Dokumen tersebut membahas tentang kerukunan umat beragama di Indonesia. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa (1) Indonesia memiliki keragaman suku, budaya dan agama, (2) diperlukan kearifan untuk memelihara kerukunan antar umat beragama, dan (3) faktor-faktor yang dapat mengganggu kerukunan antara lain ekspresi keagamaan yang keliru dan kepentingan politik.
2. 2
PENDAHULUAN
1. Indonesia adalah negara yang penduduk majemuk dari segi suku
bangsa, budaya, dan agama.
2. Penduduk Indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa yang tersebar di
berbagai wilayah.
3. Penduduk ini menganut agama dan kepercayaan yang berbeda-beda.
Bagian terbesar dari penduduk menganut agama Islam, Kristen, Katolik,
Hindu, dan Buddha.
4. Diperlukan kearifan dan kedewasaan di kalangan umat beragama untuk
memelihara keseimbangan antara kepentingan kelompok dan
kepentingan nasional.
5. Diperlukan kebijaksanaan dan strategi untuk menciptakan dan
memelihara KUB guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang aman,
damai, sejahtera, dan bersatu.
3. Kerukunan Umat Beragama
• Secara etimologis: Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, rukun berarti: (1) baik dan damai, tidak
bertentangan; (2) bersatu hati, bersepakat.
Merukunkan berarti: (1) mendamaikan; (2)
menjadikan bersatu hati. Adapun Kerukunan: (1)
perihal hidup rukun; (2) rasa rukun; dll.
• Suatu kondisi dimana semua golongan agama bisa
hidup bersama-sama secara damai tanpa
mengurangi hak dan kebebasan masing-masing
untuk menganut dan melaksanakan kewajiban
agamanya
4. Tiga Unsur KUB
1) Kesediaan untuk menerima adanya perbedaan
keyakinan dengan orang maupun kelompok lain,
2) Kesediaan membiarkan orang lain untuk
mengamalkan ajaran yang diyakininya, dan
3) Kemampuan untuk menerima perbedaan
selanjutnya menikmati suasana kekhusyu’an yang
dirasakan orang lain sewaktu mereka mengamalkan
ajaran agamanya.
5. Dasar-dasar Kerukunan
• Secara teologis:
semua agama mengajarkan damai, kasih, rahmah,
menghargai wong liyan.
• Secara filosofis:
manusia pada dasarnya membutuhkan manusia
dalam kehidupan bersama. Jika tidak bisa
rukun/bekerjasama maka tidak dapat hidup.
• Secara praktis:
keragaman adalah keniscayaan, dan maka potensi
gesekan/konflik pasti ada... maka diperlukan rukun.
6. Problem KUB
• Kerukunan bukan upaya memperlemah iman!
• “Ukhuwah terjalin, akidah terjamin”
• Kerukunan adalah jembatan hubungan sosial antar
umat beragama.
• Kerukunan beda dengan perukunan! Inisiatif dari
masyarakat lebih dominan dibanding dorongan
Pemerintah.
• Kerukunan merupakan upaya-bersama umat
beragama dan pemerintah.
7. Hambatan kerukunan hidup beragama
• Ekspresi keagamaan yang keliru misal
fanatisme memonopoli dan memutlakkan
kebenaran sendiri, diikuti semangat
misionarisme yang militan, merendahkan
pihak lain bahkan memandangnya sebagai
musuh.
8. 8
FAKTOR-FAKTOR
YANG DAPAT
MENGGANGGU
KERUKUNAN UMAT
BERAGAMA
(TANTANGAN)
FAKTOR-FAKTOR
NON-KEAGAMAAN
1. Kesenjangan ekonomi;
2. Kepentingan politik;
3. Konflik sosial dan budaya,
FAKTOR-FAKTOR KEAGAMAAN
1. Penyiaran agama;
2. Bantuan keagamaan luar negeri;
3. Perkawinan antar pemeluk agama
yang berbeda;
4. Pengangkatan anak;
5. Pendidikan agama;
6. Perayaan hari besar keagamaan;
7. Perawatan dan pemakaman jenazah;
8. Penodaan agama;
9. Kegiatan kelompok sempalan;
10.Transparansi informasi keagamaan,
11.Pendirian rumah ibadat.
9. 9
Dua Kebijakan Besar untuk Menjaga
Kerukunan Umat Beragama
1.Memberdayakan masyarakat, kelompok-
kelompok agama, serta pemuka agama
untuk menyelesaikan sendiri masalah
kerukunan umat beragama.
2.Memberikan rambu-rambu dalam
pengelolaan kerukunan umat beragama
(UU, SKB.. dll..).
10. 10
1. Memperkuat landasan/dasar-dasar
(aturan/etika bersama) tentang kerukunan
internal dan antar umat beragama
2. Membangun harmoni sosial dan persatuan
nasional dalam bentuk upaya mendorong
dan mengarahkan seluruh umat beragama
untuk hidup rukun dalam bingkai teologi
yang ideal untuk menciptakan kebersamaan
dan sikap toleransi
3. Menciptakan suasana kehidupan beragama
yang kondusif
Upaya-upaya Mendorong
Kerukunan Antar Umat Beragama
11. 11
4. Melakukan eksplorasi secara luas tentang
pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dari
seluruh keyakinan plural umat manusia
5. Melakukan pendalaman nilai-nilai spiritual
yang implementatif bagi kemanusiaan yang
mengarahkan kepada nilai-nilai Ketuhanan
6. Mengembangkan wawasan multikultural
bagi segenap unsur dan lapisan
masyarakat
7. Menumbuhkan kesadaran dalam
masyarakat bahwa perbedaan adalah suatu
realita dalam kehidupan bermasyarakat.
12. Sabda Buddha tentang Kerukunan
Ada 6 dhamma/ajaran yang
membuat saling dikenang, saling
dicintai, dan saling dihormati: yang
menunjang saling ditolong,untuk
tiada kecekcokan, kerukunan dan
kesatuan. (A. III, )
13. 6 Dhamma Yang Membawa
Kerukunan (Saraniya Dhamma)
1. Memiliki perbuatan yang disertai cinta kasih
terhadap sesama, baik didepan atau
dibelakang mereka.
2. Memiliki ucapan yang disertai cinta kasih
terhadap sesama, baik didepan atau
dibelakang mereka.
3. Memiliki pikiran yang disertai cinta kasih
terhadap sesama, baik didepan atau
dibelakang mereka.
14. LANJUTAN.............
4. Membagi perolehan, sebagai sesuatu yang
pantas, yang diperoleh dengan cara yang pantas,
menggunakannya sebagai milik bersama dengan
sesama pelaksana sila.
5. Memiliki kesamaan sila/moraloitas, baik didepan
atau dibelakang mereka.
6. Memiliki kesamaan dalam pemeganganan
pandangan benar (sammadithi) sesama
pelaksana sila, baik didepan atau dibelakang
mereka.