SlideShare a Scribd company logo
1 of 97
1/6
TEKNIK KENDARAAN RINGAN(021)
 Ilmu Statika: adalah ilmu yang mempelajari
tentang kesetimbangan benda,
termasuk gaya-gaya yang bekerja pada
sebuah benda agar benda
tersebut dalam keadaan setimbang.
Teknologi dan Rekayasa
2/6
Gaya ( F ) :
Gaya adalah sesuatu yang menyebabkan benda diam
menjadi bergerak atau sebaliknya dari bergerak menjadi
diam
Contoh :gaya tarik,gaya gesek,gaya lentur dll.
Teknologi dan Rekayasa
3/6
Teknologi dan Rekayasa
Gaya biasanya
disimbolkan dengan huruf F
Satuan gaya adalah Newton.
Yaitu perkalian antara besarnya massa /m= ( kg )
dengan perpanjangan a ( m/det2).
F = m x a.
Hukum 1 Newton
Hukum 1 Newton berbunyi: “Benda yang
dalam keadaan diam akan mempertahankan
keadaannya untuk tetap diam dan benda
yang sedang bergerak lurus beraturan akan
cenderung mempertahankan keadaannya
untuk bergerak lurus beraturan dalam arah
yang sama selama tidak ada gaya yang
bekerja padanya”.
Teknologi dan Rekayasa
Sifat benda untuk mempertahankan
keadaannya yang diam tetap diam, yang
bergerak lurus beraturan tetap bergerak
lurus beraturan disebut inersia
(kelembaman) benda.
F=0,maka :
-benda diam (v= 0 m/det )
-benda bergerak lurus beraturan
(v=konstan).
Teknologi dan Rekayasa
Hukum 2 Newton
Hukum 2 Newton berbunyi “Percepatan
sebuah benda yang diberi gaya adalah
sebanding dengan besar gaya dan
berbanding terbalik dengan massa benda”
Teknologi dan Rekayasa

