UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
Tugas3 spi-hki-kls c-2021-adela s v
1. Nama : Adela Suci Vegalita
Nim : 33010210001
Tugas : Sejarah Peradaban Islam
Dosen : Bapak Khoirul Anwar, M.Ag.
SEJARAH MASJID JAMI’ BASYARUDDIN PRINGAPUS
Desa Pringapus terletak di wilayah Kabupaten Semarang. Wilayah Kabupaten Semarang
merupakan wilayah Pembantu Gubernur Wilayah Semarang, dengan Ibukota Ungaran. Jarak
Pringapus dari pusat pemerintahan kabupaten adalah 9 km ke arah selatan menuju Solo atau
Jogjakarta.
Pada tahun 2001, Desa Pringapus menjadi kecamatan, sebelumnya wilayah Desa
Pringapus termasuk dalam Kecamatan Klepu. Pada pertengahan tahun 2005 bentuk
pemerintahan desa Pringapus berubah statusnya menjadi kelurahan.
Akan tetapi, dalam penelitian ini penulis tetap menggunakan istilah desa karena
perubahan status tersebut hanya bersifat administratif semata tanpa ada pengaruh terhadap
data pada objek penelitian. Dalam artian perubahan status tersebut tidak berpengaruh pada
keberadaan cerita yang ada dalam masyarakat.
Luas wilayah Desa Pringapus 509.380 atau 5.093,8 km2. Desa Pringapus adalah pusat
pemerintahan Kecamatan Pringapus. Dengan luas terbesar sebagai lahan pemukiman
penduduk yaitu 642 km2 atau 64.202 sedangkan lainnya merupakan lahan pertanian baik
sawah maupun ladang serta kawasan industri.
Dengan batas wilayahnya:
1. Sebelah Barat : Desa Derekan, Desa Klepu
2. Sebelah Timur : Desa Pringsari
3. Sebelah Utara : Desa Klepu, Desa Sambeng, Desa Kawah Kidul
4. Sebelah Selatan : Desa Jatirunggo.
2. Pada zaman abad ke-18, disekitar Kesultanan Demak Bintara (Kerajaan Demak). Para
pemuda, pelajar, dan anak-anak baik keturunan kerajaan maupun rakyat biasa menggali imu
(belajar).Dari mereka berusia belia hingga dewasa (siap menduduki tahta/bekerja) dan telah
siap mengemban tanggung jawab kerajaan.
Putra Kerajaan Mataram Islam, bernama Pangeran Purwokesumo anak kandung
dari Pangeran Benowo yang merupakan putra Sultan Hadiwijaya, raja yang memimpin tahta
Kerajaan Mataram Islam masa itu. Yang mana Kerajaan Mataram Islam merupakan pecahan
Kerajaan Demak bagian Selatan setelah Kedaulatan Kerajaan Demak berakhir.Ketika telah
beranjak dewasa dan sudah saatnya menemukan jati diri, Pangeran Purwokesumo pergi
mengembara dan menemukan sebuah tempat yang dianggapnya strategis.Ia ingin membuka
lahan di tempat tersebut yang semula adalah hutan belantara.Tempat tersebut terletak di
sebelah timur desa Klepu yang sering disebut oleh masyarakat sekitar Desa Bogo.
Namun, kedatangan Sang Pangeran didahului oleh seorang piyayi dari Kesultanan
Surakarta yang bernama Kyai Kalang, ia datang bersama dengan binatang peliharaannya yaitu
seekor harimau besar.Pangeran Purwokesumo dan Kyai Kalang sama-sama menginginkan
wilayah tersebut.Peperangan hebat pun terjadi, mereka saling beradu kekuatan untuk
mendapatkan wilayah kekuasaan.Akhirnya jalur sayembara pun ditempuh, karena mereka
berdua sama-sama kuatnya.Kyai Kalang berkata,“Siapapun diantara kita berdua yang mampu
memecahkan batu besar yang berada di tengah sungai panjang itu dialah yang akan menjadi
penguasa wilayah ini.”Pangeran Purwokesumo menyanggupi perkataan Kyai Kalang dan
menyetujui adanya sayembara tersebut.Kyai Kalang mempercayakan harimau peliharaannya
untuk menunggui Pangeran Purwokesumo melaksanakan sayembara, hingga hari demi hari
berlalu Pangeran Purwokesumo tidak berhasil memecahkan batu besar yang menjadi
sayembara karena setiap akan didekati, batu itu dilingkari ular yang sangat besar dan sanggup
menelan siapapun yang datang bahkan harimau peliharaan Kyai Kalang itu hanya berani
menunggui dari kejauhan.Setelah sekian lama Pangeran Purwokesumo berusaha keras untuk
memenangkan sayembara tersebut namun tidak kunjung membuahkan hasil, akhirnya
Pangeran Purwokesumo meminta bantuan saudaranya dari Bergas, ialah Nyai Sumi istri Raden
Jogonegoro, penguasa daerah Bergas saat itu.
“Hormat kakak.”Sembah Pangeran Purwokesumo.
“Ada apa adikku, sudah lama kau tidak datang kemari.”Jawab Nyai Sumi.
“Begini kakak, saya sedang mengikuti sayembara untuk memperebutkan daerah
kekuasaan di Desa Bogo, namun saya tak kunjung dapat memenangkan sayembara tersebut,
mohon bantuannya kakak saya sangat ingin menduduki tahta diwilayah itu.” Tutur Pangeran
Purwokesumo.
3. “Baiklah adikku, tidak berat bagiku membantu saudara sendiri, mari kita berangkat
setelah aku meminta berkat dari suamiku.”
Nyai Sumi dan Pangeran Purwokesumo pun berangkat menuju Bogo.
Sesampainya di tempat sayembara, Nyai Sumi tidak mau membuang-buang
waktu.Segeralah ia menyelesaikan tanggung jawabnya untuk membantu Pangeran
Purwokesumo.Diambilnya selendang yang melingkari tubuhnya, seketika selendang itu berubah
menjadi sebuah pusaka yang sangat sakti berupa cemeti, awan mulai mendung,saat cemeti itu
diayunkan bersamaan dengan itu datanglah petir yang menyambar-nyambar,dan akhirnya
mengenai batu besar tersebut.Tiba-tiba terdengar suara yang menggelegar hingga
menggetarkan daerah itu ‘Dweeerrrrrr.. dwerrr…’ batu sayembara hancur berkeping-keping
terkena selendang Nyai Sumi.Tak hanya itu harimau peliharaan Kyai Kalang pun ikut mati
karena kedahsyatan peristiwa tersebut.Maka tempat matinya harimau itu mati kini diberi nama
Desa Macan Mati yang dalam Bahasa Indonesia berarti Harimau Mati.Selain itu pohon-pohon
jati disekitar sungai pun layu dan perlahan-lahan ikut mati, maka daerah tersebut kini sering
disebut Desa Jati Alum yang dalam Bahasa Indonesia berarti Jati Layu.
Sayembara telah selesai, Nyai Sumi pulang ke Bergas diikuti oleh para
prajuritnya.Namun semakin lama prajuritnya semakin bertambah banyak sehingga daerah
bertambahnya prajurit Nyai Sumi kini dikenal dengan nama Desa Derekan yang berarti
Pengikut.Di tengah perjalanan Nyai Sumi menginginkan ia pulang sendiri saja, ia menghendaki
agar para prajuritnya berhenti dan tinggal di daerah tempat Nyai Sumi berhenti tersebut.Maka
dari pemberhentian itu kini terkenal dengan nama Desa Ngempon yang berasal dari perkataan
Nyai Sumi terhadap prajuritnya “Empun.. empun dumugi miriki mawon” (Sudah.. sudah sampai
disini saja) yang berarti Telah Berkesudahan.Ternyata maksud Nyai Sumi memberhentikan para
prajuritnya disana bukan tanpa alasan, Nyai Sumi telah mengetahui bahwa disana terdapat
peninggalan kerajaan Hindu pada masa Ratu Sima yang terkubur didalam tanah, daerah
tersebut memiliki tanah yang subur serta sumber daya alam yang melimpah.Nyai Sumi percaya
bahwa parajuritnya yang sudah terkenal sangat sakti ataupun anak turun dari prajuritnya
mampu menemukan harta karun peninggalan masa Kerajaan Hindu itu dan berharap agar para
prajurit serta anak turunnya dapat hidup dengan penuh kecukupan.Terbukti setelah sekian
lama penantian, anak turun prajurit Nyai Sumi berhasil menemukan Candi dan Pemandian Air
Panas yang kini diberi nama Destinasi Wisata Candi Ngempon serta Emas peninggalan Kerajaan
Hindu masa Ratu Sima,terbukti pula berkat penemuan-penemuan itu masyarakat Ngempon
dapat hidup makmur dan berkecukupan.
Pangeran Purwokesumo berhasil memenangkan sayembara, Namun Kyai Kalang
pun akhirnya berkata, “Kamu menang akan tetapi bukan karena dirimu sendiri, sampai besok
anak keturunanmu tidak akan dapat membuktikan sesuatu jika tidak melalui jalan
4. kebohongan!”.Maka perang tersebut diberi nama ‘Perang Apus’ yang dalam bahasa Indonesia
berarti ‘Perang dengan cara Berbohong’.Hingga sekarang anak keturunan Pangeran
Purwokesumo yang tinggal dan merupakan penduduk asli daerah tersebut setelah peperangan
itu terjadi menyebut tempat tersebut dengan nama Desa Pringapus yang berasal dari kata
‘Perang apus’.Dalam masa pemerintahannya, Pangeran Purwokesumo dibantu oleh seorang
ulama Kerajaan Demak yang datang dari Negeri Cina bernama Syaikh Basyaruddin,akan tetapi
para pengikut dari Pangeran Purwokesumo sudah terkena sumpah dari Kyai Kalang bahwa
mereka disebut golongan orang-orang yang berbohong.Maka Pangeran Purwokesumo dan
pengikutnya berpindah ke wilayah sebelah barat Desa Bogo yang sekarang disebut dengan Desa
Pringapus.Simbol kejayaan pemerintahan Pangeran Purwokesumo dan Syaikh Baayaruddin
yaitu dengan didirikannya masjid besar yang diberi nama masjid jami’ Basyaruddin akan
tetapi seiring kemajun zaman masjid itu sudah di pugar dan direnofasi sesuai dengan model
bangunan masa kini, namun namanya tetap masjid Jami’ Pringapus.Kini Desa Pringapus telah
menjadi sebuah Kecamatan. Wilayahnya sangat luas dan telah ramai penduduk,dahulu Desa
Pringapus tergabung dalam Kecamatan Klepu, namun Kecamatan Klepu telah pecah menjadi
dua yaitu Kecamatan Pringapus dan Bergas, setelah itu Klepu kembali menjadi nama sebuah
Desa.Pringapus juga memiliki sentral industri yang sangat terkenal,seperti kerajinan keset motif
dari kain yang sering diliput oleh media televisi,selain itu Desa Pringapus juga memiliki
perkebunan karet,cokelat, dan kopi.Desa Pringapus juga memiliki bukit-bukit serta sungai
bersih menawan yang menjadi daya tarik tersendiri bagi warganya maupun
wisatawan,sekarang semakin banyak tempat wisata yang mulai dikembangkan di Desa
Pringapus.
https://kabsemarangtourism.com/?p=1528