazhar”
Sebelum membahas perkataan Imam Bukhari “fiihi nazhar” untuk Habib bin Salim, perlu
kiranya diketahui sekilas sanad hadits di atas, untuk mengetahui posisi Habib bin Salim dalam
rantai periwayatan hadits tersebut dari Rasulullah SAW.
Sanad hadits di atas adalah sebagai berikut; Imam Ahmad meriwayatkan dari Sulaiman bin
Dawud Al Thayalisi, dari Dawud bin Ibrahim Al Wasithi, dari Habib bin Salim, dari Nu’man bin
Basyir, dari Hudzaifah bin Al Yaman, dari Rasulullah SAW. (Lihat Musnad Ahmad, Juz IV, hlm,
273, nomor hadits 18.430).
Jadi posisi Habib bin Salim adalah antara Dawud bin Ibrahim Al Wasithi dan Nu’man bin
Basyir. Yang menjadi titik kritis adalah kredibilitas Habib bin Salim, dan apakah Habib bin
Salim ini mendengar langsung hadits dari Nu’man bin Basyir atau tidak.
Memang benar bahwa Imam Bukhari pernah mengomentari Habib bin Salim dengan
perkataannya “fihi nazhar” (dia perlu dipertimbangkan). Hal itu dikatakan oleh Imam Bukhari
pada saat menceritakan biografi (tarjamah) Habib bin Salim dalam kitabnya At Tarikh Al
Kabir juz 2 halaman 318. Telah berkata Imam Bukhari (radhiyallahu ‘anhu) :

‫ﺣﺑﯾب ﺑن ﺳﺎﻟم ﻣوﻟﻰ اﻟﻧﻌﻣﺎن ﺑن ﺑﺷﯾر اﻷﻧﺻﺎري، ﻋن اﻟﻧﻌﻣﺎن، روى ﻋﻧﮫ أﺑو ﺑﺷﯾروﺑﺷﯾر ﺑن ﺛﺎﺑت وﻣﺣﻣد ﺑن اﻟﻣﻧﺗﺷروﺧﺎﻟد ﺑن‬
‫ﻋرﻓطﺔ وإﺑراھﯾم ﺑن ﻣﮭﺎﺟر، وھو ﻛﺎﺗب اﻟﻧﻌﻣﺎن، ﻓﯾﮫ ﻧظر‬

“Habib bin Salim adalah maula (bekas budak) dari Nu’man bin Basyir Al Anshari,
[meriwayatkan hadits] dari Nu’man, dan meriwayatkan [hadits] darinya Abu Basyir, Basyir bin
Tsabit, Muhammad bin Al Muntasyir, Khalid bin ‘Arfathah, dan Ibrahim bin Muhajir, dan dia
[Habib bin Salim] adalah penulis/sekretaris Nu’man, dia perlu dipertimbangkan.” (Imam
Bukhari, At Tarikh Al Kabir, 2/318).
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/03/04/perkataan-imam-bukhari-fiihi-nazhar-mengenai-seorang-perawi-hadits-tidak-selalu-melemahkan-haditsnya/

2/6
4/3/2014

Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » PERKATAAN IMAM BUKHARI “FIIHI NAZHAR” MENGENAI SEORANG PERAWI HADITS TIDAK SELALU …

Mengenai perkataan Imam Bukhari “fihi nazhar” (dia perlu dipertimbangkan) ini, sudah banyak
ulama yang menafsirkannya. Secara umum, ungkapan tersebut memang berarti jarh (penilaian
tidak kredibel) kepada seorang periwayat hadits, sehingga akibatnya dapat melemahkan
hadits yang diriwayatkan oleh periwayat tersebut.

Imam Al ‘Iraqi berkata dalam kitabnya Syarah Al Alfiyah :

‫ﻓﻼن ﻓﯾﮫ ﻧظر، وﻓﻼن ﺳﻛﺗوا ﻋﻧﮫ: ﯾﻘوﻟﮭﻣﺎ اﻟﺑﺧﺎري ﻓﯾﻣن ﺗرﻛوا ﺣدﯾﺛﮫ‬

“[Perkataan] “fihi nazhar” (dia perlu dipertimbangkan), dan “fulan sakatuu ‘anhu” (si Fulan telah
didiamkan/tak dikomentari oleh para ulama), merupakan dua perkataan yang diucapkan oleh
Imam Bukhari mengenai periwayat hadits yang haditsnya ditinggalkan.” (Imam ‘Iraqi, Syarah Al
Alfiyah, Juz 2/11).
Imam Adz Dzahabi berkata dalam mukadimah kitabnya MizanuI I’tidal :

‫ﻗوﻟﮫ: ﻓﯾﮫ ﻧظر، وﻓﻲ ﺣدﯾﺛﮫ ﻧظر، ﻻ ﯾﻘوﻟﮫ اﻟﺑﺧﺎري إﻻ ﻓﯾﻣن ﯾﺗﮭﻣﮫ ﻏﺎﻟﺑﺎ‬

“Perkataan dia (Imam Bukhari) : “fihi nazhar” (dia perlu dipertimbangkan), dan “fii hadiitsihi
nazhar” (haditsnya perlu dipertimbangkan), tidaklah diucapkan oleh Imam Bukhari kecuali
mengenai orang-orang yang dia tuduh [tidak kredibel] pada galibnya.” (Imam Adz
Dzahabi, MizanuI I’tidal, 1/3-4).
Kedua kutipan di atas menunjukkan kaidah umum dari perkataan Imam Bukhari “fihi nazhar”
(dia perlu dipertimbangkan), yang memang menunjukkan kelemahan kredibilitas periwayat
hadits. Namun dalam kasus Habib bin Salim, perkataan Imam Bukhari tersebut bukanlah
merupakanjarh yang kemudian melemahkan hadits yang diriwayatkan oleh Habib bin Salim.
Dikarenakan terdapat dua qarinah (indikasi) yang dapat mempertahankan kredibilitas Habib
bin Salim dan juga hadits yang diriwayatkannya.
Dua indikasi tersebut adalah; Pertama, Imam Bukhari sendiri menilai shahih hadits yang di
dalamnya ada periwayat Habib bin Salim. Kedua, bahwa seorang perawi yang dinilai Imam
Bukhari dengan kalimat “fihi nazhar” (dia perlu dipertimbangkan) bisa jadi dianggap kredibel
oleh ahli hadits lainnya.
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/03/04/perkataan-imam-bukhari-fiihi-nazhar-mengenai-seorang-perawi-hadits-tidak-selalu-melemahkan-haditsnya/

3/6
4/3/2014

Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » PERKATAAN IMAM BUKHARI “FIIHI NAZHAR” MENGENAI SEORANG PERAWI HADITS TIDAK SELALU …