Dalam bentuk rumus hukum 2 Newton
dapat dituliskan sbb
F = m . a
dimana,
F = gaya (N).
m = massa benda (kg).
a = percepatan benda (m/s2).
Teknologi dan Rekayasa
Hukum 3 Newton
Hukum 3 Newton berbunyi “Setiap ada
gaya aksi, maka akan selalu ada gaya
reaksi yang besarnya sama tetapi arahnya
berlawanan”.
Teknologi dan Rekayasa
Hukum 3 Newton menjelaskan bahwa setiap
ada gaya aksi akan timbul gaya reaksi yang
besarnya sama tetapi arahnya berlawanan.
Ciri gaya aksi – reaksi :
* besarnya sama.
* arah berlawanan.
* bekerja pada benda yang berlainan.
Teknologi dan Rekayasa
Teknologi dan Rekayasa
MACAM MACAM GAYA
Secara garis besar gaya terbagi dua yaitu
1. Gaya sentuh adalah gaya yang langsung mengenai benda
a. Gaya otot yaitu gaya yang ditimbulkan oleh otot
manusia dan hewan
b. Gaya gesek yaitu gaya yang menimbulkan gesekkan
ketika dua benda saling bersentuhan.
Gaya gesek dapat menimbulkan adanya hambatan
c. Gaya pegas yaitu gaya yang timbul karena tarikan
karena pegas atau per
Teknologi dan Rekayasa
2. Gaya tak sentuh yaitu gaya yang dikenakan pada
suatu benda tetapi tidak menyentuh bendanya
a. Gaya gravitasi bumi yaitu gaya yang timbul karena
adanya gaya tarik bumi
b. Gaya magnet yaitu gaya yang ditimbulkan
oleh magnet
Teknologi dan Rekayasa
PENGARUH GAYA TERHADAP BENDA
1. Gaya menyebabkan benda diam menjadi bergerak
2. Gaya menyebabkan benda bergerak menjadi diam
3. Gaya dapat menyebabkan benda berubah arah
4. Gaya dapat menyebabkan benda bergerak lebih
cepat.
5. Gaya dapat merubah bentuk benda
Teknologi dan Rekayasa
ARAH GAYA
Gaya merupakan besaran vektor, yaitu besaran yang
memiliki besar dan arah. Karena merupakan besaran
vektor, maka gaya dapat dilukiskan dengan diagram
vektor, yaitu sebuah anak panah
Misalkan sebuah gaya F yang dilukiskan dengan panjang
OA seperti ditunjukkan gambar
Anak panah memiliki titik tangkap O, ujung A, panjang OA,
dan arahnya dari O ke A.
Teknologi dan Rekayasa
Contoh :
Sebuah gaya F1 yang berarah ke kanan dan besarnya 4 N
dilukiskan dengan diagram vektor yang panjangnya 2 cm,
seperti pada gambar
Lukiskan diagram vektor-vektor gaya :
a. F2 = 3 N ke kanan
b. F3 = 6 N ke kiri
c. F4 = 5 N ke atas
d. F5 = 8 N ke bawah
Teknologi dan Rekayasa
Penyelesaian
Besar gaya 4 N dilukiskan dengan panjang 2 cm, artinya
besar gaya 2 N dilukiskann dengan panjang 1 cm. Atau 1
cm mewakili 2 N
Teknologi dan Rekayasa
a. Diagram vektor F2 = 3 N ke kanan dilukiskan dengan
anak panah yang mempunyai titik tangkap A, berarah
ke kanan dan panjangnya 1,5 cm
b. Diagram vektor F3 = 6 N ke kiri dilukiskan dengan
anak panah yang mempunyai titik tangkap A, berarah
ke kiri dan panjangnya 3 cm
c. Diagram vektor F4 = 5 N ke atas dilukiskan dengan
anak panah yang mempunyai titik tangkap A, berarah
ke atas dan panjangnya 2,5 cm
d. Diagram vektor F5 = 8 N ke bawah dilukiskan dengan
anak panah yang mempunyai titik tangkap A, berarah
ke bawah dan panjangnya 4 cm
Teknologi dan Rekayasa
RESULTAN GAYA
Resultan gaya searah
Teknologi dan Rekayasa
Dua orang anak mendorong sebuah lemari dengan gaya searah masing-
masing 25N dan 33 N. Berapakah resultan gaya kedua anak tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui:
F1 = 25 N F2 = 33 N
Ditanyakan:
R = . . .?
Jawab:
Kedua anak tersebut mendorong lemari sehingga kedua gaya yang
diberikan searah.
R = F1 + F2
R = 25 + 33
R = 58 N
Jadi, resultan gaya kedua anak adalah 58 N.
CONTOH SOAL
Teknologi dan Rekayasa
Resultan Gaya-gaya yang Berlawanan Arah
Teknologi dan Rekayasa
Dua buah gaya masing-masing F1 = 12 N ke kanan dan F2 = 8 N ke
kiri.
Tentukan besar dan arah resultan gaya-gaya tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui:
F1 = 12 N ke kanan F2 = 8 N ke kiri
Ditanyakan:
R = . . .?.
Jawab:
Karena kedua gaya berlawanan arah maka
R =F1 – F2
R = 12 – 8
R = 4 N ke kanan
Jadi, resultan kedua gaya tersebut adalah 4 N ke arah kanan
CONTOH SOAL
Teknologi dan Rekayasa Teknologi dan Rekayasa
1. Tiga buah gaya segaris dan searah masing-masing
besarnya 2 N, 5 N, dan 10 N.
Tentukan resultan gaya-gaya tersebut!
2. Perhatikan gambar di bawah ini!
Tentukan besar dan arah resultan gaya-gaya
tersebut
LATIHAN SOAL
Teknologi dan Rekayasa
MENYUSUN RESULTAN GAYA
MENYUSUN DUA BUAH GAYA SECARA GRAFIS
Teknologi dan Rekayasa
Teknologi dan Rekayasa
R2 = R1 + K3
= K1 + K2 + K3
Penjumlahan 3 gaya yang mempunyai titik tangkap tunggal
Teknologi dan Rekayasa
MENYUSUN GAYA SECARA POLIGON
Metode ini dengan cara memindahkan gaya P2 ke ujung
P1, P3 ke ujungP2, P4 ke ujung P3, dan seterusnya
secara berantai. Pemindahan gayagaya
tersebut besar dan arahnya harus sama. Pemindahan
dilakukan berurutan
Resultan gaya diperoleh dengan menarik garis dari titik A
sampai ke ujung gaya yang terakhir, dan arahnya dari A
menuju titik ujung gaya terakhir itu
Teknologi dan Rekayasa
Teknologi dan Rekayasa
MENYUSUN DUA BUAH GAYA SECARA ANALISIS
Teknologi dan Rekayasa
Teknologi dan Rekayasa
Tentukan resultan dari gaya-gaya berikut dengan metode grafis dan
analisis.
LATIHAN SOAL
Teknologi dan Rekayasa
Empat gaya K1, K2, K3 dan K4 dengan besar dan
arah seperti pada gambar. Tentukan resultan dari
gaya-gaya berikut dengan metode polygon
Teknologi dan Rekayasa
Tegangan adalah reaksi yang timbul di seluruh bagian
spesimen dalam rangka menahan beban yang
diberikan. Bila penampangnya kecil itu dijumlah hingga
mencapai penampang spesimen, maka jumlah gaya per
satuan luas yang muncul di dalam bahan itu harus
menjadi sama dengan beban dari luar
TEGANGAN
σ : Tegangan (N/m2)
F : gaya (Newton)
A : luas (m2)
Teknologi dan Rekayasa
Tegangan timbul akibat adanya tekanan, tarikan,
bengkokan, dan reaksi. Pada pembebanan tarik terjadi
tegangan tarik, pada pembebanan tekan terjadi
tegangan tekan, begitu pula pada pembebanan yang lain
MACAM-MACAM TEGANGAN
a. Tegangan Normal
b. Tegangan Tarik
c. Tegangan Tekan
d. Tegangan Geser
e. Tegangan Lengkung
f. Tegangan Puntir
Teknologi dan Rekayasa
Tegangan normasl terjadi akibat adanya reaksi yang
diberikan pada benda. Jika gaya dalam diukur dalam N,
sedangkan luas penampang dalam m2, maka satuan
tegangan adalah N/m2 atau dyne/cm2.
A. TEGANGAN NORMAL
Teknologi dan Rekayasa
Tegangan tarik
pada umumnya
terjadi pada
rantai, tali, paku
keling, dan lain-
lain. Rantai yang
diberi beban W
akan mengalami
tegangan tarik
yang besarnya
tergantung pada
beratnya.
B. TEGANGAN TARIK
Teknologi dan Rekayasa
Teknologi dan Rekayasa
Tegangan tekan terjadi bila suatu batang diberi gaya F
yang saling berlawanan dan terletak dalam satu garis
gaya. Misalnya, terjadi pada tiang bangunan yang belum
mengalami tekukan, porok sepeda, dan batang torak.
Tegangan tekan dapat ditulis:
C. TEGANGAN TEKAN
Teknologi dan Rekayasa
Tegangan geser terjadi jika
suatu benda bekerja
dengan dua gaya yang
berlawanan arah, tegak
lurus sumbu batang, tidak
segaris gaya namun pada
penampangnya tidak
terjadi momen. Tegangan
ini banyak terjadi pada
konstruksi. Misalnya:
sambungan keling,
gunting, dan sambungan
baut
D. TEGANGAN GESER
Teknologi dan Rekayasa
Teknologi dan Rekayasa
Tegangan geser terjadi karena adanya gaya radial F yang
bekerja pada penampang normal dengan jarak yang relatif
kecil, maka pelengkungan benda diabaikan. Untuk hal ini
tegangan yang terjadi adalah Apabila pada konstruksi
mempunyai n buah paku keling, maka sesuai dengan
persamaan dibawah ini tegangan gesernya adalah
Teknologi dan Rekayasa
Misalnya, pada
poros-poros mesin
dan poros roda yang
dalam keadaan
ditumpu. Jadi,
merupakan tegangan
tangensial. Tegangan
lengkung pada
batang rocker arm
E. TEGANGAN LENGKUNG
Teknologi dan Rekayasa
Tegagan puntir sering terjadi pada poros roda gigi dan
batang-batang torsi pada mobil, juga saat melakukan
pengeboran. Jadi, merupakan tegangan trangensial.
F. TEGANGAN PUNTIR
Teknologi dan Rekayasa
Sebuah batang dengan diameter 8 cm mendapat beban
tarik sebesar 10 ton. Berapakah besarnya tegangan tarik
yang timbul?
CONTOH SOAL:
Teknologi dan Rekayasa
Momen gaya F terhadap titik pusat O adalah hasil kali
antara besarnya gayaF dengan
jarak garis gaya, ke titik pusat O. Besarnya momen
tergantung dari besarnya gayaF dan jarak
garis gaya terhadap titik putarnya (L). Dalam bidang
teknik mesin momen sering terjadi pada
saat mengencangkan mur atau baut, pengguntingan
pelat, sistem pegas, dan sebagainya
Teknologi dan Rekayasa
Dimana F = gaya, d= jarak gaya terhadap titik pusat, dan M = Momen gaya.
Dalam satuan SI (standar international), momen memiliki satuan Newton
meter (N.m)
Teknologi dan Rekayasa
Jika terdapat beberapa gaya yang tidak satu garis kerja seperti
gambar di bawah maka momen gayanya adalah jumlah dari
momen gaya-momen gaya itu terhadap titik tersebut
Teknologi dan Rekayasa
Ada 2 jenis momen berdasarkan pada posisi
gaya terhadap benda kerja.
1.Momen puntir/putar ( Mp).
Terbentuk oleh gaya puntiran/putar (Fp)
yang bekerja pada jarak tertentu (r ) dari
suatu benda yang mengakibatkan benda
terpelintir disepanjang sumbunya.
Mp = Fp x r
Teknologi dan Rekayasa
2. Momen lentur/lengkung ( Ml).
Terbentuk oleh gaya lentur (Fl) yang
bekerja pada jarak tertentu (l ) dari
tumpuan peyangga benda yang
mengakibatkan benda melentur/melendut
disepanjang sumbunya.
ML = Fl x l
Teknologi dan Rekayasa
 Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan
tenaga melalui putaran
mesin. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti
cakra tali, puli sabuk mesin, piringan
kabel, tromol kabel, roda jalan, dan roda gigi, dipasang
berputar terhadap poros dukung
yang tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang
berputar.
 Contoh sebuah
poros dukung yang berputar, yaitu poros roda kereta
api, as gardan, dan lain-lain.
Teknologi dan Rekayasa
Teknologi dan Rekayasa
1.Gandar
Gandar merupakan poros yang tidak
mendapatkan beban puntir, fungsinya
hanya sebagai penahan beban, biasanya
tidak berputar. Contohnya seperti
yang dipasang pada roda-roda kereta
barang, atau pada as truk bagian depan
Teknologi dan Rekayasa
2.Spindle
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin
perkakas, di mana beban utamanya berupa puntiran, disebut
spindle. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya
harus kecil dan bentuk
serta ukurannya harus teliti.
Teknologi dan Rekayasa
3.Poros transmisi
Poros transmisi berfungsi untuk
memindahkan tenaga mekanik salah
satu elemen mesin ke elemen mesin yang
lain. Poros transmisi mendapat
beban puntir murni atau puntir dan lentur
yang akan meneruskan daya ke
poros melalui kopling, roda gigi, puli
sabuk atau sproket rantai, dan lain-lain.
Teknologi dan Rekayasa
Teknologi dan Rekayasa
Jenis Penggerak Roda Gigi
1. Roda Gigi Spur
Klasifikasi Roda Gigi
Roda gigi ini bersifat tetap yang mana
dalam artinya tidak dapat dilepas pada
saat mesin dalam keadaan berputar
Roda gigi lurus, yaitu suatu elemen mesin
yang berfungsi sebagai penerus daya dan
putaran dari poros penggerak ke poros
yang digerakkan tanpa terjadi slip, dimana
