SlideShare a Scribd company logo
1 of 60
Download to read offline
By Icih Sukasih, SKM
PELATIHAN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS FASYANKES
UPELKES-DINKES PROPINSI JAWA BARAT
Bandung, 16 s.d 21 September 2019
TATA-TATA CARA
PENGELOLAAN LIMBAH PADAT
B3 MEDIS DI FASYANKES
2
oleh:
• ICIH SUKASIH, SKM
• Kepala Instalasi Kesehatan Lingkungan
• PUSAT MATA NASIONAL RS.MATA CICENDO BANDUNG
3
MENGAPA
HARUS MELAKSANAKAN
PENGELOLAAN LIMBAH B3 ???????
LATAR BELAKANG
4
▪ MENCEGAH TERJADINYA PENCEMARAN TERHADAP LINGKUNGAN
▪ MENCEGAH TERJADINYA PENULARAN PENYAKIT/INFEKSI DAN KECELAKAAN KERJA
▪ MENGHINDARI PENYALAHGUNAAN LIMBAH
▪ PENAATAN PROPER DARI KLHK
▪ PEMENUHAN STANDAR UNTUK AKREDITASI NASIONAL DAN INTERNASIONAL
MELAKSANAKAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 SESUAI
PERSYARATAN DAN REGULASI YANG BERLAKU
6
Pokok dan Sub Pokok Bahasan
1. Konsep Pengelolaan Limbah Medis
Padat Fasyankes
a. Pengertian
b. Tujuan
c. Kuantitas Limbah Medis Padat
d. Sumber Limbah Medis Padat
e. Jenis Limbah Medis Padat
f. Karakteristik Limbah Medis Padat
g. Wadah Limbah Medis Padat
•Kategori,
•Kode Warna
•Symbol
7
a.Tahapan dalam pengelolaan
•Pengurangan
•Pemilahan
•Pewadahan
•Pengumpulan limbah
•Pengangkutan
•Penyimpanan
▪ Pengolahan
b. Teknik pengelolaan limbah medis padat
•Penyusunan SPO tahapan pengelolaan limbah medis padat
•Cara pengelolaan limbah medis padat sesuai SPO yang disusun
2. Pengelolaan Limbah Medis Padat
Sesuai Prosedur
Pokok dan Sub Pokok Bahasan
8
TUJUAN PELATIHAN
UMUM:
Mampu mengelola limbah medis padat
KHUSUS :
1. Menjelaskan konsep pengelolaan limbah medis padat
2. Melakukan Pengelolaan sesuai prosedur
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : P.56/Menlhk-Setjen/2015
TENTANG : TATA CARA DAN PERSYARATAN TEKNIS PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN DARI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
9
DASAR HUKUM PENGELOLAAN LIMBAH PADAT B3 MEDIS
FASYANKES :
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 101 TAHUN 2014
TENTANG : PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
Undang-Undang RI No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
10
Konsep Pengelolaan
Limbah Medis Padat
Fasyankes
PENGERTIAN :
LIMBAH B3 (PP 101/2014, PERMENLHK 56/2015)
LIMBAH
BAHAN
BERBAHAYA
DAN
BERACUN
LIMBAH
BAHAN
BERBAHAYA
DAN
BERACUN
… yang selanjutnya disingkat B3 adalah
zat, energi, dan/atau komponen lain yang
karena sifat, konsentrasi dan/atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung dapat mencemarkan
dan/atau merusak lingkungan hidup,
dan/atau membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, serta kelangsungan
hidup manusia dan mahluk hidup lain
… adalah sisa suatu
usaha dan/atau
kegiatan
… yang selanjutnya disebut
limbah B3 adalah suatu
sisa usaha dan/atau
kegiatan yang
mengandung B3
12
TUJUAN
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS FASYANKES
Untuk melindungi ..... petugas, pasien dan pengunjung
..... dari terjadinya gangguan kesehatan dan keselamatan kerja
serta menurunnya kualitas lingkungan fasyankes akibat limbah
medis yang hasilkan fasyankes.
• Tingkat Aktifitas (Bed Occupancy Rate, Jumlah pasien per hari, Dan/atau jumlah petugas)
• Lokasi (Rural atau Urban)
• Tingkat pengembangan layanan (Penambahan jenis pelayanan)
• Jenis ruangan (Ruang Rawat Inap-Rawat Jalan, Ruang Operasi –tindakan invasif lain)
• Regulasi
• Praktek pemilahan
• Jenis kelas perawatan (VIP, Kelas I, Kelas II, Kelas III)
• Variasi temporer
13
KUANTITAS LIMBAH PADAT MEDIS
Faktor yang mempegaruhi kuntitas limbah:
LOG BOOK LIMBAH B3
MASUKNYA LIMBAH B3 KE TPS LB3 KELUARNYA LIMBAH B3 DARI TPS SISA DI
TPS
NO JENIS LB3
MASUK
KODE
LIMBAH
TGL
MASUK
LIMBAH
SUMBER LB3 JML LB3
MASUK
MAX
SIMPAN
(hari)
TGL
KELUAR
LIMBAH
JML
LIMBAH
KELUAR
TUJUAN NO
MANIFEST
SISA DI
TPS
1 LIMBAH KLINIS
INFEKSIUS
A337-1 04-05-2017 RUANG
OPERASI
KG 2 06-05-2017 PT. PPLi AA KG
2 FARMASI
KADALUARSA
A337-2 07-05-2017 RUANG OBAT KG 90 - - - - KG
3 BAHAN KIMIA
KADALUARSA
A337-3 LABORATORIU
M
KG 90 KG
4 PERALATAN
MEDIS LOGAM
BERAT
A337-5 RUANG
PEMERIKSAAN
KG KG
5 SLUDGE IPAL B337-2 FILTER PRESS
IPAL
KG KG
6 OLI BEKAS B105d BENGKEL KG KG
Ditindaklanjuti sendiri
atau
Oleh pihak ketiga
LIMBAH
FASYANKES
PADAT
CAIR
GAS LIMBAH B3
. B3 MEDIS
. B3 NON MEDIS
DOMESTIK
 limbah infeksius,
 limbah patologi,
 limbah benda tajam,
 Limbah farmasi,
 limbah sitotoksis,
 limbah kimiawi,
 limbah radioaktif,
 limbah tabung gas/kontainer
bertekanan, dan
 limbah dari peralatan medis
dengan kandungan logam berat yang
tinggi
limbah padat dari dapur,
perkantoran, taman, dan halaman
yang dapat dimanfaatkan kembali
apabila ada teknologinya
semua air buangan termasuk
tinja yang berasal dari kegiatan
rumah sakit yang kemungkinan
mengandung mikroorganisme,
bahan kimia beracun dan
radioaktif yang berbahaya bagi
kesehatan
semua limbah yang berbentuk
gas yang berasal dari kegiatan
pembakaran di rumah sakit
seperti insinerator, dapur,
perlengkapan generator,
anastesi, dan pembuatan obat
citotoksik
Sumber: PERMENKES NO 7/2019
Kategori/
Jenis LB3
15
Limbah B3 dalam
PermenLHK No.56 Tahun 2015
16
limbah infeksius,
limbah patologi dan Anatomi
limbah benda tajam,
Limbah farmasi berbahaya
limbah sitotoksis,
limbah kimia berbahaya
limbah dengan kandungan logam berat
yang tinggi
limbah kontainer bertekanan,
limbah yang sangat infeksius dan
limbah radioaktif,
KATEGORI/JENIS LIMBAH B3
MENURUT WHO/ORGANISASI
KESEHATAN DUNIA yaitu sebagai
berikut:
17
JENIS DAN KARAKTERISTIK LIMBAH PADAT B3 MEDIS
JENIS LIMBAH
 limbah infeksius,
 limbah patologi dan Anatomi
 limbah benda tajam,
 Limbah farmasi berbahaya
 limbah sitotoksis,
 limbah kimia berbahaya
 limbah dengan kandungan logam berat yang
tinggi
 limbah kontainer bertekanan,
 limbah radioaktif,
KARAKTERISTIK LIMBAH
 Limbah yang mengandung Mikroorganisme
Patogen (bakteri,virus,parasit, jamur)
 Limbah yang berasal dari cairan/jaringan tubuh
 Contohnya jarum,peralatan infus, skatpel dll
 Limbah yang mengandung bahan farmasi
 limbah yang mengandung bahan yang bersifat
genotoksik (obat-obatan yang dipakai kemo terapi)
 limbah yang mengandung bahan kimia (bahan
reaget di laboratorium)
 Baterai, termometer pecah, alat ukur tekanan
darah
 Tabung gas, gas cartridge,kaleng aerosol
 limbah yang mengandung bahan radioaktif, (cairan
yang tidak di pakai dari terapi radioaktif
Wadah Limbah Medis Padat
18
Dalam melaksanakan Pemilahan minimal ada 3
wadah yang di letakkan di sumber penghasil yaitu
untuk limbah:
1. Jarum suntik (wadah yang tahan tusukan /SAFETY
BOX)
2. Infeksius (wadah tertutup, punya pedal injakan, di
lapisi plastik warna kuning)
3. Botol infus/plastik kemasan (wadah tertutup,
punya pedal injakan, di lapisi plastik warna bening)
19
20
21
PENGELOLAAN LIMBAH
PADAT B3 MEDIS SESUAI
PROSEDUR
Identifikasi
22
1.Pengurangan dan pemilahan
2.Penyimpanan sementara
3.Pengangkutan
4.Pengolahan
5.Penguburan
6.Penimbunan
A. TAHAPAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT
B3 MEDIS (Permen LH No 56 Tahun 2015)
Langkah awal sebelum pengelolaan
Tahapan Kegiatan Pengelolaan Limbah
• Identifikasi seluruh kegiatan (sumber)
• Identifikasi limbah dan cemaran yang dihasilkan;