Indikasi pertama, telah ditunjukkan oleh Imam Tirmidzi dalam kitabnya Al ‘Ilal Al Kabir (1/33)
bahwa Imam Tirmidzi suatu saat pernah bertanya kepada Imam Bukhari mengenai suatu
hadits. Hadits ini diriwayatkan oleh Habib bin Salim dari Nu’man bin Basyir bahwa Nabi SAW
dalam dua shalat Ied dan shalat Jum’at telah membaca surat Sabbihisma Rabbikal A’la dan
surat Hal Ataaka Hadiistul Ghaasiyah, dan bisa jadi keduanya (Ied dan Jumat) bertemu pada
satu hari dan Nabi SAW membaca kedua surat itu. Maka berkata Imam Bukhari,”Itu hadits
shahih.’ (Arab : huwa hadiits shahiih). (Lihat Imam Tirmidzi, Al ‘Ilal Al Kabir,1/33. Matan hadits
secara lengkap dikemukakan oleh Imam Tirmidzi dalam Sunan At Tirmidzi, Juz 5 hlm. 243).
Ini jelas menunjukkan Imam Bukhari sendiri telah menilai shahih hadits yang perawinya
dinilainya sebagai “fihi nazhar“. Fakta ini menunjukkan, ketika Imam Bukhari menilai seorang
perawi dengan mengucapkan “fihi nazhar“, tidaklah selalu berarti haditsnya otomatis lemah
(dhaif) dan tak dapat dijadikan hujjah. Contohnya kasus Habib bin Salim ini.
Yang mungkin menjadi pertanyaan, mengapa Imam Bukhari tetap menshahihkan hadits yang
perawinya dikomentarinya dengan “fiihi nazhar”? Menurut Khalid Manshur Abdullah Ad Durais
dalam kitabnyaMauqiful Imaamaini Al Bukhari wa Muslim min Isytirath Al Liqaa` wa As
Samaa’ (Riyadh : Maktabah Ar Rusyd, tt) halaman 120, hal itu karena Imam Bukhari tidak
sampai derajat yakin bahwa Habib bin Salim telah bertemu (liqa`) atau mendengar (as samaa’)
hadits dari Nu’man bin Basyir. Imam Bukhari ragu (syakk) apakah Habib bin Salim pernah
bertemu/mendengar hadits dari Nu’man bin Basyir.
Ketidakyakinan Imam Bukhari itu tercermin dari deskripsi biografi Habib bin Salim yang ditulis
oleh Imam Bukhari sendiri, yaitu menggunakan perkataan ‫[( ﻋن اﻟﻧﻌﻣﺎن‬meriwayatkan] dari
Nu’man). Sebagaimana sudah dikutip sebelumnya, Imam Bukhari berkata :

‫ﺣﺑﯾب ﺑن ﺳﺎﻟم ﻣوﻟﻰ اﻟﻧﻌﻣﺎن ﺑن ﺑﺷﯾر اﻷﻧﺻﺎري، ﻋن اﻟﻧﻌﻣﺎن‬
“Habib bin Salim adalah maula (bekas budak) dari Nu’man bin Basyir Al Anshari,
[meriwayatkan hadits] dari Nu’man… (At Tarikh Al Kabir, 2/318).
Kalimat ‫[( ﻋن اﻟﻧﻌﻣﺎن‬meriwayatkan] dari Nu’man) adalah kalimat yang tidak jelas (ghairu sharih),
yang berbeda dengan kebiasaan Imam Bukhari ketika dia meyakini seorang periwayat hadits
mendengar dari periwayat sebelumnya. Jika Imam Bukhari yakin Habib bin Salim mendengar
dari periwayat sebelumnya (Nu’man bin Basyir), niscaya kalimat yang akan digunakan
adalah sami’a al nu’maan (dia telah mendengar Nu’man), bukan ‘an al Nu’man. Terlebih lagi
bahwa dalam kitab Tahdziibul Kamaal(2/374) disebutkan bahwa Habib bin Salim telah
memasukkan periwayat lain antara dirinya dengan Nu’man bin Basyir. Inilah kiranya yang
membuat Imam Bukhari berada dalam keraguan mengenai Habib bin Salim. (Khalid Manshur
Abdullah Ad Durais, Mauqiful Imaamaini Al Bukhari wa Muslim min Isytirath Al Liqaa` wa As
Samaa’, hlm. 121).
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/03/04/perkataan-imam-bukhari-fiihi-nazhar-mengenai-seorang-perawi-hadits-tidak-selalu-melemahkan-haditsnya/

4/6
4/3/2014

Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » PERKATAAN IMAM BUKHARI “FIIHI NAZHAR” MENGENAI SEORANG PERAWI HADITS TIDAK SELALU …

Namun ketidakyakinan Imam Bukhari ini tak berarti Imam Bukhari secara mutlak tidak
mempercayai Habib bin Salim. Dengan mencermati deskripsi Imam Bukhari mengenai biografi
Habib bin Salim, akan dapat disimpulkan bahwa Imam Bukhari sebenarnya mempunyai
dugaan kuat (zhann ghaalib) bahwa Habib bin Salim pernah bertemu (liqa`) atau mendengar
(samaa’) dari Nu’man bin Basyir, walau tak sampai derajat yakin.
Ada dua alasan untuk itu; pertama, Imam Bukhari menyebut bahwa Habib bin Salim
adalah maula (bekas budak). Artinya dulu Habib bin Salim adalah budak milik Nu’man bin
Basyir, lalu Nu’man memerdekakan Habib bin Salim. Jadi sangat mungkin Habib bin Salim
mendengar hadits dari Nu’man bin Basyir. Kedua, Imam Bukhari menyebut bahwa Habib bin
Salim adalah penulis atau sekretaris Nu’man bin Basyir. Pada galibnya, seorang penulis akan
sering bertemu atau mendengar perkataan dari atasannya. Maka sangatlah mungkin Habib bin
Salim mendengar hadits dari Nu’man bin Basyir. Kedua alasan inilah kiranya yang menjadikan
Imam Bukhari tetap menilai shahih hadits yang diriwayatkan oleh Habib bin Salim. (Khalid
Manshur Abdullah Ad Durais, Mauqiful Imaamaini Al Bukhari wa Muslim min Isytirath Al
Liqaa` wa As Samaa’, hlm. 121).
Ini adalah indikasi pertama yang membuktikan tetapnya kredibilitas Habib bin Salim dan juga
hadits yang diriwayatkannya, yakni adanya penilaian shahih dari Imam Bukhari terhadap hadits
yang diriwayatkan oleh Habib bin Salim.
Indikasi kedua, bahwa seorang perawi yang dinilai Imam Bukhari dengan kalimat “fihi nazhar”
bisa jadi tetap dianggap kredibel oleh ahli hadits lainnya. Ini sungguh terjadi dan contohnya
banyak.
Sebagai contoh Habib bin Salim. Meski Imam Bukhari menilainya “fiihi nazhar” namun menurut
Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalani, Habib bin Salim tidaklah mengapa (laa ba`sa bihi). Menurut
Ibnu ‘Adi, tak ada matan-matan hadits Habib bin Salim yang munkar (menyalahi periwayat lain
yang lebih tsiqah), melainkan telah terjadi idhtirab (kerancuan) pada sanad-sanad hadits yang
diriwayatkan darinya. Tetapi Abu Hatim, Abu Dawud, dan Ibnu Hiban menilai Habib bin
Salim tsiqah. (Lihat Nashiruddin Al Albani, Silsilah Al Ahadits Al Shahihah, 1/8).
Contoh-contoh lainnya banyak diberikan oleh Syaikh Syu’aib Al Arna`uth, yang mentahqiq kitab Siyar A’lamin Nubala` karya Imam Dzahabi pada Juz 12 halaman 439 (Beirut :
Mu`assah Ar Risalah, cetakan IV, tahun 1986). Di antaranya adalah sebagai berikut :
Pertama, perawi bernama Tamaam bin Najiih. Imam Bukhari menilainya“fiihi nazhar”. Namun
Tamaam bin Najiih dianggap tsiqah oleh Imam Yahya bin Ma’iin. Imam Abu Dawud dan
Tirmidzi juga tidak meninggalkan haditsnya.
Kedua, perawi bernama Rasyid bin Dawud As Shan’ani. Imam Bukhari menilainya “fiihi
nazhar”. Namun Imam Yahya bin Ma’iin menganggapnyatsiqah. Imam Ibnu Hiban memasukkan
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/03/04/perkataan-imam-bukhari-fiihi-nazhar-mengenai-seorang-perawi-hadits-tidak-selalu-melemahkan-haditsnya/

