4. Perang Banjar adalah peperangan yang terjadi di
Banjarmasin pada masa kerajaan Islam dan penjajahan
Belanda. Pada masa itu, tengah terjadi pemilihan pewaris
tahta Kerajaan Banjar.
5. Latar Belakang Perang Banjar adalah keikutandilan Belanda dalam proses
pemilihan pewaris tahta itu menjadi suasana keruh. Belanda mendukung Pangeran
Tamjidillah II untuk menjadi raja Kerajaan Banjar berikutnya, sefangkan Pangeran
Anom didukung untyk menjadiseorang Mangkubumi atau Perdana Menteri.
Tamjidillah II adalah seorang anak selir tertua Sultan Adam dan sangat dekat
dengan Belanda. Itulah salah satu alasan Belanda mendukungnya untuk menjadi
sultan, karena bisa dimanfaatkan demi melancarkan izin daerah penghasil batu
bara.
6. Untuk mempertahankan wilayahnya dan setiap kapal
belanda yang memasuki pedalaman banjarmasin
(melalui sungai barito) akan di bakar oleh rakyat
setempat.
7. Strategi awal yang dilakukan Belanda demi menguasai Kerajaan Banjar ialah dengan
menjalin perjanjian dengan Sultan Sulaiman pada 1817. Masuknya pengaruh Belanda
ini tentu memengaruhi kondisi politik, sosial, dan ekonomi di Kerajaan Banjar pada
masa itu. Pertama, karena adanya penyempitan daerah kekuasaan Kerajaan Banjar.
Hal inilah yang merupakan akibat dari adanya perjanjian dengan Belanda di tahun
1817 berisikan bahwa Sultan Sulaiman harus menyerahkan sebagian wilayah Banjar
kepada Belanda. Daerah tersebut mencakup Dayak, Sintang, Bakumpai, Tanah Laut,
Mundawi, Kota Waringin, Lawai, Jalai, Pigatan, Pasir, Kutai, dan Beran.
8. Kedua, Kesengsaraan rakyat Banjar karena oleh pajak
yang tinggi dan kerja wajib. Di sisi lain daerah
kekuasaan pun mulai menyempit dan membawa
dampak negatif pada kehidupan sosial dan ekonomi di
masyarakat. Salah satunya seperti penghasilan para
penguasa kerajaan yang mulai berkurang dengan hal
hal lainya. Rakyat pada masa itu juga diperintahkan
untuk melakukan kerja wajib yang menyebabkan
kesangsaraan meningkat.
9. Ketiga, adanya campur tangan atau intervensi Belanda. Dalam hal ini Belanda mulai ikut campur dalam pengangkatan
pejabat-pejabat penting di kerajaan. Kemudian pada 1852, putra mahkota Abdurrakhman meninggal secara
mendadak. Sultan Adam pun akhirnya merekomendasikan ketiga putranya sebagai calon kandidat pengganti, yaitu
Pangeran Tamjidillah, Pangeran Hidayatullah, dan Prabu Anom. Pada kompetisi sengit tersebut, terpilihlah Pangeran
Tamjidillah sebagai sultan muda. Tak berselang lama, Sultan Adam meninggal. Pangeran Tamjidillah pun langsung
naik menjadi mangkubumi. Ternyata hal ini bukan ide yang bagus bagi rakyat. Diangkatnya Tamjidilah justru
menimbulkan kecaman dari rakyat karena perangainya yang kurang baik, Pangeran diduga suka bermabuk-mabukan
dan dinilai tidak akan bisa mengurus kerajaan dengan sebagaimana mestinya. Konflik semakin menajam karena
Pangeran Tamjidillah terus menerus disisihkan dalam urusan kerajaan, hal ini pun membuat ia akhirnya murka.
Akibat adanya gesekan di kerajaan inilah peperangan antara rakyat Banjar dan Pemerintah Belanda dimulai yaitu,
pada 1859.
10. Perang dipimpin oleh Pangeran Antasari dan terjadi perlawanan di berbagai daerah.
Pada 28 April 1859, pos-pos Belanda di Martapura dan Pengaron diserang oleh pasukan
Antasari. Beberapa bulan setelahnya, Pangeran Antasari bersama pasukan Haji Buyasin,
Kiai Lang Lang, dan Kiai Demang Leman b erhasil merebut benteng milik Belanda di
Tabanio. Setelah itu, peperangan pun terjadi di daerah banua Lima, Martapura dan
Tanah Laut. Dipimpin oleh beberapa pimpinan yang berbeda mereka pun berusaha
mempertahankan Benteng Tabanio yang ketika itu diserbu oleh pasukan Belanda.
Pertempuran sengit pun terjadi sampai menghabiskan banyak korban.
11. Pada September 1859, Kiai Deman Leman, Tumenggung Jalil, dan Pangeran Muhammad
Aminullah menuju Kandangan untuk mengadakan perundingan dengan tokoh pejuang
lain. Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan tentang penolakan perundingan pasukan
dengan Belanda. Setelah pertemuan tersebut, perlawanan terus menerus dilakukan dan
bahkan semakin luas. Pada Maret 1860, Be landa tiba-tiba mengirim surat kepada
Pangeran Hidayatullah yang berisikan pernyataan untuk segera menyerahkan diri.
Namun hal tersebut sudah jelas ditolak oleh Pangeran mengingat semua perjuangan
pasukan yang telah dikerahkan. Pada peperangan selanjutnya, perlu diakui bahwa
mereka kekurangan senjata. Hal inilah yang kemudian membuat Pangeran Hidayatullah
mundur.
12. Akhir Perang
Pada Februari 1862, belanda akhirnya berhasil menangkap Pangeran Hidayatullah.
Beliau dibawa dan diasingkan di Cianjur, Jawa Barat.
Berita ini pun lantas membuat Pangeran An
kepada Belanda melalui serangan-seran tasari marah dan melakukan genjatangan ke
benteng-benteng di Tundakan.
Pada penyerangan ini Pangeran Antasari sempat menang dan memenangkan gelar
Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin atau pemimpin tertinggi agama.
Namun itu tak berselang lama, Pangeran Antasari wafat pada 11 Oktober 1862. Akhirnya
perlawanan pun dilanjutkan pada teman seperjuangan dan putra beliau.
13. Belanda perlahan akhirnya menyadari kekuatan rakyat bergantung pada pemimpin
mereka, oleh karena itu Belanda berusaha menangkap semua pemimpin yang ada di
masa itu. Sampai akhirnya semua pemimpin gugur, dan perlawanan rakyat Banjar
dan
Belanda pu
n berakhir.
naskah peta keadaan dan
operasi militer belanda
saat perang banjar
14. Kesimpulan dari Perang Banjar adalah Perlawanan rakyat
Banjar terhadap Pemerintah Kolonial Belanda di Kalimatan,
yang dipimpin Pangeran Antasari pada tahun 1859. Penyebab
perang ini adalah karena pihak Belanda ikut campur dalam
urusan keraton dan membuat kericuhan, selain itu rakyat Banjar
merugi atas praktik monopoli perdagangan Belanda di
Kalimatan Selatan.
15.
16. Siang siang pergi ke kota
Jangan lupa beli alpukat
Demikian presentasi kita
Semoga bisa bermanfaat,