SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
MODUL PERKULIAHAN
Konstruksi mesin
DASAR PERANCANGAN MESIN
Fakultas
Program
Studi
Tatap
Muka
Kode MK Disusun Oleh
Teknik Teknik Mesin
01 Kode MK Martolis
Abstract Kompetensi
Perancangan mesin dalam ilmu
Konstruksi Mesin erat kaitannya
dengan kesetimbangan benda
dan gaya-gaya yang bekerja
pada komponen mesin.
Mahasiswa mampu menjelaskan
Perancangan mesin yang dalam
ilmu Konstruksi Mesin erat
kaitannya dengan
kesetimbangan benda dan gaya-
gaya yang bekerja pada
komponen mesin.
2019
2 Konstruksi Mesin Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Martolis http://www.mercubuana.ac.id
Pembahasan
1.1. Prinsip Dasar Mekanika.
Statika adalah ilmu yang mempelajari tentang kesetimbangan benda, termasuk gaya-gaya
yang bekerja pada sebuah benda agar benda tersebut dalam keadaansetimbang.
a. Gaya
Gaya adalah sesuatu yang menyebabkan benda diam menjadi bergerak atau sebaliknya
dari bergerak menjadi diam. Gaya dapat digambarkan sebagai sebuah vektor, yaitu besaran
yang mempunyai besar dan arah. Gaya biasanya disimbolkan dengan huruf F.
Gaya yang bekerja pada benda di atas antara lain: Gaya berat (W) yang selalu berpusat
pada titik beratnya dan arahnya selalu ke pusat gravitasi bumi. Gaya (F) dapat sejajar dengan
permukaan benda atau membentuk sudut α dengan permukaan tumpuan. Gaya F dapat
menyebabkan masa (m) dari diam menjadi bergerak hingga memiliki percepatan sebesar a
(m/s
2
), dapat dituliskan:
F = m (Kg) · a (m/s
2
) = Kg · m/s
2
= Newton (N)
Bila gaya F dihilangkan benda (m) akan mengalami perlambatan hingga setelah waktu t
detik benda akan berhenti (kecepatan v = 0). Hal ini karena benda melewati permukaan kasar
yang memiliki gaya gesek (f) yang arahnya selalu berlawanan dengan arah gerak benda.
Besarnya f tergantung pada harga koefisien geseknya (µ). Semakin kasar permukaan benda
maka koefisien geseknya (µ) akan semakin besar.
Bila gaya gesek lebih besar dari gaya tarik (F), maka benda akan berhenti (v = 0). Gaya
gesek (f) berbanding lurus dengan gaya normal (N) benda atau dapat dituliskan:
f = u · N Newton
di mana: N = gaya normal yang selalu tegak lurus permukaan benda (Newton) µ = koefisien
gesek
permukaan benda (tanpa satuan).
1) Menentukan besarnya gaya
Besarnya gaya dapat ditentukan oleh skala tertentu, misalnya 1 cm mewakili 1 Newton
atau kelipatannya. Satuan gaya ditentukan oleh sistem satuan SI (standar internasional) yang
dinyatakan dengan Newton (N). Garis lukisan gaya itu dapat diperpanjang sesuai besarnya
gaya F.
Titik tangkap gaya (A) dapat dipindahkan sepanjang lintasannya, asalkan besar, dan
panjangnya tetap sama sesuai dengan gaya F.
2) Menyusun dua buah gaya
Arah gerak dan besar gaya pada benda A dipengaruhi oleh dua komponen gaya masing-
2019
3 Konstruksi Mesin Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Martolis http://www.mercubuana.ac.id
masing gaya F1
dan F2
. Pengaruh gaya F1
dan F2
terhadap benda/titik A dapat diwakili oleh
Resultane gaya (F) yang besarnya dapat ditentukan sebagai berikut.
F = F1
2
+ F2
2
+ 2 F F 2
Cos α
3) Menyusun lebih dari dua gaya
Benda A dikenai tiga buah gaya F1
, F2
dan F3
, maka ; resultan gayanya dapat
dijabarkan sebagai berikut.
FR3
= FR1,2
2
+ F3
2
+ 2 FR1,2
F Cos β
FR1,2 = F1
2
+ F2
2
F2
Cos α
Penyelesaian di atas disebut dengan penyelesaian secara grafis, namun ada juga penyelesaian
secara Poligon (segi banyak) dan secara analitis, yaitu setiap gaya diuraikan ke dalam sumbu X
dan Y.
4) Menyusun gaya dengan metode poligon
Metode ini dengan cara memindahkan gaya P2
ke ujung P1
, P3
ke ujung P2
, P4
ke
ujung P3
, dan seterusnya secara berantai. Pemindahan gaya-gaya tersebut besar dan arahnya
harus sama. Pemindahan dilakukan berurutan dan dapat berputar ke kanan atau ke kiri.
Resultan gaya diperoleh dengan menarik garis dari titik A sampai ke ujung gaya yang terakhir,
dan arahnya dari A menuju titik ujung gaya terakhir itu.
5) Menyusun gaya secara Analitis
Untuk mencari resultan gaya juga dapat dilakukan dengan cara analitis, baik untuk
menentukan besarnya, kedudukan titik tangkapnya, maupun arahnya melalui sumbu X dan Y,
yaitu sebagai berikut.
2019
4 Konstruksi Mesin Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Martolis http://www.mercubuana.ac.id
6) Menguraikan gaya
Menguraikan gaya dapat dilakukan dengan menguraikan pada arah vertikal dan
horizontal yang saling tegak lurus, atau masing-masing komponen sebagai sisi-sisi dari jajar
genjang dengan sudut lancip tertentu yang mudah dihitung. Pada gambar di bawah ini
diberikan contoh sebuah gaya F yang diuraikan menjadi F1
dan F2
yang membentuk sudut
lancip α. Jika dua buah gaya dapat digantikan dengan sebuah gaya pengganti atau resultan,
maka sebaliknya, sebuah gaya dapat diuraikan menjadi dua buah gaya yang masing-masing
disebut dengan komponen gaya menurut garis kerja yang sudah ditentukan.
F = F Cos α(F1
mengapit sudut F)
F = F Sin α(F2
mengapit sudut F)
b. Momen Gaya dan Kopel
1) Momen gaya.