5/6
4/3/2014

Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » PERKATAAN IMAM BUKHARI “FIIHI NAZHAR” MENGENAI SEORANG PERAWI HADITS TIDAK SELALU …

namanya dalam kitabnya At Tsiqaat. Imam An Nasa`i juga meriwayatkan hadits darinya.
Ketiga, perawi bernama Tsa’labah bin Yazid Al Hammani. Imam Bukhari menilainya “fii
hadiitsihi nazhar” (haditsnya perlu dipertimbangkan). Tetapi Imam Nasa`i berkata, dia tsiqah.
Ibnu ‘Adi mengatakan,”Aku tidak melihat haditsnya munkar (menyalahi periwayat lain yang lebih
tsiqah) dalam kadar yang dia riwayatkan. Dan seterusnya banyak sekali.
Jadi, penilaian Imam Bukhari “fiihi nazhar” kepada seorang perawi, tidaklah berarti hadits yang
diriwayatkannya secara mutlak tertolak atau selalu tertolak. Karena bisa jadi para Ahli Hadits
lainnya menilai perawi tersebut sebagai tsiqah (perawi terpercaya, yang menghimpun
karakter ‘adil(taqwa) dan dhabith (kuat hapalannya).
Kesimpulan
Hadits akan datangnya kembali Khilafah ‘Ala Minhajin Nubuwwah derajatnya berkisar antara
shahih dan hasan. Penilaian sementara pihak bahwa hadits itu dhaif karena Imam Bukhari
menilai Habib bin Salim dengan sebutan “fiihi nazhar”, adalah tidak tepat. Karena perkataan
imam Bukhari “fiihi nazhar” mengenai seorang perawi hadits, tidaklah selalu melemahkan
hadits yang diriwayatkannya.
Maka dari itu, penilaian bahwa hadits akan datangnya Khilafah Khilafah ‘Ala Minhajin
Nubuwwah adalah hadits dhaif, sungguh sangat gegabah dan tidak berlandaskan ilmu yang
mendalam. Landasannya lebih kepada hawa nafsu yang condong kepada kebatilan dan
kesesatan, yaitu memberi legitimasi palsu kepada sistem sekular saat ini yang dipaksakan
secara kejam kepada umat Islam. Wallahu a‘lam bi al shawab. (04/02/2014).
===
KH. M. Shiddiq Al-Jawi, anggota Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI; Dosen Ulumul Hadits dan Ushul
Fiqih di STEI Hamfara, Jogjakarta; Pimpinan PP Hamfara Jogjakarta.

Baca juga :
1. Ma’al Hadîts al-Syarîf: Seorang Muslim Wajib Menjawab Salam Seorang Muslim
Lainnya
2. Ma’al Hadîts Asy-Syarîf: Kesucian Darah Seorang Muslim
3. Hadang Islam, Gereja Protestan Lutheran di Swedia Angkat Seorang Imam Muslim
4. Dianggap Sebarkan Pesan Teror Imam Masjid Nazareth Ditangkap
5. HT Banglades: Propaganda Palsu Atau Tindakan Represif Tidak Akan Melemahkan
Hizbut Tahrir

http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/03/04/perkataan-imam-bukhari-fiihi-nazhar-mengenai-seorang-perawi-hadits-tidak-selalu-melemahkan-haditsnya/

6/6

More Related Content

What's hot

(Imam bukhari) tugas sheila
(Imam bukhari) tugas sheila(Imam bukhari) tugas sheila
(Imam bukhari) tugas sheilaAlbiFR
 
Polemik seputar shalat tasbih
Polemik seputar shalat tasbihPolemik seputar shalat tasbih
Polemik seputar shalat tasbihMuhsin Hariyanto
 
Benarkah taubat nabi adam diterima kerana bertawasul
Benarkah taubat nabi adam diterima kerana bertawasulBenarkah taubat nabi adam diterima kerana bertawasul
Benarkah taubat nabi adam diterima kerana bertawasulR&R Darulkautsar
 
benarkah taubat nabi adam diterima kerana bertawasul
 benarkah taubat nabi adam diterima kerana bertawasul benarkah taubat nabi adam diterima kerana bertawasul
benarkah taubat nabi adam diterima kerana bertawasulR&R Darulkautsar
 
Ihya ulumuddin dalam pandangan para ulama
Ihya ulumuddin dalam pandangan para ulamaIhya ulumuddin dalam pandangan para ulama
Ihya ulumuddin dalam pandangan para ulamaSrijb Mms
 
Pernyataan para-imam-untuk-mengikuti-sunnah-dan-meninggalkan-yang-menyalahi-s...
Pernyataan para-imam-untuk-mengikuti-sunnah-dan-meninggalkan-yang-menyalahi-s...Pernyataan para-imam-untuk-mengikuti-sunnah-dan-meninggalkan-yang-menyalahi-s...
Pernyataan para-imam-untuk-mengikuti-sunnah-dan-meninggalkan-yang-menyalahi-s...Ra Hardianto
 
Sampainya hadiah bacaan al
Sampainya hadiah bacaan alSampainya hadiah bacaan al
Sampainya hadiah bacaan alskjbpai
 
Mengapa meninggalkan syiah_abu_mahdi_al-qazwni
Mengapa meninggalkan syiah_abu_mahdi_al-qazwniMengapa meninggalkan syiah_abu_mahdi_al-qazwni
Mengapa meninggalkan syiah_abu_mahdi_al-qazwniRamlee Nooh
 
Power Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'anPower Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'anMythaChan
 
Sejarah Penulisan dan Pembukuan al-Quran zaman Sahabat
Sejarah Penulisan dan Pembukuan al-Quran zaman SahabatSejarah Penulisan dan Pembukuan al-Quran zaman Sahabat
Sejarah Penulisan dan Pembukuan al-Quran zaman SahabatNoor Aziah Mamat
 
Lemahnya Hadits Mengoreksi Penguasa Harus Dengan Menyepi Menyendiri (Empat Mata)
Lemahnya Hadits Mengoreksi Penguasa Harus Dengan Menyepi Menyendiri (Empat Mata)Lemahnya Hadits Mengoreksi Penguasa Harus Dengan Menyepi Menyendiri (Empat Mata)
Lemahnya Hadits Mengoreksi Penguasa Harus Dengan Menyepi Menyendiri (Empat Mata)Anas Wibowo
 
Ketangguhan dan Inspirasi imam bukhari
Ketangguhan dan Inspirasi imam bukhariKetangguhan dan Inspirasi imam bukhari
Ketangguhan dan Inspirasi imam bukhariPutri_arfa
 
Sebagian hadits-shahih-yang-berhubungan-dengan-al-mahdi
Sebagian hadits-shahih-yang-berhubungan-dengan-al-mahdiSebagian hadits-shahih-yang-berhubungan-dengan-al-mahdi
Sebagian hadits-shahih-yang-berhubungan-dengan-al-mahdiRa Hardianto
 

What's hot (20)

(Imam bukhari) tugas sheila
(Imam bukhari) tugas sheila(Imam bukhari) tugas sheila
(Imam bukhari) tugas sheila
 
Polemik seputar shalat tasbih
Polemik seputar shalat tasbihPolemik seputar shalat tasbih
Polemik seputar shalat tasbih
 
Benarkah taubat nabi adam diterima kerana bertawasul
Benarkah taubat nabi adam diterima kerana bertawasulBenarkah taubat nabi adam diterima kerana bertawasul
Benarkah taubat nabi adam diterima kerana bertawasul
 
benarkah taubat nabi adam diterima kerana bertawasul
 benarkah taubat nabi adam diterima kerana bertawasul benarkah taubat nabi adam diterima kerana bertawasul
benarkah taubat nabi adam diterima kerana bertawasul
 
I.hadits
I.haditsI.hadits
I.hadits
 
Ihya ulumuddin dalam pandangan para ulama
Ihya ulumuddin dalam pandangan para ulamaIhya ulumuddin dalam pandangan para ulama
Ihya ulumuddin dalam pandangan para ulama
 
Pernyataan para-imam-untuk-mengikuti-sunnah-dan-meninggalkan-yang-menyalahi-s...
Pernyataan para-imam-untuk-mengikuti-sunnah-dan-meninggalkan-yang-menyalahi-s...Pernyataan para-imam-untuk-mengikuti-sunnah-dan-meninggalkan-yang-menyalahi-s...
Pernyataan para-imam-untuk-mengikuti-sunnah-dan-meninggalkan-yang-menyalahi-s...
 