• Identifikasi apakah limbah yang dihasilkan dikategorikan limbah B3;
• Kelompokkan jenis limbah B3 yang dihasilkan;
• Tentukan kodifikasi untuk seluruh limbah B3 yang dihasilkan;
• Identifikasikan rencana dan tata cara pengelolaan atau pengolahan
atas semua limbah B3 yang dihasilkan (sendiri atau pihak ketiga).
23
Identifikasi Limbah B3
NO LIMBAH BERBAHAYA DAN BERACUN SUMBER DIHASILKAN
1 Infeksius dan Benda Tajam Sisa pelayanan medis
2 Sisa Kimia Kemoterapi dan antineoplastik Preparasi dan farmasi
3 formaldehid Patologi, otopsi, dialisis, unit keperawatan
4 Kimia fotografi (fixer dan developer) radiologi
5 Pelarut (solven) Patologi, histologi, laboratorium, engineering
6 Merkuri Seluruh area klinik (thermometer, pengukur tekanan
darah, tabung cantor, dll)
7 Gas Anastesi Ruang operasi
8 Etilen Oksida Pusat sterilisasi, terapi saluran pernafasan
9 Radio nuklida Onkologi radiasi
10 Larutan disinfektasi Seluruh rumah sakit, kantor, ruang operasi
11 Pelumas/olie bekas, pelarut pembersih, sisa cat,
lampu TL, degreaser, dll
Bengkel Tekhnik
24
1. PENGURANGAN & PEMILAHAN
 Menghindari penggunaan material yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun
apabila terdapat pilihan yang lain;
 Melakukan tata kelola yang baik terhadap
setiap bahan atau material yang berpotensi
menimbulkan gangguan kesehatan dan/atau
pencemaran terhadap lingkungan;
 Melakukan tata kelola yang baik pengadaan
bahan kimia dan bahan farmasi untuk
menghindari terjadinya penumpukan dan
kedaluwarsa (First In First Out/FIFO);
 Melakukan pencegahan dan perawatan berkala
terhadap peralatan.
25
26
Kegiatan yang tidak dapat di
pisahkan dari Tahapan Pemilahan
yaitu :
1.Pewadahan
2.Pengumpulan/Pengemasan
3.Pengangkutan Internal
PEWADAHAN LIMBAH B3
27
 WADAH DILENGKAPI DENGAN
PENUTUP
 TERBUAT DARI BAHAN ANTI
TUSUKAN (PLASTIK PEJAL, LOGAM)
DAN ANTI BOCOR
 DILENGKAPI DENGAN KANTONG
DAN SIMBOL SESUAI
KARAKTERISTIK LIMBAH
SIMBOL LIMBAH B3
[PERMEN LH 14/2013]
28
TANDA ARAH
PENUTUP
LABEL
SIMBOL
PEWADAHAN DAN PENANDAAN
Pengumpulan dan Pengemasan Limbah B3
Fasyankes
29
Pengangkutan Internal
30
1. Limbah yang telah dilakukan pemilahan dari sumber penghasil harus
segera di lakukan Pengangkutan Internal minimal 1x dalam sehari
atau jika limbah medis sudah memenuhi ¾ wadah
2. Petugas CS menyiapkan dokumen serah terima limbah medis
3. Petugas CS melaksanakanpengangkutan dari sumber penghasil ke TPS
dengan menggunakan troli berwarna kuning, simbol biohazard,
tertutup rapat dengan jalur yang telah di tetapkan
4. Troli yang di gunakan dibersihkan dan di desinfeksi setiap hari
5. Petugas cs menyerahkan limbah medis ke petugas TPS yang
sebelumnya di lakukan penimbangan dan pencatatan dalamdokumen
manifest
2. PENYIMPANAN LIMBAH B3
Dilakukan dengan cara antara lain:
a. menyimpan Limbah B3 di fasilitas
Penyimpanan Limbah B3/ Cool
Storage;
b. menggunakan wadah Limbah B3
sesuai kelompok Limbah B3;
c. penggunaan warna pada setiap
kemasan dan/atau wadah Limbah
sesuai karakteristik Limbah B3; dan
d. pemberian simbol dan label Limbah
B3 pada setiap kemasan dan/atau
wadah Limbah B3 sesuai
karakteristik Limbah B3.
31
Tempat
Penyimpanan
limbah
Infeksius
32
PERSYARATAN PENYIMPANAN
Penyimpanan dalam Bangunan
penyimpanan Limbah B3 dapat
dilakukan pada fasilitas atau ruangan
khusus yang berada di dalam
bangunan:
1. kondisi tidak memungkinkan;
2. akumulasi volume limbah yang
dihasilkan relatif kecil; dan
3. limbah dilakukan pengolahan
lebih lanjut dalam waktu kurang
dari 48 sejak Limbah dihasilkan.
Batas Waktu Penyimpanan
Limbah infeksius, benda tajam,
dan/atau patologis : (Permen LHK
No 56 Tahun 2015)
▪ 2 (dua) hari pada temperatur
lebih besar dari 0O celcius ;
▪ 90 (sembilan puluh) hari pada
suhu sama dengan atau lebih
kecil dari 0O celcius (Cool
Storage) ;
33
PERSYARATAN LOKASI DAN FASILITAS PENYIMPANAN
PERSYARATAN LOKASI
• Persyaratan lokasi Penyimpanan
Limbah B3 meliputi:
• merupakan daerah bebas banjir
dan tidak rawan bencana alam,
atau yang direkayasa; dan
• jarak antara lokasi Pengelolaan
Limbah B3 dengan lokasi fasilitas
umum diatur dalam Izin
Lingkungan.
PERSYARATAN FASILITAS
• lantai kedap berdrainase serta mudah dibersihkan dan
dilakukan disinfeksi.
• tersedia sumber air untuk pembersihan.
• mudah diakses oleh yang berhak
• Memudahkan muat-bongkar untuk pengangkutan;
• terlindungi dari sinar matahari, hujan, angin kencang, banjir,
dan faktor lain yang berpotensi menimbulkan kecelakaan
atau bencana kerja.
• tidak dapat diakses oleh hewan, serangga, dan burung.
• ventilasi dan pencahayaan yang baik dan memadai.
• jauh dari tempat penyimpanan atau penyiapan makanan.
• peralatan pembersihan, pakaian pelindung, dan wadah atau
kantong limbah harus diletakkan sedekat mungkin dengan
lokasi fasilitas penyimpanan.
• dinding, lantai, dan langit-langit fasilitas penyimpanan
senantiasa dalam keadaan bersih, termasuk pembersihan
lantai setiap hari.
3. Pengangkutan Limbah Padat B3 Medis di
FASYANKES
35
Apabila terjdi kecelakaan, hubungi
Telp. ..........................................
Dilakukan oleh:
a. Penghasil Limbah B3 terhadap
Limbah B3 yang dihasilkannya dari
lokasi Penghasil Limbah B3 ke:
1. tempat Penyimpanan Limbah B3
yang digunakan sebagai depo
pemindahan; atau
2. Pengolah Limbah B3 yang memiliki
izin Pengelolaan Limbah B3 untuk
kegiatan Pengolahan Limbah B3;
atau
b. Pengangkut Limbah B3 yang memiliki
Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk
Kegiatan Pengangkutan Limbah B3,
jika Pengangkutan Limbah B3
dilakukan di luar wilayah kerja
fasilitas pelayanan kesehatan.
36
1
2
3
4
5
6
7
Pengirim
Pengangkut
KLHK
Penerima
Gubernur
3 7
1
2 5
4
6
DISTRIBUSI MANIFES (DOKUMEN LIMBAH B3)
Kepka Bapedal
Nomor :Kep-
02/Bapedal/09/19
95 Tentang
Dokumen Limbah
B3
Putih
Kuning
Hijau
Merah muda
Biru
Krem
Unggu
37
Bagian Pertama: diisi oleh
pengirim/penghasil LB3:
pengumpul, pemanfaat,
pengelola
Bagian Kedua: diisi oleh
pengangkut LB3
Bagian Ketiga: diisi oleh
penerima LB3: pengumpul,
pemanfaat, pengelola LB3
Dokumen Limbah B3
4. PENGOLAHAN LIMBAH FASYANKES
PENGOLAHAN TERMAL
 AUTOKLAF
 MICROWAVE
 IRADIASI
 INSINERATOR
TEKNOLOGI LAIN SESUAI
PERKEMBANGAN ILMU
PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI.
PENGOLAHAN NONTERMAL
 DISINFEKSI KIMIAWI
 PROSES BIOLOGIS
 ENKAPSULASI
 INERTISASI
38
Kriteria Pemilihan Teknologi Pengolahan
Limbah Fasyankes
• efisiensi pengolahan;
• pertimbangan kesehatan, keselamatan, dan lingkungan;
• reduksi volume dan masa (berat);
• jenis dan kuantitas Limbah yang diolah;
• infrastruktur dan ruang (area) yang diperlukan;
• biaya investasi dan operasional;
• ketersediaan fasilitas pembuangan atau penimbunan akhir;
• kebutuhan pelatihan untuk personil operasional (operator);
• pertimbangan operasi dan perawatan;
• lokasi dan/atau keadaan di sekitar lokasi pengolahan;
• akseptabilitas dari masyarakat sekitar; dan
• persyaratan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
39
40
Pengoperasian Autoclaf tipe vakum dilakukan
dengan:
1. Temperatur lebih besar atau sama dengan 121
0C, Tekanan15 psi atau 1,02 atm, waktu tinggal
didalam autoclaf sekurang–kurangnya 45 menit.
2. Temperatur lebih besar atau sama dengan 135