Momen gaya F terhadap titik pusat O adalah hasil kali antara besarnya gaya F
dengan jarak garis gaya, ke titik pusat O. Besarnya momen tergantung dari besarnya gaya F
dan jarak garis gaya terhadap titik putarnya (L). Dalam bidang teknik mesin momen sering
terjadi pada saat mengencangkan mur atau baut, pengguntingan pelat, sistem pegas, dan
sebagainya.
Dimana F = gaya L = jarak gaya terhadap titik pusat M = Momen gaya
Dalam satuan SI (standar international), momen memiliki satuan Newton meter (N.m). Suatu
momen adalah positif (+) jika momen itu berputar searah jarum jam, dan berharga negatif (–)
jika berputar berlawanan arah putaran jarum jam. Jika terdapat beberapa gaya yang tidak satu
garis kerja seperti
gambar di bawah maka momen gayanya adalah jumlah dari momen gaya-momen gaya itu
terhadap titik tersebut.
2) Kopel.
Sebuah kopel terjadi jika dua gaya dengan ukuran yang sama dan garis kerjanya sejajar
2019
5 Konstruksi Mesin Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Martolis http://www.mercubuana.ac.id
tetapi arahnya berlawanan, yang keduanya cenderung menimbulkan perputaran. (lihat gambar
di bawah ini)
Dua gaya tersebut mengakibatkan suatu putaran yang besarnya merupakan hasil kali gaya
dengan jaraknya. Aplikasi dari kopel dapat dirasakan ketika membuat mur atau baut, dimana
tangan kita mberikmean gaya putar pada kedua tuas snei dan tap yang sama besar namun
berlawanan arah.
1. Tegangan tarik dan tekan.
Dalam membahas kekuatan tarik tidak lepas dari tegangan dan regangan. Kedua sifat ini
diukur saat melakukan uji tarik atau tekan (Gambar 1.1). Dalam tarik, regangan adalah
pertambahan panjang dari material, sedangkan dalam tekan adalah pemendekkan dari bahan
yang ditekan.
Tegangan T = Daya / Luas Penampang
= P / A
Regangan e = Perpanjangan / Panjang mula
= x / L
Hasil dari tegangan dan regangan jika dibagikan akan menghasilkan sebuah Modulus Young
(E). Mudulus Young ini hanya berlaku pada daerah elastis dari sifat bahan.
Tegangan / Regangan = T / e = Modulus Young E atau E = PL / A
Gambar 1.1 Profil tegangan dan regangan
2. Rasio poison
V = Kekuatan beban langsung / Kekuatan beban pada sudut yang benar
Satu hal yang perlu diketahui yaitu akibat dari gaya tarik yang terjadi adalah pengurangan
diameter seperti terlihat dalam Gambar 1.2 di bawah ini :
2019
6 Konstruksi Mesin Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Martolis http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 1.2 Profil tegangan dan regangan
3.Tegangan Geser
Dalam bidang permesinan tidak lepas dari pergeseran. Pergeseran terjadi akibat
adanya gaya yang menggeser benda sehingga terjadi tegangan dan regangan geser. Tegangan
dan regangan geser dapat dihitung dengan menggunakan persamaan di bawah ini:
Tegangan geser = P / A
Regangan geser = Tegangan geser / Modulus geser
Regangan geser = X / L
Modulus geser = P.L / A.X
4. Tegangan Bending
Suatu kontruksi dari bahan tidak lepas dari beban atau gaya yang menekan tidak pada
titik pusat sehingga terjadi bending. Akibat dari gaya ini terjadi tegagan bending yang dapat
dihitung seperti di bawah ini:
Tegangan Bending = M.y / I
Dengan M = Momen bending
I = momen kedua dari area
Y = jarak titik pusat dengan titik beban
5. Tegangan Maksimum
Tegangan maximum = M.y m / I
dengan ym = harga maksimum y untuk tarik dan tegangan tekan
6. Torsi
Batang yang digunakan sebagai penghubung yang berputar akan terjadi momen puntir
yang juga disebut Torsi. Untuk batang ini ada yang menggunakan batang pejal dan batang
berlubang, keduanya mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing.
6.1 Batang pejal
Pada batang pejal perhitungan kapasitas daya yang diterima dapat dihitung sebagai
berikut:
Maksimum tegangan geser :
Tegangan geser maximum = 16.T / 3,14 D3
Dengan D = diameter, T = torsi
Kapasitas torsi :
Torsi = 3,14D3
. Tegangan geser max / 16
Gambar 1.4 Torsi pada batang
pejal
6.2 Batang berlubang
Batang pejal mempunyai kelemahan beban lenturnya yang lebih kecil. Untuk
mengatasinya dapat dipakai batang berlubang. Batang berlubang ini dapat memakai bahan
yang lebih sedikit, tetapi kelemahan dari batang ini adalah lebih kaku dari batang pejal,
2019
7 Konstruksi Mesin Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Martolis http://www.mercubuana.ac.id
sehingga lebih mudah patah. Untuk itu perlu diperhitungkan dengan baik sebelum
memakainya.
RANGKUMAN :
Statika adalah ilmu yang mempelajari tentang kesetimbangan benda, termasuk gaya-gaya
yang bekerja pada sebuah benda agar benda tersebut dalam keadaansetimbang.
Gaya adalah sesuatu yang menyebabkan benda diam menjadi bergerak atau sebaliknya dari
bergerak menjadi diam. Gaya dapat digambarkan sebagai sebuah vektor, yaitu besaran yang
mempunyai besar dan arah.
statika mempelajari tentang kekuatan material berdasarkan kombinasi tegangan dan regangan baik
dua dimensi maupun tiga dimensi. Dalam material tidak lepas dari tegangan dan regangan, karena dari
dua hal tersebut dapat dicari kekuatan dari bahan, seperti kekuatan tarik, bending dan puntir.
TES FORMATIF :