Sampainya hadiah bacaan al
Sampainya hadiah bacaan alSampainya hadiah bacaan al
Sampainya hadiah bacaan al
 
Kritik sanad
Kritik sanadKritik sanad
Kritik sanad
 
Sampainya hadiah bacaan al
Sampainya hadiah bacaan alSampainya hadiah bacaan al
Sampainya hadiah bacaan al
 
Mengapa meninggalkan syiah_abu_mahdi_al-qazwni
Mengapa meninggalkan syiah_abu_mahdi_al-qazwniMengapa meninggalkan syiah_abu_mahdi_al-qazwni
Mengapa meninggalkan syiah_abu_mahdi_al-qazwni
 
Power Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'anPower Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'an
 
Sejarah Penulisan dan Pembukuan al-Quran zaman Sahabat
Sejarah Penulisan dan Pembukuan al-Quran zaman SahabatSejarah Penulisan dan Pembukuan al-Quran zaman Sahabat
Sejarah Penulisan dan Pembukuan al-Quran zaman Sahabat
 
Lemahnya Hadits Mengoreksi Penguasa Harus Dengan Menyepi Menyendiri (Empat Mata)
Lemahnya Hadits Mengoreksi Penguasa Harus Dengan Menyepi Menyendiri (Empat Mata)Lemahnya Hadits Mengoreksi Penguasa Harus Dengan Menyepi Menyendiri (Empat Mata)
Lemahnya Hadits Mengoreksi Penguasa Harus Dengan Menyepi Menyendiri (Empat Mata)
 
Ketangguhan dan Inspirasi imam bukhari
Ketangguhan dan Inspirasi imam bukhariKetangguhan dan Inspirasi imam bukhari
Ketangguhan dan Inspirasi imam bukhari
 
Sebagian hadits-shahih-yang-berhubungan-dengan-al-mahdi
Sebagian hadits-shahih-yang-berhubungan-dengan-al-mahdiSebagian hadits-shahih-yang-berhubungan-dengan-al-mahdi
Sebagian hadits-shahih-yang-berhubungan-dengan-al-mahdi
 
Marāh labīd 2 2
Marāh labīd 2 2Marāh labīd 2 2
Marāh labīd 2 2
 
Ulasanitiqodsekte
UlasanitiqodsekteUlasanitiqodsekte
Ulasanitiqodsekte
 
ppt Rasm usmani
ppt Rasm usmanippt Rasm usmani
ppt Rasm usmani
 
Q a-d-h-a
Q a-d-h-aQ a-d-h-a
Q a-d-h-a
 

Similar to OPTIMAL]Khilafah Menurut Hadis Nabi

"Sifat Al-Bukhari Dalam Kajian Hadis"
"Sifat Al-Bukhari Dalam Kajian Hadis""Sifat Al-Bukhari Dalam Kajian Hadis"
"Sifat Al-Bukhari Dalam Kajian Hadis"Kaminorsabir Kamin
 
Qunut shubuh-terus-menerus-adalah-bid-ah
Qunut shubuh-terus-menerus-adalah-bid-ahQunut shubuh-terus-menerus-adalah-bid-ah
Qunut shubuh-terus-menerus-adalah-bid-ahRa Hardianto
 
Kumpulan Hadits Shahih Bukhari Muslim
Kumpulan Hadits Shahih Bukhari MuslimKumpulan Hadits Shahih Bukhari Muslim
Kumpulan Hadits Shahih Bukhari MuslimDarminto WS
 
Kelompok agama 2
Kelompok agama 2Kelompok agama 2
Kelompok agama 2Ega Ashudik
 
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir TerkenalPara Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir TerkenalRatih Aini
 
Mustolah hadis
Mustolah hadis Mustolah hadis
Mustolah hadis long71
 
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...caturwibowo83
 
Hadits ramadhan bermasalah
Hadits ramadhan bermasalahHadits ramadhan bermasalah
Hadits ramadhan bermasalahA Budi Pakdije
 
Dalil larangan bidah
Dalil larangan bidahDalil larangan bidah
Dalil larangan bidahkasnan
 
Takhrij al ma'tsurat al-shughra Karya Aswin Ahdir Bolano
Takhrij al ma'tsurat al-shughra Karya Aswin Ahdir BolanoTakhrij al ma'tsurat al-shughra Karya Aswin Ahdir Bolano
Takhrij al ma'tsurat al-shughra Karya Aswin Ahdir BolanoAswin Wyn
 
Ilmu rijal al hadits
Ilmu rijal al haditsIlmu rijal al hadits
Ilmu rijal al haditsYudi Wahyudin
 
Ilmu rijal al hadits
Ilmu rijal al haditsIlmu rijal al hadits
Ilmu rijal al haditsYudi Wahyudin
 

Similar to OPTIMAL]Khilafah Menurut Hadis Nabi (20)

CARA TURUN SUJUD.pdf
CARA TURUN SUJUD.pdfCARA TURUN SUJUD.pdf
CARA TURUN SUJUD.pdf
 
CARA TURUN SUJUD.pdf
CARA TURUN SUJUD.pdfCARA TURUN SUJUD.pdf
CARA TURUN SUJUD.pdf
 
"Sifat Al-Bukhari Dalam Kajian Hadis"
"Sifat Al-Bukhari Dalam Kajian Hadis""Sifat Al-Bukhari Dalam Kajian Hadis"
"Sifat Al-Bukhari Dalam Kajian Hadis"
 
Qunut shubuh-terus-menerus-adalah-bid-ah
Qunut shubuh-terus-menerus-adalah-bid-ahQunut shubuh-terus-menerus-adalah-bid-ah
Qunut shubuh-terus-menerus-adalah-bid-ah
 
Kumpulan Hadits Shahih Bukhari Muslim
Kumpulan Hadits Shahih Bukhari MuslimKumpulan Hadits Shahih Bukhari Muslim
Kumpulan Hadits Shahih Bukhari Muslim
 
Hadith
HadithHadith
Hadith
 
Kelompok agama 2
Kelompok agama 2Kelompok agama 2
Kelompok agama 2
 
Ulum hadith
Ulum hadithUlum hadith
Ulum hadith
 
makalah hadist Dhaif serta pembagiannya
makalah hadist Dhaif serta pembagiannyamakalah hadist Dhaif serta pembagiannya
makalah hadist Dhaif serta pembagiannya
 
"139 Faedah Hadith"
"139 Faedah Hadith""139 Faedah Hadith"
"139 Faedah Hadith"
 
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir TerkenalPara Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
 
Mustolah hadis
Mustolah hadis Mustolah hadis
Mustolah hadis
 
Hadis dhaif
Hadis dhaifHadis dhaif
Hadis dhaif
 
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...
Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam...
 
