SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
BAB 5 
SURAT-SURAT BERHARGA 
Surat Berharga adalah Surat bernilai uang yang dapat diperjualbelikan atau digunakan 
sebagai agunan saham dan / atau bukti penyertaan modal. Sesuatu surat dapat dikatakan 
sebagai surat berharga jika surat-surat tersebut mempunyai nilai, seperti uang, uang tunai dan 
dapat ditukarkan dengan uang tunai. 
Dalam hal ini surat-surat yang dikeluarkan dapat dibagi menjadi dua golongan, yakni Surat 
berharga (negotible instrument) dan surat berharga berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 
Tahun 1992 Yo Undnag-Undang Nomor 10 Tahun 1992. 
1. Surat Berharga 
Dikatakan surat berharga apabila surat tersebut sengaja diterbitkan sebagai pemenuhan 
suatu prestasi berupa pembayaran sejumlah uang, tetapi tidak dlakukan dengan mata 
uang, melainkan dengan alat pembayaran lain. 
2. Surat Berharga berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Yo Undang-Undang 
Nomor 10 Tahun 1992 
Surat berharga ialah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit atau 
setiap derivatif dari surat berharga atau kepentingan lain atau suatu kewajiban dari 
penerbit dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang. 
Surat berharga (Letter of Value) adalah surat yang diterbitkan bukan sebagai pemenuhan 
prestasi, bukan berupa pembayaran sejumlah uang, dan sukar di perjualbelikan. Namun, 
surat berharga sebagai bukti diri bagi pemegangnya (Legitimasi), sebagai orang yang 
berhak atas apa yang disebut di dalamnya, seperti KTP, SIM, Kartu Credit, ATM, dan 
lain-lain. 
Jenis- Jenis Surat Berharga 
1. Wesel 
Dalam Pasal 100 KUH Dagang ditentukan beberapa syarat wesel sebagai surat berharga, 
sbb : 
a. Penyebutan istilah “Wesel” didalam naskah surat wesel yang bersangkutan 
b. Perintah tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu
c. Nama orang yang harus membayar (tersangkut/tertarik) 
d. Penetapan hari bayar (Vervaldag) 
e. Penetapan tempat pembayaran yang harus dilakukan 
f. Nama orang kepada siapa atau penggantinya pembayaran harus dilakukan 
g. Tanggal dan tempat wesel diterbitkan 
h. Tanda tangan penerbit 
Berdasarkan Pasal 101 Ayat 1 KUH Dagang, apabila kurang persyaratan tetap diakui sebagai 
wesel, tetapi dengan konsekuensi tertentu, antara lain sbb : 
1. Apabila wesel tidak menyebutkan hari bayar maka wesel dianggap harus dibayar pada 
saat diperlihatkan kepada tertarik. 
2. Apabila wesel tidak menyebutkan tempat pembayarannya maka pembayarannya 
dianggap dilakukan di tempat tinggal tersangkut / akseptan. 
3. Apabila di dalam wesel tidak disebutkan dimana tempat penerbitnya maka wesel 
dianggap ditanda tangani di tempat yang disebutkan disamping nama penerbit. 
Hak Regres adalah hak untuk menegur bagi setiap tertarik yang menolak untuk melakukan 
akseptasi / menolak untuk menyetujui pembayaran wesel walaupun hari pembayarannya 
belum tiba. 
4 (Empat) Macam Surat Wesel : 
1. Wesel yang harus dibayar pada saat diunjukannya (Wesel Unjuk) 
2. Wesel yang harus dibayar pada waktu setelah diunjukannya (Wesel setelah unjuk) 
3. Wesel yang harus dibayar pada waktu sejak tanggal penarikannya 
4. Wesel yang harus dibayar pada tanggal tertentu yang tertera dalam surat weselnya 
Dalam Pasal 132 Ayat 2 KUH Dagang menyebutkan apabila wesel yang hari bayarnya 
ditentukan dengan cara lain, selain keempat cara diatas atau menetapkan pembayaran dengan 
cara diangsur maka pembayarannya akan batal demi hukum. 
Surat Cek 
Surat Cek merupakan warkat yang berisi perintah tidak bersyarat kepada bank-bank yang 
memelihara rekening nasabah untuk membayarkan suatu jumlah uang tertentu kepada orang 
tertentu atau yang ditunjuk olehnya atau pembawanya.
Dalam Pasal 178 KUH Dagang ditentukan syarat untuk cek sebagai surat berharga antara lain 
: 
1. Harus dapat perkataan “Cek” dalam bahasa yang dipakai untuk merumuskan bunyi 
cek tersebut 
2. Surat cek harus berisi perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu 
3. Nama orang yang harus membayar harus selalu suatu bank 
4. Penunjukkan empat pembayaran 
5. Penyebutan tanggal dan tempat penarikan cek 
6. Tanda tangan orang yang menarik cek 
Dalam Pasal 179 Ayat 2, 3 dan 4 KUH Dagang Cek dapat memiliki kekhususan, sbb : 
1. Tempat pembayaran tidak disebutkan secara tegas maka tempat pembayaran dianggap 
tempat yang disebutkan disamping nama si tertarik. 
2. Jika penunjukkan tidak ada maka cek harus dibayar ditempat nama kantor besar 
(pusat) dari tertarik berada. 
3. Jika disebutkan tempat mana cek ditarik maka tempat yang disebutkan disamping 
nama si penarik dianggap selaku tempat itu. 
Cek merupakan salah satu surat berharga. Ketentuan-ketentuan yang bersifat khusus sehingga 
menyebabkan adanya beberapa jenis cek, sbb : 
1. Cek atas unjuk / pembawa (Aan Toondera) 
Dimana bank akan membayarkan kepada siapa saja yang datang untuk memguangkan 
cek tersebut kepadanya. 
2. Cek atas nama (Aan Order) 
Dimana bank akan membayar kepada orang yang namanya tercantum didalam cek 
yang bersangkutan. 
3. Cek atas pembawa 
Dimana bank akan memperlakukan cek semacam ini sebagai cek atas unjuk, tetapi hal 
ini berbeda apabila sebutan pembawa di coret maka cek tersebut berlaku sebagai cek 
atas nama.
4. Cek Mundur (Postdated Cheque) 
Merupakan cek yang penariknya diberi tanggal akan datang, dengan demikian cek 
yang bersangkutan hanya dapat diuangkan pada tanggal yang telah dicantumkan 
dalam cek yang bersangkutan. 
5. Cek Silang (Crossed Cheque) 
Merupakan cek yang diberikan tanda silang/garis miring yang sejajar pada bagian 
muka. Tanda silang tersebut memberikan petunjuk kepada bank pembayar bahwa cek 
tersebut hanya dapat dibayarkan kepada suatu bank yang disebut di antara kedua garis 
silang sejajar. Dengan demikian, cek silang hanyalah untuk disetorkan ke dalam 
rekening saja sehingga cek yang bersangkutan hanya dapat di kliringkan pada bank 
tersebut. 
Dalam Pasal 214 Ayat 2 KUH Dagang di tentukan jenis jenis cek silang, antara lain : 
a. Secara umum, diberi tanda dua garis sejajar dan diantaranya tidak terdapat/tidak 
termuat sesuatu petunjuk / nama suatu bank maka cek tersebut hanya dapat 
dibayar oleh bank pembayar kepada setiap bank yang menyerahkannya/ kepada 
nasabah bank pembayar yang menyerahkan cek itu; 
b. Secara khusus, antara dua garis sejajar terdapat nama suatu bank 
Jadi, tujuan pemberian tanda silang pada cek yaitu agar membatasi pihak-pihak yang dapat 
mencairkan dana atas cek yang disilang tersebut. 
6. Cek Kosong 
Adalah cek yang pada saat diajukan kepada bank tertarik untuk diuangkan, tidak 
tersedia dana yang cukup pada rekening nasabah penarik cek tersebut. 
Apabila nasabah (pemegang rekening) tersebut melakukan penarikan cek kosong 
selama 3 kali berturut-turut dalam jangka waktu 6 bulan, maka rekening harus segera 
