SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
BAB I

A. Latar Belakang Masalah


       Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu bangsa
Indonesia yang majemuk. Mengapa begitu besar pengaruh Pancasila terhadap bangsa dan
negara Indonesia? Kondisi ini dapat terjadi karena perjalanan sejarah dan kompleksitas
keberadaan bangsa Indonesia seperti keragaman suku, agama, bahasa daerah, pulau, adat
istiadat, kebiasaan budaya, serta warna kulit jauh berbeda satu sama lain tetapi mutlak harus
dipersatukan. Semakin hari permasalahan semakin kompleks yang terjadi hampir diseluruh
bidang kehidupan, ancaman-ancaman datang baik dari dalam dan dari luar sehingga
pertahanan pun semakin melemah. Hal yang sangat rentan akan serangan adalah ketahanan
nasional. Ini terjadi ketika masyarakat telah berada pada “titik nyaman” yang merupakan
sasaran empuk dari penyerangan, salah satunya masalah ideologi. Dari awal kemerdekaan
hingga sekarang banyak pihak yang ingin menumbangkan ideologi bangsa Indonesia,
Pancasila. Dengan alasan agama tidak sejalan bersama Pancasila maka masyarakat
cenderung pro maupun kontra. Dan hal yang disayangkan adalah melupakan etika-etika
dalam agama yang luhur dengan alasan “nasionalisme” dan tidak mau dianggap “sok alim”.
BAB II

                              Pendekatan Yuridis

       “Perlu ditegakkan Etika Kehidupan Berbangsa yang meliputi, etika sosial dan budaya,
etika politik dan pemerintahan, etika ekonomi dan bisnis, etika penegakkan hokum yang
berkeadilan dan berkesetaraan, etika keilmuan, dan etika lingkungan untuk dijadikan acuan
dasar dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan arah
kebijakan dan kaidah pelaksanaanya, serta menjiwai seluruh pembentukan undang-undang.”
(Amanat TAP MPR No. 1/MPR/3003)
       “Ketetapan ini mengamanatkan untuk meningkatkan kualitas manusia yang beriman,
bertakwa, dan berakhlak mulia serta kepribadian inonesia dalam kehidupan berbangsa.
Pokok-pokok etika kehidupan berbangsa mengacu pada cita-cita persatuan dan kesatuan,
ketahanan, kemandirian, keunggulan dan kejayaan, serta kelestarian lingkungan yang dijiwai
oleh nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya Indonesia. ” (Substansi tentang undang-
undang agama )
“Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa”(pasal 29 (1))
“Negara menjamin kemerekaan tiap-tiap penuduk untuk memeluk agamanya masing-masing
dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu.” (pasal 29 (2))
Bab III
                                    Pembahasan



Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
        Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung makna adanya keyakinan terhadapTuhan
Yang Maha Esa Tunggal, yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Dandiantara
makhluk ciptakan Tuhan Yang Maha Esa yang berkaitan dengan sila ini ia-lah manusia.
Sebagai Maha Pencipta, kekuasaan Tuhan tidaklah ter-batas, sedang-kanselainNya adalah
terbatas.Dalam memahami dan mengamalkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa tak da- pat
dikotak-kotakkan dengan keempat sila lainnya karena Hakikat manusia sebagaimahluk
Tuhan yang Maha Esa (sebagai sebab) (hakikat sila I dan II )yang memben-tuk persatuan
mendirikan negara dan persatuan manusia dalam suatu wilayah disebutrakyat (hakikat sila
III dan IV ) dan yang ingin mewujudkan suatu tujuan bersama yai-tu keadilan dalam suatu
persekutuan hidup masyarakat negara (keadilan sosial) (haki-kat sila V ).Negara Indonesia
didirikan atas landasan moral luhur, yaitu berdasarkan Ke-tuhanan Yang Maha Esa yang
sebagai konsekuensinya, maka negara menjamin kepa-da warga negara dan penduduknya
untuk memeluk dan untuk beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.

Kehidupan bangsa Indonesia yang beragama
Kehidupan berbangsa dan bernegara ini telah diatur sedemikian rupa dengan peraturan-
peraturan yang ada. Sepertihalnya yang telah diatur dalam Undang-Undang Dasar Tahun
1945 bahwa Negara Indonesia menjamin kebebasan bangsa Indonesia untuk menganut
agama dan keyakinan sesuai dengan agama masing-masing. Jadi ketika kita telah meyakini
suatu agama, kita harus mempertahankan keyakinan itu karena negara melindungi hak
warga negara dalam beragama.
Negara Indonesia bukan negara agama, tetapi kehidupan beragama sangat dihormati dan
dijunjung tinggi. Dimana sila pertama mendasari dan menjiwai sila-sila berikutnya. Mengapa
demikian? Karakter seseorang terbentuk secara fitrah yang telah dituliskan Tuhan. Dan
bagaimana kualitas hidup manusia ditentukan oleh kualitas hubungan manusia itu dengan
Tuhan, apabila hubungan (ibadah) dengan Tuhan baik maka hal-hal yang lain seperti
akademik, pekerjaan, dan sosial akan baik pula.
Beragama bukan suatu kewajiban seseorang. Beragama merupakan hak manusia yang
dapat dipenuhi oleh individu sesuai dengan cara pemenuhan masing-masing. Manusia
beragama karena suatu sebab kebutuhan, yakni merasa tidak berdaya dan butuh
perlindungan dari Dzat yang memiliki kekuatan. Seiring dengan berubahnya zaman dengan
tuntutan harga diri kemanusiaan dan perkembangan peradaban manusia maka diakuilah hak
asasi pribadi (personal rights), salah satunya adalah hak memeluk agama dan beribadah
sesuai dengan agama masing-masing. Warga negara merupakan aspek penting dalam
negara. Peranan aktif warga negara merupakan tunas terbentuk dari kehidupan berbangsa
yang baik. Ada pun peran warga negara dalam agama mempengaruhi kebijakan negara agar
tetap bersifat religius, menciptakan tri kerukunan umat beragama, menyediakan sarana dan
prasarana ibadah serta mendirikan organisasi-organisasi keagamaan.
Bukti bangsa Indonesia bangsa religius
Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang agamis. Negara-negara di dunia telah
mengakuinya sejak dahulu. Banyak faktor-faktor yang memperkuat statement bangsa
Indonesia bangsa yang religius. Hal itu masih lestari hingga sekarang. Beberapa aspek
tersebut adalah:
     a. Banyak peninggalan-peninggalan bersejarah yang ditemukan yang berbau agama.
        Sebagai contoh Candi Prambanan yang beralirkan Hindu, Candi Borobudur yang
        beralirkan Budha, prasasti, peninggalan kerajaan-kerajaan serta makam-makam. Dari
        peninggalan-peninggalan tersebut terdapat tulisan-tulisan kuno bahkan pahatan-
        pahatan yang menggambarkan betapa nenek moyang bangsa Indonesia sangat taat
        kepada Tuhan.
     b. Budaya dan tradisi leluhur yang masih lestari. Kadang kita tidak tahu asal muasal suatu
       budaya yang sering kita lakukan bahkan tidak tahu kapan awal budaya itu ada. Misal
       ada kembar mayang dalam adat pernikahan, tukar cincin dalam pernikahan, kenduri,
       selamatan orang meninggal (memperingati kematian seseorang), tedak siten, mitoni,
       dan masih banyak lagi. Dari budaya-budaya itulah kemudian terjadi asimilasi sebagai
       contoh dalam kenduri. Dahulu orang-orang kenduri yang melakukan hanya orang hindu
       sekarang tidak. Orang islam pun begitu hanya saja mantra-mantra umat hindu
       dibacakan doa-doa sesuai dengan doa umat islam.
c. Kepercayaan masyarakat yang bersumber dari pengetahuan nenek moyang. Kepercayaan
ini ada yang bersifat rasional maupun bersifat irasional. Kepercayaan yang bersifat rasional
seperti ketika masyarakat melihat bintang untuk menentukan masa tanam dan kecepatan
angin ketika hendak melaut. Sedang kepercayaan bersifat irasional seperti larangan pergi
pada waktu tertentu dan larangan mengenakan pakaian berwarna hijau ketika di pantai
selatan.