Kerjakan soal di bawah ini dengan jelas dan benar !
1. Jelaskan yang dimaksud dengan Statika dan apa saja yang dipelajari.
2. Jelaskan yang dimaksud dengan gaya.
3. Jelaskan pengertian dari Tegangan tarik.
4. Jelaskan pengertian dari Tegangan bending.
5. Jelaskan pengertian dari Tegangan puntir
1.2. Komponen / Elemen Mesin
1. Poros
Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga melalui putaran
mesin. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakra tali, puli sabuk mesin, piringan kabel,
tromol kabel, roda jalan, dan roda gigi, dipasang berputar terhadap poros dukung yang tetap
atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar.
Untuk merencanakan sebuah poros, maka perlu diperhitungkan gaya yang bekerja pada
poros di atas antara lain: Gaya dalam akibat beratnya (W) yang selalu berpusat pada titik
gravitasinya. Gaya (F) merupakan gaya luar arahnya dapat sejajar dengan permukaan benda
ataupun membentuk sudut αdengan permukanan benda. Gaya F dapat
a. Macam-Macam Poros
Poros sebagai penerus daya diklasifikasikan menurut pembebanannya sebagai berikut. :
1. Gandar 2. Spindle 3. Poros transmisi
b. Beban pada Poros :
1) Poros dengan beban puntir Daya dan perputaran,
momen puntir yang akan dipindahkan oleh poros dapat ditentuka dengan mengetahui
garis
tengah pada poros. Apabila gaya keliling F pada gambar sepanjang lingkaran dengan
jarijari
menempuh jarak melalui sudut titik tengah a (dalam radial), maka jarak ini adalah r · α,
dan
2019
8 Konstruksi Mesin Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Martolis http://www.mercubuana.ac.id
kerja yang dilakukan adalah F. Gaya F yang bekerja pada keliling roda gigi dengan jari-
jari r
dan gaya reaksi pada poros sebesar F merupakan suatu kopel yang momennya M = F ·
r.
Momen ini merupakan momen puntir yang bekerja dalam poros.
W = F · r · α = M · α
Bila jarak ini ditempuh dalam waktu t, maka daya,
di mana ω ialah kecepatan sudut poros. Jadi, momen puntirnya:
2) Poros dengan beban lentur murni
Poros dengan beban lentur murni biasanya terjadi pada gandar dari kereta tambang dan
lengan robot yang tidak dibebani dengan puntiran, melainkan diasumsikan mendapat
pembebanan lentur saja.
3) Poros dengan beban puntir dan lentur
Poros dengan beban puntir dan lentur dapat terjadi pada puli atau roda gigi pada mesin
untuk meneruskan daya melalui sabuk, atau rantai. Dengan demikian poros tersebut
mendapat beban puntir dan lentur akibat adanya beban. Selain itu, beban puntir dan
lentur juga terjadi pada lengan arbor mesin frais, terutama pada saat pemakanan.
2. Bantalan
Bantalan diperlukan untuk menumpu poros berbeban, agar dapat berputar atau
bergerak bolak-balik secara kontinyu serta tidak berisik akibat adaya gesekan.
Bantalan poros dapat dibedakan menjadi dua, antara lain:
a. Bantalan luncur, di mana terjadi gerakan luncur antara poros dan bantalan karena
permukaan
poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan lapisan pelumas.
b. Bantalan gelinding, di mana terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar
dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti rol atau rol jarum. Berdasarkan
arah beban terhadap poros, maka bantalan dibedakan menjadi tiga hal berikut. :
1. Bantalan radial, di mana arah beban yang ditumpu bantalan tegak lurus
sumbu poros.
2. Bantalan aksial, di mana arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu
poros.
3. Bantalan gelinding khusus, di mana bantalan ini menumpu beban yang
arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros.
RANGKUMAN :
Poros sebagai penerus daya diklasifikasikan menurut pembebanannya sebagai berikut. :
1. Gandar .
2. Spindle
3. Poros transmisi
Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga melalui putaran mesin.
Poros dengan beban lentur murni biasanya terjadi pada gandar dari kereta tambang dan lengan
robot yang tidak dibebani dengan puntiran, melainkan diasumsikan mendapat pembebanan
2019
9 Konstruksi Mesin Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Martolis http://www.mercubuana.ac.id
lentur saja.
Poros dengan beban puntir dan lentur dapat terjadi pada puli atau roda gigi pada mesin
untuk meneruskan daya melalui sabuk, atau rantai. Bantalan diperlukan untuk menumpu poros
berbeban, agar dapat berputar atau bergerak bolak-balik secara kontinyu serta tidak berisik
akibat adaya gesekan.
Bantalan poros dapat dibedakan menjadi dua, antara lain:
a. Bantalan luncur b. Bantalan gelinding.
TES FORMATIF :
Kerjakan dengan jelas dan benar !
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Elemen mesin.
2. Jelaskan yang dimaksud dengan Poros.
3. Jelaskan yang dimaksud dengan Bantalan.
4. Jelaskan jenis bantalan berdasarkan arah beban terhadap poros.
2019
10 Konstruksi Mesin Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Martolis http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
• Bahan Ajar Perancangan Pembangkitan Tenaga Listrik, Prof. Dr. Ir.
Nadjamuddin Harun, MS, 2011
• Modul Teknik Permesinan
• Mesin – Mesin Panas Serie Fisika Rekayasa 1

