Dokumen ini menggambarkan sejarah penyebaran agama Islam di Dusun Pendem, Desa Banaran, sebelum kedatangan Mbah Muttaqin. Masyarakat Dusun Pendem awalnya masih primitif dengan berbagai adat istiadat kuno. Kemudian, Mbah Imam Bakhri meminta Mbah Muttaqin dari Kartoharjo untuk mengajar agama Islam di Dusun Pendem. Sejak saat itu, agama Islam semakin berkembang di Dusun Pendem
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Aulivia miftakhujanna 33010210055 artikel spi
1. Nama : Aulivia Miftakhujanna
Nim : 33010210055
Kelas : HKI C
Sejarah Islam Di Dusun Pendem Desa Banaran
Sebelum agama Islam tersebar luas di Dusun Pendem, masyarakat Pendem
sangat primitif artinya masih banyak yang mengikuti jejak-jejak Peninggalan nenek
moyang seperti Sadranan, makan-makan di kuburan, sering terjadi pertengkaran yang
disebabkan adanya perjudian, pengangguran dan lain sebagainya. dalam arti secara
kesimpulan bahwa masa itu sdm di Dusun Pendem masih sangat rendah saat itu juga
sudah ada orang-orang yang Amar ma'ruf nahi mungkar akan tetapi belum begitu
diterima semuanya. Selanjutnya waktu berlalu, hari berganti ada seorang tokoh
masyarakat juga pernah menjadi kepala desa Banaran yang bernama Bapak Imam
Bakhri dia punya isteri dari Kartoharjo yang bernama Suminah dia berumah tangga lama
dan menjadi kepala desa, namun tidak diberikan keturunan lalu mengangkat anak yang
bernama Muzakir, lalu dijodohkan dengan ibu jannah, belum sampai berbuah Putra atau
Putri Pak Dzakir sudah meninggal dunia. karena takut gerakan-gerakan penjajah
belanda lalu Mbah Imam Bakhri itu berfikir “Dusun pendem belum ada orang yang
mengajar ngaji” dari kecil-kecilan sampai menengah dan sampai dewasa lalu dia
berpikir mencari seorang alim yang mau mengajar ngaji lalu dia mengangkat atau minta
1 orang dari Kartoharjo yang bernama Muttaqin, beliau adalah putra dari Bapak Abdul
Qodir yang bertempat tinggal di Kartoharjo, beliau dipandang bisa dan mau mengajar
ngaji mulai dari kecil-kecilan menengah sampai tua, lalu beliau diminta untuk
2. menikahi adiknya Bapak Imam Bakhri yang bernama Sri Fatimah, bertempat
tinggal di Dusun Pendem, tujuan Imam Bakhari menikahkan adiknya dengan Muttaqin
adalah agar beliau
mengajar ilmu agama di Dusun pendem, akhirnya sedikit demi sedikit banyak anak-
anak yang ikut mengaji di tempatnya mbah Muttaqin selain sebagian besar masyarakat
dusun pendem, bahkan Sampai di Kecamatan Ngablak, Grabag, Secang. Dan semenjak
banyak yang menngaji di tempatnya Mbah Muttaqin. Setelah itu banyak santri yang
akhirnya pulang ke kampungnya dan menyebarkan agama di sekitarnya, kebanyakan
menjadi imam masjid, imam mushola dan membimbing ngaji anak-anak. Akhirnya
Agama Islam di dusun pendem bisa disemarakkan disemarakkan atau diamalkan dalam
kehidupan. Dan tidak lama lagi Mbah Muttaqin meninggal dunia lalu diteruskan,
diantaranya Bpk. Kh Nu'man dari Poncol, Bringin, Salatiga. Beliau meneruskan
pendidikan agama di dusun pendem, setelah itu diteruskan Bapak mughni, beliau
adalah keponakan dari Mbah Muttaqin yang bernama pak Dumeri. Waktu itu Bpk
Mughni masi muda, diminta mbah muttaqin mencari ilmu di Pondok Pesantren
Tegalrejo, Jawa Timur, dan akhirnya pulang dan meneruskan perjuangan Mbah
Muttaqin, dan mendirikan MI di Dusun Pendem, bahkan dijadikan untuk kuliah calon
guru agama, kurang lebih tahun 67 setelah G30-SPKI. Sampai sekarang dari perjuangan
para sesepuh dahulu, agama islam di Pendem bisa Semarak bahkan membawa nama
harum di dusun pendem itu sendiri. Berkat doa para sesepuh, putra dan cucu Mbah
Muttaqin banyak yang mendirikan pondok pesantren, hafidz dan hafidzoh. Demikian
biografi perjalanan Mbah Muttaqin, dan masih ada peninggalan masjid di dusun pendem
yang diberi nama masjid Al-Muttaqin.
Kh Masturi. interview. 2021. "Sejarah Islam Di Dusun pendem" . Magelang .