Fakta pada masyarakat saat ini
Masyarakat di Indonesia memang mengakui adanya Tuhan atau suatu zat yang memiliki
kekuatan melebihi kekuatan manusia untuk mengendalikan alam raya. Meski pun berbeda
agama namun tetap beribadah sesuai dengan agama masing-masing. Disinilah bangsa
Indonesia sebagai hamba Tuhan memikili kewajiban untuk meng-Esa-kan Tuhan.
Mungkin dari cara berbicara dan berpakaian masih mencerminkan sebagai umat beragama.
Namun cerminan itu tidak selalu benar. Orang-orang yang memiliki jabatan mungkin tidak
selamanya “konsisten” akan janjinya ketika belum mendapatkan suatu jabatan. Seperti yang
pernak dikatakan oleh seorang bijak, “Kejahatan terjadi karena ada niat dan kesempatan”.
Tentu jika orang tersebut berpegang teguh akan agamanya maka akan teringat bahwa
manusia memang tidak akan mengetahui perbuatan buruk yang dilakukan namun Sang
Pencipta pasti melihat dan menyadari bahwa suatu hari nanti semua perbuatan akan
dipertanggungjawabkan pada-Nya. Sayangnya manusia seperti itu tipe orang yang
sebenarnya tahu tetapi tidak mau tahu.
Itu merupakan krisis yang telah menjadi virus akut yang menyebar diseluruh masyakat.
Bahkan para produsen makanan, pedagang juga anak kecil sudah pandai berbohong hanya
untuk memenuhi keinginan yang sebenarnya tidak begitu penting. Tentu hal ini lebih untuk
mengais pundi-pundi uang ataupun yang lainnya, sesuatu yang berbau materialis.
KASUS AHMADIYAH
         Keyakinan warga Ahmadiyah bahwa Mirza Ghulam Ahmad mendapat statuskenabian
merupakan persoalan kunci, yang memicu kontroversi dengan umat Islam mainstream,
bukan hanya di Indonesia, tapi juga di negara Muslim di dunia. Selainitu, hasil pengalaman
spiritual Mirza Ghulam Ahmad yang kemudian dikompilasioleh pengikutnya dalam buku
’Tadzkirah’, diposisikan sebagai ’kitab suci’.Dalam rapat kerja nasional (RAKERNAS) 4-6
November 2007 Majelis Ula-ma Indonesia menetapkan sepuluh kriteria aliran sesat, salah
satunya adalah Meng-ingkari salah satu dari rukun Iman dan rukun Islam. Juga apabila ada
yang meleceh-kan dan atau merendahkan Nabi dan Rasul.Selain mengaku sebagai rasul,
beberapa paham Amadilla yang dianggap sesat, antaralain:1 . P e n g a k u a n M i r z a
G h u l a m A h m a d s e b a g a i Tuhan.
         “Engkau dariku dan Aku darimu, punggungmu hádala punggung-Ku” (Tadzkirah
700)2.Sikap Mirza Ghulam Ahmad terhadap Muhammad SAW. “Sesungguhnya
Nabisaw memiliki tiga ribu mukjizat” (Kitab Tuhfan Kolrawiyah 67, RK17/153).
 Dansesungguhnya mukjizatku lebih dari satu juta mukjizat.” (Tadzkirah asy-Syahadatain 41,
RK20/43)3.Hujatan Mirza Ghulam Ahmad terhadap nabi Isa a.s. “Ya, dialah (Yesus
Al-Masih) yang terbiasa banyak memaki dan Sangay jelek akhlaknya.” (RK 11/289,lampiran
Injam Atiham 5 (foot note)).4.Iuran wajib organisasi. “Candah (iuran) yang dinyatakan
wajib oleh hazrat aqdasmasih mau’ud a.s. (Mirza Ghulam Ahmad, pen) lepada setiap
ahmadi untuk membayarnya dan siapa-siapa yang sampai tiga bulan berturut-turut
tidak membayar, dikatakan keluar dari jemaat beliau. Itu sama sekali lain dan terpisahdari
zakat”5.Sakralisasi desa Qadian. “Sesungguhnya bumi Al-Qadian berhak untuk
dihargai,karena menyerang dia sama dengan menyerang tanah haram.” (Durr Tsami 52)

Analisis
       Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Esensinya adalah Tuhan. Berhu- bungan
dengan Agama. Bagaimana agama memandang Ahmadiyah?
 1.Ahmadiyah bukan beda dalam masalah furu’ (khilafiyah) tapi sudah beda
   dalamhal Aqidah. Sedangkan dalam hal Aqidah itu mutlak harus diikuti. Barangsiapayang
   berbeda, berarti dia telah murtad atau kafir.

 2.Ahmadiyah tidak memiliki platform ajaran sendiri, tidak seperti agama lain
   yangmemiliki platform ajarannya masing-masing. Jadi lebih baik ahmadiyahmendirikan
   agama sendiri, tanpa membawa-bawa Islam beserta segalaatributnya.

 3.Kitab-kitab karangan Mirza Ghulam Ahmad beserta
   tadzkirahnya menyebutkan bahwa setiap orang yang mengingkari kenabian Mirza
   Ghulam Ahmad (tidak mengakuinya) dianggap KAFIR oleh kalangan Ahmadiyah. Jadi
   bagi setiap umatIslam yang membela Ahmadiyah, pelajarilah dulu semuanya. Padahal
   jelas-jelasmereka menganggap setiap orang yang tidak mengakui kenabian Mirza
   GhulamAhmad dianggap KAFIR.

 4.Setiap umat beragama yang mempelajari agamanya dengan baik dan
   b e n a r, d i a akan merasakan nikmatnya beribadah dan menjalani ajaran agama tersebut.
   Danakan menjadi sakit sekali bila agamanya itu dinodai. jadi bila ada umat Islamyang
   justru malah membela Ahmadiyah, berarti dia tidak mempelajari Islamdengan baik dan
   benar (lihat juga poin-poin di atas).
5.Ahmadiyah juga telah membajak kitab suci Al-Qur’an. Tapi (juga) dibiarkan oleh
   pemerintah dan para aparatnya. Tapi bila lagu ‘Indonesia Raya’ dibajak atau‘Indonesia’
   dinodai langsung ditangkap dan ditindak tegas.

