SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
MASALAH KESEHATAN
LANSIA
PENGERTIAN
Kesehatan Jiwa mrpk :
1. WHO
 Kesehatan jiwa bukan hanya tidak ada gangguan jiwa, melainkan
mengandung berbagai karakteristik yang positif yang
menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang
mencerminkan kedewasaan kepribadiannya.
2. UU Kesehatan Jiwa No 3 tahun 1996
 Kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual,
emosional secara optimal dari seseorang dan perkembangan ini
berjalan selaras dengan orang lain
3. Stuart & Laraia
 Indikator sehat jiwa meliputi sifat yang positif terhadap
diri sendiri, tumbuh, berkembang, memiliki aktualisasi
diri, keutuhan, kebebasan diri, memiliki persepsi sesuai
kenyataan dan kecakapan dalam beradaptasi dengan
lingkungan
4. Rosdahl
 Kondisi jiwa seseorang yang terus tumbuh berkembang
dan mempertahankan keselarasan, dalam pengendalian
diri serta terbebas dari stress yang serius.
Kriteria Sehat Jiwa,antara lain:
1. WHO, mengemukakan bahwa kriteria sehat jiwa terdiri dari:
a. Sikap positif terhadap diri sendiri
hal ini dapat dipercayai jika melihat diri sendiri secara utuh/total
b. Tumbuh dan berkembang baik fisik dan psikologis dan puncaknya
adalah aktualisasi diri
c. Integrasi
Harus mempunyai satu kesatuan yang utuh.
d. Otonomi
orang dewasa harus mengambil keputusan untuk diri sendiri dan
menerima masukan dari orang lain dengan keputusan sendiri.
e. Persepsi sesuai dengan kenyataan
Stressor sering dimulai secara tidak akurat.
Menurut Marie Yahoda ciri – ciri sehat jiwa sbb:
1. Bersikap positif terhadap diri sendiri
2. Mampu tumbuh, berkembang dan mencapai aktualisasi diri
3. Mampu mengatasi stress atau perubahan pada dirinya
4. Bertanggung jawab terhadap keputusan dan tindakan yang
diambil
5. Mempunyai persepsi yang realistik dan menghargai
perasaan serta sikap orang lain
6. Mampu menyesuaikan diri dengan
Defi
nisi
Lanjut Usia ( Lansia ) adalah proses menua termasuk biologis,
psikologis, dan sosial dengan batasan umur sebagai berikut :
1.Dewasa menjelang Lansia ( 45 – 54 tahun ).
2.Lanjut Usia ( 55 – 64 tahun ).
3.Lansia dengan resiko tinggi ( > 65 tahun ).
WHO membagi Lansia MENJADI 3 kategori sebagai berikut :
1.Usia lanjut : 60 – 74 tahun.
2.Usia Tua : 75 – 89 tahun.
3.Usia sangat lanjut : > 90 tahun
Tugas perkembangan lansia adalah sebagai berikut :
1.Menyesuaikan diri terhadap ketahanan dan kesehatan yang
berkurang.
2.Menyesuaikan diri terhadap masa pensiun dan berkurangnya
pendapatan.
3.Menyesuaikan diri terhadap kemungkinan ditinggalkan
pasangan hidup.
4.Mempertahankan kehidupan yang memuaskan dan mencari
makna hidup.
5.Menjaga hubungan baik dengan anak.
6.Membina hubungan dengan teman sebaya dan berperan serta
dalam organisasi sosial.
Pemeriksaan status mental pada
lansia
Pemeriksaan status mental pada lansia adalah sebagai berikut :
1.Penilaian fungsi : pengkajian dari aktivitas sehari – hari ( makan,
kebutuhan toilet, berpakaian )
2.Mood, perasaan, dan afek : perasaan kesepian, tidak berdaya, tidak
berguna, putus asa dan ide bunuh diri. Afek datar, tumpul, dan dangkal
sangat mencolok dengan adanya mood depresi dan kecemasan.
3.Gangguan persepsi : halusinasi dan ilusi ( terjadi gangguan orientasi
realitas ).
4.Proses pikir : flight of idea, asosiasi longgar dan sirkumstansial.
5.Daya ingat : jangka panjang dan menengah.
6.Kaji riwayat keluarga : masalah yang ada dalam keluarga dan
komunikasi dalam keluarga.
7.Kaji interpersonal klien : tipe orang dan permasalahan yang dihadapi.
8.Kaji riwayat tidak menyenangkan masa lalu.
Jenis-jenis gangguan jiwa pada lanjut usia
1. Skizofrenia
Gangguan jiwa skizofrenia merupakan gangguan
jiwa yang berat dan gawat yang dapat dialami
manusia sejak muda dan dapat berlanjut menjadi
kronis dan lebih gawat. Ditandai oleh gangguan
pada alam pikiran sehingga klien memiliki pikiran
yang kacau, Terjadi juga gangguan perilaku, yang
disertai halusinasi, waham dan gangguan
kemampuan dalam menilai realita, sehingga
penderita menjadi tak tahu waktu, tempat maupun
orang.
2. Gangguan Jiwa Afektif
Gangguan jiwa afektif adalah gangguan
jiwa yang ditandai dengan adanya gangguan
emosi (afektif) sehingga keada
n
segala perilaku diwarnai oleh
ketergangguan emosi. Gangguan
afektif ini antara lain :
a.Gangguan afektif tipe depresi b.Gangguan
afektif tipe manik
3. Gangguan neurosis dialami sekitar 10-20%
kelompok lanjut usia (lansia). Sering sukar untuk
mengenali gangguan ini pada lanjut usia (lansia)
karena disangka sebagai gejala ketuaan.
4. Delirium
Delirium merupakan sindrom otak organic yang di
tandai dengan fluktasi kesadaraan, apatis,
somnolen, spoor, koma, sensitive, gangguan
proses berfikir.
5. Psikosa pada lansia
Gejala awalnya idea of reference , waham (
