3. LANSIA?
MENURUT ORGANISASI KESEHATAN DUNIA
LANJUT USIA MELIPUTI:
- USIA PERTENGAHAN (MIDDLE AGE), IALAH
KELOMPOK USIA 45 SAMPAI 59 TAHUN.
- LANJUT USIA (ELDERLY) = ANTARA 60 DAN 74
TAHUN
- LANJUT USIA TUA (OLD) = ANTARA 75 DAN 90
TAHUN
- USIA SANGAT TUA (VERY OLD) = DIATAS 90
TAHUN
4. LANJUTAN
DEPKES RI (2005) MENJELASKAN
BAHWA BATASAN LANSIA DIBAGI
MENJADI TIGA KATAGORI, YAITU:
1) USIA LANJUT PRESENILIS YAITU
ANTARA USIA 45-59 TAHUN,
2) USIA LANJUT YAITU USIA 60 TAHUN
KE ATAS,
3) USIA LANJUT BERESIKO YAITU USIA
70 TAHUN KE ATAS ATAU USIA 60
TAHUN KE ATAS DENGAN MASALAH
KESEHATAN.
UU NO 13/1998
KESEJAHTERAAN LANSIA : >
60 TAHUN
5.
6.
7. 10 PENYAKIT TERBANYAK PADA LANSIA
NO JENISPENYAKIT PREVALENSI MENURUT KELOMPOK UMUR(%)
55-64 TAHUN 65-74 TAHUN 75+ TAHUN
1 HIPERTENSI 45,9 57,6 63,8
2 ARTITIS 45,0 51,9 54,8
3 STROKE 33,0 46,1 67,0
4 PPOK 5,6 8,6 9,4
5 DM 5,5 4,8 3,5
6 KANKER 3,2 3,9 5,0
7 PJK 2,8 3,6 3,2
8 BATU GINJAL 1,3 1,2 1,1
9 GAGAL JANTUNG 0,7 0,9 1,1
10 GAGAL GINJAL 0,5 0,5 0,6
8. PENYAKIT PENYEBAB KEMATIAN PADA LANSIA
NO PENYEBAB
KEMATIAN 55-64 TH 65 TH +
1 STROKE 22,1 STROKE
24,6
2 ISCHAEMIC HEART DIS. 12,7 ISCHAEMIC HEART DIS.
12
3 DIABETES MELLITUS 9,6 CHRONIC LOWER RESPIRATORY
DISEASES
8,3
4 TUBERCULOSIS 7,4 OTHER HEART DISEASES
6,3
9. PERUBAHAN FISIK LANSIA
• KARDIOVASKULAR
• SISTEM PERN AFASAN
• INTEGUMEN
• GASTROINTESTINAL
• REPRODUKSI
• GENITOURINARIA
• SISTEM SARAF
• SISTEM SENSORIK
PSIKOLOGIS, SOSIAL, SPIRITUAL
10. MASALAH KESEHATAN PADA LANSIA
1. DELIRIUM
2. PENURUNAN
KAPASITAS
FUNGSIONAL
3. DEPRESI
4. BED REST
5. RESTRAINTS
6. DEKUBITUS
7. POLIFARMASI
8. JATUH
9. INFEKSI
10. MALNUTRISI
11. DEHIDRASI
12. KONSTIPASI
13. INKONTINENSIA
URINE
PENELITIAN DI FK UNDIP DI UNIT GERIATRIK : RATA-RATA
PASIEN YANG DIRAWAT MEMPUNYAI 7.2 MASALAH
11. SIFAT PENYAKIT LANSIA YANG BERBEDA DENGAN
PENYAKIT PADA ORANG DEWASA :
• MULTIPATOGENIK, MENGENAI MULTI ORGAN BERSIFAT
DEGENERATIF DAN SALING TERKAIT
• KRONIK DAN CENDERUNG MENYEBABKAN KECACATAN
• MENGANDUNG KOMPONEN PSIKOLOGIK DAN SOSIAL
• SENSITIF TERHADAP PENYAKIT AKUT
• MULTIPLE ETIOLOGI
• PENURUNAN KAPASITAS HOMEOSTASIS
DIPERLUKAN PELAYANAN KHUSUS
BAGI LANSIA
12. Biro Pusat Statistik : 1980 6,6 juta jiwa
2000 22,2 juta jiwa
2025 prediksi 30,1
jiwa URUTAN KE 4
DUNIA
38% bahkan lebih pasien dewasa yang dirawat
di rumah sakit adalah usis lanjut
Pelayanan kesehatan belum berfokus pada usia
lanjut, termasuk di rumah sakit (oleh berbagi
sebab) Tidak mandapat pelayanan
sesuai kebutuhan
Adanya penurunan fisiologis sistem tubuh
menurunya kapasitas fungsional
13. KONDISI PARA LANSIA DI INDONESIA
• SECARA UMUM DAPAT DIKATAGORIKAN BELUM SEJAHTERA
• KUALITAS HIDUP MASIH RENDAH AKIBAT SISA-SISA MASA
PENJAJAHAN TERGANTUNG PADA ANAK ATAU KELUARGA