ditutup dan penutupan harus dilaporkan kepada Bank Indonesia. Artinya, pemegang 
rekening tersebut tidak boleh berhubungan dengan bank-bank yang ada baik di 
Indonesia maupun di luar negeri.
Bilyet Giro 
Bilyet Giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan dana untuk 
memindahkan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening pemegang 
yang disebutkan namanya. 
Pembayaran Bilyet Giro tidak dapat dilakukan dengan uang tunai dan tidak dapat 
dipindahtangankan melalui endosemen. Endosemen adalah penyerahan suatu surat atas 
tertunjuk oleh seseorang yang berhak/pemegang kepada orang lain dengan disertai 
pernyataan mengalihkan haknya atas surat yang ditulis pada surat tersebut. Bilyet Giro diatur 
dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 28/32/UPG, tanggal 4 Juli 1995 Yo Surat 
Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 28/32/Kep/Dir, tanggal 4 Juli 1995. 
Suatu Bilyet Giro harus memenuhi syarat format, sbb : 
a. Nama “Bilyet Giro” dan nomor bilyet giro yang bersangkutan 
b. Nama tertarik 
c. Perintah yang jelas dan tanpa syarat untuk memindahkan dana atas beban rekening 
penarik 
d. Nama dan nomor rekening pemegang 
e. Nama bank penerima 
f. Jumlah dana dipindahbukukan, baik dalam angka maupun dalam huruf selengkap-lengkapnya 
g. Tempat dan tanggal penarikan 
h. Tanda tangan, nama jelas, dan dilengkapi dengan cap/stempel sesuai persyaratan 
pembukaan rekening 
Surat Sanggup (Surat Promes/Aksep) 
Surat sanggup (Surat Promes/Aksep) adalah surat yang dibuatkan oleh seseorang yang 
berisikan suatu kesanggupan untuk membayar sejumlah uang pada waktu tertentu. Surat 
Sanggup diatur dalam Pasal 174 sampai dengan Pasal 177 KUH Dagang. 
Surat dapat dikatakan sebagai surat sanggup maka harus berisikan hal-hal sbb : 
a. Penyebutan “Surat Sanggup” dimuatkan dalam teksnya sendiri
b. Kesanggupan tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu 
c. Penetapan hari bayarnya 
d. Penetapan tempat dimana pembayaran harus dilakukan 
e. Nama orang kepadanya pembayaran harus dilakukan 
f. Tanggal dan tempat surat sanggup itu ditandatanganinya 
g. Tanda tangan orang yang mengeluarkan surat sanggup itu 
Jika salah satu syarat diatas tidak terpenuhi maka surat tersebut tidak dapat dikatakan sebagai 
Surat Sanggup, kecuali : 
a. Bila tidak menyebutkan hari bayarnya maka dianggap dibayar pada saat di unjukkan 
b. Bila tidak menyebutkan tempat pembayaran maka tempat penandatanganan dianggap 
sebagai tempat pembayaran 
c. Bila tidak menyebutkan tempat ditandatanganinya maka dianggap ditandatangani 
ditempat yang tertera disamping nama penandatangan. 
Perbedaan pokok antara surat sanggup dengan wesel 
Adalah bahwa wesel merupakan surat perintah membayar, sedangkan surat sanggup adalah 
surat janji/ kesanggupan untuk membayar. 
Surat sanggup dapat diterbitkan oleh subjek hukum, baik yang merupakan subjek hukum 
perorangan maupun badan hukum. Surat sanggup yang diterbitkan oleh badan hukum 
merupakan perusahaan pembiayaan (Financial Institution) yang diatur dalam Surat 
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 606/KMK/1995, tanggal 19 Desember 1995. 
Ketentuan Perusahaan pembiayaan dalam menerbitkan surat sanggup, yaitu : 
a. Perusahaan pembiayaan dilarang menerbitkan surat sanggup, kecuali sebagai jaminan atas 
utang kepada bank yang menjadi kreditor. 
b. Perusahaan pembiayaan dilarang memberikan jaminan dalam segala bentuk kepada pihak 
lain. 
c. Surat sanggup yang diterbitkan sesuai dengan yang dimaksud pada huruf a diatas, tidak 
dapat dialihkan dan dikuasakan kepada pihak manapun juga (Non Negotiable).
Commercial Paper 
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia (SE No.28/49/UPG, tanggal 11 Agustus 1995) 
yakni persyaratan penerbitan dan perdagangan surat berharga komersial (Commercial Paper) 
melalui bank umum di Indonesia merupakan surat sanggup tanpa jaminan berjangka waktu 
pendek yang diterbitkan oleh perusahaan bukan bank dan diperdagangkan melalui bank atau 
perusahaan efek dengan sistem diskonto. 
Syarat-Syarat Commercial Paper dapat dipedagangkan melalui perbankkan, antara 
lain yaitu : 
a. Pencantuman 
b. Berjangka waktu paling lama 270 hari 
c. Diterbitkan oleh perusahaan bukan bank yang berbadan hukum Indonesia 
d. Telah memperoleh peringkat yang ditetapkan oleh lembaga dari Bapepam 
e. Pada halaman muka Commercial Paper (CP) sekurang-kurangnya dicantumkan hal-hal 
sbb : 
 Kata-kata “Surat Berharga Komersial” (Commercial Paper) yang ditulis setelah kata-kata 
“Surat Snaggup” 
 Klausula dapat diperdagangkan pada bagian atas dan dicetak dengan huruf tebal 
 Pernyataan tanpa protes dan tanpa biaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 176 Yo 
Pasal 145 KUH Dagang 
 Nama bank atau perusahaan efek dan nama serta tanda tangan pejabat bank atau 
perusahaan efek yang ditunjuk sebagai agen penerbit sebagai tanda keaslian 
Commercial Paper, dengan menempatkan logo bank atau perusahaan efek secara 
tidak mencolok. 
 Nama dan alamat bank yang ditunjuk sebagai agen pembayaran, dengan 
menempatkan logo bank yang bersangkutan secara tidak menyolok. 
 Nomor seri Commercial Paper 
 Keterangan mengenai cara penguasaan Commercial Paper 
 Pada halaman belakang Commercial Paper dicantumkan hal-hal sbb: 
- Pernyataan mengenai endossement blanko tanpa hak regres dengan klausula untuk 
saya kepada pembawa tanpa hak regres. 
- Cara Perhitungan nilai tunai
 Commercial Paper yang pencantuman jumlah uangnya berbeda antara yang tertulis 
dalam angka dengan yang tertulis dalam huruf, yang berlaku adalah jumlah dalam 
huruf selengkap-lengkapnya. 
 Commercial Paper yang jumlah uangnya dicantumkan berkali-kali dan tidak sama 
besarnya maka yang berlaku adalah jumlah yang terkecil. 
 Setiap perubahan alamat yang telah tertulis pada Commercial Paper harus 
ditandatangani oleh penerbit dan pengatur penerbitan 
Persyaratan sebagai agen penerbit, agen pembayar, pedagang efek, dan pemodal atas 
suatu Commercial Paper harus memenuhi syarat sbb : 
1. Dalam 12 bulan terakhir tingkat kesehatan dan permodalan tergolong sehat 
2. Commercial Paper yang bersangkutan termasuk dalam kualitas investasi (Investment 
Grade) sebagaimana ditetapkan oleh lembaga efek 
3. Commercial Paper tersebut bukan diterbitkan oleh perusahaan yang merupakan 
anggota grup/kelompok bank yang bersangkutan(tidak berlaku apabila bank bertindak 
sebagai pedagang efek) 
4. Commercial Paper tersebut bukan diterbitkan oleh perusahaan yang pada saat 
merencanakan penerbitan Commercial Paper dimaksud mempunyai pinjaman yang 
digolongkan diragukan dan macet. 
5. Kewajiban bank yang bertindak sebagai pengatur penerbitan adalah menyiapkan dan 
menyebarluaskan memorandum penerbitan yang obyektif; melaporkan kegiatan 
sebagai pengatur penerbitan Commercial Paper kepada Bank Indonesia. 
6. Kewajiban bank yang bertindak sebagai agen penerbit adalah meneliti kebenaran 
prosedur penerbitan Commercial Paper, baik dari segi administrasi maupun yuridis. 
7. Persyaratan bagi bank yang bertindak sebagai pemodal atas suatu Commercial Paper 
adalah Pemnbelian Commercial Paper oleh bank untuk kepentingan sendiri 
diperlakukan sebagai pembelian surat berharga; Pembelian Commercial Paper oleh 
bank tidak dapat diperhitungkan sebagai angsuran atau pelunasan kredit bank secara 
langsung maupun tidak langsung. 
Pelanggaran oleh bank atas ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur dalam surat edaran Bank 
Indonesia mengenai Commercial Paper dikenakan sanksi administratif, sebagaimana diatur 
dalam Pasal 52 dan Pasal 53 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) 
SPBU diatur didalam dan di luar KUH Dagang, menurut Surat Keputusan Direksi Bank 
Indonesia Nomor 21/53/Kep/DIR tanggal 27 Oktober 1998, SBPU merupakan surat berharga 
jangka pendek dalam rupiah yang dapat diperjualbelikan di pasar uang. 
SBPU ditinjau dari sudut warkatnya terdiri dari : 
1. Surat Sanggup (Aksep/Promes) yang dapat berupa : 
 Surat sanggup yng diterbitkan oleh nasabah dalam rangka penerimaan kredit dari 
bank untuk membiayai kegiatan tertentu; 
 Surat sanggup yang diterbitkan oleh bank dalam rangka pinjaman antar bank 
Selain itu, surat sanggup yang diterbitkan harus memenuhi ketentuan Pasal 174 
KUH Dagang. 
2. Surat Wesel dapat berupa 
 Surat wesel yang ditarik oleh suatu pihak dan di aksep oleh pihak lain dalam rangka 
transaksi tertentu, penarik dan atau tertarik adalah nasabah bank; 
 Surat wesel yang ditarik oleh nasabah bank dan diaksep oleh bank dalam rangka 
pemberian kredit untuk membiayai kegiatan tertentu. 
Surat wesel yang diterbitkan harus memenuhi ketentuan Pasal 100 KUH Dagang. 
Surat Jaminan Bank (Bank Garansi) 
Surat Jaminan Bank (Bank Garansi) adalah surat jaminan untuk membayar seseorang 
berdasarkan undang-undang tertentu yang berfungsi sebagai alat pembayaran. Dasar hukum 
surat jaminan bank diatur dalam Pasal 1820 sampai dengan Pasal 1850 KUH Perdata. 
Garansi Bank merupakan perjanjian tambahan (accesoir) dari perjanjian penanggungan 
utang (borgtocht) dimana bank bertindak sebagai penanggung utang. 
Dalam KUH Dagang, surat jaminan bank identik dengan avails yang diatur dalam Pasal 217 
KUH Dagang. Namun, berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 
23/2/KEP/DIR tanggal 28 Februari 1991 yang telah diedarkan dengan Surat Edaran Bank 
Indonesia Nomor 23/5/UKU tanggal 28 Februari 1991 tentang Pemberian Garansi oleh Bank 
Berbeda. 
Pengertian Garansi adalah garansi dalam bentuk warkat yang diterbitkan oleh bank yang 
mengakibatkan kewajiban membayar terhadap pihak yang menerima garansi apabila pihak
yang dijamn cidera janji. Garansi yang diterbitkan oleh bank dapat berbentuk bank garansi : 
Standbay Letter Of Credit (standby LIC). Bank garansi dapat diberikan dalam bentuk rupiah 
dan valuta asing. 
Syarat – syarat yang harus dipenuhi dalam suatu garansi bank, yaitu : 
1. Judul “garansi bank” atau “bank garansi”, dalam hal bank mengeluarkan garansi bank 
dalam bahasa asing maka di bawah judul dalam bahasa asig yang dikehendaki 
tersebut diberi judul dalam kurung “garansi bank” atau “bank garansi”. 
2. Nama dan alamat bank pemberi 
3. Tanggal penerbitan 
4. Transaksi antara pihak yang dijamin dengan penerima garansi, misalnya tender, 
pemenuhan bea masuk, pembangunan suatu proyek dan perizinan perdagangan valuta 
asing. 
5. Jumlah uang yang dijamin bank 
6. Tanggal mulai berlaku dan berakhir 
7. Pengasan batas waktu pengajuan klaim 
8. Terjadinya wanprestasi, berdasarkan Pasal 1830 Yo Pasal 1832 KUH Perdata, Pasal 
1831 KUH Perdata sebelum melakukan pembayaran si penjamin (bank) dapat 
meminta agar benda-benda si berutang disita dan dijual terlebih dahulu untuk 
melunasi utangnya, sedangkan dalam Pasal 1832 KUUH Perdata dapat diperjanjikan 
(bank) melepas hak istimewa, seperti tercantum dalam Pasal 1831 KUH Perdata. 
Berdasarkan kedua pasal tersebut maka bank diwajibkan memperjanjikan dan 
mencantumkan ketentuan yang di pilihnya dalam garansi bank yang bersangkutan. 
Sementara itu, sebelum garansi bank diberikan, bank diminta untuk terlebih dahulu 
melakukan penelitian dan penelaahan yang hakikatnya sama dengan penelaahan yang 
dilakukan dalam pemberian kredit, antara lain sbb : 
1. Meneliti bonafiditas dan reputasi pihak yang dijamin 
2. Meneliti sifat dan nilai transaksi yang akan dijamin sehingga dapat diberikan garansi 
yang sesuai. 
3. Menilai jumlah garansi yang akan diberikan menurut kemampuan bank 
4. Menilai kemampuan pihak yang akan dijamin untuk memberikan kontragaransi sesuai 
dengan kemungkinan yang terjadinya risiko.
Asas-asas perbankan yang sehat maka diterapkan bahwa garansi bank atau standby 
LIC tidak boleh memuat hal-hal sbb : 
1. Syarat-syarat yang terlebih dahulu harus dipenuhi untuk berlakunya garansi bank atau 
standby LIC, misalnya garansi bank atau standby L/C baru berlaku setelah pihak yang 
dijamin menyetor sejumlah uang. 
2. Ketentuan bahwa garansi bank atau stanby L/C dapat diubah atau dibatalkan secara 
sepihak misalnya oleh bank atau pihak yang dijamin. 
3. Bank dilarang bertindak sebagai penjamin emisi efek 
Pihak-pihak dalam Letter Of Credit (L/C) 
Pelaksanaan pembukaan L/C terkait beberapa pihak antara lain sbb : 
1. Pembeli (buyer), dalam perjanjian jual beli setelah kesepakatan antara penjual dan 
pembeli maka pihak pembeli mengajukan permohonan L/C di bank devisa dinegara 
pembeli. 
2. Penjual (beneficiary), pihak yang mempunyai kewajiban mengirimkan barang kepada 
pihak pembeli dan berhak atas pembayaran. 
3. Bank pembuka (opening bank) adalah bank yang melakukan pembukaan kredit 
setelah adanya permohonan pembukaan L/C dari pembeli. 
4. Bank penerus (advising bank) merupakan bank pembuka meminta bank 
korespondennya untuk memberitahukan kepada pihak penjual mengenai adanya L/C 
tersebut. 
5. Bank pembayar (paying bank) yaitu bank yang disebutkan dalam L/C dimana 
pembayaran akan dilakukan apabila dokumen-dokumen yang diminta telah dipenuhi 
6. Confirming bank adalah bank kedua selain bank pembuka yang turut menjamin 
pembayaran L/C. 
7. Negotiating bank adalah bank yang tidak tercantum dalam L/C yang menyanggupi 
untuk membeli atau mengambil alih atau menegoisasi wesel yang diterbitkan penjual. 
8. Remmiting bank adalah bank yang meneruskan dokumen-dokumen dari penjual 
kepada bank pembuka. Remmiting dapat dilakukan oleh advising bank, negotiating 
bank atau paying bank. 
9. Reimbursing bank yaitu bank yang melakukan penggantian atas pembayaran terhadap 
bank yang melakukan pembayaran atau membayar, mengakseptasi, atau menegoisasi 
wesel.
Bab 5 surat surat berharga

More Related Content

What's hot

Subjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukumSubjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukum
Ega Jalaludin
 
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidanaPertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
yudikrismen1
 
pengertian hukum dan hukum ekonomi
pengertian hukum dan hukum ekonomipengertian hukum dan hukum ekonomi
pengertian hukum dan hukum ekonomi
amanda lubis
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Nuelnuel11
 
Contoh surat gugatan wanprestasi
Contoh surat gugatan wanprestasiContoh surat gugatan wanprestasi
Contoh surat gugatan wanprestasi
Nasria Ika
 
Guna mempelajari hukum adat
Guna mempelajari hukum adatGuna mempelajari hukum adat
Guna mempelajari hukum adat
Nuelimmanuel22
 
Prinsip hukum ekonomi internasional
Prinsip hukum ekonomi internasionalPrinsip hukum ekonomi internasional
Prinsip hukum ekonomi internasional
Yanels Garsione
 

What's hot (20)

Subjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukumSubjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukum
 
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidanaPertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
 
Bentuk negara : sistem pemerintahan polybios
Bentuk negara : sistem pemerintahan polybiosBentuk negara : sistem pemerintahan polybios
Bentuk negara : sistem pemerintahan polybios
 
Pembentukan per uu (nindya)
Pembentukan per uu (nindya)Pembentukan per uu (nindya)
Pembentukan per uu (nindya)
 
Surat Berharga
Surat BerhargaSurat Berharga
Surat Berharga
 
Hukum Pidana
Hukum PidanaHukum Pidana
Hukum Pidana
 
pengertian hukum dan hukum ekonomi
pengertian hukum dan hukum ekonomipengertian hukum dan hukum ekonomi
pengertian hukum dan hukum ekonomi
 
Perbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum PidanaPerbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum Pidana
 
Teori biologi kriminal
Teori biologi kriminalTeori biologi kriminal
Teori biologi kriminal
 
Hukum pasar modal
Hukum pasar modalHukum pasar modal
Hukum pasar modal
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
 
Contoh surat gugatan wanprestasi
Contoh surat gugatan wanprestasiContoh surat gugatan wanprestasi
Contoh surat gugatan wanprestasi
 
Lembaga pembiayaan
Lembaga pembiayaanLembaga pembiayaan
Lembaga pembiayaan
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
 
HUKUM PERSAINGAN USAHA
HUKUM PERSAINGAN USAHAHUKUM PERSAINGAN USAHA
HUKUM PERSAINGAN USAHA
 
hukum Adat
hukum Adathukum Adat
hukum Adat
 
Guna mempelajari hukum adat
Guna mempelajari hukum adatGuna mempelajari hukum adat
Guna mempelajari hukum adat
 
Prinsip hukum ekonomi internasional
Prinsip hukum ekonomi internasionalPrinsip hukum ekonomi internasional
Prinsip hukum ekonomi internasional
 
Kriminologi
KriminologiKriminologi
Kriminologi
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
 

Similar to Bab 5 surat surat berharga

surat-surat-berharga-ppt.ppt
surat-surat-berharga-ppt.pptsurat-surat-berharga-ppt.ppt
surat-surat-berharga-ppt.ppt
daffa448091
 
