SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Download to read offline
SEJARAH LOKAL DAN TRADISI LISAN
Tentang
BABAD
TEMPUREJO
Tempuran Paron Ngawi Jawa Timur
Miftaqurrohman
Nailiya Sa’idah
Sejarah Lokal dan Tradisi Lisan
tentang
BABAD TEMPUREJO
Tempuran Paron Ngawi Jawa Timur
Miftaqurrohman
Nailiya Sa’idah
xix
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ~ i
Daftar Isi ~ xix
Bagian ke-1 : KADIPATEN GADINGREJO: MERUNUT
KEMBALI SEBUAH KENANGAN
SEJARAH ~ 1
A. Sejarah Kabupaten Gadingrejo (1604-1611 M) ~ 1
B. Kisah Rondo Darang dan Kyai Dugel Kesambi ~ 4
C. Tempat-Tempat Bersejarah Di Wilayah Gadingrejo
~ 6
1. Sri Gading: Nyai Sri Gading dan Mbah Abdullah
~ 6
2. Kanjengan: Kanjeng Gading ~ 8
3. Bedali: Nama Petilasan Ki Ageng Kutu ~ 10
4. Judel: Menyingkap Kisah Hidup Kiai Judel ~ 12
5. Krapyak: Menyingkap Sosok Kiai Krapyak ~ 15
D. Penyimpulan Penulis ~ 17
E. Citra Desa Campursari dalam Sebuah Lagu ~ 24
Bagian ke-2 : KIAI JUDEL (MUHAMMAD ABDUL
JAWAHIR) ~ 25
A. Asal-Usul Kiai Judel ~ 25
B. Hijrah Ke Bedali-Tamansari (Tahun 1790 M.) ~ 28
xx
C. Hijrah ke Purwosari-Gelang Lor (Tahun 1836 M.)
~ 36
D. Kehidupan Kiai Judel ~ 40
E. Mengenal Jambu Klampok ~ 42
F. Thoriqoh Akmaliyah ~ 43
Bagian ke-3 : KELUARGA KI AGENG MANTHOYIB
(IMAM THOYIB) ~ 47
A. Asal-Usul Ki Ageng Manthoyib ~ 47
B. Mbah Muhyi Membabad Bakalan ~ 51
C. Mbah Nurejo Kakak Peripean Mbah Muhyi ~ 55
D. Perkampungan Wetan Kali Bengawan ~ 57
Bagian ke-4 : PENGARUH PERANG JAWA DI
MATARAMAN ~ 61
A. Periodisasi Perang Jawa ~ 61
1. Perang Jawa I (1741-1743) ~ 61
2. Perang Jawa II (Agustus-September 1811) ~ 63
3. Perang Jawa III (1825-1830) ~ 65
B. Perjanjian Gianti (1755 M.) ~ 66
C. Pengaruh Suasana Perang Jawa (1825-1830 M.)
Di Mataraman ~ 67
D. Ponorogo: Ki Batoro Katong Hingga
Babad Sumoroto ~ 70
E. Pacitan: Wengker Kidul hingga Pasca
Palihan Nagari ~ 81
F. Madiun: Sejarah Pergolakan dan Tanah Sima ~ 86
G. Magetan: Masa Babad Hingga Pasca
Perang Jawa ~ 94
xxi
Bagian ke-5 : MENELUSURI AKAR SEJARAH
“NGAWI RAMAH” ~ 98
A. Ngawi dalam Kenangan Masa Silam ~ 98
B. Perjanjian Sepreh (1830) ~ 105
C. Daftar Nama-nama Bupati Ngawi ~ 108
D. Ngawi dalam Rengkuhan Para Pejuang
dan Ulama’-Santri ~ 109
1. Raden Patih Pringgokusumo ~ 109
2. K.R.T.A. Arya Kertonegoro ~ 111
3. Kiai Haji Muhammad Nur Salim ~ 115
4. Kiai Haji Siroj (Ngale) ~ 117
Bagian ke-6 : BABAD TEMPUREJO: MENGUNGKAP
SOSOK KIAI NUREJO ~ 122
A. Asal-Usul Nama Desa ~ 122
B. Asal Usul Kiai Nurejo ~ 126
C. Lingkungan Kali Tempuk (Tempuran) ~ 131
D. Gambaran Daerah Kulon Kali Tempuran ~ 134
E. Perkiraan Tahun Babad ~ 137
F. Membabad Tempurejo ~ 141
1. Laku Tirakat ~ 141
2. Mencari Alas Malang ~ 143
3. Wit Waung ~ 146
4. Di antara Wit Serut dan Wit Ploso ~ 148
5. Nundhung Lelembut ~ 152
6. Mbah Sarijan: Paman dan Mitra Mbah Nurejo
ingkang kajibah numbali ~ 155
7. Sesumbare Wong Etan Kali ~ 159
8. Mbah Nurejo: Menjadi Kamisepuh
Tiga Dusun ~ 160
9. Iman Asmo (Ki Somo) bin Nurejo: Lurah tanpa
SK ~ 164
xxii
10. Sebuah Permainan ~ 169
11. Pusaka Mbah Nurejo ~ 172
12. Tidak Bisa ditembus Suara Gong ~ 174
13. Sifat-sifat Kiai Nurejo ~ 176
14. Sosok Mbah Abdul Rohman Cepiring ~ 178
15. Versi Lain dalam Babad Tempurejo ~ 181
16. Ingkang Kawestanan Mbabad ~ 185
Bagian ke-7 : KIAI HAJI MUHAMMAD IDRIS: KAJI
SEPUH TEMPUREJO ~ 188
A. Asal-Usul K.H. Muhammad Idris ~ 188
B. Silsilah K.H. Muhammad Idris Dan Nyai Siti
Hasanah ~ 194
C. Putra-Putri K.H. Muhammad Idris ~ 195
D. Pribadi K.H. Muhammad Idris ~ 196
E. Perjuangan Naik Haji: Memberi Teladan Putra-
Putranya ~ 198
F. Visi-Misi K.H. Muhammad Idris ~ 204
G. Wakaf Mbah Idris: Warisan Yang Harus Dikelola
dengan Manajemen Pengembangan ~ 205
H. Nama “Fie Sabilil Muttaqien” (FSM) ~ 204
I. Riwayat Singkat Berdirinya Madrasah ~ 212
J. Haul K.H. Muhammad Idris ~ 218
Bagian ke-8 : MENELUSURI SILSILAH LELUHUR
~ 221
A. Silsilah Kiai Muhammad Abdul Jawahir (Mbah
Judel) ~ 221
B. Silsilah Ki Ageng Manthoyib (Imam Thoyib)
~ 222
C. Silsilah Kiai Nurejo ~ 222
xxiii
D. Silsilah Kiai Imam Muhyi (Mbah Muhyi) ~ 223
E. Silsilah Kiai Haji Muhammad Idris (Mbah Idris)
~ 223
F. Silsilah Kiai Abdul Rohman Cepiring Ponorogo
~ 223
G. Silsilah Kiai Nur Salim Benteng Pendem Ngawi
~ 223
H. Silsilah K.H. Muhammad Siroj Ngale ~ 223
Bagian ke-9 : MEMAKNAI SEJARAH LAKU
PARA LELUHUR ~ 226
A. Faham Sejarah Menjadi Syarat Sebuah Kejayaan
~ 226
B. Bagaimanapun, Para Pendahulu Tetap Lebih
Utama ~ 230
C. Sirna Ilang Kertaning Bumi: Sebuah Refleksi
Sejarah. ~ 237
D. Syi'iran Nashihat Lil Maghfurlah Kiai Haji Raden
(K.H.R.) Asnawi Kudus ~ 242
E. Syi’ir Pujian “Sangkan Paraning Dumadi” Karya
K.H. Ali Ma’shum Krapyak-Yogyakarta ~ 252
F. Wasito Sang Wisnu Murti ~ 255
Bagian ke-10 : PENUTUP ~ 257
A. Kesimpulan ~ 257
B. Saran ~ 259
C. Rekomendasi ~ 260
Daftar Pustaka ~ 264
Riwayat Penulis ~ 275
25
BAGIAN KE-2
KIAI JUDEL
(MUHAMMAD ABDUL JAWAHIR)
A. Asal-Usul Kiai Judel
Nama asli Kiai Judel (pengucapan Jawa: Judel)
atau yang akrab disebut Mbah Judel adalah Kiai
Muhammad Abdul Jawahir. Beliau lahir diperkirakan
tahun 1750 an.1
Tentang asal-usulnya terdapat beberapa
versi, di antaranya yaitu:
Mbah Judel adalah seorang prajurit (sumber lain
mengatakan senopati) perang Pangeran Diponegoro dari
tanah Bagelen Yogyakarta. Karena kalah perang akhirnya
1Asumsi tentang tahun kelahirannya ini didasarkan pada sinkronisasi catatan
silsilah yang ditulis oleh Bapak Syahid bin Juremi dengan Bapak Sutedjo bin
Hardjodinomo dan Bapak Sugeng bin Yanudi Melikan. Catatan pertama berupa
tulisan tangan yang mencoba memadukan nasab Mbah Judel ke atas dari jalur
para Nabi dan jalur para Dewa dan Raja-raja Jawa. Sedangkan catatan kedua
berupa buku silsilah dengan menjadikan Mbah Judel sebagai pusat dengan
jalur-jalur keturunannya ke bawah. Buku ini berjudul Silsilah Keluarga Judelan
Ponorogo (Kiai Muhammad Abdul Jawahir), dipublikasikan di Melikan dengan
tanggal cetak 28 Jun 2009.
26
melarikan diri ke daerah Bedali Tamansari Ponorogo,
kemudian pindah lagi dan menetap di Judelan Purwosari
Ponorogo. Pada saat melarikan diri beliau nawur kawulo
atau berbaur dengan masyarakat kecil menjadi rakyat
jelata, untuk menghilangkan jejak dari musuh-musuh
Pangeran Diponegoro. Menurut sumber lain, beliau adalah
seorang begawan (pujangga) kraton yang menjadi tempat
bertanya dan meminta pertimbangan tentang kebijakan-
kebijakan yang penting.
Versi lain mengatakan bahwa Beliau putra adipati
Muntilan-Magelang-Jawa Tengah.2
Beliau disuruh mondok
oleh orang tuanya. Di Pondok beliau mengaji berbagai
macam ilmu agama hingga mentok ilmu Tasawwuf.
Setelah selesai, beliau pulang ke Kadipaten. Menyaksikan
kehidupan Kadipaten yang tidak cocok dengan
keilmuannya, beliau berkata kepada Ayahnya: “Kulo pun
boten remen dados bangsawan romo.” Akhirnya yang
disuruh menjadi adipati adalah adiknya.3
Mbah judel
kemudian berniat mengembara mengamalkan ilmunya.
Pertama menuju daerah Bedali Campursari Sambit,
kemudian pindah untuk kedua kalinya ke Judelan
Purwosari Gelang Lor Sukorejo Ponorogo hingga akhir
hayatnya.
2Tentang putra Adipati Munthilan yang keberapa belum ada sumber yang jelas,
sehingga diperlukan penelusuran sejarah lebih lanjut.
3Sebagian kalangan menilai bahwa apa yang dilakukan Adipati Munthilan
tersebut merupakan salah langkah, karena dengan memondokkan putra
mahkotanya (Mbah Judel) menyebabkan dia tidak bernafsu lagi menjadi
penerus tahta ayahnya. Konon, pondok yang dimaksud adalah Pesantren
Gebang Tinatar Tegalsari Ponorogo. Jika benar demikian, maka beliau berguru
kepada Kiai Ageng Muhammad Besari, tokoh yang membabad desa Tegalsari
dan pendiri Pesantren Gebang Tinatar Tegalsari. Oleh karenanya, setelah
selesai mondok kemudian pulang ke Munthilan dan tidak mau lagi tinggal di
sana, beliau kemudian pergi hijrah ke Ponorogo, tepatnya di Dusun Bedali,
sebelah timurnya Tegalsari.
27
Berdasarkan catatan yang ada, Mbah Judel
memiliki tiga istri. Istri pertama (garwo sepuh) bernama
Nyai Sedrok, putri Kiai Amatsari dari Kebanaran
Ponorogo. Istri kedua (garwo pamadyo) belum diketahui
namanya, dari desa Ngimbang Pacitan dan masih
keturunan Ki Ageng Posong (R. Jaka Puring Mas/Ki
Ampok Boyo). Sedangkan istri ketiga adalah Eyang Njero
dari Danyang Sukosari Ponorogo. Sebagian sumber
mengatakan bahwa istri ketiga ini adalah seorang putri dari
Kiai Imam Puro Danyang.
Mbah Judel dengan Nyai Sedrok mempunyai tiga
anak, yaitu Nyai Supiyah, Kiai Muhammad Sarijan, dan
Nyai Khodijah. Nyai Supiyah dinikahkan dengan Kiai
Imam Thoyib (Ki Ageng Manthoyib) yang membabad
Desa (sekarang Dusun) Jogoragan Ngunut IV Ponorogo.
Kiai Muhammad Sarijan berpindah tempat dan membabad
Desa (sekarang Dusun) Melikan Tempuran Paron Ngawi.
Sedangkan Nyai Khodijah dinikahkan dengan Kiai
Awulawi yang membabad Desa (sekarang Dusun) Slote
Sukorejo Ponorogo.
Mbah Judel dengan garwo pamadyo dari desa
Ngimbang Pacitan mempuNyai enam anak, yaitu Nyai
Muhammad Iskak (istri dari Mbah Muhammad Iskak),
Nyai Kamjari (istri dari Mbah Kamjari),4
Nyai Juwari (istri
dari Mbah Juwari), Kiai Imam Raji (Eyang Rajah),5
Nyai
Estri (istri dari Kiai Kasan Tolabi, kemudian Kiai Josari),
dan Kiai Imam Juwair.
Mbah Judel dengan garwo terakhir mempuNyai
satu anak, yaitu Kiai Joyorejo yang menempati rumah
prabon ayahnya, Mbah Judel.
4Nyai Kamjari ini di usia sepuhnya memiliki kekuatan supra natural seperti
wali.
5Beliau dijuluki Eyang Rajah karena ahli dalam bidang rajah.
28
To be continue…..
47
BAGIAN KE-3
KELUARGA KI AGENG MANTHOYIB
(IMAM THOYIB)
A. Asal-Usul Ki Ageng Manthoyib
Ki Ageng Manthoyib atau lebih akrab disebut
Mbah Manthoyib (Imam Thoyib) adalah Prajurit Pangeran
Diponegoro dari Mataram. Beliau mulai bergabung pada
tahun 1827 M. di Mataram. Beliau adalah putra Ki Nur
Jaiman Karanglo Kota Gedhe Mataram (Yogyakarta), dan
Ki Nur Jaiman adalah putra dari Ki Ageng Pitono
Kembang Lampir.
Ki Ageng Pitono memiliki empat putra, yaitu Ki
Nur Jaiman, Ki Nur Hamdan, Ki Nur Shidiq, dan Ki Nur
Saed. Karena mereka termasuk pendukung dan pengikut
Pangeran Diponegoro, mereka melarikan diri. Ki
Nurjaiman dan Ki Nur Hamdan masih tetap di Mataram-
Yogyakarta, Ki Nur Shidiq ke kaki Gunung Lawu –ada
yang mengatakan di daerah Kendal-Ngawi-, dan Ki Nur
Saed ke Ponorogo lalu ke Melikan-Ngawi.
48
Ki Nur Saed menikah dengan kakak kandung
perempuan (Mbak Yu) Mbah Judel, dan memiliki 8 anak.
Setelah istrinya meninggal, kemudian menikah lagi dan
memiliki 9 putra. Untuk keturunan dari istri kedua ini
banyak tersebar di daerah Ngawi, khususnya Nongkorejo
dan sekitarnya. Ki Nur Saed tergolong istimewa karena
memiliki umur hingga 175 tahun. Ketika meninggal, beliau
dimakamkan di Makam Islam Tempurejo sebelah timur
pesarean Mbah Muhammad Sarijan. Orang-orang yang
masih keturunan Nur Saed ini memiliki ciri khusus yaitu
memiliki garis-garis lurus (garit) pada kuku ibu jarinya.1
Melihat silsilah di atas, maka Mbah Nur Saed
adalah paman Mbah Manthoyib. Ikatan kekeluargaan
mereka dengan Mbah Njudhel semakin kuat ketika Mbah
Nur Saed menikah dengan Mbak Yu Mbah Njudhel dan
Mbah Manthoyib menikah dengan Mbah Supiyah, putri
pertama Mbah Njudhel. Sehingga antara Mbah Manthoyib
dan Mbah Nur Saed ada hubungan keponakan-paman dan
keponakan ipar-pak puh ipar (peripean).
Menurut sebagian sumber, Mbah Manthoyib
berpangkat Penatus yang membawahi seratus pasukan.
Pada awal mulanya wilayah tugas beliau di daerah
Mataram, kemudian berpindah ke wilayah ke
mancanegara wetan atau brang wetan tepatnya di Pacitan.
Ketika masih di Mataram, terjadi serangan oleh
pihak Belanda dan mengakibatkan beberapa rumah
penduduk dibakar. Di antara yang dibakar adalah rumah
Mbah Muhyi (Kiai Imam Muhyi), ketika itu beliau masih
1Tampaknya, feomena ini menjadi ciri khas bagi orang-orang tertentu yang
masih memiliki garus keturunan orang-orang besar, seorang bangsawan
maupun agamawan besar. Penulis menemukan dan membuktikan sendiri
terhadap orang-orang yang masih keturunan Syaikh Ahmad Mutamakkin
Kajen-Pati, Kiai Nur Shodiq adik Ki Ageng Muhammad Besari, dan Kiai Nur Saed
di atas.
49
kecil. Sedangkan Ayah Mbah Muhyi yang bernama Singo
Dijoyo sedang bertugas di luar. Singo Dijoyo masuk dalam
divisi logistik yang bertugas khusus mencari bahan
makanan untuk persediaan para prajurit selama
peperangan. Beliau dan kelompoknya terkadang
membongkar lumbung para penduduk dan menghadang
rombongan perjalanan musuh untuk dirampas berasnya.
Beliau inilah yang dijuluki Mbah Dholog atau Mbah
Dhelog yang ditakuti oleh penduduk sekaligus oleh pihak
Belanda. Bagi mereka, Mbah Dhelog Singo Dijoyo adalah
seorang kampak (kecu, perampok).2
Sedangkan Ibunya
tidak terselamatkan, ikut terbakar dengan rumahnya
setelah terbunuh. Melihat kejadian ini, Mbah Muhyi
akhirnya diambil Mbah Manthoyib dan dijadikan anak
asuhnya. Ketika besar, Mbah Muhyi ikut berperang
menjadi prajurit di bawah komando ayah angkatnya, dan
kelak sekaligus dijadikan menantunya.
Ketika Mbah Manthoyib berpindah ke Pacitan,
beliau bertugas mengamankan daerah brang wetan sebelah
selatan. Karena jumlah pasukan dan fasilitas perang tidak
sebanding dengan Belanda, akhirnya pasukannya dapat
dikalahkan. Pacitan merupakan wilayah pertama yang
mengalami kolonialisme di Karesidenan Madiun.3
Setelah titik-titik pertahanan di wilayah brang
wetan sedikit demi sedikit jatuh ke tangan Belanda,
2Konon, Mbah Dholog Singo Dijoyo sangat ditakuti baik masyarakat maupun
Belanda. Beliau sering mangkal di pasar Kerbau. Ketika orang pasar tau beliau
datang dan mengambil posisi untuk mencegat, maka merekapun buyar. Di saat
beliau sedang gencar-gencarnya melakukan tugasnya, perkampungan tempat
tinggalnya didatangi pasukan belanda dan dibakar. Mungkin karena pihak
belanda jengkel dengan ketidakstabilan keamanan yang ditimbulkan oleh
Beliau.
3Ong Hok Ham, Madiun dalam Kemelut Sejarah: Priyayi dan Petani di
Karesidenan Madiun Abad XIX, terj. Oni Suryaman, cet. I (Jakarta: KPG, 2018),
74.
50
akhirnya Pangeran Diponegoro menyetujui undangan
Letnan Jenderal Gubernur Hindia-Belanda Hendrik
Merkus de Kock dan berkenan menghadirinya untuk
berunding. Maka sehari sesudah lebaran (28 Maret 1830)
Pangeran Diponegoro beserta pengikut-pengikutnya
memasuki kota Magelang untuk mengadakan kunjungan
kehormatan dan persahabatan dengan Jenderal de Kock.
Beliau diterima Jenderal de Kock dengan kehormatan di
ruang kerjanya. Ketika Jenderal de Kock menanyakan
syarat apa yang diinginkan, Pangeran Diponegoro
menghendaki negara merdeka dan menjadi pimpinan
mengatur agama Islam di Pulau Jawa. Jenderal de Kock
menolaknya, dan melarang Pangeran Diponegoro
meninggalkan ruangan. Pangeran Diponegoro ditangkap
Belanda yang ternyata telah menyiapkan penyergapan
secara rapi. Dengan demikian, Belanda menjalankan
pengkhianatan yang kesekian kalinya. Selanjutnya dengan
pengawalan ketat, Pangeran Diponegoro dibawa ke
Batavia, lalu dibuang ke Menado, kemudian dipindahkan
ke Benteng Rotterdam di Makassar sampai wafatnya (8
Januari 1855). Jenazahnya dimakamkan di kampung
Melayu Makassar.
Ketika peperangan sudah terhenti karena Pangeran
diponegoro tertangkap, Mbah Manthoyib dan pasukannya
mendapatkan kiriman sangu berupa uang sebanyak rong
tombong (dua keranjang yang biasa dibuat tempat pasir di
atas punggung kuda). Berdasarkan keputusan bersama,
akhirnya uang tersebut di bagi-bagikan kepada seluruh
pasukan, karena sudah tidak ada perang lagi. Anggota
pasukannya kemudian di pisah-pisah memencar untuk
membabad daerah yang kosong, di antaranya Gorang-
Gareng dan Kleleng (Jogorogo). Di Kleleng ini dahulunya
terdapat ….
51
To be continue……
122
BAGIAN KE-6
BABAD TEMPUREJO:
MENGUNGKAP SOSOK
KIAI NUREJO
A. Perkiraan Tahun Babad
Dari data yang ada, penulis mencoba menyusun
tahun dan peristiwa dalam tabel berikut. Beberapa angka
tahun penulis temukan sesuai catatan dalam dokumen,
sedangkan angka-angka yang lain penulis urutkan
berdasarkan asumsi diakronis logis yang masih bersifat
hipotesis.
TAHUN PERISTIWA Ket.
1750 Mbah Judel Lahir Dokumen
11
November
1785
Pangeran Diponegoro Lahir Dokumen
1790 Mbah Judel Hijrah I ke Bedali Dokumen
1825 Perang Jawa (Perang Diponegoro) Dokumen
123
dimulai
1827
Mbah Manthoyib bergabung dengan
Laskar Diponegoro
Dokumen
28 Maret
1830
Perang Jawa (Perang Diponegoro)
terhenti, Diponegoro tertangkap.
Dokumen
1830
Mbah Manthoyib ngecer-ngecer
pasukan dari pacitan menuju kulon lor
sampai Bakalan
Hipotesa
1830
Mbah Muhyi babad Bakalan atas saran
Mbah Manthoyib
Hipotesa
1830
Mbah Manthoyib menuju Ponorogo
bertemu dengan Mbah Judel di Bedali
Hipotesa
1831
Mbah Manthoyib Menikah dengan
Nyai Supiyah
Hipotesa
1835
Mbah Manthoyib bersembunyi dan
babad desa Jogoragan (diperkirakan
sudah memiliki dua putra, Nyai Saliyah
dan Sajinten yang lahir di Bedali).
Hipotesa
1836 Mbah Judel Hijrah II ke Purwosari Dokumen
1838
Perkiraan lahir Nyai Sajinah binti
Manthoyib
Hipotesa
1840
Perkiraan lahir Nyai Kadinah binti
Manthoyib
Hipotesa
8 Januari
1855
Pangeran Diponegoro Wafat Dokumen
1855 Perkiraan umur Nyai Sujinah 17 tahun, Hipotesa
1855
Perkiraan Mbah Nurejo babad
Tempurejo
Hipotesa
1857 Perkiraan umur Nyai Sujinah 20 tahun Hipotesa
1860
Perkiraan umur Nyai Kadinah 20 tahun
Menikah dengan Mbah Muhyi
Hipotesa
1860
Mbah Sarem dan Mbah Zainuddin
datang ke Tempurejo.
Hipotesa
1860
Mbah Haji Muhammad Idris
Tempurejo lahir (dihitung tahun wafat
dikurangi jumlah usia)
Wawancara
1864
Mbah Muhammad Sarijan Babad
Melikan
Dokumen
1865 Kabupaten Ngawi berpisah dengan Dokumen
124
kabupaten Magetan. Bupati I adalah
Raden Tumenggung Brotodiningrat
keturunan Tegalsari Ponorogo
1867
Dibuat Rel kereta Api melintasi
Melikan-Tempurejo
Dokumen
6
Nopember
1886
Mbah Muhammad Sarijan Wafat
Dokumen/
Prasasti
1885
Perkiraan Mbah Haji Muhammad Idris
datang ke Tempurejo (diasumsikan
menikah umur 25 tahun)
Hipotesa
Dari tabel di atas, diperkirakan bahwa babad
Tempurejo sekitar tahun 1855 an hingga 1858 an
(pertengahan abad ke-18). Hal tersebut didasarkan pada
asumsi kelahiran Nyai Sajinah pada tahun 1837, di mana
ayahnya -Mbah Manthoyib- sudah tiga tahun tinggal di
Jogoragan, dan kakeknya –Mbah Judel- sudah dua tahun
tinggal di Purwosari hijrah dari Bedali (1836). Jika
diasumsikan Nyai Sajinah menikah dengan Mbah Nurejo
pada usia 17 tahun, maka babad Tempurejo sekitar tahun
1855. Jika beliau menikah pada usia 20 tahun, maka
babadnya diperkirakan tahun 1858. “Rumus” yang
dipergunakan penulis adalah, pertama: Babad Tempurejo
lebih dahulu dari babad Melikan. Melikan di babad pada
tahun 1864 di mana Tempurejo sudah menjadi pemukiman
yang kecil dengan rumah-rumah yang masih dapat
dihitung. Diperkirakan untuk menjadi pemukiman ini
diperlukan waktu sekitar 5-15 tahun, atau bahkan lebih.
Kedua, Mbah Nurejo pergi menuju ke Alas Malang (nama
Tempurejo sebelum dibabad) pada malam hari sehabis
acara pernikahnnya selesai. Dengan kata lain beliau
memulai perjalanan babad di tahun pernikahannya. Ketiga,
Nyai Sajiinah dilahirkan setelah keluarga besar Mbah
Judel menemukan tempat Hijrah yang dirasa nyaman
untuk kelangsungan keturunannya. Keempat, pada masa
125
dahulu, standar umum umur perempuan biasa menikah
adalah 17-20 tahun.
Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba
mengambil angka tahun di mana Tempurejo mulai
dibabad. Secara hipotesa, Tempurejo dibabad pada tahun
1855 pasca meninggalnya pangeran Diponegoro dan pasca
Mbah Nurejo menikah.1
Tanggal 8 Januari 1855 merupakan hari yang
sangat memukul hati para pengikut dan laskar Diponegoro
sekaligus hari berkabung tanah jawa, karena Pimpinan
tertinggi perjuangan yaitu Pangeran Diponegoro
menghembuskan nafas terakhir di Benteng Rotterdam
Makassar, tepat pukul 06.30 setelah matahari terbit pada
hari senin di usia 70 tahun.2
Secara psikologis, banyak
laskar beliau yang tersebar di mana-mana merasa
kehilangan komando, pengayom dan induk semang,
sehingga nasib perjuangan ke depannya tidak jelas. Dalam
suasana yang demikian, banyak laskar pajuang maupun
simpatisannya yang berhijrah, mencari tempat tinggal
baru, ataupun membabad alas untuk memulai hidup baru
dengan tetap menjaga semangat perjuangan dan
mewariskan amanat perjuangan kepada anak-cucunya.
Bagi yang memiliki basik keilmuan agama yang mumpuni
biasanya mendirikan Masjid ataupun Pesantren. Mengingat
bahwa Pangeran Diponegoro di samping seorang
1Versi lain mengatakan bahwa Tempurejo dibabad jauh sebelum itu. Hal ini
didasarkan pada pendapat bahwa Tempurejo dibabat sebelum Melikan.
Tempurejo sudah berupa pemukiman kecil kemudian Melikan baru dibabad
pada tahun 1864. Jika dalam membentuk sebuah pemukiman dibutuhkan
waktu kurang lebih 25 tahunan, maka Tempurejo dibabad kuranglebih pada
tahun 1839.
2Peter Carey, Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di
Jawa, 1785-1855, cet. III, vol. II (Jakarta: KPG-KITLV, 2016), 894.
126
Bangsawan keraton dan pejuang, juga seorang agamawan
yang ahli fikih dan ahli tasawwuf.
Tidak terkecuali Mbah Nurejo, hijrah beliau
mencari tanah babadan juga terpengaruh oleh suasana
demikian. Di samping ada sebab khusus yang membuat
beliau semakin mantap untuk melakukan babad, yaitu
petunjuk lewat mimpi yang mengarahkannya untuk
mencari wit waung antara pohon serut dan ploso di Alas
Malang.
B. Membabad Tempurejo
1. Laku Tirakat
Ketika masih di Ponorogo, Mbah Nurejo
menyambung hidup dengan bekerja. Karena daerah
Purwosari adalah daerah pertanian, maka beliau
bekerja di sawah dan tegalan. Selama bekerja pada
majikannya, beliau mendapatkan jatah taMbahan
berupa bahan makanan mentah hasil sawah dan tegal
seperti ketela, jagung, padi, dan buah-buahan lainnya.
Tidak langsung beliau masak akan tetapi disimpan
dengan cara melemparkannya di atas langit-langit
rumahnya (jawa: njajis), karena beliau berpuasa. Hal
ini dilakukannya hampir tiap hari.
Suatu hari Mbah Sarijan melihat perbuatan
keponakannya tadi, beliau penasaran kemudian melihat
isi njajis, ternyata di situ terdapat timbunan berbagai
macam bahan makanan mentah. Akhirnya beliau
berkata: “Ooo.. tibake awakmu ngunu iku to?” Mbah
Sarijan baru tahu kalau keponakannya sedang laku
tirakat puasa. Beliau juga jarang tidur malam (betah
127
melek). Dari hasil tirakatnya ini, Mbah Nurejo
mendapatkan petunjuk semacam wangsit/ilham dalam
mimpi untuk babad di tempat yang baru.
Satu sumber menceritakan bahwa suatu malam,
dalam mimpi beliau ditemui orang yang tinggi besar
memakai jubah serba hijau.3
Sosok itu menawari
beliau untuk babad:
“Awakmu seneng babad alas dhewe opo piye?”
“Ayo tak duduhke yen seneng babad.”
“Iki lo alase.. babaden”
“Awakmu mengko manggono nggon serut iki
karo ploso iki..”
Esoknya, Mbah Nurejo menceritakan mimpi –yang
sangat jelas- yang baru dialaminya kepada mertuanya,
Mbah Manthoyib. Kemudian beliau meminta izin
untuk membuktikan petunjuk dalam mimpinya, dan
segera mencari tempat yang dimaksud.
To be continue……
3Dalam tradisi metafisik Islam atau dunia tasawwuf, sosok yang sering
menggunakan atribut hijau adalah Nabi Khidlir a.s. Nama lengkap beliau adalah
Khidlir Balya ibn Malkan. Beliau termasuk tiga Nabi yang masih hidup hingga
sekarang selain Nabi Idris a.s. dan Nabi Ilyas a.s. Konon Nabi Khidlir adalah
seorang Panglima perang pasukan Raja Zulkarnain (dhul Qornain atau yang
terkenal dengan Alexander the Great) yang diberi karomah umur panjang dan
hidup hingga hari kiamat karena berhasil menemukan air kehidupan (ma’ul
hayah) dan meminum sekaligus mandi di dalamnya. Beliau diberi keistimewaan
oleh Allah dapat menembus dimensi ruang dan waktu, sehingga dapat berubah
wujud menyerupai siapa saja yang dikehendakinya, dan dapat menemui siapa
saja yang dikehendakinya, di manapaun dan kapanpun. Baik untuk
memberikan petunjuk ataupun peringatan. Biografi lengkap dan kisah
perjalanan hidup beliau dapat dibaca dalam kitab ‘Ina>yat al-Muftaqir fi>ma>
Yata‘allaq bi Sayyidina> al-Khadlir karya Syeikh Mahfuz} al-Tarmasi>.
188
BAGIAN KE-7
KIAI HAJI MUHAMMAD IDRIS:
KAJI SEPUH TEMPUREJO
A. Asal-Usul K.H. Muhammad Idris
Mbah Kiai Haji Muhammad Idris atau yang lebih
akrab disebut Mbah Idris dilahirkan di dusun Kidal desa
Kauman Kecamatan Karangrejo Magetan. Beliau lahir
pada hari Ahad Paing sekitar tahun 1860 M. Hal ini
didasarkan pada pernyataan bahwa umur beliau mencapai
97 tahun, dan beliau wafat pada tahun 1957.
Beliau adalah putra Kiai Haji Kasan Iman (Mbah
Saniman) dengan istri keduanya. K.H. Kasan Iman berasal
dari Barat Magetan, sedangkan ayahnya berasal dari
Pacitan. Beliau diambil menantu oleh Kiai Haji Sholeh,
seorang tokoh pembabad agama di Satriyan Tepas Geneng
Ngawi. Cerita tentang sampainya beliau ke Satriyan adalah
suatu ketika beliau mendirikan gubuk untuk tempat
tinggalnya. Di saat beliau memikul empyak tiba-tiba ada
angin besar membawa beliau hingga di perlintasan rel
kereta api (pelangkahan sepur) daerah Bayem. Kemudian
189
beliau meneruskan perjalanan ke arah barat hingga sampai
di Satriyan.
K.H. Kasan Iman kemudian menikah dengan putri
Mbah Haji Sholeh yang bernama Nyai Hajah Siti Aminah
yang kemudian melahirkan putra pertamanya yang
bernama Isman (tinggal di Ngale). Karena adanya
ketidakcocokan dengan mertuanya, akhirnya Mbah
Saniman bercerai. Setelah bercerai, Mbah Saniman
kembali ke tempat asalnya Barat dan menikah lagi dengan
perempuan setempat. Dari hasil pernikahan keduanya ini,
lahirlah Aripin (nama kecil Mbah Idris). Beliau lahir di
lingkungan di mana terkenal dengan home industri
pembuat gong, yaitu Kidal. Dahulu Kidal masuk dalam
wilayah Kecamatan Barat, dan termasuk daerah abangan.
Tidak lama kemudian, ibu Mbah Idris meninggal dunia.
Terdorong ingin berjuang agama dan memperbaiki
hubungannya dengan mertuanya dulu, akhirnya Mbah
Saniman kembali ke satriyan dengan membawa Aripin dan
merujuk mantan istri pertamanya, Nyai Siti Aminah.
Dimungkinkan juga beliau terdorong rasa welas terhadap
Mbah Aminah dan ingin membahagiakannya lagi setelah
berpisah.
Dari hasil pernikahannya dengan Mbah Aminah
yang kedua, Beliau memiliki enam putra, yaitu Mbah Haji
Kasan Diharjo, Haji Abdul Lathif,1
Haji Syarqawi, Haji
Tayib, Hajah Nyai Mat Kaeran, dan Haji Siraj. Semua
putra-putri beliau diajak berangkat haji bersama-sama satu
rombongan.
To be continue….
1H. Abdul Lathif bin H. Kasan Iman menikah dengan Nyai Marjunah, adik
kandung K.H. Suyuthi bin H. Manshur Ngale. K.H. Suyuthi Ngale adalah mertua
H. Nawawi bin H. Muhammad Idris Tempurejo.
BERI NILAI BUKU INI
INGIN TAHU KISAH-KISAH SELANJUTNYA?
HUBUNGI SEGERA
0812 1700 6883
UNTUK MENDAPATKAN BUKUNYA
Cetakan pertama,
Limited Edition lhoo…
Buku ini adalah yang pertama mengulas tentang kesejarahan
Tempurejo Tempuran Paron Ngawi –yang selama ini beredar hanya di
kalangan tertentu- dalam bentuk Babad. Walaupun babad identik dengan
karya fiksi karena mengandung riwayat mitos, tetapi buku ini lebih merupakan
sebuah penelitian sejarah karena ditulis dengan perspektif sejarah lokal (local
history) dan tradisi lisan (oral history) yang mana mensyaratkan suatu
metodologi dan terpenuhinya unsur-unsur tertentu. Beberapa mitos di
dalamnya tiada lain di samping sebagai pembelajaran atas penyikapan
terhadap kearifan lokal, juga untuk menstimulasi kreatifitas intelektual-moral
dalam mencari atau bahkan menemukan suatu fakta sejarah baru.
Pelibatan sejarah lokus-lokus lain dalam babad Tempurejo adalah
suatu keniscayaan, karena tidak ada sejarah terjadi di ruang hampa. Oleh
karenanya, ia menjadi hak milik umat manusia dan tentunya bebas diakses
siapa saja dengan berbagai kepentingannya.
Dengan hadirnya buku ini diharapkan informasi kesejarahan
Tempurejo dapat diakses oleh siapapun terutamanya generasi muda agar
tidak mudah mengalami krisis identitas dan “kepaten obor”. Minimal, dapat
sebagai sarana refleksi serta menambah wawasan keragaman sejarah budaya
di Nusantara.

More Related Content

What's hot

Pengertian dan peranan konsep, teori, generalisasi, fenomena
Pengertian dan peranan konsep, teori, generalisasi, fenomenaPengertian dan peranan konsep, teori, generalisasi, fenomena
Pengertian dan peranan konsep, teori, generalisasi, fenomenaM fazrul
 
Perjuangan bangsa indonesia melawan penjajah
Perjuangan bangsa indonesia melawan penjajahPerjuangan bangsa indonesia melawan penjajah
Perjuangan bangsa indonesia melawan penjajahShafiraaaaa
 
Perlawanan rakyat indonesia terhadap kolonial belanda
Perlawanan rakyat indonesia terhadap kolonial belandaPerlawanan rakyat indonesia terhadap kolonial belanda
Perlawanan rakyat indonesia terhadap kolonial belandaNidya Milano
 
sejarah indonesia kelas 11 ipa 2 ppt peristiwa sumpah pemuda di indonesia
sejarah indonesia kelas 11 ipa 2 ppt peristiwa sumpah pemuda di indonesiasejarah indonesia kelas 11 ipa 2 ppt peristiwa sumpah pemuda di indonesia
sejarah indonesia kelas 11 ipa 2 ppt peristiwa sumpah pemuda di indonesiaJohan Setiawan
 
Bahan Ajar 8 Bab 4.pptx
Bahan Ajar 8 Bab 4.pptxBahan Ajar 8 Bab 4.pptx
Bahan Ajar 8 Bab 4.pptxSitiKuswaroh
 
Perang melawan kolonialisme
Perang melawan kolonialismePerang melawan kolonialisme
Perang melawan kolonialismeFikri Yaqin
 
Sejarah (Indonesia Pada Masa Orde Baru)
Sejarah (Indonesia Pada Masa Orde Baru)Sejarah (Indonesia Pada Masa Orde Baru)
Sejarah (Indonesia Pada Masa Orde Baru)Cahya Mustikaroh
 
Bhinneka Tunggal Ika.ppt
Bhinneka Tunggal Ika.pptBhinneka Tunggal Ika.ppt
Bhinneka Tunggal Ika.pptSeptiaRini14
 
Perkembangan Ekonomi dan Politik pada Masa Awal Kemerdekaan
Perkembangan Ekonomi dan Politik pada Masa Awal Kemerdekaan Perkembangan Ekonomi dan Politik pada Masa Awal Kemerdekaan
Perkembangan Ekonomi dan Politik pada Masa Awal Kemerdekaan Ulul Azmi Lomuber Rezqi
 
Presentasi Kedatangan Bangsa Barat ke nusantara
Presentasi Kedatangan Bangsa Barat ke nusantaraPresentasi Kedatangan Bangsa Barat ke nusantara
Presentasi Kedatangan Bangsa Barat ke nusantaraWinie Dwicahyandari
 
power point bela negara
power point bela negarapower point bela negara
power point bela negaraputrireza
 
BUKTI-BUKTI KEHIDUPAN PENGARUH HINDU-BUDDHA YANG MASIH ADA PADA SAAT INI
BUKTI-BUKTI KEHIDUPAN PENGARUH HINDU-BUDDHA YANG MASIH ADA PADA SAAT INIBUKTI-BUKTI KEHIDUPAN PENGARUH HINDU-BUDDHA YANG MASIH ADA PADA SAAT INI
BUKTI-BUKTI KEHIDUPAN PENGARUH HINDU-BUDDHA YANG MASIH ADA PADA SAAT INIArmadira Enno
 
Pancasila sebagai ideologi bangsa & negara
Pancasila sebagai ideologi bangsa & negaraPancasila sebagai ideologi bangsa & negara
Pancasila sebagai ideologi bangsa & negara1234567898765432112345
 
MODUL 10.1 LKPD, LEMBAR ASESMEN, LEMBAR REFLEKSI, PENGAYAAN REMIDIAL CARA BER...
MODUL 10.1 LKPD, LEMBAR ASESMEN, LEMBAR REFLEKSI, PENGAYAAN REMIDIAL CARA BER...MODUL 10.1 LKPD, LEMBAR ASESMEN, LEMBAR REFLEKSI, PENGAYAAN REMIDIAL CARA BER...
MODUL 10.1 LKPD, LEMBAR ASESMEN, LEMBAR REFLEKSI, PENGAYAAN REMIDIAL CARA BER...FransiskusXaveriusKa1
 
Harmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia.pptx
Harmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia.pptxHarmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia.pptx
Harmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia.pptxBangHak
 
Perbandingan:Persamaan dan Perbedaan Orde Baru dan Reformasi
Perbandingan:Persamaan dan Perbedaan Orde Baru dan ReformasiPerbandingan:Persamaan dan Perbedaan Orde Baru dan Reformasi
Perbandingan:Persamaan dan Perbedaan Orde Baru dan ReformasiDewi Setiyani Putri
 
UUD 1945 Sebelum Amandemen
UUD 1945 Sebelum AmandemenUUD 1945 Sebelum Amandemen
UUD 1945 Sebelum AmandemenProduk Hukum
 
Masuknya agama hindu di indonesia
Masuknya agama hindu di indonesiaMasuknya agama hindu di indonesia
Masuknya agama hindu di indonesiaRofex Madridista
 

What's hot (20)

Pengertian dan peranan konsep, teori, generalisasi, fenomena
Pengertian dan peranan konsep, teori, generalisasi, fenomenaPengertian dan peranan konsep, teori, generalisasi, fenomena
Pengertian dan peranan konsep, teori, generalisasi, fenomena
 
Perjuangan bangsa indonesia melawan penjajah
Perjuangan bangsa indonesia melawan penjajahPerjuangan bangsa indonesia melawan penjajah
Perjuangan bangsa indonesia melawan penjajah
 
Perlawanan rakyat indonesia terhadap kolonial belanda
Perlawanan rakyat indonesia terhadap kolonial belandaPerlawanan rakyat indonesia terhadap kolonial belanda
Perlawanan rakyat indonesia terhadap kolonial belanda
 
sejarah indonesia kelas 11 ipa 2 ppt peristiwa sumpah pemuda di indonesia
sejarah indonesia kelas 11 ipa 2 ppt peristiwa sumpah pemuda di indonesiasejarah indonesia kelas 11 ipa 2 ppt peristiwa sumpah pemuda di indonesia
sejarah indonesia kelas 11 ipa 2 ppt peristiwa sumpah pemuda di indonesia
 
Pemerintahan gus dur
Pemerintahan gus durPemerintahan gus dur
Pemerintahan gus dur
 
Bahan Ajar 8 Bab 4.pptx
Bahan Ajar 8 Bab 4.pptxBahan Ajar 8 Bab 4.pptx
Bahan Ajar 8 Bab 4.pptx
 
Perang melawan kolonialisme
Perang melawan kolonialismePerang melawan kolonialisme
Perang melawan kolonialisme
 
Sejarah (Indonesia Pada Masa Orde Baru)
Sejarah (Indonesia Pada Masa Orde Baru)Sejarah (Indonesia Pada Masa Orde Baru)
Sejarah (Indonesia Pada Masa Orde Baru)
 
Bhinneka Tunggal Ika.ppt
Bhinneka Tunggal Ika.pptBhinneka Tunggal Ika.ppt
Bhinneka Tunggal Ika.ppt
 
Perkembangan Ekonomi dan Politik pada Masa Awal Kemerdekaan
Perkembangan Ekonomi dan Politik pada Masa Awal Kemerdekaan Perkembangan Ekonomi dan Politik pada Masa Awal Kemerdekaan
Perkembangan Ekonomi dan Politik pada Masa Awal Kemerdekaan
 
Presentasi Kedatangan Bangsa Barat ke nusantara
Presentasi Kedatangan Bangsa Barat ke nusantaraPresentasi Kedatangan Bangsa Barat ke nusantara
Presentasi Kedatangan Bangsa Barat ke nusantara
 
power point bela negara
power point bela negarapower point bela negara
power point bela negara
 
BUKTI-BUKTI KEHIDUPAN PENGARUH HINDU-BUDDHA YANG MASIH ADA PADA SAAT INI
BUKTI-BUKTI KEHIDUPAN PENGARUH HINDU-BUDDHA YANG MASIH ADA PADA SAAT INIBUKTI-BUKTI KEHIDUPAN PENGARUH HINDU-BUDDHA YANG MASIH ADA PADA SAAT INI
BUKTI-BUKTI KEHIDUPAN PENGARUH HINDU-BUDDHA YANG MASIH ADA PADA SAAT INI
 
Pancasila sebagai ideologi bangsa & negara
Pancasila sebagai ideologi bangsa & negaraPancasila sebagai ideologi bangsa & negara
Pancasila sebagai ideologi bangsa & negara
 
MODUL 10.1 LKPD, LEMBAR ASESMEN, LEMBAR REFLEKSI, PENGAYAAN REMIDIAL CARA BER...
MODUL 10.1 LKPD, LEMBAR ASESMEN, LEMBAR REFLEKSI, PENGAYAAN REMIDIAL CARA BER...MODUL 10.1 LKPD, LEMBAR ASESMEN, LEMBAR REFLEKSI, PENGAYAAN REMIDIAL CARA BER...
MODUL 10.1 LKPD, LEMBAR ASESMEN, LEMBAR REFLEKSI, PENGAYAAN REMIDIAL CARA BER...
 
Harmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia.pptx
Harmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia.pptxHarmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia.pptx
Harmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia.pptx
 
Perbandingan:Persamaan dan Perbedaan Orde Baru dan Reformasi
Perbandingan:Persamaan dan Perbedaan Orde Baru dan ReformasiPerbandingan:Persamaan dan Perbedaan Orde Baru dan Reformasi
Perbandingan:Persamaan dan Perbedaan Orde Baru dan Reformasi
 
UUD 1945 Sebelum Amandemen
UUD 1945 Sebelum AmandemenUUD 1945 Sebelum Amandemen
UUD 1945 Sebelum Amandemen
 
Masuknya agama hindu di indonesia
Masuknya agama hindu di indonesiaMasuknya agama hindu di indonesia
Masuknya agama hindu di indonesia
 
Makalah angin
Makalah anginMakalah angin
Makalah angin
 

Similar to Babad tempurejo 1

Ppt etika protestan (4)
Ppt etika protestan (4)Ppt etika protestan (4)
Ppt etika protestan (4)yanto paulinus
 
Buku gratis pesugihan (buku kecil) - muhammad abduh tuasikal
Buku gratis   pesugihan (buku kecil) - muhammad abduh tuasikalBuku gratis   pesugihan (buku kecil) - muhammad abduh tuasikal
Buku gratis pesugihan (buku kecil) - muhammad abduh tuasikaltemanna #LABEDDU
 
Tugas3 spi-hki-kls c-2021-adela s v
Tugas3 spi-hki-kls c-2021-adela s vTugas3 spi-hki-kls c-2021-adela s v
Tugas3 spi-hki-kls c-2021-adela s vRizal203749
 
Bab i ka ijaaaaaaaaaaaaaa
Bab i ka ijaaaaaaaaaaaaaaBab i ka ijaaaaaaaaaaaaaa
Bab i ka ijaaaaaaaaaaaaaaAzmi Azmi
 
Bab i ka ijaaaaaaaaaaaaaa
Bab i ka ijaaaaaaaaaaaaaaBab i ka ijaaaaaaaaaaaaaa
Bab i ka ijaaaaaaaaaaaaaaAzmi Azmi
 
Persentasi etika
Persentasi etikaPersentasi etika
Persentasi etikalinasaputri
 
Persentasi etika
Persentasi etikaPersentasi etika
Persentasi etikalinasaputri
 
Persentasi etika
Persentasi etikaPersentasi etika
Persentasi etikalinasaputri
 
Daftar raja buleleng
Daftar raja bulelengDaftar raja buleleng
Daftar raja bulelengTutikMalikah
 
Tugas uas spi semester ganjil khoirul anwari
Tugas uas spi semester ganjil khoirul anwariTugas uas spi semester ganjil khoirul anwari
Tugas uas spi semester ganjil khoirul anwariBillaWati
 
Laporan perjalanan wisata (tour)
Laporan perjalanan wisata (tour)Laporan perjalanan wisata (tour)
Laporan perjalanan wisata (tour)Syaifuddin AEfud
 
Laporan Akulturasi Masjid Agung Kebumen - Sejarah Indonesia
Laporan Akulturasi Masjid Agung Kebumen - Sejarah IndonesiaLaporan Akulturasi Masjid Agung Kebumen - Sejarah Indonesia
Laporan Akulturasi Masjid Agung Kebumen - Sejarah IndonesiaHeryan Putra
 
PPT Sejarah masa islam.pptx
PPT Sejarah masa islam.pptxPPT Sejarah masa islam.pptx
PPT Sejarah masa islam.pptxyustinaliyah
 
Besilam kampungnya para sufi
Besilam kampungnya para sufiBesilam kampungnya para sufi
Besilam kampungnya para sufifadilfika
 
Walisongo PPT 1.pptx
Walisongo PPT 1.pptxWalisongo PPT 1.pptx
Walisongo PPT 1.pptxBasithAbas
 

Similar to Babad tempurejo 1 (20)

Ppt etika protestan (4)
Ppt etika protestan (4)Ppt etika protestan (4)
Ppt etika protestan (4)
 
Sejarah wali songo
Sejarah wali songoSejarah wali songo
Sejarah wali songo
 
Buku gratis pesugihan (buku kecil) - muhammad abduh tuasikal
Buku gratis   pesugihan (buku kecil) - muhammad abduh tuasikalBuku gratis   pesugihan (buku kecil) - muhammad abduh tuasikal
Buku gratis pesugihan (buku kecil) - muhammad abduh tuasikal
 
Tugas3 spi-hki-kls c-2021-adela s v
Tugas3 spi-hki-kls c-2021-adela s vTugas3 spi-hki-kls c-2021-adela s v
Tugas3 spi-hki-kls c-2021-adela s v
 
Bab i ka ijaaaaaaaaaaaaaa
Bab i ka ijaaaaaaaaaaaaaaBab i ka ijaaaaaaaaaaaaaa
Bab i ka ijaaaaaaaaaaaaaa
 
Bab i ka ijaaaaaaaaaaaaaa
Bab i ka ijaaaaaaaaaaaaaaBab i ka ijaaaaaaaaaaaaaa
Bab i ka ijaaaaaaaaaaaaaa
 
Persentasi etika
Persentasi etikaPersentasi etika
Persentasi etika
 
Jejak sejarah bontoramba
Jejak sejarah bontorambaJejak sejarah bontoramba
Jejak sejarah bontoramba
 
Budaya kerinci
Budaya kerinciBudaya kerinci
Budaya kerinci
 
Persentasi etika
Persentasi etikaPersentasi etika
Persentasi etika
 
Persentasi etika
Persentasi etikaPersentasi etika
Persentasi etika
 
Kisah walisongo
Kisah walisongoKisah walisongo
Kisah walisongo
 
Kisah walisongo
Kisah walisongoKisah walisongo
Kisah walisongo
 
Daftar raja buleleng
Daftar raja bulelengDaftar raja buleleng
Daftar raja buleleng
 
Tugas uas spi semester ganjil khoirul anwari
Tugas uas spi semester ganjil khoirul anwariTugas uas spi semester ganjil khoirul anwari
Tugas uas spi semester ganjil khoirul anwari
 
Laporan perjalanan wisata (tour)
Laporan perjalanan wisata (tour)Laporan perjalanan wisata (tour)
Laporan perjalanan wisata (tour)
 
Laporan Akulturasi Masjid Agung Kebumen - Sejarah Indonesia
Laporan Akulturasi Masjid Agung Kebumen - Sejarah IndonesiaLaporan Akulturasi Masjid Agung Kebumen - Sejarah Indonesia
Laporan Akulturasi Masjid Agung Kebumen - Sejarah Indonesia
 
PPT Sejarah masa islam.pptx
PPT Sejarah masa islam.pptxPPT Sejarah masa islam.pptx
PPT Sejarah masa islam.pptx
 
Besilam kampungnya para sufi
Besilam kampungnya para sufiBesilam kampungnya para sufi
Besilam kampungnya para sufi
 
Walisongo PPT 1.pptx
Walisongo PPT 1.pptxWalisongo PPT 1.pptx
Walisongo PPT 1.pptx
 

More from Miftaqurrohman el-Qudsy

Pasar modal syari'ah miftaqurrohman el qudsy
Pasar modal syari'ah miftaqurrohman el qudsyPasar modal syari'ah miftaqurrohman el qudsy
Pasar modal syari'ah miftaqurrohman el qudsyMiftaqurrohman el-Qudsy
 
Pasar uang syari'ah miftaqurrohman el qudsy
Pasar uang syari'ah miftaqurrohman el qudsyPasar uang syari'ah miftaqurrohman el qudsy
Pasar uang syari'ah miftaqurrohman el qudsyMiftaqurrohman el-Qudsy
 
Fleksibelitas wakaf dalam madzhab hanafi miftaqurrohman el qudsy
Fleksibelitas wakaf dalam madzhab hanafi miftaqurrohman el qudsyFleksibelitas wakaf dalam madzhab hanafi miftaqurrohman el qudsy
Fleksibelitas wakaf dalam madzhab hanafi miftaqurrohman el qudsyMiftaqurrohman el-Qudsy
 
Cara berfikir kaum liberal dan fundamentalis dalam timbangan usul al fiqh mif...
Cara berfikir kaum liberal dan fundamentalis dalam timbangan usul al fiqh mif...Cara berfikir kaum liberal dan fundamentalis dalam timbangan usul al fiqh mif...
Cara berfikir kaum liberal dan fundamentalis dalam timbangan usul al fiqh mif...Miftaqurrohman el-Qudsy
 
Bedah kasus putusan ma 2337 k pdt_2009 miftaqurrohman el-qudsy
Bedah kasus putusan ma 2337 k pdt_2009 miftaqurrohman el-qudsyBedah kasus putusan ma 2337 k pdt_2009 miftaqurrohman el-qudsy
Bedah kasus putusan ma 2337 k pdt_2009 miftaqurrohman el-qudsyMiftaqurrohman el-Qudsy
 
Biografi syekh syarofuddin yahya al-amrithy
Biografi syekh syarofuddin yahya al-amrithyBiografi syekh syarofuddin yahya al-amrithy
Biografi syekh syarofuddin yahya al-amrithyMiftaqurrohman el-Qudsy
 

More from Miftaqurrohman el-Qudsy (14)

Istihsan dalam madhhab Hanafi
Istihsan dalam madhhab HanafiIstihsan dalam madhhab Hanafi
Istihsan dalam madhhab Hanafi
 
Istihsan dalam madhhab Hanafi
Istihsan dalam madhhab HanafiIstihsan dalam madhhab Hanafi
Istihsan dalam madhhab Hanafi
 
Wanita miftaqurrohman el qudsy
Wanita miftaqurrohman el qudsyWanita miftaqurrohman el qudsy
Wanita miftaqurrohman el qudsy
 
Revisi biografi syaikh syarofuddin
Revisi biografi syaikh syarofuddinRevisi biografi syaikh syarofuddin
Revisi biografi syaikh syarofuddin
 
Perbankan islam miftaqurrohman el qudsy
Perbankan islam miftaqurrohman el qudsyPerbankan islam miftaqurrohman el qudsy
Perbankan islam miftaqurrohman el qudsy
 
Pasar modal syari'ah miftaqurrohman el qudsy
Pasar modal syari'ah miftaqurrohman el qudsyPasar modal syari'ah miftaqurrohman el qudsy
Pasar modal syari'ah miftaqurrohman el qudsy
 
Pasar uang syari'ah miftaqurrohman el qudsy
Pasar uang syari'ah miftaqurrohman el qudsyPasar uang syari'ah miftaqurrohman el qudsy
Pasar uang syari'ah miftaqurrohman el qudsy
 
Materi buku jurumiyah 2013 biru
Materi buku jurumiyah 2013 biruMateri buku jurumiyah 2013 biru
Materi buku jurumiyah 2013 biru
 
Fleksibelitas wakaf dalam madzhab hanafi miftaqurrohman el qudsy
Fleksibelitas wakaf dalam madzhab hanafi miftaqurrohman el qudsyFleksibelitas wakaf dalam madzhab hanafi miftaqurrohman el qudsy
Fleksibelitas wakaf dalam madzhab hanafi miftaqurrohman el qudsy
 
Cara berfikir kaum liberal dan fundamentalis dalam timbangan usul al fiqh mif...
Cara berfikir kaum liberal dan fundamentalis dalam timbangan usul al fiqh mif...Cara berfikir kaum liberal dan fundamentalis dalam timbangan usul al fiqh mif...
Cara berfikir kaum liberal dan fundamentalis dalam timbangan usul al fiqh mif...
 
Biografi shorof edit
Biografi shorof editBiografi shorof edit
Biografi shorof edit
 
Bedah kasus putusan ma 2337 k pdt_2009 miftaqurrohman el-qudsy
Bedah kasus putusan ma 2337 k pdt_2009 miftaqurrohman el-qudsyBedah kasus putusan ma 2337 k pdt_2009 miftaqurrohman el-qudsy
Bedah kasus putusan ma 2337 k pdt_2009 miftaqurrohman el-qudsy
 
Abstraksi fix
Abstraksi fixAbstraksi fix
Abstraksi fix
 
Biografi syekh syarofuddin yahya al-amrithy
Biografi syekh syarofuddin yahya al-amrithyBiografi syekh syarofuddin yahya al-amrithy
Biografi syekh syarofuddin yahya al-amrithy
 

Recently uploaded

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 

Recently uploaded (20)

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 

Babad tempurejo 1

  • 1. SEJARAH LOKAL DAN TRADISI LISAN Tentang BABAD TEMPUREJO Tempuran Paron Ngawi Jawa Timur Miftaqurrohman Nailiya Sa’idah
  • 2. Sejarah Lokal dan Tradisi Lisan tentang BABAD TEMPUREJO Tempuran Paron Ngawi Jawa Timur Miftaqurrohman Nailiya Sa’idah
  • 3. xix DAFTAR ISI Kata Pengantar ~ i Daftar Isi ~ xix Bagian ke-1 : KADIPATEN GADINGREJO: MERUNUT KEMBALI SEBUAH KENANGAN SEJARAH ~ 1 A. Sejarah Kabupaten Gadingrejo (1604-1611 M) ~ 1 B. Kisah Rondo Darang dan Kyai Dugel Kesambi ~ 4 C. Tempat-Tempat Bersejarah Di Wilayah Gadingrejo ~ 6 1. Sri Gading: Nyai Sri Gading dan Mbah Abdullah ~ 6 2. Kanjengan: Kanjeng Gading ~ 8 3. Bedali: Nama Petilasan Ki Ageng Kutu ~ 10 4. Judel: Menyingkap Kisah Hidup Kiai Judel ~ 12 5. Krapyak: Menyingkap Sosok Kiai Krapyak ~ 15 D. Penyimpulan Penulis ~ 17 E. Citra Desa Campursari dalam Sebuah Lagu ~ 24 Bagian ke-2 : KIAI JUDEL (MUHAMMAD ABDUL JAWAHIR) ~ 25 A. Asal-Usul Kiai Judel ~ 25 B. Hijrah Ke Bedali-Tamansari (Tahun 1790 M.) ~ 28
  • 4. xx C. Hijrah ke Purwosari-Gelang Lor (Tahun 1836 M.) ~ 36 D. Kehidupan Kiai Judel ~ 40 E. Mengenal Jambu Klampok ~ 42 F. Thoriqoh Akmaliyah ~ 43 Bagian ke-3 : KELUARGA KI AGENG MANTHOYIB (IMAM THOYIB) ~ 47 A. Asal-Usul Ki Ageng Manthoyib ~ 47 B. Mbah Muhyi Membabad Bakalan ~ 51 C. Mbah Nurejo Kakak Peripean Mbah Muhyi ~ 55 D. Perkampungan Wetan Kali Bengawan ~ 57 Bagian ke-4 : PENGARUH PERANG JAWA DI MATARAMAN ~ 61 A. Periodisasi Perang Jawa ~ 61 1. Perang Jawa I (1741-1743) ~ 61 2. Perang Jawa II (Agustus-September 1811) ~ 63 3. Perang Jawa III (1825-1830) ~ 65 B. Perjanjian Gianti (1755 M.) ~ 66 C. Pengaruh Suasana Perang Jawa (1825-1830 M.) Di Mataraman ~ 67 D. Ponorogo: Ki Batoro Katong Hingga Babad Sumoroto ~ 70 E. Pacitan: Wengker Kidul hingga Pasca Palihan Nagari ~ 81 F. Madiun: Sejarah Pergolakan dan Tanah Sima ~ 86 G. Magetan: Masa Babad Hingga Pasca Perang Jawa ~ 94
  • 5. xxi Bagian ke-5 : MENELUSURI AKAR SEJARAH “NGAWI RAMAH” ~ 98 A. Ngawi dalam Kenangan Masa Silam ~ 98 B. Perjanjian Sepreh (1830) ~ 105 C. Daftar Nama-nama Bupati Ngawi ~ 108 D. Ngawi dalam Rengkuhan Para Pejuang dan Ulama’-Santri ~ 109 1. Raden Patih Pringgokusumo ~ 109 2. K.R.T.A. Arya Kertonegoro ~ 111 3. Kiai Haji Muhammad Nur Salim ~ 115 4. Kiai Haji Siroj (Ngale) ~ 117 Bagian ke-6 : BABAD TEMPUREJO: MENGUNGKAP SOSOK KIAI NUREJO ~ 122 A. Asal-Usul Nama Desa ~ 122 B. Asal Usul Kiai Nurejo ~ 126 C. Lingkungan Kali Tempuk (Tempuran) ~ 131 D. Gambaran Daerah Kulon Kali Tempuran ~ 134 E. Perkiraan Tahun Babad ~ 137 F. Membabad Tempurejo ~ 141 1. Laku Tirakat ~ 141 2. Mencari Alas Malang ~ 143 3. Wit Waung ~ 146 4. Di antara Wit Serut dan Wit Ploso ~ 148 5. Nundhung Lelembut ~ 152 6. Mbah Sarijan: Paman dan Mitra Mbah Nurejo ingkang kajibah numbali ~ 155 7. Sesumbare Wong Etan Kali ~ 159 8. Mbah Nurejo: Menjadi Kamisepuh Tiga Dusun ~ 160 9. Iman Asmo (Ki Somo) bin Nurejo: Lurah tanpa SK ~ 164
  • 6. xxii 10. Sebuah Permainan ~ 169 11. Pusaka Mbah Nurejo ~ 172 12. Tidak Bisa ditembus Suara Gong ~ 174 13. Sifat-sifat Kiai Nurejo ~ 176 14. Sosok Mbah Abdul Rohman Cepiring ~ 178 15. Versi Lain dalam Babad Tempurejo ~ 181 16. Ingkang Kawestanan Mbabad ~ 185 Bagian ke-7 : KIAI HAJI MUHAMMAD IDRIS: KAJI SEPUH TEMPUREJO ~ 188 A. Asal-Usul K.H. Muhammad Idris ~ 188 B. Silsilah K.H. Muhammad Idris Dan Nyai Siti Hasanah ~ 194 C. Putra-Putri K.H. Muhammad Idris ~ 195 D. Pribadi K.H. Muhammad Idris ~ 196 E. Perjuangan Naik Haji: Memberi Teladan Putra- Putranya ~ 198 F. Visi-Misi K.H. Muhammad Idris ~ 204 G. Wakaf Mbah Idris: Warisan Yang Harus Dikelola dengan Manajemen Pengembangan ~ 205 H. Nama “Fie Sabilil Muttaqien” (FSM) ~ 204 I. Riwayat Singkat Berdirinya Madrasah ~ 212 J. Haul K.H. Muhammad Idris ~ 218 Bagian ke-8 : MENELUSURI SILSILAH LELUHUR ~ 221 A. Silsilah Kiai Muhammad Abdul Jawahir (Mbah Judel) ~ 221 B. Silsilah Ki Ageng Manthoyib (Imam Thoyib) ~ 222 C. Silsilah Kiai Nurejo ~ 222
  • 7. xxiii D. Silsilah Kiai Imam Muhyi (Mbah Muhyi) ~ 223 E. Silsilah Kiai Haji Muhammad Idris (Mbah Idris) ~ 223 F. Silsilah Kiai Abdul Rohman Cepiring Ponorogo ~ 223 G. Silsilah Kiai Nur Salim Benteng Pendem Ngawi ~ 223 H. Silsilah K.H. Muhammad Siroj Ngale ~ 223 Bagian ke-9 : MEMAKNAI SEJARAH LAKU PARA LELUHUR ~ 226 A. Faham Sejarah Menjadi Syarat Sebuah Kejayaan ~ 226 B. Bagaimanapun, Para Pendahulu Tetap Lebih Utama ~ 230 C. Sirna Ilang Kertaning Bumi: Sebuah Refleksi Sejarah. ~ 237 D. Syi'iran Nashihat Lil Maghfurlah Kiai Haji Raden (K.H.R.) Asnawi Kudus ~ 242 E. Syi’ir Pujian “Sangkan Paraning Dumadi” Karya K.H. Ali Ma’shum Krapyak-Yogyakarta ~ 252 F. Wasito Sang Wisnu Murti ~ 255 Bagian ke-10 : PENUTUP ~ 257 A. Kesimpulan ~ 257 B. Saran ~ 259 C. Rekomendasi ~ 260 Daftar Pustaka ~ 264 Riwayat Penulis ~ 275
  • 8. 25 BAGIAN KE-2 KIAI JUDEL (MUHAMMAD ABDUL JAWAHIR) A. Asal-Usul Kiai Judel Nama asli Kiai Judel (pengucapan Jawa: Judel) atau yang akrab disebut Mbah Judel adalah Kiai Muhammad Abdul Jawahir. Beliau lahir diperkirakan tahun 1750 an.1 Tentang asal-usulnya terdapat beberapa versi, di antaranya yaitu: Mbah Judel adalah seorang prajurit (sumber lain mengatakan senopati) perang Pangeran Diponegoro dari tanah Bagelen Yogyakarta. Karena kalah perang akhirnya 1Asumsi tentang tahun kelahirannya ini didasarkan pada sinkronisasi catatan silsilah yang ditulis oleh Bapak Syahid bin Juremi dengan Bapak Sutedjo bin Hardjodinomo dan Bapak Sugeng bin Yanudi Melikan. Catatan pertama berupa tulisan tangan yang mencoba memadukan nasab Mbah Judel ke atas dari jalur para Nabi dan jalur para Dewa dan Raja-raja Jawa. Sedangkan catatan kedua berupa buku silsilah dengan menjadikan Mbah Judel sebagai pusat dengan jalur-jalur keturunannya ke bawah. Buku ini berjudul Silsilah Keluarga Judelan Ponorogo (Kiai Muhammad Abdul Jawahir), dipublikasikan di Melikan dengan tanggal cetak 28 Jun 2009.
  • 9. 26 melarikan diri ke daerah Bedali Tamansari Ponorogo, kemudian pindah lagi dan menetap di Judelan Purwosari Ponorogo. Pada saat melarikan diri beliau nawur kawulo atau berbaur dengan masyarakat kecil menjadi rakyat jelata, untuk menghilangkan jejak dari musuh-musuh Pangeran Diponegoro. Menurut sumber lain, beliau adalah seorang begawan (pujangga) kraton yang menjadi tempat bertanya dan meminta pertimbangan tentang kebijakan- kebijakan yang penting. Versi lain mengatakan bahwa Beliau putra adipati Muntilan-Magelang-Jawa Tengah.2 Beliau disuruh mondok oleh orang tuanya. Di Pondok beliau mengaji berbagai macam ilmu agama hingga mentok ilmu Tasawwuf. Setelah selesai, beliau pulang ke Kadipaten. Menyaksikan kehidupan Kadipaten yang tidak cocok dengan keilmuannya, beliau berkata kepada Ayahnya: “Kulo pun boten remen dados bangsawan romo.” Akhirnya yang disuruh menjadi adipati adalah adiknya.3 Mbah judel kemudian berniat mengembara mengamalkan ilmunya. Pertama menuju daerah Bedali Campursari Sambit, kemudian pindah untuk kedua kalinya ke Judelan Purwosari Gelang Lor Sukorejo Ponorogo hingga akhir hayatnya. 2Tentang putra Adipati Munthilan yang keberapa belum ada sumber yang jelas, sehingga diperlukan penelusuran sejarah lebih lanjut. 3Sebagian kalangan menilai bahwa apa yang dilakukan Adipati Munthilan tersebut merupakan salah langkah, karena dengan memondokkan putra mahkotanya (Mbah Judel) menyebabkan dia tidak bernafsu lagi menjadi penerus tahta ayahnya. Konon, pondok yang dimaksud adalah Pesantren Gebang Tinatar Tegalsari Ponorogo. Jika benar demikian, maka beliau berguru kepada Kiai Ageng Muhammad Besari, tokoh yang membabad desa Tegalsari dan pendiri Pesantren Gebang Tinatar Tegalsari. Oleh karenanya, setelah selesai mondok kemudian pulang ke Munthilan dan tidak mau lagi tinggal di sana, beliau kemudian pergi hijrah ke Ponorogo, tepatnya di Dusun Bedali, sebelah timurnya Tegalsari.
  • 10. 27 Berdasarkan catatan yang ada, Mbah Judel memiliki tiga istri. Istri pertama (garwo sepuh) bernama Nyai Sedrok, putri Kiai Amatsari dari Kebanaran Ponorogo. Istri kedua (garwo pamadyo) belum diketahui namanya, dari desa Ngimbang Pacitan dan masih keturunan Ki Ageng Posong (R. Jaka Puring Mas/Ki Ampok Boyo). Sedangkan istri ketiga adalah Eyang Njero dari Danyang Sukosari Ponorogo. Sebagian sumber mengatakan bahwa istri ketiga ini adalah seorang putri dari Kiai Imam Puro Danyang. Mbah Judel dengan Nyai Sedrok mempunyai tiga anak, yaitu Nyai Supiyah, Kiai Muhammad Sarijan, dan Nyai Khodijah. Nyai Supiyah dinikahkan dengan Kiai Imam Thoyib (Ki Ageng Manthoyib) yang membabad Desa (sekarang Dusun) Jogoragan Ngunut IV Ponorogo. Kiai Muhammad Sarijan berpindah tempat dan membabad Desa (sekarang Dusun) Melikan Tempuran Paron Ngawi. Sedangkan Nyai Khodijah dinikahkan dengan Kiai Awulawi yang membabad Desa (sekarang Dusun) Slote Sukorejo Ponorogo. Mbah Judel dengan garwo pamadyo dari desa Ngimbang Pacitan mempuNyai enam anak, yaitu Nyai Muhammad Iskak (istri dari Mbah Muhammad Iskak), Nyai Kamjari (istri dari Mbah Kamjari),4 Nyai Juwari (istri dari Mbah Juwari), Kiai Imam Raji (Eyang Rajah),5 Nyai Estri (istri dari Kiai Kasan Tolabi, kemudian Kiai Josari), dan Kiai Imam Juwair. Mbah Judel dengan garwo terakhir mempuNyai satu anak, yaitu Kiai Joyorejo yang menempati rumah prabon ayahnya, Mbah Judel. 4Nyai Kamjari ini di usia sepuhnya memiliki kekuatan supra natural seperti wali. 5Beliau dijuluki Eyang Rajah karena ahli dalam bidang rajah.
  • 12. 47 BAGIAN KE-3 KELUARGA KI AGENG MANTHOYIB (IMAM THOYIB) A. Asal-Usul Ki Ageng Manthoyib Ki Ageng Manthoyib atau lebih akrab disebut Mbah Manthoyib (Imam Thoyib) adalah Prajurit Pangeran Diponegoro dari Mataram. Beliau mulai bergabung pada tahun 1827 M. di Mataram. Beliau adalah putra Ki Nur Jaiman Karanglo Kota Gedhe Mataram (Yogyakarta), dan Ki Nur Jaiman adalah putra dari Ki Ageng Pitono Kembang Lampir. Ki Ageng Pitono memiliki empat putra, yaitu Ki Nur Jaiman, Ki Nur Hamdan, Ki Nur Shidiq, dan Ki Nur Saed. Karena mereka termasuk pendukung dan pengikut Pangeran Diponegoro, mereka melarikan diri. Ki Nurjaiman dan Ki Nur Hamdan masih tetap di Mataram- Yogyakarta, Ki Nur Shidiq ke kaki Gunung Lawu –ada yang mengatakan di daerah Kendal-Ngawi-, dan Ki Nur Saed ke Ponorogo lalu ke Melikan-Ngawi.
  • 13. 48 Ki Nur Saed menikah dengan kakak kandung perempuan (Mbak Yu) Mbah Judel, dan memiliki 8 anak. Setelah istrinya meninggal, kemudian menikah lagi dan memiliki 9 putra. Untuk keturunan dari istri kedua ini banyak tersebar di daerah Ngawi, khususnya Nongkorejo dan sekitarnya. Ki Nur Saed tergolong istimewa karena memiliki umur hingga 175 tahun. Ketika meninggal, beliau dimakamkan di Makam Islam Tempurejo sebelah timur pesarean Mbah Muhammad Sarijan. Orang-orang yang masih keturunan Nur Saed ini memiliki ciri khusus yaitu memiliki garis-garis lurus (garit) pada kuku ibu jarinya.1 Melihat silsilah di atas, maka Mbah Nur Saed adalah paman Mbah Manthoyib. Ikatan kekeluargaan mereka dengan Mbah Njudhel semakin kuat ketika Mbah Nur Saed menikah dengan Mbak Yu Mbah Njudhel dan Mbah Manthoyib menikah dengan Mbah Supiyah, putri pertama Mbah Njudhel. Sehingga antara Mbah Manthoyib dan Mbah Nur Saed ada hubungan keponakan-paman dan keponakan ipar-pak puh ipar (peripean). Menurut sebagian sumber, Mbah Manthoyib berpangkat Penatus yang membawahi seratus pasukan. Pada awal mulanya wilayah tugas beliau di daerah Mataram, kemudian berpindah ke wilayah ke mancanegara wetan atau brang wetan tepatnya di Pacitan. Ketika masih di Mataram, terjadi serangan oleh pihak Belanda dan mengakibatkan beberapa rumah penduduk dibakar. Di antara yang dibakar adalah rumah Mbah Muhyi (Kiai Imam Muhyi), ketika itu beliau masih 1Tampaknya, feomena ini menjadi ciri khas bagi orang-orang tertentu yang masih memiliki garus keturunan orang-orang besar, seorang bangsawan maupun agamawan besar. Penulis menemukan dan membuktikan sendiri terhadap orang-orang yang masih keturunan Syaikh Ahmad Mutamakkin Kajen-Pati, Kiai Nur Shodiq adik Ki Ageng Muhammad Besari, dan Kiai Nur Saed di atas.
  • 14. 49 kecil. Sedangkan Ayah Mbah Muhyi yang bernama Singo Dijoyo sedang bertugas di luar. Singo Dijoyo masuk dalam divisi logistik yang bertugas khusus mencari bahan makanan untuk persediaan para prajurit selama peperangan. Beliau dan kelompoknya terkadang membongkar lumbung para penduduk dan menghadang rombongan perjalanan musuh untuk dirampas berasnya. Beliau inilah yang dijuluki Mbah Dholog atau Mbah Dhelog yang ditakuti oleh penduduk sekaligus oleh pihak Belanda. Bagi mereka, Mbah Dhelog Singo Dijoyo adalah seorang kampak (kecu, perampok).2 Sedangkan Ibunya tidak terselamatkan, ikut terbakar dengan rumahnya setelah terbunuh. Melihat kejadian ini, Mbah Muhyi akhirnya diambil Mbah Manthoyib dan dijadikan anak asuhnya. Ketika besar, Mbah Muhyi ikut berperang menjadi prajurit di bawah komando ayah angkatnya, dan kelak sekaligus dijadikan menantunya. Ketika Mbah Manthoyib berpindah ke Pacitan, beliau bertugas mengamankan daerah brang wetan sebelah selatan. Karena jumlah pasukan dan fasilitas perang tidak sebanding dengan Belanda, akhirnya pasukannya dapat dikalahkan. Pacitan merupakan wilayah pertama yang mengalami kolonialisme di Karesidenan Madiun.3 Setelah titik-titik pertahanan di wilayah brang wetan sedikit demi sedikit jatuh ke tangan Belanda, 2Konon, Mbah Dholog Singo Dijoyo sangat ditakuti baik masyarakat maupun Belanda. Beliau sering mangkal di pasar Kerbau. Ketika orang pasar tau beliau datang dan mengambil posisi untuk mencegat, maka merekapun buyar. Di saat beliau sedang gencar-gencarnya melakukan tugasnya, perkampungan tempat tinggalnya didatangi pasukan belanda dan dibakar. Mungkin karena pihak belanda jengkel dengan ketidakstabilan keamanan yang ditimbulkan oleh Beliau. 3Ong Hok Ham, Madiun dalam Kemelut Sejarah: Priyayi dan Petani di Karesidenan Madiun Abad XIX, terj. Oni Suryaman, cet. I (Jakarta: KPG, 2018), 74.
  • 15. 50 akhirnya Pangeran Diponegoro menyetujui undangan Letnan Jenderal Gubernur Hindia-Belanda Hendrik Merkus de Kock dan berkenan menghadirinya untuk berunding. Maka sehari sesudah lebaran (28 Maret 1830) Pangeran Diponegoro beserta pengikut-pengikutnya memasuki kota Magelang untuk mengadakan kunjungan kehormatan dan persahabatan dengan Jenderal de Kock. Beliau diterima Jenderal de Kock dengan kehormatan di ruang kerjanya. Ketika Jenderal de Kock menanyakan syarat apa yang diinginkan, Pangeran Diponegoro menghendaki negara merdeka dan menjadi pimpinan mengatur agama Islam di Pulau Jawa. Jenderal de Kock menolaknya, dan melarang Pangeran Diponegoro meninggalkan ruangan. Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda yang ternyata telah menyiapkan penyergapan secara rapi. Dengan demikian, Belanda menjalankan pengkhianatan yang kesekian kalinya. Selanjutnya dengan pengawalan ketat, Pangeran Diponegoro dibawa ke Batavia, lalu dibuang ke Menado, kemudian dipindahkan ke Benteng Rotterdam di Makassar sampai wafatnya (8 Januari 1855). Jenazahnya dimakamkan di kampung Melayu Makassar. Ketika peperangan sudah terhenti karena Pangeran diponegoro tertangkap, Mbah Manthoyib dan pasukannya mendapatkan kiriman sangu berupa uang sebanyak rong tombong (dua keranjang yang biasa dibuat tempat pasir di atas punggung kuda). Berdasarkan keputusan bersama, akhirnya uang tersebut di bagi-bagikan kepada seluruh pasukan, karena sudah tidak ada perang lagi. Anggota pasukannya kemudian di pisah-pisah memencar untuk membabad daerah yang kosong, di antaranya Gorang- Gareng dan Kleleng (Jogorogo). Di Kleleng ini dahulunya terdapat ….
  • 17. 122 BAGIAN KE-6 BABAD TEMPUREJO: MENGUNGKAP SOSOK KIAI NUREJO A. Perkiraan Tahun Babad Dari data yang ada, penulis mencoba menyusun tahun dan peristiwa dalam tabel berikut. Beberapa angka tahun penulis temukan sesuai catatan dalam dokumen, sedangkan angka-angka yang lain penulis urutkan berdasarkan asumsi diakronis logis yang masih bersifat hipotesis. TAHUN PERISTIWA Ket. 1750 Mbah Judel Lahir Dokumen 11 November 1785 Pangeran Diponegoro Lahir Dokumen 1790 Mbah Judel Hijrah I ke Bedali Dokumen 1825 Perang Jawa (Perang Diponegoro) Dokumen
  • 18. 123 dimulai 1827 Mbah Manthoyib bergabung dengan Laskar Diponegoro Dokumen 28 Maret 1830 Perang Jawa (Perang Diponegoro) terhenti, Diponegoro tertangkap. Dokumen 1830 Mbah Manthoyib ngecer-ngecer pasukan dari pacitan menuju kulon lor sampai Bakalan Hipotesa 1830 Mbah Muhyi babad Bakalan atas saran Mbah Manthoyib Hipotesa 1830 Mbah Manthoyib menuju Ponorogo bertemu dengan Mbah Judel di Bedali Hipotesa 1831 Mbah Manthoyib Menikah dengan Nyai Supiyah Hipotesa 1835 Mbah Manthoyib bersembunyi dan babad desa Jogoragan (diperkirakan sudah memiliki dua putra, Nyai Saliyah dan Sajinten yang lahir di Bedali). Hipotesa 1836 Mbah Judel Hijrah II ke Purwosari Dokumen 1838 Perkiraan lahir Nyai Sajinah binti Manthoyib Hipotesa 1840 Perkiraan lahir Nyai Kadinah binti Manthoyib Hipotesa 8 Januari 1855 Pangeran Diponegoro Wafat Dokumen 1855 Perkiraan umur Nyai Sujinah 17 tahun, Hipotesa 1855 Perkiraan Mbah Nurejo babad Tempurejo Hipotesa 1857 Perkiraan umur Nyai Sujinah 20 tahun Hipotesa 1860 Perkiraan umur Nyai Kadinah 20 tahun Menikah dengan Mbah Muhyi Hipotesa 1860 Mbah Sarem dan Mbah Zainuddin datang ke Tempurejo. Hipotesa 1860 Mbah Haji Muhammad Idris Tempurejo lahir (dihitung tahun wafat dikurangi jumlah usia) Wawancara 1864 Mbah Muhammad Sarijan Babad Melikan Dokumen 1865 Kabupaten Ngawi berpisah dengan Dokumen
  • 19. 124 kabupaten Magetan. Bupati I adalah Raden Tumenggung Brotodiningrat keturunan Tegalsari Ponorogo 1867 Dibuat Rel kereta Api melintasi Melikan-Tempurejo Dokumen 6 Nopember 1886 Mbah Muhammad Sarijan Wafat Dokumen/ Prasasti 1885 Perkiraan Mbah Haji Muhammad Idris datang ke Tempurejo (diasumsikan menikah umur 25 tahun) Hipotesa Dari tabel di atas, diperkirakan bahwa babad Tempurejo sekitar tahun 1855 an hingga 1858 an (pertengahan abad ke-18). Hal tersebut didasarkan pada asumsi kelahiran Nyai Sajinah pada tahun 1837, di mana ayahnya -Mbah Manthoyib- sudah tiga tahun tinggal di Jogoragan, dan kakeknya –Mbah Judel- sudah dua tahun tinggal di Purwosari hijrah dari Bedali (1836). Jika diasumsikan Nyai Sajinah menikah dengan Mbah Nurejo pada usia 17 tahun, maka babad Tempurejo sekitar tahun 1855. Jika beliau menikah pada usia 20 tahun, maka babadnya diperkirakan tahun 1858. “Rumus” yang dipergunakan penulis adalah, pertama: Babad Tempurejo lebih dahulu dari babad Melikan. Melikan di babad pada tahun 1864 di mana Tempurejo sudah menjadi pemukiman yang kecil dengan rumah-rumah yang masih dapat dihitung. Diperkirakan untuk menjadi pemukiman ini diperlukan waktu sekitar 5-15 tahun, atau bahkan lebih. Kedua, Mbah Nurejo pergi menuju ke Alas Malang (nama Tempurejo sebelum dibabad) pada malam hari sehabis acara pernikahnnya selesai. Dengan kata lain beliau memulai perjalanan babad di tahun pernikahannya. Ketiga, Nyai Sajiinah dilahirkan setelah keluarga besar Mbah Judel menemukan tempat Hijrah yang dirasa nyaman untuk kelangsungan keturunannya. Keempat, pada masa
  • 20. 125 dahulu, standar umum umur perempuan biasa menikah adalah 17-20 tahun. Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba mengambil angka tahun di mana Tempurejo mulai dibabad. Secara hipotesa, Tempurejo dibabad pada tahun 1855 pasca meninggalnya pangeran Diponegoro dan pasca Mbah Nurejo menikah.1 Tanggal 8 Januari 1855 merupakan hari yang sangat memukul hati para pengikut dan laskar Diponegoro sekaligus hari berkabung tanah jawa, karena Pimpinan tertinggi perjuangan yaitu Pangeran Diponegoro menghembuskan nafas terakhir di Benteng Rotterdam Makassar, tepat pukul 06.30 setelah matahari terbit pada hari senin di usia 70 tahun.2 Secara psikologis, banyak laskar beliau yang tersebar di mana-mana merasa kehilangan komando, pengayom dan induk semang, sehingga nasib perjuangan ke depannya tidak jelas. Dalam suasana yang demikian, banyak laskar pajuang maupun simpatisannya yang berhijrah, mencari tempat tinggal baru, ataupun membabad alas untuk memulai hidup baru dengan tetap menjaga semangat perjuangan dan mewariskan amanat perjuangan kepada anak-cucunya. Bagi yang memiliki basik keilmuan agama yang mumpuni biasanya mendirikan Masjid ataupun Pesantren. Mengingat bahwa Pangeran Diponegoro di samping seorang 1Versi lain mengatakan bahwa Tempurejo dibabad jauh sebelum itu. Hal ini didasarkan pada pendapat bahwa Tempurejo dibabat sebelum Melikan. Tempurejo sudah berupa pemukiman kecil kemudian Melikan baru dibabad pada tahun 1864. Jika dalam membentuk sebuah pemukiman dibutuhkan waktu kurang lebih 25 tahunan, maka Tempurejo dibabad kuranglebih pada tahun 1839. 2Peter Carey, Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa, 1785-1855, cet. III, vol. II (Jakarta: KPG-KITLV, 2016), 894.
  • 21. 126 Bangsawan keraton dan pejuang, juga seorang agamawan yang ahli fikih dan ahli tasawwuf. Tidak terkecuali Mbah Nurejo, hijrah beliau mencari tanah babadan juga terpengaruh oleh suasana demikian. Di samping ada sebab khusus yang membuat beliau semakin mantap untuk melakukan babad, yaitu petunjuk lewat mimpi yang mengarahkannya untuk mencari wit waung antara pohon serut dan ploso di Alas Malang. B. Membabad Tempurejo 1. Laku Tirakat Ketika masih di Ponorogo, Mbah Nurejo menyambung hidup dengan bekerja. Karena daerah Purwosari adalah daerah pertanian, maka beliau bekerja di sawah dan tegalan. Selama bekerja pada majikannya, beliau mendapatkan jatah taMbahan berupa bahan makanan mentah hasil sawah dan tegal seperti ketela, jagung, padi, dan buah-buahan lainnya. Tidak langsung beliau masak akan tetapi disimpan dengan cara melemparkannya di atas langit-langit rumahnya (jawa: njajis), karena beliau berpuasa. Hal ini dilakukannya hampir tiap hari. Suatu hari Mbah Sarijan melihat perbuatan keponakannya tadi, beliau penasaran kemudian melihat isi njajis, ternyata di situ terdapat timbunan berbagai macam bahan makanan mentah. Akhirnya beliau berkata: “Ooo.. tibake awakmu ngunu iku to?” Mbah Sarijan baru tahu kalau keponakannya sedang laku tirakat puasa. Beliau juga jarang tidur malam (betah
  • 22. 127 melek). Dari hasil tirakatnya ini, Mbah Nurejo mendapatkan petunjuk semacam wangsit/ilham dalam mimpi untuk babad di tempat yang baru. Satu sumber menceritakan bahwa suatu malam, dalam mimpi beliau ditemui orang yang tinggi besar memakai jubah serba hijau.3 Sosok itu menawari beliau untuk babad: “Awakmu seneng babad alas dhewe opo piye?” “Ayo tak duduhke yen seneng babad.” “Iki lo alase.. babaden” “Awakmu mengko manggono nggon serut iki karo ploso iki..” Esoknya, Mbah Nurejo menceritakan mimpi –yang sangat jelas- yang baru dialaminya kepada mertuanya, Mbah Manthoyib. Kemudian beliau meminta izin untuk membuktikan petunjuk dalam mimpinya, dan segera mencari tempat yang dimaksud. To be continue…… 3Dalam tradisi metafisik Islam atau dunia tasawwuf, sosok yang sering menggunakan atribut hijau adalah Nabi Khidlir a.s. Nama lengkap beliau adalah Khidlir Balya ibn Malkan. Beliau termasuk tiga Nabi yang masih hidup hingga sekarang selain Nabi Idris a.s. dan Nabi Ilyas a.s. Konon Nabi Khidlir adalah seorang Panglima perang pasukan Raja Zulkarnain (dhul Qornain atau yang terkenal dengan Alexander the Great) yang diberi karomah umur panjang dan hidup hingga hari kiamat karena berhasil menemukan air kehidupan (ma’ul hayah) dan meminum sekaligus mandi di dalamnya. Beliau diberi keistimewaan oleh Allah dapat menembus dimensi ruang dan waktu, sehingga dapat berubah wujud menyerupai siapa saja yang dikehendakinya, dan dapat menemui siapa saja yang dikehendakinya, di manapaun dan kapanpun. Baik untuk memberikan petunjuk ataupun peringatan. Biografi lengkap dan kisah perjalanan hidup beliau dapat dibaca dalam kitab ‘Ina>yat al-Muftaqir fi>ma> Yata‘allaq bi Sayyidina> al-Khadlir karya Syeikh Mahfuz} al-Tarmasi>.
  • 23. 188 BAGIAN KE-7 KIAI HAJI MUHAMMAD IDRIS: KAJI SEPUH TEMPUREJO A. Asal-Usul K.H. Muhammad Idris Mbah Kiai Haji Muhammad Idris atau yang lebih akrab disebut Mbah Idris dilahirkan di dusun Kidal desa Kauman Kecamatan Karangrejo Magetan. Beliau lahir pada hari Ahad Paing sekitar tahun 1860 M. Hal ini didasarkan pada pernyataan bahwa umur beliau mencapai 97 tahun, dan beliau wafat pada tahun 1957. Beliau adalah putra Kiai Haji Kasan Iman (Mbah Saniman) dengan istri keduanya. K.H. Kasan Iman berasal dari Barat Magetan, sedangkan ayahnya berasal dari Pacitan. Beliau diambil menantu oleh Kiai Haji Sholeh, seorang tokoh pembabad agama di Satriyan Tepas Geneng Ngawi. Cerita tentang sampainya beliau ke Satriyan adalah suatu ketika beliau mendirikan gubuk untuk tempat tinggalnya. Di saat beliau memikul empyak tiba-tiba ada angin besar membawa beliau hingga di perlintasan rel kereta api (pelangkahan sepur) daerah Bayem. Kemudian
  • 24. 189 beliau meneruskan perjalanan ke arah barat hingga sampai di Satriyan. K.H. Kasan Iman kemudian menikah dengan putri Mbah Haji Sholeh yang bernama Nyai Hajah Siti Aminah yang kemudian melahirkan putra pertamanya yang bernama Isman (tinggal di Ngale). Karena adanya ketidakcocokan dengan mertuanya, akhirnya Mbah Saniman bercerai. Setelah bercerai, Mbah Saniman kembali ke tempat asalnya Barat dan menikah lagi dengan perempuan setempat. Dari hasil pernikahan keduanya ini, lahirlah Aripin (nama kecil Mbah Idris). Beliau lahir di lingkungan di mana terkenal dengan home industri pembuat gong, yaitu Kidal. Dahulu Kidal masuk dalam wilayah Kecamatan Barat, dan termasuk daerah abangan. Tidak lama kemudian, ibu Mbah Idris meninggal dunia. Terdorong ingin berjuang agama dan memperbaiki hubungannya dengan mertuanya dulu, akhirnya Mbah Saniman kembali ke satriyan dengan membawa Aripin dan merujuk mantan istri pertamanya, Nyai Siti Aminah. Dimungkinkan juga beliau terdorong rasa welas terhadap Mbah Aminah dan ingin membahagiakannya lagi setelah berpisah. Dari hasil pernikahannya dengan Mbah Aminah yang kedua, Beliau memiliki enam putra, yaitu Mbah Haji Kasan Diharjo, Haji Abdul Lathif,1 Haji Syarqawi, Haji Tayib, Hajah Nyai Mat Kaeran, dan Haji Siraj. Semua putra-putri beliau diajak berangkat haji bersama-sama satu rombongan. To be continue…. 1H. Abdul Lathif bin H. Kasan Iman menikah dengan Nyai Marjunah, adik kandung K.H. Suyuthi bin H. Manshur Ngale. K.H. Suyuthi Ngale adalah mertua H. Nawawi bin H. Muhammad Idris Tempurejo.
  • 25. BERI NILAI BUKU INI INGIN TAHU KISAH-KISAH SELANJUTNYA? HUBUNGI SEGERA 0812 1700 6883 UNTUK MENDAPATKAN BUKUNYA Cetakan pertama, Limited Edition lhoo…
  • 26. Buku ini adalah yang pertama mengulas tentang kesejarahan Tempurejo Tempuran Paron Ngawi –yang selama ini beredar hanya di kalangan tertentu- dalam bentuk Babad. Walaupun babad identik dengan karya fiksi karena mengandung riwayat mitos, tetapi buku ini lebih merupakan sebuah penelitian sejarah karena ditulis dengan perspektif sejarah lokal (local history) dan tradisi lisan (oral history) yang mana mensyaratkan suatu metodologi dan terpenuhinya unsur-unsur tertentu. Beberapa mitos di dalamnya tiada lain di samping sebagai pembelajaran atas penyikapan terhadap kearifan lokal, juga untuk menstimulasi kreatifitas intelektual-moral dalam mencari atau bahkan menemukan suatu fakta sejarah baru. Pelibatan sejarah lokus-lokus lain dalam babad Tempurejo adalah suatu keniscayaan, karena tidak ada sejarah terjadi di ruang hampa. Oleh karenanya, ia menjadi hak milik umat manusia dan tentunya bebas diakses siapa saja dengan berbagai kepentingannya. Dengan hadirnya buku ini diharapkan informasi kesejarahan Tempurejo dapat diakses oleh siapapun terutamanya generasi muda agar tidak mudah mengalami krisis identitas dan “kepaten obor”. Minimal, dapat sebagai sarana refleksi serta menambah wawasan keragaman sejarah budaya di Nusantara.