 6.Dalam buku karangan nabi palsu tersebut juga ada yang isinya menghina Nabi
   Isa a.s.

 7.Mirza Ghulam Ahmad tidak hanya mengaku dirinya nabi, tapi juga mengaku di-
   rinya itu malaikat, juga mengaku sebagai tuhan pencipta langit dan bumi (bacatadzkirah).


       Jadi sudah jelas bahwa Ahmadiyah itu tidak sesuai dengan ajaran agamaIslam yang
telah diakui, tidak pantas menganggap diri-nya Islam. Wajar bila ba-nyak umat Islam yang
melakukan berbagai aksi. Ini karena agama mereka telah dinodai.Dan juga dipandang dari
Pancasila, Ahmadiyah jelas melanggar karena setiapumat beragama yang mempelajari
agamanya dengan baik dan benar, dia akan merasa-kan nikmatnya beribadah dan menjalani
ajaran agama tersebut. Dan akan menjadi sa-kit sekali bila agamanya itu dinodai, seperti
yang dijelaskan diatas. Hal ini berten-tangan dengan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan
juga Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.


Faktor-faktor penyebab terkikisnya jiwa religius

        Iman seseorang itu seperti air di pantai, ada kalanya pasang pun kala surut. Ketika
pasang seseorang akan menjadi hamba Tuhan yang taat dan ketika surut disebabkan oleh
kealfaan maupun hal lain. Penyebab-penyebab itu bisa datang dari dalam diri seseorang
maupun dari luar.
        Pemahaman yang minim tentang agama membuat orang bertindak sesuka hati tanpa
mengetahui arah yang benar. Minim pemahaman juga dapat diartikan sebagai pemahaman
parsial. Yakni pemahaman tentang agama yang tidak utuh dan hanya ditelan mentah-mentah
bahkan ada juga yang sama sekali tidak ingin tahu betapa indah hidup dengan agama itu.
Orang-orang yang mempelajari tentang hukum dan ilmu tata negara sebenarnya juga belajar
tentang tata cara beragama, hanya saja tidak menyadari untuk diindahkan dalam kehidupan.
Dalam dasar Negara, pembukaan, Undang-Undang Dasar Tahun 1945, kitab perundang-
undangan dan lain sebagainya. Sebagai contoh sesuatu yang tidak asing lagi yang dahulu
sering kita dengar, pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Pada alenia ketiga dapat
kita petik bahwa bangsa Indonesia mengakui adanya Tuhan dan hukum Tuhan, “…Atas
berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa…”, yang disusul dengan hukum etis, “…dengan
didorong oleh keinginan luhur...”. Sehingga agama menjadi prioritas utama dalam hidup
berbanga dan bernegara.
        Kita merasa aman dan nyaman ketika tidak mengetahui suatu ancaman yang nyata.
Sesuatu yang kadang terlihat tidak ada masalah, justru menyimpan masalah yang dijaga
kerahasiaanya dari dunia luar. Sebagai contoh ketika terdapat kontroversi dalam suatu
organisasi agama yang terjadi karena anggota-anggotanya lebih mengedepankan logika
daripada bisikan hati nurani.
        Umat beragama yang beragam di Indonesia tentu sangat memerlukan dukungan
materiil dan non-materiil juga dukungan yang dari lingkungan sekitarnya. Sesuatu yang
dirasa sepele adalah dukungan yang utama yakni dukungan dari keluarga. Dengan alasan
terlalu sibuk mencari sesuap nasi pendidikan agama sering terabaikan sehingga kebutuhan
akan rohani seseorang belum terpenuhi.
      Selain dukungan dari keluarga diperlukan juga dukungan-dukungan dari pemerintah
yang dirasa masih kurang. Selama ini seolah-olah pemerintah kurang dalam urusan ini.
Seperti ketika terjadi konflik antara umat muslim dengan umat nasrani. Hingga kini mungkin
masih terjadi di berbagai tempat. Tidak adanya sanksi yang tegas terhadap pelanggaran-
pelanggaran yang bersifat melecehkan suatu agama menjadikan masyarakat bertindak
melewati batas-batas norma.
      Banyak sedikitnya pencitraan diri masyarakat Indonesia saat ini mendapat pengaruh
dari media masa dan perkembangan IPTEK. Kemajuan yang diharapkan dapat memberikan
manfaat untuk kehidupan yang lebih baik malah berdampak buruk. Hal ini karena manusia-
manusia tidak tepat dalam penggunaan teknologi. Sebagai contoh kamera, ketika seseorang
kameramen menggunakan kameranya untuk mengambil gambar obyek yang baik tentu
bermanfaat untuk dokumentasinya. Beda ketika seorang yang tidak beretika mengambil
gambar-gambar yang vulgar maka kerugian dan kerusakan moral dampaknya.

Solusi untuk meningkatkan kualitas takwa kepada tuhan
       Di Indonesia terdapat suatu lembaga non-formal yang bergerak untuk agama islam
yakni MUI. MUI ini berfungsi untuk menjawab ketidakpuasan terhadap peranan pemerintah
dalam mengatur kehidupan beragama. Fatwa-fatwa yang dikeluarkan pun sesuai dengan
syariat agama islam. Sehingga peran MUI ini sangat membantu umat Islam menyikapi
fenomena-fenomena kehidupan yang terdapat dalam zona abu-abu (sesuatu yang masih
diragukan).
       Untuk mengasah kepekaan batin seseorang dilakukan acara ESQ. Acara ini berisikan
motivasi-motivasi yang membangun agar terbentuk jiwa-jiwa yang taat kepada Tuhan.
Sugesti-sugesti yang diberikan pada acara ini biasanya menyentuk hati sehingga setelah
acara ESQ diharapkan pesertanya semangat untuk beribadah.
Masing-masing agama memiliki cara tersendiri dalam menjalankan kewajibannya dalam
beribadah. Untuk lebih dekat dengan Tuhan umat beragama sering mengadakan
pembaharuan ilmu (mengkaji ilmu agama secara berkelompok). Umat Islam mengadakan
pengajian-pengajian, mentoring, liqo’, tahfidz maupun yang lainnya. Sedang umat nasrani
berkumpul pada malam hari di salah satu rumah umat nasrani untuk melakukan sembayang
bersama.
       Ketika hari raya Idul Kurban ada beragam kegiatan keagamaan umat Islam untuk
merayakan hari bahagia itu. Acara yang sering dilakukan pasca penyembelihan hewan
kurban adalah pawai akbar yang diikuti dari berbagai kampung di daerah Piyungan dan
sekitarnya. Dengan tema yang setiap tahun berbeda menuntut kreatifitas dari masing-masing
peserta untuk unjuk kebolehan.
       Dalam Perannya sebagai pemerintah, Pemerintah menyiapkan Keppres untuk
membubarkan aliran Ahmadiyah.
Bab IV
                                  Kesimpulan dan Saran



Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan yaitu :

       Pancasila adalah ideologi yang sangat baik untuk diterapkan
di negara Indonesiayang terdiri dari berbagai macam agama, suku, ras dan bahasa karena
Pancasilamengakui adanya pluralitas.Dengan mempertahankan
ideologi Pancasila sebagai dasar negara, jika melak-sanakannya dengan baik, maka
perwujudan untuk menuju negara yang aman dansejahtera pasti akan terwujud.D a l a m
m e m a h a m i s i l a K e t u h a n a n Ya n g M a h a E s a t a k d a p a t d i p i s a h k a n d a r i k e -
empat sila lainnya.Ditinjau dari Pancasila Sila Ketuhanan Yang Maha
Esa kasus Ahmadiyah meru- pakan suatu pelanggaran karena Pancasila mengajarkan
kebebasan memeluk aga-ma dan keyakinan masing-masing bukan kebebasan mengubah
ajaran suatu aga-ma yang dalam hal ini agama Islam

Berdasarkan pembahasan diatas, ada beberapa saran yang perlu untuk diper-
timbangkan untuk lebih meningkatkan pemahaman terhadap nilai Pancasila, yaitu :

       Untuk semakin memperkokoh rasa bangga terhadap Pancasila, maka
perlu ada-nya peningkatan pengamalan butir-butir Pancasila khususnya sila ke-1.
Salahsatunya dengan saling menghargai antar umat beragama.Untuk menjadi sebuah
negara Pancasila yang nyaman bagi rakyatnya, diperlukanadanya jaminan keamanan
dan kesejahteraan setiap masyarakat yang ada di da-lamnya. Khususnya jaminan keamanan
dalam melaksanakan kegiatan beribadah.
       Pemerintah sebaiknya melakukan pendekatan yang persuasif untuk membawa
pengikut Ahmadiyah kembali pada koridor Islam.Jika pengikut Ahmadiyah
tetap bersikukuh dengan keyakinannya, sebaiknya mereka mendirikan agama baru tanpa
membawa-bawa Islam beserta atributnya untuk menghindari keresahan dan ketegangan di
dalam masyarakat. Hal ini sesuaidengan butir sila Ketuhanan Yang Maha Esa yaitu membina
kerukunan hidup diantara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA
PEMAHAMAN SILA KETUHANAN YANG
      MAHA ESA BESERTA
      PERMASALAHANNYA




            Disusun Oleh
        Sartono Abdi Pranoto
             04.12.3403
           Kelas : D/KP/1




         KEPERAWATAN
       PROGRAM STUDI IGD
STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA

More Related Content

What's hot

KONFLIK AGAMA
KONFLIK AGAMAKONFLIK AGAMA
KONFLIK AGAMASwee Mun
 
Strategi pembinaan kerukunan umat beragama
Strategi pembinaan kerukunan umat beragamaStrategi pembinaan kerukunan umat beragama
Strategi pembinaan kerukunan umat beragamaFirman Nugraha
 
Islam dan kebudayaan arab
Islam dan kebudayaan arabIslam dan kebudayaan arab
Islam dan kebudayaan arabnodya ambarmaya
 
kepelbagaian agama: mencari titi pertemuan
kepelbagaian agama: mencari titi pertemuankepelbagaian agama: mencari titi pertemuan
kepelbagaian agama: mencari titi pertemuanCt Muna
 
CTU 151 Bab 1 - matlamat tamadun islam
CTU 151 Bab 1 - matlamat tamadun islamCTU 151 Bab 1 - matlamat tamadun islam
CTU 151 Bab 1 - matlamat tamadun islamMuhd Iqball
 
Hubungan Etnik Bab 7 Islam Hadhari Dan Hubungan Etnik
Hubungan Etnik Bab 7   Islam Hadhari Dan Hubungan EtnikHubungan Etnik Bab 7   Islam Hadhari Dan Hubungan Etnik
Hubungan Etnik Bab 7 Islam Hadhari Dan Hubungan EtnikWanBK Leo
 
(Sadn1013 h) kump 6
(Sadn1013 h) kump 6(Sadn1013 h) kump 6
(Sadn1013 h) kump 6sadn1013
 
Dinamika kebudayaan dan peradaban islam
Dinamika kebudayaan dan peradaban islamDinamika kebudayaan dan peradaban islam
Dinamika kebudayaan dan peradaban islamasriss
 
Konsep asas tamadun islam
Konsep asas tamadun islamKonsep asas tamadun islam
Konsep asas tamadun islamIzzat Najmi
 
Bab 3 (institusi islam)
Bab 3 (institusi islam)Bab 3 (institusi islam)
Bab 3 (institusi islam)Afiq Izzudin
 
Wawasan kebangsaan, ideologi & ham
Wawasan kebangsaan, ideologi & hamWawasan kebangsaan, ideologi & ham
Wawasan kebangsaan, ideologi & hamMushoddik Indisav
 
Islam dan-kesejahteraan-sosial arifin-zain(pdf}
Islam dan-kesejahteraan-sosial arifin-zain(pdf}Islam dan-kesejahteraan-sosial arifin-zain(pdf}
Islam dan-kesejahteraan-sosial arifin-zain(pdf}Ufhick Tho Zhoppenk
 
Kesejahteraan sosial dalam islam
Kesejahteraan sosial dalam islamKesejahteraan sosial dalam islam
Kesejahteraan sosial dalam islamDhea Maharani
 
Fungsi agama bagi kehidupam manusia
Fungsi agama bagi kehidupam manusiaFungsi agama bagi kehidupam manusia
Fungsi agama bagi kehidupam manusiaMas Amam Udink
 
Islam dan hubungan etnik
Islam dan hubungan etnikIslam dan hubungan etnik
Islam dan hubungan etnikSyafiqah Lyana
 

What's hot (20)

KONFLIK AGAMA
KONFLIK AGAMAKONFLIK AGAMA
KONFLIK AGAMA
 
Strategi pembinaan kerukunan umat beragama
Strategi pembinaan kerukunan umat beragamaStrategi pembinaan kerukunan umat beragama
Strategi pembinaan kerukunan umat beragama
 
Islam dan kebudayaan arab
Islam dan kebudayaan arabIslam dan kebudayaan arab
Islam dan kebudayaan arab
 
kepelbagaian agama: mencari titi pertemuan
kepelbagaian agama: mencari titi pertemuankepelbagaian agama: mencari titi pertemuan
kepelbagaian agama: mencari titi pertemuan
 
CTU 151 Bab 1 - matlamat tamadun islam
CTU 151 Bab 1 - matlamat tamadun islamCTU 151 Bab 1 - matlamat tamadun islam
CTU 151 Bab 1 - matlamat tamadun islam
 
Hubungan Etnik Bab 7 Islam Hadhari Dan Hubungan Etnik
Hubungan Etnik Bab 7   Islam Hadhari Dan Hubungan EtnikHubungan Etnik Bab 7   Islam Hadhari Dan Hubungan Etnik
Hubungan Etnik Bab 7 Islam Hadhari Dan Hubungan Etnik
 
(Sadn1013 h) kump 6
(Sadn1013 h) kump 6(Sadn1013 h) kump 6
(Sadn1013 h) kump 6
 
Dinamika kebudayaan dan peradaban islam
Dinamika kebudayaan dan peradaban islamDinamika kebudayaan dan peradaban islam
Dinamika kebudayaan dan peradaban islam
 
tamadun islam
tamadun islamtamadun islam
tamadun islam
 
Konsep asas tamadun islam
Konsep asas tamadun islamKonsep asas tamadun islam
Konsep asas tamadun islam
 
Makalah PAI
Makalah PAIMakalah PAI
Makalah PAI
 
Bab 3 (institusi islam)
Bab 3 (institusi islam)Bab 3 (institusi islam)
Bab 3 (institusi islam)
 
Wawasan kebangsaan, ideologi & ham
Wawasan kebangsaan, ideologi & hamWawasan kebangsaan, ideologi & ham
Wawasan kebangsaan, ideologi & ham
 
Islam dan-kesejahteraan-sosial arifin-zain(pdf}
Islam dan-kesejahteraan-sosial arifin-zain(pdf}Islam dan-kesejahteraan-sosial arifin-zain(pdf}
Islam dan-kesejahteraan-sosial arifin-zain(pdf}
 
Kesejahteraan sosial dalam islam
Kesejahteraan sosial dalam islamKesejahteraan sosial dalam islam
Kesejahteraan sosial dalam islam
 
Alamiyyah uztzh baru
Alamiyyah uztzh baruAlamiyyah uztzh baru
Alamiyyah uztzh baru
 
islam hadhari
islam hadhariislam hadhari
islam hadhari
 
Fungsi agama bagi kehidupam manusia
Fungsi agama bagi kehidupam manusiaFungsi agama bagi kehidupam manusia
Fungsi agama bagi kehidupam manusia
 
Konsep Tamadun islam
Konsep Tamadun islamKonsep Tamadun islam
Konsep Tamadun islam
 
Islam dan hubungan etnik
Islam dan hubungan etnikIslam dan hubungan etnik
Islam dan hubungan etnik
 

Similar to Pancasila dan Kehidupan Beragama

CONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMACONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMAEman Syukur
 
Relasi Agama Negara dan Budaya.pptx
Relasi Agama Negara dan Budaya.pptxRelasi Agama Negara dan Budaya.pptx
Relasi Agama Negara dan Budaya.pptxTsaqib2
 
Artikel nila zulfiani new
Artikel nila zulfiani newArtikel nila zulfiani new
Artikel nila zulfiani newnila ZULFIANI
 
masyarakat berkarakter.pdf
masyarakat berkarakter.pdfmasyarakat berkarakter.pdf
masyarakat berkarakter.pdfRasya Rianto
 
PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)
PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)
PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)nuralfiyani24
 
Agama dan masyarakat
Agama dan masyarakatAgama dan masyarakat
Agama dan masyarakatnaufalando
 
Presentasi Kerukunan Antar Umat Beragama
Presentasi Kerukunan Antar Umat BeragamaPresentasi Kerukunan Antar Umat Beragama
Presentasi Kerukunan Antar Umat BeragamaLia Oktaviani
 
KRITIK TERHADAP KETUHANAN VERSI PANCASILA
KRITIK TERHADAP KETUHANAN VERSI PANCASILA KRITIK TERHADAP KETUHANAN VERSI PANCASILA
KRITIK TERHADAP KETUHANAN VERSI PANCASILA isffianisuki
 
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan MasyarakatIlmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakatargiosalsanov26
 
Relasi Antar Agama di Indonesia
Relasi Antar Agama di IndonesiaRelasi Antar Agama di Indonesia
Relasi Antar Agama di IndonesiaSabilul Maarifah
 

Similar to Pancasila dan Kehidupan Beragama (20)

Konsep Ketuhanan dan Kepercayaan
Konsep Ketuhanan dan KepercayaanKonsep Ketuhanan dan Kepercayaan
Konsep Ketuhanan dan Kepercayaan
 
CONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMACONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMA
 
Relasi Agama Negara dan Budaya.pptx
Relasi Agama Negara dan Budaya.pptxRelasi Agama Negara dan Budaya.pptx
Relasi Agama Negara dan Budaya.pptx
 
Artikel nila zulfiani new
Artikel nila zulfiani newArtikel nila zulfiani new
Artikel nila zulfiani new
 
Definisi Tamadun (TITAS)
Definisi Tamadun (TITAS)Definisi Tamadun (TITAS)
Definisi Tamadun (TITAS)
 
Agama dan masyarakat
Agama dan masyarakatAgama dan masyarakat
Agama dan masyarakat
 
Teloeransi antar umat beragama 2
Teloeransi antar umat beragama 2Teloeransi antar umat beragama 2
Teloeransi antar umat beragama 2
 
Moderasi Beragama.pdf
Moderasi Beragama.pdfModerasi Beragama.pdf
Moderasi Beragama.pdf
 
masyarakat berkarakter.pdf
masyarakat berkarakter.pdfmasyarakat berkarakter.pdf
masyarakat berkarakter.pdf
 
PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)
PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)
PANCASILA (Falsafah budaya bangsa)
 
Agama dan masyarakat
Agama dan masyarakatAgama dan masyarakat
Agama dan masyarakat
 
3 131217225316-phpapp02
3 131217225316-phpapp023 131217225316-phpapp02
3 131217225316-phpapp02
 
3 131217225316-phpapp02
3 131217225316-phpapp023 131217225316-phpapp02
3 131217225316-phpapp02
 
Presentasi Kerukunan Antar Umat Beragama
Presentasi Kerukunan Antar Umat BeragamaPresentasi Kerukunan Antar Umat Beragama
Presentasi Kerukunan Antar Umat Beragama
 
MAKALAH agamaaa.docx
MAKALAH agamaaa.docxMAKALAH agamaaa.docx
MAKALAH agamaaa.docx
 
Selasar edisi 17
Selasar edisi 17Selasar edisi 17
Selasar edisi 17
 
pancasila sebagai ideologi negara
pancasila sebagai ideologi negarapancasila sebagai ideologi negara
pancasila sebagai ideologi negara
 
KRITIK TERHADAP KETUHANAN VERSI PANCASILA
KRITIK TERHADAP KETUHANAN VERSI PANCASILA KRITIK TERHADAP KETUHANAN VERSI PANCASILA
KRITIK TERHADAP KETUHANAN VERSI PANCASILA
 
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan MasyarakatIlmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
 
Relasi Antar Agama di Indonesia
Relasi Antar Agama di IndonesiaRelasi Antar Agama di Indonesia
Relasi Antar Agama di Indonesia
 

Pancasila dan Kehidupan Beragama

  • 1. BAB I A. Latar Belakang Masalah Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk. Mengapa begitu besar pengaruh Pancasila terhadap bangsa dan negara Indonesia? Kondisi ini dapat terjadi karena perjalanan sejarah dan kompleksitas keberadaan bangsa Indonesia seperti keragaman suku, agama, bahasa daerah, pulau, adat istiadat, kebiasaan budaya, serta warna kulit jauh berbeda satu sama lain tetapi mutlak harus dipersatukan. Semakin hari permasalahan semakin kompleks yang terjadi hampir diseluruh bidang kehidupan, ancaman-ancaman datang baik dari dalam dan dari luar sehingga pertahanan pun semakin melemah. Hal yang sangat rentan akan serangan adalah ketahanan nasional. Ini terjadi ketika masyarakat telah berada pada “titik nyaman” yang merupakan sasaran empuk dari penyerangan, salah satunya masalah ideologi. Dari awal kemerdekaan hingga sekarang banyak pihak yang ingin menumbangkan ideologi bangsa Indonesia, Pancasila. Dengan alasan agama tidak sejalan bersama Pancasila maka masyarakat cenderung pro maupun kontra. Dan hal yang disayangkan adalah melupakan etika-etika dalam agama yang luhur dengan alasan “nasionalisme” dan tidak mau dianggap “sok alim”.
  • 2. BAB II Pendekatan Yuridis “Perlu ditegakkan Etika Kehidupan Berbangsa yang meliputi, etika sosial dan budaya, etika politik dan pemerintahan, etika ekonomi dan bisnis, etika penegakkan hokum yang berkeadilan dan berkesetaraan, etika keilmuan, dan etika lingkungan untuk dijadikan acuan dasar dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan arah kebijakan dan kaidah pelaksanaanya, serta menjiwai seluruh pembentukan undang-undang.” (Amanat TAP MPR No. 1/MPR/3003) “Ketetapan ini mengamanatkan untuk meningkatkan kualitas manusia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta kepribadian inonesia dalam kehidupan berbangsa. Pokok-pokok etika kehidupan berbangsa mengacu pada cita-cita persatuan dan kesatuan, ketahanan, kemandirian, keunggulan dan kejayaan, serta kelestarian lingkungan yang dijiwai oleh nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya Indonesia. ” (Substansi tentang undang- undang agama ) “Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa”(pasal 29 (1)) “Negara menjamin kemerekaan tiap-tiap penuduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu.” (pasal 29 (2))
  • 3. Bab III Pembahasan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung makna adanya keyakinan terhadapTuhan Yang Maha Esa Tunggal, yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Dandiantara makhluk ciptakan Tuhan Yang Maha Esa yang berkaitan dengan sila ini ia-lah manusia. Sebagai Maha Pencipta, kekuasaan Tuhan tidaklah ter-batas, sedang-kanselainNya adalah terbatas.Dalam memahami dan mengamalkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa tak da- pat dikotak-kotakkan dengan keempat sila lainnya karena Hakikat manusia sebagaimahluk Tuhan yang Maha Esa (sebagai sebab) (hakikat sila I dan II )yang memben-tuk persatuan mendirikan negara dan persatuan manusia dalam suatu wilayah disebutrakyat (hakikat sila III dan IV ) dan yang ingin mewujudkan suatu tujuan bersama yai-tu keadilan dalam suatu persekutuan hidup masyarakat negara (keadilan sosial) (haki-kat sila V ).Negara Indonesia didirikan atas landasan moral luhur, yaitu berdasarkan Ke-tuhanan Yang Maha Esa yang sebagai konsekuensinya, maka negara menjamin kepa-da warga negara dan penduduknya untuk memeluk dan untuk beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya. Kehidupan bangsa Indonesia yang beragama Kehidupan berbangsa dan bernegara ini telah diatur sedemikian rupa dengan peraturan- peraturan yang ada. Sepertihalnya yang telah diatur dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945 bahwa Negara Indonesia menjamin kebebasan bangsa Indonesia untuk menganut agama dan keyakinan sesuai dengan agama masing-masing. Jadi ketika kita telah meyakini suatu agama, kita harus mempertahankan keyakinan itu karena negara melindungi hak warga negara dalam beragama. Negara Indonesia bukan negara agama, tetapi kehidupan beragama sangat dihormati dan dijunjung tinggi. Dimana sila pertama mendasari dan menjiwai sila-sila berikutnya. Mengapa demikian? Karakter seseorang terbentuk secara fitrah yang telah dituliskan Tuhan. Dan bagaimana kualitas hidup manusia ditentukan oleh kualitas hubungan manusia itu dengan Tuhan, apabila hubungan (ibadah) dengan Tuhan baik maka hal-hal yang lain seperti akademik, pekerjaan, dan sosial akan baik pula. Beragama bukan suatu kewajiban seseorang. Beragama merupakan hak manusia yang dapat dipenuhi oleh individu sesuai dengan cara pemenuhan masing-masing. Manusia beragama karena suatu sebab kebutuhan, yakni merasa tidak berdaya dan butuh perlindungan dari Dzat yang memiliki kekuatan. Seiring dengan berubahnya zaman dengan tuntutan harga diri kemanusiaan dan perkembangan peradaban manusia maka diakuilah hak asasi pribadi (personal rights), salah satunya adalah hak memeluk agama dan beribadah sesuai dengan agama masing-masing. Warga negara merupakan aspek penting dalam negara. Peranan aktif warga negara merupakan tunas terbentuk dari kehidupan berbangsa yang baik. Ada pun peran warga negara dalam agama mempengaruhi kebijakan negara agar tetap bersifat religius, menciptakan tri kerukunan umat beragama, menyediakan sarana dan prasarana ibadah serta mendirikan organisasi-organisasi keagamaan.
  • 4. Bukti bangsa Indonesia bangsa religius Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang agamis. Negara-negara di dunia telah mengakuinya sejak dahulu. Banyak faktor-faktor yang memperkuat statement bangsa Indonesia bangsa yang religius. Hal itu masih lestari hingga sekarang. Beberapa aspek tersebut adalah: a. Banyak peninggalan-peninggalan bersejarah yang ditemukan yang berbau agama. Sebagai contoh Candi Prambanan yang beralirkan Hindu, Candi Borobudur yang beralirkan Budha, prasasti, peninggalan kerajaan-kerajaan serta makam-makam. Dari peninggalan-peninggalan tersebut terdapat tulisan-tulisan kuno bahkan pahatan- pahatan yang menggambarkan betapa nenek moyang bangsa Indonesia sangat taat kepada Tuhan. b. Budaya dan tradisi leluhur yang masih lestari. Kadang kita tidak tahu asal muasal suatu budaya yang sering kita lakukan bahkan tidak tahu kapan awal budaya itu ada. Misal ada kembar mayang dalam adat pernikahan, tukar cincin dalam pernikahan, kenduri, selamatan orang meninggal (memperingati kematian seseorang), tedak siten, mitoni, dan masih banyak lagi. Dari budaya-budaya itulah kemudian terjadi asimilasi sebagai contoh dalam kenduri. Dahulu orang-orang kenduri yang melakukan hanya orang hindu sekarang