5. Letter of crediet.pptx
5. Letter of crediet.pptx5. Letter of crediet.pptx
5. Letter of crediet.pptx
HeriSuheri10
 
5. Letter of crediet.pptx
5. Letter of crediet.pptx5. Letter of crediet.pptx
5. Letter of crediet.pptx
HeriSuheri10
 
Surat Cara Boleh Niaga
Surat Cara Boleh NiagaSurat Cara Boleh Niaga
Surat Cara Boleh Niaga
WanBK Leo
 

Similar to Bab 5 surat surat berharga (20)

surat-surat-berharga-ppt.ppt
surat-surat-berharga-ppt.pptsurat-surat-berharga-ppt.ppt
surat-surat-berharga-ppt.ppt
 
surat-surat-berharga-ppt.ppt
surat-surat-berharga-ppt.pptsurat-surat-berharga-ppt.ppt
surat-surat-berharga-ppt.ppt
 
SURAT BERHARGA.ppt
SURAT BERHARGA.pptSURAT BERHARGA.ppt
SURAT BERHARGA.ppt
 
Hukum Surat Berharga - Cek
Hukum Surat Berharga - CekHukum Surat Berharga - Cek
Hukum Surat Berharga - Cek
 
Surat Berharga.pdf
Surat Berharga.pdfSurat Berharga.pdf
Surat Berharga.pdf
 
Produk Penghimpun Dana Bank
Produk Penghimpun Dana BankProduk Penghimpun Dana Bank
Produk Penghimpun Dana Bank
 
Surat Berharga
Surat BerhargaSurat Berharga
Surat Berharga
 
Makalah Manajemen Keuangan
Makalah Manajemen KeuanganMakalah Manajemen Keuangan
Makalah Manajemen Keuangan
 
Makalahmanajemenkeuangan
MakalahmanajemenkeuanganMakalahmanajemenkeuangan
Makalahmanajemenkeuangan
 
Ce k & bilyet giro
Ce k & bilyet giroCe k & bilyet giro
Ce k & bilyet giro
 
Bukti transaksi
Bukti transaksiBukti transaksi
Bukti transaksi
 
5. Letter of crediet.pptx
5. Letter of crediet.pptx5. Letter of crediet.pptx
5. Letter of crediet.pptx
 
5. Letter of crediet.pptx
5. Letter of crediet.pptx5. Letter of crediet.pptx
5. Letter of crediet.pptx
 
Pertemuan 4 simpanan giro, deposito
Pertemuan 4 simpanan giro, depositoPertemuan 4 simpanan giro, deposito
Pertemuan 4 simpanan giro, deposito
 
II. WESEL.pptx
II. WESEL.pptxII. WESEL.pptx
II. WESEL.pptx
 
Surat Cara Boleh Niaga
Surat Cara Boleh NiagaSurat Cara Boleh Niaga
Surat Cara Boleh Niaga
 
Sumber Dana Perbankan
Sumber Dana PerbankanSumber Dana Perbankan
Sumber Dana Perbankan
 
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
 
Materi 04
Materi 04Materi 04
Materi 04
 
I.2 Landasan Hukum Surat Berharga.pptx
I.2 Landasan Hukum Surat Berharga.pptxI.2 Landasan Hukum Surat Berharga.pptx
I.2 Landasan Hukum Surat Berharga.pptx
 

More from Aditya Panim (7)

Quis Statistik
Quis StatistikQuis Statistik
Quis Statistik
 
Judul hukum
Judul hukumJudul hukum
Judul hukum
 
Aspek Hukum Bab 7, 8, 9, 10
Aspek Hukum Bab 7, 8, 9, 10Aspek Hukum Bab 7, 8, 9, 10
Aspek Hukum Bab 7, 8, 9, 10
 
Pertemuan Minggu 1 & 2 Perkembangan Ilmu Ekonomi
Pertemuan Minggu 1 & 2 Perkembangan Ilmu EkonomiPertemuan Minggu 1 & 2 Perkembangan Ilmu Ekonomi
Pertemuan Minggu 1 & 2 Perkembangan Ilmu Ekonomi
 
Pertemuan Minggu 3 Elastisitas dan Aplikasinya
Pertemuan Minggu 3 Elastisitas dan AplikasinyaPertemuan Minggu 3 Elastisitas dan Aplikasinya
Pertemuan Minggu 3 Elastisitas dan Aplikasinya
 
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenBab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
 
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
 

Recently uploaded

Recently uploaded (11)

HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 

Bab 5 surat surat berharga

  • 1. BAB 5 SURAT-SURAT BERHARGA Surat Berharga adalah Surat bernilai uang yang dapat diperjualbelikan atau digunakan sebagai agunan saham dan / atau bukti penyertaan modal. Sesuatu surat dapat dikatakan sebagai surat berharga jika surat-surat tersebut mempunyai nilai, seperti uang, uang tunai dan dapat ditukarkan dengan uang tunai. Dalam hal ini surat-surat yang dikeluarkan dapat dibagi menjadi dua golongan, yakni Surat berharga (negotible instrument) dan surat berharga berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Yo Undnag-Undang Nomor 10 Tahun 1992. 1. Surat Berharga Dikatakan surat berharga apabila surat tersebut sengaja diterbitkan sebagai pemenuhan suatu prestasi berupa pembayaran sejumlah uang, tetapi tidak dlakukan dengan mata uang, melainkan dengan alat pembayaran lain. 2. Surat Berharga berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Yo Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 Surat berharga ialah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit atau setiap derivatif dari surat berharga atau kepentingan lain atau suatu kewajiban dari penerbit dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang. Surat berharga (Letter of Value) adalah surat yang diterbitkan bukan sebagai pemenuhan prestasi, bukan berupa pembayaran sejumlah uang, dan sukar di perjualbelikan. Namun, surat berharga sebagai bukti diri bagi pemegangnya (Legitimasi), sebagai orang yang berhak atas apa yang disebut di dalamnya, seperti KTP, SIM, Kartu Credit, ATM, dan lain-lain. Jenis- Jenis Surat Berharga 1. Wesel Dalam Pasal 100 KUH Dagang ditentukan beberapa syarat wesel sebagai surat berharga, sbb : a. Penyebutan istilah “Wesel” didalam naskah surat wesel yang bersangkutan b. Perintah tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu
  • 2. c. Nama orang yang harus membayar (tersangkut/tertarik) d. Penetapan hari bayar (Vervaldag) e. Penetapan tempat pembayaran yang harus dilakukan f. Nama orang kepada siapa atau penggantinya pembayaran harus dilakukan g. Tanggal dan tempat wesel diterbitkan h. Tanda tangan penerbit Berdasarkan Pasal 101 Ayat 1 KUH Dagang, apabila kurang persyaratan tetap diakui sebagai wesel, tetapi dengan konsekuensi tertentu, antara lain sbb : 1. Apabila wesel tidak menyebutkan hari bayar maka wesel dianggap harus dibayar pada saat diperlihatkan kepada tertarik. 2. Apabila wesel tidak menyebutkan tempat pembayarannya maka pembayarannya dianggap dilakukan di tempat tinggal tersangkut / akseptan. 3. Apabila di dalam wesel tidak disebutkan dimana tempat penerbitnya maka wesel dianggap ditanda tangani di tempat yang disebutkan disamping nama penerbit. Hak Regres adalah hak untuk menegur bagi setiap tertarik yang menolak untuk melakukan akseptasi / menolak untuk menyetujui pembayaran wesel walaupun hari pembayarannya belum tiba. 4 (Empat) Macam Surat Wesel : 1. Wesel yang harus dibayar pada saat diunjukannya (Wesel Unjuk) 2. Wesel yang harus dibayar pada waktu setelah diunjukannya (Wesel setelah unjuk) 3. Wesel yang harus dibayar pada waktu sejak tanggal penarikannya 4. Wesel yang harus dibayar pada tanggal tertentu yang tertera dalam surat weselnya Dalam Pasal 132 Ayat 2 KUH Dagang menyebutkan apabila wesel yang hari bayarnya ditentukan dengan cara lain, selain keempat cara diatas atau menetapkan pembayaran dengan cara diangsur maka pembayarannya akan batal demi hukum. Surat Cek Surat Cek merupakan warkat yang berisi perintah tidak bersyarat kepada bank-bank yang memelihara rekening nasabah untuk membayarkan suatu jumlah uang tertentu kepada orang tertentu atau yang ditunjuk olehnya atau pembawanya.
  • 3. Dalam Pasal 178 KUH Dagang ditentukan syarat untuk cek sebagai surat berharga antara lain : 1. Harus dapat perkataan “Cek” dalam bahasa yang dipakai untuk merumuskan bunyi cek tersebut 2. Surat cek harus berisi perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu 3. Nama orang yang harus membayar harus selalu suatu bank 4. Penunjukkan empat pembayaran 5. Penyebutan tanggal dan tempat penarikan cek 6. Tanda tangan orang yang menarik cek Dalam Pasal 179 Ayat 2, 3 dan 4 KUH Dagang Cek dapat memiliki kekhususan, sbb : 1. Tempat pembayaran tidak disebutkan secara tegas maka tempat pembayaran dianggap tempat yang disebutkan disamping nama si tertarik. 2. Jika penunjukkan tidak ada maka cek harus dibayar ditempat nama kantor besar (pusat) dari tertarik berada. 3. Jika disebutkan tempat mana cek ditarik maka tempat yang disebutkan disamping nama si penarik dianggap selaku tempat itu. Cek merupakan salah satu surat berharga. Ketentuan-ketentuan yang bersifat khusus sehingga menyebabkan adanya beberapa jenis cek, sbb : 1. Cek atas unjuk / pembawa (Aan Toondera) Dimana bank akan membayarkan kepada siapa saja yang datang untuk memguangkan cek tersebut kepadanya. 2. Cek atas nama (Aan Order) Dimana bank akan membayar kepada orang yang namanya tercantum didalam cek yang bersangkutan. 3. Cek atas pembawa Dimana bank akan memperlakukan cek semacam ini sebagai cek atas unjuk, tetapi hal ini berbeda apabila sebutan pembawa di coret maka cek tersebut berlaku sebagai cek atas nama.
  • 4. 4. Cek Mundur (Postdated Cheque) Merupakan cek yang penariknya diberi tanggal akan datang, dengan demikian cek yang bersangkutan hanya dapat diuangkan pada tanggal yang telah dicantumkan dalam cek yang bersangkutan. 5. Cek Silang (Crossed Cheque) Merupakan cek yang diberikan tanda silang/garis miring yang sejajar pada bagian muka. Tanda silang tersebut memberikan petunjuk kepada bank pembayar bahwa cek tersebut hanya dapat dibayarkan kepada suatu bank yang disebut di antara kedua garis silang sejajar. Dengan demikian, cek silang hanyalah untuk disetorkan ke dalam rekening saja sehingga cek yang bersangkutan hanya dapat di kliringkan pada bank tersebut. Dalam Pasal 214 Ayat 2 KUH Dagang di tentukan jenis jenis cek silang, antara lain : a. Secara umum, diberi tanda dua garis sejajar dan diantaranya tidak terdapat/tidak termuat sesuatu petunjuk / nama suatu bank maka cek tersebut hanya dapat dibayar oleh bank pembayar kepada setiap bank yang menyerahkannya/ kepada nasabah bank pembayar yang menyerahkan cek itu; b. Secara khusus, antara dua garis sejajar terdapat nama suatu bank Jadi, tujuan pemberian tanda silang pada cek yaitu agar membatasi pihak-pihak yang dapat mencairkan dana atas cek yang disilang tersebut. 6. Cek Kosong Adalah cek yang pada saat diajukan kepada bank tertarik untuk diuangkan, tidak tersedia dana yang cukup pada rekening nasabah penarik cek tersebut. Apabila nasabah (pemegang rekening) tersebut melakukan penarikan cek kosong selama 3 kali berturut-turut dalam jangka waktu 6 bulan, maka rekening harus segera ditutup dan penutupan harus dilaporkan kepada Bank Indonesia. Artinya, pemegang rekening tersebut tidak boleh berhubungan dengan bank-bank yang ada baik di Indonesia maupun di luar negeri.
