PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN LIMBAH B3.docx
1. RUMAH SAKIT UMUM HATI MULIA
PANDUAN LIMBAH B3
RUMAH SAKIT UMUM HATI MULIA
2021
2. ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................... 1
A. Latar belakang ...................................................... 1
B. Definis ................................................................... 2
BAB II RUANG LINGKUP .................................................. 3
A. Ruang Lingkup ................................................... 3
B. Kewajiban dan Tanggung Jawab ....................... 3
BAB III KEBIJAKAN ............................................................. 5
BAB IV TATALAKSANA ........................................................ 8
A. Identifikasi dan inventaris bahan berbahaya dan
beracun...........
13
B. penanganan, penyimpanan dan penggunaan (B3) dan
limbah lainnya.........................................
18
C. Penyimpanan bahan dan Limbah B3 18
D. Pelabelan/ pemberian rambu- rambu ........................ 33
E. Pelaporan......................... 34
BAB V DOKUMENTASI .................................................... 38
3. 8
Lampiran 8 : Peraturan Direktur RSU Hati Mulia Tentang Revisi PPI
Nomor : 004 /PER-DIR/RSUHM I/2022
Tentang :Panduan Limbah B3 dan Limbah Lainnya
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang potensial
menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Seperti halnya sektor industri,
kegiatan rumah sakit berlangsung dua puluh empat jam sehari dan melibatkan
berbagai aktifitas orang banyak sehingga potensial dalam menghasilkan sejumlah
besar limbah (Depkes RI, 2006).
World Health Organization (WHO, 2010) melaporkan limbah yang
dihasilkan layanan kesehatan (rumah sakit) hampir 80% berupa limbah umum dan
20% berupa limbah bahan berbahaya yang mungkin menular, beracun atau
radioaktif. Sebesar 15% dari limbah yang dihasilkan layanan kesehatan merupakan
limbah infeksius atau limbah jaringan tubuh, limbah benda tajam sebesar 1%, limbah
kimia dan farmasi 3%, dan limbah genotoksik dan radioaktif sebesar 1%. Negara
maju menghasilkan 0,5 kg limbah berbahaya per tempat tidur rumah sakit per hari.
Rumah sakit yang tergolong berbahaya salah satunya adalah limbah medis
padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah
farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer
bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi. Lingkungan
rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat merupakan
tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat sehingga dapat menjadi
tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan
dan gangguan kesehatan.
Untuk menghindari resiko dan gangguan kesehatan maka perlu
penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah sakit, salah satunya dengan
melaksanakan pengelolaan limbah sesuai persyaratan dan tata laksana yang telah
ditetapkan untuk melindungi pasien, keluarga pasien dan seluruh tenaga kesehatan
yang ada di lingkungan rumah sakit (Depkes RI, 2006)
4. 9
B. Defenisi
1. bahan berbahaya dan beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat energy dan
atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan atau jumlahnya baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan, merusak lingkungan hidup,
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lain.
2. Limbah adalahsisa suatu usaha dan atau kegiatan
3. Limbah bahan berbahaya dan beracun yang selanjutnya di sebut limbah B3 adalah
sisa suatu dan atau kegiatan yang mengandung bahan yang berbahaya dan atau
beracun B3
4. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3
5. Pengelolaan limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencangkup produksi,
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengelahan dan
penimbunan limbah B3
6. Penyimpanan B3 adalah tehnik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas
dan kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negative B3 terhadap lingkungan
hidup, kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
7. Pengemasa B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3 kedalam
suatu wadah dan atau kemasan, menutup dan atau menyegelnya
8. Pengangkutan B3 adalah kegiatan pemindahan B3 dari suatu tempat ke tempat lain
dengan menggunakan sarana angkutan
9. Pemanfaatan limbah B3 adalah kegiatan penggunaan kembali (reuse) dan atau
daur ulang (recycle) dan atau perolehan kembali (recovery) yang bertujuan untuk
mengubah limbah B3 menjadi suatu produk yang dapat digunakan dan harus juga
aman bagi lingkungan dan kesehatan manusia
10. Symbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3
11. Symbol limbah B3 adalah gambar yang menunjukkna karakteristikn limbah
B3
C. Label B3 adalah uraian singkat yang menujukkan klarifikasi dan jenis B3
1. Label limbah B3 adalah keteragan mengenai limbah B3 yang berbentuk
tulisan yang beisi informasi mengenai penghasil limbah B3, alamat penghasil limbah,
waktu pengemasan, jumlah dan karakkteristik limbah.
2. Pelabelan limbah B3 adalah prose penandaan atau pemberian label yang
dilekatkan atau dibubuhkan pada kemasan langsung limbah B3.
5. 10
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Lingkup Area
1. Pelaksana panduan ini adalah tenaga kesehatan terdiri dari :
a. Staf Medis
b. Staf Perawat
c. Staf Bidan
d. Staf Umum
2. Instalasi yang terlibat dalam pelaksanaan Panduan Pengelolaan Sampah
Infeksius dan Benda Tajam Jarum adalah :
a. Unit Gawat Darurat.
b. Unit Rawat Jalan.
c. Unit Gigi Dan Mulut.
d. Unit laboratorium.
e. Unit Radiologi.
f. Unit kamar operasi
g. Unit Rawat Inap.
h. Unit Penunjang lainya.