0C, Tekanan 31 psi atau2,11 atm, waktu tinggal
didalam autoclaf sekurang–kurangnya3 0 menit.
Uji validasi: harus mampu membunuh spora
Bacillus stearothermophilus
1. Pengoperasian Gelombang Mikro dilakukan
dengan temperatur 1000C, waktu tinggal paling
singkat 30 menit
Pengoperasian Autoclaf tipe alir gravitasi
dilakukan dengan:
1. Temperatur lebih besar atau sama dengan
121 0C, Tekanan 15 psi atau 1,02 atm,
waktu tinggal didalam autoclaf sekurang–
kurangnya 60 menit
2. Temperatur lebih besar atau sama dengan
135 0C, Tekanan 31 psi atau2,11 atm,
waktu tinggal didalam autoclaf sekurang–
kurangnya 45 menit
3. Temperatur lebih besar atau sama dengan
149 0C, Tekanan 52 psi atau 3,54 atm,
waktu tinggal didalam autoclaf sekurang–
kurangnya 30 menit.
Pengolahan limbah medis dengan Autoklaf dan Gelombang Mikro
41
42
43
ALAT AUTOCLAF HASIL OLAHAN AUTOCLAF
44
45
ALAT MICROWAVE HASILOLAHAN MICROWAVE
46
PROSES IRRADIASI
• Efisiensi pembakaran > 99,95%;
• Temperatur pada ruang bakar utama (primary chamber) minimum 800 oC
(temperatur operasional);
• Temperatur pada ruang bakar kedua (secondary chamber) minimum 1000
oC (temperatur operasional), dengan waktu tinggal minimum 2 (dua)
detik;
• Memiliki alat pengendali pencemaran udara (misal: wet scrubber);
• Ketinggian cerobong minimum 14 meter dari permukaan tanah; dan
• Memenuhi baku mutu emisi.
• Pengolahan limbah sitotoksik (genotoksik) pada temperatur 1200 oC.
47
INSINERATOR
48
CONTOH INSINERATOR RUMAH SAKIT
✓ Di musnahkan dalam INCENERATOR, atau
KERJASAMA dengan Pihak ke 3 berijin
✓ Pewadahannya dengan KRESEK KUNING
✓ Jarum suntik+spluit dan benda tajam di tampung
dalam Safety Box
✓ Pengangkutan limbah B3 Medis setiap 2 hari
sekali
Pengelolaan Limbah Padat B3 Medis
(Limbah Infeksius dan sangat Infeksius,
Patologi dan Anatomi, Farmasi,
Sitotoksik)
Pengelolaan Limbah Padat
B3 Non Medis (Lampu
bekas, Batu baterai bekas, Olie
bekas, Accu bekas,
Sludge/Lumpur IPAL)
• Bekerja sama dengan Pihak yang
berijin
•Pilih vendor/ perusahaan pengolah yang memiliki ijin
dari KLHK untuk mengolah limbah B3 sesuai dengan
karakteristik limbah B3 yang dihasilkan
•Pastikan transporter memiliki ijin dari KLHK sebagai
transporter dan kendaraan pengangkut memiliki ijin
dari Dinas Perhubungan
•Pengirim, pengangkut, dan pengolah harus memiliki
manifest elektronik (festronik)
51
Kerjasama pengolahan limbah
52
Pratama Faktor-faktor yang mempengaruhi proses kimia / disinfeksi:
a) Jenis disinfektan
b) Jenis mikroorganisme
c) Konsentrasi disinfektan dan waktu kontak natrium hipoklorit lama kontak
desinfeksi antara 15 -30 menit
d) Derajat keasaman (pH)
e) Suhu
f) Fisika dan kimia pada proses
PROSES KIMIA
53
PROSES BIOLOGI
PROSESMEKANIK
54
ENKAPSULASI
1. Enkapsulasi adalah salah satu proses solidifikasi untuk mengurangi potensi
racun dan kandungan limbah B3 melalui upaya memperkecil/membatasi
daya larut, pergerakan/penyebaran dan daya racunnya sebelum limbah B3
tersebut dibuang ke tempat penimbunan akhir
2. Enkapsulasi dilakukan dengan cara memasukkan limbah sebanyak 2/3 dari
volume wadah dan selanjutya di tambahkan material immobilisasi (berupa
pasir bituminus dan atau semen) sampai penuh sebelum wadahnya di
tutup dan dikunkung
3. Jenis limbah yang dapat dilakukan enkapsulasi antara lain : Limbah benda
tajam, limbah farmasi, abu terbang dan atau abu dasar dari Insinerator
4. Penerpan Enkapsilasi harus mendapat persetujuan dari DLH Kota sesuai
dengan PP No 101 tahun 2014
55
1. Inertisasi adalah salah satu proses solidifikasi untuk mengurangi potensi racun dan
kandungan limbah B3 melalui upaya memperkecil/membatasi daya larut,
pergerakan/penyebaran dan daya racunnya sebelum limbah B3 tersebut dibuang
ke tempat penimbunan akhir
2. Inertisasi dilakukan dengan cara limbah dicampur dengan pasir dan semen
menggunakan sekop dengan perbandingan limbah, pasir dan semen 3:2:1, hasil
pencampuran selanjutnya di tuangkan dalam sebuah cetakan dengan uk dimensi
min 40 cm x 40 cm x 40 cm, setelah cetakan tersebut sebelumnya telah dilapisi
dengan plastik sehingga dapat mengungkung campuran limbah. Hasil
pencampuran biarkan selama 5 hari agar prosenya sempurna.
3. Jenis limbah yang dapat dilakukan enkapsulasi antara lain : Limbah benda tajam,
limbah farmasi, abu terbang dan atau abu dasar dari Insinerator
4. Penerpan Enkapsilasi harus mendapat persetujuan dari DLH Kota sesuai dengan PP
No 101 tahun 2014
INERTISASI
5. PENGUBURAN
Hanya untuk Limbah Patologis dan benda tajam;
Lokasi penguburan dan fasilitas penguburan
limbah medis wajib memiliki/mendapatkan
persetujuan dari BLH kabupaten/kota.
Persyaratan Kegiatan:
▪ Tidak ada fasilitas insinerator di
wilayah tsb;
▪ Pada kondisi darurat, dan setelah
disinfektasi atas limbah;
▪ Dilakukan oleh penghasil
Persyaratan teknis:
◆lokasi kuburan harus bebas banjir, kedap air dan berjarak
sekurang-kurangnya 200 m (lima puluh meter) dari sumur,
perumahan, fasilitas umum, dan kawasan lindung;
◆kedalaman kuburan sekurang-kurangnya 2 (dua) meter,
diisi dengan limbah medis sebanyak-banyaknya setengah
dari jumlah volume total, dan ditutup dengan kapur
dengan ketebalan sekurang-kurangnya 50 cm (lima puluh
sentimeter) sebelum ditutup dengan tanah;
◆kuburan harus dilengkapi pagar pengaman;
◆apabila dilakukan penambahan limbah kedalam kuburan,
tanah dengan ketebalan sekurang-kurangnya 10 cm
(sepuluh sentimeter) ditambahkan pada setiap lapisan
limbah;
◆penguburan harus dilakukan dalam pengawasan yang
ketat; dan
◆kuburan wajib dirawat dan dicatat oleh usaha dan/atau
kegiatan yang melakukan penguburan.
56
6. PENIMBUNAN
57
a. Abu terbang insinerator; dan
b. Slag/abu dasar insinerator.
a. penimbunan saniter;
b. penimbunan terkendali;
dan/atau
c. Penimbunan akhir
Limbah B3 yang memiliki
Izin Pengelolaan LB
Persertujuan dari Provinsi atau Kabupaten/Kota
58
TEKNIK PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT
1. Penyedian sarana dan prasarana sesuai dengan ketentuan teknis yang di persyaratkan:
a. Kantong plastik limbah dengan pembedaan warna sesuai dengan jenis limbah berdasarkan ketentuan yang
beraku
b. Kontainer/tempat sampah termasuk Safety Box
c. Label sesuai dengan jenis-jenis limbah
d. Wheelbin/troli untuk pengangkutan libah dari ruangan ke TPS
e. Timbangan
f. TPS sampah medis
g. Alat pemusnah limbah (MOU dengan pihak pengolah yang berijin)
2. Tersedianya dan di gunakannya APD (sepatu, sarung tangan, apron, masker, topi) oleh petugas dalam setiap tahap
pengolahannya
3. Terimplementasinya kegiatan pengelolaan limbah baik oleh petugas ruangan, petugas CS dan petugas TPS
4. Terlaksananya pengawasan oleh tenaga sanitarian dalam upaya mencegah terjadinya kesalahan maupun
penyalahgunaan yang tidak di harapkan
5. Tersusunya SPO dari kegiatan pengolahan limbah medis padat
PERLINDUNGAN PERSONEL PENGELOLAAN LIMBAH B3
• Higiene perorangan: fasilitas
mencuci tangan (dengan air
mengalir, sabun, dan alat
pengering) atau cairan antiseptik;.
• Imunisasi: Hepatitis B dan Tetanus.
• Penerapan Praktik penanganan:
• Pemeriksaan medis khusus
(medical check-up) minimal dua
tahun sekali.
• Makanan tambahan bagi petugas
pengelola limbah.
59
SEMOGA BERMANFAAT
TERIMA KASIH
60