  • 5. Bilyet Giro Bilyet Giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan dana untuk memindahkan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening pemegang yang disebutkan namanya. Pembayaran Bilyet Giro tidak dapat dilakukan dengan uang tunai dan tidak dapat dipindahtangankan melalui endosemen. Endosemen adalah penyerahan suatu surat atas tertunjuk oleh seseorang yang berhak/pemegang kepada orang lain dengan disertai pernyataan mengalihkan haknya atas surat yang ditulis pada surat tersebut. Bilyet Giro diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 28/32/UPG, tanggal 4 Juli 1995 Yo Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 28/32/Kep/Dir, tanggal 4 Juli 1995. Suatu Bilyet Giro harus memenuhi syarat format, sbb : a. Nama “Bilyet Giro” dan nomor bilyet giro yang bersangkutan b. Nama tertarik c. Perintah yang jelas dan tanpa syarat untuk memindahkan dana atas beban rekening penarik d. Nama dan nomor rekening pemegang e. Nama bank penerima f. Jumlah dana dipindahbukukan, baik dalam angka maupun dalam huruf selengkap-lengkapnya g. Tempat dan tanggal penarikan h. Tanda tangan, nama jelas, dan dilengkapi dengan cap/stempel sesuai persyaratan pembukaan rekening Surat Sanggup (Surat Promes/Aksep) Surat sanggup (Surat Promes/Aksep) adalah surat yang dibuatkan oleh seseorang yang berisikan suatu kesanggupan untuk membayar sejumlah uang pada waktu tertentu. Surat Sanggup diatur dalam Pasal 174 sampai dengan Pasal 177 KUH Dagang. Surat dapat dikatakan sebagai surat sanggup maka harus berisikan hal-hal sbb : a. Penyebutan “Surat Sanggup” dimuatkan dalam teksnya sendiri
  • 6. b. Kesanggupan tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu c. Penetapan hari bayarnya d. Penetapan tempat dimana pembayaran harus dilakukan e. Nama orang kepadanya pembayaran harus dilakukan f. Tanggal dan tempat surat sanggup itu ditandatanganinya g. Tanda tangan orang yang mengeluarkan surat sanggup itu Jika salah satu syarat diatas tidak terpenuhi maka surat tersebut tidak dapat dikatakan sebagai Surat Sanggup, kecuali : a. Bila tidak menyebutkan hari bayarnya maka dianggap dibayar pada saat di unjukkan b. Bila tidak menyebutkan tempat pembayaran maka tempat penandatanganan dianggap sebagai tempat pembayaran c. Bila tidak menyebutkan tempat ditandatanganinya maka dianggap ditandatangani ditempat yang tertera disamping nama penandatangan. Perbedaan pokok antara surat sanggup dengan wesel Adalah bahwa wesel merupakan surat perintah membayar, sedangkan surat sanggup adalah surat janji/ kesanggupan untuk membayar. Surat sanggup dapat diterbitkan oleh subjek hukum, baik yang merupakan subjek hukum perorangan maupun badan hukum. Surat sanggup yang diterbitkan oleh badan hukum merupakan perusahaan pembiayaan (Financial Institution) yang diatur dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 606/KMK/1995, tanggal 19 Desember 1995. Ketentuan Perusahaan pembiayaan dalam menerbitkan surat sanggup, yaitu : a. Perusahaan pembiayaan dilarang menerbitkan surat sanggup, kecuali sebagai jaminan atas utang kepada bank yang menjadi kreditor. b. Perusahaan pembiayaan dilarang memberikan jaminan dalam segala bentuk kepada pihak lain. c. Surat sanggup yang diterbitkan sesuai dengan yang dimaksud pada huruf a diatas, tidak dapat dialihkan dan dikuasakan kepada pihak manapun juga (Non Negotiable).
  • 7. Commercial Paper Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia (SE No.28/49/UPG, tanggal 11 Agustus 1995) yakni persyaratan penerbitan dan perdagangan surat berharga komersial (Commercial Paper) melalui bank umum di Indonesia merupakan surat sanggup tanpa jaminan berjangka waktu pendek yang diterbitkan oleh perusahaan bukan bank dan diperdagangkan melalui bank atau perusahaan efek dengan sistem diskonto. Syarat-Syarat Commercial Paper dapat dipedagangkan melalui perbankkan, antara lain yaitu : a. Pencantuman b. Berjangka waktu paling lama 270 hari c. Diterbitkan oleh perusahaan bukan bank yang berbadan hukum Indonesia d. Telah memperoleh peringkat yang ditetapkan oleh lembaga dari Bapepam e. Pada halaman muka Commercial Paper (CP) sekurang-kurangnya dicantumkan hal-hal sbb :  Kata-kata “Surat Berharga Komersial” (Commercial Paper) yang ditulis setelah kata-kata “Surat Snaggup”  Klausula dapat diperdagangkan pada bagian atas dan dicetak dengan huruf tebal  Pernyataan tanpa protes dan tanpa biaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 176 Yo Pasal 145 KUH Dagang  Nama bank atau perusahaan efek dan nama serta tanda tangan pejabat bank atau perusahaan efek yang ditunjuk sebagai agen penerbit sebagai tanda keaslian Commercial Paper, dengan menempatkan logo bank atau perusahaan efek secara tidak mencolok.  Nama dan alamat bank yang ditunjuk sebagai agen pembayaran, dengan menempatkan logo bank yang bersangkutan secara tidak menyolok.  Nomor seri Commercial Paper  Keterangan mengenai cara penguasaan Commercial Paper  Pada halaman belakang Commercial Paper dicantumkan hal-hal sbb: - Pernyataan mengenai endossement blanko tanpa hak regres dengan klausula untuk saya kepada pembawa tanpa hak regres. - Cara Perhitungan nilai tunai
  • 8.  Commercial Paper yang pencantuman jumlah uangnya berbeda antara yang tertulis dalam angka dengan yang tertulis dalam huruf, yang berlaku adalah jumlah dalam huruf selengkap-lengkapnya.  Commercial Paper yang jumlah uangnya dicantumkan berkali-kali dan tidak sama besarnya maka yang berlaku adalah jumlah yang terkecil.  Setiap perubahan alamat yang telah tertulis pada Commercial Paper harus ditandatangani oleh penerbit dan pengatur penerbitan Persyaratan sebagai agen penerbit, agen pembayar, pedagang efek, dan pemodal atas suatu Commercial Paper harus memenuhi syarat sbb : 1. Dalam 12 bulan terakhir tingkat kesehatan dan permodalan tergolong sehat 2. Commercial Paper yang bersangkutan termasuk dalam kualitas investasi (Investment Grade) sebagaimana ditetapkan oleh lembaga efek 3. Commercial Paper tersebut bukan diterbitkan oleh perusahaan yang merupakan anggota grup/kelompok bank yang bersangkutan(tidak berlaku apabila bank bertindak sebagai pedagang efek) 4. Commercial Paper tersebut bukan diterbitkan oleh perusahaan yang pada saat merencanakan penerbitan Commercial Paper dimaksud mempunyai pinjaman yang digolongkan diragukan dan macet. 5. Kewajiban bank yang bertindak sebagai pengatur penerbitan adalah menyiapkan dan menyebarluaskan memorandum penerbitan yang obyektif; melaporkan kegiatan sebagai pengatur penerbitan Commercial Paper kepada Bank Indonesia. 6. Kewajiban bank yang bertindak sebagai agen penerbit adalah meneliti kebenaran prosedur penerbitan Commercial Paper, baik dari segi administrasi maupun yuridis. 7. Persyaratan bagi bank yang bertindak sebagai pemodal atas suatu Commercial Paper adalah Pemnbelian Commercial Paper oleh bank untuk kepentingan sendiri diperlakukan sebagai pembelian surat berharga; Pembelian Commercial Paper oleh bank tidak dapat diperhitungkan sebagai angsuran atau pelunasan kredit bank secara langsung maupun tidak langsung. Pelanggaran oleh bank atas ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur dalam surat edaran Bank Indonesia mengenai Commercial Paper dikenakan sanksi administratif, sebagaimana diatur dalam Pasal 52 dan Pasal 53 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