tidak. Orang islam pun begitu hanya saja mantra-mantra umat hindu dibacakan doa-doa sesuai dengan doa umat islam. c. Kepercayaan masyarakat yang bersumber dari pengetahuan nenek moyang. Kepercayaan ini ada yang bersifat rasional maupun bersifat irasional. Kepercayaan yang bersifat rasional seperti ketika masyarakat melihat bintang untuk menentukan masa tanam dan kecepatan angin ketika hendak melaut. Sedang kepercayaan bersifat irasional seperti larangan pergi pada waktu tertentu dan larangan mengenakan pakaian berwarna hijau ketika di pantai selatan. Fakta pada masyarakat saat ini Masyarakat di Indonesia memang mengakui adanya Tuhan atau suatu zat yang memiliki kekuatan melebihi kekuatan manusia untuk mengendalikan alam raya. Meski pun berbeda agama namun tetap beribadah sesuai dengan agama masing-masing. Disinilah bangsa Indonesia sebagai hamba Tuhan memikili kewajiban untuk meng-Esa-kan Tuhan. Mungkin dari cara berbicara dan berpakaian masih mencerminkan sebagai umat beragama. Namun cerminan itu tidak selalu benar. Orang-orang yang memiliki jabatan mungkin tidak selamanya “konsisten” akan janjinya ketika belum mendapatkan suatu jabatan. Seperti yang pernak dikatakan oleh seorang bijak, “Kejahatan terjadi karena ada niat dan kesempatan”. Tentu jika orang tersebut berpegang teguh akan agamanya maka akan teringat bahwa manusia memang tidak akan mengetahui perbuatan buruk yang dilakukan namun Sang Pencipta pasti melihat dan menyadari bahwa suatu hari nanti semua perbuatan akan dipertanggungjawabkan pada-Nya. Sayangnya manusia seperti itu tipe orang yang sebenarnya tahu tetapi tidak mau tahu. Itu merupakan krisis yang telah menjadi virus akut yang menyebar diseluruh masyakat. Bahkan para produsen makanan, pedagang juga anak kecil sudah pandai berbohong hanya untuk memenuhi keinginan yang sebenarnya tidak begitu penting. Tentu hal ini lebih untuk mengais pundi-pundi uang ataupun yang lainnya, sesuatu yang berbau materialis.
  • 5. KASUS AHMADIYAH Keyakinan warga Ahmadiyah bahwa Mirza Ghulam Ahmad mendapat statuskenabian merupakan persoalan kunci, yang memicu kontroversi dengan umat Islam mainstream, bukan hanya di Indonesia, tapi juga di negara Muslim di dunia. Selainitu, hasil pengalaman spiritual Mirza Ghulam Ahmad yang kemudian dikompilasioleh pengikutnya dalam buku ’Tadzkirah’, diposisikan sebagai ’kitab suci’.Dalam rapat kerja nasional (RAKERNAS) 4-6 November 2007 Majelis Ula-ma Indonesia menetapkan sepuluh kriteria aliran sesat, salah satunya adalah Meng-ingkari salah satu dari rukun Iman dan rukun Islam. Juga apabila ada yang meleceh-kan dan atau merendahkan Nabi dan Rasul.Selain mengaku sebagai rasul, beberapa paham Amadilla yang dianggap sesat, antaralain:1 . P e n g a k u a n M i r z a G h u l a m A h m a d s e b a g a i Tuhan. “Engkau dariku dan Aku darimu, punggungmu hádala punggung-Ku” (Tadzkirah 700)2.Sikap Mirza Ghulam Ahmad terhadap Muhammad SAW. “Sesungguhnya Nabisaw memiliki tiga ribu mukjizat” (Kitab Tuhfan Kolrawiyah 67, RK17/153). Dansesungguhnya mukjizatku lebih dari satu juta mukjizat.” (Tadzkirah asy-Syahadatain 41, RK20/43)3.Hujatan Mirza Ghulam Ahmad terhadap nabi Isa a.s. “Ya, dialah (Yesus Al-Masih) yang terbiasa banyak memaki dan Sangay jelek akhlaknya.” (RK 11/289,lampiran Injam Atiham 5 (foot note)).4.Iuran wajib organisasi. “Candah (iuran) yang dinyatakan wajib oleh hazrat aqdasmasih mau’ud a.s. (Mirza Ghulam Ahmad, pen) lepada setiap ahmadi untuk membayarnya dan siapa-siapa yang sampai tiga bulan berturut-turut tidak membayar, dikatakan keluar dari jemaat beliau. Itu sama sekali lain dan terpisahdari zakat”5.Sakralisasi desa Qadian. “Sesungguhnya bumi Al-Qadian berhak untuk dihargai,karena menyerang dia sama dengan menyerang tanah haram.” (Durr Tsami 52) Analisis Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Esensinya adalah Tuhan. Berhu- bungan dengan Agama. Bagaimana agama memandang Ahmadiyah? 1.Ahmadiyah bukan beda dalam masalah furu’ (khilafiyah) tapi sudah beda dalamhal Aqidah. Sedangkan dalam hal Aqidah itu mutlak harus diikuti. Barangsiapayang berbeda, berarti dia telah murtad atau kafir. 2.Ahmadiyah tidak memiliki platform ajaran sendiri, tidak seperti agama lain yangmemiliki platform ajarannya masing-masing. Jadi lebih baik ahmadiyahmendirikan agama sendiri, tanpa membawa-bawa Islam beserta segalaatributnya. 3.Kitab-kitab karangan Mirza Ghulam Ahmad beserta tadzkirahnya menyebutkan bahwa setiap orang yang mengingkari kenabian Mirza Ghulam Ahmad (tidak mengakuinya) dianggap KAFIR oleh kalangan Ahmadiyah. Jadi bagi setiap umatIslam yang membela Ahmadiyah, pelajarilah dulu semuanya. Padahal jelas-jelasmereka menganggap setiap orang yang tidak mengakui kenabian Mirza GhulamAhmad dianggap KAFIR. 4.Setiap umat beragama yang mempelajari agamanya dengan baik dan b e n a r, d i a akan merasakan nikmatnya beribadah dan menjalani ajaran agama tersebut. Danakan menjadi sakit sekali bila agamanya itu dinodai. jadi bila ada umat Islamyang justru malah membela Ahmadiyah, berarti dia tidak mempelajari Islamdengan baik dan benar (lihat juga poin-poin di atas).
  • 6. 5.Ahmadiyah juga telah membajak kitab suci Al-Qur’an. Tapi (juga) dibiarkan oleh pemerintah dan para aparatnya. Tapi bila lagu ‘Indonesia Raya’ dibajak atau‘Indonesia’ dinodai langsung ditangkap dan ditindak tegas. 6.Dalam buku karangan nabi palsu tersebut juga ada yang isinya menghina Nabi Isa a.s. 7.Mirza Ghulam Ahmad tidak hanya mengaku dirinya nabi, tapi juga mengaku di- rinya itu malaikat, juga mengaku sebagai tuhan pencipta langit dan bumi (bacatadzkirah). Jadi sudah jelas bahwa Ahmadiyah itu tidak sesuai dengan ajaran agamaIslam yang telah diakui, tidak pantas menganggap diri-nya Islam. Wajar bila ba-nyak umat Islam yang melakukan berbagai aksi. Ini karena agama mereka telah dinodai.Dan juga dipandang dari Pancasila, Ahmadiyah jelas melanggar karena setiapumat beragama yang mempelajari agamanya dengan baik dan benar, dia akan merasa-kan nikmatnya beribadah dan menjalani ajaran agama tersebut. Dan akan menjadi sa-kit sekali bila agamanya itu dinodai, seperti yang dijelaskan diatas. Hal ini berten-tangan dengan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan juga Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Faktor-faktor penyebab terkikisnya jiwa religius Iman seseorang itu seperti air di pantai, ada kalanya pasang pun kala surut. Ketika pasang seseorang akan menjadi hamba Tuhan yang taat dan ketika surut disebabkan oleh kealfaan maupun hal lain. Penyebab-penyebab itu bisa datang dari dalam diri seseorang maupun dari luar. Pemahaman yang minim tentang agama membuat orang bertindak sesuka hati tanpa mengetahui arah yang benar. Minim pemahaman juga dapat diartikan sebagai pemahaman parsial. Yakni pemahaman tentang agama yang tidak utuh dan hanya ditelan mentah-mentah bahkan ada juga yang sama sekali tidak ingin tahu betapa indah hidup dengan agama itu. Orang-orang yang mempelajari tentang hukum dan ilmu tata negara sebenarnya juga belajar tentang tata cara beragama, hanya saja tidak menyadari untuk diindahkan dalam kehidupan. Dalam dasar Negara, pembukaan, Undang-Undang Dasar Tahun 1945, kitab perundang- undangan dan lain sebagainya. Sebagai contoh sesuatu yang tidak asing lagi yang dahulu sering kita dengar, pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Pada alenia ketiga dapat kita petik bahwa bangsa Indonesia mengakui adanya Tuhan dan hukum Tuhan, “…Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa…”, yang disusul dengan hukum etis, “…dengan didorong oleh keinginan luhur...”