More Related Content

Similar to Modul Bab 01.pdf

Mekanika Teknik_Penyusunan Gaya Gaya Gedung
Mekanika Teknik_Penyusunan Gaya Gaya GedungMekanika Teknik_Penyusunan Gaya Gaya Gedung
Mekanika Teknik_Penyusunan Gaya Gaya GedungMasRozi4
 
Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...
Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...
Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...yosevinaMsc
 
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdfTotohHanafiah1
 
Fisika hukum newton
Fisika hukum newtonFisika hukum newton
Fisika hukum newtonSayur Lodeh
 
2 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 12 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 1Jaka Jaka
 
2 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 12 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 17abidin
 
DASAR-DASAR MESIN - REVISI.ppt
DASAR-DASAR MESIN - REVISI.pptDASAR-DASAR MESIN - REVISI.ppt
DASAR-DASAR MESIN - REVISI.pptTHullusManyun1
 
PPT macam gaya pada struktur bangunan.pptx.pdf
PPT macam gaya pada struktur bangunan.pptx.pdfPPT macam gaya pada struktur bangunan.pptx.pdf
PPT macam gaya pada struktur bangunan.pptx.pdfwahyuhermawan18
 
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptxMEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptxZAIDSULAIMAN5
 
1. Pengantar Konstruksi Mesin.pdf
1. Pengantar Konstruksi Mesin.pdf1. Pengantar Konstruksi Mesin.pdf
1. Pengantar Konstruksi Mesin.pdfTotohHanafiah1
 
Media pembelajaran usaha dan energi
Media pembelajaran usaha dan energiMedia pembelajaran usaha dan energi
Media pembelajaran usaha dan energirahmiyati95
 
Media pembelajaran usaha dan energi
Media pembelajaran usaha dan energiMedia pembelajaran usaha dan energi
Media pembelajaran usaha dan energirahmiyati95
 
591 1 statika_struktur (1)
591 1 statika_struktur (1)591 1 statika_struktur (1)
591 1 statika_struktur (1)Pasca Perdana
 
591 1 statika_struktur (1)
591 1 statika_struktur (1)591 1 statika_struktur (1)
591 1 statika_struktur (1)Ang Gha D Cato
 
Perc. 2 kesetimbangan dan resultan gaya
Perc. 2 kesetimbangan dan resultan gayaPerc. 2 kesetimbangan dan resultan gaya
Perc. 2 kesetimbangan dan resultan gayaSMA Negeri 9 KERINCI
 
PRESENTASI MATERI FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptx
PRESENTASI MATERI FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptxPRESENTASI MATERI FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptx
PRESENTASI MATERI FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptxCandraPurmana
 
MEKANIKA REKAYASa i_2020-03-08 02-31-04000.PPTX
MEKANIKA REKAYASa i_2020-03-08 02-31-04000.PPTXMEKANIKA REKAYASa i_2020-03-08 02-31-04000.PPTX
MEKANIKA REKAYASa i_2020-03-08 02-31-04000.PPTXyosevinaMsc
 
TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF UNITUK SEKOLAH MENEGAH KEJURUAN
TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF UNITUK SEKOLAH MENEGAH KEJURUANTEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF UNITUK SEKOLAH MENEGAH KEJURUAN
TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF UNITUK SEKOLAH MENEGAH KEJURUANAdipinto2
 

Similar to Modul Bab 01.pdf (20)

Mekanika Teknik_Penyusunan Gaya Gaya Gedung
Mekanika Teknik_Penyusunan Gaya Gaya GedungMekanika Teknik_Penyusunan Gaya Gaya Gedung
Mekanika Teknik_Penyusunan Gaya Gaya Gedung
 
Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...
Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...
Pertemuan 1 Mekanika Rekayasa flakl;akl;dkl;akkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk...
 