  • 9. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) SPBU diatur didalam dan di luar KUH Dagang, menurut Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 21/53/Kep/DIR tanggal 27 Oktober 1998, SBPU merupakan surat berharga jangka pendek dalam rupiah yang dapat diperjualbelikan di pasar uang. SBPU ditinjau dari sudut warkatnya terdiri dari : 1. Surat Sanggup (Aksep/Promes) yang dapat berupa :  Surat sanggup yng diterbitkan oleh nasabah dalam rangka penerimaan kredit dari bank untuk membiayai kegiatan tertentu;  Surat sanggup yang diterbitkan oleh bank dalam rangka pinjaman antar bank Selain itu, surat sanggup yang diterbitkan harus memenuhi ketentuan Pasal 174 KUH Dagang. 2. Surat Wesel dapat berupa  Surat wesel yang ditarik oleh suatu pihak dan di aksep oleh pihak lain dalam rangka transaksi tertentu, penarik dan atau tertarik adalah nasabah bank;  Surat wesel yang ditarik oleh nasabah bank dan diaksep oleh bank dalam rangka pemberian kredit untuk membiayai kegiatan tertentu. Surat wesel yang diterbitkan harus memenuhi ketentuan Pasal 100 KUH Dagang. Surat Jaminan Bank (Bank Garansi) Surat Jaminan Bank (Bank Garansi) adalah surat jaminan untuk membayar seseorang berdasarkan undang-undang tertentu yang berfungsi sebagai alat pembayaran. Dasar hukum surat jaminan bank diatur dalam Pasal 1820 sampai dengan Pasal 1850 KUH Perdata. Garansi Bank merupakan perjanjian tambahan (accesoir) dari perjanjian penanggungan utang (borgtocht) dimana bank bertindak sebagai penanggung utang. Dalam KUH Dagang, surat jaminan bank identik dengan avails yang diatur dalam Pasal 217 KUH Dagang. Namun, berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 23/2/KEP/DIR tanggal 28 Februari 1991 yang telah diedarkan dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 23/5/UKU tanggal 28 Februari 1991 tentang Pemberian Garansi oleh Bank Berbeda. Pengertian Garansi adalah garansi dalam bentuk warkat yang diterbitkan oleh bank yang mengakibatkan kewajiban membayar terhadap pihak yang menerima garansi apabila pihak
  • 10. yang dijamn cidera janji. Garansi yang diterbitkan oleh bank dapat berbentuk bank garansi : Standbay Letter Of Credit (standby LIC). Bank garansi dapat diberikan dalam bentuk rupiah dan valuta asing. Syarat – syarat yang harus dipenuhi dalam suatu garansi bank, yaitu : 1. Judul “garansi bank” atau “bank garansi”, dalam hal bank mengeluarkan garansi bank dalam bahasa asing maka di bawah judul dalam bahasa asig yang dikehendaki tersebut diberi judul dalam kurung “garansi bank” atau “bank garansi”. 2. Nama dan alamat bank pemberi 3. Tanggal penerbitan 4. Transaksi antara pihak yang dijamin dengan penerima garansi, misalnya tender, pemenuhan bea masuk, pembangunan suatu proyek dan perizinan perdagangan valuta asing. 5. Jumlah uang yang dijamin bank 6. Tanggal mulai berlaku dan berakhir 7. Pengasan batas waktu pengajuan klaim 8. Terjadinya wanprestasi, berdasarkan Pasal 1830 Yo Pasal 1832 KUH Perdata, Pasal 1831 KUH Perdata sebelum melakukan pembayaran si penjamin (bank) dapat meminta agar benda-benda si berutang disita dan dijual terlebih dahulu untuk melunasi utangnya, sedangkan dalam Pasal 1832 KUUH Perdata dapat diperjanjikan (bank) melepas hak istimewa, seperti tercantum dalam Pasal 1831 KUH Perdata. Berdasarkan kedua pasal tersebut maka bank diwajibkan memperjanjikan dan mencantumkan ketentuan yang di pilihnya dalam garansi bank yang bersangkutan. Sementara itu, sebelum garansi bank diberikan, bank diminta untuk terlebih dahulu melakukan penelitian dan penelaahan yang hakikatnya sama dengan penelaahan yang dilakukan dalam pemberian kredit, antara lain sbb : 1. Meneliti bonafiditas dan reputasi pihak yang dijamin 2. Meneliti sifat dan nilai transaksi yang akan dijamin sehingga dapat diberikan garansi yang sesuai. 3. Menilai jumlah garansi yang akan diberikan menurut kemampuan bank 4. Menilai kemampuan pihak yang akan dijamin untuk memberikan kontragaransi sesuai dengan kemungkinan yang terjadinya risiko.
  • 11. Asas-asas perbankan yang sehat maka diterapkan bahwa garansi bank atau standby LIC tidak boleh memuat hal-hal sbb : 1. Syarat-syarat yang terlebih dahulu harus dipenuhi untuk berlakunya garansi bank atau standby LIC, misalnya garansi bank atau standby L/C baru berlaku setelah pihak yang dijamin menyetor sejumlah uang. 2. Ketentuan bahwa garansi bank atau stanby L/C dapat diubah atau dibatalkan secara sepihak misalnya oleh bank atau pihak yang dijamin. 3. Bank dilarang bertindak sebagai penjamin emisi efek Pihak-pihak dalam Letter Of Credit (L/C) Pelaksanaan pembukaan L/C terkait beberapa pihak antara lain sbb : 1. Pembeli (buyer), dalam perjanjian jual beli setelah kesepakatan antara penjual dan pembeli maka pihak pembeli mengajukan permohonan L/C di bank devisa dinegara pembeli. 2. Penjual (beneficiary), pihak yang mempunyai kewajiban mengirimkan barang kepada pihak pembeli dan berhak atas pembayaran. 3. Bank pembuka (opening bank) adalah bank yang melakukan pembukaan kredit setelah adanya permohonan pembukaan L/C dari pembeli. 4. Bank penerus (advising bank) merupakan bank pembuka meminta bank korespondennya untuk memberitahukan kepada pihak penjual mengenai adanya L/C tersebut. 5. Bank pembayar (paying bank) yaitu bank yang disebutkan dalam L/C dimana pembayaran akan dilakukan apabila dokumen-dokumen yang diminta telah dipenuhi 6. Confirming bank adalah bank kedua selain bank pembuka yang turut menjamin pembayaran L/C. 7. Negotiating bank adalah bank yang tidak tercantum dalam L/C yang menyanggupi untuk membeli atau mengambil alih atau menegoisasi wesel yang diterbitkan penjual. 8. Remmiting bank adalah bank yang meneruskan dokumen-dokumen dari penjual kepada bank pembuka. Remmiting dapat dilakukan oleh advising bank, negotiating bank atau paying bank. 9. Reimbursing bank yaitu bank yang melakukan penggantian atas pembayaran terhadap bank yang melakukan pembayaran atau membayar, mengakseptasi, atau menegoisasi wesel.