Imam Bukhari
Imam BukhariImam Bukhari
Imam Bukhari
 
Hadits ramadhan bermasalah
Hadits ramadhan bermasalahHadits ramadhan bermasalah
Hadits ramadhan bermasalah
 
Dalil larangan bidah
Dalil larangan bidahDalil larangan bidah
Dalil larangan bidah
 
Takhrij al ma'tsurat al-shughra Karya Aswin Ahdir Bolano
Takhrij al ma'tsurat al-shughra Karya Aswin Ahdir BolanoTakhrij al ma'tsurat al-shughra Karya Aswin Ahdir Bolano
Takhrij al ma'tsurat al-shughra Karya Aswin Ahdir Bolano
 
Ilmu rijal al hadits
Ilmu rijal al haditsIlmu rijal al hadits
Ilmu rijal al hadits
 
Ilmu rijal al hadits
Ilmu rijal al haditsIlmu rijal al hadits
Ilmu rijal al hadits
 

More from Rizky Faisal

Sisi lain hitler yang jarang diungkap
Sisi lain hitler yang jarang diungkapSisi lain hitler yang jarang diungkap
Sisi lain hitler yang jarang diungkapRizky Faisal
 
Akibat krisis ukraina
Akibat krisis ukrainaAkibat krisis ukraina
Akibat krisis ukrainaRizky Faisal
 
Aktivitas politik menuju perubahan yang hakiki
Aktivitas politik menuju perubahan yang hakikiAktivitas politik menuju perubahan yang hakiki
Aktivitas politik menuju perubahan yang hakikiRizky Faisal
 
Membangun negara tanpa pajak dan hutang
Membangun negara tanpa pajak dan hutangMembangun negara tanpa pajak dan hutang
Membangun negara tanpa pajak dan hutangRizky Faisal
 
Sejahtera tanpa pajak
Sejahtera tanpa pajakSejahtera tanpa pajak
Sejahtera tanpa pajakRizky Faisal
 
Membiayai negara tanpa pajak
Membiayai negara tanpa pajakMembiayai negara tanpa pajak
Membiayai negara tanpa pajakRizky Faisal
 
Negara pajak menindas rakyat
Negara pajak   menindas rakyatNegara pajak   menindas rakyat
Negara pajak menindas rakyatRizky Faisal
 
Tanpa pajak, negara bisa mensejahterakan rakyat
Tanpa pajak, negara bisa mensejahterakan rakyatTanpa pajak, negara bisa mensejahterakan rakyat
Tanpa pajak, negara bisa mensejahterakan rakyatRizky Faisal
 
Jangan salahkan masyarakat tak memilih
Jangan salahkan masyarakat tak memilihJangan salahkan masyarakat tak memilih
Jangan salahkan masyarakat tak memilihRizky Faisal
 
Kehancuran dunia penyebab dan solusinya (tafsir qs al rum[30]- 41)
Kehancuran dunia  penyebab dan solusinya (tafsir qs al rum[30]- 41)Kehancuran dunia  penyebab dan solusinya (tafsir qs al rum[30]- 41)
Kehancuran dunia penyebab dan solusinya (tafsir qs al rum[30]- 41)Rizky Faisal
 
Indonesia menuju ‘negara korporasi’
Indonesia menuju ‘negara korporasi’Indonesia menuju ‘negara korporasi’
Indonesia menuju ‘negara korporasi’Rizky Faisal
 
Rezim al saud dan inkuisisi menjelang ajalnya
Rezim al saud dan inkuisisi menjelang ajalnyaRezim al saud dan inkuisisi menjelang ajalnya
Rezim al saud dan inkuisisi menjelang ajalnyaRizky Faisal
 
Krisis keuangan di amerika
Krisis keuangan di amerikaKrisis keuangan di amerika
Krisis keuangan di amerikaRizky Faisal
 
Khilafah bukan sekadar romantisme sejarah
Khilafah bukan sekadar romantisme sejarahKhilafah bukan sekadar romantisme sejarah
Khilafah bukan sekadar romantisme sejarahRizky Faisal
 
Selain syariah, terbukti gagal
Selain syariah, terbukti gagalSelain syariah, terbukti gagal
Selain syariah, terbukti gagalRizky Faisal
 
Hip banjarmasin praktisi kesehatan kalsel bongkar topeng bpjs
Hip banjarmasin   praktisi kesehatan kalsel bongkar topeng bpjsHip banjarmasin   praktisi kesehatan kalsel bongkar topeng bpjs
Hip banjarmasin praktisi kesehatan kalsel bongkar topeng bpjsRizky Faisal
 
Jadwal mc diskusi ke islaman senin malam al furqon pnp 2014 maret
Jadwal mc diskusi ke islaman senin malam al furqon pnp 2014 maretJadwal mc diskusi ke islaman senin malam al furqon pnp 2014 maret
Jadwal mc diskusi ke islaman senin malam al furqon pnp 2014 maretRizky Faisal
 
Demi agama melarikan diri dari fitnah
Demi agama melarikan diri dari fitnahDemi agama melarikan diri dari fitnah
Demi agama melarikan diri dari fitnahRizky Faisal
 
Hti bandung desak tutup total tempat hiburan malam!
Hti bandung desak tutup total tempat hiburan malam!Hti bandung desak tutup total tempat hiburan malam!
Hti bandung desak tutup total tempat hiburan malam!Rizky Faisal
 

More from Rizky Faisal (20)

Sisi lain hitler yang jarang diungkap
Sisi lain hitler yang jarang diungkapSisi lain hitler yang jarang diungkap
Sisi lain hitler yang jarang diungkap
 
Akibat krisis ukraina
Akibat krisis ukrainaAkibat krisis ukraina
Akibat krisis ukraina
 
Aktivitas politik menuju perubahan yang hakiki
Aktivitas politik menuju perubahan yang hakikiAktivitas politik menuju perubahan yang hakiki
Aktivitas politik menuju perubahan yang hakiki
 
Membangun negara tanpa pajak dan hutang
Membangun negara tanpa pajak dan hutangMembangun negara tanpa pajak dan hutang
Membangun negara tanpa pajak dan hutang
 
Sejahtera tanpa pajak
Sejahtera tanpa pajakSejahtera tanpa pajak
Sejahtera tanpa pajak
 
Membiayai negara tanpa pajak
Membiayai negara tanpa pajakMembiayai negara tanpa pajak
Membiayai negara tanpa pajak
 
Negara pajak menindas rakyat
Negara pajak   menindas rakyatNegara pajak   menindas rakyat
Negara pajak menindas rakyat
 
Tanpa pajak
Tanpa pajakTanpa pajak
Tanpa pajak
 
Tanpa pajak, negara bisa mensejahterakan rakyat
Tanpa pajak, negara bisa mensejahterakan rakyatTanpa pajak, negara bisa mensejahterakan rakyat
Tanpa pajak, negara bisa mensejahterakan rakyat
 
Jangan salahkan masyarakat tak memilih
Jangan salahkan masyarakat tak memilihJangan salahkan masyarakat tak memilih
Jangan salahkan masyarakat tak memilih
 
Kehancuran dunia penyebab dan solusinya (tafsir qs al rum[30]- 41)
Kehancuran dunia  penyebab dan solusinya (tafsir qs al rum[30]- 41)Kehancuran dunia  penyebab dan solusinya (tafsir qs al rum[30]- 41)
Kehancuran dunia penyebab dan solusinya (tafsir qs al rum[30]- 41)
 
Indonesia menuju ‘negara korporasi’
Indonesia menuju ‘negara korporasi’Indonesia menuju ‘negara korporasi’
Indonesia menuju ‘negara korporasi’
 
Rezim al saud dan inkuisisi menjelang ajalnya
Rezim al saud dan inkuisisi menjelang ajalnyaRezim al saud dan inkuisisi menjelang ajalnya
Rezim al saud dan inkuisisi menjelang ajalnya
 
Krisis keuangan di amerika
Krisis keuangan di amerikaKrisis keuangan di amerika
Krisis keuangan di amerika
 
Khilafah bukan sekadar romantisme sejarah
Khilafah bukan sekadar romantisme sejarahKhilafah bukan sekadar romantisme sejarah
Khilafah bukan sekadar romantisme sejarah
 
Selain syariah, terbukti gagal
Selain syariah, terbukti gagalSelain syariah, terbukti gagal
Selain syariah, terbukti gagal
 
Hip banjarmasin praktisi kesehatan kalsel bongkar topeng bpjs
Hip banjarmasin   praktisi kesehatan kalsel bongkar topeng bpjsHip banjarmasin   praktisi kesehatan kalsel bongkar topeng bpjs
Hip banjarmasin praktisi kesehatan kalsel bongkar topeng bpjs
 
Jadwal mc diskusi ke islaman senin malam al furqon pnp 2014 maret
Jadwal mc diskusi ke islaman senin malam al furqon pnp 2014 maretJadwal mc diskusi ke islaman senin malam al furqon pnp 2014 maret
Jadwal mc diskusi ke islaman senin malam al furqon pnp 2014 maret
 
Demi agama melarikan diri dari fitnah
Demi agama melarikan diri dari fitnahDemi agama melarikan diri dari fitnah
Demi agama melarikan diri dari fitnah
 
Hti bandung desak tutup total tempat hiburan malam!
Hti bandung desak tutup total tempat hiburan malam!Hti bandung desak tutup total tempat hiburan malam!
Hti bandung desak tutup total tempat hiburan malam!
 

