SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Kata Pengantar


Alhamdulillah puji syukur Penulis panjatkan atas rahmat-Nya sehingga Penulis bisa
menyajikan makalah yang berjudul “PASAR SEMEN DI INDONESIA MENGARAH
OLIGOPOLI” sebagai persyaratan dan bahan akademis dalam menjalankan pendidikan
di Bisnis dan Informatika Kosgoro 1957.
      Dengan segala keterbatasan informasi dan buku-buku penunjang yang Penulis
miliki, maka Penulis berusaha semaksimal mungkin untuk menyampaikan dan
membuat makalah ini seobjektif mungkin dan sesuai dengan pemahaman yang
sebenarnya. Oleh karena itu Penulis harapkan pembaca mampu memberikan masukan
kepada Penulis guna memperluas wawasan Penulis dan untuk perbaikan di masa yang
akan datang.




                                          Retna Rindayani




                                                                                    1
DAFTAR ISI

Daftar isi                                                 i
Kata Pengantar                                             ii


BAB I: Pendahuluan
1.1 Latar Belakang                                         1
1.2 Batasan Masalah                                        2
1.3 Manfaat                                                2
1.4 Metode Pengumpulan Data                                2


BAB II: Tinjauan Pustaka
2.1 Konsep Dasar Oligopoli                                 3
2.2 Penilaian Terhadap Pasar Oligopoli                     5
2.3 Hambatan Memasuki Pasar Oligopoli                      6
2.4 Kebijakan Pemerintah                                   7


BAB III: Pembahasan
3.1 Oligopoli Industri Pasar Semen dalam tubuh
    Undang-Undang                                          9
3.2 Situasi Persaingan Industri Pasar Semen di Indonesia   10
3.3 Produsen dan Kapasitas Produksi Semen                  13
3.4 Dilihat Dari Aspek Kepemilikan Saham                   14
3.5 Situasi Persaingan Perusahaan Semen Ternama
    di Indonesia                                           14


BAB IV: Penutup
4.1 Kesimpulan                                             19
4.2 Saran                                                  19


BAB V: Daftar Pustaka                                      20


                                                                2
BAB I
                                   PENDAHLUAN
1.1   LATAR BELAKANG
      Di dalam kondisi negara Indonesia yang terus tumbuh saat ini di tahun 2009
      dengan laju pertumbuhan 4,3% menimbulkan segala konsekuensi terhadap
      pertumbuhan riil bangsa Indonesia. Tercatat laju inflasi terus stabil yang
      mencapai 3,9 % YoY pada tahun 2009 sedangkan pada bulan November 2009
      terjadi deflasi sebesar 0,03%. Namun suku bunga Bank Indonesia (BI rate)
      cenderung tidak berubah, sementara inflasi semakin melemah. Tercatat BI rate
      tetap berada pada kisaran 6,5 % sejak semester II-2009, sedangkan laju inflasi
      hingga 2010 diperkirakan berada disekitar 5% plus minus 1%, sehingga
      diperkirakan penguatan pertumbuhan Negara Indonesia hingga tahun 2010
      masih akan berlanjut. Selain itu, depresiasidollar terhadap mata uang negara lain
      juga   akan   menguatkan    investasi   terhadap   negaranegara    berkembang.
      Fenomena pertumbuhan ekonomi negara yang terus bergerak naik serta
      dukungan pemerintah terhadap iklim investasi memberikan beberapa harapan
      terhadap perkembangan sektor rill dan sektor keuangan. Salah satu sektor yang
      cukup baik untuk dicermati adalah sektor semen yang juga mendapat dukungan
      dari pemerintah berupa program kerja pemerintah terhadap pembangunan
      infrastruktur negara.
             Contoh industri yang termasuk oligopoly adalah industri semen di
      Indonesia. Pasar semen di Indoensia di golongkan ke dalam pasar oligopoly hal
      ini dikarenakan produksi semen di Indonesia hanya dikuasai oleh beberapa
      perusahaan saja. Diantaranya adalah Semen Cibinong, Indocement, Holcim,
      Semen Padang dan Semen Gresik.
             Pasar semen di Indonesia dapat digolongkan ke dalam pasar oligopoli, hal
      ini dikarenakan produksi semen di Indonesia hanya dikuasai oleh beberapa
      perusahaan saja, diantaranya adalah Semen Cibinong, Indocement, Holcim,
      Semen Padang dan Semen Gresik.




                                                                                          3
1.2   BATASAN MASALAH
      1. Mengapa Pasar semen di Indonesia dianggap oligopoli?
      2. Gambaran Situasi Industri Pasar Semen di Indonesia?
      3. Seperti apa situasi Persaingan Perusahaan Semen Ternama di Indonesia?


1.3   MANFAAT
      Manfaat
            Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan kontribusi
      bagi dunia pendidikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi
      pembaca tentang jenis pasar oligopoly dalam hal ini memperdalam salah satu
      contoh jenis pasar oligopoly yaitu pasar semen dan gambaran tentang
      persaingan pasar semen di Indonesia.


1.4   METODE PENGUMPULAN DATA
            Dalam pengumpulan data Penulis menggunakan metode kepustakaan
      dimana Penulis mengumpulkan data dan informasi-informasi dari buku, serta
      beberapa rujukan dari internet




                                                                                    4
BAB II
                                TINJAUAN PUSTAKA
2.1   Konsep Pasar Oligopoli
      Pasar oligopoli adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh
      beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi
      kurang dari sepuluh (Wikipedia, 2011).
              Dalam Pasar Oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai
      bagian yang terikat dengan permainan Pasar, di mana keuntungan yang mereka
      dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua
      usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan
      sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing
      mereka.
              Praktek Oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk
      menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk kedalam Pasar, dan
      juga perusahaan-perusahaan melakukan Oligopoli sebagai salah satu usaha
      untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan
      harga jual terbatas, sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku
      usaha yang melakukan praktek Oligopoli menjadi tidak ada.
              Dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1999, oligopoli dikelompokkan ke
      dalam kategori perjanjian yang dilarang, padahal umumnya oligopoli terjadi
      melalui keterkaitan reaksi, khususnya pada barang-barang yang bersifat
      homogen atau identik dengan kartel, sehingga ketentuan yang mengatur
      mengenai oligopoli ini sebagiknya digabung dengan ketentuan yang mengatur
      mengenai kartel.
              Pasar Oligopoli adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dan
      penawaran dimana terdapat beberapa penjual/produsen yang menguasai
      seluruh permintann pasar. Pasar Oligopoli adalah suatu bentuk persaingan
      pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah
      area.
              Contoh industry yang termasuk oligopoly adalah:
      -       Industri semen di Indonesia

                                                                                       5
-   Pasar layanan operator seluler
-   Industri mobil (pasar otomotif)
-   Pasar yang bergerak dalam industry berat
-   Dll
    Sifat Pasar Oligopoli:
-   Harga produk yang dijual relative sama
-   Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses
-   Sulit masukke pasar karena butuh sumber daya yang besar
-   Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain
    Untuk membedakan pasar oligopoly dengan pasar lainnya, dapat dilihat
    berdasarkan cirri-ciri berikut:
-   Terdapat banyak pembeli di pasar
-   Terdapat beberapa penjual/produsen dominan yang menguasai pasar (4-8
    perusahaan) dalam kasus khusus dalam industri hanya terdapat dua
    perusahaan (duopoli).
-   Produk yang dijual bias bersifat identik, namun bisa pula berbeda dengan
    standar kualitas yang sudah ditentukan
-   Adanya hambatanuntuk memasuki pasar bagi pesaing baru
-   Adanya saling ketergantungan antar perusahaan (produsen)
-   Penggunaan iklan sangat sensitif
-   Barang yang diperjualbelikan dapat homogeny dan dapat pula berbeda
    corak (differentiated product), seperti air minum aqua
-   Satu diantaranya para oligopolies merupakan price leader yaitu penjual
    yang memiliki pangsa pasar yang terbesar. Penjual ini memiliki kekuatan
    yang besar untuk menetapkan harga dan para penjual lainnya harus
    mengikuti harga tersebut. Contoh: pasar air mineral
-   Pengambilan keputusan interdependen
-   Persaingan non harga




                                                                               6
Kaitan antar produsen yang tidak melakukan persepakatan:
            Dalam pasar Oligopolis, penurunan harga dari suatu perusahaan
            berkecenderungan menyebabkan perusahaan lain melakukan penurunan
            harga agar tidak kehilangan pelanggan
            Jika terdapat satu perusahaan yang menaikkan harga, perusahaan lain
            tidak   ikut   menaikkan   harga   yang   akan   berakibat   bertambahnya
            konsumen/pelanggan bagi mereka


            Berdasarkan produk yang diperdagangkan, pasar oligopoly dapat
            dibedakan menjadi 2 jenis:
      -   Pasar Oligopoli Murni (pure Oligoply) ini merupakan praktek oligopoli dimana
          barang yang diperdagangkan merupakan barang yang bersifat identik,
          misalnya praktek oligopoli pada produk air mineral dalam kemasan. Produk-
          produk air mineral dalam kemasan merupakan salah satu contoh bentuk
          praktek pasar oligopoli murni, sebab barang yang dipasarkan besifat identik.
          Selain itu pasar semen juga termasuk pasar Oligopoli Murni.
      -   Pasar Oligopoli dengan pembedaan (differentiated oligopoly) pasar ini
          merupakan        suatu bentuk praktek Oligopoli dimana barang yang
          diperdagangkan dapat dibedakan, misalnya pasar sepeda motor di Indonesia
          yang dikuasai oleh beberapa merk terkenal seperti Honda, Yamaha dan
          Suzuki.
2.2   Penilaian Terhadap Pasar Oligopoli
      Efisiensi dalam pembangunan sumberdaya dipandang kurang efisien sebab
      MR=MC,harga jual (konsumen membeli terlalu mahal). Dipandang efisien jika
      menikmati skala ekonomis dibandingkan perusahaan bersaing sempurna
      dengan bersaing dalam jumlah output yang sedikit.
            Pengembangan teknologi dan inovasi didorong demi memaksimalkan
      efisiensi manajemen ini bertujuan agar perusahaan menikmati laba diatas
      normal dan perusahaan menilai bahwa bersaing dalam teknologi dan inovasi
      lebih memungkinkan dari pada bersaing dalam bidang harga.



                                                                                         7
Keuntungan perusahaan yang diatas normal akan mengakibatkan harga
      barang menjadi lebih tinggi dan pilihan barang semakin terbatas yang akan
      mendorong kearah monopoli.
            Pada prakteknya pasar Oligopoli memiliki keuntungan dan kelemahan.
      Kelebihan:
      -   Adanya efisiensi dalam menjalankan kegiatan produksi
      -   Persaingan diantara perusahaan akan member keuntungan bagi konsumen
          dalam hal harga dan kualitas barang
      Kelemahan:
      -   Dibutuhkan investasi dan modal yang besar untuk memasuki pasar, karena
          adanya skala ekonomis yang telah diciptakan perusahaan sehingga sulit
          bagi pesaing baru untuk masuk kedalam pasar
      -   Apabila ada perusahaan memiliki hak paten atas sebuah produk, maka tidak
          memungkinkan bagi perusahaan lain untuk memproduksi barang yang
          sejenis
      -   Perusahaan yang telah memiliki pelanggan setia akan menyulitkan
          perusahaan lain untuk menyainginya
      -   Adanya hambatan jangka panjang seperti pemberian hak waralaba oleh
          pemerintah sehingga perusahaan lain tidak bisa memasuki pasar
      -   Adanya kemungkinan terjadi kolusi antara perusahaan dipasar yang dapat
          membentuk monopoli atau kartel yang merugikan masyarakat. Kartel adalah
          kelompok produsen independen yang bertujuan menetapkan harga untuk
          membatasi suplai kompetisi
2.3   Hambatan Memasuki Pasar Oligopoli
      Skala ekonomi merupakan salah satu hambatan produsen baru masuk pasar
      dimana makin rendah biaya per unit produksi sehingga harga jual bias semakin
      rendah. Jika terdapat permintaan tambahan mereka memunyai kesempatan
      yang lebih besar untuk merebut penambahan tersebut sehingga mereka
      semakin menguasai pasar.
            Biaya produksi yang berbeda juga merupakan hamabatan memasuki
      pasar Oligopoli karena jumlah output yang berbeda, biayapun bias berbeda

                                                                                     8
pada tingkat output yang sama. Pengetahuan lawan produsen yang lebih dalam
      akan bidang tersebut.       Pekerja lebih berpengalaman dalam menjalankan
      produksi. Akses dana, bahan baku dan jaringan perdagangan lebih mudah.
            Keistimewaaan hasil produksi juga merupakan hambatan memasuki biaya
      produksi, ini terjadi karena terkenalnya suatu produk (terpercaya), produknya
      rumit (komplek), menghasilkan banyak produk yang sejenis.


2.4    Kebijakan Pemerintah
       Guna menghindari dampak buruk yang mungkin ditimbulkan oleh pasar
       oligopoli, maka pemerintah dapat membuat kebijakan sebagai berikut:
       1. Memberi aturan kemudahan bagi perusahaan baru untuk masuk ke dalam
          pasar dan ikut menciptakan persaingan, seperti masuknya Petronas dan
          Shell
       2. Memberlakukan Undang-Undang anti kerjasama antar produsen, yaitu
          dengan diberlakukannya UU anti monopoli No.5 tahun 1999
          Salah satu indicator tingkat oligopoly adalah CR4 yaitu Rasio Konsentrasi
       Market oleh 4 perusahaan terbesar atau dominan. Sebuah industry dikatakan
       berstruktur oligopoli bila CR4 >40%.
          Faktor terjadinya pasar Oligopoli:
      1. Efisiensi skala besar
         a. Investasi awal sangat besar
         b. Biaya produksi murah bila skala produksi sangat besar
      2. Kompleksitas manajemen
         a. Industry padat modal dan ilmu pengetahuan
         b. SDM kualitas tinggi
         c. Multi disiplin
         d. Persaingan non harga
         e. Intelijen bisnis
      Kekuatan dan keterbatasan oligopoli:
      1. Kekuatan:
         a. Mampu mengakumulasi laba super normal

                                                                                      9
b. Produksi paling prima dan dinamis
   c. Pionir riset dan pengembangan teknologi
   d. Pionir pengembangan SDM
2. Keterbatasan:
   a. Berpotensi membentuk kekuatan monopoli
   b. Kapasitas tak terpakai
   c. Kesejahteraan yang hilang
Tiga model oligopoli:
1. Non Kolusi (Kinked Demand Model) diantara oligopolies tidak mau
   melakukan kerjasama
2. Kolusi dalam penetapan harga (Collusive Pricing) kerja yang dilakukan
   misalnya secara resmi dengan membentuk kartel, tetapi jika secara resmi
   dilarang, dapat dilakukan secara informal atau implicit
3. Kepemimpinan harga (price leadership) perusahaan-perusahaan yang
   dominan memegang kendali dalam penetapan harga sehingga mendapat
   harga yang lebih besar




                                                                             10
BAB III
                                  PEMBAHASAN
3.1   Oligopoli Industri Pasar Semen dalam tubuh Undang-Undang
      Di dalam Undang-Undang Antimonopoli Oligopoli        tidak didefinisikan secara
      eksplisit. Lain halnya dengan monopoli adalah penguasaan produksi atas dan
      atau pemasaran barang dan atau atas penggunaan jasa tertentu yang
      dilakukan oleh satu atau beberapa pelaku usaha. Walaupun dalam Undang-
      Undang itu tidak ada teks definisi tentang oligopoly, tetapi dalam pasal 4
      Undang-Undang Antimonopoli ada penjelasan mengenai oligopoli.
            Sesuai dengan Undang-Undang Antimonopoli, oligopoli ditetepkan melalui
      suatu perjanjian tetapi menurut kebiasaan Oligopoli tidak dilakukan melalui
      suatu perjanjian, melainkan melalui penyesuaian (penyelarasan) perilaku
      masing-masing pelaku usaha.
            Secara umum pengertian Oligopoli adalah jika beberapa pelaku usaha
      yang mempunyai kekuatan pasar kurang lebih sebanding. Salah satu
      karakteristik pasar yang oligopolistik yang diperdagangkan adalah barang-
      barang yang homogeny seperti bensin, minyak mentah, bahan bangunan, pipa
      baja dan lain-lain.
            Di dalam pasar Oligopoli khususnya barang-barang yang homogen, terjadi
      keterkaitan reaksi. Jika satu pelaku usaha menaikkan atau menurunkan harga
      produknya maka akan diikuti oleh pesaing yang lain. Kondisi tersebut disebut
      dengan perilaku yang saling menyesuaikan diantara pelaku usaha. Hal ini
      terjadi, karena sifat barang yang homogen mengakibatkan tidak terdapat
      persaingan kualitas. Barang yang homogen umumnya mempunyai kualitas
      yang hamper sama.
            Oleh karena itu pasar Oligopoli tidak dilakukan melalui suatu perjanjian.
      Bertitik tolak dari penjelasan singkat ini, maka Oligopoli menurut Undang-
      Undang Antimonopoli agak berbeda dengan apa yang dikenal dalam hokum
      persaingan usaha di Negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Uni Eropa dan
      lain-lain.



                                                                                        11
Pada dasarnya Undang-Undang Antimonopoli mempunyai tujuan untuk
      terselenggaranya persaingan yang sehat didalam pasar wilayah Republik
      Indonesia. Mengapa Undang-Undang Antimonopoli berupaya melindungi
      persaingan yang sehat? Supaya pelaku usaha yang satu dengan pelaku usaha
      yang lain dapat bersaing berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Jika
      pada pelaksanaannya ada pelaku usaha yang melakukan tindakan-tindakan
      yang bertentangan dengan ketentuan Undang-Undang Antimonopoli, maka
      Undang-Undang Antimonopoli dapat diterapkan atas pelanggaran (tindakan)
      pelaku usaha itu.
           Dengan demikian jika pelaku usaha industri semen melakukan kartel
      harga, penetapan jumlah produksi atau penetapan wilayah pemasaran yang
      mengakibatkan tidak ada kompetisi lagi diantara pelaku usaha semen tersebut,
      maka UU Antimonopoli tersebut diterapkan kepada para anggota kartel
      tersebut.


3.2   Situasi Persaingan Industri Pasar Semen di Indonesia
      Semen adalah komoditas yang strategis bagi Indonesia. Sebagai negara yang
      terus melakukan pembangunan, semen menjadi sesuatu yang mutlak. Terlebih
      lagi, beberapa tahun ke depan ini, pembangunan infrastruktur terus digenjot.
      Sehubungan dengan ini, kita perlu mengantisipasi akan terjadinya kelangkaan
      (shortage) semen untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri dalam beberapa
      tahun ke depan. Kekhawatiran terjadinya shortage semen di dalam negeri ini
      cukup berasalan. Saat ini kapasitas produksi terpasang industri semen nasional
      sekitar 47,5 juta ton per tahun yang tersebar di sembilan lokasi pabrik semen di
      Indonesia. Sementara itu, rata-rata tingkat pemanfaatan efektif kapasitas
      produksi pabrik semen mencapai antara 80%-85% atau sekitar 38-40 juta per
      tahun. Sedangkan, tingkat konsumsi semen saat ini mencapai sekitar 33 juta
      ton. Untuk saat ini masih ada surplus pasokan semen di dalam negeri. Namun,
      bila tidak ada investasi baru untuk menambah kapasitas, diperkirakan tidak
      sampai 10 tahun ke depan, Indonesia akan mengalami shortage semen di
      dalam negeri. Katakanlah, tingkat pemanfaatan efektif kapasitas produksi

                                                                                         12
pabrik semen mencapai 90% atau sekitar 42,75 juta ton per tahun, dengan
tingkat pertumbuhan konsumsi diperkirakan mencapai 7% per tahun (asumsi
pertumbuhan ekonomi), Indonesia akan mengalami shortage pada 2012. Pada
saat itu, diperkirakan kebutuhan semen dalam negeri mencapai sekitar 47 juta
ton sehingga ada shortage sekitar 5 juta ton. Bisa saja shortage ini dipenuhi
dengan impor, misalnya dari China. Saat ini China memiliki kapasitas pabrik
sekitar 1.100 juta ton sehingga menguasai 45% pangsa pasar produksi semen
dunia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.000 juta ton diperuntukkan memenuhi
kebutuhan dalam negeri dan selebihnya yaitu 100 juta ton akan diekspor.
     Sejak 2007 ini, diperkirakan China mengalami oversupply sekitar akibat
telah selesainya pengerjaan sejumlah stadion raksasa untuk Olimpiade 2008.
Diperkirakan, China akan melempar kelebihan pasokan itu ke Asia dan Timur
Tengah dengan harga yang murah. Persoalannya, jika shortage ini dipenuhi
dari impor, hal itu bisa merusak industry semen dalam negeri. Oleh karenanya,
untuk memenuhi kepentingan industri dan konsumen, jalan terbaik adalah
ekspansi pabrik baru. Dan untuk mendukung ekspansi pabrik di dalam negeri
ini, jelas membutuhkan investasi besar. Dengan masa konstruksi pembangunan
pabrik semen     sekitar 3-4    tahun,   memang   tidak bisa   lagi menunda
pembangunan pabrik baru. Penambahan kapasitas yang optimal adalah sekitar
2,5 juta ton per pabrik guna mencapai skala ekonomis terbaik. Investasi yang
dibutuhkan membangun satu pabrik berkapasitas 2,5 juta ton ini sekitar
US$275 juta – US$325 juta, tergantung lokasinya. Supaya komposisi supply –
demand tetap terjaga seperti sekarang (yaitu masih ada ekspor), maka perlu
penambahan kapasitas pabrik semen baru sekitar 20 juta ton agar pada 2012
nanti kapasitas nasional menjadi sekitar 65 juta ton. Sehingga, setidaknya
dibutuhkan sekitar 4 pabrik baru.
     Saat ini ada tujuh produsen semen yang beroperasi di Indonesia, yaitu
Semen Gresik Group (SGG) yang menguasai sekitar 45%, Indocement 30%,
Holcim Indonesia (15%) dan lainnya sebesar 10% dibagi kepada Semen
Andalas, Semen Baturaja, Semen Bosowa, dan Semen Kupang. Dilihat dari
penguasaan pangsa pasar tersebut terdapat dua pelaku usaha yang

                                                                                13
mempunyai pangsa pasar sebagai market leader, yaitu SGG (Semen Gresik
Group) dan Indocement. Dengan struktur pasar seperti itu, pasar semen
Indonesia adalah pasar yang oligopoli. Mungkin karena oligopoli, ada
kecenderungan perilaku yang saling menyesuaikan diantara produsen semen.
Sebagai contoh, sempat ramai menjadi pemberitaan bahwa di tahun 2007 ini
beberapa produsen semen (seperti SGG, Indocement, dan Holcim) berencana
mendirikan pabrik baru dengan kapasitas total 10 juta ton. Indocement bahkan
diberitakan akan membangun pabrik baru dengan kapasitas 5 juta ton. Namun,
entah kenapa, semua produsen semen tersebut seolah sepakat untuk menunda
rencananya. Berdasarkan pemberitaan, SGG menganggarkan dana sekitar
US$1,325 miliar, dimana sebesar US$645 juta untuk pembangunan pabrik baru
dan US$350 juta untuk pembangunan pembangkit listrik (Antara News, 28 Juni
2007). Dana US$1,325 miliar tersebut sebesar 35% diambil dari kas internal
dan 65% diambil dari luar (obligasi atau perbankan). Namun, rencana
pembangunan pabrik baru, tampaknya paling cepat dapat dilakukan pada 2008,
karena keputusan RUPS SGG kemarin belum final dan baru akan diputuskan
pada RUPS Luar Biasa yang akan datang. Holcim menunda rencana
pembangunan pabrik baru semen di Tuban, Jawa Timur karena pihaknya
menilai tingkat kapasitas terpasang yang ada belum optimal, sehingga pihaknya
memilih untuk meningkatkan produksi lebih dahulu ketimbang merealisasikan
rencana pembangunan pabrik baru. Langkah ini diambil terkait dengan strategi
Holcim yang akan meningkatkan pangsa pasar di Pulau Jawa dari 19% pada
tahun 2006 menjadi 21% pada 2007. Jawa menjadi salah satu fokus penjualan
semen Holcim mengingat Jawa merupakan pulau dengan populasi terpadat di
Indonesia. Sebelumnya, Holcim menganggarkan nilai investasi pembangunan
pabrik semen baru berkapasitas 3 juta ton per tahun itu sebesar US$300 juta
atau sekitar Rp2,7 triliun. Holcim menjelaskan bahwa pada tahun depan
perseroan akan lebih memfokuskan pada upaya efisiensi penggunaan energi.
Sejak tahun lalu, perseroan telah menggunakan bahan bakar alternatif dari
hasil olahan cangkang sawit (palm kernel shell) di samping memanfaatkan
minyak bekas pakai. Indocement berencana akan meningkatkan kapasitas

                                                                                14
produksi menjadi 20 juta ton per tahun mulai 2009 dengan membangun pabrik
      baru. Keinginan tersebut dilakukan dengan strategi, yaitu selain membangun
      pabrik baru di lokasi pabrik yang sekarang, Indocement juga tengah
      menyiapkan berbagai proyek untuk meningkatkan kapasitas produksi. Pada
      2007 kapitas produksi Indocement ditargetkan mencapai 17,1 juta ton per
      tahun, tahun lalu yang hanya 16,5 juta ton. Setelah tahun 2009, Indocement
      berencana membangun pabrik semen baru dengan kapsitas 10 ribu ton klinker
      per hari. Tetapi, sama dengan Holcim, Indocement tampaknya akan lebih
      memilih untuk melakukan peningkatan utilitasi atas pabrik yang telah terpasang
      dibandingkan harus membangun pabrik baru. Sebagai catatan, tingkat utilitasi
      atas kapasitas pabrik Holcim dan Indocement masih lebih rendah dibandingkan
      SGG, yaitu kurang dari 80%, sementara SGG sudah lebih dari 90%. Oleh
      karenanya, langkah yang diambil oleh Holcim dan Indocement ini, dipandang
      dari sisi kepentingan perusahaan adalah tepat. Pertanyaannya adalah kapan
      merupakan waktu tepat untuk melakukan ekspansi, sementara ancaman
      shortage sudah di depan mata? Adakah dibalik penundaan tersebut merupakan
      trik untuk mempertahankan agar harga semen tetap tinggi di masa mendatang?
      Meski dugaan ini masih prematur, para pelaku industri semen sepertinya
      berupaya menjaga “keseimbangan” permintaan dan penawaran yang muaranya
      adalah untuk menjaga tingkat keuntungan masing-masing.
3.3   Produsen dan Kapasitas Produksi Semen
      Saat ini sembilan produsen semen yang beroperasi di Indonesia yang terbagi
      atas 5 perusahaan milik pemerintah, yaitu Semen Gresik Group (SGG) yang
      menguasai sekitar 45 pangsa pasar semen, serta 4 perusahaan lainnya milik
      swasta, yaitu Indocement yang menguasai 30% pangsa pasar, Holcim
      Indonesia yang menguasai 15% pangsa pasar, dan produsen semen lainnya
      yang terbagi atas Semen Andalas, Semen Baturaja, Semen Bosowa, dan
      Semen Kupang, menguasai 10% pangsa pasar secara total. Dilihat dari
      penguasaan pangsa pasar tersebut, terdapat dua pelaku usaha yang
      mempunyai pangsa pasar sebagai market leader, yaitu SGG dan Holcim.



                                                                                       15
Berdasarkan struktur pasar tersebut, pasar semen Indonesia adalah pasar
      oligopoli.
            Berdasarkan kapasitas produksinya, perusahaan semen swasta saat ini
      mempunyai kapasitas produksi yang lebih besar dibanding perusahaan semen
      milik negara (BUMN), yaitu mencapai 60% dari total kapasitas produksi
      nasional, sisanya sebesar 40% milik BUMN. Perusahaan semen yang
      mempunyai kapasitas produksi terbesar saat ini adalah PT Indocement Tunggal
      Prakasa Tbk dengan kapasitas produksi sebesar 15,65 juta ton/tahun.
      Peringkat kedua adalah PT Holcim Indonesia Tbk dengan kapasitas terpasang
      9.7 juta ton/tahun, sedangkan peringkat ketiga dikuasai oleh PT Semen Gresik
      Tbk dengan kapasitas produksi 8,65 juta ton/tahun. Selanjutnya adalah PT
      Semen Padang dengan kapasitas produksi 5,87 juta ton/tahun dan PT Semen
      Tonasa dengan kapasitas produksi 3,48 juta ton/tahun. SGG sendiri secara
      total memiliki kapasitas produksi terbesar, yaitu mencapai 20 juta ton/tahun.
      Total kapasitas produksi semen Indonesia di tahun sejak 2006 hingga 2008
      tidak berubah, yaitu sebesar 46,54 juta ton/tahun. Bahkan kami estimasikan
      angka kapasitas produksi tersebut tidak akan berubah hingga 2011.


3.4   Dilihat Dari Aspek Kepemilikan Saham
      Tinjauan kepemilikan saham pada perusahaan semen sangat menarik, karena
      bebasnya pelaku usaha asing membeli saham di pasar Indonesia. Dengan
      bebasnya investor asing membeli saham perusahaan semen, ada pihak yang
      mengkhawatirkan akan terjadi kartel semen internasional. Jika sampai itu terjadi
      maka harga semen dipasar domestic bias menjadi lebih tinggi dari harga semen
      yang sekarang.
            Dilihat dari kepemilikan saham pelaku usaha asing telah mendominasi
      kepemilikan saham pasar semen nasional. Heidelberger menguasai 60,60%
      saham PT. Indocement, Holcim menguasai 68,11% saham PT. Semen
      Cibinong, Lafarge menguasai 71,70% saham PT. Semen Andalas dan PT.
      Cemex Indonesia menguasai 25,53% saham PT. Semen Gresik Group dan



                                                                                         16
akan menguasai 51% saham kelompok PT Semen Gresik Group (SGG) jika
       pemerintah melepasnya.
            Dengan komposisi pemilikan saham perusahaan asing yang demikian,
       apakah akan terjadi kartel semen internasional? Hal ini bergantung pada isi
       masing-masing perjanjian jual beli saham dan pemerintah. Sejauh mana
       wewenang dan kebijakan pelaku usaha asing untuk memasarkan produk di
       pasar domestik dan pasar internasional? Kalau produsen bebas menentukan
       untuk mengekspor produknya, maka pasokan untuk dalam negeri bias
       berkurang dan tidak sesuai dengan jumlah kebutuhan pasar domestik.
            Akibatnya harga semen dalam negeri menjadi tinggi, seperti yang terjadi
       di Filipina beberapa tahun yang lalu. Dengan komposisi pemilikan saham
       perusahaan asing seperti itu, pelaku usaha dapat melakukan persaingan
       oligopolistik atau melakukan kartel.
            Semen termasuk produk yang homogen sehingga perusahaan (produsen)
       cenderung tergoda untuk melakukan kartel dan tindakan oligopolistik.
       Persaingan kualitas produk semen tidak besar dan nyaris tidak ada.


3.5   Situasi Persaingan Perusahaan Semen Ternama di Indonesia
      Didalam pasar oligopoli terdapat dua atau lebih pelaku usaha yang mempunyai
      market share yang hamper sama. Biasanya pelaku usaha cenderung memiliki
      perilaku yang sama. Pasar semen domestic dikuasai oleh kelompok Semen
      Gresik dan PT Semen Indocement yang masing-masing menguasai market
      share 43% dan 34%. Kedua perusahaan inilah yang dapat disebut Market
      Leader. Sebagaimana diketahui semen adalah salah satu produk yang homogen.
      Artinya, persaingan kualitas semen antara produsen semen hampir tidak ada.
      Oleh karena itu jika salah satu pelaku usaha menaikkan harga semen dan pelaku
      usaha lain ikut menaikkan harga produknya dan sebaliknya jika satu pelaku
      usaha menurunkan harga produknya, maka pelaku usaha lain juga akan
      menurunkan harga produknya. Hal itulah yang disebut keterkaitan antara pelaku
      usaha yang memproduksi barang yang homogen dan akibatnya harga semen
      cenderung berubah-ubah dan membuat kondisi pasar semen tidak menentu.

                                                                                      17
Kondisi pasar demikian membuat para produsen cenderung untuk
bertemu dan membicarakan penetapan harga, seperti yang dikatakan oleh
Adam Smith: “People of the same trade seldom meet together, even for
merriment and diversion, but the conversation ends in a conspiracy against the
public, or in some contrivance to raise prices”.
        Dari tindakan menaikkan dan menurunkan harga maka pihak yang
dirugikan adalah konsumen dan produsen semen yang berkapasitas kecil. Jika
produsen kecil tidak dapat mengikuti irama tindakan yang oligopolistic tersebut,
produsen semen kecil tadi akan bangkrut.
        Disinilah peran KPPU sangat menentukan. KPPU harus menggunakan
wewenangnya untuk melakukan investigasi, apakah para produsen semen
melakukan kartel atau tidak. Tugas KPPU adalah mengawasi persaingan para
pelaku usaha semen, apakah dalam menjalankan bisnisnya dipasar yang sama
dan atau dari pasar hulu ke hilir telah menyelenggarakan persaingan sehat
dalam pasar domestik dengan menerapkan Undang-Undang Antimonopoli
secara baik dan benar?
        Saat ini ada tujuh pelaku usaha semen di Indonesia yang terdiri dari
empat perusahaan swasta dan tiga perusahaan milik Negara. Perusahaan
semen swasta adalah PT Semen Andalas menguasai pangsa pasar 2,9%, PT
Indocement 33,3%, PT Semen Cibinong 20,6% dan PT Semen Bosowa 3,8%.
Sedangkan     perusahaan     milik   Negara adalah   kelompok Semen      Gresik
menguasai 35,9%, PT Semen Baturaja 2,5% dan PT Semen Kujang menguasai
1,2%.
        Dilihat dari struktur penguasaan pangsa pasar, tidak ada pelaku usaha
yang mempunyai posisi yang lenih dominan sehingga bisa menimbulkan praktik
monopoli dan atau praktik persaingan tidak sehat, semaunya mengatur jumlah
produksi dan menetapkan harga produk sehingga merugikan konsumen.
        Persaingan bisnis semen masih terjadi antara PT Indocement dan
Kelompok Semen Gresik. Dengan demikian harga pasar masih dapat ditentukan
oleh persaingan yakni melalui mekanisme pasar.



                                                                                   18
Berdasarkan data produksi dari setiap produsen semen di Indonesia PT
 Indocement Tungga Prakasa Tbk masih menguasai 30% total produksi nasional,
 kemudian disusul oleh PT Semen Gresik Tbk dengan kontribusi sekitar 24%, dan
 di tempat ketiga masih dikuasai oleh PT Holcim Indonesia Tbk dengan kontribusi
 sebesar 15%. Namun secara kelompok SGG menjadi urutan pertama yang
 menguasai 47% produksi semen nasional.