More Related Content

What's hot

Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3).pptx
Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3).pptxPengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3).pptx
Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3).pptxyayanlonga1
 
form-inspeksi-sanitasii
form-inspeksi-sanitasiiform-inspeksi-sanitasii
form-inspeksi-sanitasiiSyaiful Bahri
 
PTPS : LIMBAH MEDIS
PTPS : LIMBAH MEDISPTPS : LIMBAH MEDIS
PTPS : LIMBAH MEDISJUHERAH
 
PPT RP Pengelolaan Limbah Medis.pptx
PPT RP Pengelolaan Limbah Medis.pptxPPT RP Pengelolaan Limbah Medis.pptx
PPT RP Pengelolaan Limbah Medis.pptxHUUN1
 
pengukuran kebugaran jasmani metode rockport
pengukuran kebugaran jasmani metode rockportpengukuran kebugaran jasmani metode rockport
pengukuran kebugaran jasmani metode rockportZakiah dr
 
Pengelolaan limbah b3
Pengelolaan limbah b3Pengelolaan limbah b3
Pengelolaan limbah b3Arfanhandrah
 
Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat
Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat
Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat Dokter Tekno
 
Penyehatan lingkungan untuk puskesmas
Penyehatan lingkungan untuk puskesmasPenyehatan lingkungan untuk puskesmas
Penyehatan lingkungan untuk puskesmasDR Irene
 
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmasPermenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmasAdelina Hutauruk
 
KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...
KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...
KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...Muhamad Imam Khairy
 
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...Adelina Hutauruk
 
limbah b3 dan prinsip pengelolaan
limbah b3 dan prinsip pengelolaanlimbah b3 dan prinsip pengelolaan
limbah b3 dan prinsip pengelolaannamakuguten
 
PTPS : SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS
PTPS : SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH MEDISPTPS : SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS
PTPS : SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH MEDISJUHERAH
 
Hygiene Sanitasi Makanan
Hygiene Sanitasi MakananHygiene Sanitasi Makanan
Hygiene Sanitasi MakananGilang Rosul
 

What's hot (20)

Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3).pptx
Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3).pptxPengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3).pptx
Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3).pptx
 
form-inspeksi-sanitasii
form-inspeksi-sanitasiiform-inspeksi-sanitasii
form-inspeksi-sanitasii
 
PTPS : LIMBAH MEDIS
PTPS : LIMBAH MEDISPTPS : LIMBAH MEDIS
PTPS : LIMBAH MEDIS
 
PPT RP Pengelolaan Limbah Medis.pptx
PPT RP Pengelolaan Limbah Medis.pptxPPT RP Pengelolaan Limbah Medis.pptx
PPT RP Pengelolaan Limbah Medis.pptx
 
Kmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasaboga
Kmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasabogaKmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasaboga
Kmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasaboga
 
pengukuran kebugaran jasmani metode rockport
pengukuran kebugaran jasmani metode rockportpengukuran kebugaran jasmani metode rockport
pengukuran kebugaran jasmani metode rockport
 
Ppt Limbah B3
Ppt Limbah B3Ppt Limbah B3
Ppt Limbah B3
 
Pestisida
PestisidaPestisida
Pestisida
 
Pengelolaan limbah b3
Pengelolaan limbah b3Pengelolaan limbah b3
Pengelolaan limbah b3
 
pengukuran timbulan sampah
pengukuran timbulan sampahpengukuran timbulan sampah
pengukuran timbulan sampah
 
Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat
Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat
Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat
 
Penyehatan lingkungan untuk puskesmas
Penyehatan lingkungan untuk puskesmasPenyehatan lingkungan untuk puskesmas
Penyehatan lingkungan untuk puskesmas
 
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmasPermenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
 
KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...
KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...
KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...
 
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
 
form MSDS
form MSDSform MSDS
form MSDS
 
limbah b3 dan prinsip pengelolaan
limbah b3 dan prinsip pengelolaanlimbah b3 dan prinsip pengelolaan
limbah b3 dan prinsip pengelolaan
 
POWER POINT PPI.pptx
POWER POINT PPI.pptxPOWER POINT PPI.pptx
POWER POINT PPI.pptx
 
PTPS : SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS
PTPS : SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH MEDISPTPS : SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS
PTPS : SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS
 
Hygiene Sanitasi Makanan
Hygiene Sanitasi MakananHygiene Sanitasi Makanan
Hygiene Sanitasi Makanan
 

Similar to MI.3-UPELKES-Pengelolaan-Limbah-Padat-B3-Medis.pdf

Kesehatan dan keselamatan kerja penanganan limbah b3
Kesehatan dan keselamatan kerja penanganan limbah b3Kesehatan dan keselamatan kerja penanganan limbah b3
Kesehatan dan keselamatan kerja penanganan limbah b3sitialimahromadhoni
 
On The Job Training Limbah B3 Medis di.pptx
On The Job Training Limbah B3 Medis di.pptxOn The Job Training Limbah B3 Medis di.pptx
On The Job Training Limbah B3 Medis di.pptxNiluhGedeSumardani
 
Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)
Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)
Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)Tini Wartini
 
Kebijakan Limbah Medis BLHD Kab_Tangsel_ OK (117).pptx
Kebijakan Limbah Medis BLHD Kab_Tangsel_ OK (117).pptxKebijakan Limbah Medis BLHD Kab_Tangsel_ OK (117).pptx
Kebijakan Limbah Medis BLHD Kab_Tangsel_ OK (117).pptxssuser7f9e8a
 
PENGELOLAAN-LB3-INDUSTRI-SALATIGA.pdf
PENGELOLAAN-LB3-INDUSTRI-SALATIGA.pdfPENGELOLAAN-LB3-INDUSTRI-SALATIGA.pdf
PENGELOLAAN-LB3-INDUSTRI-SALATIGA.pdfAhmadFadhli38
 
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS - COVID 19 - PERSI 2020.pptx.pptx
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS - COVID 19  - PERSI 2020.pptx.pptxPENGELOLAAN LIMBAH MEDIS - COVID 19  - PERSI 2020.pptx.pptx
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS - COVID 19 - PERSI 2020.pptx.pptxDevchannel
 
Dinkes-Jabar-Pengelolaan-LIMBAH-MEDIS-FASYANKES.pptx
Dinkes-Jabar-Pengelolaan-LIMBAH-MEDIS-FASYANKES.pptxDinkes-Jabar-Pengelolaan-LIMBAH-MEDIS-FASYANKES.pptx
Dinkes-Jabar-Pengelolaan-LIMBAH-MEDIS-FASYANKES.pptxKMBBINDONESIA
 
Copy of PENGELOLAAN B3 DAN LIMBAH B3.pdf
Copy of PENGELOLAAN B3 DAN LIMBAH B3.pdfCopy of PENGELOLAAN B3 DAN LIMBAH B3.pdf
Copy of PENGELOLAAN B3 DAN LIMBAH B3.pdfrosintauli1
 
Materi Pengelolaan Limbah Medis di Fasyankes.pptx
Materi Pengelolaan Limbah Medis di Fasyankes.pptxMateri Pengelolaan Limbah Medis di Fasyankes.pptx
Materi Pengelolaan Limbah Medis di Fasyankes.pptxelandsaja
 
PPT Manajemen Pengelolaan Limbah_ PAEI.pptx
PPT Manajemen Pengelolaan Limbah_ PAEI.pptxPPT Manajemen Pengelolaan Limbah_ PAEI.pptx
PPT Manajemen Pengelolaan Limbah_ PAEI.pptxericergi
 
IPA AMDAL BIDANG KESEHATAN
IPA AMDAL BIDANG KESEHATANIPA AMDAL BIDANG KESEHATAN
IPA AMDAL BIDANG KESEHATANAris Khinuzuka
 
MATERI LIMBAH B3 (PMK 2 TH 2023) KEPRI.pdf
MATERI LIMBAH B3 (PMK 2 TH 2023) KEPRI.pdfMATERI LIMBAH B3 (PMK 2 TH 2023) KEPRI.pdf
MATERI LIMBAH B3 (PMK 2 TH 2023) KEPRI.pdfAidsHiv
 
MD.1-Pengelolaan-LIMBAH-MEDIS-FASYANKES.pdf
MD.1-Pengelolaan-LIMBAH-MEDIS-FASYANKES.pdfMD.1-Pengelolaan-LIMBAH-MEDIS-FASYANKES.pdf
MD.1-Pengelolaan-LIMBAH-MEDIS-FASYANKES.pdfRusdinAAMLS
 
12.PENANGANAN B3.pptx
12.PENANGANAN B3.pptx12.PENANGANAN B3.pptx
12.PENANGANAN B3.pptxnishikawahse
 
MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdf
MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdfMI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdf
MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdfHendrawanSetya
 

Similar to MI.3-UPELKES-Pengelolaan-Limbah-Padat-B3-Medis.pdf (20)

Kesehatan dan keselamatan kerja penanganan limbah b3
Kesehatan dan keselamatan kerja penanganan limbah b3Kesehatan dan keselamatan kerja penanganan limbah b3
Kesehatan dan keselamatan kerja penanganan limbah b3
 
On The Job Training Limbah B3 Medis di.pptx
On The Job Training Limbah B3 Medis di.pptxOn The Job Training Limbah B3 Medis di.pptx
On The Job Training Limbah B3 Medis di.pptx
 
Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)
Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)
Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)
 
Kebijakan Limbah Medis BLHD Kab_Tangsel_ OK (117).pptx
Kebijakan Limbah Medis BLHD Kab_Tangsel_ OK (117).pptxKebijakan Limbah Medis BLHD Kab_Tangsel_ OK (117).pptx
Kebijakan Limbah Medis BLHD Kab_Tangsel_ OK (117).pptx
 
PENGELOLAAN-LB3-INDUSTRI-SALATIGA.pdf
PENGELOLAAN-LB3-INDUSTRI-SALATIGA.pdfPENGELOLAAN-LB3-INDUSTRI-SALATIGA.pdf
PENGELOLAAN-LB3-INDUSTRI-SALATIGA.pdf
 
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS - COVID 19 - PERSI 2020.pptx.pptx
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS - COVID 19  - PERSI 2020.pptx.pptxPENGELOLAAN LIMBAH MEDIS - COVID 19  - PERSI 2020.pptx.pptx
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS - COVID 19 - PERSI 2020.pptx.pptx
 
Dinkes-Jabar-Pengelolaan-LIMBAH-MEDIS-FASYANKES.pptx
Dinkes-Jabar-Pengelolaan-LIMBAH-MEDIS-FASYANKES.pptxDinkes-Jabar-Pengelolaan-LIMBAH-MEDIS-FASYANKES.pptx
Dinkes-Jabar-Pengelolaan-LIMBAH-MEDIS-FASYANKES.pptx
 
Copy of PENGELOLAAN B3 DAN LIMBAH B3.pdf
Copy of PENGELOLAAN B3 DAN LIMBAH B3.pdfCopy of PENGELOLAAN B3 DAN LIMBAH B3.pdf
Copy of PENGELOLAAN B3 DAN LIMBAH B3.pdf
 
Materi Pengelolaan Limbah Medis di Fasyankes.pptx
Materi Pengelolaan Limbah Medis di Fasyankes.pptxMateri Pengelolaan Limbah Medis di Fasyankes.pptx
Materi Pengelolaan Limbah Medis di Fasyankes.pptx
 
PPT Manajemen Pengelolaan Limbah_ PAEI.pptx
PPT Manajemen Pengelolaan Limbah_ PAEI.pptxPPT Manajemen Pengelolaan Limbah_ PAEI.pptx
PPT Manajemen Pengelolaan Limbah_ PAEI.pptx
 
IPA AMDAL BIDANG KESEHATAN
IPA AMDAL BIDANG KESEHATANIPA AMDAL BIDANG KESEHATAN
IPA AMDAL BIDANG KESEHATAN
 
MATERI LIMBAH B3 (PMK 2 TH 2023) KEPRI.pdf
MATERI LIMBAH B3 (PMK 2 TH 2023) KEPRI.pdfMATERI LIMBAH B3 (PMK 2 TH 2023) KEPRI.pdf
MATERI LIMBAH B3 (PMK 2 TH 2023) KEPRI.pdf
 
MD.1-Pengelolaan-LIMBAH-MEDIS-FASYANKES.pdf
MD.1-Pengelolaan-LIMBAH-MEDIS-FASYANKES.pdfMD.1-Pengelolaan-LIMBAH-MEDIS-FASYANKES.pdf
MD.1-Pengelolaan-LIMBAH-MEDIS-FASYANKES.pdf
 
12.PENANGANAN B3.pptx
12.PENANGANAN B3.pptx12.PENANGANAN B3.pptx
12.PENANGANAN B3.pptx
 
Panduan tentang b3 dan apd
Panduan tentang b3 dan apdPanduan tentang b3 dan apd
Panduan tentang b3 dan apd
 
proposal
proposalproposal
proposal
 
SOP_LIMBAH_B.doc
SOP_LIMBAH_B.docSOP_LIMBAH_B.doc
SOP_LIMBAH_B.doc
 
Pmm teori haccp
Pmm teori haccpPmm teori haccp
Pmm teori haccp
 
Hengkyprabowoirianto
HengkyprabowoiriantoHengkyprabowoirianto
Hengkyprabowoirianto
 
MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdf
MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdfMI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdf
MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdf
 

MI.3-UPELKES-Pengelolaan-Limbah-Padat-B3-Medis.pdf

  • 1. By Icih Sukasih, SKM PELATIHAN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS FASYANKES UPELKES-DINKES PROPINSI JAWA BARAT Bandung, 16 s.d 21 September 2019 TATA-TATA CARA PENGELOLAAN LIMBAH PADAT B3 MEDIS DI FASYANKES
  • 2. 2 oleh: • ICIH SUKASIH, SKM • Kepala Instalasi Kesehatan Lingkungan • PUSAT MATA NASIONAL RS.MATA CICENDO BANDUNG
  • 4. LATAR BELAKANG 4 ▪ MENCEGAH TERJADINYA PENCEMARAN TERHADAP LINGKUNGAN ▪ MENCEGAH TERJADINYA PENULARAN PENYAKIT/INFEKSI DAN KECELAKAAN KERJA ▪ MENGHINDARI PENYALAHGUNAAN LIMBAH ▪ PENAATAN PROPER DARI KLHK ▪ PEMENUHAN STANDAR UNTUK AKREDITASI NASIONAL DAN INTERNASIONAL MELAKSANAKAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 SESUAI PERSYARATAN DAN REGULASI YANG BERLAKU
  • 5.
  • 6. 6 Pokok dan Sub Pokok Bahasan 1. Konsep Pengelolaan Limbah Medis Padat Fasyankes a. Pengertian b. Tujuan c. Kuantitas Limbah Medis Padat d. Sumber Limbah Medis Padat e. Jenis Limbah Medis Padat f. Karakteristik Limbah Medis Padat g. Wadah Limbah Medis Padat •Kategori, •Kode Warna •Symbol
  • 7. 7 a.Tahapan dalam pengelolaan •Pengurangan •Pemilahan •Pewadahan •Pengumpulan limbah •Pengangkutan •Penyimpanan ▪ Pengolahan b. Teknik pengelolaan limbah medis padat •Penyusunan SPO tahapan pengelolaan limbah medis padat •Cara pengelolaan limbah medis padat sesuai SPO yang disusun 2. Pengelolaan Limbah Medis Padat Sesuai Prosedur Pokok dan Sub Pokok Bahasan
  • 8. 8 TUJUAN PELATIHAN UMUM: Mampu mengelola limbah medis padat KHUSUS : 1. Menjelaskan konsep pengelolaan limbah medis padat 2. Melakukan Pengelolaan sesuai prosedur
  • 9. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.56/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG : TATA CARA DAN PERSYARATAN TEKNIS PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DARI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN 9 DASAR HUKUM PENGELOLAAN LIMBAH PADAT B3 MEDIS FASYANKES : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG : PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Undang-Undang RI No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
  • 11. PENGERTIAN : LIMBAH B3 (PP 101/2014, PERMENLHK 56/2015) LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN … yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lain … adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan … yang selanjutnya disebut limbah B3 adalah suatu sisa usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3
  • 12. 12 TUJUAN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS FASYANKES Untuk melindungi ..... petugas, pasien dan pengunjung ..... dari terjadinya gangguan kesehatan dan keselamatan kerja serta menurunnya kualitas lingkungan fasyankes akibat limbah medis yang hasilkan fasyankes.
  • 13. • Tingkat Aktifitas (Bed Occupancy Rate, Jumlah pasien per hari, Dan/atau jumlah petugas) • Lokasi (Rural atau Urban) • Tingkat pengembangan layanan (Penambahan jenis pelayanan) • Jenis ruangan (Ruang Rawat Inap-Rawat Jalan, Ruang Operasi –tindakan invasif lain) • Regulasi • Praktek pemilahan • Jenis kelas perawatan (VIP, Kelas I, Kelas II, Kelas III) • Variasi temporer 13 KUANTITAS LIMBAH PADAT MEDIS Faktor yang mempegaruhi kuntitas limbah:
  • 14. LOG BOOK LIMBAH B3 MASUKNYA LIMBAH B3 KE TPS LB3 KELUARNYA LIMBAH B3 DARI TPS SISA DI TPS NO JENIS LB3 MASUK KODE LIMBAH TGL MASUK LIMBAH SUMBER LB3 JML LB3 MASUK MAX SIMPAN (hari) TGL KELUAR LIMBAH JML LIMBAH KELUAR TUJUAN NO MANIFEST SISA DI TPS 1 LIMBAH KLINIS INFEKSIUS A337-1 04-05-2017 RUANG OPERASI KG 2 06-05-2017 PT. PPLi AA KG 2 FARMASI KADALUARSA A337-2 07-05-2017 RUANG OBAT KG 90 - - - - KG 3 BAHAN KIMIA KADALUARSA A337-3 LABORATORIU M KG 90 KG 4 PERALATAN MEDIS LOGAM BERAT A337-5 RUANG PEMERIKSAAN KG KG 5 SLUDGE IPAL B337-2 FILTER PRESS IPAL KG KG 6 OLI BEKAS B105d BENGKEL KG KG Ditindaklanjuti sendiri atau Oleh pihak ketiga
  • 15. LIMBAH FASYANKES PADAT CAIR GAS LIMBAH B3 . B3 MEDIS . B3 NON MEDIS DOMESTIK  limbah infeksius,  limbah patologi,  limbah benda tajam,  Limbah farmasi,  limbah sitotoksis,  limbah kimiawi,  limbah radioaktif,  limbah tabung gas/kontainer bertekanan, dan  limbah dari peralatan medis dengan kandungan logam berat yang tinggi limbah padat dari dapur, perkantoran, taman, dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti insinerator, dapur, perlengkapan generator, anastesi, dan pembuatan obat citotoksik Sumber: PERMENKES NO 7/2019 Kategori/ Jenis LB3 15 Limbah B3 dalam PermenLHK No.56 Tahun 2015
  • 16. 16 limbah infeksius, limbah patologi dan Anatomi limbah benda tajam, Limbah farmasi berbahaya limbah sitotoksis, limbah kimia berbahaya limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi limbah kontainer bertekanan, limbah yang sangat infeksius dan limbah radioaktif, KATEGORI/JENIS LIMBAH B3 MENURUT WHO/ORGANISASI KESEHATAN DUNIA yaitu sebagai berikut:
  • 17. 17 JENIS DAN KARAKTERISTIK LIMBAH PADAT B3 MEDIS JENIS LIMBAH  limbah infeksius,  limbah patologi dan Anatomi  limbah benda tajam,  Limbah farmasi berbahaya  limbah sitotoksis,  limbah kimia berbahaya  limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi  limbah kontainer bertekanan,  limbah radioaktif, KARAKTERISTIK LIMBAH  Limbah yang mengandung Mikroorganisme Patogen (bakteri,virus,parasit, jamur)  Limbah yang berasal dari cairan/jaringan tubuh  Contohnya jarum,peralatan infus, skatpel dll  Limbah yang mengandung bahan farmasi  limbah yang mengandung bahan yang bersifat genotoksik (obat-obatan yang dipakai kemo terapi)  limbah yang mengandung bahan kimia (bahan reaget di laboratorium)  Baterai, termometer pecah, alat ukur tekanan darah  Tabung gas, gas cartridge,kaleng aerosol  limbah yang mengandung bahan radioaktif, (cairan yang tidak di pakai dari terapi radioaktif
  • 18. Wadah Limbah Medis Padat 18 Dalam melaksanakan Pemilahan minimal ada 3 wadah yang di letakkan di sumber penghasil yaitu untuk limbah: 1. Jarum suntik (wadah yang tahan tusukan /SAFETY BOX) 2. Infeksius (wadah tertutup, punya pedal injakan, di lapisi plastik warna kuning) 3. Botol infus/plastik kemasan (wadah tertutup, punya pedal injakan, di lapisi plastik warna bening)
  • 19. 19
  • 20. 20
  • 21. 21 PENGELOLAAN LIMBAH PADAT B3 MEDIS SESUAI PROSEDUR
  • 22. Identifikasi 22 1.Pengurangan dan pemilahan 2.Penyimpanan sementara 3.Pengangkutan 4.Pengolahan 5.Penguburan 6.Penimbunan A. TAHAPAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT B3 MEDIS (Permen LH No 56 Tahun 2015) Langkah awal sebelum pengelolaan
  • 23. Tahapan Kegiatan Pengelolaan Limbah • Identifikasi seluruh kegiatan (sumber) • Identifikasi limbah dan cemaran yang dihasilkan; • Identifikasi apakah limbah yang dihasilkan dikategorikan limbah B3; • Kelompokkan jenis limbah B3 yang dihasilkan; • Tentukan kodifikasi untuk seluruh limbah B3 yang dihasilkan; • Identifikasikan rencana dan tata cara pengelolaan atau pengolahan atas semua limbah B3 yang dihasilkan (sendiri atau pihak ketiga). 23
