Pondok Pesantren Edi Mancoro didirikan pada tahun 1970-an oleh KH. Sholeh di Desa Pulutan sebagai masjid dan tempat tinggal santri. Setelah kematian pendirinya, pendidikan di sana tersendat hingga muncul Kiai Sukemi yang melanjutkannya. Kemudian pada tahun 1984, KH. Mahfudz Ridwan mendirikan Yayasan Desaku Maju untuk mengelola pendidikan di lokasi tersebut. Akhirnya pada 1989
1. SEJARAH BERDIRINYA PONPES EDI MANCORO
Pondok Pesantren Edi Mancoro termasuk tipe Pesantren salafiyah semi modern.
Dibawah prakarsa Bapak KH.sholeh tokoh pendatang dari Desa Pulutan telah berhasil
mendirikan sebuah Masjid yang diberi nama Darussalam dengan sebuah bangunan kecil
sebagai tempat pemondokan bagi para santri yang akan belajar pada beliau. Masjid ini didirikan
dipinggiran desa, seakan terpisah dengan pemukiman warga pada saat itu, walaupun sekarang
sudah menyatu dengan masyarakatnya. dan pendidikan yang diselenggaakanyapun masih
sederhana, belum sampai terbentuk semacam lembaga pendidikan tetapi terkesan natural.
Pada awalnya, pendidikan keagamaan ini hanya berpusat di masjid Darussalam yang
ditangani oleh Bapak Kyai Sholeh. Pendidikan tersebut berlangsung hingga tahun 70-an, sebab
setelah beliau meninggal tidak ada keturunannya langsung yang mau meneruskan
perjuangannya dan tidak ada tokoh lokal yang meneruskan misi dan perjuangannya. Setelah
itu, proses pendidikan di Darussalam agak tersendat, dalam masa kevakuman ini selang
beberapa waktu, munculah kiai Sukemi yang merupakan tokoh lokal yang diminta oleh
masyarakat setempat dan diharapkan mampu untuk meneruskan misi dan perjuangan
pendidikan ini. Pendidikan pesantren ini dapat berjalan kembali seperti kepemimpinan Kiai
Sholeh. Kemudian muncullah KH. Mahfudz Ridwan, tokoh dari pulutan yang merupakan
alumni dari beberapa pesantren ternama sekaligus alumni dari Universitas di Baghdad. Setelah
Kyai Sukemi meninggal, maka pendidikan Darussalam diteruskan oleh KH. Mahfudz Ridwan.
Pada tahun 1984 KH.Mahfudz Ridwan bersama beberapa tokoh lokal lainnya seperti
Matori Abdul Jalil mendirikan yayasan yang bernama Yayasan Desaku Maju dengan catatan
notaris nomor 14/1984. Yayasan ini merupakan yayasan yang bergerak di bidang sosial yang
mengamban misi dan tujuan membantu pemerintah untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan
masyarakat pedesaan dan mengembangkan swadaya serta sumber daya manusia khususnya
masyarakat pedesaan. Yayasan ini cukup familiar bagi warga Salatiga, karena merupakan satu-
satunya yayasan Islam yang bergerak di bidang kemasyarakatan.
Pada akhir tahun 1989 tepatnya pada tanggal 26 Desember 1989, KH. Mahfud Ridwan
mendirikan pesantren yang lebih akrab disebut Wisma Santri Edi Mancoro dibawah “Yayasan
Desaku Maju” sebagai pusat pendidikan masyarakat khususnya bagi masyarakat setempat
sekaligus sebagai basecamp berbagai kegiatan.
Sejak saat itu keadaan pesantren terus berkembang. Yayasan ini pun dikenal luas di
Salatiga, Kabupaten Semarang, dan sekitarnya. Program-programnya telah berhasil membuat
perubahan yang sangat signifikan, khususnya memecahkan permasalahan antar umat
beragama. Kemudian, karakter pesantren yang pluralis dan terbuka untuk siapa saja termasuk
untuk orang non Islam membawa nama pesantren ini sangat terkenal hingga luar negeri.
Bahkan banyak kunjungan dari berbagai negara hingga saat ini.
Pada akhir tahun 2007, nama Pondok Pesantren Edi Mancoro telah resmi menggantikan
nama Wisma Santri Edi Mancoro dengan tetap menjaga prinsip pluralisme dan keterbukaan
dengan umat non Muslim sebagai bentuk terciptanya konsep Islam Rahmatan lil’alamin.
Ada sebuah pertanyaan yang menarik sering ditanyakan oleh siapapun yang berkunjung
ke pesantren ini. Kenapa pesantren diberi nama EDI MANCORO? Yang merupakan sebuah
nama yang meggunakan Bahasa Jawa. Dimana jika melihat nama-nama pesantren lainnya
menggunakan bahasa Arab atau istilah-istilah Islam.
2. Menurut penuturan KH.Mahfud Ridwan sebelum meninggal (Pengasuh Pondok
Pesantren Edi Mancoro), “Nama Edi Mancoro itu sebenarnya nama yang diusulkan untuk nama
anak saya, jika suatu saat nanti saya punya anak laki-laki lagi. Akan tetapi beliau tidak punya
anak laki-laki lagi maka menjadi nama pesantren ini. Edi Mancoro artinya Edi adalah bagus
atau elok dan Mancoro kira-kira berarti bersinar. Diharapkan kelak pesantren ini menjadi
pondok pesantren yang bagus dan bersinar di seluruh penjuru dunia.