SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
1.5. Tegangan dan Regangan Utama (Principal Stress and Strain)
serta Tegangan dan Regangan Geser Maksimum
Tegangan Utama (Principal Stress) dan Tegangan Geser Maksimum
Tegangan Utama (principal stress) adalah tegangan normal
yang terjadi pada set sumbu koordinat baru setelah transformasi yang
menghasilkan tegangan geser nol. Tegangan-tegangan tersebut
ditunjukkan sebagai s1 dan s2 pada Gambar 1.10. Perlu dicatat
bahwa s1 selalu diambil lebih besar dari s2. Sudut transformasi yang
menghasilkan tegangan utama tersebut dengan sudut utama (principal
angle). Secara analitik, besar tegangan utama dan sudut utama dapat
diturunkan dari persamaan-persamaan (1.5a, b, c).
Menurut pengertian tentang tegangan utama, dari persamaan
(1.5c) akan didapat
0
2
2 2= -
-
+
xx yy
xy
s s
q t q.sin .cos
atau
(1.8)
Dari persamaan di atas dapat dilukiskan segitiganya sebagai berikut
sin
cos
tan
2
2
2
2p
p
p
xy
xx yy
q
q
q
t
s s
= =
-
Dengan substitusi harga-harga sin 2q dan cos 2q pada gambar di
atas ke persamaan (1.5a) akan didapat
Sehingga
Substitusi dan penerapan prosedur yang sama terhadap persamaan
(1.5b), akan didapat
x x
xx yy xx yy xx yy
xx yy xy
xy
xx yy xy
' '
( ) ( )
s
s s s s s s
s s t
t
s s t
=
+
+
- -
- +
+
- +2 2 4
2
4
2 2
2
2 2
}{x x
xx yy
xx yy xy
xx yy xy' '
. ( )
( )s
s s
s s t
s s t=
+
+
- +
- +
2
1
2 4
4
2 2
2 2
}{x x
xx yy
xx yy xy' '
.
( )s
s s
s s t=
+
+ - +
2
1
2
4
2 2
}{y y
xx yy
xx yy xy' '
.
( )s
s s
s s t=
+
- - +
2
1
2
4
2 2
Dengan mengingat bahwa secara matematik haruslah s1  s2 , maka
kedua persamaan tersebut di atas dapat dituliskan menjadi satu dengan
(1.9)
Selanjutnya, perhatikan persamaan (1.5c). Untuk suatu titik dan jenis
pembebanan tertentu dari suatu bagian konstruksi, harga-harga sxx ,
syy dan txy adalah tetap atau konstan, sehingga tx’y’ merupakan suatu
fungsi q, atau tx’y’ = f(q). Harga ekstrim fungsi tersebut akan
diperoleh bila turunan pertama fungsi tersebut terhadap q sama
dengan nol. Jadi
}{1 2
2 2
2
1
2
4,
.
( )s
s s
s s t=
+
± - +
xx yy
xx yy xy
atau
(1.10)
Dari persamaan di atas dapat dilukiskan segitiganya sebagai berikut:
x y xx yy
xy
d
d
' '
.sin .cos
t
q
s s
q t q= -
-
+ =
2
2 2 0
sin
cos
tanmax
max
max
2
2
2
2
q
q
q
s s
t
= = -
-xx yy
xy
Dengan substitusi harga-harga sin 2q dan cos 2q pada gambar di atas
ke persamaan (1.5c) akan didapat
}{
x y
xx yy xx yy
xx yy xy
xy
xx yy xy
xx yy xy
xx yy xy
' '
( )
( ) ( )
. ( )
( )
t
s s s s
s s t
t
s s t
s s t
s s t
= -
- - -
- +
+
- +
=
- +
- +
2 4
2
4
1
2 4
4
2 2
2
2 2
2 2
2 2
Sehingga
Persamaan (1.10) juga dipenuhi bila panjang sisi di depan sudut 2q
adalah (sxx - syy) dan panjang sisi di sampingnya adalah -2txy. Kondisi
ini akan memberikan
}{x y xx yy xy' '
.
( )t s s t= - +
1
2
4
2 2
}{x y xx yy xy' '
.
( )t s s t= - - +
1
2
4
2 2
Dengan demikian kedua persamaan tersebut dapat dituliskan menjadi
satu sebagai
(1.11)
Regangan Utama dan Regangan Geser Maksimum
}{max
.
( )t s s t= ± - +
1
2
4
2 2
xx yy xy
Sebagaimana pengertian tentang tegangan utama, maka regangan
utama (principal strain) adalah regangan normal yang terjadi pada set
sumbu koordinat baru setelah transformasi yang menghasilkan setengah
regangan geser nol. Regangan-regangan tersebut ditunjukkan sebagai
e1 dan e2 pada Gambar 1.11. Demikian juga, e1 selalu diambil lebih
besar dari e2 , serta sudut transformasinya juga disebut sudut utama
(principal angle). Secara analitik, dengan penerapan prosedur yang
sama dengan yang diterapkan untuk persamaan-persamaan (1.7a, b, c),
maka akan didapat hasil-hasil berikut.
(1.12a)
(1.12b)
qp = sudut utama
e1,2 = regangan-regangan utama
gxy = 2exy = regangan geser
sin
cos
tan
2
2
2
p
p
p
xy
xx yy
q
q
q
g
e e
= =
-
}{1 2
2 2
2
1
2
,
.
( )e
e e
e e g=
+
± - +
xx yy
xx yy xy
(1.13a)
(1.13b)
qmax = sudut regangan geser maksimum
gxy = 2exy = regangan geser
sin
cos
tanmax
max
max
2
2
2
q
q
q
e e
g
= = -
-xx yy
xy
}{max
.
( )
g
e e g
2
1
2
2 2
= ± - +xx yy xy
1.6. Lingkaran Mohr untuk Tegangan Bidang dan Regangan Bidang
Lingkaran Mohr diperkenalkan oleh seorang insinyur Jerman, Otto
Mohr (1835-1913). Lingkaran ini digunakan untuk melukis transformasi
tegangan maupun regangan, baik untuk persoalan-persoalan tiga dimensi
maupun dua dimensi. Yang perlu dicatat adalah bahwa perputaran
sumbu elemen sebesar q ditunjukkan oleh perputaran sumbu pada
lingkaran Mohr sebesar 2q, .dan sumbu tegangan geser positif adalah
menunjuk ke arah bawah. Pengukuran dimulai dari titik A, positif bila
berlawanan arah jarum jam, dan negatif bila sebaliknya. Pada bagian
ini kita hanya akan membahas lingkaran Mohr untuk tegangan dan
regangan dua dimensi.
Lingkaran Mohr untuk Tegangan Bidang
Pada persamaan (1.5a), bila suku dipindahkan ke ruas
kiri dan kemudian kedua ruasnya dikuadratkan, maka akan didapat
………(1.14a)
Sedangkan pada persamaan (1.5c), bila dikuadratkan akan didapat
………(1.14b)
Penjumlahan persamaan-persamaan (1.14a) dan (1.14b) menghasilkan
(1.15)
Persamaan (1.15) merupakan persamaan lingkaran pada bidang st yang
pusatnya di dengan jari-jari . Lingkaran tersebut ditunjukkan pada
Gambar 1.8 di bawah ini, yang dilukis dengan prosedur sebagai berikut:
x ys s+
2
( )
2 2
2 2 2
2 2
2 2 2 2x
x y x y
xy x y xycos sin' sin coss
s s s s
q t q s s t q q-
+æ
è
ç
ö
ø
÷ =
-æ
è
ç
ö
ø
÷ + + -
( )2 2 2
2
2
2
2
2 2 2x y xy
x y
x y xycos sin' ' sin cost t q
s s
q s s t q q= +
-æ
è
ç
ö
ø
÷ - -
2
2
2
2
2 2x
x y
x y
x y
xy' ' 's
s s
t
s s
t-
+æ
è
ç
ö
ø
÷ + =
-æ
è
ç
ö
ø
÷ +
1. Buatlah sumbu sij , horisontal.
2. Periksa harga tegangan normal, sxx atau syy , yang secara
matematis lebih kecil. Bila bernilai negatif jadikanlah
tegangan tersebut sebagai titik yang mendekati tepi kiri batas
melukis, sedangkan bila positif maka titik yang mendekati
batas kiri adalah titik sij = 0.
3. Periksa harga tegangan normal, sxx atau syy , yang secara
matematis lebih besar. Bila bernilai positif jadikanlah tegangan
tersebut sebagai titik yang mendekati tepi kanan batas melukis,
sedangkan bila negatif maka titik yang mendekati batas kanan
adalah titik sij = 0.
4. Tentukan skala yang akan digunakan sehingga tempat melukis bisa
memuat kedua titik tersebut dan masih tersisa ruangan di sebelah
kiri dan kanannya. Tentukan titik-titik batas tersebut sesuai
dengan skala yang telah ditentukan.
5. Tentukan letak titik-titik sij = 0 dan sumbu t, serta sij terkecil
dan sij terbesar bila belum terlukis pada sumbu sij .
6. Bagi dua jarak antara tegangan terkecil dan tegangan terbesar
sehingga diperoleh pusat lingkaran, P.
7. Tentukan letak titik A pada koordinat (sij terbesar , txy ).
8. Lukis lingkaran Mohr dengan pusat P dan jari-jari PA.
9. Tarik garis dari A melalui P sehingga memotong lingkaran Mohr di
B. Maka titik B akan terletak pada koordinat (sij terkecil , txy ).
Garis AB menunjukkan sumbu asli, q = 0, elemen tersebut.
Contoh 1.1: Sebuah elemen dari bagian konstruksi yang dibebani,
menerima tegangan tarik pada arah sumbu x sebesar 280 MPa,
tegangan tekan pada arah sumbu y sebesar 40 MPa serta tegangan
geser pada bidang tersebut sebesar 120 MPa.
Diminta: a. Lukisan lingkaran Mohr.
b. Besar rotasi mengelilingi sumbu z untuk mendapatkan
tegangan geser maksimum, menurut lingkaran Mohr.
Periksa hasil tersebut dari persamaan (1.10).
c. Besar tegangan geser maksimum menurut lingkaran Mohr.
Periksa hasil tersebut dengan rumus (1.11) dan hasil yang
didapat pada b. di atas.
d. Besar perputaran mengelilingi sumbu z untuk
mendapatkan tegangan geser bernilai nol, menurut
lingkaran Mohr. Periksa hasil ini dengan persamaan (1.8).
e. Besar tegangan-tegangan utama menurut lingkaran Mohr.
Periksa hasil tersebut dengan persamaan-persamaan (1.9)
dan dari hasil pada pada d. di atas.
Penyelesaian:
a. Lingkaran Mohr:
1) Buat sumbu sij , horisontal.
2) Tegangan normal terkecil, syy = -40 MPa, negatif, sehingga
digunakan sebagai titik di dekat batas kiri.
3) Tegangan normal terbesar sxx = 280 MPa, positif, sehingga
digunakan sebagai titik di dekat batas kanan.
4) Diambil skala 1cm = 40 MPa. Kemudian ditentukan titik syy = -
40 MPa di sebelah kiri, dan sxx = 280 MPa di sebelah kanan yang
berjarak (sxx + syy) dari titik syy di sebelah kiri.
5) Lukis sumbu t yang berjarak 40 MPa di sebelah kanan titik syy .
6) Dengan membagi dua sama panjang jarak syy ke sxx akan
didapat titik P.
7) Menentukan letak titik A pada koordinat (sxx , txy ) = (280,120).
8) Dengan mengambil titik pusat di P dan jari-jari sepanjang PA,
lingkaran Mohr dapat dilukis.
9) Dengan menarik garis dari A lewat P yang memotong lingkaran
Mohr di B, akan didapat kedudukan titik (syy , txy ) = (-40,120).
Gambar 1.8. Lingkaran Mohr untuk Tegangan Bidang
b. Besar rotasi mengellilingi sumbu z menurut lingkaran Mohr, dengan
mengukur, didapat
qmax = 0,5 x 2 qmax = 0,5 x (-53o) = 26o 30’.
Sedangkan menurut persamaan (1.10) didapat
tan 2qmax = - (280 + 40) / (2 x 120) = - 4/3
2qmax = - 53o 08’ atau qmax = - 26o 34’
c. Besar tegangan geser maksimum menurut lingkaran Mohr
tmax = 5 x 40 MPa = 200 MPa.
Sedangkan menurut persamaan (1.11) akan didapat
d. Besar rotasi mengellilingi sumbu z menurut lingkaran Mohr, dengan
mengukur, didapat
qp = 0,5 x 2qp = 0,5 x 37o = 18o 30’.
Sedangkan menurut persamaan (1.10) didapat
tan 2qp = (2 x 120) / (280 + 40) = 3/4
2qp = - 36o 52’ atau qmax = - 18o 26’
e. Besar tegangan-tegangan utama menurut lingkaran Mohr
s1 = 8 x 40 MPa = 320 MPa.
s2 = -2 x 40 MPa = -80 MPa.
Sedangkan menurut persamaan (1.11) akan didapat
( )
( )
1
2 2
2
2 2
280 40
2
1
2
280 40 120 320
280 40
2
1
2
280 40 120 80
s
s
=
-
+ + + =
=
-
- + + = -
MPa
MPa
( )maxt = ± + + =
1
2
280 40 120 200
2 2
MPa
Lingkaran Mohr untuk Regangan Bidang
Pada persamaan (1.7a), bila suku dipindahkan ke ruas kiri
dan kemudian kedua ruasnya dikuadratkan, maka akan didapat
………(1.16a)
Sedangkan pada persamaan (1.7c), bila dikuadratkan akan didapat
………(1.16b)
Penjumlahan persamaan-persamaan (1.16a) dan (1.16b) menghasilkan
xx yye e+
2
( )
2 2
2
2
2
2 2
2
2
2
2
2 2x x
xx yy xx yy xy
xx yy
xy
' ' cos sin sin cose
e e e e
q
g
q e e
g
q q-
+æ
è
ç
ö
ø
÷ =
-æ
è
ç
ö
ø
÷ +
æ
è
ç
ö
ø
÷ + -
æ
è
ç
ö
ø
÷
( )
2 2
2
2
2
2 2
2
2
2
2
2 2
x y xy xx yy
xx yy
x y' ' ' '
cos sin sin cos
g g
q
e e
q e e
g
q q
æ
è
ç
ç
ö
ø
÷
÷ =
æ
è
ç
ç
ö
ø
÷
÷ +
-æ
è
ç
ö
ø
÷ - -
(1.17)
Persamaan (1.17) merupakan persamaan lingkaran pada bidang
yang pusatnya di dengan jari-jari
Lingkaran tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.9 di bawah ini, yang
dilukis dengan prosedur sebagaimana melukis lingkaran Mohr untuk
tegangan dengan mengganti sxx , syy dan txy berturut-turut menjadi
exx , eyy dan gxy / 2. Penerapannya, lihat Contoh 1.2 pada halaman 21.
2 2 2 2
2 2 2 2x x
xx yy x y xx yy x y
' '
' ' ' '
e
e e e e e e
-
+æ
è
ç
ö
ø
÷ +
æ
è
ç
ö
ø
÷ =
-æ
è
ç
ö
ø
÷ +
æ
è
ç
ö
ø
÷
e
g
2
xx yye e-æ
è
ç
ö
ø
÷
2
0,
2 2
2 2
xx yy xye e g-æ
è
ç
ö
ø
÷ +
æ
è
ç
ö
ø
÷
1.7. Hubungan Antara Tegangan Dengan Regangan
Untuk deformasi normal, geser maupun gabungan keduanya, hubungan
antara tegangan dan regangan untuk bahan-bahan isotropis pada
pembebanan dalam batas proporsional diberikan oleh hukum Hooke.
Jadi hukum Hooke tidak berlaku untuk pembebanan di luar batas
proporsional. Hukum Hooke diturunkan dengan berdasarkan pada
analisis tentang energi regangan spesifik.
Apabila besar tegangan-tegangannya yang diketahui, maka hukum
Hooke untuk persoalan-persoalan tiga dimensi, hubungan antara
tegangan normal dengan regangan normal dapat dituliskan secara
matematis sebagai berikut:
(1.18)
Dengan E dan v berturut-turut adalah modulus alastis atau modulus
Young dan angka perbandingan Poisson. Sedangkan pada deformasi
geser untuk G adalah modulus geser , hubungannya adalah:
(1.19)
( )
( )
( )
xx xx yy zz
yy yy xx zz
zz zz xx yy
E
E
E
e s ns ns
e s ns ns
e s ns ns
= - -
= - -
= - -
1
1
1
( )
( )
( )
xy
xy xy xy
xz
xz xz xz
yz
yz yz yz
G E
G E
G E
e
g t n t
e
g t n t
e
g t n t
= = =
+
= = =
+
= = =
+
2 2
1
2 2
1
2 2
1
Sedangkan untuk mencari tegangan normal yang terjadi bila regangan
normal dan sifat-sifat mekanis bahannya diketahui, digunakan
persamaan-persamaan:
(1.20)
Selanjutnya untuk deformasi geser, bentuk hukum Hooke adalah:
(1.21)
( )( )
( ) ( ){ }
( )( )
( ) ( ){ }
( )( )
( ) ( ){ }
xx xx yy zz
yy yy xx zz
zz zz xx yy
E
E
E
s
n n
n e n e e
s
n n
n e n e e
s
n n
n e n e e
=
+ -
- + +
=
+ -
- + +
=
+ -
- + +
1 1 2
1
1 1 2
1
1 1 2
1
( )
( )
( )
xy xy xy xy
xz xz xz xz
yz yz yz yz
E E
G
E E
G
E E
G
t
n
e
n
g g
t
n
e
n
g g
t
n
e
n
g g
=
+
=
+
=
=
+
=
+
=
=
+
=
+
=
1 2 1
1 2 1
1 2 1
Persamaan-persamaan (1.18) sampai dengan (1.21) dapat juga
diberlakukan untuk persoalan-persoalan dua dan satu dimensi, yakni
dengan memasukkan harga nol untuk besaran-besaran di luar dimensi
yang dimaksud.
Contoh 2: Pembebanan seperti pada Contoh 1, untuk bahan dengan
sifat-sifat mekanis: modulus Young, E = 200 GPa dan angka
perbanding-an Poisson, n = 0,29. Modulus geser ditentukan dengan,
G = E / 2(1 + n).
Diminta: a. Hitunglah regangan-regangan yang terjadi.
b. Lukisan lingkaran Mohr untuk regangan yang terjadi.
c. Besar rotasi mengelilingi sumbu z untuk mendapatkan
regangan geser maksimum, menurut lingkaran Mohr.
Periksa hasil tersebut dari persamaan (1.10).
d. Besar regangan geser maksimum menurut lingkaran
Mohr. Periksa hasil tersebut dengan rumus (1.11) dan
hasil yang didapat pada b. di atas.
e. Besar perputaran mengelilingi sumbu z untuk
mendapatkan regangan geser bernilai nol, menurut
lingkaran Mohr. Periksa hasil ini dengan persamaan
(1.8).
f. Besar regangan-regangan utama menurut lingkaran
Mohr. Periksa hasil tersebut dengan persamaan-
persamaan (1.9) dan dari hasil pada pada d. di atas.
Penyelesaian:
a) Dari persamaan (1.18) dan (1.19) akan didapat:
b. Lingkaran Mohr:
1) Buat sumbu eij horisontal.
2) Regangan normal terkecil, eyy = -606me, sehingga
merupakan titik di dekat batas kiri.
( )
( )
xx
yy
e me
e me
=
=
+ - = =
- - - = - = -
1
200000
280 0,29.40 0,29.0 0,001458 1458
1
200000
40 0,29.280 0,29.0 0,000606 606
( )
xy atau
xy
xye
g
me g me= =
+
= = =
2
1 0,29 120
200000
0,000774 774 1548
.
3) Regangan normal terbesar exx = 1458me, sehingga
merupakan titik di dekat batas kanan.
4) Diambil skala 1cm = 250me. Kemudian ditentukan titik
eyy = -606me di sebelah kiri, exx = 1458me di sebelah
kanan dan berjarak (exx + eyy) dari titik eyy di
sebelah kiri.
5) Lukis sumbu t yang berjarak 606me di sebelah kanan
titik eyy .
6) Dengan membagi dua sama panjang jarak eyy ke exx
akan didapat titik P.
7) Menentukan letak titik A pada koordinat (exx , exy ) =
(1458,774).
8) Dengan mengambil titik pusat di P dan jari-jari
sepanjang PA, lingkaran Mohr dapat di-lukis.
9) Dengan menarik garis dari A lewat P yang memotong
lingkaran Mohr di B, akan di dapat kedudukan titik (eyy ,
exy ) = (-606,-774).
c. Besar rotasi mengelilingi sumbu z menurut lingkaran Mohr,
dengan mengukur, didapat
qmax = 0,5 x 2 qmax = 0,5 x (-53o) = 26o 30’.
Sedangkan menurut persamaan (1.10) didapat
tan 2qmax = - (1458 + 606) / (2 x 774) = - 4/3
2qmax = - 53o 08’ atau qmax = - 26o 34’
d. Besar regangan geser maksimum menurut lingkaran Mohr
exy-max = 5,2 x 250me = 1300me.
Sedangkan menurut persamaan (1.11) akan didapat
e. Besar rotasi mengellilingi sumbu z menurut lingkaran Mohr,
dengan mengukur, didapat
qp = 0,5 x 2qp = 0,5 x 37o = 18o 30’.
Sedangkan menurut persamaan (1.10) didapat
tan 2qp = (2 x 120) / (280 + 40) = 3/4
2qp = - 36o 52’ atau qmax = - 18o 26’
max
max (
g
e me
2
1
2
21458 606) 21548 1290= =- ± + + = ±xy
f. Besar regangan-regangan dasar menurut lingkaran Mohr
e1 = 6,9 x 250me = 1725me.
e2 = -3,5 x 250me = -875me
Sedangkan menurut persamaan (1.11) akan didapat
( )
( )
1
2
1458 606
2
1
2
21458 606 21548 1716
1458 606
2
1
2
21458 606 21548 864
e me
e me
=
=
-
+ + + =
-
- + + = -

More Related Content

What's hot

Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cBayu Fajri
 
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli KusumawatiIlmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawatiyulika usman
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaAli Hasimi Pane
 
Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergIwan Sutriono
 
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan PPGHybrid1
 
Handout mer iv d iii
Handout mer iv d iiiHandout mer iv d iii
Handout mer iv d iiiJunaida Wally
 
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar MOSES HADUN
 
Modul mekanika teknik 1
Modul mekanika teknik 1Modul mekanika teknik 1
Modul mekanika teknik 1Ibrahim Husain
 
Contoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutupContoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutupEqi Arzaqi
 
Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10noussevarenna
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencanavieta_ressang
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1MOSES HADUN
 
Mekanika Tanah - Aliran Air dalam Tanah
Mekanika Tanah - Aliran Air dalam TanahMekanika Tanah - Aliran Air dalam Tanah
Mekanika Tanah - Aliran Air dalam TanahReski Aprilia
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangMira Pemayun
 
Metode gridding-pada-software-surfer
Metode gridding-pada-software-surferMetode gridding-pada-software-surfer
Metode gridding-pada-software-surferFitra Rayhan Akbar
 
Struktur statis tak tentu pengantar
Struktur statis tak tentu pengantarStruktur statis tak tentu pengantar
Struktur statis tak tentu pengantarMOSES HADUN
 

What's hot (20)

Mekanika Fluida
Mekanika FluidaMekanika Fluida
Mekanika Fluida
 
Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 c
 
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli KusumawatiIlmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
 
Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas Atterberg
 
Stabilitas lereng
Stabilitas lerengStabilitas lereng
Stabilitas lereng
 
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
 
Handout mer iv d iii
Handout mer iv d iiiHandout mer iv d iii
Handout mer iv d iii
 
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar
 
Modul mekanika teknik 1
Modul mekanika teknik 1Modul mekanika teknik 1
Modul mekanika teknik 1
 
Teori perhitungan teodolith
Teori perhitungan teodolithTeori perhitungan teodolith
Teori perhitungan teodolith
 
Contoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutupContoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutup
 
Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
 
Mekanika Tanah - Aliran Air dalam Tanah
Mekanika Tanah - Aliran Air dalam TanahMekanika Tanah - Aliran Air dalam Tanah
Mekanika Tanah - Aliran Air dalam Tanah
 
KERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASIKERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASI
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 
Metode gridding-pada-software-surfer
Metode gridding-pada-software-surferMetode gridding-pada-software-surfer
Metode gridding-pada-software-surfer
 
Struktur statis tak tentu pengantar
Struktur statis tak tentu pengantarStruktur statis tak tentu pengantar
Struktur statis tak tentu pengantar
 

Similar to Lingkaran Mohr utk tegangan

materi Transformasi
materi Transformasimateri Transformasi
materi Transformasifauz1
 
Analisis tegangan dan regangan bidang
Analisis tegangan dan regangan bidangAnalisis tegangan dan regangan bidang
Analisis tegangan dan regangan bidangDeviana Ambar
 
Rotasi oleh Kelompok 4 XI MIA 3 SMA N 1 Ungaran
Rotasi oleh Kelompok 4 XI MIA 3 SMA N 1 UngaranRotasi oleh Kelompok 4 XI MIA 3 SMA N 1 Ungaran
Rotasi oleh Kelompok 4 XI MIA 3 SMA N 1 UngaranAlzena Vashti
 
persamaantrigonometri-150107023101-conversion-gate02.pdf
persamaantrigonometri-150107023101-conversion-gate02.pdfpersamaantrigonometri-150107023101-conversion-gate02.pdf
persamaantrigonometri-150107023101-conversion-gate02.pdfKevinforeman11
 
Matematika refleksi
Matematika refleksi Matematika refleksi
Matematika refleksi sartikot
 
Transformasi geometri andrie
Transformasi geometri andrieTransformasi geometri andrie
Transformasi geometri andrieandriehasan
 
21. soal soal transformasi geometri
21. soal soal transformasi geometri21. soal soal transformasi geometri
21. soal soal transformasi geometriDian Fery Irawan
 
Persamaan pencerminan
Persamaan pencerminan Persamaan pencerminan
Persamaan pencerminan taofikzikri
 
PENERAPAN DIFFERENSIASI
PENERAPAN DIFFERENSIASIPENERAPAN DIFFERENSIASI
PENERAPAN DIFFERENSIASIOng Lukman
 
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)Nia Matus
 
Bab xxi transformasi geometri
Bab xxi transformasi geometriBab xxi transformasi geometri
Bab xxi transformasi geometrihawir finec
 

Similar to Lingkaran Mohr utk tegangan (20)

Materi Aljabar Fungsi Kuadrat
Materi Aljabar Fungsi KuadratMateri Aljabar Fungsi Kuadrat
Materi Aljabar Fungsi Kuadrat
 
materi Transformasi
materi Transformasimateri Transformasi
materi Transformasi
 
Parametric Equations
Parametric EquationsParametric Equations
Parametric Equations
 
Analisis tegangan dan regangan bidang
Analisis tegangan dan regangan bidangAnalisis tegangan dan regangan bidang
Analisis tegangan dan regangan bidang
 
Rotasi oleh Kelompok 4 XI MIA 3 SMA N 1 Ungaran
Rotasi oleh Kelompok 4 XI MIA 3 SMA N 1 UngaranRotasi oleh Kelompok 4 XI MIA 3 SMA N 1 Ungaran
Rotasi oleh Kelompok 4 XI MIA 3 SMA N 1 Ungaran
 
Transformasi
TransformasiTransformasi
Transformasi
 
persamaantrigonometri-150107023101-conversion-gate02.pdf
persamaantrigonometri-150107023101-conversion-gate02.pdfpersamaantrigonometri-150107023101-conversion-gate02.pdf
persamaantrigonometri-150107023101-conversion-gate02.pdf
 
Persamaan Trigonometri
Persamaan TrigonometriPersamaan Trigonometri
Persamaan Trigonometri
 
Matematika refleksi
Matematika refleksi Matematika refleksi
Matematika refleksi
 
Transformasi geometri andrie
Transformasi geometri andrieTransformasi geometri andrie
Transformasi geometri andrie
 
21. soal soal transformasi geometri
21. soal soal transformasi geometri21. soal soal transformasi geometri
21. soal soal transformasi geometri
 
persamaan trigonometri
persamaan trigonometripersamaan trigonometri
persamaan trigonometri
 
fungsi trigonometri
fungsi trigonometrifungsi trigonometri
fungsi trigonometri
 
Persamaan pencerminan
Persamaan pencerminan Persamaan pencerminan
Persamaan pencerminan
 
PENERAPAN DIFFERENSIASI
PENERAPAN DIFFERENSIASIPENERAPAN DIFFERENSIASI
PENERAPAN DIFFERENSIASI
 
Cremona2
Cremona2Cremona2
Cremona2
 
Medan vektor
Medan vektorMedan vektor
Medan vektor
 
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
 
Bab xxi transformasi geometri
Bab xxi transformasi geometriBab xxi transformasi geometri
Bab xxi transformasi geometri
 
UMPTN Fisika 1996 Rayon C Kode 24
UMPTN Fisika 1996 Rayon C Kode 24UMPTN Fisika 1996 Rayon C Kode 24
UMPTN Fisika 1996 Rayon C Kode 24
 

More from Christian indrajaya, ST, MT (6)

Perancangan Geometrik Jalan
Perancangan Geometrik JalanPerancangan Geometrik Jalan
Perancangan Geometrik Jalan
 
Pengelolaan Limbah
Pengelolaan LimbahPengelolaan Limbah
Pengelolaan Limbah
 
Rekayasa Lingkungan
Rekayasa LingkunganRekayasa Lingkungan
Rekayasa Lingkungan
 
Pengenalan Ilmu Ukur Tanah
Pengenalan Ilmu Ukur TanahPengenalan Ilmu Ukur Tanah
Pengenalan Ilmu Ukur Tanah
 
Tugas Amdal (contoh KA - ANDAL)
Tugas Amdal (contoh KA - ANDAL)Tugas Amdal (contoh KA - ANDAL)
Tugas Amdal (contoh KA - ANDAL)
 
Pekerjaan Beton Bertulang by indrajaya
Pekerjaan Beton Bertulang by indrajayaPekerjaan Beton Bertulang by indrajaya
Pekerjaan Beton Bertulang by indrajaya
 

Recently uploaded

K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015IrfanAdiPratomo1
 
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
Electrostatic Precipitator handbook manual
Electrostatic Precipitator handbook manualElectrostatic Precipitator handbook manual
Electrostatic Precipitator handbook manualdendranov19
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxyoodika046
 
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfGambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfYoyokSuwiknyo
 
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptxESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptxadnijayautama
 
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptxPetunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptxpkmcipakudrive
 
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptxPPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptxHeruHadiSaputro
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman MadyaPelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madyadedekhendro370
 
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturAhmadAffandi36
 
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptxMakalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptxDevaldiferdiansyah
 

Recently uploaded (16)

K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
 
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
 
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
 
Electrostatic Precipitator handbook manual
Electrostatic Precipitator handbook manualElectrostatic Precipitator handbook manual
Electrostatic Precipitator handbook manual
 
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakartaObat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfGambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
 
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptxESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
 
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptxPetunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
 
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptxPPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman MadyaPelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
 
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
 
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai PenuhObat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
 
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
 
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptxMakalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
 

Lingkaran Mohr utk tegangan

  • 1. 1.5. Tegangan dan Regangan Utama (Principal Stress and Strain) serta Tegangan dan Regangan Geser Maksimum Tegangan Utama (Principal Stress) dan Tegangan Geser Maksimum Tegangan Utama (principal stress) adalah tegangan normal yang terjadi pada set sumbu koordinat baru setelah transformasi yang menghasilkan tegangan geser nol. Tegangan-tegangan tersebut ditunjukkan sebagai s1 dan s2 pada Gambar 1.10. Perlu dicatat bahwa s1 selalu diambil lebih besar dari s2. Sudut transformasi yang menghasilkan tegangan utama tersebut dengan sudut utama (principal angle). Secara analitik, besar tegangan utama dan sudut utama dapat diturunkan dari persamaan-persamaan (1.5a, b, c). Menurut pengertian tentang tegangan utama, dari persamaan (1.5c) akan didapat 0 2 2 2= - - + xx yy xy s s q t q.sin .cos
  • 2. atau (1.8) Dari persamaan di atas dapat dilukiskan segitiganya sebagai berikut sin cos tan 2 2 2 2p p p xy xx yy q q q t s s = = - Dengan substitusi harga-harga sin 2q dan cos 2q pada gambar di atas ke persamaan (1.5a) akan didapat
  • 3. Sehingga Substitusi dan penerapan prosedur yang sama terhadap persamaan (1.5b), akan didapat x x xx yy xx yy xx yy xx yy xy xy xx yy xy ' ' ( ) ( ) s s s s s s s s s t t s s t = + + - - - + + - +2 2 4 2 4 2 2 2 2 2 }{x x xx yy xx yy xy xx yy xy' ' . ( ) ( )s s s s s t s s t= + + - + - + 2 1 2 4 4 2 2 2 2 }{x x xx yy xx yy xy' ' . ( )s s s s s t= + + - + 2 1 2 4 2 2 }{y y xx yy xx yy xy' ' . ( )s s s s s t= + - - + 2 1 2 4 2 2 Dengan mengingat bahwa secara matematik haruslah s1  s2 , maka kedua persamaan tersebut di atas dapat dituliskan menjadi satu dengan
  • 4. (1.9) Selanjutnya, perhatikan persamaan (1.5c). Untuk suatu titik dan jenis pembebanan tertentu dari suatu bagian konstruksi, harga-harga sxx , syy dan txy adalah tetap atau konstan, sehingga tx’y’ merupakan suatu fungsi q, atau tx’y’ = f(q). Harga ekstrim fungsi tersebut akan diperoleh bila turunan pertama fungsi tersebut terhadap q sama dengan nol. Jadi }{1 2 2 2 2 1 2 4, . ( )s s s s s t= + ± - + xx yy xx yy xy atau (1.10) Dari persamaan di atas dapat dilukiskan segitiganya sebagai berikut: x y xx yy xy d d ' ' .sin .cos t q s s q t q= - - + = 2 2 2 0 sin cos tanmax max max 2 2 2 2 q q q s s t = = - -xx yy xy
  • 5. Dengan substitusi harga-harga sin 2q dan cos 2q pada gambar di atas ke persamaan (1.5c) akan didapat }{ x y xx yy xx yy xx yy xy xy xx yy xy xx yy xy xx yy xy ' ' ( ) ( ) ( ) . ( ) ( ) t s s s s s s t t s s t s s t s s t = - - - - - + + - + = - + - + 2 4 2 4 1 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2
  • 6. Sehingga Persamaan (1.10) juga dipenuhi bila panjang sisi di depan sudut 2q adalah (sxx - syy) dan panjang sisi di sampingnya adalah -2txy. Kondisi ini akan memberikan }{x y xx yy xy' ' . ( )t s s t= - + 1 2 4 2 2 }{x y xx yy xy' ' . ( )t s s t= - - + 1 2 4 2 2 Dengan demikian kedua persamaan tersebut dapat dituliskan menjadi satu sebagai (1.11) Regangan Utama dan Regangan Geser Maksimum }{max . ( )t s s t= ± - + 1 2 4 2 2 xx yy xy
  • 7. Sebagaimana pengertian tentang tegangan utama, maka regangan utama (principal strain) adalah regangan normal yang terjadi pada set sumbu koordinat baru setelah transformasi yang menghasilkan setengah regangan geser nol. Regangan-regangan tersebut ditunjukkan sebagai e1 dan e2 pada Gambar 1.11. Demikian juga, e1 selalu diambil lebih besar dari e2 , serta sudut transformasinya juga disebut sudut utama (principal angle). Secara analitik, dengan penerapan prosedur yang sama dengan yang diterapkan untuk persamaan-persamaan (1.7a, b, c), maka akan didapat hasil-hasil berikut. (1.12a) (1.12b) qp = sudut utama e1,2 = regangan-regangan utama gxy = 2exy = regangan geser sin cos tan 2 2 2 p p p xy xx yy q q q g e e = = - }{1 2 2 2 2 1 2 , . ( )e e e e e g= + ± - + xx yy xx yy xy
  • 8. (1.13a) (1.13b) qmax = sudut regangan geser maksimum gxy = 2exy = regangan geser sin cos tanmax max max 2 2 2 q q q e e g = = - -xx yy xy }{max . ( ) g e e g 2 1 2 2 2 = ± - +xx yy xy 1.6. Lingkaran Mohr untuk Tegangan Bidang dan Regangan Bidang Lingkaran Mohr diperkenalkan oleh seorang insinyur Jerman, Otto Mohr (1835-1913). Lingkaran ini digunakan untuk melukis transformasi tegangan maupun regangan, baik untuk persoalan-persoalan tiga dimensi maupun dua dimensi. Yang perlu dicatat adalah bahwa perputaran sumbu elemen sebesar q ditunjukkan oleh perputaran sumbu pada lingkaran Mohr sebesar 2q, .dan sumbu tegangan geser positif adalah menunjuk ke arah bawah. Pengukuran dimulai dari titik A, positif bila berlawanan arah jarum jam, dan negatif bila sebaliknya. Pada bagian ini kita hanya akan membahas lingkaran Mohr untuk tegangan dan regangan dua dimensi.
  • 9. Lingkaran Mohr untuk Tegangan Bidang Pada persamaan (1.5a), bila suku dipindahkan ke ruas kiri dan kemudian kedua ruasnya dikuadratkan, maka akan didapat ………(1.14a) Sedangkan pada persamaan (1.5c), bila dikuadratkan akan didapat ………(1.14b) Penjumlahan persamaan-persamaan (1.14a) dan (1.14b) menghasilkan (1.15) Persamaan (1.15) merupakan persamaan lingkaran pada bidang st yang pusatnya di dengan jari-jari . Lingkaran tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.8 di bawah ini, yang dilukis dengan prosedur sebagai berikut: x ys s+ 2 ( ) 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2x x y x y xy x y xycos sin' sin coss s s s s q t q s s t q q- +æ è ç ö ø ÷ = -æ è ç ö ø ÷ + + - ( )2 2 2 2 2 2 2 2 2 2x y xy x y x y xycos sin' ' sin cost t q s s q s s t q q= + -æ è ç ö ø ÷ - - 2 2 2 2 2 2x x y x y x y xy' ' 's s s t s s t- +æ è ç ö ø ÷ + = -æ è ç ö ø ÷ +
  • 10. 1. Buatlah sumbu sij , horisontal. 2. Periksa harga tegangan normal, sxx atau syy , yang secara matematis lebih kecil. Bila bernilai negatif jadikanlah tegangan tersebut sebagai titik yang mendekati tepi kiri batas melukis, sedangkan bila positif maka titik yang mendekati batas kiri adalah titik sij = 0. 3. Periksa harga tegangan normal, sxx atau syy , yang secara matematis lebih besar. Bila bernilai positif jadikanlah tegangan tersebut sebagai titik yang mendekati tepi kanan batas melukis, sedangkan bila negatif maka titik yang mendekati batas kanan adalah titik sij = 0. 4. Tentukan skala yang akan digunakan sehingga tempat melukis bisa memuat kedua titik tersebut dan masih tersisa ruangan di sebelah kiri dan kanannya. Tentukan titik-titik batas tersebut sesuai dengan skala yang telah ditentukan.
  • 11. 5. Tentukan letak titik-titik sij = 0 dan sumbu t, serta sij terkecil dan sij terbesar bila belum terlukis pada sumbu sij . 6. Bagi dua jarak antara tegangan terkecil dan tegangan terbesar sehingga diperoleh pusat lingkaran, P. 7. Tentukan letak titik A pada koordinat (sij terbesar , txy ). 8. Lukis lingkaran Mohr dengan pusat P dan jari-jari PA. 9. Tarik garis dari A melalui P sehingga memotong lingkaran Mohr di B. Maka titik B akan terletak pada koordinat (sij terkecil , txy ). Garis AB menunjukkan sumbu asli, q = 0, elemen tersebut. Contoh 1.1: Sebuah elemen dari bagian konstruksi yang dibebani, menerima tegangan tarik pada arah sumbu x sebesar 280 MPa, tegangan tekan pada arah sumbu y sebesar 40 MPa serta tegangan geser pada bidang tersebut sebesar 120 MPa.
  • 12. Diminta: a. Lukisan lingkaran Mohr. b. Besar rotasi mengelilingi sumbu z untuk mendapatkan tegangan geser maksimum, menurut lingkaran Mohr. Periksa hasil tersebut dari persamaan (1.10). c. Besar tegangan geser maksimum menurut lingkaran Mohr. Periksa hasil tersebut dengan rumus (1.11) dan hasil yang didapat pada b. di atas. d. Besar perputaran mengelilingi sumbu z untuk mendapatkan tegangan geser bernilai nol, menurut lingkaran Mohr. Periksa hasil ini dengan persamaan (1.8). e. Besar tegangan-tegangan utama menurut lingkaran Mohr. Periksa hasil tersebut dengan persamaan-persamaan (1.9) dan dari hasil pada pada d. di atas.
  • 13. Penyelesaian: a. Lingkaran Mohr: 1) Buat sumbu sij , horisontal. 2) Tegangan normal terkecil, syy = -40 MPa, negatif, sehingga digunakan sebagai titik di dekat batas kiri. 3) Tegangan normal terbesar sxx = 280 MPa, positif, sehingga digunakan sebagai titik di dekat batas kanan. 4) Diambil skala 1cm = 40 MPa. Kemudian ditentukan titik syy = - 40 MPa di sebelah kiri, dan sxx = 280 MPa di sebelah kanan yang berjarak (sxx + syy) dari titik syy di sebelah kiri. 5) Lukis sumbu t yang berjarak 40 MPa di sebelah kanan titik syy . 6) Dengan membagi dua sama panjang jarak syy ke sxx akan didapat titik P. 7) Menentukan letak titik A pada koordinat (sxx , txy ) = (280,120). 8) Dengan mengambil titik pusat di P dan jari-jari sepanjang PA, lingkaran Mohr dapat dilukis. 9) Dengan menarik garis dari A lewat P yang memotong lingkaran Mohr di B, akan didapat kedudukan titik (syy , txy ) = (-40,120).
  • 14. Gambar 1.8. Lingkaran Mohr untuk Tegangan Bidang b. Besar rotasi mengellilingi sumbu z menurut lingkaran Mohr, dengan mengukur, didapat qmax = 0,5 x 2 qmax = 0,5 x (-53o) = 26o 30’. Sedangkan menurut persamaan (1.10) didapat tan 2qmax = - (280 + 40) / (2 x 120) = - 4/3 2qmax = - 53o 08’ atau qmax = - 26o 34’
  • 15. c. Besar tegangan geser maksimum menurut lingkaran Mohr tmax = 5 x 40 MPa = 200 MPa. Sedangkan menurut persamaan (1.11) akan didapat d. Besar rotasi mengellilingi sumbu z menurut lingkaran Mohr, dengan mengukur, didapat qp = 0,5 x 2qp = 0,5 x 37o = 18o 30’. Sedangkan menurut persamaan (1.10) didapat tan 2qp = (2 x 120) / (280 + 40) = 3/4 2qp = - 36o 52’ atau qmax = - 18o 26’ e. Besar tegangan-tegangan utama menurut lingkaran Mohr s1 = 8 x 40 MPa = 320 MPa. s2 = -2 x 40 MPa = -80 MPa. Sedangkan menurut persamaan (1.11) akan didapat ( ) ( ) 1 2 2 2 2 2 280 40 2 1 2 280 40 120 320 280 40 2 1 2 280 40 120 80 s s = - + + + = = - - + + = - MPa MPa ( )maxt = ± + + = 1 2 280 40 120 200 2 2 MPa
  • 16. Lingkaran Mohr untuk Regangan Bidang Pada persamaan (1.7a), bila suku dipindahkan ke ruas kiri dan kemudian kedua ruasnya dikuadratkan, maka akan didapat ………(1.16a) Sedangkan pada persamaan (1.7c), bila dikuadratkan akan didapat ………(1.16b) Penjumlahan persamaan-persamaan (1.16a) dan (1.16b) menghasilkan xx yye e+ 2 ( ) 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2x x xx yy xx yy xy xx yy xy ' ' cos sin sin cose e e e e q g q e e g q q- +æ è ç ö ø ÷ = -æ è ç ö ø ÷ + æ è ç ö ø ÷ + - æ è ç ö ø ÷ ( ) 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 x y xy xx yy xx yy x y' ' ' ' cos sin sin cos g g q e e q e e g q q æ è ç ç ö ø ÷ ÷ = æ è ç ç ö ø ÷ ÷ + -æ è ç ö ø ÷ - -
  • 17. (1.17) Persamaan (1.17) merupakan persamaan lingkaran pada bidang yang pusatnya di dengan jari-jari Lingkaran tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.9 di bawah ini, yang dilukis dengan prosedur sebagaimana melukis lingkaran Mohr untuk tegangan dengan mengganti sxx , syy dan txy berturut-turut menjadi exx , eyy dan gxy / 2. Penerapannya, lihat Contoh 1.2 pada halaman 21. 2 2 2 2 2 2 2 2x x xx yy x y xx yy x y ' ' ' ' ' ' e e e e e e e - +æ è ç ö ø ÷ + æ è ç ö ø ÷ = -æ è ç ö ø ÷ + æ è ç ö ø ÷ e g 2 xx yye e-æ è ç ö ø ÷ 2 0, 2 2 2 2 xx yy xye e g-æ è ç ö ø ÷ + æ è ç ö ø ÷ 1.7. Hubungan Antara Tegangan Dengan Regangan Untuk deformasi normal, geser maupun gabungan keduanya, hubungan antara tegangan dan regangan untuk bahan-bahan isotropis pada pembebanan dalam batas proporsional diberikan oleh hukum Hooke. Jadi hukum Hooke tidak berlaku untuk pembebanan di luar batas proporsional. Hukum Hooke diturunkan dengan berdasarkan pada analisis tentang energi regangan spesifik.
  • 18. Apabila besar tegangan-tegangannya yang diketahui, maka hukum Hooke untuk persoalan-persoalan tiga dimensi, hubungan antara tegangan normal dengan regangan normal dapat dituliskan secara matematis sebagai berikut: (1.18) Dengan E dan v berturut-turut adalah modulus alastis atau modulus Young dan angka perbandingan Poisson. Sedangkan pada deformasi geser untuk G adalah modulus geser , hubungannya adalah: (1.19) ( ) ( ) ( ) xx xx yy zz yy yy xx zz zz zz xx yy E E E e s ns ns e s ns ns e s ns ns = - - = - - = - - 1 1 1 ( ) ( ) ( ) xy xy xy xy xz xz xz xz yz yz yz yz G E G E G E e g t n t e g t n t e g t n t = = = + = = = + = = = + 2 2 1 2 2 1 2 2 1
  • 19. Sedangkan untuk mencari tegangan normal yang terjadi bila regangan normal dan sifat-sifat mekanis bahannya diketahui, digunakan persamaan-persamaan: (1.20) Selanjutnya untuk deformasi geser, bentuk hukum Hooke adalah: (1.21) ( )( ) ( ) ( ){ } ( )( ) ( ) ( ){ } ( )( ) ( ) ( ){ } xx xx yy zz yy yy xx zz zz zz xx yy E E E s n n n e n e e s n n n e n e e s n n n e n e e = + - - + + = + - - + + = + - - + + 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 ( ) ( ) ( ) xy xy xy xy xz xz xz xz yz yz yz yz E E G E E G E E G t n e n g g t n e n g g t n e n g g = + = + = = + = + = = + = + = 1 2 1 1 2 1 1 2 1
  • 20. Persamaan-persamaan (1.18) sampai dengan (1.21) dapat juga diberlakukan untuk persoalan-persoalan dua dan satu dimensi, yakni dengan memasukkan harga nol untuk besaran-besaran di luar dimensi yang dimaksud. Contoh 2: Pembebanan seperti pada Contoh 1, untuk bahan dengan sifat-sifat mekanis: modulus Young, E = 200 GPa dan angka perbanding-an Poisson, n = 0,29. Modulus geser ditentukan dengan, G = E / 2(1 + n). Diminta: a. Hitunglah regangan-regangan yang terjadi. b. Lukisan lingkaran Mohr untuk regangan yang terjadi. c. Besar rotasi mengelilingi sumbu z untuk mendapatkan regangan geser maksimum, menurut lingkaran Mohr. Periksa hasil tersebut dari persamaan (1.10). d. Besar regangan geser maksimum menurut lingkaran Mohr. Periksa hasil tersebut dengan rumus (1.11) dan hasil yang didapat pada b. di atas.
  • 21. e. Besar perputaran mengelilingi sumbu z untuk mendapatkan regangan geser bernilai nol, menurut lingkaran Mohr. Periksa hasil ini dengan persamaan (1.8). f. Besar regangan-regangan utama menurut lingkaran Mohr. Periksa hasil tersebut dengan persamaan- persamaan (1.9) dan dari hasil pada pada d. di atas. Penyelesaian: a) Dari persamaan (1.18) dan (1.19) akan didapat: b. Lingkaran Mohr: 1) Buat sumbu eij horisontal. 2) Regangan normal terkecil, eyy = -606me, sehingga merupakan titik di dekat batas kiri. ( ) ( ) xx yy e me e me = = + - = = - - - = - = - 1 200000 280 0,29.40 0,29.0 0,001458 1458 1 200000 40 0,29.280 0,29.0 0,000606 606 ( ) xy atau xy xye g me g me= = + = = = 2 1 0,29 120 200000 0,000774 774 1548 .
  • 22. 3) Regangan normal terbesar exx = 1458me, sehingga merupakan titik di dekat batas kanan. 4) Diambil skala 1cm = 250me. Kemudian ditentukan titik eyy = -606me di sebelah kiri, exx = 1458me di sebelah kanan dan berjarak (exx + eyy) dari titik eyy di sebelah kiri. 5) Lukis sumbu t yang berjarak 606me di sebelah kanan titik eyy . 6) Dengan membagi dua sama panjang jarak eyy ke exx akan didapat titik P. 7) Menentukan letak titik A pada koordinat (exx , exy ) = (1458,774). 8) Dengan mengambil titik pusat di P dan jari-jari sepanjang PA, lingkaran Mohr dapat di-lukis. 9) Dengan menarik garis dari A lewat P yang memotong lingkaran Mohr di B, akan di dapat kedudukan titik (eyy , exy ) = (-606,-774).
  • 23.
  • 24. c. Besar rotasi mengelilingi sumbu z menurut lingkaran Mohr, dengan mengukur, didapat qmax = 0,5 x 2 qmax = 0,5 x (-53o) = 26o 30’. Sedangkan menurut persamaan (1.10) didapat tan 2qmax = - (1458 + 606) / (2 x 774) = - 4/3 2qmax = - 53o 08’ atau qmax = - 26o 34’ d. Besar regangan geser maksimum menurut lingkaran Mohr exy-max = 5,2 x 250me = 1300me. Sedangkan menurut persamaan (1.11) akan didapat e. Besar rotasi mengellilingi sumbu z menurut lingkaran Mohr, dengan mengukur, didapat qp = 0,5 x 2qp = 0,5 x 37o = 18o 30’. Sedangkan menurut persamaan (1.10) didapat tan 2qp = (2 x 120) / (280 + 40) = 3/4 2qp = - 36o 52’ atau qmax = - 18o 26’ max max ( g e me 2 1 2 21458 606) 21548 1290= =- ± + + = ±xy
  • 25. f. Besar regangan-regangan dasar menurut lingkaran Mohr e1 = 6,9 x 250me = 1725me. e2 = -3,5 x 250me = -875me Sedangkan menurut persamaan (1.11) akan didapat ( ) ( ) 1 2 1458 606 2 1 2 21458 606 21548 1716 1458 606 2 1 2 21458 606 21548 864 e me e me = = - + + + = - - + + = -