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
 
Fisika hukum newton
Fisika hukum newtonFisika hukum newton
Fisika hukum newton
 
2 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 12 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 1
 
2 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 12 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 1
 
DASAR-DASAR MESIN - REVISI.ppt
DASAR-DASAR MESIN - REVISI.pptDASAR-DASAR MESIN - REVISI.ppt
DASAR-DASAR MESIN - REVISI.ppt
 
praktikum
praktikumpraktikum
praktikum
 
PPT macam gaya pada struktur bangunan.pptx.pdf
PPT macam gaya pada struktur bangunan.pptx.pdfPPT macam gaya pada struktur bangunan.pptx.pdf
PPT macam gaya pada struktur bangunan.pptx.pdf
 
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptxMEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
 
1. Pengantar Konstruksi Mesin.pdf
1. Pengantar Konstruksi Mesin.pdf1. Pengantar Konstruksi Mesin.pdf
1. Pengantar Konstruksi Mesin.pdf
 
Media pembelajaran usaha dan energi
Media pembelajaran usaha dan energiMedia pembelajaran usaha dan energi
Media pembelajaran usaha dan energi
 
Media pembelajaran usaha dan energi
Media pembelajaran usaha dan energiMedia pembelajaran usaha dan energi
Media pembelajaran usaha dan energi
 
591 1 statika_struktur (1)
591 1 statika_struktur (1)591 1 statika_struktur (1)
591 1 statika_struktur (1)
 
591 1 statika_struktur (1)
591 1 statika_struktur (1)591 1 statika_struktur (1)
591 1 statika_struktur (1)
 
591 1 statika_struktur (1)
591 1 statika_struktur (1)591 1 statika_struktur (1)
591 1 statika_struktur (1)
 
Perc. 2 kesetimbangan dan resultan gaya
Perc. 2 kesetimbangan dan resultan gayaPerc. 2 kesetimbangan dan resultan gaya
Perc. 2 kesetimbangan dan resultan gaya
 
PRESENTASI MATERI FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptx
PRESENTASI MATERI FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptxPRESENTASI MATERI FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptx
PRESENTASI MATERI FISIKA DINAMIKA ROTASI.pptx
 
MEKANIKA REKAYASa i_2020-03-08 02-31-04000.PPTX
MEKANIKA REKAYASa i_2020-03-08 02-31-04000.PPTXMEKANIKA REKAYASa i_2020-03-08 02-31-04000.PPTX
MEKANIKA REKAYASa i_2020-03-08 02-31-04000.PPTX
 
TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF UNITUK SEKOLAH MENEGAH KEJURUAN
TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF UNITUK SEKOLAH MENEGAH KEJURUANTEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF UNITUK SEKOLAH MENEGAH KEJURUAN
TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF UNITUK SEKOLAH MENEGAH KEJURUAN
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 

Modul Bab 01.pdf

  • 1. MODUL PERKULIAHAN Konstruksi mesin DASAR PERANCANGAN MESIN Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Teknik Teknik Mesin 01 Kode MK Martolis Abstract Kompetensi Perancangan mesin dalam ilmu Konstruksi Mesin erat kaitannya dengan kesetimbangan benda dan gaya-gaya yang bekerja pada komponen mesin. Mahasiswa mampu menjelaskan Perancangan mesin yang dalam ilmu Konstruksi Mesin erat kaitannya dengan kesetimbangan benda dan gaya- gaya yang bekerja pada komponen mesin.
  • 2. 2019 2 Konstruksi Mesin Pusat Bahan Ajar dan eLearning Martolis http://www.mercubuana.ac.id Pembahasan 1.1. Prinsip Dasar Mekanika. Statika adalah ilmu yang mempelajari tentang kesetimbangan benda, termasuk gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda agar benda tersebut dalam keadaansetimbang. a. Gaya Gaya adalah sesuatu yang menyebabkan benda diam menjadi bergerak atau sebaliknya dari bergerak menjadi diam. Gaya dapat digambarkan sebagai sebuah vektor, yaitu besaran yang mempunyai besar dan arah. Gaya biasanya disimbolkan dengan huruf F. Gaya yang bekerja pada benda di atas antara lain: Gaya berat (W) yang selalu berpusat pada titik beratnya dan arahnya selalu ke pusat gravitasi bumi. Gaya (F) dapat sejajar dengan permukaan benda atau membentuk sudut α dengan permukaan tumpuan. Gaya F dapat menyebabkan masa (m) dari diam menjadi bergerak hingga memiliki percepatan sebesar a (m/s 2 ), dapat dituliskan: F = m (Kg) · a (m/s 2 ) = Kg · m/s 2 = Newton (N) Bila gaya F dihilangkan benda (m) akan mengalami perlambatan hingga setelah waktu t detik benda akan berhenti (kecepatan v = 0). Hal ini karena benda melewati permukaan kasar yang memiliki gaya gesek (f) yang arahnya selalu berlawanan dengan arah gerak benda. Besarnya f tergantung pada harga koefisien geseknya (µ). Semakin kasar permukaan benda maka koefisien geseknya (µ) akan semakin besar. Bila gaya gesek lebih besar dari gaya tarik (F), maka benda akan berhenti (v = 0). Gaya gesek (f) berbanding lurus dengan gaya normal (N) benda atau dapat dituliskan: f = u · N Newton di mana: N = gaya normal yang selalu tegak lurus permukaan benda (Newton) µ = koefisien gesek permukaan benda (tanpa satuan). 1) Menentukan besarnya gaya Besarnya gaya dapat ditentukan oleh skala tertentu, misalnya 1 cm mewakili 1 Newton atau kelipatannya. Satuan gaya ditentukan oleh sistem satuan SI (standar internasional) yang dinyatakan dengan Newton (N). Garis lukisan gaya itu dapat diperpanjang sesuai besarnya gaya F. Titik tangkap gaya (A) dapat dipindahkan sepanjang lintasannya, asalkan besar, dan panjangnya tetap sama sesuai dengan gaya F. 2) Menyusun dua buah gaya Arah gerak dan besar gaya pada benda A dipengaruhi oleh dua komponen gaya masing-
  • 3. 2019 3 Konstruksi Mesin Pusat Bahan Ajar dan eLearning Martolis http://www.mercubuana.ac.id masing gaya F1 dan F2 . Pengaruh gaya F1 dan F2 terhadap benda/titik A dapat diwakili oleh Resultane gaya (F) yang besarnya dapat ditentukan sebagai berikut. F = F1 2 + F2 2 + 2 F F 2 Cos α 3) Menyusun lebih dari dua gaya Benda A dikenai tiga buah gaya F1 , F2 dan F3 , maka ; resultan gayanya dapat dijabarkan sebagai berikut. FR3 = FR1,2 2 + F3 2 + 2 FR1,2 F Cos β FR1,2 = F1 2 + F2 2 F2 Cos α Penyelesaian di atas disebut dengan penyelesaian secara grafis, namun ada juga penyelesaian secara Poligon (segi banyak) dan secara analitis, yaitu setiap gaya diuraikan ke dalam sumbu X dan Y. 4) Menyusun gaya dengan metode poligon Metode ini dengan cara memindahkan gaya P2 ke ujung P1 , P3 ke ujung P2 , P4 ke ujung P3 , dan seterusnya secara berantai. Pemindahan gaya-gaya tersebut besar dan arahnya harus sama. Pemindahan dilakukan berurutan dan dapat berputar ke kanan atau ke kiri. Resultan gaya diperoleh dengan menarik garis dari titik A sampai ke ujung gaya yang terakhir, dan arahnya dari A menuju titik ujung gaya terakhir itu. 5) Menyusun gaya secara Analitis Untuk mencari resultan gaya juga dapat dilakukan dengan cara analitis, baik untuk menentukan besarnya, kedudukan titik tangkapnya, maupun arahnya melalui sumbu X dan Y, yaitu sebagai berikut.
  • 4. 2019 4 Konstruksi Mesin Pusat Bahan Ajar dan eLearning Martolis http://www.mercubuana.ac.id 6) Menguraikan gaya Menguraikan gaya dapat dilakukan dengan menguraikan pada arah vertikal dan horizontal yang saling tegak lurus, atau masing-masing komponen sebagai sisi-sisi dari jajar genjang dengan sudut lancip tertentu yang mudah dihitung. Pada gambar di bawah ini diberikan contoh sebuah gaya F yang diuraikan menjadi F1 dan F2 yang membentuk sudut lancip α. Jika dua buah gaya dapat digantikan dengan sebuah gaya pengganti atau resultan, maka sebaliknya, sebuah gaya dapat diuraikan menjadi dua buah gaya yang masing-masing disebut dengan komponen gaya menurut garis kerja yang sudah ditentukan. F = F Cos α(F1 mengapit sudut F) F = F Sin α(F2 mengapit sudut F) b. Momen Gaya dan Kopel 1) Momen gaya. Momen