                                            Tabel 1
             Produksi Semen Nasional Tahun 2003-2008 (.000 ton)
        Tahun                     SGG                    Indocement                 Holcim
           2003                17.899704                 5.120.331                 6.431.939
           2004                20.287.567                5.647.850                 7.912.589
           2005                20.287.567                5.647.850                 7.912.589
           2006                20.371.459                4.557.317                 8.021.565
           2007                21.580.554                5.517.564                 7.868.834
           2008                24.141.143                5.773.650                 8.643.179


           Dilihat berdasarkan Penjualan Semen Nasional 2004-2009 SGG masih
 menempati posisi teratas dengan persentase 67,5% disusul Holcim dengan
 persentase 20,01% dan kemudian Indocement dengan persentase 12,4% (Tabel
 2).


                                            Tabel 2
                  Penjualan Semen Nasional 2004-2009 (’000 ton)

                    2004         2005         2006         2007        2008        2009         %


  SGG             23.054.475   24.360.852   24.360.852   26.101,55   28.202,22   27.739,019    67,5



Indocement        4.354.226    4.793.114    4.793.114     4.044,2    4.972,938   5.372,601     12,4



  Holcim          6.325.277    7.903.365    7.903.365    7.817,192   7.399,327   8.351,054     20,1




                                                                                                      19
Total       33.733.978   37.057.601   37.057.601   37.962,94   40.574,49   41.462,674   100


         Ketua KPPU, Benny Pasaribu mengatakan KPPU telah mengumpulkan
data-data yang menyimpulkan pada praktik usaha tersebut. Selain tidak sehat,
kinerja semen di Indonesia dianggap belum optimal.
         Estimasi KPPU menyebutkan bahwa ketiga grup produsen semen
cenderung mengarah pada struktur oligopoli dengan kisaran penguasaan
kapasitas produksi mencapai plus minus 89% dari total kapasitas produksi
nasional.
         Namun dari penguasaan tersebut menurut data Departemen Perindustrian
justru mengindikasikan utilisasi produksi yang rendah selama 2007-2008.
"Kurang lebih hanya sekitar 49%."
         Pihaknya juga mengatakan fenomena kenaikan harga terus terjadi secara
sistematis sejak 2007. Bahkan, berdasarkan data tersebut, harga semen
diprediksi akan kembali naik antara 5-10% pada semester dua 2009.
         Melihat dugaan industri semen yang mengarah pada struktur industri yang
oligopoli, KPPU akan terus mengkaji dan memonitor perkembangan industri
semen. Apabila berdasarkan analisa tersebut diperoleh dugaan praktek
monopoli, maka KPPU akan mendekatkan pada usaha penegakan hukum.




                                                                                               20
BAB IV
                                   PENUTUP
4.1   KESIMPULAN
      Keuntungan terbesar perseroan berasal dari hasil penjualan semen dalam
      negeri dikawasan timur Indonesia. Kondisi saat ini, konsumsi semen dalam
      negeri tinggi memberikan cukup keuntungan bagi produsen semen nasional
      terutama produsen-produsen besar yang cukup memiliki andil dalam pasar
      semen yang mengarah ke Oligopoli ini.
4.2   SARAN
      HARGA semen mulai meresahkan konsumen. Karena itu, ada usulan agar
      harga semen sebaiknya diserahkan ke mekanisme pasar. Pasalnya, apabila
      diatur oleh pemerintah, dapat memicu terjadinya persengkongkolan. Seperti
      selama ini, harga semen itu kan ditentukan oleh pasar. Kalau pemerintah mau
      mengatur, justru akan mendorong peluang untuk persekongkolan harga.
      Sebaiknya, memang serahkan saja ke pasar, tergantung supply dan demand.
      Kemudian daripada itu pihak Pemerintah harus tetap jeli dalam mengawasi
      persaingan bisnis semen diIndoensia apakah tindakan oligopolistik terjadi
      karena persaingan atau karena adanya konspirasi diantara oligopolies.




                                                                                    21
DAFTAR PUSTAKA

Silalahi, Udin. 2007. Perusahaan Saling Mematikan dan Bersekongkol Bagaimana Cara
Menenangkan. Jakarta: Gramedia

Arga Paradita Sutiyono. 2009. Outlook Semen Indonesia 2010. [pdf].

Suprapto, Hadi. 2009. Industri Semen Diduga Lakukan Oligopoli.
http://bisnis.vivanews.com/news/read/42909-industri_semen_diduga_lakukan_oligopili.

Agus Maulana Hidayat. 2010. Pasar Oligopoli. http://www.slideshare.net/f4uzi3zi3/pasar-
oligopoli.




                                                                                          22

More Related Content

What's hot

Kerjasama indonesia dengan bank dunia serta dampak bagi perekonomian indonesia
Kerjasama indonesia dengan bank dunia serta dampak bagi perekonomian indonesiaKerjasama indonesia dengan bank dunia serta dampak bagi perekonomian indonesia
Kerjasama indonesia dengan bank dunia serta dampak bagi perekonomian indonesiaKhairan Luthfi
 
Masalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDMMasalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDMReza Aprianti
 
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN SyaifLasvera Eroer
 
pengantar ekonomi mikro pasar monopoli
pengantar ekonomi mikro pasar monopolipengantar ekonomi mikro pasar monopoli
pengantar ekonomi mikro pasar monopoliyuniar putri
 
Manajemen strategi Garuda Indonesia
Manajemen strategi Garuda IndonesiaManajemen strategi Garuda Indonesia
Manajemen strategi Garuda IndonesiaArif Nugroho
 
Analisis swot usaha rumahan laundry
Analisis swot usaha rumahan laundryAnalisis swot usaha rumahan laundry
Analisis swot usaha rumahan laundryDesy Rahmawati
 
Analisis PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk
Analisis PT. Nippon Indosari Corpindo TbkAnalisis PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk
Analisis PT. Nippon Indosari Corpindo TbkElsia Rahyuani
 
Porter Five Forces Analysis PT. Ford Motor di Indonesia
Porter Five Forces Analysis PT. Ford Motor di IndonesiaPorter Five Forces Analysis PT. Ford Motor di Indonesia
Porter Five Forces Analysis PT. Ford Motor di IndonesiaErwan Cipto Priyatmoko
 
Permasalahan Perusahaan Samsung
Permasalahan Perusahaan SamsungPermasalahan Perusahaan Samsung
Permasalahan Perusahaan SamsungAfdan Rojabi
 
Analisis Penyebab Kegagalan Nokia dan Sony Ericsson
Analisis Penyebab Kegagalan Nokia dan Sony EricssonAnalisis Penyebab Kegagalan Nokia dan Sony Ericsson
Analisis Penyebab Kegagalan Nokia dan Sony EricssonRima Anggraini
 
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregatpengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregatHasnah Rhiriesad
 
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlalContoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlalLailiya NR
 
Analisis Manajemen Strategi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Analisis Manajemen Strategi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.Analisis Manajemen Strategi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Analisis Manajemen Strategi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.Dena Purnama
 
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsenMatematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsenHarya Wirawan
 
Laporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia Tbk
Laporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia TbkLaporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia Tbk
Laporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia TbkTIUPH2013
 
Hubungan Industrial ( Contoh Kasus )
Hubungan Industrial ( Contoh Kasus )Hubungan Industrial ( Contoh Kasus )
Hubungan Industrial ( Contoh Kasus )Tsuchey Oetami
 

What's hot (20)

Kerjasama indonesia dengan bank dunia serta dampak bagi perekonomian indonesia
Kerjasama indonesia dengan bank dunia serta dampak bagi perekonomian indonesiaKerjasama indonesia dengan bank dunia serta dampak bagi perekonomian indonesia
Kerjasama indonesia dengan bank dunia serta dampak bagi perekonomian indonesia
 
Masalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDMMasalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDM
 
Struktur Pasar Oligopoli
Struktur Pasar OligopoliStruktur Pasar Oligopoli
Struktur Pasar Oligopoli
 
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN
 
pengantar ekonomi mikro pasar monopoli
pengantar ekonomi mikro pasar monopolipengantar ekonomi mikro pasar monopoli
pengantar ekonomi mikro pasar monopoli
 
Manajemen strategi Garuda Indonesia
Manajemen strategi Garuda IndonesiaManajemen strategi Garuda Indonesia
Manajemen strategi Garuda Indonesia
 
Analisis swot usaha rumahan laundry
Analisis swot usaha rumahan laundryAnalisis swot usaha rumahan laundry
Analisis swot usaha rumahan laundry
 
Analisis PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk
Analisis PT. Nippon Indosari Corpindo TbkAnalisis PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk
Analisis PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk
 
Pasar oligopoli
Pasar oligopoliPasar oligopoli
Pasar oligopoli
 
Porter Five Forces Analysis PT. Ford Motor di Indonesia
Porter Five Forces Analysis PT. Ford Motor di IndonesiaPorter Five Forces Analysis PT. Ford Motor di Indonesia
Porter Five Forces Analysis PT. Ford Motor di Indonesia
 
Permasalahan Perusahaan Samsung
Permasalahan Perusahaan SamsungPermasalahan Perusahaan Samsung
Permasalahan Perusahaan Samsung
 
Analisis Penyebab Kegagalan Nokia dan Sony Ericsson
Analisis Penyebab Kegagalan Nokia dan Sony EricssonAnalisis Penyebab Kegagalan Nokia dan Sony Ericsson
Analisis Penyebab Kegagalan Nokia dan Sony Ericsson
 
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregatpengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
 
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlalContoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
 
Analisis Manajemen Strategi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Analisis Manajemen Strategi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.Analisis Manajemen Strategi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Analisis Manajemen Strategi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
 
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsenMatematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
 
Ekonomi manajerial
Ekonomi manajerialEkonomi manajerial
Ekonomi manajerial
 
Laporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia Tbk
Laporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia TbkLaporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia Tbk
Laporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia Tbk
 
Pp 2 penentuan lokasi pabrik
Pp 2 penentuan lokasi pabrikPp 2 penentuan lokasi pabrik
Pp 2 penentuan lokasi pabrik
 
Hubungan Industrial ( Contoh Kasus )
Hubungan Industrial ( Contoh Kasus )Hubungan Industrial ( Contoh Kasus )
Hubungan Industrial ( Contoh Kasus )
 

Similar to Pasar Semen di Indonesia

KULIAH ONLINE KE-5 EKONOMI MIKRO SYARIAH STAI MAA KARYAWAN1.docx
KULIAH ONLINE KE-5 EKONOMI MIKRO SYARIAH STAI MAA KARYAWAN1.docxKULIAH ONLINE KE-5 EKONOMI MIKRO SYARIAH STAI MAA KARYAWAN1.docx
KULIAH ONLINE KE-5 EKONOMI MIKRO SYARIAH STAI MAA KARYAWAN1.docxHabsy Hotib
 
Pengertian Pasar Oligopoli
Pengertian Pasar OligopoliPengertian Pasar Oligopoli
Pengertian Pasar OligopoliJuliana1498
 
Struktur pasar dan peran pasar dalam perekonomian
Struktur pasar dan peran pasar dalam perekonomian Struktur pasar dan peran pasar dalam perekonomian
Struktur pasar dan peran pasar dalam perekonomian Kasmadi Rais
 
Ekonomi Mikro "Pasar Monopoli dan Oligopoli'
Ekonomi Mikro "Pasar Monopoli dan Oligopoli'Ekonomi Mikro "Pasar Monopoli dan Oligopoli'
Ekonomi Mikro "Pasar Monopoli dan Oligopoli'Anisa Rochmiana
 
Pasar_oligopoli.pdf
Pasar_oligopoli.pdfPasar_oligopoli.pdf
Pasar_oligopoli.pdfConradMayner
 
EKONOMI PEMBANGUNAN
EKONOMI PEMBANGUNANEKONOMI PEMBANGUNAN
EKONOMI PEMBANGUNANEDIS BLOG
 
Bahan diskusi economics managerial
Bahan diskusi economics managerialBahan diskusi economics managerial
Bahan diskusi economics managerialfebruwahyuningtyas
 
1 j tugas makalah pie kelompok 7
1 j tugas makalah pie kelompok 71 j tugas makalah pie kelompok 7
1 j tugas makalah pie kelompok 7Mutiara Marganita
 
ekonomi mikro
ekonomi mikroekonomi mikro
ekonomi mikroQory235
 
Makalah pasar monopoli
Makalah pasar monopoliMakalah pasar monopoli
Makalah pasar monopoliNurhikma Sari
 
Hbl, nadya silva calestin, hapzi ali, anti monopoli dan persainagn bisnis tid...
Hbl, nadya silva calestin, hapzi ali, anti monopoli dan persainagn bisnis tid...Hbl, nadya silva calestin, hapzi ali, anti monopoli dan persainagn bisnis tid...
Hbl, nadya silva calestin, hapzi ali, anti monopoli dan persainagn bisnis tid...Nadya Silva Calestin
 
Pasar oligopoli
Pasar oligopoliPasar oligopoli
Pasar oligopoliSari Riani
 
Makalah struktur
Makalah strukturMakalah struktur
Makalah strukturEros Eros
 

Similar to Pasar Semen di Indonesia (20)

Pasar oligopoli edit
Pasar oligopoli editPasar oligopoli edit
Pasar oligopoli edit
 
Ppt oligopoli
Ppt oligopoliPpt oligopoli
Ppt oligopoli
 
KULIAH ONLINE KE-5 EKONOMI MIKRO SYARIAH STAI MAA KARYAWAN1.docx
KULIAH ONLINE KE-5 EKONOMI MIKRO SYARIAH STAI MAA KARYAWAN1.docxKULIAH ONLINE KE-5 EKONOMI MIKRO SYARIAH STAI MAA KARYAWAN1.docx
KULIAH ONLINE KE-5 EKONOMI MIKRO SYARIAH STAI MAA KARYAWAN1.docx
 
Mikro
MikroMikro
Mikro
 
Pengertian Pasar Oligopoli
Pengertian Pasar OligopoliPengertian Pasar Oligopoli
Pengertian Pasar Oligopoli
 
Struktur pasar dan peran pasar dalam perekonomian
Struktur pasar dan peran pasar dalam perekonomian Struktur pasar dan peran pasar dalam perekonomian
Struktur pasar dan peran pasar dalam perekonomian
 
Pasar Monopoli
Pasar MonopoliPasar Monopoli
Pasar Monopoli
 
Pasar Oligopoli
Pasar OligopoliPasar Oligopoli
Pasar Oligopoli
 
Ekonomi Mikro "Pasar Monopoli dan Oligopoli'
Ekonomi Mikro "Pasar Monopoli dan Oligopoli'Ekonomi Mikro "Pasar Monopoli dan Oligopoli'
Ekonomi Mikro "Pasar Monopoli dan Oligopoli'
 
Pasar_oligopoli.pdf
Pasar_oligopoli.pdfPasar_oligopoli.pdf
Pasar_oligopoli.pdf
 
EKONOMI PEMBANGUNAN
EKONOMI PEMBANGUNANEKONOMI PEMBANGUNAN
EKONOMI PEMBANGUNAN
 
Bahan diskusi economics managerial
Bahan diskusi economics managerialBahan diskusi economics managerial
Bahan diskusi economics managerial
 
Tugas
TugasTugas
Tugas
 
1 j tugas makalah pie kelompok 7
1 j tugas makalah pie kelompok 71 j tugas makalah pie kelompok 7
1 j tugas makalah pie kelompok 7
 
ekonomi mikro
ekonomi mikroekonomi mikro
ekonomi mikro
 
Makalah pasar monopoli
Makalah pasar monopoliMakalah pasar monopoli
Makalah pasar monopoli
 
Hbl, nadya silva calestin, hapzi ali, anti monopoli dan persainagn bisnis tid...
Hbl, nadya silva calestin, hapzi ali, anti monopoli dan persainagn bisnis tid...Hbl, nadya silva calestin, hapzi ali, anti monopoli dan persainagn bisnis tid...
Hbl, nadya silva calestin, hapzi ali, anti monopoli dan persainagn bisnis tid...
 
Pasar oligopoli
Pasar oligopoliPasar oligopoli
Pasar oligopoli
 
Makalah struktur
Makalah strukturMakalah struktur
Makalah struktur
 
Pasar oligopoli
Pasar oligopoliPasar oligopoli
Pasar oligopoli
 

More from Retna Rindayani

Pengukuran resiko dengan distribusi peluang
Pengukuran resiko dengan distribusi peluangPengukuran resiko dengan distribusi peluang
Pengukuran resiko dengan distribusi peluangRetna Rindayani
 
(Cepat) Perhitungan pajak
(Cepat) Perhitungan pajak(Cepat) Perhitungan pajak
(Cepat) Perhitungan pajakRetna Rindayani
 
Manajemen lembaga keuangan
Manajemen lembaga keuanganManajemen lembaga keuangan
Manajemen lembaga keuanganRetna Rindayani
 
Latihan soal Nilai Waktu Uang, Amortisasi dan Rasio Financial
Latihan soal Nilai Waktu Uang, Amortisasi dan Rasio FinancialLatihan soal Nilai Waktu Uang, Amortisasi dan Rasio Financial
Latihan soal Nilai Waktu Uang, Amortisasi dan Rasio FinancialRetna Rindayani
 
BENARKAH MEMPERTAHANKAN MARKET SHARE LEBIH SULIT DIBANDING MENINGKATKAN VOLUM...
BENARKAH MEMPERTAHANKAN MARKET SHARE LEBIH SULIT DIBANDING MENINGKATKAN VOLUM...BENARKAH MEMPERTAHANKAN MARKET SHARE LEBIH SULIT DIBANDING MENINGKATKAN VOLUM...
BENARKAH MEMPERTAHANKAN MARKET SHARE LEBIH SULIT DIBANDING MENINGKATKAN VOLUM...Retna Rindayani
 
MAKALAH MSDM “PERENCANAAN SDM SEBAGAI SENJATA DALAM MENGHADAPI TANTANGAN ORGA...
MAKALAH MSDM “PERENCANAAN SDM SEBAGAI SENJATA DALAM MENGHADAPI TANTANGAN ORGA...MAKALAH MSDM “PERENCANAAN SDM SEBAGAI SENJATA DALAM MENGHADAPI TANTANGAN ORGA...
MAKALAH MSDM “PERENCANAAN SDM SEBAGAI SENJATA DALAM MENGHADAPI TANTANGAN ORGA...Retna Rindayani
 
Statistika bisnis: Pendugaan Parameter
Statistika bisnis: Pendugaan ParameterStatistika bisnis: Pendugaan Parameter
Statistika bisnis: Pendugaan ParameterRetna Rindayani
 
Pengantar bisnis manajemen
Pengantar bisnis manajemenPengantar bisnis manajemen
Pengantar bisnis manajemenRetna Rindayani
 
Kumpulan soal statistik dalam Bahasa Inggris
Kumpulan soal statistik dalam Bahasa InggrisKumpulan soal statistik dalam Bahasa Inggris
Kumpulan soal statistik dalam Bahasa InggrisRetna Rindayani
 

More from Retna Rindayani (20)

Pengukuran resiko dengan distribusi peluang
Pengukuran resiko dengan distribusi peluangPengukuran resiko dengan distribusi peluang
Pengukuran resiko dengan distribusi peluang
 
Manajemen operasional
Manajemen operasionalManajemen operasional
Manajemen operasional
 
(Cepat) Perhitungan pajak
(Cepat) Perhitungan pajak(Cepat) Perhitungan pajak
(Cepat) Perhitungan pajak
 
Teori ekonomi makro
Teori ekonomi makroTeori ekonomi makro
Teori ekonomi makro
 
Manajemen lembaga keuangan
Manajemen lembaga keuanganManajemen lembaga keuangan
Manajemen lembaga keuangan
 
Sistem informasi sdm
Sistem informasi sdmSistem informasi sdm
Sistem informasi sdm
 
Akuntansi biaya
Akuntansi biayaAkuntansi biaya
Akuntansi biaya
 
Hukum bisnis
Hukum bisnisHukum bisnis
Hukum bisnis
 
Latihan soal Nilai Waktu Uang, Amortisasi dan Rasio Financial
Latihan soal Nilai Waktu Uang, Amortisasi dan Rasio FinancialLatihan soal Nilai Waktu Uang, Amortisasi dan Rasio Financial
Latihan soal Nilai Waktu Uang, Amortisasi dan Rasio Financial
 
Akuntansi dasar
Akuntansi dasarAkuntansi dasar
Akuntansi dasar
 
BENARKAH MEMPERTAHANKAN MARKET SHARE LEBIH SULIT DIBANDING MENINGKATKAN VOLUM...
BENARKAH MEMPERTAHANKAN MARKET SHARE LEBIH SULIT DIBANDING MENINGKATKAN VOLUM...BENARKAH MEMPERTAHANKAN MARKET SHARE LEBIH SULIT DIBANDING MENINGKATKAN VOLUM...
BENARKAH MEMPERTAHANKAN MARKET SHARE LEBIH SULIT DIBANDING MENINGKATKAN VOLUM...
 
MAKALAH MSDM “PERENCANAAN SDM SEBAGAI SENJATA DALAM MENGHADAPI TANTANGAN ORGA...
MAKALAH MSDM “PERENCANAAN SDM SEBAGAI SENJATA DALAM MENGHADAPI TANTANGAN ORGA...MAKALAH MSDM “PERENCANAAN SDM SEBAGAI SENJATA DALAM MENGHADAPI TANTANGAN ORGA...
MAKALAH MSDM “PERENCANAAN SDM SEBAGAI SENJATA DALAM MENGHADAPI TANTANGAN ORGA...
 
Statistika bisnis: Pendugaan Parameter
Statistika bisnis: Pendugaan ParameterStatistika bisnis: Pendugaan Parameter
Statistika bisnis: Pendugaan Parameter
 
Manajemen Keuangan
Manajemen KeuanganManajemen Keuangan
Manajemen Keuangan
 
Marketing management
Marketing managementMarketing management
Marketing management
 
Pelepasan aktiva tetap
Pelepasan aktiva tetapPelepasan aktiva tetap
Pelepasan aktiva tetap
 
Pengantar bisnis manajemen
Pengantar bisnis manajemenPengantar bisnis manajemen
Pengantar bisnis manajemen
 
Financial statement
Financial statementFinancial statement
Financial statement
 
Makalah pancasila retna
Makalah pancasila retnaMakalah pancasila retna
Makalah pancasila retna
 
Kumpulan soal statistik dalam Bahasa Inggris
Kumpulan soal statistik dalam Bahasa InggrisKumpulan soal statistik dalam Bahasa Inggris
Kumpulan soal statistik dalam Bahasa Inggris
 

Recently uploaded

Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 

Recently uploaded (20)

Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 

Pasar Semen di Indonesia

  • 1. Kata Pengantar Alhamdulillah puji syukur Penulis panjatkan atas rahmat-Nya sehingga Penulis bisa menyajikan makalah yang berjudul “PASAR SEMEN DI INDONESIA MENGARAH OLIGOPOLI” sebagai persyaratan dan bahan akademis dalam menjalankan pendidikan di Bisnis dan Informatika Kosgoro 1957. Dengan segala keterbatasan informasi dan buku-buku penunjang yang Penulis miliki, maka Penulis berusaha semaksimal mungkin untuk menyampaikan dan membuat makalah ini seobjektif mungkin dan sesuai dengan pemahaman yang sebenarnya. Oleh karena itu Penulis harapkan pembaca mampu memberikan masukan kepada Penulis guna memperluas wawasan Penulis dan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Retna Rindayani 1
  • 2. DAFTAR ISI Daftar isi i Kata Pengantar ii BAB I: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Batasan Masalah 2 1.3 Manfaat 2 1.4 Metode Pengumpulan Data 2 BAB II: Tinjauan Pustaka 2.1 Konsep Dasar Oligopoli 3 2.2 Penilaian Terhadap Pasar Oligopoli 5 2.3 Hambatan Memasuki Pasar Oligopoli 6 2.4 Kebijakan Pemerintah 7 BAB III: Pembahasan 3.1 Oligopoli Industri Pasar Semen dalam tubuh Undang-Undang 9 3.2 Situasi Persaingan Industri Pasar Semen di Indonesia 10 3.3 Produsen dan Kapasitas Produksi Semen 13 3.4 Dilihat Dari Aspek Kepemilikan Saham 14 3.5 Situasi Persaingan Perusahaan Semen Ternama di Indonesia 14 BAB IV: Penutup 4.1 Kesimpulan 19 4.2 Saran 19 BAB V: Daftar Pustaka 20 2
  • 3. BAB I PENDAHLUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di dalam kondisi negara Indonesia yang terus tumbuh saat ini di tahun 2009 dengan laju pertumbuhan 4,3% menimbulkan segala konsekuensi terhadap pertumbuhan riil bangsa Indonesia. Tercatat laju inflasi terus stabil yang mencapai 3,9 % YoY pada tahun 2009 sedangkan pada bulan November 2009 terjadi deflasi sebesar 0,03%. Namun suku bunga Bank Indonesia (BI rate) cenderung tidak berubah, sementara inflasi semakin melemah. Tercatat BI rate tetap berada pada kisaran 6,5 % sejak semester II-2009, sedangkan laju inflasi hingga 2010 diperkirakan berada disekitar 5% plus minus 1%, sehingga diperkirakan penguatan pertumbuhan Negara Indonesia hingga tahun 2010 masih akan berlanjut. Selain itu, depresiasidollar terhadap mata uang negara lain juga akan menguatkan investasi terhadap negaranegara berkembang. Fenomena pertumbuhan ekonomi negara yang terus bergerak naik serta dukungan pemerintah terhadap iklim investasi memberikan beberapa harapan terhadap perkembangan sektor rill dan sektor keuangan. Salah satu sektor yang cukup baik untuk dicermati adalah sektor semen yang juga mendapat dukungan dari pemerintah berupa program kerja pemerintah terhadap pembangunan infrastruktur negara. Contoh industri yang termasuk oligopoly adalah industri semen di Indonesia. Pasar semen di Indoensia di golongkan ke dalam pasar oligopoly hal ini dikarenakan produksi semen di Indonesia hanya dikuasai oleh beberapa perusahaan saja. Diantaranya adalah Semen Cibinong, Indocement, Holcim, Semen Padang dan Semen Gresik. Pasar semen di Indonesia dapat digolongkan ke dalam pasar oligopoli, hal ini dikarenakan produksi semen di Indonesia hanya dikuasai oleh beberapa perusahaan saja, diantaranya adalah Semen Cibinong, Indocement, Holcim, Semen Padang dan Semen Gresik. 3
  • 4. 1.2 BATASAN MASALAH 1. Mengapa Pasar semen di Indonesia dianggap oligopoli? 2. Gambaran Situasi Industri Pasar Semen di Indonesia? 3. Seperti apa situasi Persaingan Perusahaan Semen Ternama di Indonesia? 1.3 MANFAAT Manfaat Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca tentang jenis pasar oligopoly dalam hal ini memperdalam salah satu contoh jenis pasar oligopoly yaitu pasar semen dan gambaran tentang persaingan pasar semen di Indonesia. 1.4 METODE PENGUMPULAN DATA Dalam pengumpulan data Penulis menggunakan metode kepustakaan dimana Penulis mengumpulkan data dan informasi-informasi dari buku, serta beberapa rujukan dari internet 4
  • 5. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pasar Oligopoli Pasar oligopoli adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh (Wikipedia, 2011). Dalam Pasar Oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan Pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka. Praktek Oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk kedalam Pasar, dan juga perusahaan-perusahaan melakukan Oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas, sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek Oligopoli menjadi tidak ada. Dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1999, oligopoli dikelompokkan ke dalam kategori perjanjian yang dilarang, padahal umumnya oligopoli terjadi melalui keterkaitan reaksi, khususnya pada barang-barang yang bersifat homogen atau identik dengan kartel, sehingga ketentuan yang mengatur mengenai oligopoli ini sebagiknya digabung dengan ketentuan yang mengatur mengenai kartel. Pasar Oligopoli adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dan penawaran dimana terdapat beberapa penjual/produsen yang menguasai seluruh permintann pasar. Pasar Oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Contoh industry yang termasuk oligopoly adalah: - Industri semen di Indonesia 5
  • 6. - Pasar layanan operator seluler - Industri mobil (pasar otomotif) - Pasar yang bergerak dalam industry berat - Dll Sifat Pasar Oligopoli: - Harga produk yang dijual relative sama - Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses - Sulit masukke pasar karena butuh sumber daya yang besar - Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain Untuk membedakan pasar oligopoly dengan pasar lainnya, dapat dilihat berdasarkan cirri-ciri berikut: - Terdapat banyak pembeli di pasar - Terdapat beberapa penjual/produsen dominan yang menguasai pasar (4-8 perusahaan) dalam kasus khusus dalam industri hanya terdapat dua perusahaan (duopoli). - Produk yang dijual bias bersifat identik, namun bisa pula berbeda dengan standar kualitas yang sudah ditentukan - Adanya hambatanuntuk memasuki pasar bagi pesaing baru - Adanya saling ketergantungan antar perusahaan (produsen) - Penggunaan iklan sangat sensitif - Barang yang diperjualbelikan dapat homogeny dan dapat pula berbeda corak (differentiated product), seperti air minum aqua - Satu diantaranya para oligopolies merupakan price leader yaitu penjual yang memiliki pangsa pasar yang terbesar. Penjual ini memiliki kekuatan yang besar untuk menetapkan harga dan para penjual lainnya harus mengikuti harga tersebut. Contoh: pasar air mineral - Pengambilan keputusan interdependen - Persaingan non harga 6
  • 7. Kaitan antar produsen yang tidak melakukan persepakatan: Dalam pasar Oligopolis, penurunan harga dari suatu perusahaan berkecenderungan menyebabkan perusahaan lain melakukan penurunan harga agar tidak kehilangan pelanggan Jika terdapat satu perusahaan yang menaikkan harga, perusahaan lain tidak ikut menaikkan harga yang akan berakibat bertambahnya konsumen/pelanggan bagi mereka Berdasarkan produk yang diperdagangkan, pasar oligopoly dapat dibedakan menjadi 2 jenis: - Pasar Oligopoli Murni (pure Oligoply) ini merupakan praktek oligopoli dimana barang yang diperdagangkan merupakan barang yang bersifat identik, misalnya praktek oligopoli pada produk air mineral dalam kemasan. Produk- produk air mineral dalam kemasan merupakan salah satu contoh bentuk praktek pasar oligopoli murni, sebab barang yang dipasarkan besifat identik. Selain itu pasar semen juga termasuk pasar Oligopoli Murni. - Pasar Oligopoli dengan pembedaan (differentiated oligopoly) pasar ini merupakan suatu bentuk praktek Oligopoli dimana barang yang diperdagangkan dapat dibedakan, misalnya pasar sepeda motor di Indonesia yang dikuasai oleh beberapa merk terkenal seperti Honda, Yamaha dan Suzuki. 2.2 Penilaian Terhadap Pasar Oligopoli Efisiensi dalam pembangunan sumberdaya dipandang kurang efisien sebab MR=MC,harga jual (konsumen membeli terlalu mahal). Dipandang efisien jika menikmati skala ekonomis dibandingkan perusahaan bersaing sempurna dengan bersaing dalam jumlah output yang sedikit. Pengembangan teknologi dan inovasi didorong demi memaksimalkan efisiensi manajemen ini bertujuan agar perusahaan menikmati laba diatas normal dan perusahaan menilai bahwa bersaing dalam teknologi dan inovasi lebih memungkinkan dari pada bersaing dalam bidang harga. 7
  • 8. Keuntungan perusahaan yang diatas normal akan mengakibatkan harga barang menjadi lebih tinggi dan pilihan barang semakin terbatas yang akan mendorong kearah monopoli. Pada prakteknya pasar Oligopoli memiliki keuntungan dan kelemahan. Kelebihan: - Adanya efisiensi dalam menjalankan kegiatan produksi - Persaingan diantara perusahaan akan member keuntungan bagi konsumen dalam hal harga dan kualitas barang Kelemahan: - Dibutuhkan investasi dan modal yang besar untuk memasuki pasar, karena adanya skala ekonomis yang telah diciptakan perusahaan sehingga sulit bagi pesaing baru untuk masuk kedalam pasar - Apabila ada perusahaan memiliki hak paten atas sebuah produk, maka tidak memungkinkan bagi perusahaan lain untuk memproduksi barang yang sejenis - Perusahaan yang telah memiliki pelanggan setia akan menyulitkan perusahaan lain untuk menyainginya - Adanya hambatan jangka panjang seperti pemberian hak waralaba oleh pemerintah sehingga perusahaan lain tidak bisa memasuki pasar - Adanya kemungkinan terjadi kolusi antara perusahaan dipasar yang dapat membentuk monopoli atau kartel yang merugikan masyarakat. Kartel adalah kelompok produsen independen yang bertujuan menetapkan harga untuk membatasi suplai kompetisi 2.3 Hambatan Memasuki Pasar Oligopoli Skala ekonomi merupakan salah satu hambatan produsen baru masuk pasar dimana makin rendah biaya per unit produksi sehingga harga jual bias semakin rendah. Jika terdapat permintaan tambahan mereka memunyai kesempatan yang lebih besar untuk merebut penambahan tersebut sehingga mereka semakin menguasai pasar. Biaya produksi yang berbeda juga merupakan hamabatan memasuki pasar Oligopoli karena jumlah output yang berbeda, biayapun bias berbeda 8
  • 9. pada tingkat output yang sama. Pengetahuan lawan produsen yang lebih dalam akan bidang tersebut. Pekerja lebih berpengalaman dalam menjalankan produksi. Akses dana, bahan baku dan jaringan perdagangan lebih mudah. Keistimewaaan hasil produksi juga merupakan hambatan memasuki biaya produksi, ini terjadi karena terkenalnya suatu produk (terpercaya), produknya rumit (komplek), menghasilkan banyak produk yang sejenis. 2.4 Kebijakan Pemerintah Guna menghindari dampak buruk yang mungkin ditimbulkan oleh pasar oligopoli, maka pemerintah dapat membuat kebijakan sebagai berikut: 1. Memberi aturan kemudahan bagi perusahaan baru untuk masuk ke dalam pasar dan ikut menciptakan persaingan, seperti masuknya Petronas dan Shell 2. Memberlakukan Undang-Undang anti kerjasama antar produsen, yaitu dengan diberlakukannya UU anti monopoli No.5 tahun 1999 Salah satu indicator tingkat oligopoly adalah CR4 yaitu Rasio Konsentrasi Market oleh 4 perusahaan terbesar atau dominan. Sebuah industry dikatakan berstruktur oligopoli bila CR4 >40%. Faktor terjadinya pasar Oligopoli: 1. Efisiensi skala besar a. Investasi awal sangat besar b. Biaya produksi murah bila skala produksi sangat besar 2. Kompleksitas manajemen a. Industry padat modal dan ilmu pengetahuan b. SDM kualitas tinggi c. Multi disiplin d. Persaingan non harga e. Intelijen bisnis Kekuatan dan keterbatasan oligopoli: 1. Kekuatan: a. Mampu mengakumulasi laba super normal 9
  • 10. b. Produksi paling prima dan dinamis c. Pionir riset dan pengembangan teknologi d. Pionir pengembangan SDM 2. Keterbatasan: a. Berpotensi membentuk kekuatan monopoli b. Kapasitas tak terpakai c. Kesejahteraan yang hilang Tiga model oligopoli: 1. Non Kolusi (Kinked Demand Model) diantara oligopolies tidak mau melakukan kerjasama 2. Kolusi dalam penetapan harga (Collusive Pricing) kerja yang dilakukan misalnya secara resmi dengan membentuk kartel, tetapi jika secara resmi dilarang, dapat dilakukan secara informal atau implicit 3. Kepemimpinan harga (price leadership) perusahaan-perusahaan yang dominan memegang kendali dalam penetapan harga sehingga mendapat harga yang lebih besar 10
  • 11. BAB III PEMBAHASAN 3.1 Oligopoli Industri Pasar Semen dalam tubuh Undang-Undang Di dalam Undang-Undang Antimonopoli Oligopoli tidak didefinisikan secara eksplisit. Lain halnya dengan monopoli adalah penguasaan produksi atas dan atau pemasaran barang dan atau atas penggunaan jasa tertentu yang dilakukan oleh satu atau beberapa pelaku usaha. Walaupun dalam Undang- Undang itu tidak ada teks definisi tentang oligopoly, tetapi dalam pasal 4 Undang-Undang Antimonopoli ada penjelasan mengenai oligopoli. Sesuai dengan Undang-Undang Antimonopoli, oligopoli ditetepkan melalui suatu perjanjian tetapi menurut kebiasaan Oligopoli tidak dilakukan melalui suatu perjanjian, melainkan melalui penyesuaian (penyelarasan) perilaku masing-masing pelaku usaha. Secara umum pengertian Oligopoli adalah jika beberapa pelaku usaha yang mempunyai kekuatan pasar kurang lebih sebanding. Salah satu karakteristik pasar yang oligopolistik yang diperdagangkan adalah barang- barang yang homogeny seperti bensin, minyak mentah, bahan bangunan, pipa baja dan lain-lain. Di dalam pasar Oligopoli khususnya barang-barang yang homogen, terjadi keterkaitan reaksi. Jika satu pelaku usaha menaikkan atau menurunkan harga produknya maka akan diikuti oleh pesaing yang lain. Kondisi tersebut disebut dengan perilaku yang saling menyesuaikan diantara pelaku usaha. Hal ini terjadi, karena sifat barang yang homogen mengakibatkan tidak terdapat persaingan kualitas. Barang yang homogen umumnya mempunyai kualitas yang hamper sama. Oleh karena itu pasar Oligopoli tidak dilakukan melalui suatu perjanjian. Bertitik tolak dari penjelasan singkat ini, maka Oligopoli menurut Undang- Undang Antimonopoli agak berbeda dengan apa yang dikenal dalam hokum persaingan usaha di Negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Uni Eropa dan lain-lain. 11
  • 12. Pada dasarnya Undang-Undang Antimonopoli mempunyai tujuan untuk terselenggaranya persaingan yang sehat didalam pasar wilayah Republik Indonesia. Mengapa Undang-Undang Antimonopoli berupaya melindungi persaingan yang sehat? Supaya pelaku usaha yang satu dengan pelaku usaha yang lain dapat bersaing berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Jika pada pelaksanaannya ada pelaku usaha yang melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan ketentuan Undang-Undang Antimonopoli, maka Undang-Undang Antimonopoli dapat diterapkan atas pelanggaran (tindakan) pelaku usaha itu. Dengan demikian jika pelaku usaha industri semen melakukan kartel harga, penetapan jumlah produksi atau penetapan wilayah pemasaran yang mengakibatkan tidak ada kompetisi lagi diantara pelaku usaha semen tersebut, maka UU Antimonopoli tersebut diterapkan kepada para anggota kartel tersebut. 3.2 Situasi Persaingan Industri Pasar Semen di Indonesia Semen adalah komoditas yang strategis bagi Indonesia. Sebagai negara yang terus melakukan pembangunan, semen menjadi sesuatu yang mutlak. Terlebih lagi, beberapa tahun ke depan ini, pembangunan infrastruktur terus digenjot. Sehubungan dengan ini, kita perlu mengantisipasi akan terjadinya kelangkaan (shortage) semen untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri dalam beberapa tahun ke depan. Kekhawatiran terjadinya shortage semen di dalam negeri ini cukup berasalan. Saat ini kapasitas produksi terpasang industri semen nasional sekitar 47,5 juta ton per tahun yang tersebar di sembilan lokasi pabrik semen di Indonesia. Sementara itu, rata-rata tingkat pemanfaatan efektif kapasitas produksi pabrik semen mencapai antara 80%-85% atau sekitar 38-40 juta per tahun. Sedangkan, tingkat konsumsi semen saat ini mencapai sekitar 33 juta ton. Untuk saat ini masih ada surplus pasokan semen di dalam negeri. Namun, bila tidak ada investasi baru untuk menambah kapasitas, diperkirakan tidak sampai 10 tahun ke depan, Indonesia akan mengalami shortage semen di dalam negeri. Katakanlah, tingkat pemanfaatan efektif kapasitas produksi 12
  • 13. pabrik semen mencapai 90% atau sekitar 42,75 juta ton per tahun, dengan tingkat pertumbuhan konsumsi diperkirakan mencapai 7% per tahun (asumsi pertumbuhan ekonomi), Indonesia akan mengalami shortage pada 2012. Pada saat itu, diperkirakan kebutuhan semen dalam negeri mencapai sekitar 47 juta ton sehingga ada shortage sekitar 5 juta ton. Bisa saja shortage ini dipenuhi dengan impor, misalnya dari China. Saat ini China memiliki kapasitas pabrik sekitar 1.100 juta ton sehingga menguasai 45% pangsa pasar produksi semen dunia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.000 juta ton diperuntukkan memenuhi kebutuhan dalam negeri dan selebihnya yaitu 100 juta ton akan diekspor. Sejak 2007 ini, diperkirakan China mengalami oversupply sekitar akibat telah selesainya pengerjaan sejumlah stadion raksasa untuk Olimpiade 2008. Diperkirakan, China akan melempar kelebihan pasokan itu ke Asia dan Timur Tengah dengan harga yang murah. Persoalannya, jika shortage ini dipenuhi dari impor, hal itu bisa merusak industry semen dalam negeri. Oleh karenanya, untuk memenuhi kepentingan industri dan konsumen, jalan terbaik adalah ekspansi pabrik baru. Dan untuk mendukung ekspansi pabrik di dalam negeri ini, jelas membutuhkan investasi besar. Dengan masa konstruksi pembangunan pabrik semen sekitar 3-4 tahun, memang tidak bisa lagi menunda pembangunan pabrik baru. Penambahan kapasitas yang optimal adalah sekitar 2,5 juta ton per pabrik guna mencapai skala ekonomis terbaik. Investasi yang dibutuhkan membangun satu pabrik berkapasitas 2,5 juta ton ini sekitar US$275 juta – US$325 juta, tergantung lokasinya. Supaya komposisi supply – demand tetap terjaga seperti sekarang (yaitu masih ada ekspor), maka perlu penambahan kapasitas pabrik semen baru sekitar 20 juta ton agar pada 2012 nanti kapasitas nasional menjadi sekitar 65 juta ton. Sehingga, setidaknya dibutuhkan sekitar 4 pabrik baru. Saat ini ada tujuh produsen semen yang beroperasi di Indonesia, yaitu Semen Gresik Group (SGG) yang menguasai sekitar 45%, Indocement 30%, Holcim Indonesia (15%) dan lainnya sebesar 10% dibagi kepada Semen Andalas, Semen Baturaja, Semen Bosowa, dan Semen Kupang. Dilihat dari penguasaan pangsa pasar tersebut terdapat dua pelaku usaha yang 13
  • 14. mempunyai pangsa pasar sebagai market leader, yaitu SGG (Semen Gresik Group) dan Indocement. Dengan struktur pasar seperti itu, pasar semen Indonesia adalah pasar yang oligopoli. Mungkin karena oligopoli, ada kecenderungan perilaku yang saling menyesuaikan diantara produsen semen. Sebagai contoh, sempat ramai menjadi pemberitaan bahwa di tahun 2007 ini beberapa produsen semen (seperti SGG, Indocement, dan Holcim) berencana mendirikan pabrik baru dengan kapasitas total 10 juta ton. Indocement bahkan diberitakan akan membangun pabrik baru dengan kapasitas 5 juta ton. Namun, entah kenapa, semua produsen semen tersebut seolah sepakat untuk menunda rencananya. Berdasarkan pemberitaan, SGG menganggarkan dana sekitar US$1,325 miliar, dimana sebesar US$645 juta untuk pembangunan pabrik baru dan US$350 juta untuk pembangunan pembangkit listrik (Antara News, 28 Juni 2007). Dana US$1,325 miliar tersebut sebesar 35% diambil dari kas internal dan 65% diambil dari luar (obligasi atau perbankan). Namun, rencana pembangunan pabrik baru, tampaknya paling cepat dapat dilakukan pada 2008, karena keputusan RUPS SGG kemarin belum final dan baru akan diputuskan pada RUPS Luar Biasa yang akan datang. Holcim menunda rencana pembangunan pabrik baru semen di Tuban, Jawa Timur karena pihaknya menilai tingkat kapasitas terpasang yang ada belum optimal, sehingga pihaknya memilih untuk meningkatkan produksi lebih dahulu ketimbang merealisasikan rencana pembangunan pabrik baru. Langkah ini diambil terkait dengan strategi Holcim yang akan meningkatkan pangsa pasar di Pulau Jawa dari 19% pada tahun 2006 menjadi 21% pada 2007. Jawa menjadi salah satu fokus penjualan semen Holcim mengingat Jawa merupakan pulau dengan populasi terpadat di Indonesia. Sebelumnya, Holcim menganggarkan nilai investasi pembangunan pabrik semen baru berkapasitas 3 juta ton per tahun itu sebesar US$300 juta atau sekitar Rp2,7 triliun. Holcim menjelaskan bahwa pada tahun depan perseroan akan lebih memfokuskan pada upaya efisiensi penggunaan energi. Sejak tahun lalu, perseroan telah menggunakan bahan bakar alternatif dari hasil olahan cangkang sawit (palm kernel shell) di samping memanfaatkan minyak bekas pakai. Indocement berencana akan meningkatkan kapasitas 14