sumbu kedua poros tersebut terletak saling
sejajar
Teknologi dan Rekayasa
ANIMASI TRANSMISI 5 SPEED
2. Roda Gigi Helik
Bentuk dasar geometrisnya sama dengan roda gigi lurus, tetapi arah alur profil
giginya mempunyai kemiringan terhadap sumbu putar. Selain untuk posisi
sumbu yang sejajar, Roda Gigi miring dapat digunakan pula untuk pemasangan
sumbu bersilangan. Dengan adanya kemiringan alur gigi, maka perbandingan
kontak yang terjadi jauh lebih besar dibanding Roda gigi lurus yang seukuran,
sehingga pemindahan putaran maupun beban pada gigi-giginya berlangsung
lebih halus. Sifat ini sangat baik untuk penggunaan pada putaran tinggi dan
beban besar
Teknologi dan Rekayasa
Khusus untuk penggunaan dalam posisi sumbu sejajar, serta untuk
menetralisir gaya aksial yang terjadi, dibuat roda gigi miring atau lebig
populer disebut Roda gigi"Herring bone", yaitu dengan dibuat dua alur profil
gigi dengan posisi sudut kemiringan saling berlawanan.
Roda gigi Herring bone dapat dibuat dalam lisa macam, yaitu :
a. Herring bone dengan gigi V setangkup
b. Herring bone dengan gigi V bersilang -
c. Herring bone dengan gigi V berpotongan tengah
Teknologi dan Rekayasa
Roda gigi dobel helik
Roda gigi heliks ganda (double helical
gear) atau roda gigi herringbone muncul
karena masalah dorongan aksial (axial
thrust) dari roda gigi heliks tunggal. Double
helical gear memuliki dua pasang gigi yang
berbentuk V sehingga seolah-olah ada dua
roda gigi heliks yang disatukan. Hal ini
akan menyebabkan dorongan aksial saling
meniadakan. Roda gigi heliks ganda lebih
sulit untuk dibuat karena kerumitan
bentuknya.
Teknologi dan Rekayasa
3. Roda Gigi Bevel
Roda Gigi Payung sering disebut juga
Roda Gigi kerucut atau Bevel Gear.
Peaggunaannya secara umum untuk
pengtransmisian putaran dan beban
dengan posisi sumbu menyudut
berpotongan dimana kebanyakan bersudut
90@. Khusus jenis Roda gigi payung
hypoid, posisi sumbunya bersilangan.
Pada pemasangan Roda gigi payung
umumnya salah satu dipasang dengan
kanstruksi tumpuan melayang, terutama
pada Roda gigi penggerak
Teknologi dan Rekayasa
Roda Gigi Payung Gigi Lurus (Plain Bevel)
Untuk jenis ini mempunyai konstruksi yang
sederhana dibandins jenis roda gigi
payung laiimya. Pembuatannya relatip
mudah dan penggunaannya untuk
konstruksi umum yang sederhana sampai
sedang, baik dalam menerima beban
maupun putaran
Teknologi dan Rekayasa
Roda Gigi Payung Gigi Miring
Disebut juga Spiral bevel gear. Perbendaan
antara Bentuk gigi lurus dengan bentuk gigi
miring pada Roda Gigi payung ini, kurang
lebih seperti perbedaan yang terdapat pada
Roda gigi lurus dengan Roda gigi miring
(Spur Gear), dimana dengan adanya
kemiringan tersebut akan meningkan
kemampuan menerima beban,
mengurangi kebisingan sehingga dapat
digunakan pada putaran yang lebih tinggi
dibanding dengan Roda Gigi payung gigi
lurus pada ukuran geometris yang sama
Teknologi dan Rekayasa
Roda Gigi Payung Zero
Bentuk gigi berupa lengkung spiral dengan
sudut spiral nol derajat, sehingga secara
sepintas tampak seperti Roda gigi lurus
dengan gigi melengkung. Kemampuan
Roda Gigi Payung Zerol ini kurang lebih
sama seperti Roda Gigi payung gigi miring
(Spiral), hanya pembuatannya lebih sulit
dan bekerja lebih tenang serta tahan lama
Teknologi dan Rekayasa
Roda Gigi Payung Hypoid
Jenis Roda Gigi payung ini lebih populer
digu- nakan pada, kendaraan bermotor
saja, tapi untuk konstruksi general,
mekanik yang memerlukan putaran tinggi
serta beban besar yang dinamis dapat
menggunakan jenis Roda gigi payung ini.
Bentuk alur giginya berupa lengkung
hypoid, sehingga posisi sumbu tidak tegak
lurus berpotongan, tetapi bersilangan,
sehingga akan memudahkan pemasangan
tumpuan bantalan pada kedua Roda
giginya
Teknologi dan Rekayasa
Teknologi dan Rekayasa
3. Roda Gigi Cacing
Roda gigi cacing di gunakan
untuk posisi sumbu bersilangan
dan pengtransmisian putaran
selalu berupa reduksi.Pada
sepasang roda gigi cacing
terdiri dari batang cacing yang
selalu sebagai penggerak dan
Roda gigi cacing sebagai
pengikut.Bahan batang cacing
umumnya lebih kuat dari pada
roda cacingnya,selain itu
batang cacing umumnya di buat
berupa kontruksi
terpadu,dimana bentuk alur
cacingnya berupa spiral
Teknologi dan Rekayasa
ANIMASI POWER STERING
Teknologi dan Rekayasa
Jenis Penggerak Rantai
Pemakaian komponen penggerak dengan
roda gigi mewajibkan jarak antara noken-
as dan kruk-as harus pendek dan biasanya
di gunakan pada mesin motor jenis OHV
(overhead valve). Karena kerja dari
komponen ini saling bertautan antar gigi
yang akan menimbulkan suara berisik,
maka roda gigi di buat miring dan biasanya
roda gigi noken-as di buat dari bahan
sintetis. -
Teknologi dan Rekayasa
Teknologi dan Rekayasa
Komponen penggerak jenis rantai
(Timing chain/keteng/kamrat)
Pemakaian komponen penggerak rantai lebih unggul dari penggerak
roda gigi. Karena selain jarak antara noken-as dan kruk-as bisa di buat
panjang, komponen penggerak dengan rantai relatif tidak menimbulkan
suara berisik apalagi yang sudah pakai rantai silent chain seperti pada
motor generasi SUZUKI SHOGUN dan penggerak rantai biasa di pakai
pada mesin motor jenis OHC (overhead camshaft). -
Teknologi dan Rekayasa
Teknologi dan Rekayasa
Rantai tersedia dalam tiga jenis :
Rantai mata-gigi rata atau dapat dilepaskan (plain or detachable link chain)
Rantai gelinding (Roller chain)
Rantai tak bersuara (Silent chain)
Roller chain Silent chain
detachable link chain
Teknologi dan Rekayasa
Keunggulan Penggerak Rantai
 Penggerak rantai bekerja efisien dan tidak selip
Penggerak cukup fleksibel dan compact.
Penggerak rantai cukup murah
Rantai mempertahankan rasio kecepatan tetap tanpa selip
Rantai tahan terhadap panas dan kotoran serta tidak terpengaruh
oleh cuaca apabila dilumasi dengan benar.
Penggerak rantai dapat menahan beban yang lebih berat daripada
belt.
Kelemahan Penggerak Rantai
 Penggerak rantai cukup bising
Rantai biasanya sering memerlukan pelumasan.
Sebagian besar rantai akan menerima kesalahan pelurusan yang
sangat kecil.
Rantai umumnya tidak digunakan dimana penggerak sering
mengalami selip (terdapat pengecualian).
Teknologi dan Rekayasa
Jenis Penggerak Sabuk
Komponen penggerak jenis Sabuk (Timing belt)
Penggunaan komponen penggerak sabuk bertujuan untuk menekan suara
berisik. Sabuk dibuat bergigi agar penyetelan tidak berubah, karena jika
penyetelan sabuk salah atau berubah dapat mengakibatkan klep dan piston
bertabrakan. Sabuk (timing belt) terbuat dari karet sintetis yang diperkuat
dengan polyester. -
Bantalan diperlukan untuk menumpu poros
berbeban, agar dapat berputar atau
bergerak bolak-balik secara kontinyu serta
tidak berisik akibat adaya gesekan. Posisi
bantalan harus kuat, hal ini agar elemen
mesin dan poros dapat bekerja dengan
sempurna.
Teknologi dan Rekayasa
Teknologi dan Rekayasa
85
BANTALAN
Bantalan luncur
Bantalan Radial atau disebut jurnal bearing, dimana arah beban yang
ditumpu bantalan adalah tegak lurus terhadap sumbu poros. Bantalan ini
untuk mendukung gaya radial dari batang torak saat berputar.
Konstruksinya terbagi / terbelah menjadi dua agar dapat dipasang pada
poros engkol..
A. Bantalan luncur Radial
Teknologi dan Rekayasa
B. Bantalan Luncur Aksial
Bantalan aksial atau disebut trust
bearing, yaitu arah beban yang
ditumpu bantalan adalah sejajar
dengan sumbu poros.Bantalan ini
menghantarkan poros engkol
menerima gaya aksial yaitu
terutama pada saat terjadi
melepas / menghubungkan plat
kopling saat mobil berjalan.
Konstruksi bantalan ini juga
terbelah / terbagi menjadi dua dan
dipasang pada poros jurnal
bagian paling tengah.
Teknologi dan Rekayasa
Bantalan gelinding
Di mana terjadi gesekan gelinding antara
bagian yang
berputar dengan yang diam melalui
elemen gelinding seperti rol atau rol
jarum
Bearing ini mempunyai alur dalam pada
kedua cincinnya. Karena memiliki alur,
maka jenis ini mempunyai kapasitas
dapat menahan beban secara ideal pada
arah radial dan aksial. Maksud dari beban
radial adalah beban yang tegak lurus
terhadap sumbu poros, sedangkan beban
aksial adalah beban yang searah sumbu
poros.
Teknologi dan Rekayasa
Teknologi dan Rekayasa
•Single row groove ball
bearings
Bearing ini mempunyai alur
dalam pada kedua cincinnya.
Karena memiliki alur, maka
jenis ini mempunyai
kapasitas dapat menahan
beban secara ideal pada arah
radial dan aksial. Maksud
dari beban radial adalah
beban yang tegak lurus
terhadap sumbu poros,
sedangkan beban aksial
adalah beban yang searah
sumbu poros.
Teknologi dan Rekayasa
Double row self aligning ball
bearings
Jenis ini mempunyai dua baris
bola, masing-masing baris
mempunyai alur sendiri-sendiri
pada cincin bagian dalamnya.
Pada umumnya terdapat alur
bola pada cincin luarnya. Cincin
bagian dalamnya mampu
bergerak sendiri untuk
menyesuaikan posisinya. Inilah
kelebihan dari jenis ini, yaitu
dapat mengatasi masalah poros
yang kurang sebaris.
Teknologi dan Rekayasa
Single row angular
contact ball bearings
Berdasarkan
konstruksinya, jenis ini
ideal untuk beban
radial. Bearing ini
biasanya dipasangkan
dengan bearing lain,
baik itu dipasang
secara pararel
maupun bertolak
belakang, sehingga
mampu juga untuk
menahan beban aksial
Teknologi dan Rekayasa
Double row angular
contact ball bearings
Disamping dapat
menahan beban radial,
jenis ini jgua dapat
menahan beban aksial
dalam dua arah. Karena
konstruksinya juga, jenis
ini dapat menahan beban
torsi. Jenis ini juga
digunakan untuk
mengganti dua buah
bearing jika ruangan yang
tersedia tidak mencukupi
Teknologi dan Rekayasa
Double row barrel roller
bearings
Bearing ini mempunyai dua baris
elemen roller yang pada
umumnya mempunyai alur
berbentuk bola pada cincin
luarnya. Jenis ini memiliki
kapasitas beban radial yang
besar sehingga ideal untuk
menahan beban kejut
Teknologi dan Rekayasa
Single row cylindrical bearings
Jenis ini mempunyai dua alur pada
satu cincin yang biasanya terpisah.
Eek dari pemisahan ini, cincin dapat
bergerak aksial dengan mengikuti
cincin yang lain. Hal ini merupakan
suatu keuntungan, karena apabila
bearing harus mengalami perubahan
bentuk karena temperatur, maka
cincinya akan dengan mudah
menyesuaikan posisinya. Jenis ini
mempunyai kapasitas beban radial
yang besar pula dan juga cocok untuk
kecepatan tinggi
Teknologi dan Rekayasa
Tapered roller bearings
Dilihat dari konstriksinya,
jenis ini ideal untuk beban
aksial maupun radial. Jenis
ini dapat dipisah, dimana
cincin dalamnya dipasang
bersama dengan rollernya
dan cincin luarnya terpisah
Teknologi dan Rekayasa
96
Berdasarkan arah beban terhadap poros, maka bantalan
dibedakan menjadi:
Bantalan radial, di mana arah beban yang ditumpu bantalan tegak lurus
sumbu poros.
Teknologi dan Rekayasa
97
Bantalan aksial, di mana arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu
poros.
Bantalan gelinding khusus, di mana bantalan ini menumpu beban yang
arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros.

More Related Content

What's hot

Modul 2 (besaran besaran gerak)
Modul 2 (besaran besaran gerak)Modul 2 (besaran besaran gerak)
Modul 2 (besaran besaran gerak)kahfi1439
 
[6] kesetimbangan partikel & fbd
[6] kesetimbangan partikel & fbd[6] kesetimbangan partikel & fbd
[6] kesetimbangan partikel & fbdSyahrir Qoim
 
Cold and hot working
Cold and hot workingCold and hot working
Cold and hot workingFeliks Sitopu
 
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Rezki Amaliah
 
Fisika Dasar - Gerak Satu Dimensi
Fisika Dasar - Gerak Satu DimensiFisika Dasar - Gerak Satu Dimensi
Fisika Dasar - Gerak Satu DimensiRachmat Narendra
 
16201806 bahan-ajar-ptm117-mekanika-teknik
16201806 bahan-ajar-ptm117-mekanika-teknik16201806 bahan-ajar-ptm117-mekanika-teknik
16201806 bahan-ajar-ptm117-mekanika-teknikDedy Wonkso
 
Bab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikBab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikkaatteell
 
Laporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodLaporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodWidya arsy
 
GERAK DALAM BIDANG DATAR
GERAK DALAM BIDANG DATARGERAK DALAM BIDANG DATAR
GERAK DALAM BIDANG DATARMOSES HADUN
 
Modul mekanika teknik 1
Modul mekanika teknik 1Modul mekanika teknik 1
Modul mekanika teknik 1Ibrahim Husain
 
gaya sentripetal dan sentripugal
gaya sentripetal dan sentripugalgaya sentripetal dan sentripugal
gaya sentripetal dan sentripugalEndang Manik
 
Elemen mesin 2 andri
Elemen mesin 2 andriElemen mesin 2 andri
Elemen mesin 2 andriAndri Santoso
 
Macam macam alat ukur dalam mesin bubut
Macam   macam alat ukur dalam mesin bubutMacam   macam alat ukur dalam mesin bubut
Macam macam alat ukur dalam mesin bubutAgam Real
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Kerja Bangku
Laporan Praktikum Kerja BangkuLaporan Praktikum Kerja Bangku
Laporan Praktikum Kerja Bangku
 
Modul 2 (besaran besaran gerak)
Modul 2 (besaran besaran gerak)Modul 2 (besaran besaran gerak)
Modul 2 (besaran besaran gerak)
 
[6] kesetimbangan partikel & fbd
[6] kesetimbangan partikel & fbd[6] kesetimbangan partikel & fbd
[6] kesetimbangan partikel & fbd
 
Lingkaran Mohr utk tegangan
Lingkaran Mohr utk teganganLingkaran Mohr utk tegangan
Lingkaran Mohr utk tegangan
 
Cold and hot working
Cold and hot workingCold and hot working
Cold and hot working
 
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
 
Fisika Dasar - Gerak Satu Dimensi
Fisika Dasar - Gerak Satu DimensiFisika Dasar - Gerak Satu Dimensi
Fisika Dasar - Gerak Satu Dimensi
 
Uji kekerasan
Uji kekerasanUji kekerasan
Uji kekerasan
 
16201806 bahan-ajar-ptm117-mekanika-teknik
16201806 bahan-ajar-ptm117-mekanika-teknik16201806 bahan-ajar-ptm117-mekanika-teknik
16201806 bahan-ajar-ptm117-mekanika-teknik
 
Bab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikBab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarik
 
Isi makalah uji kuat tarik
Isi makalah uji kuat tarikIsi makalah uji kuat tarik
Isi makalah uji kuat tarik
 
Laporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodLaporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwood
 
Kinematika dua dimensi
Kinematika dua dimensiKinematika dua dimensi
Kinematika dua dimensi
 
GERAK DALAM BIDANG DATAR
GERAK DALAM BIDANG DATARGERAK DALAM BIDANG DATAR
GERAK DALAM BIDANG DATAR
 
Modul mekanika teknik 1
Modul mekanika teknik 1Modul mekanika teknik 1
Modul mekanika teknik 1
 
Perpindahan panasd
Perpindahan panasdPerpindahan panasd
Perpindahan panasd
 
gaya sentripetal dan sentripugal
gaya sentripetal dan sentripugalgaya sentripetal dan sentripugal
gaya sentripetal dan sentripugal
 
Mekanika teknik II
Mekanika teknik IIMekanika teknik II
Mekanika teknik II
 
Elemen mesin 2 andri
Elemen mesin 2 andriElemen mesin 2 andri
Elemen mesin 2 andri
 
Macam macam alat ukur dalam mesin bubut
Macam   macam alat ukur dalam mesin bubutMacam   macam alat ukur dalam mesin bubut
Macam macam alat ukur dalam mesin bubut
 

Similar to Ddm

DASAR-DASAR MESIN - REVISI.ppt
DASAR-DASAR MESIN - REVISI.pptDASAR-DASAR MESIN - REVISI.ppt
DASAR-DASAR MESIN - REVISI.pptTHullusManyun1
 
Dasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahanDasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahanIshak Enginer
 
Dkk1 dasar dasarmesin
Dkk1 dasar dasarmesinDkk1 dasar dasarmesin
Dkk1 dasar dasarmesinrio erviant
 