gaya F terhadap titik pusat O adalah hasil kali antara besarnya gaya F dengan jarak garis gaya, ke titik pusat O. Besarnya momen tergantung dari besarnya gaya F dan jarak garis gaya terhadap titik putarnya (L). Dalam bidang teknik mesin momen sering terjadi pada saat mengencangkan mur atau baut, pengguntingan pelat, sistem pegas, dan sebagainya. Dimana F = gaya L = jarak gaya terhadap titik pusat M = Momen gaya Dalam satuan SI (standar international), momen memiliki satuan Newton meter (N.m). Suatu momen adalah positif (+) jika momen itu berputar searah jarum jam, dan berharga negatif (–) jika berputar berlawanan arah putaran jarum jam. Jika terdapat beberapa gaya yang tidak satu garis kerja seperti gambar di bawah maka momen gayanya adalah jumlah dari momen gaya-momen gaya itu terhadap titik tersebut. 2) Kopel. Sebuah kopel terjadi jika dua gaya dengan ukuran yang sama dan garis kerjanya sejajar
  • 5. 2019 5 Konstruksi Mesin Pusat Bahan Ajar dan eLearning Martolis http://www.mercubuana.ac.id tetapi arahnya berlawanan, yang keduanya cenderung menimbulkan perputaran. (lihat gambar di bawah ini) Dua gaya tersebut mengakibatkan suatu putaran yang besarnya merupakan hasil kali gaya dengan jaraknya. Aplikasi dari kopel dapat dirasakan ketika membuat mur atau baut, dimana tangan kita mberikmean gaya putar pada kedua tuas snei dan tap yang sama besar namun berlawanan arah. 1. Tegangan tarik dan tekan. Dalam membahas kekuatan tarik tidak lepas dari tegangan dan regangan. Kedua sifat ini diukur saat melakukan uji tarik atau tekan (Gambar 1.1). Dalam tarik, regangan adalah pertambahan panjang dari material, sedangkan dalam tekan adalah pemendekkan dari bahan yang ditekan. Tegangan T = Daya / Luas Penampang = P / A Regangan e = Perpanjangan / Panjang mula = x / L Hasil dari tegangan dan regangan jika dibagikan akan menghasilkan sebuah Modulus Young (E). Mudulus Young ini hanya berlaku pada daerah elastis dari sifat bahan. Tegangan / Regangan = T / e = Modulus Young E atau E = PL / A Gambar 1.1 Profil tegangan dan regangan 2. Rasio poison V = Kekuatan beban langsung / Kekuatan beban pada sudut yang benar Satu hal yang perlu diketahui yaitu akibat dari gaya tarik yang terjadi adalah pengurangan diameter seperti terlihat dalam Gambar 1.2 di bawah ini :
  • 6. 2019 6 Konstruksi Mesin Pusat Bahan Ajar dan eLearning Martolis http://www.mercubuana.ac.id Gambar 1.2 Profil tegangan dan regangan 3.Tegangan Geser Dalam bidang permesinan tidak lepas dari pergeseran. Pergeseran terjadi akibat adanya gaya yang menggeser benda sehingga terjadi tegangan dan regangan geser. Tegangan dan regangan geser dapat dihitung dengan menggunakan persamaan di bawah ini: Tegangan geser = P / A Regangan geser = Tegangan geser / Modulus geser Regangan geser = X / L Modulus geser = P.L / A.X 4. Tegangan Bending Suatu kontruksi dari bahan tidak lepas dari beban atau gaya yang menekan tidak pada titik pusat sehingga terjadi bending. Akibat dari gaya ini terjadi tegagan bending yang dapat dihitung seperti di bawah ini: Tegangan Bending = M.y / I Dengan M = Momen bending I = momen kedua dari area Y = jarak titik pusat dengan titik beban 5. Tegangan Maksimum Tegangan maximum = M.y m / I dengan ym = harga maksimum y untuk tarik dan tegangan tekan 6. Torsi Batang yang digunakan sebagai penghubung yang berputar akan terjadi momen puntir yang juga disebut Torsi. Untuk batang ini ada yang menggunakan batang pejal dan batang berlubang, keduanya mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. 6.1 Batang pejal Pada batang pejal perhitungan kapasitas daya yang diterima dapat dihitung sebagai berikut: Maksimum tegangan geser : Tegangan geser maximum = 16.T / 3,14 D3 Dengan D = diameter, T = torsi Kapasitas torsi : Torsi = 3,14D3 . Tegangan geser max / 16 Gambar 1.4 Torsi pada batang pejal 6.2 Batang berlubang Batang pejal mempunyai kelemahan beban lenturnya yang lebih kecil. Untuk mengatasinya dapat dipakai batang berlubang. Batang berlubang ini dapat memakai bahan yang lebih sedikit, tetapi kelemahan dari batang ini adalah lebih kaku dari batang pejal,
  • 7. 2019 7 Konstruksi Mesin Pusat Bahan Ajar dan eLearning Martolis http://www.mercubuana.ac.id sehingga lebih mudah patah. Untuk itu perlu diperhitungkan dengan baik sebelum memakainya. RANGKUMAN : Statika adalah ilmu yang mempelajari tentang kesetimbangan benda, termasuk gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda agar benda tersebut dalam keadaansetimbang. Gaya adalah sesuatu yang menyebabkan benda diam menjadi bergerak atau sebaliknya dari bergerak menjadi diam. Gaya dapat digambarkan sebagai sebuah vektor, yaitu besaran yang mempunyai besar dan arah. statika mempelajari tentang kekuatan material berdasarkan kombinasi tegangan dan regangan baik dua dimensi maupun tiga dimensi. Dalam material tidak lepas dari tegangan dan regangan, karena dari dua hal tersebut dapat dicari kekuatan dari bahan, seperti kekuatan tarik, bending dan puntir. TES FORMATIF : Kerjakan soal di bawah ini dengan jelas dan benar ! 1. Jelaskan yang dimaksud dengan Statika dan apa saja yang dipelajari. 2. Jelaskan yang dimaksud dengan gaya. 3. Jelaskan pengertian dari Tegangan tarik. 4. Jelaskan pengertian dari Tegangan bending. 5. Jelaskan pengertian dari Tegangan puntir 1.2. Komponen / Elemen Mesin 1. Poros Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga melalui putaran mesin. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakra tali, puli sabuk mesin, piringan kabel, tromol kabel, roda jalan, dan roda gigi, dipasang berputar terhadap poros dukung yang tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar. Untuk merencanakan sebuah poros, maka perlu diperhitungkan gaya yang bekerja pada poros di atas antara lain: Gaya dalam akibat beratnya (W) yang selalu berpusat pada titik gravitasinya. Gaya (F) merupakan gaya luar arahnya dapat sejajar dengan permukaan benda ataupun membentuk sudut αdengan permukanan benda. Gaya F dapat a. Macam-Macam Poros Poros sebagai penerus daya diklasifikasikan menurut pembebanannya sebagai berikut. : 1. Gandar 2. Spindle 3. Poros transmisi b. Beban pada Poros : 1) Poros dengan beban puntir Daya dan perputaran, momen puntir yang akan dipindahkan oleh poros dapat ditentuka dengan mengetahui garis tengah pada poros. Apabila gaya keliling F pada gambar sepanjang lingkaran dengan jarijari menempuh jarak melalui sudut titik tengah a (dalam radial), maka jarak ini adalah r · α, dan
  • 8. 2019 8 Konstruksi Mesin Pusat Bahan Ajar dan eLearning Martolis http://www.mercubuana.ac.id kerja yang dilakukan adalah F. Gaya F yang bekerja pada keliling roda gigi dengan jari- jari r dan gaya reaksi pada poros sebesar F merupakan suatu kopel yang momennya M = F · r. Momen ini merupakan momen puntir yang bekerja dalam poros. W = F · r · α = M · α Bila jarak ini ditempuh dalam waktu t, maka daya, di mana ω ialah kecepatan sudut poros. Jadi, momen puntirnya: 2) Poros dengan beban lentur murni Poros dengan beban lentur murni biasanya terjadi pada gandar dari kereta tambang dan lengan robot yang tidak dibebani dengan puntiran, melainkan diasumsikan mendapat pembebanan lentur saja. 3) Poros dengan beban puntir dan lentur Poros dengan beban puntir dan lentur dapat terjadi pada puli atau roda gigi pada mesin untuk meneruskan daya melalui sabuk, atau rantai. Dengan demikian poros tersebut mendapat beban puntir dan lentur akibat adanya beban. Selain itu, beban puntir dan lentur juga terjadi pada lengan arbor mesin frais, terutama pada saat pemakanan. 2. Bantalan Bantalan diperlukan untuk menumpu poros berbeban, agar dapat berputar atau bergerak bolak-balik secara kontinyu serta tidak berisik akibat adaya gesekan. Bantalan poros dapat dibedakan menjadi dua, antara lain: a. Bantalan luncur, di mana terjadi gerakan luncur antara poros dan bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan lapisan pelumas. b. Bantalan gelinding, di mana terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti rol atau rol jarum. Berdasarkan arah beban terhadap poros, maka bantalan dibedakan menjadi tiga hal berikut. : 1. Bantalan radial, di mana arah beban yang ditumpu bantalan tegak lurus sumbu poros. 2. Bantalan aksial, di mana arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros. 3. Bantalan gelinding khusus, di mana bantalan ini menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros. RANGKUMAN : Poros sebagai penerus daya diklasifikasikan menurut pembebanannya sebagai berikut. : 1. Gandar . 2. Spindle 3. Poros transmisi Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga melalui putaran mesin. Poros dengan beban lentur murni biasanya terjadi pada gandar dari kereta tambang dan lengan robot yang tidak dibebani dengan puntiran, melainkan diasumsikan mendapat pembebanan
  • 9. 2019 9 Konstruksi Mesin Pusat Bahan Ajar dan eLearning Martolis http://www.mercubuana.ac.id lentur saja. Poros dengan beban puntir dan lentur dapat terjadi pada puli atau roda gigi pada mesin untuk meneruskan daya melalui sabuk, atau rantai. Bantalan diperlukan untuk menumpu poros berbeban, agar dapat berputar atau bergerak bolak-balik secara kontinyu serta tidak berisik akibat adaya gesekan. Bantalan poros dapat dibedakan menjadi dua, antara lain: a. Bantalan luncur b. Bantalan gelinding. TES FORMATIF : Kerjakan dengan jelas dan benar ! 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Elemen mesin. 2. Jelaskan yang dimaksud dengan Poros. 3. Jelaskan yang dimaksud dengan Bantalan. 4. Jelaskan jenis bantalan berdasarkan arah beban terhadap poros.
  • 10. 2019 10 Konstruksi Mesin Pusat Bahan Ajar dan eLearning Martolis http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka • Bahan Ajar Perancangan Pembangkitan Tenaga Listrik, Prof. Dr. Ir. Nadjamuddin Harun, MS, 2011 • Modul Teknik Permesinan • Mesin – Mesin Panas Serie Fisika Rekayasa 1