Dokumen ini membahas sejarah peradaban Islam di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Islam mulai masuk ke daerah ini pada tahun 1471-1497 melalui seorang wali bernama Ki Ageng Makukuhan. Ia mengajarkan agama Islam kepada penduduk setempat dan mendirikan masjid serta membuka hutan untuk pertanian. Ki Ageng Makukuhan meninggal pada tahun 1497 dan dimakamkan di Desa Kedu, yang kini menjadi tempat ziar
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Tesa permadani spi uas
1. NAMA : TESA PERMADANI
NIM : 33010210053
KELAS : HKI C
MATA KULIAH : SEJARAH PERADABAN ISLAM
SOAL UAS
Tulisan tentang sejarah peradaban Islam di daerahnya masing – masing berdasarkan pada data
berupa peninggalan atau wawancara.
SEJARAH PERADABAN ISLAM DI KABUPATEN TEMANGGUNG
Sekitar 3 jam dari Jogja ada sebuah daerah yang terkenal akan produksi kopi dan tembakau.
Daerah itu adalah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Temanggung yang ketinggiannya antara
500 – 1450 m, tentu tidak seramai Jogja ataupun Semarang. Namun, ternyata Temanggung pernah
menjadi pusat pemerintahan sekaligus peradaban sebuah kerajaan. Adalah Sinuwun Ratu Sanajaya
( 732-760) yang menjadikan daerah Parakan, Temanggung, sebagai ibu kota Kerajaan Mataram
Kedu Darma ( Mataram Kuno ).
Pada tahun 1471-1497 islam mulai masuk di
Kabupaten Temanggung dibawa oleh seorang wali.
Istilah Wali dalam masyarakat Jawa merupakan sebuah
nama yang sangat terkenal dan mempunyai arti khusus,
yakni digunakan untuk menyebut nama nama tokoh
yang dipandang sebagai awal mula penyiar agama
Islam di Tanah Jawa. Mengenai asal-usul para Wali
tersebut sampai sekarang masih belum terdapat
keseragaman pendapat. Namun, dapat ditarik
kesimpulan bahwa para Wali yang ada di negara kita
mempunyai darah campuran dari bangsa Arab, Cina, dan Jawa. Ketidakjelasan asal-usul
2. para Wali nampak pada Ki Ageng Makukuhan yang disebut juga dengan nama Syeikh
Maulana Taqwim, Jaka Teguh dan Maha Punggung.
Di samping itu, ia juga dinamakan Sunan Kedu karena telah menyebarkan agama Islam di
Daerah Kedu yang sekarang bertempat di Desa Kedu, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung.
Ki Ageng Makukuhan adalah seorang wali yang ikut tergabung dalam anggota Dewan Santri sanga
generasi penerus Walisanga. Ia adalah seorang wali yang hidup sejaman dengan Walisanga yang
memegang peranan penting dalam menyebarkan agama Islam di Daerah Kedu (Temanggung).
Salah satu bukti ia pernah berguru kepada Sunan Kudus dan Sunan Kalijaga. Ia telah merubah
masyarakat Kedu yang semula masih menganut kepercayaan Hindu dan Budha hingga menjadi
masyarakat yang beragama Islam. Berkat Ki Ageng Makukuhan seluruh masyarakat Temanggung
dan sekitarnya sekarang menjadi makmur khususnya dalam bidang pertanian.
Ki Ageng Makukuhan menghabiskan masa-masa terakhirnya dengan mengajarkan agama
Islam kepada penduduk sekitar. Setelah membuka hutan kemudian Ki Ageng Makukuhan
mendirikan sebuah rumah yang menyerupai langgar. Rumah tersebut selain digunakan sebagai
tempat berteduh juga sebagai tempat untuk mengajarkan agama Islam kepada masyarakat sekitar.
Lamakelamaan Ki Ageng Makukuhan juga mendirikan masjid. Dalam mengajarkan agama Islam
di daerah tempat tinggalnya itulah akhirnya Ki Ageng Makukuhan mempunyai beberapa murid
yang salah satunya bernama Bramanti.
Ki Ageng Makukuhan meninggal dunia pada tanggal 21 Ramadhan 1497 M. bukti sejarah
yang paling faktual diketemukannya makam yang bernama Syekh Maulana Taqwim yang tidak
lain adalah Ki Ageng Makukuhan. Makam tersebut terletak di dusun Makukuhan, desa Kedu,
kecamatan Kedu, kabupaten Temanggung. Di samping itu juga terdapat makam petilasan yang
terdapat di puncak gunung Sumbing. Hingga sekarang setiap tanggal 21 Ramadhan wilayah-
wilayah sekitar dimana Ki Ageng Makukuhan dimakamkan selalu ramai dikunjungi orang yang
berasal dari berbagai daerah untuk menghormati nama serta jasa-jasanya.
Beliau menggunakan pertanian sebagai media dakwah dengan mengajak para petani
berdoa pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebelum mulai bercocok tanam agar hasil panennya
memuaskan. Beliau juga mengajarkan para petani untuk menghentikan sejenak aktivitas petani
ketika waktu sholat tiba. Ki Ageng makukuhan yang merupakan murid kesayangan Sunan Kudus
ditugaskan langsung oleh panglima perang Kesultanan Demak tersebut untuk berdakwah di
3. wilayah yang kini menjadi eks karesidenan kedu dan Banyumas. Dengan pusat kegiatan dakwah
di daerah Kedu Temanggung. Banyak versi yang menyebutkan tentang asal-usul beliau ,ada yang
mengatakan bahwa beliau adalah seorang keturunan Tionghoa, keturunan Timur Tengah, ada juga
versi yang menyebutkan bahwa beliau adalah seorang bangsawan keturunan Majapahit karena
memiliki kedekatan dengan pangeran Benowo Putra Sultan hadiwijoyo Pajang. Ada beberapa
peninggalan Ki Ageng makukuhan yang dikenal masyarakat seperti wayang kedu yang hingga kini
masih dilestarikan di sekitar Kecamatan Candiroto dan sebuah masjid yang beliau dirikan di
Kudus. Di area makam ini juga terdapat Sendang Planangan yang biasa digunakan eyang
makukuhan dan juga batu yang tepat menghadap kiblat dan digunakan kiageng makukuhan untuk
shalat.
MAKAM KI AGENG MAKUKUHAN TELAH DIREVITALISASI
4. MAKAM KI AGENG MAKUKUHAN TAMPAK DEPAN
MAKAM KI AGENG MAKUKUHAN TAMPAK DALAM
5. GERBANG MASUK MAKAM KI AGENG MAKUKUHAN
Sumber : artikel UINSUKA, https://digilib.uin-suka.ac.id/1546/ diakses pada Selasa, 9
November 2021