  • 15. produksi menjadi 20 juta ton per tahun mulai 2009 dengan membangun pabrik baru. Keinginan tersebut dilakukan dengan strategi, yaitu selain membangun pabrik baru di lokasi pabrik yang sekarang, Indocement juga tengah menyiapkan berbagai proyek untuk meningkatkan kapasitas produksi. Pada 2007 kapitas produksi Indocement ditargetkan mencapai 17,1 juta ton per tahun, tahun lalu yang hanya 16,5 juta ton. Setelah tahun 2009, Indocement berencana membangun pabrik semen baru dengan kapsitas 10 ribu ton klinker per hari. Tetapi, sama dengan Holcim, Indocement tampaknya akan lebih memilih untuk melakukan peningkatan utilitasi atas pabrik yang telah terpasang dibandingkan harus membangun pabrik baru. Sebagai catatan, tingkat utilitasi atas kapasitas pabrik Holcim dan Indocement masih lebih rendah dibandingkan SGG, yaitu kurang dari 80%, sementara SGG sudah lebih dari 90%. Oleh karenanya, langkah yang diambil oleh Holcim dan Indocement ini, dipandang dari sisi kepentingan perusahaan adalah tepat. Pertanyaannya adalah kapan merupakan waktu tepat untuk melakukan ekspansi, sementara ancaman shortage sudah di depan mata? Adakah dibalik penundaan tersebut merupakan trik untuk mempertahankan agar harga semen tetap tinggi di masa mendatang? Meski dugaan ini masih prematur, para pelaku industri semen sepertinya berupaya menjaga “keseimbangan” permintaan dan penawaran yang muaranya adalah untuk menjaga tingkat keuntungan masing-masing. 3.3 Produsen dan Kapasitas Produksi Semen Saat ini sembilan produsen semen yang beroperasi di Indonesia yang terbagi atas 5 perusahaan milik pemerintah, yaitu Semen Gresik Group (SGG) yang menguasai sekitar 45 pangsa pasar semen, serta 4 perusahaan lainnya milik swasta, yaitu Indocement yang menguasai 30% pangsa pasar, Holcim Indonesia yang menguasai 15% pangsa pasar, dan produsen semen lainnya yang terbagi atas Semen Andalas, Semen Baturaja, Semen Bosowa, dan Semen Kupang, menguasai 10% pangsa pasar secara total. Dilihat dari penguasaan pangsa pasar tersebut, terdapat dua pelaku usaha yang mempunyai pangsa pasar sebagai market leader, yaitu SGG dan Holcim. 15
  • 16. Berdasarkan struktur pasar tersebut, pasar semen Indonesia adalah pasar oligopoli. Berdasarkan kapasitas produksinya, perusahaan semen swasta saat ini mempunyai kapasitas produksi yang lebih besar dibanding perusahaan semen milik negara (BUMN), yaitu mencapai 60% dari total kapasitas produksi nasional, sisanya sebesar 40% milik BUMN. Perusahaan semen yang mempunyai kapasitas produksi terbesar saat ini adalah PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk dengan kapasitas produksi sebesar 15,65 juta ton/tahun. Peringkat kedua adalah PT Holcim Indonesia Tbk dengan kapasitas terpasang 9.7 juta ton/tahun, sedangkan peringkat ketiga dikuasai oleh PT Semen Gresik Tbk dengan kapasitas produksi 8,65 juta ton/tahun. Selanjutnya adalah PT Semen Padang dengan kapasitas produksi 5,87 juta ton/tahun dan PT Semen Tonasa dengan kapasitas produksi 3,48 juta ton/tahun. SGG sendiri secara total memiliki kapasitas produksi terbesar, yaitu mencapai 20 juta ton/tahun. Total kapasitas produksi semen Indonesia di tahun sejak 2006 hingga 2008 tidak berubah, yaitu sebesar 46,54 juta ton/tahun. Bahkan kami estimasikan angka kapasitas produksi tersebut tidak akan berubah hingga 2011. 3.4 Dilihat Dari Aspek Kepemilikan Saham Tinjauan kepemilikan saham pada perusahaan semen sangat menarik, karena bebasnya pelaku usaha asing membeli saham di pasar Indonesia. Dengan bebasnya investor asing membeli saham perusahaan semen, ada pihak yang mengkhawatirkan akan terjadi kartel semen internasional. Jika sampai itu terjadi maka harga semen dipasar domestic bias menjadi lebih tinggi dari harga semen yang sekarang. Dilihat dari kepemilikan saham pelaku usaha asing telah mendominasi kepemilikan saham pasar semen nasional. Heidelberger menguasai 60,60% saham PT. Indocement, Holcim menguasai 68,11% saham PT. Semen Cibinong, Lafarge menguasai 71,70% saham PT. Semen Andalas dan PT. Cemex Indonesia menguasai 25,53% saham PT. Semen Gresik Group dan 16
  • 17. akan menguasai 51% saham kelompok PT Semen Gresik Group (SGG) jika pemerintah melepasnya. Dengan komposisi pemilikan saham perusahaan asing yang demikian, apakah akan terjadi kartel semen internasional? Hal ini bergantung pada isi masing-masing perjanjian jual beli saham dan pemerintah. Sejauh mana wewenang dan kebijakan pelaku usaha asing untuk memasarkan produk di pasar domestik dan pasar internasional? Kalau produsen bebas menentukan untuk mengekspor produknya, maka pasokan untuk dalam negeri bias berkurang dan tidak sesuai dengan jumlah kebutuhan pasar domestik. Akibatnya harga semen dalam negeri menjadi tinggi, seperti yang terjadi di Filipina beberapa tahun yang lalu. Dengan komposisi pemilikan saham perusahaan asing seperti itu, pelaku usaha dapat melakukan persaingan oligopolistik atau melakukan kartel. Semen termasuk produk yang homogen sehingga perusahaan (produsen) cenderung tergoda untuk melakukan kartel dan tindakan oligopolistik. Persaingan kualitas produk semen tidak besar dan nyaris tidak ada. 3.5 Situasi Persaingan Perusahaan Semen Ternama di Indonesia Didalam pasar oligopoli terdapat dua atau lebih pelaku usaha yang mempunyai market share yang hamper sama. Biasanya pelaku usaha cenderung memiliki perilaku yang sama. Pasar semen domestic dikuasai oleh kelompok Semen Gresik dan PT Semen Indocement yang masing-masing menguasai market share 43% dan 34%. Kedua perusahaan inilah yang dapat disebut Market Leader. Sebagaimana diketahui semen adalah salah satu produk yang homogen. Artinya, persaingan kualitas semen antara produsen semen hampir tidak ada. Oleh karena itu jika salah satu pelaku usaha menaikkan harga semen dan pelaku usaha lain ikut menaikkan harga produknya dan sebaliknya jika satu pelaku usaha menurunkan harga produknya, maka pelaku usaha lain juga akan menurunkan harga produknya. Hal itulah yang disebut keterkaitan antara pelaku usaha yang memproduksi barang yang homogen dan akibatnya harga semen cenderung berubah-ubah dan membuat kondisi pasar semen tidak menentu. 17
  • 18. Kondisi pasar demikian membuat para produsen cenderung untuk bertemu dan membicarakan penetapan harga, seperti yang dikatakan oleh Adam Smith: “People of the same trade seldom meet together, even for merriment and diversion, but the conversation ends in a conspiracy against the public, or in some contrivance to raise prices”. Dari tindakan menaikkan dan menurunkan harga maka pihak yang dirugikan adalah konsumen dan produsen semen yang berkapasitas kecil. Jika produsen kecil tidak dapat mengikuti irama tindakan yang oligopolistic tersebut, produsen semen kecil tadi akan bangkrut. Disinilah peran KPPU sangat menentukan. KPPU harus menggunakan wewenangnya untuk melakukan investigasi, apakah para produsen semen melakukan kartel atau tidak. Tugas KPPU adalah mengawasi persaingan para pelaku usaha semen, apakah dalam menjalankan bisnisnya dipasar yang sama dan atau dari pasar hulu ke hilir telah menyelenggarakan persaingan sehat dalam pasar domestik dengan menerapkan Undang-Undang Antimonopoli secara baik dan benar? Saat ini ada tujuh pelaku usaha semen di Indonesia yang terdiri dari empat perusahaan swasta dan tiga perusahaan milik Negara. Perusahaan semen swasta adalah PT Semen Andalas menguasai pangsa pasar 2,9%, PT Indocement 33,3%, PT Semen Cibinong 20,6% dan PT Semen Bosowa 3,8%. Sedangkan perusahaan milik Negara adalah kelompok Semen Gresik menguasai 35,9%, PT Semen Baturaja 2,5% dan PT Semen Kujang menguasai 1,2%. Dilihat dari struktur penguasaan pangsa pasar, tidak ada pelaku usaha yang mempunyai posisi yang lenih dominan sehingga bisa menimbulkan praktik monopoli dan atau praktik persaingan tidak sehat, semaunya mengatur jumlah produksi dan menetapkan harga produk sehingga merugikan konsumen. Persaingan bisnis semen masih terjadi antara PT Indocement dan Kelompok Semen Gresik. Dengan demikian harga pasar masih dapat ditentukan oleh persaingan yakni melalui mekanisme pasar. 18
  • 19. Berdasarkan data produksi dari setiap produsen semen di Indonesia PT Indocement Tungga Prakasa Tbk masih menguasai 30% total produksi nasional, kemudian disusul oleh PT Semen Gresik Tbk dengan kontribusi sekitar 24%, dan di tempat ketiga masih dikuasai oleh PT Holcim Indonesia Tbk dengan kontribusi sebesar 15%. Namun secara kelompok SGG menjadi urutan pertama yang menguasai 47% produksi semen nasional. Tabel 1 Produksi Semen Nasional Tahun 2003-2008 (.000 ton) Tahun SGG Indocement Holcim 2003 17.899704 5.120.331 6.431.939 2004 20.287.567 5.647.850 7.912.589 2005 20.287.567 5.647.850 7.912.589 2006 20.371.459 4.557.317 8.021.565 2007 21.580.554 5.517.564 7.868.834 2008 24.141.143 5.773.650 8.643.179 Dilihat berdasarkan Penjualan Semen Nasional 2004-2009 SGG masih menempati posisi teratas dengan persentase 67,5% disusul Holcim dengan persentase 20,01% dan kemudian Indocement dengan persentase 12,4% (Tabel 2). Tabel 2 Penjualan Semen Nasional 2004-2009 (’000 ton) 2004 2005 2006 2007 2008 2009 % SGG 23.054.475 24.360.852 24.360.852 26.101,55 28.202,22 27.739,019 67,5 Indocement 4.354.226 4.793.114 4.793.114 4.044,2 4.972,938 5.372,601 12,4 Holcim 6.325.277 7.903.365 7.903.365 7.817,192 7.399,327 8.351,054 20,1 19
  • 20. Total 33.733.978 37.057.601 37.057.601 37.962,94 40.574,49 41.462,674 100 Ketua KPPU, Benny Pasaribu mengatakan KPPU telah mengumpulkan data-data yang menyimpulkan pada praktik usaha tersebut. Selain tidak sehat, kinerja semen di Indonesia dianggap belum optimal. Estimasi KPPU menyebutkan bahwa ketiga grup produsen semen cenderung mengarah pada struktur oligopoli dengan kisaran penguasaan kapasitas produksi mencapai plus minus 89% dari total kapasitas produksi nasional. Namun dari penguasaan tersebut menurut data Departemen Perindustrian justru mengindikasikan utilisasi produksi yang rendah selama 2007-2008. "Kurang lebih hanya sekitar 49%." Pihaknya juga mengatakan fenomena kenaikan harga terus terjadi secara sistematis sejak 2007. Bahkan, berdasarkan data tersebut, harga semen diprediksi akan kembali naik antara 5-10% pada semester dua 2009. Melihat dugaan industri semen yang mengarah pada struktur industri yang oligopoli, KPPU akan terus mengkaji dan memonitor perkembangan industri semen. Apabila berdasarkan analisa tersebut diperoleh dugaan praktek monopoli, maka KPPU akan mendekatkan pada usaha penegakan hukum. 20
  • 21. BAB IV PENUTUP 4.1 KESIMPULAN Keuntungan terbesar perseroan berasal dari hasil penjualan semen dalam negeri dikawasan timur Indonesia. Kondisi saat ini, konsumsi semen dalam negeri tinggi memberikan cukup keuntungan bagi produsen semen nasional terutama produsen-produsen besar yang cukup memiliki andil dalam pasar semen yang mengarah ke Oligopoli ini. 4.2 SARAN HARGA semen mulai meresahkan konsumen. Karena itu, ada usulan agar harga semen sebaiknya diserahkan ke mekanisme pasar. Pasalnya, apabila diatur oleh pemerintah, dapat memicu terjadinya persengkongkolan. Seperti selama ini, harga semen itu kan ditentukan oleh pasar. Kalau pemerintah mau mengatur, justru akan mendorong peluang untuk persekongkolan harga. Sebaiknya, memang serahkan saja ke pasar, tergantung supply dan demand. Kemudian daripada itu pihak Pemerintah harus tetap jeli dalam mengawasi persaingan bisnis semen diIndoensia apakah tindakan oligopolistik terjadi karena persaingan atau karena adanya konspirasi diantara oligopolies. 21
  • 22. DAFTAR PUSTAKA Silalahi, Udin. 2007. Perusahaan Saling Mematikan dan Bersekongkol Bagaimana Cara Menenangkan. Jakarta: Gramedia Arga Paradita Sutiyono. 2009. Outlook Semen Indonesia 2010. [pdf]. Suprapto, Hadi. 2009. Industri Semen Diduga Lakukan Oligopoli. http://bisnis.vivanews.com/news/read/42909-industri_semen_diduga_lakukan_oligopili. Agus Maulana Hidayat. 2010. Pasar Oligopoli. http://www.slideshare.net/f4uzi3zi3/pasar- oligopoli. 22