B. Kewajiban Dan Tanggung Jawab
1. Seluruh Staf Rumah Sakit wajib memahami tentang Panduan Pengelolaan
limbah B3
2. Perawat Yang Bertugas (Perawat Penanggung jawab Pasien) Bertanggung
jawab melakukan Panduan Pengelolaan limbah B3
3. Kepala Instalasi / Kepala Ruangan
a. Memastikan seluruh staf di Instalasi memahami Panduan Pengelolaan
limbah B3.
b. Terlibat dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Panduan
pengelolaan limbah B3
4. Manajer
a. Memantau dan memastikan Panduan Pengelolaan limbah B3 dikelola
dengan baik oleh Kepala Instalasi.
b. Menjaga standarisasi dalam menerapkan Panduan Pengelolaan Sampah
7. 12
BAB III
KEBIJAKAN
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
2. Kepmenkes Nomer 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit;
3. Kepmenkes Nomer 875/SK/VIII/2001 tentang Penyususnan Upaya Pengelolaan
Lingkungan Dan Upaya Pemantauan Lingkungan;
4. Kepmenkes Nomer 876/Menkes/SK/VIII/2001 tentang Pedoman Tehnis Analisa
Dampak Kesehatan Lingkungan ;
5. Pedoman sanitasi Rumah Sakit di Indonesia , Depkes , 2000;
6. Pedoman pengendalian Infeksi Nosokomial Di RS, Depkes, 2001;
7. Pedoman manajemen Linen dan RS, Depkes , 2004;
8. Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi Di RS, Depkes, 2009;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomer 27 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
8. 13
BAB IV
TATA LAKSANA
A. Identifikasi Dan Inventarisasi Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) Dan Limbahnya
1. Identifikasi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbah nya di unit
NO Jenis B3 dan Limbah B3 Unit
1 Infeksius Darah dan cairan tubuh
a. Darah : serum, plasma dan
komponen darah lainnya
b. Cairan tubuh : semen, sekresi
vagina, cairan serebrospinal, cairan
pleural, cairan peritoneal, cairan
pericardial,
c. cairan amniotic, cairan tubuh lainnya
yang terkontaminasi darah
d. Diapers bila bekas pakai pasien
infeksi saluran cerna,
e. Limbah laboratorium yang
bersifat infeksius
f. Limbah yang berasal dari kegiatan isolasi
a. Kamar Operasi &
Kamar Bersalin
b. Unit Laboratorium
c. Unit perawatan
d. Ruang Isolasi
e. UGD dan rawat jalan
2 Patologis dan anatomis
Jaringan manusia, organ, bagian tubuh dan
bangkai hewan yang terkontaminasi
a. Kamar Operasi &
Kamar Bersalin
b. Instalasi Laboratorium
c. Ruang Perawatan
d. Ruang Isolasi
e. Pelayanan Intensif
f. IGD dan Poliklinik
9. 14
4 Bahan Kimia
a. Iarutan
Pelarut dan reagen yang digunakan
untuk persiapan laboratorium,cairan
desinfektan, Aniosime, Cidex,
Betadine,sabun cuci, clorin
b. Korosif
Hidrogen peroxide, asam asetat,
calcium chorida
c. Beracun
Formalin, desmonal, alkohol, reagen
laboratorium
d. Mudah Meledak
Gas LPG, Oksigen, N2O, alkohol
e. Oksidator
Chlorin, Hidrogen peroxide
a. Kamar Operasi &
Kamar Bersalin
b. Unit Laboratorium
c. Unit Perawatan
d. Ruang Isolasi
e. UGD danUnit Rawat
jalan
f. Unit Laboratorium
g. Unit Sterilisasi
h. Unit Gizi
i. Uni Laundry
j. Petugas kebersihan
5 Logam berat
Terdapat dalam peralatan medis (misalnya
merkuri pada termometer yang pecah,
tensimeter yang menggunakan air raksa)
dan baterai
Ruangan dan perkantoran
yang menggunakan baterai
3. Farmasi
Obat – obatan dan vaksin yang kadaluarsa,
tidak terpakai dan terkontaminasi
a. Kamar Operasi & Kamar
Bersalin
b. Unit Laboratorium
c. Unit Perawatan
d. Ruang Isolasi
e. UGD dan Rawat jalan
f. Unit Farmasi
10. 15
6. Kontainer Bertekanan
Tabung aerosol/ bertekanan misalnya :
a. Gudang Umum
b. Petugas Kebersihan
c. Petugas kesling
7 Benda tajam
Jarum intravena, vial, lanset (lancet),
syringe, ujung infus, pipet pasteur, kaca
preparat, skalpel, pisau, pecahan kaca,
benda yang berpermukaan tajam
a. Kamar Operasi &
Kamar Bersalin
b. Unit Laboratorium
c. Unit Perawatan
d. Ruang Isolasi
e. UGD dan Unit rawat
jalan
2. Inventarisasi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbah B3
NO LOKASI JENIS B3 &
LIMBAH B3
JUMLAH B3 LIMBAH B3 YANG
DIHASILKAN
1 Kamar
operasi
a. Alkohol,
Betadine solution,
Formalin, Cairan
desinfektan, Gas
anestesi
i. Darah, cairan
tubuh, jaringan
b. Kemasan sisa
obat/ obat yang
sudah
terkontaminasi
c. Pisau, spuit,
jarum intravena,
ujung infuse
Jumlah
B3
disesuaikan
dengan
kebutuhan
Unit
a. Limbah bahan
kimia
b. Limbah infeksius
c. Limbah farmasi
d. Limbah benda
tajam
11. 16
NO LOKASI JENIS B3 &
LIMBAH B3
JUMLAH
B3
LIMBAH B3
YANG
DIHASILKAN
3 Unit
Perawatan
a. Alkohol, Betadine
solution,
b. Cairan desinfektan
Darah, cairan
tubuh, jaringan
c. Kemasan sisa
obat/ obat yang
sudah
terkontaminasi
d. Spuit, jarum
intravena, ujung
infuse
Jumlah B3
disesuaikan
dengan
kebutuhan
unit
a. Limbah bahan
kimia
b. Limbah
infeksius
c. Limbah
farmasi
d. Limbah
Benda tajam
4 Ruang
isolasi
a. Alkohol, Betadine
solution,Cairan
desinfektan
b. Darah, cairan
tubuh, jaringan
c. Kemasan sisa
obat/ obat yang
sudah
terkontaminasi
d. Spuit dan jarum
intravena
Jumlah
B3
disesuaikan
dengan
kebutuhan
unit
a. Limbah bahan
kimia
b. Limbah
infeksius
c. Limbah
farmasi
b. Limbah
Benda tajam
12. 17
5. UGD dan
Rawat jalan
a. Alkohol,
Betadine solution,
Cairan desinfektan
b. Darah, cairan
tubuh, jaringan
c. Kemasan sisa
obat/ obat yang
sudah
terkontaminasi
d. Spuit, jarum
intravena, ujung
infuse
Jumlah
B3
disesuaikan
dengan
kebutuhan
unit
a. Limbah
bahan kimia
b. Limbah
infeksius
c. Limbah
farmasi
d. Limbah
Benda tajam
6 laboratorium a. Alkohol, Reagen,
Cairan desinfektan
b. Sampel
pemeriksaan,
jaringan. Lanset,
pipet, kaza
preparat
Jumlah B3
disesuaikan
dengan
kebutuhan
unit
a. Limbah
bahan
kimia
b. Limbah
infeksius
c. Limbah
Benda tajam
7. Dapur/
Pantry
a. Cairan desinfektan,
Sabun cuci
b. Pecahan kaca/
piring/ Gelas
Jumlah B3
disesuaikan
dengan
kebutuhan
unit
a. Limbah bahan
kimia
b. Limbah
benda tajam
9. Laundry Cairan desinfektan,
sabun cuci
Jumlah B3
disesuaikan
dengan
kebutuhan
unit
Limbah bahan
kimia
13. 18
10 Unit
sterilisasi
Aniosim, cidex,
chlorine
Jumlah
B3
disesuaikan
dengan
kebutuhan
unit
Limbah bahan
kimia
B. Penanganan, Penyimpanan Dan Penggunaan Bahan Berbahaya Dan Beracun
(B3) Dan Limbahnya
1. Karakteristik Bahan Berbahaya dan Beracun yaitu:
a. Mudah meledak (explosive);
b. Pengoksidasi (oxidizing);
c. Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
d. Sangat mudah menyala (highly flammable);
e. Mudah menyala (flammable);
f. Amat sangat beracun (extremely toxic);
g. Sangat beracun (highly toxic);
h. Beracun (moderately toxic);
i. Berbahaya (harmful);
j. Korosif (corrosive);
k. Bersifat iritasi (irritant);
l. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
m. Karsinogenik (carcinogenic);
C. Penyimpanan Bahan & Limbah B3
1. Penyimpanan B3
Penyimpanan B3 yang aman dapat dilakukan dengan cara menyiapkan
sarana keselamatan Bahan Berbahaya dan Beracun dalam bentuk lemari B3
a. Bahan mudah terbakar (flammabel)
1) Tempat penyimpanan wajib dilengkapi simbol dan label B3
2) Tempat penyimpanan tidak mudah terbakar
3) Sirkulasi udara cukup
4) Jauh dari sumber api dan bahan oksidator kuat
5) Ada label/ rambu dilarang merokok
6) Dekat dengan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) jenis CO2
14. 19
b. Penyimpanan bahan mudah meledak (eksplosive)
1) Tempat penyimpanan wajib dilengkapi simbol dan label B3
2) Tempat penyimpanan tidak mudah terbakar
3) Peredaran udara dan ventilasi cukup
4) Jauhkan dari sumber api / panas
5) Hindarkan tumbukan/benturan mekanis
6) Tidak boleh bersatu dengan oli, gemuk atau grease, bensin dan bahan sisa
yang mudah terbakar
c. Penyimpanan bahan oksidator
1) Tempat penyimpanan wajib dilengkapi simbol dan label B3
2) Tempat penyimpanan tidak mudah terbakar
3) Peredaran udara dan ventilasi cukup
4) Jauhkan dari sumber api / panas
5) Jauhkan dari bahan mudah terbakar/reduktor
d. Penyimpanan bahan reaktif
1) Tempat penyimpanan dilengkapi simbol dan label B3
2) Tempat penyimpanan sejuk dan ventilasi cukup
3) Jauhkan dari sumber api / panas
4) Dekat dengan alat pemadam api ringan tanpa air (CO2, Halon, Dry
Powder)
e. Penyimpanan bahan beracun (Toxic)
1) Tempat penyimpanan dilengkapi simbol dan label B3
2) Tempat penyimpanan sejuk, sirkulasi udara baik
3) Jauh dari bahaya kebakaran dan terpisah dari bahan yang inkompatibel
4) Disimpan terpisah dari bahan –bahan yang mungkin bereaksi
f. Penyimpanan bahan korosif
1) Tempat penyimpanan dilengkapi symbol dan label B3
2) Tempat penyimpanan tahan terhadap korosif
3) Tempat penyimpanan sejuk dan ventilasi cukup
4) Disimpan terpisah dari bahan beracun
5) Wadah tertutup dan beretiket
6) Sediakan alat pelindung diri kaca mata, gloves dan pakaian kerja
g. Penyimpanan gas bertekanan
1) Disimpan tegak dan terikat secara kuat
2) Disimpan pada ruangan sejuk dan tidak terkena matahari langsung
15. 20
3) Jauh dari sumber api/ panas
4) disimpan jauh dari bahan – bahan korosif yang dapat merusak kran-kran.
5) Tersedia sprinkler
2. Penyimpanan Limbah B3
Penyimpanan Limbah B3 dapat dilakukan secara baik dan benar apabila
Limbah B3 telah dilakukan pemilahan dengan baik dan benar, termasuk
memasukan limbah B3 kedalam wadah atau kemasan yang sesuai, dilekati
simbol dan limbah B3.
Untuk dapat melakukan penyimpanan limbah B3, RS wajib memiliki izin
pengelolaan limbah B3 untuk kegiatan penyimpanan limbah
Lokasi penyimpanan harus tetap, berada jauh dari ruang pasien,
laboratorium, ruang operasi, atau area yang diakses masyarakat.
Seluruh Limbah medis harus disimpan dan dikumpulkan pada lokasi
penyimpanan sementara sampai diangkut ke lokasi pengolahan. Lokasi
penyimpanan diberikan tanda :
Lokasi penyimpanan harus tetap, berada jauh dari ruang pasien,
laboratorium, ruang operasi, atau area yang diakses masyarakat
a. Lokasi penyimpanan limbah
Persyaratan lokasi penyimpanan Limbah B3
1) Merupakan daerah bebas banjir dan tidak rawan bencana alam,
atau dapatdirekayasa dengan teknologi untuk perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup, apabila tidak bebas banjir dan
rawan bencana alam
2) Jarak antara lokasi pengelolaan limbah B3 untuk
kegiatan pengolahan limbah B3 dengan lokasi fasilitas umum
diatur dalam izin lingkungan
Lokasi penyimpanan harus tetap, berada jauh dari ruang pasien,
laboratorium, ruang operasi, atau area yang diakses
3) masyarakat
b. Fasilitas penyimpanan limbah B3
16. 21
Fasilitas penyimpanan limbah B3 harus sesuai dengan jumlah limbah B3,
karakteristik limbah B3, dan dilengkapi dengan upaya pengendalian
pencemaran lingkungan hidup
Fasilitas penyimpanan limbah B3 dapat berupa :
1) Bangunan
2) Tangki dan atau container
3) Tempat tumpukan limbah (waste pile)
4) Waste impoundment
5) Bentuk lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
c. Persyaratan Fasilitas Penyimpanan
Penyimpanan limbah B3 berupa bangunan dilakukan pada bangunan
terpisah dari fasilitas bangunan utama fasilitas kesehatan. Persyaratan fasilitas
penyimpanan Limbah B3 meliputi:
1) Lantai kedap (impermeable), berlantai beton atau semen dengan
sistem drainase yang baik, serta mudah dibersihkan dan dilakukan
desinfeksi
2) Tersedia sumber air atau kran air untuk pembersihan
3) Mudah diakses untuk penyimpanan limbah
4) Dapat dikunci untuk menghindari akses oleh pihak yang tidak
berkepentingan
5) Mudah di akses oleh kendaraan yang akan mengumpulkan atau
mengangkut limbah
6) Terlindungi dari sinar matahari, hujan, angin kencang, banjir dan faktor
lain yang berpotensi menimbulkan kecelakaan atau bencana kerja
7) Tidak dapat di akses oleh hewan, serangga dan burung
8) Dilengkapi dengan ventilasi dan pencahayaan yang baik dan memadai
9) Berjarak jauh dari tempat penyimpanan atau penyiapan makan
10) Peralatan pembersihan, pakaian pelindung, dan wadah atau kantong
limbah harus diletakkan sedekat mungkin dengan lokasi fasiltas
penyimpanan
11) Dinding, lantai, langit – langit fasilitas penyimpanan senantiasa dalam
keadaan bersih, termasuk pembersihan lantai setiap hari
12) Peralatan penanggulangan keadaan darurat (APAR jenis
17. 22
CO2/Dry Chemical ukuran > 3.5 kg, alat untuk penanganan paparan B3
ke mata/ Eyewasher)
d. Bila tidak tersedia bangunan terpisah untuk penyimpanan limbah B3
dapat dilakukan pada fasilitas atau ruangan khusus yang berada didalam
bangunan fasilitas pelayanan kesehatan, apabila :
1) Kondisi tidak memungkinkan untuk dilakukan pembangunan
tempat penyimpanan secara terpisah dari bangunan utama fasilitas
pelayanan kesehatan
2) Akumulasi limbah yang dihasilkan dalam jumlah relatif kecil
3) Limbah dilakukan pengolahan lebih lanjut dalam waktu kurang dari
48 jam sejak limbah dihasilkan
e. Limbah infeksius, benda tajam dan/ atau patologis tidak boleh disimpan
lebih dari 2 (dua) hari untuk menghindari pertumbuhan bakteri, putrekasi
dan bau. Apabila disimpan lebih dari 2 (dua) hari, limbah harus
dilakukan desinfeksi kimiawi atau disimpan dalam refrigator atau
pendingin pada suhu 0°C (nol derajat celcius) atau lebih rendah
f. Tata Cara Penyimpanan
Limbah B3 harus disimpan dalam kemasan dengan simbol dan label
yang jelas. Terkecuali untuk limbah benda tajam dan limbah cairan,
limbah B3 disimpan dalam kemasan plastik, wadah yang telah diberi
plastic limbah atau kemasan dengan standar seperti antibocor
Prinsip dasar penanganan (handling) limbah medis antara
lain:
1) Limbah harus diletakkan dalam wadah atau kantong sesuai kategori
limbah
2) Volume paling tinggi limbah yang dimasukkan kedalam wadah atau
kantong limbah adalah ¾ (tiga per empat) limbah dari volume, sebelum
ditutup secara aman dan dilakukan pengelolaan selanjutnya
3) Penanganan (handling) limbah harus dilakukan dengan hati – hati
untuk menghindari tertusuk benda tajam, apabila limbah benda tajam
tidak dibuang dalam wadah atau kantong limbah sesuai kelompok
limbah
4) Pemadatan atau penekanan limbah dalam wadah atau kantong
limbah dengan tangan dan kaki harus dihindari secara mutlak
18. 23
5) Penanganan limbah secara manual harus dihindari. Apabila hal
tersebut harus dilakukan, bagian atas kantong limbah harus tertutup dan
penangannya sejauh mungkin dari tubuh.
6) Penggunaan wadah atau kantong limbah ganda harus dilakukan
apabila wadah atau kantong limbah bocor, robek atau tidak tertutup
sempurna
Volume paling tinggi pengisian
Larangan pemadatan limbah medis Kantong limbah medis
dengan tangan/kaki
Contoh untuk limbah infeksius
19. 24
Contoh wadah untuk limbah benda tajam
Tata cara penanganan dan pengikatan limbah medis yang benar
No. Foto Keterangan
1. Hanya Limbah infeksius yang boleh
dimasukkan ke dalam wadah ini,
Limbah terkena darah atau cairan tubuh,
Limbah benda tajam ditempatkan pada
wadah Limbah benda tajam.
2. Limbah harus ditempatkan dalam wadah
sesuai dengan jenis dan karakteristik
Limbah. Tarik plastik secara perlahan
sehingga udara dalam kantong
berkurang. Jangan mendorong kantong
ke bawah atau melobanginya untuk
mengeluarkan udara.
3. Putar ujung atas plastik untuk
membentuk kepang tunggal
4. Gunakan kepang plastik untuk
membentuk ikatan tunggal.
Dilarang mengikat dengan
model
“telinga kelinci”.
Letakkan penutup wadah dan
tempat pada tempat penyimpanan sem
20. 25
Tata cara penanganan dan pengikatan Limbah medis yang salah.
No. Foto Keterangan
1.
Kantong Limbah tidak boleh dibiarkan
terbuka.
2.
Kantong Limbah tidak boleh diikat model
“telinga kelinci”.
3.
Kantong Limbah tidak boleh diikat
dengan selotipe atau sejenis.
Hal- hal yang harus dilakukan dalam penanganan limbah B3 diantaranya:
1. Limbah dari kegiatan fasilitas pelayanan kesehatan harus dilakukan
pengelolaan sesuai karakteristiknya.
2. Limbah benda tajam harus dikumpulkan bersama, baik yang telah
terkontaminasi atau tidak. Wadah yang digunakan harus tahan terhadap
tusukan atau goresan atau plastik padat, dilengkapi dengan penutup. Wadah
harus kokoh dan kedap untuk menampung benda tajam dan sisa-sisa cairan
dari penyuntik (syringe). Untuk menghindari penyalahgunaan, wadah harus
tidak mudah dibuka atau dirusak, dan jarum-jarum atau penyuntik dibuat
menjadi tidak dapat digunakan. Apabila wadah logam atau plastik tidak
tersedia, wadah dapat dibuat dari kotak karton.
21. 26
Wadah limbah patologis dengan penutup
3. Kantong dan wadah Limbah infeksius harus diberi tanda sesuai
dengan simbol infeksius.
4. Limbah sangat infeksius dan Limbah B3 lainnya harus segera
dilakukan dan penanganan
5. Limbah sitotoksik, harus dikumpulkan dalam wadah yang kokoh dan
kedap serta diberikan simbol dan label “Limbah Sitotoksik”.
6. Limbah radioaktif harus dilakukan pemilahan sesuai dengan bentuk
fisiknya, padat dan cair, dan sesuai dengan waktu paruh (half-life) atau
potensinya
7. Limbah bahan kimia atau Limbah farmasi dalam jumlah sedikit dapat
dikumpulkan bersama dengan Limbah infeksius.
8. Limbah farmasi kedaluwarsa/ tidak digunakan dalam jumlah besar yang
tersimpan di unit pelayanan farmasi harus dikembalikan ke pemasok
(penyuplai) atau pihak pengelola Limbah B3 yang telah memiliki izin
untuk pemusnahan.
9. Limbah bahan kimia dalam jumlah besar harus disimpan dalam wadah
yang tahan terhadap bahan kimia untuk diserahkan ke pihak Pengelola
Limbah B3 yang telah memiliki izin untuk pemusnahan. Penyimpanan dan
pengumpulan Limbah bahan kimia harus diperhatikan kompatibilitas
dan dilakukan sesuai dengan karakteristiknya.
10. Limbah dengan kadar logam berat yang tinggi misalnya merkuri, harus
dikumpulkan secara terpisah. Limbah seperti ini harus diserahkan ke pihak
pengelola Limbah B3 yang telah memiliki izin untuk pemusnahan.
11. Wadah aerosol misal pengharum ruangan, pembasmi serangga, dapat
dikumpulkan dengan Limbah umum ketika telah kosong. Wadah
aerosol dilarang dibakar, dipanaskan atau diinsenerasi
22. 27
Kode Warna, Simbol, Wadah/ kemasan dan pengelolaan limbah medis
No Kelompok
Limbah
Kategori Warna
wadah
Wadah/
kemasan
Simbol
1 Limbah Infeksius
a. Limbah padat yaitu
Limbah yang
dihasilkan dari barang
dapat dibuang
-disposable items-
selain Limbah benda
tajam antara lain
pipa karet,
kateter, dan set
intravena
Infeksius Kuning
Kantong plastik
kuat dan anti
bocor, atau
container
b. Limbah mikrobiologi &
bioteknologi yaitu
Limbah dari
pembiakan di
laboratorium, stok
atau spesimen
mikroorganisme hidup
atau vaksin yang
dilemahkan,
pembiakan sel manusia
dan hewan
yang digunakan dalam
penelitian dan agen
infeksius dari penelitian
dan laboratorium
industri, Limbah
yang dihasilkan dari
bahan biologis, racun,
dan peralatan
yang digunakan
untuk memindahkan
pembiakan.
Infeksius Kuning Kantong plastik
kuat dan anti
bocor, atau
container
23. 28
Limbah pakaian
kotor yaitu barang
terkontaminasi dengan
cairan tubuh
termasuk kapas,
pakaian, plaster atau
pembalut kotor, tali-
temali, sprei, selimut,
dan kain-kain tempat
tidur dan barang
lainnya yang
terkontaminasi
dengan darah
Infeksius Kuning Kantong plastik
No Kelompok Limbah Kategori Warna
wadah
Wadah/
kemasan
Simbol
2 Limbah
patologis,
meliputi: Limbah
anatomi manusia
yaitu jaringan, organ
dan
bagian tubuh.
Infeksius Kuning
Kantong plastic
kuat dan anti
bocor, atau
kontainer
3 Limbah Radioaktif Radioaktif Merah Kantog plastik
24. 29
4 Limbah Benda Tajam
antara lain jarum,
siringe, bisturi, dan
kaca, yang dapat
menusuk atau
menimbulkan luka,
baik yang telah
digunakan atau belum
Infeksius
Benda
Tajam
Kuning Kantong plastic
5 Limbah bahan
kimia kedaluwarsa,
tumpahan, atau sisa
kemasan Limbah bahan
kimia antara lain
bahan kimia yang
digunakan untuk
menghasilkan
bahan biologis, bahan
kimia yang digunakan
dalam desinfeksi, dan
sebagai insektisida.
Kimia cair Coklat Kantong plastik
atau kontainer
6 Limbah farmasi Obat
buangan yaitu limbah
obat kedaluwarsa,
terkontaminasi dan
buangan
Farmasi Coklat Kantong plastik
atau kontainer
-
7 Limbah Sitotoksik Obat
sitotoksik yaitu limbah
obat kadaluarsa,
terkontaminasi dan
buangan
Infeksius Ungu Kantong Plastik
atau kontainer
plastic kuat dan
anti bocor
25. 30
9 Limbah tabung gas
container
- - Kantong plastik
3. Pengangkutan Limbah B3
Pengangkutan limbah B3 yang tepat merupakan bagian yang penting
dalam pengelolaan limbah dari kegiatan fasilitas pelayanan kesehatan.
Dalam pelaksanaannya dan untuk mengurangi risiko terhadap personil
pelaksana, diperlukan keterlibatan seluruh bagian meliputi: bagian
perawatan dan pemeliharaan fasilitas pengelolaan limbah fasilitas
pelayanan kesehatan, bagian house keeping, maupun kerjasama antar
personil pelaksana.
Pengumpulan Limbah, yang merupakan bagian dari kegiatan
penyimpanan, yang dilakukan oleh penghasil Limbah sebaiknya
dilakukan dari ruangan ke ruangan pada setiap pergantian petugas
jaga, atau sesering mungkin. Waktu pengumpulan untuk setiap kategori
limbah (kategori WHO) harus dimulai pada setiap dimulainya tugas jaga
yang baru.
a. Pengumpulan Setempat (on-site).
Limbah harus dihindari terakumulasi pada tempat dihasilkannya.
Kantong limbah harus ditutup atau diikat secara kuat apabila telah
terisi 3/4 (tiga per empat) dari volume maksimalnya.
Beberapa hal yang harus dilakukan oleh personil yang secara
langsung melakukan penangan Limbah antara lain :
1) Limbah yang harus dikumpulkan minimum setiap hari atau
sesuai kebutuhan dan diangkut ke TPS
2) Setiap kantong Limbah harus dilengkapi dengan simbol dan label
sesuai kategori Limbah, termasuk informasi mengenai sumber Limbah.
3) Setiap pemindahan kantong atau wadah Limbah harus segera diganti
dengan kantong atau wadah Limbah baru yang sama jenisnya.
4) Kantong atau wadah Limbah baru harus selalu tersedia pada setiap
lokasi dihasilkannya Limbah
b. pengangkutan limbah B3
1) Pengangkutan Limbah B3 pada lokasi fasilitas pelayanan
kesehatan dapat menggunakan troli atau wadah beroda. Alat
pengangkutan Limbah harus memenuhi spesifikasi:
26. 31
a) Mudah dilakukan bongkar-muat Limbah
b) Troli atau wadah yang digunakan tahan terhadap
goresan limbah beda tajam, dan
c) Mudah dibersihkan.
2) Alat pengangkutan Limbah insitu harus dibersihkan dan dilakukan
desinfeksi setiap hari menggunakan desinfektan yang tepat seperti
senyawa klorin, formaldehida, fenolik, dan asam.
3) Personil yang melakukan pengangkutan Limbah harus
dilengkapi dengan pakaian yang memenuhi standar keselamatan
dan kesehatan kerja/ menggunakan APD .
4) Setiap alat angkut Limbah B3 di darat wajib diberi simbol sesuai
dengan karakteristik Limbah B3 dan setiap wadah (container
Untuk alat angkut darat Limbah B3, pemberian simbol
wajib memenuhi persyaratan:
a) foto alat angkut berwarna (colour) dari depan, belakang, kiri, dan
kanan
b) terlihat identitas nama kendaraan (nama perusahaan)
c) nomor telepon perusahaan wajib tercantum permanen (nomor
yang dapat dihubungi apabila terjadi kecelakaan
27. 32
jenis wadah atau kemasan Limbah B3 dan Alat Angkut
JENIS
LIMBAH B3
WADAH ATAU
KEMASAN
ALAT ANGKUT DARAT
a. Cair 1) drum baja
2) drum plastik
3) tangki
1) alat angkut sedot
2) truk tangki
3) truk
kargo:
dengan
pengan
gkat
atau
crane
b. Sludgy
(serupa)
1) drum baja
2) wadah
3) hopper
4) drum plastic
5) tangki
1) lat angkut sedot:
dengan kemapuan
sedot tinggi
2) truk kedap air
(water tigth dump
truck)
3) truk kargo: dengan
4) pengangkat atau crane
c. Padat 1) drum baja
2) wadah fleksibel
3) tong
1) truk
2) truk pengumpul
limbah dengan
alat pemadat
(compactor)
3) truk trailer
dengan kargo
atau container
yang dapat
dilepas
4) truk
kargo:
dengan
pengan
gkat
atau
crane
5) truk van dengan
pengangkat
6) (lifter)
4. Penggunaan Alat Pelindung Diri Dan Penanganan Kedaruratan
(Tumpahan/ Pajanan) Bahan Dan Limbah B3
Jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan di tiap instalasi/unit
kerja cukup banyak jenisnya, diantaranya :
a. Masker
b. Sepatu boot
c. Sarung tangan
d. Kaca mata, goegel.
Tiap unit kerja yang yang mempunyai resiko terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
28. 33
D. Pelabelan/ Pemberian Rambu – Rambu Yang Tepat Pada Bahan Berbahaya Dan
Beracun (B3) Dan Limbahnya
Bahan dan Limbah B3 wajib diberi simbol dan label sesuai dengan karakteristik
Bahan dan Limbah B3. Jenis simbol yang dipasang harus sesuai dengan
karakteristik limbah yang dikemasnya. Jika suatu Limbah memiliki karakteristik
lebih dari satu, maka simbol yang dipasang adalah simbol dari karakteristik yang
dominan, sedangkan jika terdapat lebih dari satu karakteristik dominan (predominan
), maka wadah harus ditandai dengan simbol karakteristik masing- masing yang
dominan.
Rambu dan Simbol Bahan dan Limbah B3
Selain simbol karakteristik setiap wadah atau kemasan Limbah B3
wajib diberikan label berikut:
Label identitas Limbah B3 Label untuk penandaan
wadah
29. 34
Label penandaan posisi tutup wadah atau kemasan Limbah B3
Sebelum limbah B3 dimasukan ke dalam TPS limbah B3 dilakukan penimbangan dan
dicatat di dalam log book/catatan limbah B3 untuk mengetahui jumlah limbah B3
setiap harinya.
1. Peyimpanan limbah B3 dipisahkan berdasarkan kategorinya, dibuatkan zooning
area sesuai kategori limbah
2. Tempat penyimpanan limbah B3 dialasi dengan pallet agar lantai dapat
dibersihkan setiap saat. Petugas yang menimbang harus menuliskan jumlah
limbah B3 yang dihasilkan kemudian menandatangani catatan jumlah limbah
B3 dalam logbook dan menuliskan dalam logboard sesuai jumlah dan jenis
limbah yang dihasilkan
E. Pelaporan / Investigasi Dari Tumpahan, Eksposur ( Terpapar ) Dan Insiden Lainnya
1. Penanganan Keadaan Darurat Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
a. Pengelolaan tumpahan dan paparan B3
Penanganan tumpahan limbah bahan berbahaya dan beracun ( B3 ) adalah
tindakan gawat darurat terhadap tumpahan limbah B3 yang tercecer di area
instalasi yang menghasilkan limbah B3, area rumah sakit dan Tempat
penyimpanan Sementara (TPS) limbah B3.
b. Pelatihan dan simulasi tumpahan Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3). RS menyelenggarakan edukasi dan pelatihan serta tes (ujian) bagi
semua staf terkait penanganan bahan berbahaya dan beracun (B3).
Edukasi diadakan setiap tahun, diikuti oleh pengunjung, suplier, pekerja
kontrak. Pengetahuan petugas dites dan disimulasikan, kegiatan pelatihan
didokumentasikan
c. Implementasi prosedur untuk mengelola tumpahan dan paparan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3).
30. 35
Prosedur pengelolaan tumpahan dan paparan Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) agar dilakukan oleh setiap petugas yang menemukan kejadian,
setiap unit yang menyimpan Bahan Berbahaya dan Beracun melaksanakan
prosedur tersebut secara tepat dan didokumentasikan
d. Penerapan mekanisme pelaporan dan penyelidikan (inventigasi) untuk
tumpahan dan paparan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Kejadian
paparan dan tumpahan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) agar dilakukan
pelaporan dan dievaluasi sebagai upaya untuk meningkatkan kesehatan dan
keselamtan kerja di RS, kegiatan ini sebagai bagaian dari Tim K3RS
Kontaminasi/ paparan bahan berbahaya beracun (B3) serta limbahnya
dapat menimbulkan bahaya pada manusia maupun lingkungan. Kejadian
kontaminasi/ tumpahan dikategorikan sebagai kecelakaan akibat kerja sehingga perlu
pelaporan (accident report).
Laporan insiden dievaluasi setiap 3 (tiga) bulan oleh Tim K3RS dan dilaporkan
kepada direktur
Arahan direktur dijadikan petunjuk untuk meningkatkan/ memperbaiki agar tidak
terjadi insiden kecelakaan akibat kontaminasi B3 maupun limbah B3
2. Sarana/ fasilitas untuk penanganan tumpahan Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) dan limbahnya
a. Penyiram badan/ shower (body wash);
Unit kerja yang menyimpan Bahan Berbahaya dan Beracun dan
memproduksi limbah cair agar menyediakan shower (body wash) untuk
menangani paparan. Misal : Unit Laboratorium, Laundry, TPS B3
b. Pencuci mata (eyewasher);
Unit kerja yang menyimpan Bahan Berbahaya dan Beracun dan
memproduksi limbah cair agar menyediakan eyewasher untuk menangani
paparan Bahan berbahaya dan Beracun ke bagian mata. Misal unit
Laboratorium, Laundry,
c. Spill Kit
Kit atau seperangkat alat yang digunakan untuk menangani jika terjadi
tumpahan B3 dan limbah B3. Spilkit tersimpan dan terisi lengkap
sesuai dengan jenis Bahan Berbahaya dan Beracun dan limbah B3 yang
dihasilkan.
Macam – macam spilkit
1) Infeksius
31. 36
Gaun pelindung, sarung tangan, masker, google, sepatu pelindung,
cairan desinfektan, kantong plastik kuning, safety box, absorbent kain/
koran, tanda bahaya (yellow tip/ warning sign)
2) Sitotoksis
Gaun pelindung, sarung tangan, masker, google, sepatu pelindung,
kantong plastik ungu, absorbent kain/ koran, tanda bahaya (yellow tip/
warning sign)
3) Radiokatif
Gaun pelindung, sarung tangan, masker, google, sepatu pelindung,
kantong boks timbal (pb) warna merah, absorbent kain/ koran, tanda
bahaya (yellow tip/ warning sign)
4) Bahan kimia
Gaun pelindung, sarung tangan, masker, google, sepatu pelindung,
kantong plastik coklat , absorbent kain/ koran, tanda bahaya (yellow tip/
warning sign)
3. Pengelolaan Limbah B3 Dan Limbah Cair
a. Pengelolaan limbah B3 bertujuan merubah karakteristik biologis dan
atau kimia limbah sehingga potensi berbahaya terhadap manusia
berkurang/ tidak ada. Dalam pengolahan limbah B3 RSU Hati Mulai
melakukan kerjasama dengan pengolahan limbah B3 yang telah memenuhi
syarat dari Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia dan
mempunyai izin transporter dan pengolah limbah B3 dan masih
berlaku. Pengolahan limbah B3 oleh pihak ke – 3 dibuat dalam bentuk
MOU/ perjanjian kerjasama yang memuat persyaratan tata cara
pengambilan dari Rumah sakit, periode pengambilan limbah B3, bukti
manifest dan sertifikat pemusnahan yang diberikan oleh pihak ke – 3.
b. Pengelolaan limbah cair dilakukan di Instalasi Pengelolaan Air Limbah,
dilengkapi dengan izin rumah sakit yang masih berlaku.
Rumah sakit melakukan pemeriksaan air bersih dan air limbah secara
berkala setiap bulan 1 kali, karena mutu air rentan terhadap perubahan
yang mendadak, termasuk perubahan diluar kontrol rumah sakit.
Pemeriksaan dilakukan oleh otoritas dari luar rumah sakit. Mutu air
juga kritikal didalam proses asuhan klinis termasuk pada mutu air dialysis
ginjal setiap bulan untuk menilai pertumbuhan bakteri dan endotoksin
pada membrane luar dari dinding sel yang pada keadaan tertentu bersifat
32. 37
toksik. Pemeriksaan tahunan untuk menilai kontaminasi zat kimia,
dokumen hasil pemeriksaan air selalu dilakukan monitoring dan dilakukan
perbaikan bila diperlukan
33. 38
BAB VI
DOKUMENTASI
Dalam pengelolaan bahan dan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) di
RSU Hati Mulia Kendari dilakukan pendokumentasian meliputi :
A. Identifikasi dan inventarisasi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbahnya.
Daftar inventaris tersedia di unit sesuai dengan jenis B3 yang disimpan, daftar
inventaris bisa diupdate bila terjadi perubahan tempat penyimpanan
B. Penanganan, Penyimpanan dan Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) dan limbahnya
C. Penyimpanan limbah B3 di TPS ditulis dalam logbook dan logboard yang diisi
oleh petugas setiap serah terima dari unit dan petugas TPS
D. Dokumentasi pemusnahan limbah B3 dilaksanakan oleh pihak ke–3 yang
memiliki izin (pengelolaan dan transporter). Dokumen yang diberikan oleh
pihak ke–3 meliputi:
1. Manifest limbah B3
2. Sertifikasi bukti pemusnahan limbah B3 dari rekanan setiap bulan
E. Khusus Pengelolaan limbah berwujud cair dilakukan di Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL). Pemeriksaan kualitas mutu air bersih dan
air limbah dilakukan setiap 1 bulan sekali termasuk untuk dialysis ginjal
untuk menilai pertumbuhan bakteri dan endotoksin. Hasil Pemeriksaan
didokumentasikan dan dimonitoring.
F. Pelaporan/ Investigasi dari tumpahan, eksposur (terpapar) dan insiden lainnya
Kejadian keadaan darurat B3 harus dilakukan pendokumentasian
termasuk investigasi dan pelaporan tumpahan dan insiden lainnya, pelaporan
Ditetapkan di : Kendari
Pada tanggal : 03 Januari 2022