DEAR GOD, YANG LO LIAT ITU SEBENARNYA ITU PUNYA GW. kenapa gw kirim ini? firstly, ini presentasi ppt gw buat remidi IPS. secondly, kenapa gw malah kirim ini disini? soalnya gw terpaksa kirim ini presentasi gw yang dibantu ama guru gw karena GUE PUBLISH INI DEMI DOWNLOAD BUKU BILLINGUAL YANG SANGAD-SANGAD PECAH GRAMMARNYA, makanya mau tak download. tapi ada discoverability scorenya cak. gw pengen banget dh buat download ini njick
well.....
*ehem*
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
3. MASA KEDATANGAN
BELANDA
Perang Batak dipicu sejak kedatangan Belanda Ke kawasan
Sumatra, yang mana dasar Kedatangan Belanda adalah dengan
adanya Perjanjian Belanda Inggris (Anglo-Dutch Treaty of 1824).
Inggris memberikan seluruh wilayahnya di Sumatera kepada
Belanda. Hal ini membuka peluang bagi Hindia Belanda untuk meng-
aneksasi seluruh wilayah yang belum dikuasai di Sumatera. Dari
sinilah Belanda mulai melancarkan monopolinya di Bumi
Sumatra. Penobatan Sisingamangaraja XII sebagai maharaja di
negeri Toba bersamaan dengan dimulainya open door policy (politik
pintu terbuka) Belanda.
5. Hallo! Namaku
SISINGAMANGARAJA XII
Sisingamangaraja XII dilahirkan dengan nama Patuan
Bosar Sinambela. Ia naik tahta sebagai pada tahun
1876 untuk menggantikan ayahnya, Sisingamangaraja
XI yang bernama Raja Sohahuaon Sinambela. Sebagai
seorang Singamangaraja, Patuan Bosar Sinambela juga
berperan sebagai raja-imam. Dari Patuan Anggi
Sinambela, Sisingamangaraja XII mendapatkan
pahompu panggoaran bernama Pulo Batu Sinambela
sehingga ia digelari sebagai Ompu Pulo Batu Sinambela.
7. Latar Belakang
Perlawanan rakyat Tapanuli terhadap
penjajahan Belanda (VOC) terjadi pada
tahun 1878 - 1907.
Sekitar tahun 1873, bangsa Belanda
mulai memasuki daerah Tapanuli Utara
dengan alasan memadamkan aktivitas
pejuang-pejuang Padri dan para
pemimpin dari Aceh yang banyak
melarikan diri ke daerah Tapanuli.
Ternyata, Belanda memiliki tujuan lain,
yaitu keinginan untuk menguasai
wilayah Sumatera Utara.
8. Latar Belakang
Perang Tapanuli (1878-1907) terjadi karena kebijakan Belanda di
Nusantara, dan berlaku juga di Tapanuli, membuat rakyat
mengalami penderitaan yang hebat.
Banyak para petani yang kehilangan tanah dan pekerjaannya
karena diberlakukannya politik liberal yang membebaskan
kepada para pengusaha Eropa untuk dapat menyewa tanah
penduduk pribumi.
Dalam pelaksanaanya banyak penduduk pribumi yang
dipaksakan untuk menyewakan tanahnya dengan harga
murah.
Untuk itu Sisingamangaraja mengadakan perlawanan
terhadap Belanda.
9. Latar Belakang
Berikut beberapa alasan Sisingamangaraja XII mengadakan perlawanan
terhadap Belanda:
Pengaruh Sisingamangaraja semakin kecilkarena wilayah Tapanuli
Selatan di ambil alih Belanda.
Adanya Zending atau misi penyebaran agama kristen di Tapanuli
dan sekitarnya
Belanda memperluas kekuasaannya dalam rangka Pax
Netherlandica.
Sedangkan penyebab khusus perlawanan adalah kemarahan
Sisingamangaraja atas penempatan pasukan Belanda di Tarutung.
11. Masa Perang Batak - 1879
Perlawanan dan Pekik Perang dari Sisingamangaraja XII merupaka sesuatu
yang sudah ditunggu oleh Belanda. Hal tersebut memudahkan Belanda untuk
beralasan bahwa Kerajaan Bataklah yang mengobarkan perang terlebih dulu.
Serangan Sisingamangaraja XII dibalas sengit oleh Belanda. Saat itu pusat
pertahanan Sisingamangaraja di Bakara, sementara pusat pertahanan Belanda di
Bahal Batu. Untuk menghadapi serangan dari Kerajaan Batak, pada tanggal 14
Maret 1878, Belanda men datangkan Residen Boyle bersama tambahan pasukan
yang dipimpin oleh Kolonel Engels sebanyak 250 orang tentara dari Sibolga.
12. Masa Perang Batak - 1879
Kemudian tanggal 1 Mei 1878, Bangkara, yang merupakan pusat
pemerintahan Sisingamangaraja diserang pasukan kolonial Belanda.
Namun sayangnya, seluruh Bangkara dapat ditaklukkan pada tanggal
3 Mei 1878. Untungnya, Sisingamangaraja XII beserta pengikutnya
dapat menyelamatkan diri dan terpaksa keluar dari wilayah
tersebut untuk mengungsi. Sementara itu para raja yang masih
tinggal di Bangkara dan tidak sempat melarikan diri dipaksa
Belanda untuk bersumpah setia. Maka sejak Belanda dapat
menguasai Bangkara, wilayah tersebut dinyatakan berada dalam
kedaulatan pemerintah Hindia-Belanda.
13. Masa Perang Batak - 1879
Singamangaraja XII tidak menyerah sampai disitu, walaupun
Bangkara sudah jatuh dalam kekuasaan Belanda, beliau terus melakukan
perlawanan secara gerilya, namun sampai akhir Desember 1878
beberapa kawasan seperti Butar, Lobu Siregar, Naga Saribu, dan Huta
Ginjang, dapat takluk dibawah gempuran Belanda. Karena Lemahnya
taktik perang, senjata, dan pasukan, maka Sisingamangaraja XII
menjalin hubungan dengan pasukan Aceh dan tokoh-tokohnya untuk
meningkatkan kemampuan tempur pasukannya. Beliau pergi menuju ke
wilayah Gayo, Alas, Singkel, dan Pidie di Aceh dan turut dalam latihan
perang Keumala. Berhubung Belanda unggul dalam persenjataan, maka
taktik perang perjuangan Batak dilakukan secara sembunyi-sembunyi
dan tiba-tiba, hal ini mirip dengan taktik perang Gerilya.
14. Masa Perang Batak - 1888
Pada tahun 1888, para pejuang Batak melakukan penyerangan ke Kota Tua
dengan dibantu tentara Aceh yang datang dari Trumon. Perlawanan lagi-lagi dapat
diredam oleh pasukan Belanda yang dipimpin oleh J. A. Visser. Saat itu Belanda
juga menghadapi kesulitan menghadapi perlawanan di Aceh sehingga Belanda
terpaksa membatasi perlawanannya terhadap Sisingamangaraja XII menghindari
krisis pasukan dikarenakan tewas di dalam peperangan.
15. Masa Perang Batak - 1889
Pasukan Sisingamangaraja XII, tidak berhenti melakukan perlawanan di Lobu Talu,
mereka kembali menyerang Belanda Pada tanggal 8 Agustus 1889. Dalam pertempuran itu,
seorang prajurit Belanda tewas, dan Belanda harus mundur dari Lobu Talu. Namun Lobu Talu
dapat direbut kembali setelah Belanda mendatangkan bala bantuan dari Padang. Tidak
hanya di Lobu Talu, Huta Paong juga diduduki oleh Belanda Pada tanggal 4 September 1889.
Pasukan Batak yang mengalami kekalahan, terpaksa ditarik mundur ke Passinguran namun
pasukan Belanda terus mengejar pasukan Batak.
Hal ini menyebabkan pertempuran sengit tidak dapat dielakkan saat mereka bertemu di
Tamba. Pasukan Belanda ditembaki oleh pasukan Batak, dan Belanda membalasnya terus
menerus tanpa henti dengan peluru dan altileri. Hal ini menyebabkan pasukan Batak mundur
ke daerah Horion. Khawatir dengan perlawanan Sisingamangaraja XII yang tiada surut,
Belanda mencoba mengambil hati Sisingamangaraja dengan menjanjikan pengangkatan beliau
sebagai Sultan Batak. Namun Sisingamangaraja XII dengan tegas menolak iming-iming
tersebut. Beliau berpendapat lebih baik mati daripada menghianati bangsa sendiri.
16. Masa Perang Batak - 1889
Merasa tersinggung dan geram dengan penolakan tersebut, Belanda mendatangkan
regu pencari jejak dari Afrika, untuk melacak keberadaan Sisingamangaraja XII. Barisan
pelacak ini terdiri dari orang-orang Senegal atau oleh para pejuang Batak di sebut “Si
Gurbak Ulu Na Birong”. Walau Belanda sudah mengerahkan segala kekuatannya, pasukan
Sisingamangaraja XII tak gentar untuk terus bertarung. Seorang Panglima Sarbut
Tampubolon bersama pasukannya menyerang tangsi Belanda di Butar, sementara
itu Belanda saat itu sedang menyerbu Lintong dan berhadapan dengan Raja Ompu Babiat
Situmorang. Tetapi pasukan Sisingamangaraja XII melakukan serangan juga ke Lintong
Nihuta, Hutaraja, Simangarongsang, Huta Paung, Parsingguran dan Pollung.
17. Masa Perang Batak - 1906
Pertempuran sengit yang dilakukan pasukan Sisingamangaraja XII terhadap Belanda merambah
ke berbagai penjuru wilayah di Batak. Sayangnya, Panglima Sisingamangaraja XII, Amandopang
Manullang tertangkap oleh Belanda. Dan terlebih lagi Tokoh Parmalim yang menjadi Penasehat Khusus
Raja Sisingamangaraja XII, Guru Somaling Pardede juga ditawan Belanda. Ini terjadi pada tahun
1906. Begitu banyak pengorbanan dan perjuangan dilakukan Sisingamangaraja XII ini, hingga satu
persatu orang yang cukup berpengaruh dalam perjalanan perangnya ditawan.
18. Masa Perang Batak - 1907
Tahun 1907, pasukan Belanda yang dijuluki Kolonel Macan atau Brigade Setan mengepung
Sisingamangaraja XII. Namun Sisingamangaraja XII tetap melakukan perlawanan dan tidak
bersedia menyerah. Ia bertempur sampai titik darah penghabisan. Boru Sagala, Isteri
Sisingamangaraja XII, ditangkap pasukan Belanda begitu pula putra-putri Sisingamangaraja
XII yang masih kecil. Belanda juga melakukan penangkapan pada Raja Buntal dan Pangkilim,
disusul dengan penangkapan Boru Situmorang, Ibunda Sisingamangaraja XII, Sunting
Mariam, putri Sisingamangaraja XII dan kerabatnya yang lain.
20. Pada Tahun 1907, tepatnya di pinggir kali
Aek Sibulbulon, di sebuah desa bernama Si
Onom Hudon, di perbatasan Kabupaten Tapanuli
Utara, di Kabupaten Dairi, gugurlah
Sisingamangaraja XII oleh peluru Marsuse
Belanda yang saat itu penyerangannya dipimpin
oleh Kapten Christoffel. Sisingamangaraja XII
gugur bersama dua putranya yaitu Patuan Nagari
dan Patuan Anggi beserta putrinya, Lopian.
Pengikut-pengikutnya terpecah belah
dan berpencar namun tetap berusaha terus
mengadakan perlawanan. Sementara itu,
keluarga Sisingamangaraja XII yang masih
hidup ditawan, direndahkan dan dinista.
Gugurnya Sisingamangaraja XII adalah
pertanda jatuhnya tanah Batak ke dalam
kekuasaan Belanda. Setelah jatuhnya dan
kalahnya para pejuang Nusantara di masa
23. Perang Batak ini menyisakan kesedihan, kehancuran,
korban jiwa, penindasan, penistaan, dan ketidakbebasan
masyarakat Batak. Orang Batak banyak yang terbunuh,
pemukiman mereka hancur karena dibakar, agama Kristen
yang saat itu menyebar menjadi berkembang subur tanpa
ada halangan dari pihak manapun. Sedangkan pihak Belanda
mengalami krisis pendanaan karena saat bersamaan
mereka juga menghadapi Aceh yang begitu kuat sehingga
dia harus menggunakan pasukan dari luar yang dibayar
mahal.
24. T E R I M A K A S I H
SUMBER :
https://www.academia.edu/41973956/PERLAWANAN_RAKYAT_SUMATERA_UTARA