keyakinan yang salah dipertahankan ), terkadang
sebagai penyerta dimensi, skizofrenia.
6. Abuse pada lansia
Tindakan yang disengaja atau kelainan terhadap
lansia baik dalam bentuk malnutrisi, fisik/tenaga
atau luka fisik, psikologis oleh orang lain
yang disebabkan adanya kegagalan pemberian
asuhan, nutrisi, pakaian, pelayanan medis,
rehabilitas, dan perlindungan yang dibtuhkan.
ASPEK KESEHATAN
Lingkaran Kehidupan Negatif (MRP Hall, et. Al, 1986)
= Lingkaran Setan pasa Lansia
1. Kapasitas
Fisik
mental/sosial yg
menurun
4. Pengakuan
diri sebagai
seorang cacat
suka
2. Dicap sebagai
orang yang tidak
mampu/ tidak
efisien
3. Berkembangnya peran
sakit, ketergantungan
Masukan Pendidikan : Kursus
sbl & ssd pensiun
1. Keberadaan yang nyaman
dan berkelanjutan
4. Lingk. yg mendukung
pembangunan berkelanjutan
Masukan Medik :
Dx pasti penyakit lansia &
pengobatan yang tepat
Msk Sosial Medik; bantuan
dukungan makanan,
perumahan dan pengakutan
2. Kemampuan emosi &
dukungan emosional
3. Peran di masyarakat dicap
sbg org mampu Masukan sosial memerlukan
peran lansia melalui peran
serta aktif sbg relawan
Lingkaran Kehidupan Positif (MRP Hall, et. Al, 1986)
= Mempertahankan Kesatuan pada Lansia
PERMASALAHAN
UMUM
 Besarnya jumlah penduduk lansia
 Jumlah penduduk miskin lansia
 Nilai kekerabatan melemah dan tatanan masy. Makin individualis
 Rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga prof. melayani lansia
 Adanya dampak pembangunan
KHUSUS
 Terjadinya perubahan normal pada fisik lansia
 Terjadinya perubahan abnormal pada fisik lansia
PENYEBAB MASALAH
KESEHATAN LANSIA
 Umur harapan hidup bertambah
 Morbiditas meningkat
 Lansia mempunyak beban ganda (penyakit kronis dan infeksi)
 Bertambahnya kerusakan dari penyakit/kecacatan
 Faktor-faktor lainnya : lingkungan, ekonomi, psikososial, dll.
 Gangguan sistem
 Timbulnya penyakit dan manifestasi klinik
 Menurunnya ADL
PENGUKURAN ADL
Digunakan “Rating Scale” yang telah diadaptasikan oleh Shirley S.
Travis dari Index of Independence in Activities of Daily Living
(Sidney Katz)
Level 0 : Mandiri
Level 1 : Ketergantungan bila mandi
Level 2 : Ketergantungan bila mandi dan berpakaian
Level 3 : Ket. Mandi, berpakaian dan di toilet
Level 4 : Ket. Mandi, berpakaian, di toilet dan berpindah
Level 5 : Ket. Mandi, berpakaian, di toilet dan berpindah
BAB & BAK
Level 6 : Ket. Mandi, berpakaian, di toilet dan berpindah
BAB & BAK, serta makan
UPAYA MENGATASI
PERMASALAHAN KESEHATAN
1. Upaya pembinaan kesehatan
2. Upaya pelayanan kesehatan
 Promotif
 Preventif
 Diagnosa dini dan pengobatan
 Pencegahan kecacatan
 Rehabilitatif
3. Perawatan
4. Pelembagaan Lansia
BENTUK-BENTUK PELAYANAN KEPERAWATAN
GERONTIK & PERAN KELUARGA & KOMUNITAS
DALAM PERAWATAN GERONTIK
Pelayanan diberikan oleh institusi dan masyarakat dimana perawat
memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda tergantung dari bentuk
pelayanannya. Bentuk pelayanan tersebut antara lain :
1. Preventif and ancillary service
(pelayanan penyokong atau pencegahan) perawat memberikan pelayanan
dengan tujuan
 Mempertahankan kemandirian
 Mencegah ancaman terhadap kesehatan dan kesejahteraan
 Membangun atau menyediakan gaya hidup yang berarti
 Menngembangkan strategi perawatan diri
Yang termasuk preventif dan ancillary service antara lain : JPKM,
asuransi, konseling, pendidikan, dan pension, transportasi,
perumahan , kesehatan
2. Suportif Service
Pelayanan ini bertujuan untuk membantu lansia untuk mampu
melakukan perawatan diri. Jenis pelayanan ini meliputi : Asisted
lifing, care and case management, day care, foster care, and
group home, home-delivered meal, home monitoring
3. Partial and intermitten care services
 Day treatment and day hospital program. Program ini bertujuan untuk
membantu klien melakukan perawatan diri seperti mandi, makan,
pengobatan, dan pembersihan luka. Pelayanan ini bisa diberikan di rumah
maupun di rumah sakit.
 Home health care. Pelayanan dilakukan di rumah yang diprakarsai oleh
sebuah perkumpulan untuk orang tua. Bentuk pelayanan berupa terapi
fisik, pendidikan kesehatan, dan pelayanan medis.
 Hospice. Hospice merupakan salah atu bentuk pelayanan untuk
mempersiapkan klien dan keluarga menghadapi kematian, pelayanan
bersifat suportif dan paliatif dalam rangka mempertahankan kwalitas
hidup bukan memperpanjang kehidupan.
4. Complete and continuous care service
Diberikan dalam waktu lama dan dilakukan di rumah
sakit. Pelayanan bagi lanjut usia membutuhkan keterkaitan
dari berbagai aspek antara lain kesehatan, sosial,
spiritual, olahraga, kesenian, rekreasi dan koperasi.
5. Perawatan di rumah sendiri oleh keluarga
Pelayanan biasanya berupa santunan dalam keluarga yang
antara lain berupa pemberian makan setiap hari sesuai
kebutuhan lansia, pelayanan kesehatan, penyuluhan gizi
dan kesehatan, bimbingan mental dan keagamaan.
Beberapa persiapan untuk
merawat lansia di rumah
 Jalan keluar atau masuk kamar dibuat bebas hambatan
 Hindari ubin licin, barang-barang berserakan
 Cukup penerangan
 Lengkapi dengan alat-alat komunikasi yang mudah dijangkau
 Letakkan TV dan radio pada posisi yang baik
 Pengamanan pada tangga
 Penyesuaian alat-alat dapur
 Penyesuaian di ruang duduk
 Bentuk dan ukuran kursi seukuran dengan kursi makan dan
berlengan
 Kamar mandi atau WC dilengkapi beberapa pegangan
6. Pusat layanan dan perawatan lanjut usia
yang berbasis masyarakat
 Kegiatan ketrampilan rumah tangga, kerajinan
tangan, memahat, melukis, terjemahan buku, masak
memasak
 Kegiatan latihan fisik meliputi kebugaran jasmani,
hidroterapi, fisioterapi, okupasi terapi.
Kegiatan ini dilakukan oleh masy./organisasi sosial (LSM)
atau pemerintah dengan supervisi dari DepKes dan
DepSos.
STEREOTIPE PSIKOLOGIK
ORANG LANJUT USIA
Sifat stereotype dipengaruhi oleh kehidupan masa muda, stereotype
lansia dibagi menjadi :
1. Tipe Konstruktif
 Integritas baik
 Menikmati hidup
 Toleransi tinggi
 Humoris
 Fleksible dan tahu diri
 Menerima fakta-fakta proses menua, pensiun, dan masa akhir
2. Tipe Ketergantungan (dependent)
 Masih dapat diterima di masyarakat
 Pasif, tak berambisi, tahu diri
 Tak inisiatif dan bertindak tidak praktis
 Sering dikuasai istri
 Lebih senang pensiun, tak suka kerja, suka ma/mi
3. Tipe Defensive
 Dulunya memiliki pekerjaan yang tidak stabil
 Selalu menolak bantuan
 Emosi tak terkontrol
 Memegang teguh kebiasaan
 Tak suka menjadi tua/masa pensiun
4. Tipe Bermusuhan (hostility)
 Menganggap orang lain sebagai penyebab kegagalan, selalu
mengeluh, bersifat agresif, curiga
 Menjadi tua dianggap tidak ada yang baik, takut mati, iri hati
pada yang muda
 Selalu mengadu untung pada pekerjaan-pekerjaan yang aktif
5. Tipe Membenci/Menyalahkan Diri Sendiri (Selfhaters)
 Kritis dan menyalahkan diri sendiri
 Tak brambisi
 Mengalami penurunan kondisi sosio-ekonomi
 Perkawinan biasanya tak bahagia, sedikit hobi
 Menerima fakta pada proses menua, dan menerima kematian
sebagai pembebasan dari penderitaan
MASALAH FISIK, PSIKOSOSIAL & KULTURAL
YANG LAZIM PADA LANSIA
MASALAH FISIK
Pada lansia terjadi penurunan fungsi tubuh :
 Panca indera : presbiop, presbiakusis, gangguan pembauan dan
pengecepan, elastisitas kulit yang menurun, lemak meningkat
 Pernafasan pendek
 GI : motilitas usus lambat sehingga cepat kenyang, gangguan BAB,
keracunan
 Elastisitas pembuluh darah menurun  tekanan darah tinggi
 Fungsi ginjal dan kandung kemih menurun  inkontinentia uri,
keracunan
 Gn hormonal (menopouse, diabetes)
 Genetalia  ereksi menurun, nyeri senggama
 Otak, daya ingat menurun, waktu tidur memendek, mudah jatuh
MASALAH PSIKOSOSIAL DAN KULTURAL
 Kebanyakan lansia di Indonesia masih terngantung pada orang lain
terutama nak
 Tinggal bersama keluarga merupakan kebiasaan umum bila seorang
lanjut usia (Asia) ditinggal meninggal oleh pasangan
 Negara-negara ASEAN masih banyak mempertahankan budaya
dengan model extended family system.
 Lansia di Indonesia masih berkualitas rendah (71,2% belum pernah
sekolah formal terutama di pedesaan) (Boedhoi-Darmojo, 1991)
 Di Australia 57% lansia tinggal berdua dengan suami/istri, 32,3%
hidup sendirian, 10,5% tinggal dengan keluarga (Andrews et.al, 1993)
 Rasa kesepian bagi lansia di negara-negara barat
 Masalah pension (kehilangan financial, kehilangan status, kehilangan
teman, kehilangan pekerjaan/kegiatan (Brocklehurst, 1987)
 Masalah psikologik : sikap lansia sendiri terhadap proses menua
dengan adanya kemunduran badaniah, kebingungan (disengagement
theory, penarikan diri dari masyarakat atau diri pribadinya satu ama
lain)
Asuhan Keperawatan Jiwa Pada
Lansia
1. Pengkajian
Pengkajian psikososial lanjut usia (lansia) adalah
tercapainya integritas diri yang utuh. Pemahaman
secara keseluruhan menyebabkan lansia
berusaha membimbing generasi berikutnya (anak
dan cucu) berdasarkan sudut pandangnya. Lansia
yang tidak mencapai integritas diri akan merasa
putus asa dan menyesali masa lalunya karena
tidak merasakan hidupnya bermakna.
a.Data objektif b.Data subjektif
Diagnosa Perawatan
1.Resiko putus asa
Intervensi :
a. Diskusikan cara mengatasi
hambatan dan motivasi keinginan
lansia untuk mengobati penyakit fisik
yang dialaminya
b. Bantu lansia bersosialisasi
bertahap
c.Fasilitasi untuk ikut
kelompok lansia
Diagnosa keperawatan
2. Gangguan citra tubuh
Intervensi :
a.Diskusikan persepsi klien
tentang citra tubuhnya dahulu
dan saat ini, perasaan dan
harapan terhadap citra
tubuhnya
b.Bantu klien untuk
meningkatkan fungsi bagian
tubuh yang terganggu
GERONTIK.ppt

More Related Content

Similar to GERONTIK.ppt

perilaku-kesehatan.ppt
perilaku-kesehatan.pptperilaku-kesehatan.ppt
perilaku-kesehatan.pptfaridsetyo1
 
Lembar Fakta Seputar Kesehatan Jiwa
Lembar Fakta Seputar Kesehatan JiwaLembar Fakta Seputar Kesehatan Jiwa
Lembar Fakta Seputar Kesehatan JiwaBagus Utomo
 
Lembar Fakta Kesehatan Jiwa: Skizofrenia
Lembar Fakta Kesehatan Jiwa: Skizofrenia Lembar Fakta Kesehatan Jiwa: Skizofrenia
Lembar Fakta Kesehatan Jiwa: Skizofrenia Bagus Utomo
 
Perilaku kesehatan
Perilaku kesehatanPerilaku kesehatan
Perilaku kesehatanputri_indah
 
askep komunitas agregat lansia.pptx
askep komunitas agregat lansia.pptxaskep komunitas agregat lansia.pptx
askep komunitas agregat lansia.pptxRizalMg21
 
380314071-Geriatri-ppt.pptx
380314071-Geriatri-ppt.pptx380314071-Geriatri-ppt.pptx
380314071-Geriatri-ppt.pptxvania717081
 
Presentase askep-gangguan-psikososial-lansia
Presentase askep-gangguan-psikososial-lansiaPresentase askep-gangguan-psikososial-lansia
Presentase askep-gangguan-psikososial-lansiaReza Fazaki
 
Konsep umum penyakit
Konsep umum penyakitKonsep umum penyakit
Konsep umum penyakitRizal_mz
 
KESEHATAN JIWA REMAJA PUSKESMAS MANAHAN.
KESEHATAN JIWA REMAJA PUSKESMAS MANAHAN.KESEHATAN JIWA REMAJA PUSKESMAS MANAHAN.
KESEHATAN JIWA REMAJA PUSKESMAS MANAHAN.GemmaAyu2
 
KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.ppt
KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.pptKONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.ppt
KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.pptSuharnoUsman1
 
KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.ppt
KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.pptKONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.ppt
KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.pptSuharnoUsman1
 
Konsep keperawatan lansia
Konsep keperawatan lansiaKonsep keperawatan lansia
Konsep keperawatan lansiaYesi Tika
 
Program usila di puskesmas
Program usila di puskesmasProgram usila di puskesmas
Program usila di puskesmasJoni Iswanto
 
Keperawatan gerontik
Keperawatan gerontikKeperawatan gerontik
Keperawatan gerontikTumiur Sormin
 
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan kopingKebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan kopingValny Majid
 

Similar to GERONTIK.ppt (20)

perilaku-kesehatan.ppt
perilaku-kesehatan.pptperilaku-kesehatan.ppt
perilaku-kesehatan.ppt
 
Lembar Fakta Seputar Kesehatan Jiwa
Lembar Fakta Seputar Kesehatan JiwaLembar Fakta Seputar Kesehatan Jiwa
Lembar Fakta Seputar Kesehatan Jiwa
 
Lembar Fakta Kesehatan Jiwa: Skizofrenia
Lembar Fakta Kesehatan Jiwa: Skizofrenia Lembar Fakta Kesehatan Jiwa: Skizofrenia
Lembar Fakta Kesehatan Jiwa: Skizofrenia
 
Perilaku kesehatan
Perilaku kesehatanPerilaku kesehatan
Perilaku kesehatan
 
askep komunitas agregat lansia.pptx
askep komunitas agregat lansia.pptxaskep komunitas agregat lansia.pptx
askep komunitas agregat lansia.pptx
 
380314071-Geriatri-ppt.pptx
380314071-Geriatri-ppt.pptx380314071-Geriatri-ppt.pptx
380314071-Geriatri-ppt.pptx
 
Presentase askep-gangguan-psikososial-lansia
Presentase askep-gangguan-psikososial-lansiaPresentase askep-gangguan-psikososial-lansia
Presentase askep-gangguan-psikososial-lansia
 
Konsep umum penyakit
Konsep umum penyakitKonsep umum penyakit
Konsep umum penyakit
 
KESEHATAN JIWA REMAJA PUSKESMAS MANAHAN.
KESEHATAN JIWA REMAJA PUSKESMAS MANAHAN.KESEHATAN JIWA REMAJA PUSKESMAS MANAHAN.
KESEHATAN JIWA REMAJA PUSKESMAS MANAHAN.
 
KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.ppt
KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.pptKONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.ppt
KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.ppt
 
KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.ppt
KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.pptKONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.ppt
KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.ppt
 
Makalah kesetahan dan gizi
Makalah kesetahan dan giziMakalah kesetahan dan gizi
Makalah kesetahan dan gizi
 
Konsep keperawatan lansia
Konsep keperawatan lansiaKonsep keperawatan lansia
Konsep keperawatan lansia
 
ASKEP KELUARGA LANSIA.pptx
ASKEP KELUARGA LANSIA.pptxASKEP KELUARGA LANSIA.pptx
ASKEP KELUARGA LANSIA.pptx
 
Konsep sehat
Konsep sehatKonsep sehat
Konsep sehat
 
Program usila di puskesmas
Program usila di puskesmasProgram usila di puskesmas
Program usila di puskesmas
 
Lansia
LansiaLansia
Lansia
 
Keperawatan gerontik
Keperawatan gerontikKeperawatan gerontik
Keperawatan gerontik
 
aspek psiko.ppt
aspek psiko.pptaspek psiko.ppt
aspek psiko.ppt
 
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan kopingKebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
 

More from JokoSriPujianto

Kompensasi Perawat dan Kep Jiw a Masy.ppt
Kompensasi Perawat dan Kep Jiw    a Masy.pptKompensasi Perawat dan Kep Jiw    a Masy.ppt
Kompensasi Perawat dan Kep Jiw a Masy.pptJokoSriPujianto
 
PENTINGNYA RS PENDIDIKAN UNTUK TENAGA KESEHATAN dalam MENINGKATKAN.pptx
PENTINGNYA RS PENDIDIKAN UNTUK TENAGA KESEHATAN dalam MENINGKATKAN.pptxPENTINGNYA RS PENDIDIKAN UNTUK TENAGA KESEHATAN dalam MENINGKATKAN.pptx
PENTINGNYA RS PENDIDIKAN UNTUK TENAGA KESEHATAN dalam MENINGKATKAN.pptxJokoSriPujianto
 
Penerapan Jenjang Karir berbasis kompetensi for AUDIENSI.ppt
Penerapan Jenjang Karir berbasis kompetensi for AUDIENSI.pptPenerapan Jenjang Karir berbasis kompetensi for AUDIENSI.ppt
Penerapan Jenjang Karir berbasis kompetensi for AUDIENSI.pptJokoSriPujianto
 
profesional relationship mpkp Sol o.ppt
profesional relationship mpkp Sol   o.pptprofesional relationship mpkp Sol   o.ppt
profesional relationship mpkp Sol o.pptJokoSriPujianto
 
7. Askep Intensif PK.ppt
7. Askep Intensif PK.ppt7. Askep Intensif PK.ppt
7. Askep Intensif PK.pptJokoSriPujianto
 

More from JokoSriPujianto (9)

Kompensasi Perawat dan Kep Jiw a Masy.ppt
Kompensasi Perawat dan Kep Jiw    a Masy.pptKompensasi Perawat dan Kep Jiw    a Masy.ppt
Kompensasi Perawat dan Kep Jiw a Masy.ppt
 
PENTINGNYA RS PENDIDIKAN UNTUK TENAGA KESEHATAN dalam MENINGKATKAN.pptx
PENTINGNYA RS PENDIDIKAN UNTUK TENAGA KESEHATAN dalam MENINGKATKAN.pptxPENTINGNYA RS PENDIDIKAN UNTUK TENAGA KESEHATAN dalam MENINGKATKAN.pptx
PENTINGNYA RS PENDIDIKAN UNTUK TENAGA KESEHATAN dalam MENINGKATKAN.pptx
 
Penerapan Jenjang Karir berbasis kompetensi for AUDIENSI.ppt
Penerapan Jenjang Karir berbasis kompetensi for AUDIENSI.pptPenerapan Jenjang Karir berbasis kompetensi for AUDIENSI.ppt
Penerapan Jenjang Karir berbasis kompetensi for AUDIENSI.ppt
 
profesional relationship mpkp Sol o.ppt
profesional relationship mpkp Sol   o.pptprofesional relationship mpkp Sol   o.ppt
profesional relationship mpkp Sol o.ppt
 
7. Askep Intensif PK.ppt
7. Askep Intensif PK.ppt7. Askep Intensif PK.ppt
7. Askep Intensif PK.ppt
 
Askep HDR MPKP.ppt
Askep HDR MPKP.pptAskep HDR MPKP.ppt
Askep HDR MPKP.ppt
 
Peran Perawat Jiwa.ppt
Peran Perawat Jiwa.pptPeran Perawat Jiwa.ppt
Peran Perawat Jiwa.ppt
 
Askep Epilepsi.pptx
Askep Epilepsi.pptxAskep Epilepsi.pptx
Askep Epilepsi.pptx
 
Komite Perawatan.pptx
Komite Perawatan.pptxKomite Perawatan.pptx
Komite Perawatan.pptx
 

Recently uploaded

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 

Recently uploaded (20)

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 

GERONTIK.ppt

  • 2. PENGERTIAN Kesehatan Jiwa mrpk : 1. WHO  Kesehatan jiwa bukan hanya tidak ada gangguan jiwa, melainkan mengandung berbagai karakteristik yang positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadiannya. 2. UU Kesehatan Jiwa No 3 tahun 1996  Kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional secara optimal dari seseorang dan perkembangan ini berjalan selaras dengan orang lain
  • 3. 3. Stuart & Laraia  Indikator sehat jiwa meliputi sifat yang positif terhadap diri sendiri, tumbuh, berkembang, memiliki aktualisasi diri, keutuhan, kebebasan diri, memiliki persepsi sesuai kenyataan dan kecakapan dalam beradaptasi dengan lingkungan 4. Rosdahl  Kondisi jiwa seseorang yang terus tumbuh berkembang dan mempertahankan keselarasan, dalam pengendalian diri serta terbebas dari stress yang serius.
  • 4. Kriteria Sehat Jiwa,antara lain: 1. WHO, mengemukakan bahwa kriteria sehat jiwa terdiri dari: a. Sikap positif terhadap diri sendiri hal ini dapat dipercayai jika melihat diri sendiri secara utuh/total b. Tumbuh dan berkembang baik fisik dan psikologis dan puncaknya adalah aktualisasi diri c. Integrasi Harus mempunyai satu kesatuan yang utuh. d. Otonomi orang dewasa harus mengambil keputusan untuk diri sendiri dan menerima masukan dari orang lain dengan keputusan sendiri. e. Persepsi sesuai dengan kenyataan Stressor sering dimulai secara tidak akurat.
  • 5. Menurut Marie Yahoda ciri – ciri sehat jiwa sbb: 1. Bersikap positif terhadap diri sendiri 2. Mampu tumbuh, berkembang dan mencapai aktualisasi diri 3. Mampu mengatasi stress atau perubahan pada dirinya 4. Bertanggung jawab terhadap keputusan dan tindakan yang diambil 5. Mempunyai persepsi yang realistik dan menghargai perasaan serta sikap orang lain 6. Mampu menyesuaikan diri dengan
  • 6. Defi nisi Lanjut Usia ( Lansia ) adalah proses menua termasuk biologis, psikologis, dan sosial dengan batasan umur sebagai berikut : 1.Dewasa menjelang Lansia ( 45 – 54 tahun ). 2.Lanjut Usia ( 55 – 64 tahun ). 3.Lansia dengan resiko tinggi ( > 65 tahun ). WHO membagi Lansia MENJADI 3 kategori sebagai berikut : 1.Usia lanjut : 60 – 74 tahun. 2.Usia Tua : 75 – 89 tahun. 3.Usia sangat lanjut : > 90 tahun
  • 7. Tugas perkembangan lansia adalah sebagai berikut : 1.Menyesuaikan diri terhadap ketahanan dan kesehatan yang berkurang. 2.Menyesuaikan diri terhadap masa pensiun dan berkurangnya pendapatan. 3.Menyesuaikan diri terhadap kemungkinan ditinggalkan pasangan hidup. 4.Mempertahankan kehidupan yang memuaskan dan mencari makna hidup. 5.Menjaga hubungan baik dengan anak. 6.Membina hubungan dengan teman sebaya dan berperan serta dalam organisasi sosial.
  • 8. Pemeriksaan status mental pada lansia Pemeriksaan status mental pada lansia adalah sebagai berikut : 1.Penilaian fungsi : pengkajian dari aktivitas sehari – hari ( makan, kebutuhan toilet, berpakaian ) 2.Mood, perasaan, dan afek : perasaan kesepian, tidak berdaya, tidak berguna, putus asa dan ide bunuh diri. Afek datar, tumpul, dan dangkal sangat mencolok dengan adanya mood depresi dan kecemasan. 3.Gangguan persepsi : halusinasi dan ilusi ( terjadi gangguan orientasi realitas ). 4.Proses pikir : flight of idea, asosiasi longgar dan sirkumstansial. 5.Daya ingat : jangka panjang dan menengah. 6.Kaji riwayat keluarga : masalah yang ada dalam keluarga dan komunikasi dalam keluarga. 7.Kaji interpersonal klien : tipe orang dan permasalahan yang dihadapi. 8.Kaji riwayat tidak menyenangkan masa lalu.
  • 9.
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16.
  • 17.
  • 18.
  • 19.
  • 20.
  • 21. Jenis-jenis gangguan jiwa pada lanjut usia 1. Skizofrenia Gangguan jiwa skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang berat dan gawat yang dapat dialami manusia sejak muda dan dapat berlanjut menjadi kronis dan lebih gawat. Ditandai oleh gangguan pada alam pikiran sehingga klien memiliki pikiran yang kacau, Terjadi juga gangguan perilaku, yang disertai halusinasi, waham dan gangguan kemampuan dalam menilai realita, sehingga penderita menjadi tak tahu waktu, tempat maupun orang.
  • 22. 2. Gangguan Jiwa Afektif Gangguan jiwa afektif adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya gangguan emosi (afektif) sehingga keada n segala perilaku diwarnai oleh ketergangguan emosi. Gangguan afektif ini antara lain : a.Gangguan afektif tipe depresi b.Gangguan afektif tipe manik 3. Gangguan neurosis dialami sekitar 10-20% kelompok lanjut usia (lansia). Sering sukar untuk mengenali gangguan ini pada lanjut usia (lansia) karena disangka sebagai gejala ketuaan.
  • 23. 4. Delirium Delirium merupakan sindrom otak organic yang di tandai dengan fluktasi kesadaraan, apatis, somnolen, spoor, koma, sensitive, gangguan proses berfikir. 5. Psikosa pada lansia Gejala awalnya idea of reference , waham ( keyakinan yang salah dipertahankan ), terkadang sebagai penyerta dimensi, skizofrenia.
  • 24. 6. Abuse pada lansia Tindakan yang disengaja atau kelainan terhadap lansia baik dalam bentuk malnutrisi, fisik/tenaga atau luka fisik, psikologis oleh orang lain yang disebabkan adanya kegagalan pemberian asuhan, nutrisi, pakaian, pelayanan medis, rehabilitas, dan perlindungan yang dibtuhkan.
  • 25. ASPEK KESEHATAN Lingkaran Kehidupan Negatif (MRP Hall, et. Al, 1986) = Lingkaran Setan pasa Lansia 1. Kapasitas Fisik mental/sosial yg menurun 4. Pengakuan diri sebagai seorang cacat suka 2. Dicap sebagai orang yang tidak mampu/ tidak efisien 3. Berkembangnya peran sakit, ketergantungan
  • 26. Masukan Pendidikan : Kursus sbl & ssd pensiun 1. Keberadaan yang nyaman dan berkelanjutan 4. Lingk. yg mendukung pembangunan berkelanjutan Masukan Medik : Dx pasti penyakit lansia & pengobatan yang tepat Msk Sosial Medik; bantuan dukungan makanan, perumahan dan pengakutan 2. Kemampuan emosi & dukungan emosional 3. Peran di masyarakat dicap sbg org mampu Masukan sosial memerlukan peran lansia melalui peran serta aktif sbg relawan Lingkaran Kehidupan Positif (MRP Hall, et. Al, 1986) = Mempertahankan Kesatuan pada Lansia
  • 27. PERMASALAHAN UMUM  Besarnya jumlah penduduk lansia  Jumlah penduduk miskin lansia  Nilai kekerabatan melemah dan tatanan masy. Makin individualis  Rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga prof. melayani lansia  Adanya dampak pembangunan KHUSUS  Terjadinya perubahan normal pada fisik lansia  Terjadinya perubahan abnormal pada fisik lansia
  • 28. PENYEBAB MASALAH KESEHATAN LANSIA  Umur harapan hidup bertambah  Morbiditas meningkat  Lansia mempunyak beban ganda (penyakit kronis dan infeksi)  Bertambahnya kerusakan dari penyakit/kecacatan  Faktor-faktor lainnya : lingkungan, ekonomi, psikososial, dll.  Gangguan sistem  Timbulnya penyakit dan manifestasi klinik  Menurunnya ADL
  • 29. PENGUKURAN ADL Digunakan “Rating Scale” yang telah diadaptasikan oleh Shirley S. Travis dari Index of Independence in Activities of Daily Living (Sidney Katz) Level 0 : Mandiri Level 1 : Ketergantungan bila mandi Level 2 : Ketergantungan bila mandi dan berpakaian Level 3 : Ket. Mandi, berpakaian dan di toilet Level 4 : Ket. Mandi, berpakaian, di toilet dan berpindah Level 5 : Ket. Mandi, berpakaian, di toilet dan berpindah BAB & BAK Level 6 : Ket. Mandi, berpakaian, di toilet dan berpindah BAB & BAK, serta makan
  • 30. UPAYA MENGATASI PERMASALAHAN KESEHATAN 1. Upaya pembinaan kesehatan 2. Upaya pelayanan kesehatan  Promotif  Preventif  Diagnosa dini dan pengobatan  Pencegahan kecacatan  Rehabilitatif 3. Perawatan 4. Pelembagaan Lansia
  • 31. BENTUK-BENTUK PELAYANAN KEPERAWATAN GERONTIK & PERAN KELUARGA & KOMUNITAS DALAM PERAWATAN GERONTIK Pelayanan diberikan oleh institusi dan masyarakat dimana perawat memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda tergantung dari bentuk pelayanannya. Bentuk pelayanan tersebut antara lain : 1. Preventif and ancillary service (pelayanan penyokong atau pencegahan) perawat memberikan pelayanan dengan tujuan  Mempertahankan kemandirian  Mencegah ancaman terhadap kesehatan dan kesejahteraan  Membangun atau menyediakan gaya hidup yang berarti  Menngembangkan strategi perawatan diri Yang termasuk preventif dan ancillary service antara lain : JPKM, asuransi, konseling, pendidikan, dan pension, transportasi, perumahan , kesehatan
  • 32. 2. Suportif Service Pelayanan ini bertujuan untuk membantu lansia untuk mampu melakukan perawatan diri. Jenis pelayanan ini meliputi : Asisted lifing, care and case management, day care, foster care, and group home, home-delivered meal, home monitoring 3. Partial and intermitten care services  Day treatment and day hospital program. Program ini bertujuan untuk membantu klien melakukan perawatan diri seperti mandi, makan, pengobatan, dan pembersihan luka. Pelayanan ini bisa diberikan di rumah maupun di rumah sakit.  Home health care. Pelayanan dilakukan di rumah yang diprakarsai oleh sebuah perkumpulan untuk orang tua. Bentuk pelayanan berupa terapi fisik, pendidikan kesehatan, dan pelayanan medis.  Hospice. Hospice merupakan salah atu bentuk pelayanan untuk mempersiapkan klien dan keluarga menghadapi kematian, pelayanan bersifat suportif dan paliatif dalam rangka mempertahankan kwalitas hidup bukan memperpanjang kehidupan.
  • 33. 4. Complete and continuous care service Diberikan dalam waktu lama dan dilakukan di rumah sakit. Pelayanan bagi lanjut usia membutuhkan keterkaitan dari berbagai aspek antara lain kesehatan, sosial, spiritual, olahraga, kesenian, rekreasi dan koperasi. 5. Perawatan di rumah sendiri oleh keluarga Pelayanan biasanya berupa santunan dalam keluarga yang antara lain berupa pemberian makan setiap hari sesuai kebutuhan lansia, pelayanan kesehatan, penyuluhan gizi dan kesehatan, bimbingan mental dan keagamaan.
  • 34. Beberapa persiapan untuk merawat lansia di rumah  Jalan keluar atau masuk kamar dibuat bebas hambatan  Hindari ubin licin, barang-barang berserakan  Cukup penerangan  Lengkapi dengan alat-alat komunikasi yang mudah dijangkau  Letakkan TV dan radio pada posisi yang baik  Pengamanan pada tangga  Penyesuaian alat-alat dapur  Penyesuaian di ruang duduk  Bentuk dan ukuran kursi seukuran dengan kursi makan dan berlengan  Kamar mandi atau WC dilengkapi beberapa pegangan
  • 35. 6. Pusat layanan dan perawatan lanjut usia yang berbasis masyarakat  Kegiatan ketrampilan rumah tangga, kerajinan tangan, memahat, melukis, terjemahan buku, masak memasak  Kegiatan latihan fisik meliputi kebugaran jasmani, hidroterapi, fisioterapi, okupasi terapi. Kegiatan ini dilakukan oleh masy./organisasi sosial (LSM) atau pemerintah dengan supervisi dari DepKes dan DepSos.
  • 36. STEREOTIPE PSIKOLOGIK ORANG LANJUT USIA Sifat stereotype dipengaruhi oleh kehidupan masa muda, stereotype lansia dibagi menjadi : 1. Tipe Konstruktif  Integritas baik  Menikmati hidup  Toleransi tinggi  Humoris  Fleksible dan tahu diri  Menerima fakta-fakta proses menua, pensiun, dan masa akhir
  • 37. 2. Tipe Ketergantungan (dependent)  Masih dapat diterima di masyarakat  Pasif, tak berambisi, tahu diri  Tak inisiatif dan bertindak tidak praktis  Sering dikuasai istri  Lebih senang pensiun, tak suka kerja, suka ma/mi 3. Tipe Defensive  Dulunya memiliki pekerjaan yang tidak stabil  Selalu menolak bantuan  Emosi tak terkontrol  Memegang teguh kebiasaan  Tak suka menjadi tua/masa pensiun
  • 38. 4. Tipe Bermusuhan (hostility)  Menganggap orang lain sebagai penyebab kegagalan, selalu mengeluh, bersifat agresif, curiga  Menjadi tua dianggap tidak ada yang baik, takut mati, iri hati pada yang muda  Selalu mengadu untung pada pekerjaan-pekerjaan yang aktif 5. Tipe Membenci/Menyalahkan Diri Sendiri (Selfhaters)  Kritis dan menyalahkan diri sendiri  Tak brambisi  Mengalami penurunan kondisi sosio-ekonomi  Perkawinan biasanya tak bahagia, sedikit hobi  Menerima fakta pada proses menua, dan menerima kematian sebagai pembebasan dari penderitaan
  • 39. MASALAH FISIK, PSIKOSOSIAL & KULTURAL YANG LAZIM PADA LANSIA MASALAH FISIK Pada lansia terjadi penurunan fungsi tubuh :  Panca indera : presbiop, presbiakusis, gangguan pembauan dan pengecepan, elastisitas kulit yang menurun, lemak meningkat  Pernafasan pendek  GI : motilitas usus lambat sehingga cepat kenyang, gangguan BAB, keracunan  Elastisitas pembuluh darah menurun  tekanan darah tinggi  Fungsi ginjal dan kandung kemih menurun  inkontinentia uri, keracunan  Gn hormonal (menopouse, diabetes)  Genetalia  ereksi menurun, nyeri senggama  Otak, daya ingat menurun, waktu tidur memendek, mudah jatuh
  • 40. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN KULTURAL  Kebanyakan lansia di Indonesia masih terngantung pada orang lain terutama nak  Tinggal bersama keluarga merupakan kebiasaan umum bila seorang lanjut usia (Asia) ditinggal meninggal oleh pasangan  Negara-negara ASEAN masih banyak mempertahankan budaya dengan model extended family system.  Lansia di Indonesia masih berkualitas rendah (71,2% belum pernah sekolah formal terutama di pedesaan) (Boedhoi-Darmojo, 1991)  Di Australia 57% lansia tinggal berdua dengan suami/istri, 32,3% hidup sendirian, 10,5% tinggal dengan keluarga (Andrews et.al, 1993)  Rasa kesepian bagi lansia di negara-negara barat  Masalah pension (kehilangan financial, kehilangan status, kehilangan teman, kehilangan pekerjaan/kegiatan (Brocklehurst, 1987)  Masalah psikologik : sikap lansia sendiri terhadap proses menua dengan adanya kemunduran badaniah, kebingungan (disengagement theory, penarikan diri dari masyarakat atau diri pribadinya satu ama lain)
  • 41. Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Lansia 1. Pengkajian Pengkajian psikososial lanjut usia (lansia) adalah tercapainya integritas diri yang utuh. Pemahaman secara keseluruhan menyebabkan lansia berusaha membimbing generasi berikutnya (anak dan cucu) berdasarkan sudut pandangnya. Lansia yang tidak mencapai integritas diri akan merasa putus asa dan menyesali masa lalunya karena tidak merasakan hidupnya bermakna. a.Data objektif b.Data subjektif
  • 42. Diagnosa Perawatan 1.Resiko putus asa Intervensi : a. Diskusikan cara mengatasi hambatan dan motivasi keinginan lansia untuk mengobati penyakit fisik yang dialaminya b. Bantu lansia bersosialisasi bertahap c.Fasilitasi untuk ikut kelompok lansia
  • 43. Diagnosa keperawatan 2. Gangguan citra tubuh Intervensi : a.Diskusikan persepsi klien tentang citra tubuhnya dahulu dan saat ini, perasaan dan harapan terhadap citra tubuhnya b.Bantu klien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu