2. Setelah mendapatkan pembelajaran, peserta diharapkan
dapat menjelaskan:
• Agama sebagai landasan politik di Indonesia.
• Agama sebagai landasan sosial-kemanusiaan di Indonesia.
• Agama sebagai landasan budaya di Indonesia.
• Agama sebagai landasan ekonomi di Indonesia
Indikator Pembelajaran
3. 1. Hubungan dengan Tuhan (Hablum min-Allah) dan hubungan dengan
sesama (hablum min-annas).
2. Agama menjadi pedoman hidup dan solusi jalan tengah (the middle
path) yang adil;
3. Keseimbangan antara dunia dan akhirat, akal dan hati, rasio dan
norma, idealisme dan fakta, individu dan masyarakat, dan seterusnya.
4. Sebagai tuntunan hidup, agama diturunkan ke bumi untuk menjawab
berbagai persoalan dunia, baik dalam skala mikro maupun makro,
keluarga (privat) maupun negara (publik).
Agama dan kehidupan bangsa
4. Apa hubungan agama dg negara ??
Tiga Tipologi Hubungan Agama dengan Negara:
• Integralistik (Sayyid Qutb, Hasan Al-Banna, dan Al-
Maududi),
• Sekularistik (Ali Abd. Al-Raziq), dan
• Simbiotik.
5. AGAMA SEBAGAI LANDASAN POLITIK
Tiga Tipologi di Indonesia:
• Golongan Islam (Ki Bagoes Hadikoesoemo),
• Golongan Kebangsaan (Radjiman Wediodiningrat),
• Nasionalis-Religius (Bung Karno, Bung Hatta, dll).
6. Diantara dua tipologi tentang hubungan agama dan negara, Indonesia berhasil
menemukan jalan tengah atau jalan ketiga yang mensinergikan keduanya.
Agama memiliki posisi dan peran dalam perjuangan meraih kemerdekaan
Indonesia.
Peran dan kontribusi agama ini menjadi acuan tentang posisi agama dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara pasca kemerdekaan.
Bahwa Indonesia didasarkan atas Bhinneka Tungga Ika yang merangkul semua
agama, suku, golongan, dan ras. Posisi dan peran agama ini konsisten di jalur
nasionalis-religius
7. Konsep Pancasila melampaui dikotomi sekularisme dan teokrasi. Pancasila
menengahi antara keduanya, sehingga dijadikan sebagai landasan politik Indonesia
yang plural.
Konsep dasar agama sebagai landasan politik di Indonesia adalah sebagai moral-etik
dan spirit kebangsaan. Jadi, agama diadaptasi bukan dari sisi legal-formal
kenegaraan, tapi substansi-esensial kebangsaan.
8. Posisi dan Peran Agama dalam Perjuangan
Meraih Kemerdekaan 1945
• Akhir abad 19 hingga awal abad 20, bediri
• Sarekat Dagang Islam (SDI) yang berdiri 1908 atau 1909 untuk ekonomi,
• Jamiatul Kheir (1901),
• Muhammadiyah (1912),
• NU pada 1926 untuk pendidikan, dan
• Sarekat Islam (SI) pada 1911 atau 1912 untuk politik.
• Jihad kaum santri yang digelorakan melalui “Resolusi Jihad” NU yang
digaungkan KH. Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945
• Begitu juga kelompok agama lain melibatkan diri dalam ke-Indonesian
dalam pergerakan politik yang ada.
9. Agamawan yang menjadi
Pahlawan Nasional
Abdul Haris Nasution, Buya Hamka, Adam Malik, dan lainnya. (Islam)
Agustinus Adisucipto, Bernard Lapian, Panjaitan, dan lainnya. (Kristen)
Ketut Jelantik, I Gusti Ngurah Rai, dan Ida Anak Agung Gde Agung.
(Hindu)
Gatot Subroto (Budha)
10. • Saleh Ritual & Saleh Sosial
• Agama dan Visi HAM
• Jihad itu Jalan Hidup dan Menghidupkan
Agama sebagai landasan sosial
kemanusiaan
11. Agama Berakulturasi: Walisongo dalam Islam dan
Prototeolog dalam Katolik & Protestan. Adat termasuk
bagian dari Syariat.
Local Genius yang memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
mampu bertahan dari terpaan budaya luar, mampu
mengakomodir unsur-unsur budaya luar, dan mampu
mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya
asli.
Agama sebagai landasan budaya
12. • Agama Berorientasi Kesejahteraan Ekonomi.
• Prinsip Ekonomi Berkeadilan Sosial.
• Perekonomian Pancasila.
Agama sebagai landasan ekonomi