. Sehingga agama menjadi prioritas utama dalam hidup berbanga dan bernegara. Kita merasa aman dan nyaman ketika tidak mengetahui suatu ancaman yang nyata. Sesuatu yang kadang terlihat tidak ada masalah, justru menyimpan masalah yang dijaga kerahasiaanya dari dunia luar. Sebagai contoh ketika terdapat kontroversi dalam suatu organisasi agama yang terjadi karena anggota-anggotanya lebih mengedepankan logika daripada bisikan hati nurani. Umat beragama yang beragam di Indonesia tentu sangat memerlukan dukungan materiil dan non-materiil juga dukungan yang dari lingkungan sekitarnya. Sesuatu yang dirasa sepele adalah dukungan yang utama yakni dukungan dari keluarga. Dengan alasan terlalu sibuk mencari sesuap nasi pendidikan agama sering terabaikan sehingga kebutuhan
  • 7. akan rohani seseorang belum terpenuhi. Selain dukungan dari keluarga diperlukan juga dukungan-dukungan dari pemerintah yang dirasa masih kurang. Selama ini seolah-olah pemerintah kurang dalam urusan ini. Seperti ketika terjadi konflik antara umat muslim dengan umat nasrani. Hingga kini mungkin masih terjadi di berbagai tempat. Tidak adanya sanksi yang tegas terhadap pelanggaran- pelanggaran yang bersifat melecehkan suatu agama menjadikan masyarakat bertindak melewati batas-batas norma. Banyak sedikitnya pencitraan diri masyarakat Indonesia saat ini mendapat pengaruh dari media masa dan perkembangan IPTEK. Kemajuan yang diharapkan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang lebih baik malah berdampak buruk. Hal ini karena manusia- manusia tidak tepat dalam penggunaan teknologi. Sebagai contoh kamera, ketika seseorang kameramen menggunakan kameranya untuk mengambil gambar obyek yang baik tentu bermanfaat untuk dokumentasinya. Beda ketika seorang yang tidak beretika mengambil gambar-gambar yang vulgar maka kerugian dan kerusakan moral dampaknya. Solusi untuk meningkatkan kualitas takwa kepada tuhan Di Indonesia terdapat suatu lembaga non-formal yang bergerak untuk agama islam yakni MUI. MUI ini berfungsi untuk menjawab ketidakpuasan terhadap peranan pemerintah dalam mengatur kehidupan beragama. Fatwa-fatwa yang dikeluarkan pun sesuai dengan syariat agama islam. Sehingga peran MUI ini sangat membantu umat Islam menyikapi fenomena-fenomena kehidupan yang terdapat dalam zona abu-abu (sesuatu yang masih diragukan). Untuk mengasah kepekaan batin seseorang dilakukan acara ESQ. Acara ini berisikan motivasi-motivasi yang membangun agar terbentuk jiwa-jiwa yang taat kepada Tuhan. Sugesti-sugesti yang diberikan pada acara ini biasanya menyentuk hati sehingga setelah acara ESQ diharapkan pesertanya semangat untuk beribadah. Masing-masing agama memiliki cara tersendiri dalam menjalankan kewajibannya dalam beribadah. Untuk lebih dekat dengan Tuhan umat beragama sering mengadakan pembaharuan ilmu (mengkaji ilmu agama secara berkelompok). Umat Islam mengadakan pengajian-pengajian, mentoring, liqo’, tahfidz maupun yang lainnya. Sedang umat nasrani berkumpul pada malam hari di salah satu rumah umat nasrani untuk melakukan sembayang bersama. Ketika hari raya Idul Kurban ada beragam kegiatan keagamaan umat Islam untuk merayakan hari bahagia itu. Acara yang sering dilakukan pasca penyembelihan hewan kurban adalah pawai akbar yang diikuti dari berbagai kampung di daerah Piyungan dan sekitarnya. Dengan tema yang setiap tahun berbeda menuntut kreatifitas dari masing-masing peserta untuk unjuk kebolehan. Dalam Perannya sebagai pemerintah, Pemerintah menyiapkan Keppres untuk membubarkan aliran Ahmadiyah.
  • 8. Bab IV Kesimpulan dan Saran Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan yaitu : Pancasila adalah ideologi yang sangat baik untuk diterapkan di negara Indonesiayang terdiri dari berbagai macam agama, suku, ras dan bahasa karena Pancasilamengakui adanya pluralitas.Dengan mempertahankan ideologi Pancasila sebagai dasar negara, jika melak-sanakannya dengan baik, maka perwujudan untuk menuju negara yang aman dansejahtera pasti akan terwujud.D a l a m m e m a h a m i s i l a K e t u h a n a n Ya n g M a h a E s a t a k d a p a t d i p i s a h k a n d a r i k e - empat sila lainnya.Ditinjau dari Pancasila Sila Ketuhanan Yang Maha Esa kasus Ahmadiyah meru- pakan suatu pelanggaran karena Pancasila mengajarkan kebebasan memeluk aga-ma dan keyakinan masing-masing bukan kebebasan mengubah ajaran suatu aga-ma yang dalam hal ini agama Islam Berdasarkan pembahasan diatas, ada beberapa saran yang perlu untuk diper- timbangkan untuk lebih meningkatkan pemahaman terhadap nilai Pancasila, yaitu : Untuk semakin memperkokoh rasa bangga terhadap Pancasila, maka perlu ada-nya peningkatan pengamalan butir-butir Pancasila khususnya sila ke-1. Salahsatunya dengan saling menghargai antar umat beragama.Untuk menjadi sebuah negara Pancasila yang nyaman bagi rakyatnya, diperlukanadanya jaminan keamanan dan kesejahteraan setiap masyarakat yang ada di da-lamnya. Khususnya jaminan keamanan dalam melaksanakan kegiatan beribadah. Pemerintah sebaiknya melakukan pendekatan yang persuasif untuk membawa pengikut Ahmadiyah kembali pada koridor Islam.Jika pengikut Ahmadiyah tetap bersikukuh dengan keyakinannya, sebaiknya mereka mendirikan agama baru tanpa membawa-bawa Islam beserta atributnya untuk menghindari keresahan dan ketegangan di dalam masyarakat. Hal ini sesuaidengan butir sila Ketuhanan Yang Maha Esa yaitu membina kerukunan hidup diantara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  • 9. MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA PEMAHAMAN SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA BESERTA PERMASALAHANNYA Disusun Oleh Sartono Abdi Pranoto 04.12.3403 Kelas : D/KP/1 KEPERAWATAN PROGRAM STUDI IGD
  • 10. STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA