Perang Tondano berlangsung pada abad ke-18 dan 19 melawan kolonial Belanda di Minahasa. Pattimura memimpin perlawanan rakyat Maluku pada 1817 melawan monopoli perdagangan dan kerja paksa Belanda, namun akhirnya tertangkap dan dihukum mati. Perlawanan ini menunjukkan semangat kemerdekaan rakyat Indonesia.
1. PERANG TONDANO DAN
PATTIMURAANGKAT SENJATA
1. DORIS AGUSNITA (01)
2. SIGIT HARIS ADI PRASETYO (25)
3. SATRIA INDRA CAHYA (22)
4. SHOFI MAJID ABIYI (24)
2. 1. PERANG TONDANO (1808-1809)
A. Perang Tondano 1
Berlangsung pada masa kekuasaan VOC.
Sebelum kedatangan Belanda, Spanyol terlebih dahulu sampai di Tondano,
Sulawesi Utara.
Abad XVII, hubungan dagang orang Minahasa dan Spanyol mulai terganggu
akibat datangnya para pedagang VOC.
Gubernur Ternate, VOC yang mendapat pengaruh dari VOC diberi kepercayaan
dari Batavia untuk membebaskan Minahasa dari Spanyol.
Para pedagang Makassar dan Spanyol pun tersingkir dari Minahasa.
3. VOC memulai memonopoli perdagangan beras di Minahasa.
Usaha VOC untuk melemahkan orang Minahasa :
o Membendung Sungai Tamberan agar aliran sungai meluap dan menggenangi tempat
tinggal rakyat dan pejuang Minahasa.
o Mengepung rakyat dan pejuang Minahasa yang mengungsi ke Danau Tondano.
Isi Ultimatum yang dikeluarkan oleh Simon Cos :
o Orang-orang Tondano harus menyerahkan para pemberontak kepada VOC.
o Orang-orang Tondano harus menyerahkan 50-60 budak sebagai ganti rugi rusaknya
tanaman padi akibat genangan air Sungai Temberan.
Ultimatum Simon Cos tidak berhasil dan VOC menarik pasukannya ke Manado.
4. Karena tidak ada yang membeli, hasil pertanian rakyat Tondano menumpuk.
Rakyat Tondano memutuskan untuk mendekati VOC agar membeli hasil pertanian
mereka. Terbukalah tanah Minahasa oleh VOC dan berakhirlah perang Tondano 1.
Orang-orang Minahasa memindahkan perkampungannya ke daratan yang diberi nama
Minawanua (Ibu Negeri).
5. PERANG TONDANO (1808-1809)
B. Perang Tondano II
Terjadi pada abad ke-19 pada saat pemerintahan colonial Belanda.
Latar belakang :
o Mandat yang diberikan kepada Daendels untuk memeragi Inggris.
o Kebijakan Daendels merekrut pejuang Indonesia, salah satunya dari orang-orang
Minahasa sebanyak 2000 orang. Namun, orang-orang Minahasa tidak setuju
dijadikan sebagai pasukan kolonial.
o Para pejuang meninggalkan rumah dan mengadakan perlawanan terhadap Belanda.
6. Aktivitas perjuangan orang-orang Tondano berada di Tondano, Minawanua.
Salah seorang pemimpin perlawanan adalah Ukung Lonto.
Perlawanan dilakukan sebagi bentuk penolakan orang-orang Minahasa terhadap
program perekrutan pasukan kolonial Belanda dan kebijakan Daendels yang memaksa
rakyat menyerahkan beras ke Belanda secara cuma-cuma.
Usaha Belanda untuk melawan orang Tondano :
o Membendung Sungai Temberan.
o Mengirim dua pasukan tangguh. Satu pasukan menyerang dari Danau Tondano,
sedangkan yang lain menyerang Minawanua dari darat.
7. Tanggal 23 Oktober 1808, Pasukan Belanda yang berpusat di Danau Tondano berhasil
menerobos pertahanan orang-orang Minahasa di Minawanua.
Tanggal 24 Oktober 1808, Pasukan Belanda dari darat membombardir ampung
Minawanua. Pasukan Prediger mulai mengendorkan serangannya.
Ketika serangan pasukan Belanda berkurang, Orang-orang Tondano secara tiba-tiba
muncul dan menyerang pasukan Belanda dengan hebatnya. Pasukan belanda ditarik
mundur.
Sungai Temberan yang meluap mempersulit pasukan Belanda.
Perang Tondano II berlangsung cukup lama sampai Agustus 1809.
Kurangnya bahan makanan menyebabkan adanya kelompok Minahasa yang memihak
Belanda.
Tanggal 4-5 Agustus 1809, Benteng Moraya milik pejuang Minahasa hancur bersama
mereka yang memilih mati daripada menyerah.
8. II. PATTIMURA ANGKAT SENJATA
Latar belakang :
o Kebijakan pemerintahan kolonial Belanda yang merugikan orang Maluku.
o Monopoli perdagangan yang diperketat. Penyerahan wajib SDA Maluku dan kerja
paksa.
o Desas-desus pemberhentian para guru dalam rangka penghematan pengeluaran
anggaran, pemuda yang akan dijadikan tentara di luar Maluku.
o Sikap arogan Residen Saparua.
Para tokoh dan pemuda Maluku mengadakan pertemuan rahasia. Diantaranya :
o Di Pulau Haruku, pulau yang dihuni orang-orang Islam.
o Di Pulau Saparua, pulau yang dihuni orang0orang Kristen, tanggal 14 Mei 1817.
Perlawanan di bawah pimpinan Thomas Matulessy yang terkenal dengan gelar
Pattimura.
9. Perlawanan dimulai dengan menghancurkan kapal-kapal Belanda di pelabuhan.
Dilanjutkan dengan pengepungan Benteng Duurstede.
Pasukan Belanda di bawah pimpinan Residen van den Berg. Pejuang Maluku di
bawah pimpinan Pattimura, Christina Martha Tiahahu, Thomas Pattiwwail, dan Lucas
Latumahina.
Residen terbunuh dan Benteng Duurstede dapat dikuasai oleh para pejuang Maluku.
Belanda mendatangkan 300 prajurit dari Ambon dipimpin oleh Mayor Beetjes dan
dikawal oleh kapal perang Nassau dan Evertsen. Namun, Mayor Betjees terbunuh.
Pattimura menyerang Benteng Zeelandia di Pulau Haruku. Namun gagal karena
kuatnya pasukan Belanda di bawah pimpinan komandan Groot.
10. Tawaran perundingan tidak menghasilkan kesepakatan. Agustus 1817, Belanda
berhasil merebut kembali Benteng Duurstede. Banyak pembantu Pattimura yang
tertangkap dan gugur. Pattimura memutuskan bergerilya.
Tanggal 16 Desember 1817, pattimura tertangkap dan dihukum gantung di alun-alun
kota Ambon.
Christina Martha Tiahahu dan 39 orang lainnya dibuang ke Jawa sebagai pekerja rodi.
Tanggal 2 Januari 1818, Christina wafat dan dibuang ke laut antara Pulau Baru dan
Pulau Tiga.