Bab 01 memahami dasar dasar kejuruan - TEKNIK MESIN
Bab 01 memahami dasar dasar kejuruan - TEKNIK MESINBab 01 memahami dasar dasar kejuruan - TEKNIK MESIN
Bab 01 memahami dasar dasar kejuruan - TEKNIK MESINEko Supriyadi
 
Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...
Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...
Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...yosevinaMsc
 
Fisika hukum newton
Fisika hukum newtonFisika hukum newton
Fisika hukum newtonSayur Lodeh
 
PPT macam gaya pada struktur bangunan.pptx.pdf
PPT macam gaya pada struktur bangunan.pptx.pdfPPT macam gaya pada struktur bangunan.pptx.pdf
PPT macam gaya pada struktur bangunan.pptx.pdfwahyuhermawan18
 
PRESENTASI MATERI FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptx
PRESENTASI MATERI FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptxPRESENTASI MATERI FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptx
PRESENTASI MATERI FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptxCandraPurmana
 
Rotasi Benda Tegar
Rotasi Benda TegarRotasi Benda Tegar
Rotasi Benda Tegarmahardika4
 
Mekanika Teknik_Penyusunan Gaya Gaya Gedung
Mekanika Teknik_Penyusunan Gaya Gaya GedungMekanika Teknik_Penyusunan Gaya Gaya Gedung
Mekanika Teknik_Penyusunan Gaya Gaya GedungMasRozi4
 
Dinamaika rotasi
Dinamaika rotasiDinamaika rotasi
Dinamaika rotasirizki arya
 
FISIKA VINI KOMALA DEWI
FISIKA VINI KOMALA DEWIFISIKA VINI KOMALA DEWI
FISIKA VINI KOMALA DEWIVini Dewi
 
Bab ii gaya dan hukum newton
Bab ii  gaya dan hukum newtonBab ii  gaya dan hukum newton
Bab ii gaya dan hukum newtonDedi Wahyudin
 
contoh soal dan pembahasan momen gaya dan momen inersia
contoh soal dan pembahasan momen gaya dan momen inersiacontoh soal dan pembahasan momen gaya dan momen inersia
contoh soal dan pembahasan momen gaya dan momen inersiaRenny Aniwarna
 

Similar to Ddm (20)

DASAR-DASAR MESIN - REVISI.ppt
DASAR-DASAR MESIN - REVISI.pptDASAR-DASAR MESIN - REVISI.ppt
DASAR-DASAR MESIN - REVISI.ppt
 
Modul Bab 01.pdf
Modul Bab 01.pdfModul Bab 01.pdf
Modul Bab 01.pdf
 
Dasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahanDasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahan
 
Dkk1 dasar dasarmesin
Dkk1 dasar dasarmesinDkk1 dasar dasarmesin
Dkk1 dasar dasarmesin
 
Bab 01 memahami dasar dasar kejuruan - TEKNIK MESIN
Bab 01 memahami dasar dasar kejuruan - TEKNIK MESINBab 01 memahami dasar dasar kejuruan - TEKNIK MESIN
Bab 01 memahami dasar dasar kejuruan - TEKNIK MESIN
 
MATERI GAYA
MATERI GAYAMATERI GAYA
MATERI GAYA
 
Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...
Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...
Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...
 
Fisika hukum newton
Fisika hukum newtonFisika hukum newton
Fisika hukum newton
 
Momen gaya atau Torsi
Momen gaya atau TorsiMomen gaya atau Torsi
Momen gaya atau Torsi
 
PPT macam gaya pada struktur bangunan.pptx.pdf
PPT macam gaya pada struktur bangunan.pptx.pdfPPT macam gaya pada struktur bangunan.pptx.pdf
PPT macam gaya pada struktur bangunan.pptx.pdf
 
kinematika gerak
kinematika gerakkinematika gerak
kinematika gerak
 
PRESENTASI MATERI FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptx
PRESENTASI MATERI FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptxPRESENTASI MATERI FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptx
PRESENTASI MATERI FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptx
 
Dinamaika rotasi
Dinamaika rotasiDinamaika rotasi
Dinamaika rotasi
 
Tugas fisika
Tugas fisikaTugas fisika
Tugas fisika
 
Rotasi Benda Tegar
Rotasi Benda TegarRotasi Benda Tegar
Rotasi Benda Tegar
 
Mekanika Teknik_Penyusunan Gaya Gaya Gedung
Mekanika Teknik_Penyusunan Gaya Gaya GedungMekanika Teknik_Penyusunan Gaya Gaya Gedung
Mekanika Teknik_Penyusunan Gaya Gaya Gedung
 
Dinamaika rotasi
Dinamaika rotasiDinamaika rotasi
Dinamaika rotasi
 
FISIKA VINI KOMALA DEWI
FISIKA VINI KOMALA DEWIFISIKA VINI KOMALA DEWI
FISIKA VINI KOMALA DEWI
 
Bab ii gaya dan hukum newton
Bab ii  gaya dan hukum newtonBab ii  gaya dan hukum newton
Bab ii gaya dan hukum newton
 
contoh soal dan pembahasan momen gaya dan momen inersia
contoh soal dan pembahasan momen gaya dan momen inersiacontoh soal dan pembahasan momen gaya dan momen inersia
contoh soal dan pembahasan momen gaya dan momen inersia
 

More from Saifun Idris

Pengelolaan kelas yang baik dan benar
Pengelolaan kelas yang baik dan benarPengelolaan kelas yang baik dan benar
Pengelolaan kelas yang baik dan benarSaifun Idris
 
Pengawas dan kepengawasan
Pengawas dan kepengawasan Pengawas dan kepengawasan
Pengawas dan kepengawasan Saifun Idris
 
Quis pdtm smk 1 jeumpa
Quis pdtm smk 1 jeumpaQuis pdtm smk 1 jeumpa
Quis pdtm smk 1 jeumpaSaifun Idris
 
Analisis litar siri, litar selari dan litar
Analisis litar siri, litar selari dan litarAnalisis litar siri, litar selari dan litar
Analisis litar siri, litar selari dan litarSaifun Idris
 

More from Saifun Idris (7)

motivasi belajar
motivasi belajarmotivasi belajar
motivasi belajar
 
KURIKULUM
KURIKULUMKURIKULUM
KURIKULUM
 
Pengelolaan kelas yang baik dan benar
Pengelolaan kelas yang baik dan benarPengelolaan kelas yang baik dan benar
Pengelolaan kelas yang baik dan benar
 
Pengawas dan kepengawasan
Pengawas dan kepengawasan Pengawas dan kepengawasan
Pengawas dan kepengawasan
 
Gaardan
GaardanGaardan
Gaardan
 
Quis pdtm smk 1 jeumpa
Quis pdtm smk 1 jeumpaQuis pdtm smk 1 jeumpa
Quis pdtm smk 1 jeumpa
 
Analisis litar siri, litar selari dan litar
Analisis litar siri, litar selari dan litarAnalisis litar siri, litar selari dan litar
Analisis litar siri, litar selari dan litar
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 

Ddm

  • 2.  Ilmu Statika: adalah ilmu yang mempelajari tentang kesetimbangan benda, termasuk gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda agar benda tersebut dalam keadaan setimbang. Teknologi dan Rekayasa 2/6
  • 3. Gaya ( F ) : Gaya adalah sesuatu yang menyebabkan benda diam menjadi bergerak atau sebaliknya dari bergerak menjadi diam Contoh :gaya tarik,gaya gesek,gaya lentur dll. Teknologi dan Rekayasa 3/6
  • 4. Teknologi dan Rekayasa Gaya biasanya disimbolkan dengan huruf F Satuan gaya adalah Newton. Yaitu perkalian antara besarnya massa /m= ( kg ) dengan perpanjangan a ( m/det2). F = m x a.
  • 5. Hukum 1 Newton Hukum 1 Newton berbunyi: “Benda yang dalam keadaan diam akan mempertahankan keadaannya untuk tetap diam dan benda yang sedang bergerak lurus beraturan akan cenderung mempertahankan keadaannya untuk bergerak lurus beraturan dalam arah yang sama selama tidak ada gaya yang bekerja padanya”. Teknologi dan Rekayasa
  • 6. Sifat benda untuk mempertahankan keadaannya yang diam tetap diam, yang bergerak lurus beraturan tetap bergerak lurus beraturan disebut inersia (kelembaman) benda. F=0,maka : -benda diam (v= 0 m/det ) -benda bergerak lurus beraturan (v=konstan). Teknologi dan Rekayasa
  • 7. Hukum 2 Newton Hukum 2 Newton berbunyi “Percepatan sebuah benda yang diberi gaya adalah sebanding dengan besar gaya dan berbanding terbalik dengan massa benda” Teknologi dan Rekayasa
  • 8.  Dalam bentuk rumus hukum 2 Newton dapat dituliskan sbb F = m . a dimana, F = gaya (N). m = massa benda (kg). a = percepatan benda (m/s2). Teknologi dan Rekayasa
  • 9. Hukum 3 Newton Hukum 3 Newton berbunyi “Setiap ada gaya aksi, maka akan selalu ada gaya reaksi yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan”. Teknologi dan Rekayasa
  • 10. Hukum 3 Newton menjelaskan bahwa setiap ada gaya aksi akan timbul gaya reaksi yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan. Ciri gaya aksi – reaksi : * besarnya sama. * arah berlawanan. * bekerja pada benda yang berlainan. Teknologi dan Rekayasa
  • 11. Teknologi dan Rekayasa MACAM MACAM GAYA Secara garis besar gaya terbagi dua yaitu 1. Gaya sentuh adalah gaya yang langsung mengenai benda a. Gaya otot yaitu gaya yang ditimbulkan oleh otot manusia dan hewan b. Gaya gesek yaitu gaya yang menimbulkan gesekkan ketika dua benda saling bersentuhan. Gaya gesek dapat menimbulkan adanya hambatan c. Gaya pegas yaitu gaya yang timbul karena tarikan karena pegas atau per
  • 12. Teknologi dan Rekayasa 2. Gaya tak sentuh yaitu gaya yang dikenakan pada suatu benda tetapi tidak menyentuh bendanya a. Gaya gravitasi bumi yaitu gaya yang timbul karena adanya gaya tarik bumi b. Gaya magnet yaitu gaya yang ditimbulkan oleh magnet
  • 13. Teknologi dan Rekayasa PENGARUH GAYA TERHADAP BENDA 1. Gaya menyebabkan benda diam menjadi bergerak 2. Gaya menyebabkan benda bergerak menjadi diam 3. Gaya dapat menyebabkan benda berubah arah 4. Gaya dapat menyebabkan benda bergerak lebih cepat. 5. Gaya dapat merubah bentuk benda
  • 14. Teknologi dan Rekayasa ARAH GAYA Gaya merupakan besaran vektor, yaitu besaran yang memiliki besar dan arah. Karena merupakan besaran vektor, maka gaya dapat dilukiskan dengan diagram vektor, yaitu sebuah anak panah Misalkan sebuah gaya F yang dilukiskan dengan panjang OA seperti ditunjukkan gambar Anak panah memiliki titik tangkap O, ujung A, panjang OA, dan arahnya dari O ke A.
  • 15. Teknologi dan Rekayasa Contoh : Sebuah gaya F1 yang berarah ke kanan dan besarnya 4 N dilukiskan dengan diagram vektor yang panjangnya 2 cm, seperti pada gambar Lukiskan diagram vektor-vektor gaya : a. F2 = 3 N ke kanan b. F3 = 6 N ke kiri c. F4 = 5 N ke atas d. F5 = 8 N ke bawah
  • 16. Teknologi dan Rekayasa Penyelesaian Besar gaya 4 N dilukiskan dengan panjang 2 cm, artinya besar gaya 2 N dilukiskann dengan panjang 1 cm. Atau 1 cm mewakili 2 N
  • 17. Teknologi dan Rekayasa a. Diagram vektor F2 = 3 N ke kanan dilukiskan dengan anak panah yang mempunyai titik tangkap A, berarah ke kanan dan panjangnya 1,5 cm b. Diagram vektor F3 = 6 N ke kiri dilukiskan dengan anak panah yang mempunyai titik tangkap A, berarah ke kiri dan panjangnya 3 cm c. Diagram vektor F4 = 5 N ke atas dilukiskan dengan anak panah yang mempunyai titik tangkap A, berarah ke atas dan panjangnya 2,5 cm d. Diagram vektor F5 = 8 N ke bawah dilukiskan dengan anak panah yang mempunyai titik tangkap A, berarah ke bawah dan panjangnya 4 cm
  • 18. Teknologi dan Rekayasa RESULTAN GAYA Resultan gaya searah
  • 19. Teknologi dan Rekayasa Dua orang anak mendorong sebuah lemari dengan gaya searah masing- masing 25N dan 33 N. Berapakah resultan gaya kedua anak tersebut? Penyelesaian: Diketahui: F1 = 25 N F2 = 33 N Ditanyakan: R = . . .? Jawab: Kedua anak tersebut mendorong lemari sehingga kedua gaya yang diberikan searah. R = F1 + F2 R = 25 + 33 R = 58 N Jadi, resultan gaya kedua anak adalah 58 N. CONTOH SOAL
  • 20. Teknologi dan Rekayasa Resultan Gaya-gaya yang Berlawanan Arah
  • 21. Teknologi dan Rekayasa Dua buah gaya masing-masing F1 = 12 N ke kanan dan F2 = 8 N ke kiri. Tentukan besar dan arah resultan gaya-gaya tersebut! Penyelesaian: Diketahui: F1 = 12 N ke kanan F2 = 8 N ke kiri Ditanyakan: R = . . .?. Jawab: Karena kedua gaya berlawanan arah maka R =F1 – F2 R = 12 – 8 R = 4 N ke kanan Jadi, resultan kedua gaya tersebut adalah 4 N ke arah kanan CONTOH SOAL
  • 22. Teknologi dan Rekayasa Teknologi dan Rekayasa 1. Tiga buah gaya segaris dan searah masing-masing besarnya 2 N, 5 N, dan 10 N. Tentukan resultan gaya-gaya tersebut! 2. Perhatikan gambar di bawah ini! Tentukan besar dan arah resultan gaya-gaya tersebut LATIHAN SOAL
  • 23. Teknologi dan Rekayasa MENYUSUN RESULTAN GAYA MENYUSUN DUA BUAH GAYA SECARA GRAFIS
  • 25. Teknologi dan Rekayasa R2 = R1 + K3 = K1 + K2 + K3 Penjumlahan 3 gaya yang mempunyai titik tangkap tunggal
  • 26. Teknologi dan Rekayasa MENYUSUN GAYA SECARA POLIGON Metode ini dengan cara memindahkan gaya P2 ke ujung P1, P3 ke ujungP2, P4 ke ujung P3, dan seterusnya secara berantai. Pemindahan gayagaya tersebut besar dan arahnya harus sama. Pemindahan dilakukan berurutan Resultan gaya diperoleh dengan menarik garis dari titik A sampai ke ujung gaya yang terakhir, dan arahnya dari A menuju titik ujung gaya terakhir itu
  • 28. Teknologi dan Rekayasa MENYUSUN DUA BUAH GAYA SECARA ANALISIS
  • 30. Teknologi dan Rekayasa Tentukan resultan dari gaya-gaya berikut dengan metode grafis dan analisis. LATIHAN SOAL
  • 31. Teknologi dan Rekayasa Empat gaya K1, K2, K3 dan K4 dengan besar dan arah seperti pada gambar. Tentukan resultan dari gaya-gaya berikut dengan metode polygon
  • 32. Teknologi dan Rekayasa Tegangan adalah reaksi yang timbul di seluruh bagian spesimen dalam rangka menahan beban yang diberikan. Bila penampangnya kecil itu dijumlah hingga mencapai penampang spesimen, maka jumlah gaya per satuan luas yang muncul di dalam bahan itu harus menjadi sama dengan beban dari luar TEGANGAN σ : Tegangan (N/m2) F : gaya (Newton) A : luas (m2)
  • 33. Teknologi dan Rekayasa Tegangan timbul akibat adanya tekanan, tarikan, bengkokan, dan reaksi. Pada pembebanan tarik terjadi tegangan tarik, pada pembebanan tekan terjadi tegangan tekan, begitu pula pada pembebanan yang lain MACAM-MACAM TEGANGAN a. Tegangan Normal b. Tegangan Tarik c. Tegangan Tekan d. Tegangan Geser e. Tegangan Lengkung f. Tegangan Puntir
  • 34. Teknologi dan Rekayasa Tegangan normasl terjadi akibat adanya reaksi yang diberikan pada benda. Jika gaya dalam diukur dalam N, sedangkan luas penampang dalam m2, maka satuan tegangan adalah N/m2 atau dyne/cm2. A. TEGANGAN NORMAL
  • 35. Teknologi dan Rekayasa Tegangan tarik pada umumnya terjadi pada rantai, tali, paku keling, dan lain- lain. Rantai yang diberi beban W akan mengalami tegangan tarik yang besarnya tergantung pada beratnya. B. TEGANGAN TARIK
  • 37. Teknologi dan Rekayasa Tegangan tekan terjadi bila suatu batang diberi gaya F yang saling berlawanan dan terletak dalam satu garis gaya. Misalnya, terjadi pada tiang bangunan yang belum mengalami tekukan, porok sepeda, dan batang torak. Tegangan tekan dapat ditulis: C. TEGANGAN TEKAN
  • 38.
  • 39. Teknologi dan Rekayasa Tegangan geser terjadi jika suatu benda bekerja dengan dua gaya yang berlawanan arah, tegak lurus sumbu batang, tidak segaris gaya namun pada penampangnya tidak terjadi momen. Tegangan ini banyak terjadi pada konstruksi. Misalnya: sambungan keling, gunting, dan sambungan baut D. TEGANGAN GESER
  • 41. Teknologi dan Rekayasa Tegangan geser terjadi karena adanya gaya radial F yang bekerja pada penampang normal dengan jarak yang relatif kecil, maka pelengkungan benda diabaikan. Untuk hal ini tegangan yang terjadi adalah Apabila pada konstruksi mempunyai n buah paku keling, maka sesuai dengan persamaan dibawah ini tegangan gesernya adalah
  • 42. Teknologi dan Rekayasa Misalnya, pada poros-poros mesin dan poros roda yang dalam keadaan ditumpu. Jadi, merupakan tegangan tangensial. Tegangan lengkung pada batang rocker arm E. TEGANGAN LENGKUNG
  • 43.
  • 44. Teknologi dan Rekayasa Tegagan puntir sering terjadi pada poros roda gigi dan batang-batang torsi pada mobil, juga saat melakukan pengeboran. Jadi, merupakan tegangan trangensial. F. TEGANGAN PUNTIR
  • 45.
  • 46. Teknologi dan Rekayasa Sebuah batang dengan diameter 8 cm mendapat beban tarik sebesar 10 ton. Berapakah besarnya tegangan tarik yang timbul? CONTOH SOAL:
  • 47. Teknologi dan Rekayasa Momen gaya F terhadap titik pusat O adalah hasil kali antara besarnya gayaF dengan jarak garis gaya, ke titik pusat O. Besarnya momen tergantung dari besarnya gayaF dan jarak garis gaya terhadap titik putarnya (L). Dalam bidang teknik mesin momen sering terjadi pada saat mengencangkan mur atau baut, pengguntingan pelat, sistem pegas, dan sebagainya
  • 48. Teknologi dan Rekayasa Dimana F = gaya, d= jarak gaya terhadap titik pusat, dan M = Momen gaya. Dalam satuan SI (standar international), momen memiliki satuan Newton meter (N.m)
  • 49. Teknologi dan Rekayasa Jika terdapat beberapa gaya yang tidak satu garis kerja seperti gambar di bawah maka momen gayanya adalah jumlah dari momen gaya-momen gaya itu terhadap titik tersebut
  • 51. Ada 2 jenis momen berdasarkan pada posisi gaya terhadap benda kerja. 1.Momen puntir/putar ( Mp). Terbentuk oleh gaya puntiran/putar (Fp) yang bekerja pada jarak tertentu (r ) dari suatu benda yang mengakibatkan benda terpelintir disepanjang sumbunya. Mp = Fp x r Teknologi dan Rekayasa
  • 52. 2. Momen lentur/lengkung ( Ml). Terbentuk oleh gaya lentur (Fl) yang bekerja pada jarak tertentu (l ) dari tumpuan peyangga benda yang mengakibatkan benda melentur/melendut disepanjang sumbunya. ML = Fl x l Teknologi dan Rekayasa
  • 53.  Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga melalui putaran mesin. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakra tali, puli sabuk mesin, piringan kabel, tromol kabel, roda jalan, dan roda gigi, dipasang berputar terhadap poros dukung yang tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar.  Contoh sebuah poros dukung yang berputar, yaitu poros roda kereta api, as gardan, dan lain-lain. Teknologi dan Rekayasa
  • 55.
  • 56. 1.Gandar Gandar merupakan poros yang tidak mendapatkan beban puntir, fungsinya hanya sebagai penahan beban, biasanya tidak berputar. Contohnya seperti yang dipasang pada roda-roda kereta barang, atau pada as truk bagian depan Teknologi dan Rekayasa
  • 57. 2.Spindle Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, di mana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindle. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti. Teknologi dan Rekayasa
  • 58. 3.Poros transmisi Poros transmisi berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanik salah satu elemen mesin ke elemen mesin yang lain. Poros transmisi mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur yang akan meneruskan daya ke poros melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau sproket rantai, dan lain-lain. Teknologi dan Rekayasa
  • 59.
  • 60. Teknologi dan Rekayasa Jenis Penggerak Roda Gigi
  • 61. 1. Roda Gigi Spur Klasifikasi Roda Gigi Roda gigi ini bersifat tetap yang mana dalam artinya tidak dapat dilepas pada saat mesin dalam keadaan berputar Roda gigi lurus, yaitu suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus daya dan putaran dari poros penggerak ke poros yang digerakkan tanpa terjadi slip, dimana sumbu kedua poros tersebut terletak saling sejajar
  • 62.
  • 63. Teknologi dan Rekayasa ANIMASI TRANSMISI 5 SPEED
  • 64. 2. Roda Gigi Helik Bentuk dasar geometrisnya sama dengan roda gigi lurus, tetapi arah alur profil giginya mempunyai kemiringan terhadap sumbu putar. Selain untuk posisi sumbu yang sejajar, Roda Gigi miring dapat digunakan pula untuk pemasangan sumbu bersilangan. Dengan adanya kemiringan alur gigi, maka perbandingan kontak yang terjadi jauh lebih besar dibanding Roda gigi lurus yang seukuran, sehingga pemindahan putaran maupun beban pada gigi-giginya berlangsung lebih halus. Sifat ini sangat baik untuk penggunaan pada putaran tinggi dan beban besar
  • 65. Teknologi dan Rekayasa Khusus untuk penggunaan dalam posisi sumbu sejajar, serta untuk menetralisir gaya aksial yang terjadi, dibuat roda gigi miring atau lebig populer disebut Roda gigi"Herring bone", yaitu dengan dibuat dua alur profil gigi dengan posisi sudut kemiringan saling berlawanan. Roda gigi Herring bone dapat dibuat dalam lisa macam, yaitu : a. Herring bone dengan gigi V setangkup b. Herring bone dengan gigi V bersilang - c. Herring bone dengan gigi V berpotongan tengah
  • 66.
  • 67. Teknologi dan Rekayasa Roda gigi dobel helik Roda gigi heliks ganda (double helical gear) atau roda gigi herringbone muncul karena masalah dorongan aksial (axial thrust) dari roda gigi heliks tunggal. Double helical gear memuliki dua pasang gigi yang berbentuk V sehingga seolah-olah ada dua roda gigi heliks yang disatukan. Hal ini akan menyebabkan dorongan aksial saling meniadakan. Roda gigi heliks ganda lebih sulit untuk dibuat karena kerumitan bentuknya.
  • 68. Teknologi dan Rekayasa 3. Roda Gigi Bevel Roda Gigi Payung sering disebut juga Roda Gigi kerucut atau Bevel Gear. Peaggunaannya secara umum untuk pengtransmisian putaran dan beban dengan posisi sumbu menyudut berpotongan dimana kebanyakan bersudut 90@. Khusus jenis Roda gigi payung hypoid, posisi sumbunya bersilangan. Pada pemasangan Roda gigi payung umumnya salah satu dipasang dengan kanstruksi tumpuan melayang, terutama pada Roda gigi penggerak
  • 69. Teknologi dan Rekayasa Roda Gigi Payung Gigi Lurus (Plain Bevel) Untuk jenis ini mempunyai konstruksi yang sederhana dibandins jenis roda gigi payung laiimya. Pembuatannya relatip mudah dan penggunaannya untuk konstruksi umum yang sederhana sampai sedang, baik dalam menerima beban maupun putaran
  • 70. Teknologi dan Rekayasa Roda Gigi Payung Gigi Miring Disebut juga Spiral bevel gear. Perbendaan antara Bentuk gigi lurus dengan bentuk gigi miring pada Roda Gigi payung ini, kurang lebih seperti perbedaan yang terdapat pada Roda gigi lurus dengan Roda gigi miring (Spur Gear), dimana dengan adanya kemiringan tersebut akan meningkan kemampuan menerima beban, mengurangi kebisingan sehingga dapat digunakan pada putaran yang lebih tinggi dibanding dengan Roda Gigi payung gigi lurus pada ukuran geometris yang sama