  • 24. Identifikasi Limbah B3 NO LIMBAH BERBAHAYA DAN BERACUN SUMBER DIHASILKAN 1 Infeksius dan Benda Tajam Sisa pelayanan medis 2 Sisa Kimia Kemoterapi dan antineoplastik Preparasi dan farmasi 3 formaldehid Patologi, otopsi, dialisis, unit keperawatan 4 Kimia fotografi (fixer dan developer) radiologi 5 Pelarut (solven) Patologi, histologi, laboratorium, engineering 6 Merkuri Seluruh area klinik (thermometer, pengukur tekanan darah, tabung cantor, dll) 7 Gas Anastesi Ruang operasi 8 Etilen Oksida Pusat sterilisasi, terapi saluran pernafasan 9 Radio nuklida Onkologi radiasi 10 Larutan disinfektasi Seluruh rumah sakit, kantor, ruang operasi 11 Pelumas/olie bekas, pelarut pembersih, sisa cat, lampu TL, degreaser, dll Bengkel Tekhnik 24
  • 25. 1. PENGURANGAN & PEMILAHAN  Menghindari penggunaan material yang mengandung bahan berbahaya dan beracun apabila terdapat pilihan yang lain;  Melakukan tata kelola yang baik terhadap setiap bahan atau material yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan dan/atau pencemaran terhadap lingkungan;  Melakukan tata kelola yang baik pengadaan bahan kimia dan bahan farmasi untuk menghindari terjadinya penumpukan dan kedaluwarsa (First In First Out/FIFO);  Melakukan pencegahan dan perawatan berkala terhadap peralatan. 25
  • 26. 26 Kegiatan yang tidak dapat di pisahkan dari Tahapan Pemilahan yaitu : 1.Pewadahan 2.Pengumpulan/Pengemasan 3.Pengangkutan Internal
  • 27. PEWADAHAN LIMBAH B3 27  WADAH DILENGKAPI DENGAN PENUTUP  TERBUAT DARI BAHAN ANTI TUSUKAN (PLASTIK PEJAL, LOGAM) DAN ANTI BOCOR  DILENGKAPI DENGAN KANTONG DAN SIMBOL SESUAI KARAKTERISTIK LIMBAH
  • 28. SIMBOL LIMBAH B3 [PERMEN LH 14/2013] 28 TANDA ARAH PENUTUP LABEL SIMBOL PEWADAHAN DAN PENANDAAN
  • 29. Pengumpulan dan Pengemasan Limbah B3 Fasyankes 29
  • 30. Pengangkutan Internal 30 1. Limbah yang telah dilakukan pemilahan dari sumber penghasil harus segera di lakukan Pengangkutan Internal minimal 1x dalam sehari atau jika limbah medis sudah memenuhi ¾ wadah 2. Petugas CS menyiapkan dokumen serah terima limbah medis 3. Petugas CS melaksanakanpengangkutan dari sumber penghasil ke TPS dengan menggunakan troli berwarna kuning, simbol biohazard, tertutup rapat dengan jalur yang telah di tetapkan 4. Troli yang di gunakan dibersihkan dan di desinfeksi setiap hari 5. Petugas cs menyerahkan limbah medis ke petugas TPS yang sebelumnya di lakukan penimbangan dan pencatatan dalamdokumen manifest
  • 31. 2. PENYIMPANAN LIMBAH B3 Dilakukan dengan cara antara lain: a. menyimpan Limbah B3 di fasilitas Penyimpanan Limbah B3/ Cool Storage; b. menggunakan wadah Limbah B3 sesuai kelompok Limbah B3; c. penggunaan warna pada setiap kemasan dan/atau wadah Limbah sesuai karakteristik Limbah B3; dan d. pemberian simbol dan label Limbah B3 pada setiap kemasan dan/atau wadah Limbah B3 sesuai karakteristik Limbah B3. 31 Tempat Penyimpanan limbah Infeksius
  • 32. 32
  • 33. PERSYARATAN PENYIMPANAN Penyimpanan dalam Bangunan penyimpanan Limbah B3 dapat dilakukan pada fasilitas atau ruangan khusus yang berada di dalam bangunan: 1. kondisi tidak memungkinkan; 2. akumulasi volume limbah yang dihasilkan relatif kecil; dan 3. limbah dilakukan pengolahan lebih lanjut dalam waktu kurang dari 48 sejak Limbah dihasilkan. Batas Waktu Penyimpanan Limbah infeksius, benda tajam, dan/atau patologis : (Permen LHK No 56 Tahun 2015) ▪ 2 (dua) hari pada temperatur lebih besar dari 0O celcius ; ▪ 90 (sembilan puluh) hari pada suhu sama dengan atau lebih kecil dari 0O celcius (Cool Storage) ; 33
  • 34. PERSYARATAN LOKASI DAN FASILITAS PENYIMPANAN PERSYARATAN LOKASI • Persyaratan lokasi Penyimpanan Limbah B3 meliputi: • merupakan daerah bebas banjir dan tidak rawan bencana alam, atau yang direkayasa; dan • jarak antara lokasi Pengelolaan Limbah B3 dengan lokasi fasilitas umum diatur dalam Izin Lingkungan. PERSYARATAN FASILITAS • lantai kedap berdrainase serta mudah dibersihkan dan dilakukan disinfeksi. • tersedia sumber air untuk pembersihan. • mudah diakses oleh yang berhak • Memudahkan muat-bongkar untuk pengangkutan; • terlindungi dari sinar matahari, hujan, angin kencang, banjir, dan faktor lain yang berpotensi menimbulkan kecelakaan atau bencana kerja. • tidak dapat diakses oleh hewan, serangga, dan burung. • ventilasi dan pencahayaan yang baik dan memadai. • jauh dari tempat penyimpanan atau penyiapan makanan. • peralatan pembersihan, pakaian pelindung, dan wadah atau kantong limbah harus diletakkan sedekat mungkin dengan lokasi fasilitas penyimpanan. • dinding, lantai, dan langit-langit fasilitas penyimpanan senantiasa dalam keadaan bersih, termasuk pembersihan lantai setiap hari.
  • 35. 3. Pengangkutan Limbah Padat B3 Medis di FASYANKES 35 Apabila terjdi kecelakaan, hubungi Telp. .......................................... Dilakukan oleh: a. Penghasil Limbah B3 terhadap Limbah B3 yang dihasilkannya dari lokasi Penghasil Limbah B3 ke: 1. tempat Penyimpanan Limbah B3 yang digunakan sebagai depo pemindahan; atau 2. Pengolah Limbah B3 yang memiliki izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pengolahan Limbah B3; atau b. Pengangkut Limbah B3 yang memiliki Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk Kegiatan Pengangkutan Limbah B3, jika Pengangkutan Limbah B3 dilakukan di luar wilayah kerja fasilitas pelayanan kesehatan.
  • 36. 36 1 2 3 4 5 6 7 Pengirim Pengangkut KLHK Penerima Gubernur 3 7 1 2 5 4 6 DISTRIBUSI MANIFES (DOKUMEN LIMBAH B3) Kepka Bapedal Nomor :Kep- 02/Bapedal/09/19 95 Tentang Dokumen Limbah B3 Putih Kuning Hijau Merah muda Biru Krem Unggu
  • 37. 37 Bagian Pertama: diisi oleh pengirim/penghasil LB3: pengumpul, pemanfaat, pengelola Bagian Kedua: diisi oleh pengangkut LB3 Bagian Ketiga: diisi oleh penerima LB3: pengumpul, pemanfaat, pengelola LB3 Dokumen Limbah B3
  • 38. 4. PENGOLAHAN LIMBAH FASYANKES PENGOLAHAN TERMAL  AUTOKLAF  MICROWAVE  IRADIASI  INSINERATOR TEKNOLOGI LAIN SESUAI PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI. PENGOLAHAN NONTERMAL  DISINFEKSI KIMIAWI  PROSES BIOLOGIS  ENKAPSULASI  INERTISASI 38
  • 39. Kriteria Pemilihan Teknologi Pengolahan Limbah Fasyankes • efisiensi pengolahan; • pertimbangan kesehatan, keselamatan, dan lingkungan; • reduksi volume dan masa (berat); • jenis dan kuantitas Limbah yang diolah; • infrastruktur dan ruang (area) yang diperlukan; • biaya investasi dan operasional; • ketersediaan fasilitas pembuangan atau penimbunan akhir; • kebutuhan pelatihan untuk personil operasional (operator); • pertimbangan operasi dan perawatan; • lokasi dan/atau keadaan di sekitar lokasi pengolahan; • akseptabilitas dari masyarakat sekitar; dan • persyaratan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. 39
  • 40. 40 Pengoperasian Autoclaf tipe vakum dilakukan dengan: 1. Temperatur lebih besar atau sama dengan 121 0C, Tekanan15 psi atau 1,02 atm, waktu tinggal didalam autoclaf sekurang–kurangnya 45 menit. 2. Temperatur lebih besar atau sama dengan 135 0C, Tekanan 31 psi atau2,11 atm, waktu tinggal didalam autoclaf sekurang–kurangnya3 0 menit. Uji validasi: harus mampu membunuh spora Bacillus stearothermophilus 1. Pengoperasian Gelombang Mikro dilakukan dengan temperatur 1000C, waktu tinggal paling singkat 30 menit Pengoperasian Autoclaf tipe alir gravitasi dilakukan dengan: 1. Temperatur lebih besar atau sama dengan 121 0C, Tekanan 15 psi atau 1,02 atm, waktu tinggal didalam autoclaf sekurang– kurangnya 60 menit 2. Temperatur lebih besar atau sama dengan 135 0C, Tekanan 31 psi atau2,11 atm, waktu tinggal didalam autoclaf sekurang– kurangnya 45 menit 3. Temperatur lebih besar atau sama dengan 149 0C, Tekanan 52 psi atau 3,54 atm, waktu tinggal didalam autoclaf sekurang– kurangnya 30 menit. Pengolahan limbah medis dengan Autoklaf dan Gelombang Mikro
  • 41. 41
  • 42. 42
  • 43. 43 ALAT AUTOCLAF HASIL OLAHAN AUTOCLAF
  • 44. 44
  • 47. • Efisiensi pembakaran > 99,95%; • Temperatur pada ruang bakar utama (primary chamber) minimum 800 oC (temperatur operasional); • Temperatur pada ruang bakar kedua (secondary chamber) minimum 1000 oC (temperatur operasional), dengan waktu tinggal minimum 2 (dua) detik; • Memiliki alat pengendali pencemaran udara (misal: wet scrubber); • Ketinggian cerobong minimum 14 meter dari permukaan tanah; dan • Memenuhi baku mutu emisi. • Pengolahan limbah sitotoksik (genotoksik) pada temperatur 1200 oC. 47 INSINERATOR
  • 49. ✓ Di musnahkan dalam INCENERATOR, atau KERJASAMA dengan Pihak ke 3 berijin ✓ Pewadahannya dengan KRESEK KUNING ✓ Jarum suntik+spluit dan benda tajam di tampung dalam Safety Box ✓ Pengangkutan limbah B3 Medis setiap 2 hari sekali Pengelolaan Limbah Padat B3 Medis (Limbah Infeksius dan sangat Infeksius, Patologi dan Anatomi, Farmasi, Sitotoksik)
  • 50. Pengelolaan Limbah Padat B3 Non Medis (Lampu bekas, Batu baterai bekas, Olie bekas, Accu bekas, Sludge/Lumpur IPAL) • Bekerja sama dengan Pihak yang berijin
  • 51. •Pilih vendor/ perusahaan pengolah yang memiliki ijin dari KLHK untuk mengolah limbah B3 sesuai dengan karakteristik limbah B3 yang dihasilkan •Pastikan transporter memiliki ijin dari KLHK sebagai transporter dan kendaraan pengangkut memiliki ijin dari Dinas Perhubungan •Pengirim, pengangkut, dan pengolah harus memiliki manifest elektronik (festronik) 51 Kerjasama pengolahan limbah
  • 52. 52 Pratama Faktor-faktor yang mempengaruhi proses kimia / disinfeksi: a) Jenis disinfektan b) Jenis mikroorganisme c) Konsentrasi disinfektan dan waktu kontak natrium hipoklorit lama kontak desinfeksi antara 15 -30 menit d) Derajat keasaman (pH) e) Suhu f) Fisika dan kimia pada proses PROSES KIMIA
  • 54. 54 ENKAPSULASI 1. Enkapsulasi adalah salah satu proses solidifikasi untuk mengurangi potensi racun dan kandungan limbah B3 melalui upaya memperkecil/membatasi daya larut, pergerakan/penyebaran dan daya racunnya sebelum limbah B3 tersebut dibuang ke tempat penimbunan akhir 2. Enkapsulasi dilakukan dengan cara memasukkan limbah sebanyak 2/3 dari volume wadah dan selanjutya di tambahkan material immobilisasi (berupa pasir bituminus dan atau semen) sampai penuh sebelum wadahnya di tutup dan dikunkung 3. Jenis limbah yang dapat dilakukan enkapsulasi antara lain : Limbah benda tajam, limbah farmasi, abu terbang dan atau abu dasar dari Insinerator 4. Penerpan Enkapsilasi harus mendapat persetujuan dari DLH Kota sesuai dengan PP No 101 tahun 2014
  • 55. 55 1. Inertisasi adalah salah satu proses solidifikasi untuk mengurangi potensi racun dan kandungan limbah B3 melalui upaya memperkecil/membatasi daya larut, pergerakan/penyebaran dan daya racunnya sebelum limbah B3 tersebut dibuang ke tempat penimbunan akhir 2. Inertisasi dilakukan dengan cara limbah dicampur dengan pasir dan semen menggunakan sekop dengan perbandingan limbah, pasir dan semen 3:2:1, hasil pencampuran selanjutnya di tuangkan dalam sebuah cetakan dengan uk dimensi min 40 cm x 40 cm x 40 cm, setelah cetakan tersebut sebelumnya telah dilapisi dengan plastik sehingga dapat mengungkung campuran limbah. Hasil pencampuran biarkan selama 5 hari agar prosenya sempurna. 3. Jenis limbah yang dapat dilakukan enkapsulasi antara lain : Limbah benda tajam, limbah farmasi, abu terbang dan atau abu dasar dari Insinerator 4. Penerpan Enkapsilasi harus mendapat persetujuan dari DLH Kota sesuai dengan PP No 101 tahun 2014 INERTISASI
  • 56. 5. PENGUBURAN Hanya untuk Limbah Patologis dan benda tajam; Lokasi penguburan dan fasilitas penguburan limbah medis wajib memiliki/mendapatkan persetujuan dari BLH kabupaten/kota. Persyaratan Kegiatan: ▪ Tidak ada fasilitas insinerator di wilayah tsb; ▪ Pada kondisi darurat, dan setelah disinfektasi atas limbah; ▪ Dilakukan oleh penghasil Persyaratan teknis: ◆lokasi kuburan harus bebas banjir, kedap air dan berjarak sekurang-kurangnya 200 m (lima puluh meter) dari sumur, perumahan, fasilitas umum, dan kawasan lindung; ◆kedalaman kuburan sekurang-kurangnya 2 (dua) meter, diisi dengan limbah medis sebanyak-banyaknya setengah dari jumlah volume total, dan ditutup dengan kapur dengan ketebalan sekurang-kurangnya 50 cm (lima puluh sentimeter) sebelum ditutup dengan tanah; ◆kuburan harus dilengkapi pagar pengaman; ◆apabila dilakukan penambahan limbah kedalam kuburan, tanah dengan ketebalan sekurang-kurangnya 10 cm (sepuluh sentimeter) ditambahkan pada setiap lapisan limbah; ◆penguburan harus dilakukan dalam pengawasan yang ketat; dan ◆kuburan wajib dirawat dan dicatat oleh usaha dan/atau kegiatan yang melakukan penguburan. 56
  • 57. 6. PENIMBUNAN 57 a. Abu terbang insinerator; dan b. Slag/abu dasar insinerator. a. penimbunan saniter; b. penimbunan terkendali; dan/atau c. Penimbunan akhir Limbah B3 yang memiliki Izin Pengelolaan LB Persertujuan dari Provinsi atau Kabupaten/Kota
  • 58. 58 TEKNIK PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT 1. Penyedian sarana dan prasarana sesuai dengan ketentuan teknis yang di persyaratkan: a. Kantong plastik limbah dengan pembedaan warna sesuai dengan jenis limbah berdasarkan ketentuan yang beraku b. Kontainer/tempat sampah termasuk Safety Box c. Label sesuai dengan jenis-jenis limbah d. Wheelbin/troli untuk pengangkutan libah dari ruangan ke TPS e. Timbangan f. TPS sampah medis g. Alat pemusnah limbah (MOU dengan pihak pengolah yang berijin) 2. Tersedianya dan di gunakannya APD (sepatu, sarung tangan, apron, masker, topi) oleh petugas dalam setiap tahap pengolahannya 3. Terimplementasinya kegiatan pengelolaan limbah baik oleh petugas ruangan, petugas CS dan petugas TPS 4. Terlaksananya pengawasan oleh tenaga sanitarian dalam upaya mencegah terjadinya kesalahan maupun penyalahgunaan yang tidak di harapkan 5. Tersusunya SPO dari kegiatan pengolahan limbah medis padat
  • 59. PERLINDUNGAN PERSONEL PENGELOLAAN LIMBAH B3 • Higiene perorangan: fasilitas mencuci tangan (dengan air mengalir, sabun, dan alat pengering) atau cairan antiseptik;. • Imunisasi: Hepatitis B dan Tetanus. • Penerapan Praktik penanganan: • Pemeriksaan medis khusus (medical check-up) minimal dua tahun sekali. • Makanan tambahan bagi petugas pengelola limbah. 59