• PENDIDIKAN MASIH RENDAH SOSEK RENDAH
RENDAHNYA STATUS KESEHATAN
RENDAHNYA KEMANDIRIAN
USILA LEBIH BANYAK
PEREMPUAN
MASALAH KESEHATAN
BERKAITAN DENGAN
MASALAH KESEHATAN PADA
PEREMPUAN
14. SIFAT PENYAKIT LANSIA YANG BERBEDA DENGAN
PENYAKIT PADA ORANG DEWASA :
• MULTIPATOGENIK, MENGENAI MULTI ORGAN BERSIFAT
DEGENERATIF DAN SALING TERKAIT
• KRONIK DAN CENDERUNG MENYEBABKAN KECACATAN
• MENGANDUNG KOMPONEN PSIKOLOGIK DAN SOSIAL
• SENSITIF TERHADAP PENYAKIT AKUT
• MULTIPLE ETIOLOGI
• GEJALA TIDAK KHAS
• PENURUNAN KAPASITAS HOMEOSTASIS
DIPERLUKAN PELAYANAN KESEHATAN
KHUSUS BAGI USILA
17. INTERVENSI
Intervensi Keperawatan
• Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan yang telah
ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien.
• Tujuan tindakan keperawatan lansia diarahkan untuk membantu lansia berfungsi seoptimal
mungkin sesuaidengan kemampuan dan kondisi Mk. psikologis, dan sosial dengan tidak
bergantung pada orang lain, sehingga dapat memenuhi kebutuhan dasar lansia.
• kebutuhan dasar Iansia:
1.Pemenuhan kebutuhan nutrisi.
2.Meningkatkan keamanan dan keselamatan.
3. Memelihara kebersihan diri.
4.Memelihara keseimbangan istirahat/tidur.
5.Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi efektif
18. ASUHAN KEPERAWATAN
LANSIA
Intervensi Keperawatan (pemenuhan nutrisi lansia)
Peran pemenuhan gizi pada lansia untuk mempertahankan kesehatan, kebugaran, dan
menghambat timbulnya penyakit degeneratif, sebingga menjamin han tua tetap
sehat dan aktif.
Penyebab yang sering dihadapi lansia adalah penurunan indra penciuman dan
pengecapan, pengunyahan kurang sempurna, rasa kurang nyaman saat makan
karena gigi kurang lengkap, rasa penuh di perut, dan sulit buang air besar karena
melemahnya otot Iambung dan usus, sehingga nafsu makan berkurang.
Masalah gizi yang sering timbul pada lansia di antaranya gizi berlebih, gizi kurang,
kekurangan vitamin, atau sebaliknya kelebihan vitamin.
Kebutuhan nutrisi pada lansia: Kalori, Karbohidrat, Lemak, Protein,Vitamin, mineral, dan
air
19. ASUHAN KEPERAWATAN
LANSIA
Meningkatkan Keselamatan dan Keamanan pada
Lansia
Berikut ini adalah hal-hal yang harus dilakukan dalam rangka
meningkatkan keselamatan dan keamanan pada lansia
1. Penyebab Kecelakaan Kecelakaan
2. Lingkungan
3. Kebersihan Diri
4. Pemenuhan Kebutuhan Istirahat danTidur
5. Meningkatkan Hubungan Personal dan Komunikasi
21. ASKEP KELUARGA
DENGAN LANSIA
Tujuan
• Agar lansia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dengan
peningkatan kesehatan. pencegahan penyakit. dan pemeliharaan kesehatan,
sehingga ia memiliki ketenangan hidup dan letap produktif sampai akhir hayat.
Fokus Asuhan Keperawatan Lansia
•
bagaimana mengatasi gangguan kesehatan yang umum pada lansia.
Intervensi keperawatan untuk mengatasi gangguan kesehatan sebagai akibat
mekanisme adaptasi yang tidak efektif. Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan proses keperawatan (bio, psiko, sosial, dan spritual).
22. ASKEP KELUARGA
DENGAN LANSIA
Peran Keluarga dalam meraawat lansia:
1. Menjaga dan merawat kondisi fisik anggota keluarga yang
berusia lanjut agar tetap dalam keadaan optimal atau
produktif.
2. Mempertahankan dan meningkatkan status mental lansia.
3. Mengantisipasi adanya perubahan sosial dan ekonomi pada
lansia.
4. Memotivasi dan memfasilitasi lansia untuk memenuhi
kebutuhan spiritual, sehingga ketakwaan lansia kepada Tuhan
Yang Maha Esa meningkat.
23. ASKEP KELUARGA
DENGAN LANSIA
Tugas perkembangan keluarga dengan lansia
1.Mengenal masalah kesehatan lansia.
2.Mengambil keputusan yangtepat untuk mengatasi
masalah kesehatan lansia.
3.Merawat anggota keluarga lansia.
4.Memodifikasi lingkungan fisik dan psikologis sehingga
lansia dapat beradaptasi terhadap proses penuaan.
5.Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan dan sosial
dengan tepat sesuai dengan kebutuhan lansia.
24. ASKEP KELUARGA DENGAN LANSIA
Alasan lansia perlu dirawat di lingkungan keluarga
• Keluarga merupakan unit pelayanan keperawatan dasar
• Tempat tinggal bersama keluarga merupakan lingkungan yang alamiah dan damai
bagi lansia
• Kesejahteraan dan kemampuan keluarga untuk menentukan pilihan merupakan
prinsip-prinsip untuk mengarah kepada pengambilan keputusan
•
•
25. ASKEP KELUARGA DENGAN LANSIA
ALASAN LANSIA PERLU DIRAWAT DI LINGKUNGAN
KELUARGA (CONT)
• Pelayanan kesehatan sekunder dan tersier dilakukan apabila perawatan kesehatan
dilakukan oleh keluarga dengan bimbingan tenaga kesehatan
• Proses keperawatan dapat memfasilitasi pengambilan keputusan yang terkait dengan
kesehatan
• Kontrak keluarga dan perawat dalam pelayanan keperawatan merupakan cara yang efektif
untuk mencapai tujuan
• Konseling dan pendidikan kesehatan merupakan cara untuk mengarahkan interaksi
keluarga dan perawat
• Pelayanan keperawatan yang dilakukan di rumah oleh keluarga atau lansia, dengan perawat
ahli pemberi pelayanan, konselor, pendidik, pengelola, fasilitator, dan koordinator pelayanan
kepada lansia
26. ASKEP KELUARGA DENGAN LANSIA
•
Langkah-langkah perawatan keluarga dengan lansia:
• Mengadakan hubungan kerja sama yang baik dengan keluarga.
• Melaksanakan pengkajian tahap pertama dalam menentukan masalah kesehatan
Menggolongkan masalah kesehatan dalam ancaman kesehatan, tidak sehat/kurang sehat, dan keadaan krisis yang
dapat diketahui
• Menentukan sifat dan luasnya kesanggupan keluarga untuk melaksanakan tugas-tugas kesehatan terhadap
masalah kesehatan yang ada pada poin 3 di atas, kemudian merumuskan diagnosis keperawatan keluarga yang
tepat
•
Cara menentukan prioritas masalah kesehatan dari daftar masalah kesehatan:
• Mempertimbangkan sifat masalah
• Menilai kemungkinan untuk mengubah masalah
• Menilai potensi-potensi yang dapat ddilakukan untuk menghindari masalah
• Menilai persepsi keluarga terhadap sifat maslah (dalam hal berat dan mendesaknya) sehingga memerlukan tindakan segera
27. ASKEP KELUARGA DENGAN LANSIA
Langkah-langkah perawatan keluarga dengan lansia (cont)
• Menyusun masalah sesuai dengan prioritas
• Menentuan masalah mana yang harus dilaksanakan sesuai dengan prioritas
• Menetapkan tujuan yang nyata dan dapat diukur bersama dengan keluarga
• Merencanakan pendekatan, tindakan, kriteria, dan standar untuk evaluasi
• Mengimplementasikan rencana keperawatan
• Mengevaluasi keberhasilan dari aspek-aspek rencana perawatan yang telah dilaksanakan
• Meninjau kembali masalah perawatan dan membuat rumusan baru mengenai sasaran
sesuai dengan hasil evaluasi
28. ASKEP KELUARGA
DENGAN LANSIA
Masalah kesehatan yang dapat muncul
• Ancaman kesehatan: risiko terjadinya cedera atau bahaya fisik, risiko terjadinya
kekuranga atau kelebihan nutrisi
• Keadaan kurang sehat/tidak sehat. Lansia dalam keluarga ang mengalami penyakit
DM, hipertensi, arthritis, penyakit jantung, kanker, penyakit ginjal, penyakit paru
obstruksi menahun, penyakit kulit, kasus fraktur atau luka, lansia dengan menarik diri
atau isolasi sosial, kasus depresi,dan koping yang tidak efektif
• Krisis, lansia yang memasuki masa pensiun atau kehilangan pekerjaan,kesepian
karena ditinggal pasangan hidup (suami atau istri), dan kesepian karena anak sudah
berkeluarga
30. Kelompok khusus merupakan sekelompok masyarakat atau
individu yang karena keadaan fisik, mental, sosial budaya, dan
ekonominya perlu mendapat bantuan, bimbingan, pelayanan
kesehatan, serta asuhankeperawatan karena ketidakmampuan
dan ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan
terhadap dirinya.
31. PERAWATAN KELOMPOK
KHUSUS
Merupakan suatu upaya di bidang keperawatan masyarakat yang ditujukan
kepada sekelompok individu yangmempunyai kesamaan jenis kelamin,
usia, permasalahan keshatan, dan rawan terhadap maslah kesehatan.
Dilaksanakan secara terorganisasi dengan tujuan untuk meningkatkan
kemampuan kelompok dan derajat kesehatannya.
Perawatan ini lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif dengan
tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif yang ditujukan kepada
mereka yang tinggal di panti serta kepada kelompok-kelompok yang ada
di masyarakat yang dierikan oleh tenaga keperawatan dengan
pendekatan pemecahan masalah melalui proses keperawatan.
32. TUJUAN UMUM
Meningkatkan
kemampuan
dan derajat
kesehatan
Memandirikan,
tidak bergantung
pada pihak lain
• Agar kelompok khusus mampu:
• Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan kelompok khusus
• Menyusun perencanaan asuhan keperawatan
• Mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan berdasarkan rencana yang
dibentuk
• Meningkatkan kemampuan kelompok khusus dalam memelihara ksehatan
mereka sendiri
• Mengurangi ketergantungan kelompok husus dari pihak lain dalam
pemeliharaan dan perawatan diri sendiri
• Meningkatkan produktifitas kelompok khusus, meningkatkan kemampuan diri
mereka sendiri
TUJUAN KHUSUS
TU JU A N
33. SASARAN
•
Pelayanan kelompok khusus yang ada di
masyarakat yang telah diorganisasikan secara baik atau
melalui posyandu, atau kelompok-kelompok khusus
dengan ciri khas tertentu
Institusi penyelenggara pelayanan kelompok khusus
34. RU A N G LIN G K U P K EG IATA N
• Pelayanan kesehatan dan keperawatan
• Penyuluhan kesehatan
• Bimbingan dan pemecahan masalah terhadap anggota kelompok, kader kesehatan, dan
petugas panti
• Penemuan kasus secara dini
• Melakukan rujukan medis dan kesehatan
• Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan masyarakat, kader, dan petugas panti atau
pusat-pusat rehabilitasi kelompok khusus
• Alih teknologi dalam bidang kesehatan serta keperawatan kepada petugas panti dan
kader kesehatan
35. PRIN SIP D A SA R PERA W ATA N K EL O M PO K K H U SU S
• Meningkatkan kemampuan dan kemandirian kelompok khusus dalam meingkatkan
kesehatan mereka sendiri
• Menekankan upaya preventif dan promotif, tidak melupakan upaya kuratif dan
rehabilitatif
• Pendekatan menyeluruh menggunakan proses keperawatan secara konsisten dan
berkesinambungan
• Melibatkan peran serta aktif petugas panti, kader kesehatan, dan kelompok sebagai
subjek maupun objek pelayanan
• Dilakuan di institusi pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan kelompok
khusus di masyarakat terhadap kelompok khusus yang mempunyai masalah yang sama
• Ditekankan kepada pembinaan perilaku penghuni panti, petugas panti, lingkungan panti
bagi yang di institusi, dan masyarakat yang memppunyai masalaha yang sama ke arah
37. TA H A P PERSIAPAN
Mengidentifikasi jumlah kelompok khusus yang ada di masyarakat dan jumlah
•
panti atau pusat-pusat rehabilitasi yang ada di suatu wilayah binaan
• Mengadakan pendekatan sebagai proses penjajakan awal pembinaan kelompok
khusus kepada institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap
kelompok khusus dan kelompok khusus yang ada di masyarakat
• Identifikasi masalah kelompok khusus melalui pengumpulan data
• Menganalisis data kelompok khusus di masyarakat dan di institusi
• Merumuskan masalah, prioritas masalah kesehatan, serta keperawatan
kelompok khusus
• Memulainya dari tahap identifikasi masalah, analisis data, perumusan masalah,
dan prioritas masalah kesehatan/keperawatan kelompok khusus yang melibatkan
38. TA H A P P E R E N C A N A A N
• BERSAMA PETUGAS PANTI (BAGI YANG DI INSTITUSI) DAN KADER KESEHATAN (YANG DI
MASYARAKAT), MENYANGKUT JADWAL KEGIATAN (TUJUAN, SASARAN, JENIS PELAYANAN,
BIAYA,KRITERIA HASIL); JADWAL KUNJUNGAN;DAN TENAGA PELAKSANA PENGORGANISASIAN
• KEGIATAN;DLL
•
Menyusun perencanaan penanggungan masalah kesehatan/keperawatan
TA H A P PELA K SA N A A N
Pelaksanaan didasarkan atas rencana kerja yang telah disepakati bersama
disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Dapat berupa pendidikan, pelatihan
kader, dan petugas panti, pelayanan kesehatan, keperawatan, penyuluhan
kesehatan, imunisasi, penemuan kasus dini, rujukan, pencatatan, dan pelaporan
kegiatan
39. TA H A P PENILAIAN
• Penilaian keberhasilan kegiatan didasarkan atas kriteria yang telah
disusun.Penilaian dapat dilakukan selama kegiatan berlangsung dan
setelah kegiatan dilaksanakan secara keseluruhan.Setelah itu akan dinilai
apakah itu penilaian terhadap program jangka pendek, menengah, atau
jangka panjang
40. PROSES KE PE R AWATAN K E LO M P OK KHUSUS
1. Pengkajian
2. Analisis data
3. Perumusan masalah dan prioritas masalah
4. Diagnosis keperawatan
kelompok 5. Perencanaan asuhan
keperawatan 6. Pelaksanaan
7. Evaluasi atau penilaian
41. PERTIMBANGAN PERUMUSAN
MASALAH
• Sifat masalah yang dihadapi kelompok
• Tingkat bahaya yang mengancam kelopok
• Kemungkinan masalah untuk dapat diatasi
• Berat ringannya masalah yang dihadapi kekompok
• Sumber daya yang tersedia dalam kelompok
42. DIAGNOSIS KEPERAWATAN K E L O M P O K
• Masalah kesehatan yang dijumpai pada kelompok
dengan mempertimbangkan faktor risiko dan
potensial terjadinya masalah/penyakit
• Kemampuan kelompok dalam memecahkan
Dukungan yang ada
43. PERTIMBANGAN
PERENCANAAN ASKEP
• Keterlibatan pengurus dan anggota kelompok
dalam menyusun perencanaan keperawatan
• Keterpaduan dengan pelayanan kesehatan lainnya,
baik tenaga, biaya,sarana, maupun waktu
• Kerja sama lintas program dan lintas sektoral,
sehingga program pelayanan yang diberikan
bersifat menyeluruh
44. PELAK SAN AAN
• Tindakan keperawatan dapat dilaksanakan oleh tenaga keperawatan, petugas/pengurus
panti atau kader kesehatan sesuai dengan kewenangan yang diberikan
• Dilakukan dalam rangka alih teknologi dan keterampilan keperawatan
• Di institusi lebih ditekankan kepada penghuni panti, penelola/pengurus panti, dan
lingkungan panti
• Di masyarakat lebih ditekankan kepada anggota kelompok, kader kesehatan, pengurus
kelompok, dan keluarga
• Bila ada masalah yang tak tertanggulangi dilakukan rujukan medis dan rujukan
kesehatan
• Adanya keterpaduan pelayanan dengan sektor lain
• Dicatat dalam catatan keperawatan yang telah ditetapkan