  • 71. Teknologi dan Rekayasa Roda Gigi Payung Zero Bentuk gigi berupa lengkung spiral dengan sudut spiral nol derajat, sehingga secara sepintas tampak seperti Roda gigi lurus dengan gigi melengkung. Kemampuan Roda Gigi Payung Zerol ini kurang lebih sama seperti Roda Gigi payung gigi miring (Spiral), hanya pembuatannya lebih sulit dan bekerja lebih tenang serta tahan lama
  • 72. Teknologi dan Rekayasa Roda Gigi Payung Hypoid Jenis Roda Gigi payung ini lebih populer digu- nakan pada, kendaraan bermotor saja, tapi untuk konstruksi general, mekanik yang memerlukan putaran tinggi serta beban besar yang dinamis dapat menggunakan jenis Roda gigi payung ini. Bentuk alur giginya berupa lengkung hypoid, sehingga posisi sumbu tidak tegak lurus berpotongan, tetapi bersilangan, sehingga akan memudahkan pemasangan tumpuan bantalan pada kedua Roda giginya
  • 74. Teknologi dan Rekayasa 3. Roda Gigi Cacing Roda gigi cacing di gunakan untuk posisi sumbu bersilangan dan pengtransmisian putaran selalu berupa reduksi.Pada sepasang roda gigi cacing terdiri dari batang cacing yang selalu sebagai penggerak dan Roda gigi cacing sebagai pengikut.Bahan batang cacing umumnya lebih kuat dari pada roda cacingnya,selain itu batang cacing umumnya di buat berupa kontruksi terpadu,dimana bentuk alur cacingnya berupa spiral
  • 76. Teknologi dan Rekayasa Jenis Penggerak Rantai Pemakaian komponen penggerak dengan roda gigi mewajibkan jarak antara noken- as dan kruk-as harus pendek dan biasanya di gunakan pada mesin motor jenis OHV (overhead valve). Karena kerja dari komponen ini saling bertautan antar gigi yang akan menimbulkan suara berisik, maka roda gigi di buat miring dan biasanya roda gigi noken-as di buat dari bahan sintetis. -
  • 78.
  • 79. Teknologi dan Rekayasa Komponen penggerak jenis rantai (Timing chain/keteng/kamrat) Pemakaian komponen penggerak rantai lebih unggul dari penggerak roda gigi. Karena selain jarak antara noken-as dan kruk-as bisa di buat panjang, komponen penggerak dengan rantai relatif tidak menimbulkan suara berisik apalagi yang sudah pakai rantai silent chain seperti pada motor generasi SUZUKI SHOGUN dan penggerak rantai biasa di pakai pada mesin motor jenis OHC (overhead camshaft). -
  • 81. Teknologi dan Rekayasa Rantai tersedia dalam tiga jenis : Rantai mata-gigi rata atau dapat dilepaskan (plain or detachable link chain) Rantai gelinding (Roller chain) Rantai tak bersuara (Silent chain) Roller chain Silent chain detachable link chain
  • 82. Teknologi dan Rekayasa Keunggulan Penggerak Rantai  Penggerak rantai bekerja efisien dan tidak selip Penggerak cukup fleksibel dan compact. Penggerak rantai cukup murah Rantai mempertahankan rasio kecepatan tetap tanpa selip Rantai tahan terhadap panas dan kotoran serta tidak terpengaruh oleh cuaca apabila dilumasi dengan benar. Penggerak rantai dapat menahan beban yang lebih berat daripada belt. Kelemahan Penggerak Rantai  Penggerak rantai cukup bising Rantai biasanya sering memerlukan pelumasan. Sebagian besar rantai akan menerima kesalahan pelurusan yang sangat kecil. Rantai umumnya tidak digunakan dimana penggerak sering mengalami selip (terdapat pengecualian).
  • 83. Teknologi dan Rekayasa Jenis Penggerak Sabuk Komponen penggerak jenis Sabuk (Timing belt) Penggunaan komponen penggerak sabuk bertujuan untuk menekan suara berisik. Sabuk dibuat bergigi agar penyetelan tidak berubah, karena jika penyetelan sabuk salah atau berubah dapat mengakibatkan klep dan piston bertabrakan. Sabuk (timing belt) terbuat dari karet sintetis yang diperkuat dengan polyester. -
  • 84. Bantalan diperlukan untuk menumpu poros berbeban, agar dapat berputar atau bergerak bolak-balik secara kontinyu serta tidak berisik akibat adaya gesekan. Posisi bantalan harus kuat, hal ini agar elemen mesin dan poros dapat bekerja dengan sempurna. Teknologi dan Rekayasa
  • 85. Teknologi dan Rekayasa 85 BANTALAN Bantalan luncur Bantalan Radial atau disebut jurnal bearing, dimana arah beban yang ditumpu bantalan adalah tegak lurus terhadap sumbu poros. Bantalan ini untuk mendukung gaya radial dari batang torak saat berputar. Konstruksinya terbagi / terbelah menjadi dua agar dapat dipasang pada poros engkol.. A. Bantalan luncur Radial
  • 86. Teknologi dan Rekayasa B. Bantalan Luncur Aksial Bantalan aksial atau disebut trust bearing, yaitu arah beban yang ditumpu bantalan adalah sejajar dengan sumbu poros.Bantalan ini menghantarkan poros engkol menerima gaya aksial yaitu terutama pada saat terjadi melepas / menghubungkan plat kopling saat mobil berjalan. Konstruksi bantalan ini juga terbelah / terbagi menjadi dua dan dipasang pada poros jurnal bagian paling tengah.
  • 87. Teknologi dan Rekayasa Bantalan gelinding Di mana terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti rol atau rol jarum Bearing ini mempunyai alur dalam pada kedua cincinnya. Karena memiliki alur, maka jenis ini mempunyai kapasitas dapat menahan beban secara ideal pada arah radial dan aksial. Maksud dari beban radial adalah beban yang tegak lurus terhadap sumbu poros, sedangkan beban aksial adalah beban yang searah sumbu poros.
  • 89. Teknologi dan Rekayasa •Single row groove ball bearings Bearing ini mempunyai alur dalam pada kedua cincinnya. Karena memiliki alur, maka jenis ini mempunyai kapasitas dapat menahan beban secara ideal pada arah radial dan aksial. Maksud dari beban radial adalah beban yang tegak lurus terhadap sumbu poros, sedangkan beban aksial adalah beban yang searah sumbu poros.
  • 90. Teknologi dan Rekayasa Double row self aligning ball bearings Jenis ini mempunyai dua baris bola, masing-masing baris mempunyai alur sendiri-sendiri pada cincin bagian dalamnya. Pada umumnya terdapat alur bola pada cincin luarnya. Cincin bagian dalamnya mampu bergerak sendiri untuk menyesuaikan posisinya. Inilah kelebihan dari jenis ini, yaitu dapat mengatasi masalah poros yang kurang sebaris.
  • 91. Teknologi dan Rekayasa Single row angular contact ball bearings Berdasarkan konstruksinya, jenis ini ideal untuk beban radial. Bearing ini biasanya dipasangkan dengan bearing lain, baik itu dipasang secara pararel maupun bertolak belakang, sehingga mampu juga untuk menahan beban aksial
  • 92. Teknologi dan Rekayasa Double row angular contact ball bearings Disamping dapat menahan beban radial, jenis ini jgua dapat menahan beban aksial dalam dua arah. Karena konstruksinya juga, jenis ini dapat menahan beban torsi. Jenis ini juga digunakan untuk mengganti dua buah bearing jika ruangan yang tersedia tidak mencukupi
  • 93. Teknologi dan Rekayasa Double row barrel roller bearings Bearing ini mempunyai dua baris elemen roller yang pada umumnya mempunyai alur berbentuk bola pada cincin luarnya. Jenis ini memiliki kapasitas beban radial yang besar sehingga ideal untuk menahan beban kejut
  • 94. Teknologi dan Rekayasa Single row cylindrical bearings Jenis ini mempunyai dua alur pada satu cincin yang biasanya terpisah. Eek dari pemisahan ini, cincin dapat bergerak aksial dengan mengikuti cincin yang lain. Hal ini merupakan suatu keuntungan, karena apabila bearing harus mengalami perubahan bentuk karena temperatur, maka cincinya akan dengan mudah menyesuaikan posisinya. Jenis ini mempunyai kapasitas beban radial yang besar pula dan juga cocok untuk kecepatan tinggi
  • 95. Teknologi dan Rekayasa Tapered roller bearings Dilihat dari konstriksinya, jenis ini ideal untuk beban aksial maupun radial. Jenis ini dapat dipisah, dimana cincin dalamnya dipasang bersama dengan rollernya dan cincin luarnya terpisah
  • 96. Teknologi dan Rekayasa 96 Berdasarkan arah beban terhadap poros, maka bantalan dibedakan menjadi: Bantalan radial, di mana arah beban yang ditumpu bantalan tegak lurus sumbu poros.
  • 97. Teknologi dan Rekayasa 97 Bantalan aksial, di mana arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros. Bantalan gelinding khusus, di mana bantalan ini menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros.