Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Legenda Gunung Kelud dan Lembu Suro
1. Legenda Gunung Kelut
Gunung Kelud adalah gunung yang terletak di Kediri - Jawa Timur yang merupakan
perbatasan dengan Blitar. Gunung Kelud memiliki Legenda yang sangat menarik sehingga
bisa menjadi cerita untuk anak anak kita agar mereka mengenal Cerita Rakyat Nusantara
yang memiliki keaneka ragaman. Gunung Kelud memiliki kisah kisah yang menarik,
termasuk Fenomena Anak Gunung Kelud yang baru terjadi beberapa tahun yang lalu.
Gunung Kelud menyimpan kisah yang sangat menarik bila dibaca dan mungkin juga
bila di filmkan.
Alkisah, pada waktu itu ada seorang raja yang bernama Prabu Brawijaya yang duduk
di kursi kerajaan Majapahit yang memiliki seorang puteri yang sangat cantik Jelita, dia
adalah Diah Ayu Pusparini. Karena kecantikannya itu sehingga sangat banyak pemuda dan
pangeran dari kerajaan lain yang ingin melamar Puteri Brawijaya itu.
Tidak ingin mengecewakan pangeran dari kerajaan lain itu dan kwatir di serang oleh
kerajaan lain Prabu Brawijaya menggelar Sayembara, Barang siapa mampu mengangkat
Gong Kiai Sekar Delima dan merentang busur sakti Kyai Garudayeksa maka dialah yang
berhak mempersunting Puteri Diah Ayu Pusparini.
Busur dan Gong disiapkan satu persatu pangeran dan pemuda yang berminat
meminang sang puteri pun mencoba namun tak satupun yang berhasil melakukannya,
bahkan banyak kejadian bila pemuda yang ikut sayembara itu terkena musibah patah tangan
dan patah pinggang, encok dll.
Ketika Sayembara mau ditutup, kemudian datanglah seorang pemuda berkepala
Lembu (sapi) yang mengajukan niatnya untuk menarik busur Kyai Garudayeksa dan Gong
Kyai Sekar Delima. dan Sang Prabu Brawijaya mengizinkan pemuda itu, dan beranggapan
tidak mungkin pemuda buruk rupa itu mampu melakukan tugas itu.
Tidak disangka, ternyata pemuda yang bernama Lembu Suro itu mampu menarik
busur Kyai Garudayeksa yang diikuti tepuk tangan penonton - namun puteri dan prabu
brawijaya merasa resah karena mereka tidak ingin memiliki menantu dan suami yang
memiliki wajah seperti lembu.
Setelah berhasil menarik busur, kemudian lembu Suro pun ternyata mampu
mengangkat Gong Kyae Sekar Delima. Prabu tidak ingin mengingkari janjinya sehingga
2. mengumumkan sayembara bahwa pemuda ini berhak menikahi puterinya karena berhasil
melewati ujian yang disyaratkan.
Menjelang hari pernikahan Puteri Dyah Ayu Pusparani memiliki satu lagi permintaan
sebelum Lembu Suro benar benar menikahinya yaitu dia harus membuat sumur dipuncak
gunung kelud untuk mereka mandi setelah menikah nanti - namun waktu membuat itu hanya
satu malam.
Waktu pun ditentukan. Lembu Suro, para pejabat kerajaan, Prabu Brawijaya dan
Puteri Dyah Ayu Pusparani pun hadir di puncak gunung kelud untuk menyaksikan Lembu
Suro mampukah mengikuti ujian terakhirnya. Mulai petang itu Lembu Suro menggali puncak
gunung kelud dengan kedua tanduk dikepalanya dan semakin malam tampak Lembu Suro
akan berhasil.
Namun sang Puteri kwatir bila lembu suro benar benar berhasil dan akhirnya menjadi
suaminya, maka meminta kepada sang ayah agar mengupayakan pencegahan agar pernikahan
itu tidak terjadi karena lembu suro gagal mempersembahkan sumur dipuncak gunung kelud.
Sang Raja memutar otak kemudian dia memutuskan mengubur Lembu Suro,
kemudian Sang Prabu memerintahkan prajurit untuk mengubur Lembu Suro didalam sumur
yang digalinya, Lembu Suro menjerit dan minta tolong agar tidak dikubur namun prajurit
terus menimbun Lubang sumur itu dengan batu besar dan tanah galian sumur itu. Di akhir
menjelang kematiannya Lembu Suro bersumpah atas kekejian sang Puteri dan Raja
kepadanya :
"Dengarkan Sumpahku, Kediri mbesok bakal pethuk piwalesku, yaitu : kediri bakal dadi kali,
Blitar bakal dadi latar, Tulung agung bakal dadi Kendung"
Atas sumpah itu, Raja pun ketakutan sehingga untuk mencegahnya dibuatkanlah
tanggul besar yang sekarang menjadi gunung pegat. dan menyelenggarakan Larung Saji di
puncak gunung kelud di setiap bulan Suro.
kemudian setiap terjadi gunung meletus warga pun beranggapan bila Arwah Lembu Suro
sedang mengamuk akibat kekejian ratu Dyah Ayu Pusparini dan Raja Brawijaya.
Sekian...