OPTIMAL]Khilafah Menurut Hadis Nabi

  • 1. 4/3/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » PERKATAAN IMAM BUKHARI “FIIHI NAZHAR” MENGENAI SEORANG PERAWI HADITS TIDAK SELALU … PERKATAAN IMAM BUKHARI “FIIHI NAZHAR” MENGENAI SEORANG PERAWI HADITS TIDAK SELALU MELEMAHKAN HADITSNYA March 4th, 2014 by farid Oleh : KH. M. Shiddiq Al Jawi Pendahuluan Di kalangan para pejuang syariah dan Khilafah, sangat terkenal hadits yang menerangkan kembalinyaKhilafah ‘ala Minhajin Nubuwwah (Khilafah yang mengikuti jalan kenabian). Dari Hudzaifah bin Al Yaman RA, bahwa Rasulullah SAW telah bersabda : ‫ﺗﻛون اﻟﻧﺑوة ﻓﯾﻛم ﻣﺎ ﺷﺎء ﷲ أن ﺗﻛون ﺛم ﯾرﻓﻌﮭﺎ إذا ﺷﺎء أن ﯾرﻓﻌﮭﺎ ﺛم ﺗﻛون ﺧﻼﻓﺔ ﻋﻠﻰ ﻣﻧﮭﺎج اﻟﻧﺑوة ﻓﺗﻛون ﻣﺎ ﺷﺎء ﷲ أن ﺗﻛون‬ ‫ﺛم ﯾرﻓﻌﮭﺎ إذا ﺷﺎء ﷲ أن ﯾرﻓﻌﮭﺎ ﺛم ﺗﻛون ﻣﻠﻛﺎ ﻋﺎﺿﺎ ﻓﯾﻛون ﻣﺎ ﺷﺎء ﷲ أن ﯾﻛون ﺛم ﯾرﻓﻌﮭﺎ إذا ﺷﺎء أن ﯾرﻓﻌﮭﺎ ﺛم ﺗﻛون ﻣﻠﻛﺎ ﺟﺑرﯾﺔ‬ ‫ﻓﺗﻛون ﻣﺎ ﺷﺎء ﷲ أن ﺗﻛون ﺛم ﯾرﻓﻌﮭﺎ إذا ﺷﺎء أن ﯾرﻓﻌﮭﺎ ﺛم ﺗﻛون ﺧﻼﻓﺔ ﻋﻠﻰ ﻣﻧﮭﺎج اﻟﻧﺑوة ﺛم ﺳﻛت‬ “Adalah Kenabian (nubuwwah) itu ada di tengah-tengah kamu sekalian, yang ada atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang menempuh jejak kenabian (Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah), yang ada atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Kekuasaan yang menggigit (Mulkan ‘Aadhdhon), yang ada atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Kekuasaan yang memaksa (diktator) (Mulkan Jabariyah), yang ada atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya, apabila Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang menempuh jejak Kenabian (Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah). Kemudian beliau (Nabi) diam.” (Musnad Ahmad, Juz IV, hlm, 273, nomor hadits 18.430. Hadits ini dinilai hasan oleh Nashiruddin Al Albani, Silsilah Al Ahadits Al Shahihah, 1/8; dinilai hasan pula oleh Syaikh Syu’aib Al Arna’uth, dalam Musnad Ahmad bi Hukm Al Arna’uth, Juz 4 no hadits 18.430; dan dinilai shahih oleh Al Hafizh Al ‘Iraqi dalam Mahajjah Al Qurab fi Mahabbah Al ‘Arab, 2/17). Hadits di atas walau statusnya oleh para ahli hadits dinilai antara shahih atau hasan, namun http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/03/04/perkataan-imam-bukhari-fiihi-nazhar-mengenai-seorang-perawi-hadits-tidak-selalu-melemahkan-haditsnya/ 1/6
  • 2. 4/3/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » PERKATAAN IMAM BUKHARI “FIIHI NAZHAR” MENGENAI SEORANG PERAWI HADITS TIDAK SELALU … ada pihak yang berpandangan hadist itu lemah (dhaif). Mereka berhujjah bahwa salah satu perawi (periwayat) hadits yang bernama Habib bin Salim adalah perawi yang lemah, dengan alasan Imam Bukhari mengomentari Habib bin Salim dengan berkata, “fihi nazhar” (dia perlu dipertimbangkan). Menurut mereka, inilah sebabnya Imam Bukhari tidak pernah menerima hadis yang diriwayatkan oleh Habib bin Salim tersebut. Di samping itu, dari 9 kitab utama (kutubut tis’ah) hanya Musnad Ahmad yang meriwayatkan hadis tersebut, sehingga akibatnya “kelemahan” sanad hadis tersebut tidak bisa ditolong. Maksud Perkataan Imam Bukhari “Fiihi Nazhar” Sebelum membahas perkataan Imam Bukhari “fiihi nazhar” untuk Habib bin Salim, perlu kiranya diketahui sekilas sanad hadits di atas, untuk mengetahui posisi Habib bin Salim dalam rantai periwayatan hadits tersebut dari Rasulullah SAW. Sanad hadits di atas adalah sebagai berikut; Imam Ahmad meriwayatkan dari Sulaiman bin Dawud Al Thayalisi, dari Dawud bin Ibrahim Al Wasithi, dari Habib bin Salim, dari Nu’man bin Basyir, dari Hudzaifah bin Al Yaman, dari Rasulullah SAW. (Lihat Musnad Ahmad, Juz IV, hlm, 273, nomor hadits 18.430). Jadi posisi Habib bin Salim adalah antara Dawud bin Ibrahim Al Wasithi dan Nu’man bin Basyir. Yang menjadi titik kritis adalah kredibilitas Habib bin Salim, dan apakah Habib bin Salim ini mendengar langsung hadits dari Nu’man bin Basyir atau tidak. Memang benar bahwa Imam Bukhari pernah mengomentari Habib bin Salim dengan perkataannya “fihi nazhar” (dia perlu dipertimbangkan). Hal itu dikatakan oleh Imam Bukhari pada saat menceritakan biografi (tarjamah) Habib bin Salim dalam kitabnya At Tarikh Al Kabir juz 2 halaman 318. Telah berkata Imam Bukhari (radhiyallahu ‘anhu) : ‫ﺣﺑﯾب ﺑن ﺳﺎﻟم ﻣوﻟﻰ اﻟﻧﻌﻣﺎن ﺑن ﺑﺷﯾر اﻷﻧﺻﺎري، ﻋن اﻟﻧﻌﻣﺎن، روى ﻋﻧﮫ أﺑو ﺑﺷﯾروﺑﺷﯾر ﺑن ﺛﺎﺑت وﻣﺣﻣد ﺑن اﻟﻣﻧﺗﺷروﺧﺎﻟد ﺑن‬ ‫ﻋرﻓطﺔ وإﺑراھﯾم ﺑن ﻣﮭﺎﺟر، وھو ﻛﺎﺗب اﻟﻧﻌﻣﺎن، ﻓﯾﮫ ﻧظر‬ “Habib bin Salim adalah maula (bekas budak) dari Nu’man bin Basyir Al Anshari, [meriwayatkan hadits] dari Nu’man, dan meriwayatkan [hadits] darinya Abu Basyir, Basyir bin Tsabit, Muhammad bin Al Muntasyir, Khalid bin ‘Arfathah, dan Ibrahim bin Muhajir, dan dia [Habib bin Salim] adalah penulis/sekretaris Nu’man, dia perlu dipertimbangkan.” (Imam Bukhari, At Tarikh Al Kabir, 2/318). http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/03/04/perkataan-imam-bukhari-fiihi-nazhar-mengenai-seorang-perawi-hadits-tidak-selalu-melemahkan-haditsnya/ 2/6
  • 3. 4/3/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » PERKATAAN IMAM BUKHARI “FIIHI NAZHAR” MENGENAI SEORANG PERAWI HADITS TIDAK SELALU … Mengenai perkataan Imam Bukhari “fihi nazhar” (dia perlu dipertimbangkan) ini, sudah banyak ulama yang menafsirkannya. Secara umum, ungkapan tersebut memang berarti jarh (penilaian tidak kredibel) kepada seorang periwayat hadits, sehingga akibatnya dapat melemahkan hadits yang diriwayatkan oleh periwayat tersebut. Imam Al ‘Iraqi berkata dalam kitabnya Syarah Al Alfiyah : ‫ﻓﻼن ﻓﯾﮫ ﻧظر، وﻓﻼن ﺳﻛﺗوا ﻋﻧﮫ: ﯾﻘوﻟﮭﻣﺎ اﻟﺑﺧﺎري ﻓﯾﻣن ﺗرﻛوا ﺣدﯾﺛﮫ‬ “[Perkataan] “fihi nazhar” (dia perlu dipertimbangkan), dan “fulan sakatuu ‘anhu” (si Fulan telah didiamkan/tak dikomentari oleh para ulama), merupakan dua perkataan yang diucapkan oleh Imam Bukhari mengenai periwayat hadits yang haditsnya ditinggalkan.” (Imam ‘Iraqi, Syarah Al Alfiyah, Juz 2/11). Imam Adz Dzahabi berkata dalam mukadimah kitabnya MizanuI I’tidal : ‫ﻗوﻟﮫ: ﻓﯾﮫ ﻧظر، وﻓﻲ ﺣدﯾﺛﮫ ﻧظر، ﻻ ﯾﻘوﻟﮫ اﻟﺑﺧﺎري إﻻ ﻓﯾﻣن ﯾﺗﮭﻣﮫ ﻏﺎﻟﺑﺎ‬ “Perkataan dia (Imam Bukhari) : “fihi nazhar” (dia perlu dipertimbangkan), dan “fii hadiitsihi nazhar” (haditsnya perlu dipertimbangkan), tidaklah diucapkan oleh Imam Bukhari kecuali mengenai orang-orang yang dia tuduh [tidak kredibel] pada galibnya.” (Imam Adz Dzahabi, MizanuI I’tidal, 1/3-4). Kedua kutipan di atas menunjukkan kaidah umum dari perkataan Imam Bukhari “fihi nazhar” (dia perlu dipertimbangkan), yang memang menunjukkan kelemahan kredibilitas periwayat hadits. Namun dalam kasus Habib bin Salim, perkataan Imam Bukhari tersebut bukanlah merupakanjarh yang kemudian melemahkan hadits yang diriwayatkan oleh Habib bin Salim. Dikarenakan terdapat dua qarinah (indikasi) yang dapat mempertahankan kredibilitas Habib bin Salim dan juga hadits yang diriwayatkannya. Dua indikasi tersebut adalah; Pertama, Imam Bukhari sendiri menilai shahih hadits yang di dalamnya ada periwayat Habib bin Salim. Kedua, bahwa seorang perawi yang dinilai Imam Bukhari dengan kalimat “fihi nazhar” (dia perlu dipertimbangkan) bisa jadi dianggap kredibel oleh ahli hadits lainnya. http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/03/04/perkataan-imam-bukhari-fiihi-nazhar-mengenai-seorang-perawi-hadits-tidak-selalu-melemahkan-haditsnya/ 3/6
  • 4. 4/3/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » PERKATAAN IMAM BUKHARI “FIIHI NAZHAR” MENGENAI SEORANG PERAWI HADITS TIDAK SELALU … Indikasi pertama, telah ditunjukkan oleh Imam Tirmidzi dalam kitabnya Al ‘Ilal Al Kabir (1/33) bahwa Imam Tirmidzi suatu saat pernah bertanya kepada Imam Bukhari mengenai suatu hadits. Hadits ini diriwayatkan oleh Habib bin Salim dari Nu’man bin Basyir bahwa Nabi SAW dalam dua shalat Ied dan shalat Jum’at telah membaca surat Sabbihisma Rabbikal A’la dan surat Hal Ataaka Hadiistul Ghaasiyah, dan bisa jadi keduanya (Ied dan Jumat) bertemu pada satu hari dan Nabi SAW membaca kedua surat itu. Maka berkata Imam Bukhari,”Itu hadits shahih.’ (Arab : huwa hadiits shahiih). (Lihat Imam Tirmidzi, Al ‘Ilal Al Kabir,1/33. Matan hadits secara lengkap dikemukakan oleh Imam Tirmidzi dalam Sunan At Tirmidzi, Juz 5 hlm. 243). Ini jelas menunjukkan Imam Bukhari sendiri telah menilai shahih hadits yang perawinya dinilainya sebagai “fihi nazhar“. Fakta ini menunjukkan, ketika Imam Bukhari menilai seorang perawi dengan mengucapkan “fihi nazhar“, tidaklah selalu berarti haditsnya otomatis lemah (dhaif) dan tak dapat dijadikan hujjah. Contohnya kasus Habib bin Salim ini. Yang mungkin menjadi pertanyaan, mengapa Imam Bukhari tetap menshahihkan hadits yang perawinya dikomentarinya dengan “fiihi nazhar”? Menurut Khalid Manshur Abdullah Ad Durais dalam kitabnyaMauqiful Imaamaini Al Bukhari wa Muslim min Isytirath Al Liqaa` wa As Samaa’ (Riyadh : Maktabah Ar Rusyd, tt) halaman 120, hal itu karena Imam Bukhari tidak sampai derajat yakin bahwa Habib bin Salim telah bertemu (liqa`) atau mendengar (as samaa’) hadits dari Nu’man bin Basyir. Imam Bukhari ragu (syakk) apakah Habib bin Salim pernah bertemu/mendengar hadits dari Nu’man bin Basyir. Ketidakyakinan Imam Bukhari itu tercermin dari deskripsi biografi Habib bin Salim yang ditulis oleh Imam Bukhari sendiri, yaitu menggunakan perkataan ‫[( ﻋن اﻟﻧﻌﻣﺎن‬meriwayatkan] dari Nu’man). Sebagaimana sudah dikutip sebelumnya, Imam Bukhari berkata : ‫ﺣﺑﯾب ﺑن ﺳﺎﻟم ﻣوﻟﻰ اﻟﻧﻌﻣﺎن ﺑن ﺑﺷﯾر اﻷﻧﺻﺎري، ﻋن اﻟﻧﻌﻣﺎن‬ “Habib bin Salim adalah maula (bekas budak) dari Nu’man bin Basyir Al Anshari, [meriwayatkan hadits] dari Nu’man… (At Tarikh Al Kabir, 2/318). Kalimat ‫[( ﻋن اﻟﻧﻌﻣﺎن‬meriwayatkan] dari Nu’man) adalah kalimat yang tidak jelas (ghairu sharih), yang berbeda dengan kebiasaan Imam Bukhari ketika dia meyakini seorang periwayat hadits mendengar dari periwayat sebelumnya. Jika Imam Bukhari yakin Habib bin Salim mendengar dari periwayat sebelumnya (Nu’man bin Basyir), niscaya kalimat yang akan digunakan adalah sami’a al nu’maan (dia telah mendengar Nu’man), bukan ‘an al Nu’man. Terlebih lagi bahwa dalam kitab Tahdziibul Kamaal(2/374) disebutkan bahwa Habib bin Salim telah memasukkan periwayat lain antara dirinya dengan Nu’man bin Basyir. Inilah kiranya yang membuat Imam Bukhari berada dalam keraguan mengenai Habib bin Salim. (Khalid Manshur Abdullah Ad Durais, Mauqiful Imaamaini Al Bukhari wa Muslim min Isytirath Al Liqaa` wa As Samaa’, hlm. 121). http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/03/04/perkataan-imam-bukhari-fiihi-nazhar-mengenai-seorang-perawi-hadits-tidak-selalu-melemahkan-haditsnya/ 4/6
