Tiga kalimat:
Pertama, analisis mengenai kasus Ahmadiyah berdasarkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa menunjukkan bahwa ajaran Ahmadiyah dianggap menyimpang dari aqidah Islam karena mengangkat Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi. Kedua, Ahmadiyah juga dianggap menghina nabi-nabi sebelumnya dan memiliki kitab suci sendiri. Ketiga, Ahmadiyah mewajibkan iuran bagi pengikutnya yang dianggap melanggar sy
1. BAB I
A. Latar Belakang Masalah
Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu bangsa
Indonesia yang majemuk. Mengapa begitu besar pengaruh Pancasila terhadap bangsa dan
negara Indonesia? Kondisi ini dapat terjadi karena perjalanan sejarah dan kompleksitas
keberadaan bangsa Indonesia seperti keragaman suku, agama, bahasa daerah, pulau, adat
istiadat, kebiasaan budaya, serta warna kulit jauh berbeda satu sama lain tetapi mutlak harus
dipersatukan. Semakin hari permasalahan semakin kompleks yang terjadi hampir diseluruh
bidang kehidupan, ancaman-ancaman datang baik dari dalam dan dari luar sehingga
pertahanan pun semakin melemah. Hal yang sangat rentan akan serangan adalah ketahanan
nasional. Ini terjadi ketika masyarakat telah berada pada “titik nyaman” yang merupakan
sasaran empuk dari penyerangan, salah satunya masalah ideologi. Dari awal kemerdekaan
hingga sekarang banyak pihak yang ingin menumbangkan ideologi bangsa Indonesia,
Pancasila. Dengan alasan agama tidak sejalan bersama Pancasila maka masyarakat
cenderung pro maupun kontra. Dan hal yang disayangkan adalah melupakan etika-etika
dalam agama yang luhur dengan alasan “nasionalisme” dan tidak mau dianggap “sok alim”.
2. BAB II
Pendekatan Yuridis
“Perlu ditegakkan Etika Kehidupan Berbangsa yang meliputi, etika sosial dan budaya,
etika politik dan pemerintahan, etika ekonomi dan bisnis, etika penegakkan hokum yang
berkeadilan dan berkesetaraan, etika keilmuan, dan etika lingkungan untuk dijadikan acuan
dasar dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan arah
kebijakan dan kaidah pelaksanaanya, serta menjiwai seluruh pembentukan undang-undang.”
(Amanat TAP MPR No. 1/MPR/3003)
“Ketetapan ini mengamanatkan untuk meningkatkan kualitas manusia yang beriman,
bertakwa, dan berakhlak mulia serta kepribadian inonesia dalam kehidupan berbangsa.
Pokok-pokok etika kehidupan berbangsa mengacu pada cita-cita persatuan dan kesatuan,
ketahanan, kemandirian, keunggulan dan kejayaan, serta kelestarian lingkungan yang dijiwai
oleh nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya Indonesia. ” (Substansi tentang undang-
undang agama )
“Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa”(pasal 29 (1))
“Negara menjamin kemerekaan tiap-tiap penuduk untuk memeluk agamanya masing-masing
dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu.” (pasal 29 (2))
3. Bab III
Pembahasan
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung makna adanya keyakinan terhadapTuhan
Yang Maha Esa Tunggal, yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Dandiantara
makhluk ciptakan Tuhan Yang Maha Esa yang berkaitan dengan sila ini ia-lah manusia.
Sebagai Maha Pencipta, kekuasaan Tuhan tidaklah ter-batas, sedang-kanselainNya adalah
terbatas.Dalam memahami dan mengamalkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa tak da- pat
dikotak-kotakkan dengan keempat sila lainnya karena Hakikat manusia sebagaimahluk
Tuhan yang Maha Esa (sebagai sebab) (hakikat sila I dan II )yang memben-tuk persatuan
mendirikan negara dan persatuan manusia dalam suatu wilayah disebutrakyat (hakikat sila
III dan IV ) dan yang ingin mewujudkan suatu tujuan bersama yai-tu keadilan dalam suatu
persekutuan hidup masyarakat negara (keadilan sosial) (haki-kat sila V ).Negara Indonesia
didirikan atas landasan moral luhur, yaitu berdasarkan Ke-tuhanan Yang Maha Esa yang
sebagai konsekuensinya, maka negara menjamin kepa-da warga negara dan penduduknya
untuk memeluk dan untuk beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
Kehidupan bangsa Indonesia yang beragama
Kehidupan berbangsa dan bernegara ini telah diatur sedemikian rupa dengan peraturan-
peraturan yang ada. Sepertihalnya yang telah diatur dalam Undang-Undang Dasar Tahun
1945 bahwa Negara Indonesia menjamin kebebasan bangsa Indonesia untuk menganut
agama dan keyakinan sesuai dengan agama masing-masing. Jadi ketika kita telah meyakini
suatu agama, kita harus mempertahankan keyakinan itu karena negara melindungi hak
warga negara dalam beragama.
Negara Indonesia bukan negara agama, tetapi kehidupan beragama sangat dihormati dan
dijunjung tinggi. Dimana sila pertama mendasari dan menjiwai sila-sila berikutnya. Mengapa
demikian? Karakter seseorang terbentuk secara fitrah yang telah dituliskan Tuhan. Dan
bagaimana kualitas hidup manusia ditentukan oleh kualitas hubungan manusia itu dengan
Tuhan, apabila hubungan (ibadah) dengan Tuhan baik maka hal-hal yang lain seperti
akademik, pekerjaan, dan sosial akan baik pula.
Beragama bukan suatu kewajiban seseorang. Beragama merupakan hak manusia yang
dapat dipenuhi oleh individu sesuai dengan cara pemenuhan masing-masing. Manusia
beragama karena suatu sebab kebutuhan, yakni merasa tidak berdaya dan butuh
perlindungan dari Dzat yang memiliki kekuatan. Seiring dengan berubahnya zaman dengan
tuntutan harga diri kemanusiaan dan perkembangan peradaban manusia maka diakuilah hak
asasi pribadi (personal rights), salah satunya adalah hak memeluk agama dan beribadah
sesuai dengan agama masing-masing. Warga negara merupakan aspek penting dalam
negara. Peranan aktif warga negara merupakan tunas terbentuk dari kehidupan berbangsa
yang baik. Ada pun peran warga negara dalam agama mempengaruhi kebijakan negara agar
tetap bersifat religius, menciptakan tri kerukunan umat beragama, menyediakan sarana dan
prasarana ibadah serta mendirikan organisasi-organisasi keagamaan.
4. Bukti bangsa Indonesia bangsa religius
Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang agamis. Negara-negara di dunia telah
mengakuinya sejak dahulu. Banyak faktor-faktor yang memperkuat statement bangsa
Indonesia bangsa yang religius. Hal itu masih lestari hingga sekarang. Beberapa aspek
tersebut adalah:
a. Banyak peninggalan-peninggalan bersejarah yang ditemukan yang berbau agama.
Sebagai contoh Candi Prambanan yang beralirkan Hindu, Candi Borobudur yang
beralirkan Budha, prasasti, peninggalan kerajaan-kerajaan serta makam-makam. Dari
peninggalan-peninggalan tersebut terdapat tulisan-tulisan kuno bahkan pahatan-
pahatan yang menggambarkan betapa nenek moyang bangsa Indonesia sangat taat
kepada Tuhan.
b. Budaya dan tradisi leluhur yang masih lestari. Kadang kita tidak tahu asal muasal suatu
budaya yang sering kita lakukan bahkan tidak tahu kapan awal budaya itu ada. Misal
ada kembar mayang dalam adat pernikahan, tukar cincin dalam pernikahan, kenduri,
selamatan orang meninggal (memperingati kematian seseorang), tedak siten, mitoni,
dan masih banyak lagi. Dari budaya-budaya itulah kemudian terjadi asimilasi sebagai
contoh dalam kenduri. Dahulu orang-orang kenduri yang melakukan hanya orang hindu
sekarang tidak. Orang islam pun begitu hanya saja mantra-mantra umat hindu
dibacakan doa-doa sesuai dengan doa umat islam.
c. Kepercayaan masyarakat yang bersumber dari pengetahuan nenek moyang. Kepercayaan
ini ada yang bersifat rasional maupun bersifat irasional. Kepercayaan yang bersifat rasional
seperti ketika masyarakat melihat bintang untuk menentukan masa tanam dan kecepatan
angin ketika hendak melaut. Sedang kepercayaan bersifat irasional seperti larangan pergi
pada waktu tertentu dan larangan mengenakan pakaian berwarna hijau ketika di pantai
selatan.
Fakta pada masyarakat saat ini
Masyarakat di Indonesia memang mengakui adanya Tuhan atau suatu zat yang memiliki
kekuatan melebihi kekuatan manusia untuk mengendalikan alam raya. Meski pun berbeda
agama namun tetap beribadah sesuai dengan agama masing-masing. Disinilah bangsa
Indonesia sebagai hamba Tuhan memikili kewajiban untuk meng-Esa-kan Tuhan.
Mungkin dari cara berbicara dan berpakaian masih mencerminkan sebagai umat beragama.
Namun cerminan itu tidak selalu benar. Orang-orang yang memiliki jabatan mungkin tidak
selamanya “konsisten” akan janjinya ketika belum mendapatkan suatu jabatan. Seperti yang
pernak dikatakan oleh seorang bijak, “Kejahatan terjadi karena ada niat dan kesempatan”.
Tentu jika orang tersebut berpegang teguh akan agamanya maka akan teringat bahwa
manusia memang tidak akan mengetahui perbuatan buruk yang dilakukan namun Sang
Pencipta pasti melihat dan menyadari bahwa suatu hari nanti semua perbuatan akan
dipertanggungjawabkan pada-Nya. Sayangnya manusia seperti itu tipe orang yang
sebenarnya tahu tetapi tidak mau tahu.
Itu merupakan krisis yang telah menjadi virus akut yang menyebar diseluruh masyakat.
Bahkan para produsen makanan, pedagang juga anak kecil sudah pandai berbohong hanya
untuk memenuhi keinginan yang sebenarnya tidak begitu penting. Tentu hal ini lebih untuk
mengais pundi-pundi uang ataupun yang lainnya, sesuatu yang berbau materialis.
5. KASUS AHMADIYAH
Keyakinan warga Ahmadiyah bahwa Mirza Ghulam Ahmad mendapat statuskenabian
merupakan persoalan kunci, yang memicu kontroversi dengan umat Islam mainstream,
bukan hanya di Indonesia, tapi juga di negara Muslim di dunia. Selainitu, hasil pengalaman
spiritual Mirza Ghulam Ahmad yang kemudian dikompilasioleh pengikutnya dalam buku
’Tadzkirah’, diposisikan sebagai ’kitab suci’.Dalam rapat kerja nasional (RAKERNAS) 4-6
November 2007 Majelis Ula-ma Indonesia menetapkan sepuluh kriteria aliran sesat, salah
satunya adalah Meng-ingkari salah satu dari rukun Iman dan rukun Islam. Juga apabila ada
yang meleceh-kan dan atau merendahkan Nabi dan Rasul.Selain mengaku sebagai rasul,
beberapa paham Amadilla yang dianggap sesat, antaralain:1 . P e n g a k u a n M i r z a
G h u l a m A h m a d s e b a g a i Tuhan.
“Engkau dariku dan Aku darimu, punggungmu hádala punggung-Ku” (Tadzkirah
700)2.Sikap Mirza Ghulam Ahmad terhadap Muhammad SAW. “Sesungguhnya
Nabisaw memiliki tiga ribu mukjizat” (Kitab Tuhfan Kolrawiyah 67, RK17/153).
Dansesungguhnya mukjizatku lebih dari satu juta mukjizat.” (Tadzkirah asy-Syahadatain 41,
RK20/43)3.Hujatan Mirza Ghulam Ahmad terhadap nabi Isa a.s. “Ya, dialah (Yesus
Al-Masih) yang terbiasa banyak memaki dan Sangay jelek akhlaknya.” (RK 11/289,lampiran
Injam Atiham 5 (foot note)).4.Iuran wajib organisasi. “Candah (iuran) yang dinyatakan
wajib oleh hazrat aqdasmasih mau’ud a.s. (Mirza Ghulam Ahmad, pen) lepada setiap
ahmadi untuk membayarnya dan siapa-siapa yang sampai tiga bulan berturut-turut
tidak membayar, dikatakan keluar dari jemaat beliau. Itu sama sekali lain dan terpisahdari
zakat”5.Sakralisasi desa Qadian. “Sesungguhnya bumi Al-Qadian berhak untuk
dihargai,karena menyerang dia sama dengan menyerang tanah haram.” (Durr Tsami 52)
Analisis
Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Esensinya adalah Tuhan. Berhu- bungan
dengan Agama. Bagaimana agama memandang Ahmadiyah?
1.Ahmadiyah bukan beda dalam masalah furu’ (khilafiyah) tapi sudah beda
dalamhal Aqidah. Sedangkan dalam hal Aqidah itu mutlak harus diikuti. Barangsiapayang
berbeda, berarti dia telah murtad atau kafir.
2.Ahmadiyah tidak memiliki platform ajaran sendiri, tidak seperti agama lain
yangmemiliki platform ajarannya masing-masing. Jadi lebih baik ahmadiyahmendirikan
agama sendiri, tanpa membawa-bawa Islam beserta segalaatributnya.
3.Kitab-kitab karangan Mirza Ghulam Ahmad beserta
tadzkirahnya menyebutkan bahwa setiap orang yang mengingkari kenabian Mirza
Ghulam Ahmad (tidak mengakuinya) dianggap KAFIR oleh kalangan Ahmadiyah. Jadi
bagi setiap umatIslam yang membela Ahmadiyah, pelajarilah dulu semuanya. Padahal
jelas-jelasmereka menganggap setiap orang yang tidak mengakui kenabian Mirza
GhulamAhmad dianggap KAFIR.
4.Setiap umat beragama yang mempelajari agamanya dengan baik dan
b e n a r, d i a akan merasakan nikmatnya beribadah dan menjalani ajaran agama tersebut.
Danakan menjadi sakit sekali bila agamanya itu dinodai. jadi bila ada umat Islamyang
justru malah membela Ahmadiyah, berarti dia tidak mempelajari Islamdengan baik dan
benar (lihat juga poin-poin di atas).
6. 5.Ahmadiyah juga telah membajak kitab suci Al-Qur’an. Tapi (juga) dibiarkan oleh
pemerintah dan para aparatnya. Tapi bila lagu ‘Indonesia Raya’ dibajak atau‘Indonesia’
dinodai langsung ditangkap dan ditindak tegas.
6.Dalam buku karangan nabi palsu tersebut juga ada yang isinya menghina Nabi
Isa a.s.
7.Mirza Ghulam Ahmad tidak hanya mengaku dirinya nabi, tapi juga mengaku di-
rinya itu malaikat, juga mengaku sebagai tuhan pencipta langit dan bumi (bacatadzkirah).
Jadi sudah jelas bahwa Ahmadiyah itu tidak sesuai dengan ajaran agamaIslam yang
telah diakui, tidak pantas menganggap diri-nya Islam. Wajar bila ba-nyak umat Islam yang
melakukan berbagai aksi. Ini karena agama mereka telah dinodai.Dan juga dipandang dari
Pancasila, Ahmadiyah jelas melanggar karena setiapumat beragama yang mempelajari
agamanya dengan baik dan benar, dia akan merasa-kan nikmatnya beribadah dan menjalani
ajaran agama tersebut. Dan akan menjadi sa-kit sekali bila agamanya itu dinodai, seperti
yang dijelaskan diatas. Hal ini berten-tangan dengan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan
juga Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
Faktor-faktor penyebab terkikisnya jiwa religius
Iman seseorang itu seperti air di pantai, ada kalanya pasang pun kala surut. Ketika
pasang seseorang akan menjadi hamba Tuhan yang taat dan ketika surut disebabkan oleh
kealfaan maupun hal lain. Penyebab-penyebab itu bisa datang dari dalam diri seseorang
maupun dari luar.
Pemahaman yang minim tentang agama membuat orang bertindak sesuka hati tanpa
mengetahui arah yang benar. Minim pemahaman juga dapat diartikan sebagai pemahaman
parsial. Yakni pemahaman tentang agama yang tidak utuh dan hanya ditelan mentah-mentah
bahkan ada juga yang sama sekali tidak ingin tahu betapa indah hidup dengan agama itu.
Orang-orang yang mempelajari tentang hukum dan ilmu tata negara sebenarnya juga belajar
tentang tata cara beragama, hanya saja tidak menyadari untuk diindahkan dalam kehidupan.
Dalam dasar Negara, pembukaan, Undang-Undang Dasar Tahun 1945, kitab perundang-
undangan dan lain sebagainya. Sebagai contoh sesuatu yang tidak asing lagi yang dahulu
sering kita dengar, pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Pada alenia ketiga dapat
kita petik bahwa bangsa Indonesia mengakui adanya Tuhan dan hukum Tuhan, “…Atas
berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa…”, yang disusul dengan hukum etis, “…dengan
didorong oleh keinginan luhur...”. Sehingga agama menjadi prioritas utama dalam hidup
berbanga dan bernegara.
Kita merasa aman dan nyaman ketika tidak mengetahui suatu ancaman yang nyata.
Sesuatu yang kadang terlihat tidak ada masalah, justru menyimpan masalah yang dijaga
kerahasiaanya dari dunia luar. Sebagai contoh ketika terdapat kontroversi dalam suatu
organisasi agama yang terjadi karena anggota-anggotanya lebih mengedepankan logika
daripada bisikan hati nurani.
Umat beragama yang beragam di Indonesia tentu sangat memerlukan dukungan
materiil dan non-materiil juga dukungan yang dari lingkungan sekitarnya. Sesuatu yang
dirasa sepele adalah dukungan yang utama yakni dukungan dari keluarga. Dengan alasan
terlalu sibuk mencari sesuap nasi pendidikan agama sering terabaikan sehingga kebutuhan
7. akan rohani seseorang belum terpenuhi.
Selain dukungan dari keluarga diperlukan juga dukungan-dukungan dari pemerintah
yang dirasa masih kurang. Selama ini seolah-olah pemerintah kurang dalam urusan ini.
Seperti ketika terjadi konflik antara umat muslim dengan umat nasrani. Hingga kini mungkin
masih terjadi di berbagai tempat. Tidak adanya sanksi yang tegas terhadap pelanggaran-
pelanggaran yang bersifat melecehkan suatu agama menjadikan masyarakat bertindak
melewati batas-batas norma.
Banyak sedikitnya pencitraan diri masyarakat Indonesia saat ini mendapat pengaruh
dari media masa dan perkembangan IPTEK. Kemajuan yang diharapkan dapat memberikan
manfaat untuk kehidupan yang lebih baik malah berdampak buruk. Hal ini karena manusia-
manusia tidak tepat dalam penggunaan teknologi. Sebagai contoh kamera, ketika seseorang
kameramen menggunakan kameranya untuk mengambil gambar obyek yang baik tentu
bermanfaat untuk dokumentasinya. Beda ketika seorang yang tidak beretika mengambil
gambar-gambar yang vulgar maka kerugian dan kerusakan moral dampaknya.
Solusi untuk meningkatkan kualitas takwa kepada tuhan
Di Indonesia terdapat suatu lembaga non-formal yang bergerak untuk agama islam
yakni MUI. MUI ini berfungsi untuk menjawab ketidakpuasan terhadap peranan pemerintah
dalam mengatur kehidupan beragama. Fatwa-fatwa yang dikeluarkan pun sesuai dengan
syariat agama islam. Sehingga peran MUI ini sangat membantu umat Islam menyikapi
fenomena-fenomena kehidupan yang terdapat dalam zona abu-abu (sesuatu yang masih
diragukan).
Untuk mengasah kepekaan batin seseorang dilakukan acara ESQ. Acara ini berisikan
motivasi-motivasi yang membangun agar terbentuk jiwa-jiwa yang taat kepada Tuhan.
Sugesti-sugesti yang diberikan pada acara ini biasanya menyentuk hati sehingga setelah
acara ESQ diharapkan pesertanya semangat untuk beribadah.
Masing-masing agama memiliki cara tersendiri dalam menjalankan kewajibannya dalam
beribadah. Untuk lebih dekat dengan Tuhan umat beragama sering mengadakan
pembaharuan ilmu (mengkaji ilmu agama secara berkelompok). Umat Islam mengadakan
pengajian-pengajian, mentoring, liqo’, tahfidz maupun yang lainnya. Sedang umat nasrani
berkumpul pada malam hari di salah satu rumah umat nasrani untuk melakukan sembayang
bersama.
Ketika hari raya Idul Kurban ada beragam kegiatan keagamaan umat Islam untuk
merayakan hari bahagia itu. Acara yang sering dilakukan pasca penyembelihan hewan
kurban adalah pawai akbar yang diikuti dari berbagai kampung di daerah Piyungan dan
sekitarnya. Dengan tema yang setiap tahun berbeda menuntut kreatifitas dari masing-masing
peserta untuk unjuk kebolehan.
Dalam Perannya sebagai pemerintah, Pemerintah menyiapkan Keppres untuk
membubarkan aliran Ahmadiyah.
8. Bab IV
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan yaitu :
Pancasila adalah ideologi yang sangat baik untuk diterapkan
di negara Indonesiayang terdiri dari berbagai macam agama, suku, ras dan bahasa karena
Pancasilamengakui adanya pluralitas.Dengan mempertahankan
ideologi Pancasila sebagai dasar negara, jika melak-sanakannya dengan baik, maka
perwujudan untuk menuju negara yang aman dansejahtera pasti akan terwujud.D a l a m
m e m a h a m i s i l a K e t u h a n a n Ya n g M a h a E s a t a k d a p a t d i p i s a h k a n d a r i k e -
empat sila lainnya.Ditinjau dari Pancasila Sila Ketuhanan Yang Maha
Esa kasus Ahmadiyah meru- pakan suatu pelanggaran karena Pancasila mengajarkan
kebebasan memeluk aga-ma dan keyakinan masing-masing bukan kebebasan mengubah
ajaran suatu aga-ma yang dalam hal ini agama Islam
Berdasarkan pembahasan diatas, ada beberapa saran yang perlu untuk diper-
timbangkan untuk lebih meningkatkan pemahaman terhadap nilai Pancasila, yaitu :
Untuk semakin memperkokoh rasa bangga terhadap Pancasila, maka
perlu ada-nya peningkatan pengamalan butir-butir Pancasila khususnya sila ke-1.
Salahsatunya dengan saling menghargai antar umat beragama.Untuk menjadi sebuah
negara Pancasila yang nyaman bagi rakyatnya, diperlukanadanya jaminan keamanan
dan kesejahteraan setiap masyarakat yang ada di da-lamnya. Khususnya jaminan keamanan
dalam melaksanakan kegiatan beribadah.
Pemerintah sebaiknya melakukan pendekatan yang persuasif untuk membawa
pengikut Ahmadiyah kembali pada koridor Islam.Jika pengikut Ahmadiyah
tetap bersikukuh dengan keyakinannya, sebaiknya mereka mendirikan agama baru tanpa
membawa-bawa Islam beserta atributnya untuk menghindari keresahan dan ketegangan di
dalam masyarakat. Hal ini sesuaidengan butir sila Ketuhanan Yang Maha Esa yaitu membina
kerukunan hidup diantara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
9. MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA
PEMAHAMAN SILA KETUHANAN YANG
MAHA ESA BESERTA
PERMASALAHANNYA
Disusun Oleh
Sartono Abdi Pranoto
04.12.3403
Kelas : D/KP/1
KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI IGD