  • 5. 4/3/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » PERKATAAN IMAM BUKHARI “FIIHI NAZHAR” MENGENAI SEORANG PERAWI HADITS TIDAK SELALU … Namun ketidakyakinan Imam Bukhari ini tak berarti Imam Bukhari secara mutlak tidak mempercayai Habib bin Salim. Dengan mencermati deskripsi Imam Bukhari mengenai biografi Habib bin Salim, akan dapat disimpulkan bahwa Imam Bukhari sebenarnya mempunyai dugaan kuat (zhann ghaalib) bahwa Habib bin Salim pernah bertemu (liqa`) atau mendengar (samaa’) dari Nu’man bin Basyir, walau tak sampai derajat yakin. Ada dua alasan untuk itu; pertama, Imam Bukhari menyebut bahwa Habib bin Salim adalah maula (bekas budak). Artinya dulu Habib bin Salim adalah budak milik Nu’man bin Basyir, lalu Nu’man memerdekakan Habib bin Salim. Jadi sangat mungkin Habib bin Salim mendengar hadits dari Nu’man bin Basyir. Kedua, Imam Bukhari menyebut bahwa Habib bin Salim adalah penulis atau sekretaris Nu’man bin Basyir. Pada galibnya, seorang penulis akan sering bertemu atau mendengar perkataan dari atasannya. Maka sangatlah mungkin Habib bin Salim mendengar hadits dari Nu’man bin Basyir. Kedua alasan inilah kiranya yang menjadikan Imam Bukhari tetap menilai shahih hadits yang diriwayatkan oleh Habib bin Salim. (Khalid Manshur Abdullah Ad Durais, Mauqiful Imaamaini Al Bukhari wa Muslim min Isytirath Al Liqaa` wa As Samaa’, hlm. 121). Ini adalah indikasi pertama yang membuktikan tetapnya kredibilitas Habib bin Salim dan juga hadits yang diriwayatkannya, yakni adanya penilaian shahih dari Imam Bukhari terhadap hadits yang diriwayatkan oleh Habib bin Salim. Indikasi kedua, bahwa seorang perawi yang dinilai Imam Bukhari dengan kalimat “fihi nazhar” bisa jadi tetap dianggap kredibel oleh ahli hadits lainnya. Ini sungguh terjadi dan contohnya banyak. Sebagai contoh Habib bin Salim. Meski Imam Bukhari menilainya “fiihi nazhar” namun menurut Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalani, Habib bin Salim tidaklah mengapa (laa ba`sa bihi). Menurut Ibnu ‘Adi, tak ada matan-matan hadits Habib bin Salim yang munkar (menyalahi periwayat lain yang lebih tsiqah), melainkan telah terjadi idhtirab (kerancuan) pada sanad-sanad hadits yang diriwayatkan darinya. Tetapi Abu Hatim, Abu Dawud, dan Ibnu Hiban menilai Habib bin Salim tsiqah. (Lihat Nashiruddin Al Albani, Silsilah Al Ahadits Al Shahihah, 1/8). Contoh-contoh lainnya banyak diberikan oleh Syaikh Syu’aib Al Arna`uth, yang mentahqiq kitab Siyar A’lamin Nubala` karya Imam Dzahabi pada Juz 12 halaman 439 (Beirut : Mu`assah Ar Risalah, cetakan IV, tahun 1986). Di antaranya adalah sebagai berikut : Pertama, perawi bernama Tamaam bin Najiih. Imam Bukhari menilainya“fiihi nazhar”. Namun Tamaam bin Najiih dianggap tsiqah oleh Imam Yahya bin Ma’iin. Imam Abu Dawud dan Tirmidzi juga tidak meninggalkan haditsnya. Kedua, perawi bernama Rasyid bin Dawud As Shan’ani. Imam Bukhari menilainya “fiihi nazhar”. Namun Imam Yahya bin Ma’iin menganggapnyatsiqah. Imam Ibnu Hiban memasukkan http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/03/04/perkataan-imam-bukhari-fiihi-nazhar-mengenai-seorang-perawi-hadits-tidak-selalu-melemahkan-haditsnya/ 5/6
  • 6. 4/3/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » PERKATAAN IMAM BUKHARI “FIIHI NAZHAR” MENGENAI SEORANG PERAWI HADITS TIDAK SELALU … namanya dalam kitabnya At Tsiqaat. Imam An Nasa`i juga meriwayatkan hadits darinya. Ketiga, perawi bernama Tsa’labah bin Yazid Al Hammani. Imam Bukhari menilainya “fii hadiitsihi nazhar” (haditsnya perlu dipertimbangkan). Tetapi Imam Nasa`i berkata, dia tsiqah. Ibnu ‘Adi mengatakan,”Aku tidak melihat haditsnya munkar (menyalahi periwayat lain yang lebih tsiqah) dalam kadar yang dia riwayatkan. Dan seterusnya banyak sekali. Jadi, penilaian Imam Bukhari “fiihi nazhar” kepada seorang perawi, tidaklah berarti hadits yang diriwayatkannya secara mutlak tertolak atau selalu tertolak. Karena bisa jadi para Ahli Hadits lainnya menilai perawi tersebut sebagai tsiqah (perawi terpercaya, yang menghimpun karakter ‘adil(taqwa) dan dhabith (kuat hapalannya). Kesimpulan Hadits akan datangnya kembali Khilafah ‘Ala Minhajin Nubuwwah derajatnya berkisar antara shahih dan hasan. Penilaian sementara pihak bahwa hadits itu dhaif karena Imam Bukhari menilai Habib bin Salim dengan sebutan “fiihi nazhar”, adalah tidak tepat. Karena perkataan imam Bukhari “fiihi nazhar” mengenai seorang perawi hadits, tidaklah selalu melemahkan hadits yang diriwayatkannya. Maka dari itu, penilaian bahwa hadits akan datangnya Khilafah Khilafah ‘Ala Minhajin Nubuwwah adalah hadits dhaif, sungguh sangat gegabah dan tidak berlandaskan ilmu yang mendalam. Landasannya lebih kepada hawa nafsu yang condong kepada kebatilan dan kesesatan, yaitu memberi legitimasi palsu kepada sistem sekular saat ini yang dipaksakan secara kejam kepada umat Islam. Wallahu a‘lam bi al shawab. (04/02/2014). === KH. M. Shiddiq Al-Jawi, anggota Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI; Dosen Ulumul Hadits dan Ushul Fiqih di STEI Hamfara, Jogjakarta; Pimpinan PP Hamfara Jogjakarta. Baca juga : 1. Ma’al Hadîts al-Syarîf: Seorang Muslim Wajib Menjawab Salam Seorang Muslim Lainnya 2. Ma’al Hadîts Asy-Syarîf: Kesucian Darah Seorang Muslim 3. Hadang Islam, Gereja Protestan Lutheran di Swedia Angkat Seorang Imam Muslim 4. Dianggap Sebarkan Pesan Teror Imam Masjid Nazareth Ditangkap 5. HT Banglades: Propaganda Palsu Atau Tindakan Represif Tidak Akan Melemahkan Hizbut Tahrir http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/03/04/perkataan-imam-bukhari-fiihi-nazhar-mengenai-seorang-perawi-hadits-tidak-selalu-melemahkan-haditsnya/ 6/6